Anda di halaman 1dari 38

MAKALAH

METODE ELEMEN HIGGA

Dosen Pengampu : Ir. KAULAN HARDJA

Disusun Oleh :
Aan Antoni Andriawan 17.07.0.006

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS RIAU KEPULAUAN BATAM
2021
Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan

Rahmat, Inayah, Taufik dan Hinayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan

penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana.

Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk

maupun pedoman bagi pembaca dalam administrasi pendidikan dalam profesi

keguruan.

Harapan saya semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan

pengalaman bagi para pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun

isi makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.

Makalah ini saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang saya

miliki sangat kurang. Oleh kerena itu saya harapkan kepada para pembaca untuk

memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan

makalah ini.

Batam 16 Juli 2021

Penyusun
(Aan Antoni Andriawan)

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGATAR ........................................................................ii


DAFTAR ISI.....................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................1
1.1. Latar Belakang.............................................................................1
1.2. Rumusan Masalah........................................................................3
1.3. Tujuan Penulisan...............................................................3

BAB II LANDASAN TEORI..........................................................4


2.1 Metode Matrix.............................................................................4
2.2 Metode Kekakuan........................................................................6
2.2.1 Element Segitiga.................................................................6
2.2.2 Element Segiempat.............................................................6
2.3 Metode Fleksibilitas...........................................................8

BAB III PEMBAHASAN................................................................ 12


3.1 Cara Matrix Kekakuan.................................................................12
3.1.1 Kompatibility (Hub. Deformasi Lendutan).............................14
3.1.2 Hukum Hooke (Hub. Gaya Dalam dan Deformasi)................17
3.1.3 Kesetimbangan (Hub. Gaya Luar dan Gaya Dalam)...............19

BAB IV SOAL DAN JAWABAN...................................................22


4.1 Soal...............................................................................................22

BAB V KESIMPULAN...................................................................33
5.1 Kesimpulan.......................................................................33

DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………… 34

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada umumnya, banyak masalah-masalah fisik yang dapat

dinyatakan di dalam bentuk persamaan-persamaan differensial. Untuk dapat

menyelesaikan masalah-masalah tersebut, maka harus diselesaikan

persamaan-persamaan differensialnya.

Cara yang terbaik untuk mendapatkan penyelesaian dari persamaan

differensial adalah dengan penyelesaian secara analitik Ada beberapa

keadaan dimana penyelesaian secara analitik sulit didapatkan. Sebagai

contoh, pada permasalahan suatu kontinum dengan batas-batas yang tidak

teratur sehingga secara matematis syarat batas yang diperlukan tidak dapat

ditentukan. Permaslaahan pada material anisotropic yang pada umumnya

sulit untuk diselesaikan secara analitik karena analisis akan meliputi

sejumlah persamaan yang bersifat non linier.

Suatu metode numerik dapat dipergunakan untuk mendapatkan

penyelesaian secara pendekatan jika penyelesaian secara analitik tidak dapat

dilakukan. Penyelesaian secara numerik akan menghasilkan harga-harga

pada titik-titik diskrit yang ditinjau.

Ada beberapa metode untuk mendapatkan penyelesaian secara

numerik dari suatu persamaan differensial. Pada dasarnya metoda -metoda

numerik ini merubah persamaan differensial menjadi suatu sistem

iv
persamaan aljabar, dan kemudian menyelesaikan sistem persamaan

tersebut. Salah satu metoda numerik yang akan dibahas disini adalah metoda

elemen hingga (finite element method).

Metode elemen hingga adalah metode numerik yang dapat

dimanfaatkan untuk menghasilkan penyelasaian pendekatan (tidak

eksak) maka diperlukan berbagai teknik untuk memperoleh harga

yang paling mendekati dengan harga eksaknya. Seiring dengan

perkembangan hardware computer yang sangat cepat, memungkinkan

perkembangan software berbasis metode elemen hingga. Saat ini sudah

banyak software komersial berbasis metode elemen hingga dipasarkan.

Sebagai contoh adalah ABAQUS, CATIA Elfini, Patran, Nastran, Ansys

dan lain-lain yang dapat menimbulkan pengaruh besar pada perhitungan

analisa statis dan dinamik untuk pelat.

Fenomena ini akan menyederhanakan persoalan dalam mengatasi masalah

kalkulasi dan beberapa iterasi yang panjang.

v
1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas kami menemukan permasalahan sebagai

berikut :

1. Apa pengertian invers matriks?

2. Bagaimana operasi penyelesaian invers matriks dan permasalahan

pada invers matriks?

1.3 Tujuan Penulisan

Berdasarkan uraian di atas kami menemukan permasalahan sebagai

berikut:

1. Menjelaskan tentang pengertian dan definisi matriks, dan pengertian

determinan dan invers matriks

2. Menjelaskan tentang jenis-jenis operasi matriks dan penyelesaian

masalah pada matriks.

vi
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Metode Elemen Hingga

Metoda elemen hingga banyak dipergunakan untuk mendapatkan

penyelesaian pendekatan dari masalah-masalah fisik, khususnya yang

berhubungan dengan suatu kontinum. Sebagai contoh adalah masalah

perambatan panas (head transfer), mekanika fluida (fluide mechanic) dan

mekanika benda padat (colid mechanic) Metoda elemen hingga ini

mengkombinasikan beberapa konsep matematika untuk mendapatkan suatu

sistem persamaan linier atau non linier.

