Anda di halaman 1dari 29

BAB VI

PELAKSANAAN PEKERJAAN PROYEK

6.1 Tinjauan Umum


Kegiatan terpenting dalam proyek adalah pekerjaan pelaksanaan.
Pada tahap ini dituntut keprofesionalan masing – masing personil untuk
menangani bidangnya. Keterkaitan diantara unsur – unsur pekerjaan selalu
diperhatikan agar tidak mengalami keterlambatan dalam pelaksanaannya,
sehingga akan memperoleh hasil akhir yang dapat diandalkan kualitas dan
kuantitasnya.
Pada saat pelaksanaan proyek diharapkan semua personil
bertanggung jawab pada bidangnya masing – masing dan dapat saling
bekerja sama untuk mencapai suatu hasil yang baik dan sesuai dengan
spesifikasi dan target waktu yang telah ditentukan.
Kontraktor dalam melaksanakan pekerjaan yang akan dilaksanakan
harus menggunakan pedoman-pedoman yang berfungsi sebagai acuan
dalam kerja supaya pekerjaan dapat berjalan dengan lancar dan selesai
sesuai dengan waktunya. Dasar-dasar yang digunakan dalam bekerja antara
lain :
1. Shop drawing dan detail-detail yang telah disetujui oleh pihak
konsultan dan pihak kontraktor sendiri.
2. Rencana kerja dan syarat-syarat umum mengenai proyek tersebut yang
tercantum dalam dokumen kontrak.
3. Peraturan-peraturan umum mengenai konstruksi yang berlaku.
Pada umumnya dalam proyek selalu ada perubahan gambar dan ini
harus diketahui oleh kontraktor sebelum pekerjaan dimulai. Perubahan ini
terjadi karena biasanya disesuaikan dengan keadaan di lapangan. Gambar
yang sudah dirubah kemudian digunakan sebagai pedoman oleh kontraktor
dalam melaksanakan tugasnya dan diawasi oleh konsultan pengawas.

82
Metode kerja dan rencana pelaksanaan pekerjaan ini merupakan
uraian garis besar dengan tujuan memberikan gambaran atas pelaksanaan
pekerjaan sesuai dengan lingkup pekerjaan yang akan diamati dilapangan
pada waktu pelaksanaan kerja praktek pada proyek Pembangunan Gedung
Rumah Sakit dan Akses Jalan RSUD Ungaran. Oleh karena rentang waktu
pelaksanaan kerja praktek terbatas yaitu hanya 3 bulan (September sampai
Desember), maka kegiatan yang akan dibahas pada bab ini hanya kegiatan
yang berlangsung selama masa kerja praktek, yaitu pekerjaan struktur bawah
meliputi pekerjaan pondasi tiang pancang mini pile, pile cap, tie beam dan
pekerjaan struktur atas meliputi kolom, balok, shear wall, plat lantai, dan
tangga.

6.2 Pekerjaan Persiapan dan Pengukuran


Pada pekerjaan pembangunan suatu proyek biasanya diawali dengan
pekerjaan persiapan. Adapun pekerjaan persiapan tersebut meliputi:
a. Pembersihan Lahan
Pembersihan lahan di lapangan dilakukan dengan
menghilangkan dan membersihkan semak-semak serta menebang
pohon yang sebelumnya berada di atas lahan tempat proyek
dilaksanakan. Pekerjaan penebangan pohon dilakukan sampai ke akar-
akarnya. Hal ini dilakukan agar tidak ada yang tersisa di dalam tanah
yang memungkinkan akan mengganggu pelaksanaan pekerjaan proyek.
b. Perencanaan Site Plane
Yang termasuk dalam perencanaan site plane adalah :
- Kantor Proyek dan Pos Keamanan
Kantor proyek dibangun sebagai tempat bekerja bagi para
staf baik staf dari kontraktor, pengawas, maupun pemilik proyek.
Pos Keamanan dibangun sebagai tempat untuk para penjaga
(security) proyek.

83
Gambar 6.1 Pos Security
(Sumber : http://tugascivil.blogspot.co.id/2011/01/site-layout-proyek-pembangunan-
menteng.html )

- Gudang Material dan Peralatan


Bahan-bahan yang harus terlindungi dari pengaruh cuaca
dan disimpan dalam ruangan tertutup seperti semen, besi, dan
material lainnya.
Sementara itu, gudang peralatan berfungsi untuk tempat
penyimpanan alat-alat ringan seperti alat vibrator, alat pengukur
(theodolite), bar cutter, dan peralatan lainnya.

