Anda di halaman 1dari 23

LENTUR MURNI PADA BALOK

MEKANIKA BAHAN

Pertemuan ke-4

Ir. Moh Faiqun Ni’am, M.T., Ph.D

Pendahuluan
 Sistem gaya terdiri dari:
 Gaya aksial.
 Gaya geser.
 Momen lentur.
 Pengaruh gaya aksial telah dibahas pada Tegangan dan
Regangan.
 Pada
P d balok
b l k juga
j di
dipengaruhi
hi momen lentur
l t dalam
d l yang akan
k
mengakibatkan suatu keadaan lenturan murni (pure bending
atau flexure).
flexure)
 Bila pada balok tersebut juga terdapat gaya aksial dan geser
secara bersamaan, maka akan terjadi kombinasi tegangan
yang akan dibahas pada bab tersendiri.
tersendiri
 Untuk pembahasan ini, gaya yang bekerja akan diandaikan
berada dalam keadaan tetap pada balok tanpa kejutan atau
tabrakan.
 Balok
B l k dianggap
di b d dalam
berada d l k d
keadaan stabil
t bil di bawah
b h
pengaruh gaya-gaya terpakai dan tidak tergoyahkan ke arah
samping.
samping
 Diandaikan balok mempunyai luas tampang konstan dengan
sebuah
b h sumbub simetri
i t i dan
d momen lentur
l t terletak
t l t k pada
d bidang
bid
yang mengandung sumbu simetri dan sumbu balok.

 Dalam suatu irisan suatu balok,


balok tegangan normal yang
dihasilkan oleh lenturan berubah secara linier dengan
jaraknya dari sumbu netral.
netral
 Gambar 4.1 (a s/d d) menjelaskan distribusi tegangan pada
balok yang melawan lentur murni.
murni

Gambar 4.1. Distribusi tegangan


pada
d balok
b l k
Gambar 4.2. Distribusi tegangan dan regangan pada balok

Rumus Lenturan

Gambar 4.3.
4 3 Lenturan murni pada balok

 Mari kita tinjau lentur positif yang bekrja pada suatu segmen
balok. Pada irisan X-X, momen terpakai ini mendapat
perlawanan dari tegangan yang berubah secara linier terhadap
sumbu netral.
 Tegangan
g g gg (max) akan
yyangg tertinggi
terjadi pada titik-titik yang paling jauh
dari sumbu netral (pada garis e-d).
 Tegangan normal pada suatu luasan
partikel kecil tak berhingga
p gg ((dA)) yyangg
berjarak y dari sumbu netral adalah
(y )max ; di mana c adalah
sebesar: -(y/c)
jarak dari sumbu netral ke serat terjauh
dari balok.
 Perhatikan
Perhatikan:: bahwa untuk momen lentur
yang positif, tegangan normal pada
sebuah irisan adalah positif (tarik) untuk
harga
g y yyangg negatif,
g , dan sebaliknya y
tegangan normal negatif (tekan) untuk
harga
g y yyang
g ppositif.
 Sehingga tegangan normal selalu negatif.

 Karena balok harus berada dalam


keseimbangan, maka jumlah gaya dalam
arah x yang diambil secara horisontal
harus sama dengan nol ( Fx = 0).

huruf A pada integral menunjukkan


bahwa penjumlahan tersebut dilakukan
pada seluruh daerah penampang balok.
balok
 Harga max dan c adalah konstan,
sehingga:
 Karena max dan c tidak mungkin
g nol,
maka:

 Sehingga: yA

 Karena A tidak mungkin nol, maka y


harus sama dengan nol. Dengan demikian
j k dari
jarak d i sumbu
b netrall kepada
k d titik
i ik berat
b
adalah nol. Dan sumbu netral harus
melalui
l l i titik berat
b t daerah
d h irisan
ii
penampang balok.

PENTING:: Sumbu netral selalu melalui


PENTING
titik berat penampang balok.

 Selanjutnya tinggal ada satu persamaan


keseimbangan statis, yaitu:  Mz = 0.
 Artinya adalah Momen luar (M)
mendapat perlawanan yang sama dengan
momen lentur dalam, yang dibentuk oleh
tegangan lentur pada suatu irisan.
 Momen luar ((M)) dihitungg dengan g
menjumlahkan semua gaya yang bekerja
pada dA, dikalikan dengan lengan/jarak
terhadap sumbu netral, yaitu dengan
persamaan:
 Harga max dan c adalah konstan, dan
dalam mekanika bahan disebut:

Momen Inersia daerah irisan penampang


terhadapp sumbu titik berat,, bila y diukur
dari sumbu tersebut.