Ada dua karakteristik dari metoda ini yang memberdakan dengan

metoda-metoda numerik lainnya yaitu :

1. Metoda ini menggunakan formulasi integral untuk mendapatkan sistem

persamaan aljabar.

2. Metode ini menggunakan “continuous piecewise smooth function” untuk

mendekati parameter-parameter yang tidak diketahui.

Metode elemen hingga pada dasarnya dibagi menjadi lima langkah

penyelesaian yaitu :

1. Diskritisasi daerah/kontinum yang ditinjau. Hal ini meliputi penentuan

lokasi dan koordinat-koordinat serta penomoran dari titik-titik nodal

(node points).

vii
2. Tentukan persamaan interpolasi dan nyatakan persamaan ini didalam

harga-harga dari titik-titik nodal yang tidak diketahui untuk tiap-tiap

elemen.

3. Susun sistem persamaan untuk seluruh elemen dengan menggunakan

metoda Galerkin atau metoda energi potensial.

4. Selesaikan sistem persamaan ini untuk mendapatkan harga -harga

parameter dari tiap titik nodal.

5. Hitung besaran-besaran yang akan ditentukan.

Besaran-besaran ini pada umumnya merupakan turunan dari

parameter yaitu komponen-komponen tegangan, rambatan panas dan

kecepatan aliran.

Karena jumlah persamaan pada umumnya adalah cukup besar,

maka perhitungan dengan metoda ini perlu dilakukan dengan

menggunakan komputer. Metoda elemen hingga menjadi tidak praktis

jika tidak tersedia komputer dengan kemampuan yang cukup.

Metode elemen hingga mudah dipergunakan pada masalah-masalah

kontinum dengan bentuk yang tidak teratur dan terdiri dari material yang

berbeda.

Metoda ini dapat juga dipergunakan pada m asalah “steady state”

dan “time dependent” serta untuk masalah-masalah dengan sifat material

yang non linier. Pada saat ini banyak paket-paket program metoda

elemen hingga tersedia untuk menyelesaikan masalah-masalah dua

dimensi atau tiga dimensi.

viii
Untuk masalah dua dimensi, pada umumnya program-program

tersebut menggunakan elemen segitiga atau elemen segi empat atau

generalisasi dari kedua elemen tersebut.

Pada bagian selanjutnya akan dibahas formulasi dari elemen

segitiga dan elemen segi empat yang bersifat linier serta penggunaan dari

elemen-elemen tersebut untuk suatu masalah fisik.

2.2 Elemen Segitiga dan Elemen Segiempat Linier

Elemen segitiga dan elemen segi empat yang ditinjau disini adalah

merupakan elemen-elemen dua dimensi. Elemen-elemen ini banyak

dipergunakan pada program-program metoda elemen hingga karena

elemen-elemen ini mempunyai formulasi persamaan yang sederhana. Kedua

elemen ini dapat dipergunakan pada analisis suatu kontinum dengan batas-

batas yang tidak teratur.

2.2.1 Elemen Segitiga

Suatu elemen segitiga linier diperlihatkan pada Gambar 1.

Elemen ini mempunyai sisi-sisi yang lurus dan titik-titik nodal pada

tiap ujungnya.Persamaan interpolasi untuk elemen ini adalah :

 = 1 + 2x + sy (3.1)

Dimana persamaan ini merupakan polinomial linier karena terdiri dari

suatu konstanta 1 dan fungsi-fungsi x serta y.

ix
Sebagai akibat dari penggunaan persamaan interpolasi tersebut,

elemen ini dapat dipergunakan untuk semua arah sistem koordinat

bidang x -y.

Harga  pada titik-titik nodal i, j dan k adalah i, j dan k

sedangkan koordinat-koordinatnya adalah (Xi, Yi), (Xj, Yj), dan

(Xk,Yk).

Kondisi batas pada titik-titik nodal

 = i, untuk x = Xi , y = Yi

 = j, untuk x = Xj , y = Yj

 = k, untuk x = Xk , y = Yk

Substitusi harga-harga ini ke dalam (3.1), akan didapat suatu sistem

persamaan linier yaitu :

i, = 1 + 2Xi + 3Yi

j, = 1 + 2Xj + 3Yj

k, = 1 + 2Xk + 3Yk (3.2)

Dari (3.2) akan didapat harga-harga 1, 2, dan 3 yaitu :

1
1 = [(XjYk - XkYj) i + (XkYi – XiYk) j + (XiYj – XjYi)
2A

k]

1
2 = [(Yj - Yk) i + (Yk - Yi) j + (Yi - Yj) k]
2A

1
3 = [(Xk – Yj) i + (Xi - Xk) j + Xj - Xi) k]
2A

Dimana determinan :

x
1 xi Yi

1 xj Yj = 2A (3.3)

1 xk Yk

A adalah luas dari elemen segitiga.

Substitusi harga-harga 1, 2 dan 3 pada (3.1) akan didapat :

 = Ni i + Nj j + Nk k (3.4)

Dimana :

1
Ni = [ai + bix + ciy] (3.5)
2A

1
Nj = [aj + bjx + cjy] (3.6)
2A

1
Nk = [ak + bkx + cky] (3.7)
2A

Dan

ai = XjYk - XkYj bi = Yj - Yk ci = Xk – Xj

ai = XjYk - XkYj bi = Yj - Yk ci = Xk – Xj

ai = XjYk - XkYj bi = Yj - Yk ci = Xk – Xj

Ni Nj dan Nk adalah fungsi-funsi bentuk (shape functions) dari

elemen segitiga.