Gambar 6.2 Gudang Material


(Sumber : http://www.panoramio.com/photo/31291961)

84
- Pagar Proyek
Pembuatan pagar proyek adalah suatu pekerjaan pemberian
batas terhadap lahan yang akan dibangun.
c. Pembuatan Shop Drawing
Shop drawing atau gambar kerja merupakan acuan bagi
pelaksanaan pekerjaan di lapangan. Dengan adanya gambar kerja, maka
pekerjaan lapangan menjadi mudah dilaksanakan dan terkendali secara
teknis, baik dari segi waktu maupun mutu kerja.
d. Mobilisasi Demobilisasi
Mobilisasi pekerjaan dan persiapan diperlukan untuk membawa
personil, peralatan, pemasokan, dan suplemen lain ke lokasi proyek.
Demobilisasi adalah mengeluarkan alat-alat dan suplemen lain
saat proyek telah selesai.
e. Penentuan dan Pengukuran Titik
Sebelum melakukan pekerjaan pondasi dilakukan pengukuran
titik-titik yang akan dijadikan pondasi dengan alat ukur theodolite.
Pengukuran dimaksudkan untuk mencari ketepatan letak dan elevasi
muka tanah.

6.3 Pekerjaan Struktur Bawah (Sub Structure)


Struktur bagian bawah merupakan bagian bangunan yang terletak
dibagian bawah permukaan tanah dan berfungsi untuk menahan beban –
beban yang diterima bangunan tersebut supaya tidak mengalami keruntuhan
atau failure. Struktur ini dirancang untuk meneruskan beban yang diterima
bangunan diatasnya kedalam tanah dasar.
6.3.1 Pekerjaan Tanah
Pekerjaan tanah meliputi dari pekerjaan galian dan pekerjaan
urugan. Pekerjaan ini harus dilakukan menurut ukuran kedalaman
galian atau urugan, lebar dan sesuai dengan apa yang tercantum pada
shop drawing.

85
Pada proyek Pembangunan Gedung Rumah Sakit dan Akses
Jalan RSUD Ungaran dilakukan proses pekerjaan galian tanah.
Pekerjaan galian dilakukan dengan menggunakan alat excavator dan
pengangkutan tanah galian akan dibawa oleh dump truck dan akan
dibuang di tempat yang sudah ditentukan.

Gambar 6.3 Pekerjaan Penggalian Tanah


(Sumber : https://metodebangunansipil.blogspot.co.id/2017/07/pekerjaan-galian-
tanah.html)

6.3.2 Pekerjaan Pondasi Tiang Pancang Mini Pile


Pondasi tiang pancang mini pile adalah bagian dari struktur
yang digunakan untuk menerima dan mentransfer (menyalurkan)
beban dari struktur atas ke tanah penunjang yang terletak pada
kedalaman tertentu.
Pondasi yang digunakan pada proyek Pembangunan Gedung
Rumah Sakit dan Akses Jalan RSUD Ungaran yaitu pondasi tiang
pancang mini pile. Tiang pancang mini pile harus dirancang, dicor
dan dirawat untuk memperoleh kekuatan yang diperlukan sehingga

86
tahan terhadap pengangkutan, penanganan, dan tekanan akibat
pemancangan tanpa kerusakan.
Pada proyek ini digunakan pondasi tiang pancang mini pile
berbentuk lingkaran dengan ukuran 30x30 cm pada kedalaman 9 m.

Gambar 6.5 Detail Pondasi Tiang Pancang Mini Pile

Pekerjaan pondasi tiang pancang mini pile dilakukan dengan


menggunakan alat Drop Hammer, dimana alat tersebut tidak
menimbulkan kebisingan dan getaran besar karena prosesnya adalah
dengan mengambil atau mengebor tanah.

87
Tahapan-tahapan proses pekerjaan pondasi mini pile cap
meliputi beberapa pekerjaan, yaitu :
a. Pekerjaan Persiapan Pondasi
Sebelum dilaksanakannya pengecoran pondasi, mini pile
cap maka perlu diadakan pekerjaan persiapan. Adapun
pekerjaan persiapan meliputi :
 Penentuan Titik Pondasi
Penentuan titik pancang ini dilakukan dengan
menggunakan alat theodolith dan di tandai dengan memberi
patok. Hal ini dilakukan untuk mempermudah pencarian
letak titik yang akan dipancang.
b. Proses Pengeboran
Alat Drop Hammer ini harus dalam kondisi drilling
berada ditengah alat. Pembersihan dasar lubang bor dari
longsoran dan lumpur yang terjadi. Pembersihan harus
dilakukan dengan alat pembersih khusus (cleaning bucket)
dengan ukuran yang sesuai dengan lubang bor. Untuk
memastikan bahwa lubang tersebut sudah bersih, maka sebelum
dan sesudah pembersihan harus dilakukan pengukuran
kedalaman dasar lubang bor dengan menggunakan pita ukur.
Waktu untuk pembersihan dan kedalaman dari lubang bor
setelah pembersihan dilakukan ini harus dicatat pada piling
records.
c. Pemasangan Besi Beton dan Pipa Tremie
Penyetelan atau pemasangan besi beton dan tremie.
Kerangka baja tulangan yang telah dirakit diangkat dengan
bantuan Crawlercrane dalam posisi tegak lurus terhadap lubang
bor dan diturunkan dengan hati-hati agar tidak terjadi banyak
singgungan dengan lubang bor.
Baja tulangan yang telah dimasukan dalam lubang bor
ditahan dengan potongan tulangan melintang lubang bor.