 Momen inersia (I) berdasar persamaan


terdahulu dapat diringkaskan dalam
persamaan:

 Karena sifat tegangan itu dapat diperoleh


lewat pemeriksaan, maka tanda ((-)) dapat
dibuang, sehingga persamaan lenturan
menjadi:
j

 R
Rumus di atas memberikan
b ik tegangan
normal maksimum dalam balok yang
mendapatkan
d tk suatu
t momen lentur
l t M. M
 Selanjutnya, karena tegangan  pada
setiap titik penampang adalah sama
dengan:

 Sehingga:

 y  max
 
c
c
 max 
y

 Dengan demikian persamaan:


menjadi:
j
Mc
 max 
I
c Mc

 y I
 Myc
 
Ic
 Rumus : adalah sangat penting dalam Mekanika
Bahan, dimana M ialah momen lentur dalam atau perlawanan,
yang sama besarnya denga momen luar pada irisan dimana
t
tegangan it terdapat.
itu t d t
 Satuan momen lentur: Newton meter ((N.m)) & y dalam meter.
 I momen inersia dari seluruh daerah irisan penampang balok
terhadap sumbu netral, dimensi/satuannya adalah m4.

 Sehingga
S hi satuan
t t
tegangan  adalah [N ][ ]/[ 4] = N/m
d l h [N.m][m]/[m N/ 2 = Pa
P

PENTING UNTUK DIINGAT:


 Tegangan bekerja tegak lurus pada irisan dan berubah secara
li i terhadap
linier t h d sumbu b netral.
t l
 Pembahasan di depan hanya berlaku pada keadaan dimana
b h bersifat
bahan b if elastis.
l i
 Konsep penting dalam penurunan rumus lenturan adalah:
1. Deformasi dianggap memberikan regangan yang
berubah secara linier terhadap sumbu netral.
2. Sifat
Sifat--sifat bahan digunakan untuk menghubungkan
regangan
g g dan tegangan.
g g
3. Syarat
Syarat--syarat keseimbangan digunakan untuk
menentukan letak sumbu netral dan tegangan
tegangan-tegangan
tegangan
dalam (internal stresses).
Momen Inersia
 Momen inersia untuk rumus lenturan harus dihitung terhadap sumbu
netral daerah irisan penampang.
 Sumbu ini harus melalui titik berat daerah irisan penampang.
 Penampang pada Gambar 4.4 mempunyai
momen inersia IO terhadap sumbu horisontal
yang melalui titik beratnya, sebesar:
 Momen inersia IZZ terhadap sumbu z-z, adalah:

Gambar 4.4.
44
Penampang bahan

 Karena y diukur dari sumbu yang melalui titik berat,


berat maka:

 Jadi:
J di

 Momen inersia suatu luas terhadap suatu sumbu adalah sama


dengan inersia dari luas yang sama terhadap sumbu sejajar yang
melalui titik berat luas tersebut, ditambah dengan hasil kali dari
luas yang sama dengan kuadrat jarak antara kedua sumbu.
CONTOH :

Momen Inersia
Momen Inersia

CONTOH Momen Inersia Penampang Berlubang


Daerah A (mm2) y (mm) Ay
dari dasar
Persegi luar 40 . 60 = 2400 30 72 000
Lubang -20 . 30 = - 600 35 -21 000
Jumlah 1800 51 000

y
 Ay  51000  28.3 mm
 A 1800
Posisi titik berat dari dasar penampang:

bh 3 4060 
3

Inersia untuk daerah persegi luar: Io    72 x 10 4 mm 4


12 12
Ad  240030  28.3  0.69 x 104 mm 4
2 2

I zz  72.69 x 104 mm4

2030
3
bh 3
Inersia untuk daerah lubang (besaran inersia negatif): I o     4.50 x 10 4 mm 4
12 12
Ad  60035  28.3  2.69 x 10 4 mm 4
2 2

I zz  7.19 x 104 mm 4

U k penampang persegii berlubang:


Untuk b l b  
I zz   A d 2  I o i  72.69  7.19 x 10 4  65.50 x 10 4 mm 4
Modulus Irisan Elastis
 Tegangan lentur pada setiap titik sebuah irisan balok:
 Tegangan maksimum, diperoleh dari harga y maksimum.

 Besaran
B I dan
d c adalah
d l h konstan,
k d
dengan d iki I/c
demikian I/ adalah
d l h suatu
tetapan. Perbandingan tersebut secara khusus ditentukan oleh luas irisan
penampang.