2.2.2 Elemen Segiempat

Suatu elemen segiempat linier diperlihatkan ada Gambar 2.

Elemen segiempat mempunyai panjang 2b dan lebar 2a. Persamaan

interpolasi untuk elemen ini adalah :

 = C1 + C2x + C3y + C4xy (3.8)

xi
Persamaan interpolasi di atas hanya mempunyai satu dari tiga

kemungkinan untuk term pada orde kedua (second order) yaitu xy.

Elemen ini tidak dapat dipergunakan untuk semua arah yang

sembarang pada koordinat bidang x-y karena term x2 dan y2 tidak

terdapat pada persamaan interpolasi di atas. Sisi-sisi elemen segiempat

harus selalu sejajar dengan sumbu x dan sumbu y.

Persamaan interpolasi (3.8) dapat ditulis dalam koordinat lokal s

dan t.

 = C1 + C2s + C3t + C4st (3.9)

Dengan menggunakan koordinat lokal ini, fungsi bentuk dari elemen

segiempat dapat lebihi mudah dievaluasi.

Seperti halnya pada elemen segitiga, koefisien-koefisien C1, C2, C3

dan C4 pada (3.9) dapat ditentukan dengan menggunakan harga-harga

 dari titik-titik nodal pada koordinat sistem s-t. Dari langkah di atas

akan didapat empat persamaan yaitu :

i = C1

j = C1 = (2b) C2

k = C1 = (2b) C2 + (2a) C3 + (4ab) C4 (3.10)

m = C1 = (2a) C3

Solusi dari persamaan di atas akan menghasilkan

C1 = i

C2 = 1/2b (j - i)

C3 = 1/2a (m - i) (3.11)

xii
C4 = 1/4a (i - j + k - m)

Substitusi (3.11) ke dalam (3.9) akan didapat

 = Nii + Njj + Nkk + Nmm (3.12)

Dimana :

Ni = (1 – s/2b) (1 – t/2a)

Nj = s/2b (1 – t/2a) (3.13)

Nk = st / 4ab

Nm = t/2a (1 – s/2b)

Adalah fungsi-fungsi bentuk dari elemen segiempat.

Fungsi bentuk dari elemen segitiga dan elemen segiempat ini

adalah merupakan suatu parameter yang dapat dipergunakan untuk

menyelesaikan masalah-masalah mekanika solid atau persamaan

differensial dengan metoda elemen hingga.

Sifat yang penting dari fungsi bentuk dari elemen segitiga dan

elemen segiempat adalah bahwa fungsi bentuk berubah secara linier

sepanjang sisi diantara dua titik nodal. Sebagai contoh pada elemen

segeiempat, Ni berubah secara linier sepanjang sisi i-j dan sisi i-m.

Perubahan harga  yang bersifat linier disepanjang sisi elemen

segitiga dan elemen segiempat mempunyai arti bahwa kedua elemen

ini bersifat kompatibel (compatible) antara satu dengan yang lainnya.

Dengan demikian kedua elemen ini dapat dipergunakan secara

bersama pada analisis suatu masalah dengan metoda elemen hingga.

xiii

(x,y)
 Y

 = C1+C2+C3L+Ct

2a

2b
q

t
X

Gambar 2. Parameter-parameter elemen segiempat bilinier

xiv
BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Persamaan Differensial Torsi Pada Penampang Non Circular

Pada tulisan ini akan ditinjau penggunaan metoda elemen hingga

pada masalah torsi dari batang dengan penampang yang tidak berbentuk

lingkaran (non circular sections).

mengalami torsi adalah bentuk khusus dari prsamaan medan dua dimensi.

Persamaan medan dua dimensi dinyatakan oleh :

∂2∅ ∂2∅
Dx + Dy - G + Q = 0 (4.1)
∂ x2 ∂ x2

Persamaan differensial untuk penampang batang non circular yang

mengalami torsi adalah :

1 ∂2∅ 1 ∂2∅
+ + 2 = 0 (4.2)
g ∂ x2 g ∂ x2

Dimana g adalah modulus geser dari material dan  adalah sudut putar

penampang persatuan panjang.

xv
Persamaan (4.2) didapt dari (4.1) dengan Dx = Dy = 1/g, G = 0 dan

Q = 2. Variabel  adalah fungsi tegangan (stress function) dan tegangan-

tegangan geser (shear stresses) didalam penampang merupakan turunan dari

 terhadap x dan y.

Selain masalah torsi, persamaan (4.1) dapat juga digunakan pada

beberapa macam masalah fisik antara lain ; masalah mekanika fluida,

masalah perambatan panas dan masalah perambatan gelombang pada fluida.