88
Apabila kebutuhan baja tulangan lebih dari 12 meter bisa
dilakukan penyambungan dengan diikat kawat beton dengan
panjang overlap 30 - 40 D atau dengan cara las.
Setelah rangka baja tulangan terpasang, pipa tremi disambung
dan dimasukkan kedalam lubang dengan panjang sesuai
kedalaman lubang bor. Apabila pada waktu pemasangan baja
tulangan terjadi singgungan dan terjadi keruntuhan di dalam
lubang bor, maka diperlukan pembersihan ulang dengan
memasang head kombinasi diameter 6″ ke diameter 2″. Dengan
memompakan air kedalam stang bor dan pipa tremi, maka
runtuhan-runtuhan dan tanah yang menempel pada besi
tulangan dapat dibersihkan kembali.

Gambar 6.7 Crawlercrane

89
Gambar 6.9 Pipa Tremi

d. Pengukuran Kembali Lubang Pengeboran


Setelah tulangan terpasang di dalam lubang, maka harus
dilakukan pengukuran kembali kedalaman lubang bor. Apabila
ternyata terjadi pengurangan kedalaman lubang bor
dibandingkan dengan kedalaman pada saat pembersihan selesai
dilakukan, maka tulangan terpasang tersebut harus dikeluarkan
dan pembersihan kembali lubang bor harus dilakukan
e. Pengecoran Beton
Pekerjaan pengecoran beton ke dalam lubang bor. Untuk
memisahkan adukan beton dari lumpur bor pada pengecoran
awal, digunakan kantong plastik yang telah diisi adukan beton
dan diikat dengan kawat beton yang digantung di bagian dalam
lubang tremi. Setelah tenaga cor siap, beton ditampung di dalam
corong cor dan ditahan oleh bola-bola beton pada kantong
plastik. Setelah cukup penuh, bola kantong plastik dilepas
sehingga terdorong beton yang ada di dalam lubang tremi.

90
Selanjutnya penuangan beton dilakukan dengan cepat sehingga
cukup untuk mendorong air lumpur bor yang ada di dalam
lubang tremi. Slump adukan beton untuk tiang pancang mini pile
tidak boleh terlalu rendah (minimal 12 cm) sehingga mudah
mengalir dan mendorong lumpur yang ada di dalam lubang bor.
Pengecoran selanjutnya dilakukan secara kontinyu dan
tidak terputus lebih dari 10 menit. Dengan sistem tremi ini
pengecoran dimulai dari dasar lubang dengan mendorong air /
lumpur dari bawah keluar lubang.
Setelah pipa tremi penuh dan ujung pipa tremie tertanam beton
biasanya beton tidak dapat mengalir karena ada tekanan dari
bawah. Untuk memperlancar adukan beton didalam pipa tremi,
dilakukan hentakan hentakan pada pipa tremi. Pipa tremi harus
selalu terbenam dalam adukan beton dan pengisian di dalam
corong harus dijaga terus menerus agar corong tidak kosong.
Pipa tremi dilepas setiap 2 meter dan dilakukan setelah
pipa tremi naik ke permukaan lubang lebih dari 2 meter.
Pengecoran dihentikan setelah adukan beton yang naik ke
permukaan telah bersih dari lumpur. Bila pengecoran dihentikan
di bawah permukaan tanah (karena perhitungan adanya galian
tanah), maka tinggi pengecoran minimal harus 0,5 meter di atas
level rencana bagian atas tiang pancang mini pile (sampai beton
pada rencana bagian atas tidak tercampur Lumpur lagi).
Pembersihan dan pemasangan kembali. Setelah pekerjaan
pengecoran selesai, semua peralatan dibersihkan dari sisa beton
dan lumpur dan disiapkan kembali untuk dipakai pada titik bor
berikutnya.