 Perbandingan ini disebut: Modulus Irisan Elastis (Elastic Section


Modulus)) dilambangkan
g dengan
g S.
Mc M M
 max   
I I S
c

Mc M M
 max   
I I S
c
 Dapat dinyatakan sebagai:
Momen lentur
Tegangan lentur maksimum 
Modulus irisan elastis
Momen inersia I diukur dalam m4 dan c dalam m,
m maka S diukur dalam
m3. Dan bila M dalam Nm, maka satuan tegangan  menjadi N/m2.
 Irisan-irisan yang efisien untuk melawan lenturan haruslah mempunyai
S sebesar mungkin
g untuk bahan y
yangg diberikan, dengan
g meletakkan
sebanyak mungkin bahan yang jauh dari sumbu netral.
P= 20 kN
q= 0,75 kN/m
q
CONTOH:
0,4 m A
C B D
2m
0,3 m
L
 Sebuah balok kantilever kayu
dengan ukuran 0,3 m x 0,4 m P= 20 kN
mempunyaii berat
b 0 75 kN/m
0,75 kN/ q= 0,75 kN/m
memuat gaya terpusat ke atas
sebesar 20 kN pada ujungnya.
ujungnya
Tentukan tegangan lentur
maksimum pada sebuah irisan 2 m
dari ujung bebas.

P= 20 kN
q= 0,75 kN/m
q
Penyelesaian:
 Diketahui: 0,4 m A

 P = 20 kN C B D
2m
 q = 0,75 kN/m 0,3 m
L
 b = 0,30 m
 h = 0,40 m P= 20 kN
 Ditanya: q= 0,75 kN/m
 max = …… ?? ((Segmen
g C-B))
38,5 kNm
 Jawab:
Untuk menjaga keseimbangan 2m 18 5 kN
18,5
segmen C-B ini, perlu geseran
sebesar:
Fv = 0
P – q x l + RB = 0
20 – 0,75 x 2 + RB = 0  RB = - 18,5 kN ( )
P= 20 kN
Momen lentur: q= 0,75 kN/m
q

MB = P x 2 – q x l x ½ l 0,4 m A
= 20 x 2 – 0,75
0 75 x 2 x 1 C B D
= 38,5 kNm 2m
0,3 m
L
Jarak dari sumbu netral ke serat
terjauh (c)
(c)= ½ h = 0,2
0 2 m.
m P= 20 kN
q= 0,75 kN/m
bh 3 ( 0 ,3 ) ( 0 , 4 ) 3
I zz  
12 12
 16 x 10 -4
m 4 38,5 kNm

2m 18 5 kN
18,5
Mc ( 38 , 5 ) ( 0 , 2 )
 max  
I 16 x 10 - 4
  4813 kN/m 2

P= 20 kN
Dengan CARA LAIN: q= 0,75 kN/m
q
3
bh 0,4 m A
I 12
S   C B D
c 1 h
2 2m
0,3 m
bh 3 2 bh 2 L
 
12 h 6
( 0 ,3 ) ( 0 ,4 ) 2 P= 20 kN
  8 x 10 -3
m 3

6 q= 0,75 kN/m

M 38 , 5
 max   38,5 kNm
S 8 x 10 - 3
  4813 kN/
kN/m 2 2m 18 5 kN
18,5
Balok Dua Bahan
 Penggunaan-penggunaan penting dari balok yang terbuat dari beberapa
macam bahan yang berlainan, sering dijumpai dalam konstruksi-
konstruksi sipil.

 Konstruksi gabungan beberapa bahan yang sering dijumpai adalah balok


yang terdiri
t di i dari
d i dua
d macam bahan.
b h

 Misalnya:
i l Balok
l k kayu
k yang diperkuat
di k d
dengan ik
ikatan-ikatan
ik l
logam, atau
balok beton dengan tulangan baja.

 Sebuah balok simetris terbuat dari dua macam bahan dengan irisan
penampang seperti pada Gambar (a).
(a)
 Bahan 1 dengan modulus elastis E1 sedangkan E2 adalah modulus elastis
bahan 2.
2
 Regangan berubah secara linier dari sumbu netral (Gambar b).
 Pada keadaan elastis, tegangan
sebanding dengan regangan dan
distribusi tegangan dengan
menganggap E1 > E2
(Gambar c).
 Pada muka sambungan kedua
b h terlihat
bahan lih suatu perubahan
b h
intensitas tegangan, meski
regangannya adalah sama.
sama
 Bahan yang lebih kaku
mempunyai tegangan yang lebih
tinggi.
 Kekakuan bahan diukur dengan
modulus elastisitas E.