Untuk dapat menyelesaikan persamaan differensial di atas dengan

metoda elemen hingga, maka perlu terlebih dahulu disusun persamaan

-persamaan integral dari elemen-elemen dalam bentuk matrix. Pada

dasarnya

penyelesaian masalah persamaan differensial secara pendekatan dengan

metoda elemen hingga adalah penyelesaian suatu sistem persamaan linier

simultan yang disusun berdasarkan perhitungan dari sumbangan tiap -tiap

elemen (element’s constribution) dan menempatkan harga-harga ini pada

posisi yang tepat didalam sistem persamaan. Matrix-matrix elemen yang

diperlukan untuk menganalisis persamaan differensial adalah matrix

kekakuan element ( element stiffness matrix) dan vektor gaya elemen

(element force vector).

Suatu metoda untuk menyusun matrix elemen adalah dengan

menggunakan metoda dari Galerkin. Pada prinsipnya cara Galerkin ini

menggunakan metoda “Weighted Residual” yaitu suatu cara pendekatan

untuk mendapatkan solusi numberik dari persamaan differensial. Pada

xvi
metoda ini suatu penyelesaian pendekatan disubstitusikan ke dalam

persamaan differensial. Jika penyelesaian pendekatan ini tidak memenuhi

persamaan, akan terdapat suatu hasil kesalahan atau “residual”.

Bentuk rumus dari metoda “Weighted Residual” adalah :

∫ 𝑊𝑖 (𝑥)𝑜 𝑅(𝑥) 𝑑𝑥 =0 (4.3)

“Residual” R(x) dikalikan dengan suatu “weighting function” Wi(x) dan

integral dari perkalina ini harus sama dengan nol.

Suatu sistem persamaan linier dapat dibentuk dari evaluasi integral

di atas dengan menggunakan “weighting function” yang baru untuk tiap

titik nodal dimana  tidak diketahui.

Untuk mendapatkan rumus persamaan elemen hingga dari persamaan

differensial, Galerkini menggunakan metoda “weighted residual” dengan

“weighting function” disusun berdasarkan fungsi-fungsi bentuk dan elemen.

Jadi pada metode Galerkin ini, “weighting function” untuk titik nodal ke n

yaitu Wn, terdiri dari fungsi -fungsi bentuk yang berhubungan dengan titik

nodal ke n.

3.2 Persamaan Integral Matrix Elemen

Dengan menggunakan metoda dari Galerkin tersebut di atas, maka

dapat disusun persamaan integral dari elemen-elemen matrix yang

selanjutnya persamaan ini akan dipergunakan untuk menurunkan rumus -

rumus dari metode elemen hingga. Sumbangan suatu elemen pada sistem

persamaan dapat dinyatakan dalam bentuk sebagai berikut :

∂2∅ ∂2∅
( R10) = - ∫ A [N ]T (𝐷𝑥 + Dy − 𝐺∅+𝑄) 𝑑𝐴 (4.4)
∂ x2 ∂ y2

xvii
Dimana (N) adalah vektor baris dari fungsi-fungsi bentuk elemen.

Turunan kedua pada (4.4) dapat digantikan dengan menggunakan rumus

perkalian dari differensial. Tujuan suatu fungsi :

∂ ∂∅
∂x
([N ]T
∂y
) (4.5)

Differensiasi (4.5) akan memberikan

∂ ∂∅ ∂2 ∅ ∂[ N ]T ∂∅
([N ]T )= [N ]T + 𝑥 (4.6)
∂x ∂y ∂x 2 ∂x ∂x

Substitusi [N]T 2  / 2x ke (4.4) dan disusun lagi akan menghasilkan :

∂2∅ ∂ ∂∅
- ∫ A [N ]T 𝐴 𝐷𝑥 𝜕2 dA= − ∫ A𝐷𝑥 ([N ]T ) 𝑑𝐴
∂ x2 ∂x ∂x

∂[ N ]T ∂ ∅
= − ∫ A 𝐷𝑥 𝑑𝐴
∂x ∂x

(4.7)

Integral pertama pada bagian kanan dari (4.7) dapat dirubah dengan suatu

integral di sekeliling batas dengan menggunakan teori dari Green.

Penggunaan teori ini akan menghasilkan :

∂ ∂2∅ ∂
∫A 𝐴 [N ]T dA= ∫ r [N ]T cos θ 𝑑Γ (4.8)
∂x ∂ x2 ∂x

Dimana  adalah “angle to the outward normal” dan  adalah “element

boundary”. Substitusi (4.8) ke dalam (4.7) akan didapatkan hubungan untuk

turunan kedua yaitu :

∂2∅ ∂
- ∫ A [N ]T dA= − ∫ r 𝐷𝑥 [N ]T 𝑐𝑜𝑠 𝜃 𝑑
∂ x2 ∂x

[ N ]T ∂ ∅
+ ∫ A 𝐷𝑥 𝑑𝐴 (4.9)
∂x ∂x

xviii
Dengan cara yang sama seperti prosedur di ats, untuk fungsi :

∂ ∂∅
([N ]T )
∂x ∂y

Akan didapat :

T ∂2 ∅ ∂
- ∫ A 𝐷𝑦 [N ] dA= − ∫ r 𝐷𝑦 [N ]T 𝑠𝑖𝑛 𝜃 𝑑
∂x 2 ∂x

[ N ]T ∂ ∅
+ ∫ A 𝐷y 𝑑𝐴 (4.10)
∂x ∂ y

Substitusi (4.9) dan (4.10) ke dalam (4.4) akan didapat :

∂∅ ∂∅
(R10) = - ∫ r [N ]T (𝐷𝑥 cos 𝜃+ Dy sin 𝜃) 𝑑Γ
∂x ∂x

∂[ N ]T ∂[ N ]T ∂ ∅
+ ∫ A 𝐷𝑥 + 𝐷𝑦
∂x ∂y ∂x

+ ∫ A 𝐺 [N ]T 𝜙 𝑑𝐴 - ∫ A 𝑄 [N ]T 𝑑𝐴 (4.11)

Substitusi persamaan (Q) = [ N ] {(Q)} (4.12)

∂∅ ∂∅
{RQ} = - ∫ r [N ]T (𝐷𝑥 cos 𝜃+ Dy sin 𝜃) 𝑑Γ
∂x ∂x

∂[ N ]T ∂[ N ] ∂[ N ]T ∂[ N ]
+ ( ∫ A (𝐷𝑥 + 𝐷𝑦 )) 𝑑𝐴 {(𝑄)}
∂x ∂x ∂y ∂y

+ ( ∫ r𝐺 [N ]T [ ]𝑑𝐴 ) {(𝑄)}− ∫ 𝑄 [N ]T 𝑑𝐴 (4.13)

Persamaan di atas dapat ditulis dalam bentuk umum.

{R(Q) = {I(Q)} + [k(Q)] {(Q)} – {f(Q)} (4.14)

Dimana

∂∅ ∂∅
{I(Q)} = - ∫ r [N ]T (𝐷𝑥 cos 𝜃 + Dy sin 𝜃) 𝑑A (4.15)
∂x ∂x

∂[ N ]T ∂[ N ] ∂[ N ]T ∂[ N ]
[k(Q)] = ( ∫ A (𝐷𝑥 + 𝐷𝑦 ))𝑑𝐴
∂x ∂x ∂y ∂y

+ ( ∫ A 𝐺 [N ]T [ ] 𝑑𝐴 ) (4.16)

xix
{f(Q)} = ∫ A 𝐺 [N ]T 𝑑𝐴 (4.17)

Integral pertama pada (4.16) dapat ditulis dalam notasi matrix

[D]= [ 0DxDy0] (4.18)

Vektor gradien t

∂∅ ∂( N )
{ gv } =
∂x
∂∅
∂y
[][ ] = ∂x
∂( N )
∂y
= {(Q)} (4.19)

Transpose dari matrix [ B ] akan menghasilkan :

∂ (N) ∂(N )
[ B ]T = [ ∂x ∂ y ] (4.20)

Dengan (4.18), (4.19) dan (4.20), matrix kekakuan [k(Q)] pada (4.16) dapat

ditulis sebagai berikut :

[k(Q)] = ∫ A [ 𝐵 ]𝑇 [ 𝐷 ] [ 𝐵 ]𝑑𝐴+ A ∫ A 𝐺 [ 𝑁 ]𝑇 [ 𝑁 ] 𝑑𝐴 (4.21)

Atau dapat ditulis :

[k(Q)] = [kD(Q)] + [kG(Q)] (4.22)

3.3 Matrix Elemen Segitiga

Dengan menggunakan fungsi bentuk dan persamaan-persamaan

diatas, matrix kekakuan [k(Q)] dan vektor gaya [f(Q)] dari elemen segitiga

dapat dievaluasi.

Variabel  pada suatu elemen segitiga dapat ditentukan oleh

persamaan :

(Q) = [Ni Nj Nk ] {{Q} (4.23)

xx
Dimana :

Ni = 1/2𝐴 [ai + bix + ciy]

Nj = 1/2𝐴 [aj + bjx + cjy]

Nk = 1/2𝐴 [ak + bkx + cky]

Vektor gradient untuk elemen segitiga adalah :

∂ Ni ∂N j ∂Nk

{gv} =
[∂x
∂ Ni
∂y
∂x
∂N j
∂y
∂x
∂Nk
∂y
]
{{Q}} (4.24)

Atau

bi b j bk
{gv} = 1/2𝐴 [ ci c j ck ]
{{Q}} = [ B ] {{Q}} (4.25)

Matrix [ B ] pada (4.25) terdiri dari konstanta-konstanta, sedangkan matrix

[ D ] pada (4.18) terdiri dari koefisien-koefisien materil Dx dan Dy.

Integral pertama pada (4.21) dapat dengan mudah dievaluasi.

[kD(Q)] = ∫ A [ 𝐵 ]𝑇 [ 𝐷 ] [ 𝐵 ]𝑑𝐴 + [ 𝐵 ]𝑇 [ 𝐷 ] [ 𝐵 ]∫ 𝑑𝐴

[k(Q)] = [ ]𝑇 [ 𝐷 ] [ 𝐵 ]𝐴 (4.26)

Solusi dari perkalian matrix ini adalah :

bi bi b j bi b k ci ci c j ci ck

[ ] [ ]
2 2

Dx b b Dx
[kD(Q)] = i j b j bi b k +2 c i c j c j c i c k (4.27)
2
4A 4A
bi bk b j b k b k ci ck c j ck c k
2 2

Integral kedua pada (4.21) mengandung fungsi-fungsi bentuk. Jika

diasumsikan bahwa G mempunyai harga yang konstan di dalam elemen,

maka integral ini akan menjadi :

xxi
Ni
[kD(Q)] = ∫ A 𝐺 [ 𝑁 ]𝑇 [ 𝑁 ]𝑑𝐴 =𝐺 ∫ A
[]
N j [ Ni N j Nk ]
Nk

Ni Ni N j Ni Nk

[ ]
2

= G ∫A Ni N j Nj 2 N i N k dA (4.28)
Ni N k N j Nk Nk 2

Solusi dari integral ini akan memberikan :

2 1 1
[kD(Q)] = 𝐺𝐴/12 1 2 1
1 1 2 [ ] (4.29)

Matrix kekakuan elemen [kD(Q)] untuk elemen segitiga adalah dari (4.27)

dan (4.29)

Vektor gaya elemen {f(Q)} pada (4.17) juga mengandung fungsi-

fungsi bentuk, evaluasi dari persamaan ini dapat dilakukan dengan cara

yang sama seperti halnya pada evaluasi [kD(Q)].