 Transformasi irisan dengan cara mengubah dimensi irisan penampang


yang sejajar sumbu netral dengan menggunakan perbandingan E dari
kedua bahan.
 Bila irisan padanan ada di dalam bahan 1,
1 maka semua ukuran bahan 1
tak boleh berubah. Sedangkan ukuran horisontal bahan 2 berubah
sebesar n kali, di mana n = E2/E1 (Gambar d).
 Transformasi irisan dengan cara mengubah dimensi irisan penampang
yang sejajar sumbu netral dengan menggunakan perbandingan E dari
kedua bahan.
 Bila irisan transformasi adalah dari bahan 2,2 maka ukuran horisontal
bahan 1 berubah sebesar n1 kali, dengan n1 = E1/E2 (Gambar e).

 Gambar (a): regangan x yang bekerja pada elemen dz dy adalah:


x E1 dz dy.
 Gambar (e): regangan bekerja pada elemen n1 dz dy adalah:
x E2 n1 dz dy. Tetapi dari definisi n1 di depan, diperoleh
E1= n1E2. Sehingga regangannya menjadi sama, yaitu: x E1 dz dy.
CONTOH:
 Sebuah balok campuran seperti pada gambar. Bagian atas terdiri dari
kayu ukuran 150 x 250 mm, Ew = 10.000 MPa. Bagian bawah dari baja
Es = 200.000
200 000 MPa dengan
d ukuran
k 10 x 150
1 0 mm. Bilail pada
d balok
b l k
terdapat momen lentur sebesar 0,03 MNm terhadap sumbu horisontal,
berapakah tegangan maksimum dalam kedua bahan tersebut?

Penyelesaian:
 Diketahui:
 Kayu 150 mm x 250 mm
 Ew = 10.000 MPa
 Baja 10 mm x 150 mm
 Es = 200.000 Mpa
 M = 0,03 MNm.
 Ditanya:
 max (Kayu) = …… ??
 max (Baja)= …… ??
 Jawab:
E /E = 20.
Es/Ew 20 Dengan
D ii
irisan t
transformasinya
f i adalah
d l h kayu,
k maka
k lebar
l b pelat
l t
bawahnya = (0,15)(20) = 3 m …….. (Lihat Gambar (b)).
Titik beratnya dan momen lembam terhadap sumbu titik berat,
berat adalah:
Dengan cara lain:
CONTOH:
 Hitung tegangan maksimum dalam pada bahan beton dan baja seperti
pada gambar. Balok mendapat momen lentur sebesar 70 kNm. Balok
di k
diperkuat d
dua b
batang b j yang berdiameter
baja b di 30 mm dengan
d l
luas
tampang 700 mm2. Perbandingan E baja terhadap E beton = 15 ( n= 15)

Penyelesaian:
 Diketahui:
 M = 70 kNm
 D baja = 30 mm
 A baja = 700 mm2
 Es/Ec = n = 15
 Ditanya:
 max (Beton) = …… ??
 max (Baja)= …… ??
 Jawab:
Es/Ec = 15. Dengan irisan transformasinya adalah beton.
Untuk menentukan letak sumbu netral,, ambillah kd sebagai
U g jjarak antara atas
balok dengan sumbu titik berat (Lihat Gambar (c)), di mana k adalah suatu
pembanding yang tak diketahui dan d adalah jarak dari puncak balok ke
tengah-tengah (sumbu) baja.
CONTOH:
 Tentukan momen ultimet yang memuat kapasitas balok beton bertulang
dari contoh di atas. Anggaplah bahwa penguatan baja terjadi pada 275
MPa dan
d kekuatan
k k ultimet
li b
beton f ’ = 20 MPa.
fc’
Penyelesaian:
 Diketahui:
 D baja = 30 mm
 A baja = 700 mm2
 Es/Ec = n = 15
 yp = 275 MPa
 fc‘
 Ditanya:
 M ult = …… ??
 Jawab:
Literatur/Rujukan
/ j
 Popov, E.P., 1989, Mekanika Teknik (Mechanics of Materials),
Materials) Terjemahan,
Penerbit Erlangga,
Erlangga Jakarta.
 http://ebookbrowse.com/bab-v-tegangan-e28093-regangan-dan-kekuatan-
struktur-ppt-d192432325,
pp , diakses dan diunduh ppada 03/11/2012.
 http://dc222.4shared.com/doc/zNCBlTPm/preview.html, diakses dan diunduh
pada 05/12/2012.

Anda mungkin juga menyukai