Dengan mensubstitusikan fungsi-fungsi bentuk ke dalam (4.17) dan

menganggap bahwa harga Q konstan, akan didapat :

Ni
∫ A 𝑄 [ ]𝑇 𝑑𝐴=𝑄 ∫ A
[] N j dA
Nk

Solusi dari persamaan ini akan memberikan harga dari vektor gaya elemen

segitiga yaitu :

1
[f(Q)] = 𝑄𝐴/3 1
1 [] (4.30)

xxii
3.4 Matrix Element Segiempat

Evaluasi dari matrix-matrix elemen untuk elemen segiempat

dilakukan dengan menggunakan fungsi-fungsi bentuk pada (3.13). Karena

sistem koordinasi s-t sejajar dengan sistem koordinat x-y dan suatu satua

panjang pada sumbu s atau t adalah sama dengan pada sumbu x atau y maka

persamaan integral dari kedua sistem koordinat dapat dinyatakan sebagai

berikut :

∫ A 𝑓 (𝑥,)𝑑𝑥 𝑑𝑦 = ∫ A 𝑓 (𝑠,𝑡)𝑑𝑠 𝑑𝑡𝐴 (4.31)

Hubungan turunan antara kedua sistem koordinat yang didapat dengan

menggunakan rumus dari “chain rule” yaitu :

∂ Nβ ∂ Nβ ∂ Nβ ∂ Nβ
= dan = (4.32)
∂x ∂s ∂y ∂t

Evaluasi vektor gaya (f(Q)) dari elemen dapat dilakukan sebagai berikut :

Ni
2b 2b

[]
[f(Q)] = ∫ A 𝑄 [ ]𝑇 𝑑𝐴= ∫ ∫ Q N j dt ds
o o
Nk

Tinjau integral di atas untuk koefisien ketiga Nk,


2b 2b 2b 2b

∫∫ NK 𝑑𝑡 𝑑𝑠 = ∫∫ d t 𝑑𝑠
o o o o

2b 2b
st 2 za
∫ 8 ab 0 𝑑 = ∫ 2asb 𝑑
|| 𝑠 = 𝐴/4
o o

Untuk ketiga integrasi dari koefisien Ni, Nj, dan Nm ; akan didapat harga

yang sama dengan Nk, sehingga vektor gaya dari elemen segiempat adalah :

xxiii
1
[f(Q)] = 𝑄𝐴/4
1
1
1
[] (4.33)

Evaluasi dari matrix [kG(Q)] adalah sebagai berikut :

[kG(Q)] = G ∫ A [𝑁] 𝑑𝐴

Ni Ni N j Ni N k Ni N m

[ ]
2

Ni N j Ni N j N k N j Nm
= G∫ A
2

dA
Ni N j N j Nk Nk 2 Nk Nm
Ni N m N j Nm Nk N m N m 2

Dengan menyelesaikan persamaan integral di atas akan didapat :

4 2 1 2
[kG(Q)] = 𝐺𝐴/36
2
1
2
[ ] 4 2 1
2 4 2
1 2 4
(4.34)

Evaluasi dari matrix [kD(Q)] meliputi turunan dari fungsi-funsi

bentuk. Matrix gradient [ B ] adalah :

∂ Ni ∂N j ∂Nk ∂ Nm

[B]=
∂x
∂ Ni
∂y
[ ∂x
∂N j
∂y
∂x
∂Nk
∂y
∂x
∂ Nm
∂y
] (4.35)

Dengan menggunakan persamaan pada (4.32), matrik [ B ] dapat dinyatakan

dalam sistem koordinat s – t.

Turuan dari fungsi-fungsi bentuk akan menghasilkan :

– (2 a−t) – (2 a−t) t −t
[ B ] = 1/4𝑎𝑏 [ – (2 a−s) −s s –( 2a−s) ] (4.36)

Dengan menggunakan persamaan (4.26), akan didapat harga untuk

matrix [kD(Q)] yaitu :

xxiv
2 −2 −1 1 2 1 −1 2
[kD(Q)]= 𝐷𝑥𝑎/6𝑏
[
−2 1 1 −1
−1 2 −2 2
1 2 −2 2
] [
+ Dyb/6a
1 2 −1 −1
−1 −2
−2 −1
2 1
1 2
] (4.37)

Matrix kekakuan [k(Q)] untuk elemen segiempat adalah jumlah dari (4.34)

dan (4.37).

BAB IV

4.1 Soal

xxv
Soal 2.

Jika diketahui struktur penarik terbuat dari

xxvi
pelat epoksi 200x600 mm dengan tebal 50 mm. pelat diberi beban tekan aksial

sebesar P kg. Sedangkan P = 356 anda; dan kekuatan Tarik ,modulus elastisitas,

dan perpanjangan patah epoksi adalah 50 Mpa, 2 Gpa, dan 2,5% . Perkirakan

perpanjangan dan tegangan pada pelat di 0,200,300,400,500,600 mm dari

tumpuan!

1. Pemotongan sistem dan pembentukan elemen hingga

Kita bentuk struktur yang terdiri dari 7 elemen dan 7 node, seperti gambar berikut:

2. Menetukan persamaan perilaku tiap elemen:

Di dapatkan hubungan sebagai berikut:

3. Menentukan sifat setiap elemen:

  a. Node 1 :

xxvii
Pers:

                     R =   K1 (U2-U1)

                     R  =  K1U2 - K1U1

                     R  = -K1  (U1 ) + K1 (U2)    ……………... (1)

b. Node 2:

Pers:

  K1(U2 – U1)     = K2(U3 – U2) + K4(U4 – U2)

  K1U2 – K1U1   = K2U3 – K2U2 + K4U4 – K4U2

        0     = K1U1 – K1U2 – K2U2 – K4U2 + K4U4

K1U1 + (-K1-K2-K4)U2 + K2U3 + K4U4 = 0 ………(2)

 c. Node 3:

Pers :

xxviii
 K2(U3 – U2)     = K3(U5 – U3)

 K2U3 – K2U2   = K3U5 – K3U3

  K2U2 – K2U3 – K3U3 + K3U5 = 0

   K2U2 + (-K2-K3)U3 + K3U5  = 0  ……………………….(3)

d. Node 4:

 pers:

K4(U4 – U2)                 = K5(U5 – U4)

K4U4 – K4U2               = K5U5 – K5U4

K4U2 – K4U4 – K5U4 + K5U5  = 0

          K4U2 + (-K4-K5)U4 + K5U5        = 0  ……………………(4)

e Node 5:

pers:

            K3(U5 – U3) + K5(U5 – U4)                              = K6(U6 – U5)

xxix
K3U5 – K3U3 + K5U5 – K5U4                           = K6U6 – K6U5

K3U3 + K5U4 – K3U5 – K5U5 – K6U5 + K6U6 = 0

K3U3 + K5U4 + (-K3-K5-K6)U5 + K6U6              = 0 ……………  (5)

f. Node 6:

Pers:

K6(U6 – U5)                 = K7(U7 – U6)

K6U6 – K6U5               = K7U7 – K7U6

K6U5 – K6U6 – K7U6 + K7U7  = 0

k6U5 + (-K6-K7)U6 + K7U7       = 0 …………………. (6)

 g. Node 7:

Pers:

P  = K7(U7 – U6)

P  = K7U7 – K7U6

P  = -K7U6 + K7U7…………….. (7)

4. Memasang elemen dan membentuk persamaan sistem pusat:

xxx
Kemudian menentukan kondisi batas:

Dimana Node 1 diam,makan U1=0 , dan pada node 7 diberi beban kompresi

sebesar P,sehingga mariks diatas menjadi:

5. Mencari

solusi dari

tiap elemen:

         E = 2GPa = 2.109 N/m2

         P = 356 N

K1       = (AE)/L                                                        

= (0,2 x 0,05 x 2.109)/0,2                                             

            = 107 N/m

K2       = (AE)/L                                                        

= (0,05 x 0,05 x 2.109)/0,1                                         

            = 5.107 N/m    

K3       = (AE)/L                                                        

= (0,05 x 0,05 x 2.109)/0,1                                           

            = 5.107 N/m    

K4       = (AE)/L

= (0,05 x 0,05 x 2.109)/0,1

xxxi
            = 5.107 N/m

K5       = (AE)/L

= (0,05 x 0,05 x 2.109)/0,1

= 5.107 N/m

K6       = (AE)/L

             = (0,2 x 0,05 x 2.109)/0,1

             = 2.108 N/m      

K7       = (AE)/L

= (0,2 x 0,05 x 2.109)/0,1

            = 2.108 N/m

 Sehingga bentuk matriks menjadi :

Menjadi persaman-persamaan sebagai berikut:

U1        = 0
348
    U3  = U4

xxxii
0 = K1U1 + (-K1-K2-K4)U2 + K4U4

0 = (-107-5.107-5.107) U2 + 5.107 U3 + 5.107 U4

0  = -11.107 U2 + 10.107 U4

U4       = 1,1 U2

  

0          = K2U2 + (-K2-K3)U3 + K3U5

0          = 5.107 U2 + (-5.107-5.107)U3 + 5.107 U5

0          = 5.107 U2 – 10.107 (1,1 U2) + 5.107 U5

0          = 5.107 U2 – 11.107 U2 + 5.107 U5

0          = -6.107 U2 + 5.107 U5

U5        = 1,2 U2

   

    0 = K3U3 + K5U4 + (-K3-K5-K6)U5 + K6U6

0 = 5.107U3 + 5.107U4 + (-5.107-5.107-20.107)U5 + 20.107U6

0 = 10.107 U4 – 30.107U5 + 20.107U6

0 = 10.107 (1,1 U2) – 30.107 (1,2 U2) + 20.107U6

0 = 11.107 U2 – 36.107 U2 + 20.107U6

0 = -25.107 U2 + 20.107U6

U6 = 1,25 U2

     

0 = K6U5 + (-K6-K7)U6 + K7U7

0  = 20.107 U5 + (-20.107-20.107)U6 + 20.107U7

0 = 20.107U5 – 40.107U6 + 20.107U7

xxxiii
0 = 20.107 (1,2 U2) – 40.107 (1,25 U2) + 20.107U7

0 = 24.107 U2 – 50.107 U2 + 20.107U7

            0          = -26.107 U2 + 20.107U7

            U7        = 1,3 U2

           348 = -K7U6 + K7U7 

           348 = -20.107 U6 + 20.107 U7

           348 = -20.107 (1,25 U2) + 20.107 (1,3 U2)

           348 = -25.107 U2 + 26.107 U2

           348 = 107 U2

           U2 = 3,48.10-5 m

           U2 = 3,48.10-2 mm

U4 = U3 = 1,1 u2

          U4 = U3 = 1,1 x 3,48.10-5

          U4 = U3 = 3,828.10-5 m

          U4 = U3 = 3,828.10-2 mm

U5        = 1,2 U2

U5        = 1,2 x 3,48.10-2

U5        = 4,176.10-5 m

U5        = 4,176.10-2 mm

xxxiv
U6        = 1,25 u2

U6        = 1,25 x 3,48.10-2

U6        = 4,35.10-5 m

U6        = 4,35.10-2 mm

U7        = 1,3 U2

U7        = 1,3 x 3,48.10-2

U7        = 4,524.10-5 m

U7        = 4,524.10-2 mm

Sehingga dari nilai U1,U2,U3,U4,U5,U6,U7 menunjukkan besarnya perubahan

panjang plat pada jarak :

Pada jarak 0 mm dari tumpuan adalah  0

Pada jarak 100 mm dari tumpuan adalah 3,48.10-2  mm

Pada jarak 300 mm dari tumpuan  adalah 3,828.10-2  mm

Pada jarak 400 mm dari tumpuan  adalah 4,176.10-2  mm

Pada jarak 500 mm dari tumpuan adalah 4,35.10-2  mm

Pada jarak 600 mm dari tumpuan  adalah 4,524.10-2  mm

Nilai Positif menunjukkan perubahan ke arah kanan ,karena pemampatan.

 Berikutnya adalah perhitungan tegangan, sebagai berikut:

xxxv
Sehingga, tegangan yang terjadi pada pelat

Untuk jarak 200 mm dari tumpuan sebesar 0,348 Mpa

Untuk jarak 300 mm dari tumpuan sebesar 0.0696 Mpa

Untuk jarak 400 mm dari tumpuan sebesar 0.0696 Mpa

Untuk jarak 500 mm dari tumpuan sebesar 0.0348 Mpa

Untuk jarak 600 mm dari tumpuan sebesar 0.0348 Mpa

BAB V

KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan

Pada dasarnya dalam kehidupan sehari-hari kita sering berhadapan

xxxvi
dengan

persoalan yang apabila kita telusuri ternyata merupakan masalah

matematika. Dengan kata lain kita selalu bersentuhan dengan persoalan-

persoalan yang berkaitan dengan matematika entah itu kita sadari ataupun

tidak. Agar mudah difahami maka persoalan tersebut diubah kedalam

bahasa atau persamaan matematika supaya persoalan tersebut lebih mudah

diselesaikan. Tetapi terkadang suatu persoalan sering kali memuat lebih dari

dua persamaan dan beberapa variabel, sehingga kita mengalami kesulitan

untuk mencari hubungan antara variabel-variabelnya. Adapun matriks

sendiri merupakan susunan elemen-elemen yang berbentuk persegi panjang

yang di atur dalam baris dan kolom dan di batasi sebuah tanda kurung di

sebut matriks.

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Agus. 2013. Poisson’s Ratio. (Online). Tersedia :

http://ensiklopediseismik.blogspot.com/2007/08/poissons-ratio.html

Prasetyo, Apri Joko. 2010. Aplikasi Metode Elemen Hingga ( MEH ) Pada

xxxvii
Struktur Rib Angkutan Publik. Skripsi Strata S-1 pada Jurusan Teknik

Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Sebelas Maret: tidak diterbitkan.

Reddy,J.N. 2005. An Introduction to The Finite Element Method (Third Edition).

New York: tidak diterbitkan (versi ebook)

Rabbani, Ihsan. 2013. Analisa Perubahan Bentuk dan Tegangan Pada Plat Baja

dengan Lobang Baut di Tengahnya Menggunakan Metode Elemen

Hingga. Presentasi Power Point Tugas Elemen Hingga, Teknik Sipil,

UNAND: tidak diterbitkan.

Sonief,As’ad. tanpa tahun. Diktat Metode Elemen Hingga. Fakultas Teknik

Universitas Brawijaya Malang : tidak diterbitkan.

Sinaga, Agnes. 2013. Analisis Beban Lateral Pada Turap (Shear Wall) Dengan

Metode Elemen Hingga (Finite Element Method). Laporan Tugas Elemen

Hingga, Teknik Sipil, UNAND: tidak diterbitkan.

Yujin Liu. 2003. Lecture Notes : Introduction to The Finite Element Method.

University of Cincinati USA : tidak diterbitkan

xxxviii

Anda mungkin juga menyukai