91
Gambar 6.10 Pondasi Setelah di Cor

6.3.3 Pekerjaan Pile Cap


Fungsi dari pile cap adalah untuk menerima beban dari
kolom yang kemudian akan terus disebarkan ke tiang pancang
dimana masing-masing pile menerima 1/N dari beban oleh kolom
dan harus ≤ daya dukung yang diijinkan (Y ton) (N= jumlah
kelompok pile). Jadi beban maksimum yang bisa diterima oleh pile
cap dari suatu kolom adalah sebesar N x (Y ton). Pile cap merupakan
suatu cara untuk mengikat pondasi sebelum didirikan kolom di
bagian atasnya. Pile cap ini bertujuan agar lokasi kolom benar-benar
berada dititik pusat pondasi sehingga tidak menyebabkan
eksentrisitas yang dapat menyebabkan beban tambahan pada
pondasi. Selain itu, seperti halnya kepala kolom, pile cap juga
berfungsi untuk menahan gaya geser dari pembebanan yang ada.
Tahapan-tahapan pengerjaan pile cap. Setelah dilakukan
penggalian tanah, dilakukan pemotongan pile sesuai elevasi pile cap
yang diinginkan. Tanah disekeliling pile digali lagi sesuai dengan
bentuk pile cap yang telah direncanakan. Pada pile dilakukan
pembobokan pada bagian betonnya hingga tersisa tulangan besinya

92
yang kemudian dijadikan sebagai stek pondasi sebagai pengikat
dengan pile cap. Pembobokan hanya sampai elevasi dasar pile cap
saja. Melakukan pemasangan bekisting, sebagai landasan pile cap,
dibuat lantai kerja terlebih dahulu dengan ketebalan 10 cm.
Melakukan pemasangan tulangan-tulangan pile cap yang meliputi
tulangan utama atas dan bawah, persiapan stek pondasi, pemasangan
kaki ayam, beton decking dan pemasangan stek pile cap sebagai
penghubung menuju kolom. Sebelum dilakukan pengecoran, tanah
disekitar bekisting ditimbun kembali untuk menahan beban
pengecoran dan meratakan kondisi tanah seperti semula. Setelah
semua persiapan sudah matang, maka dapat dilakukan pengecoran
pada pile cap.

Gambar 6.11 Pilecap

6.3.4 Pekerjaan Tie Beam

Penyediaan tulangan besi yang akan digunakan sesuai


dengan yang tertera didalam gambar rencana. Tulangan dipasang
dilokasi didahului dengan tulangan pokok untuk mempermudah
pekerjaan. Sengkang dipasang dengan jarak 150 mm sama untuk
keseluruhan tulangan.Tulangan pokok diikatkan pada sengkang

93
dengan kawat bendrat agar jaraknya tidak berubah. Sambungan
tulangan sebesar 40 kali diameter tulangan pokok harus dilakukan
selang-seling dan penempatan sambungan di tempat-tempat dengan
tegangan maksimum sedapat mungkin dihindari. Sambungan
lewatan harus ada overlapping / tidak sejajar antara tulangan atas
dengan tulangan bawah. Dipasang beton decking padatulangan sloof
tersebut yang berfungsi untuk membuat selimut pada beton sehingga
tidak ada tulangan yang tampak karena dapat menyebabkan tulangan
berkarat. Tebal beton decking yang dipasang harus disesuaikan
dengan tebal selimut beton yang direncanakan.

Langkah-langkah pekerjaan pembuatan dan pemasangan


bekisting untuk tie beam adalah sebagai berikut:

1. Mengadakan marking posisi bekisting yang akan


dipasang.
2. Pemotongan papan kayu dan perakitan bagian-bagian
bekisting yang akan dibuat disesuaikan dengan
ukuran tie beam tersebut.
3. Sebelum bekisting dipasang, terlebih dahulu
bekisting dibagian dalam diolesi dengan
menggunakan mud oil, hal ini berfungsi agar pada
waktu pembongkaran bekisting tidak mengalami
kesulitan.
4. Pemasangan bekisting tegak lurus pada lokasi tie
beam yang telah ditentukan kemudian dikunci dengan
menggunakan kayu 8 / 12 dan paku secukupnya
sebagai penahan goyangan.

Untuk pengecoran pile cap dan tie beam dalam proyek ini
menggunakan beton ready mix. Adapun langkah-langkah
pengecoran tie beam, langkah-langkah tersebut antara lain:

94
1. Membersihkan lokasi pengecoran dari segala kotoran
dan air yang menggenang dengan menggunakan
pompa air.
2. Membuat tanda / marking pada bekisting yang
menunjukan batas berhentinya pengecoran baik pada
bekisting pile cap maupun bekisting tie beam.
3. Mengatur dan mengarahkan penuangan beton sesuai
dengan metode pelaksanaan.
4. Agar semua adonan beton dapat masuk kedalam
tulangan pile cap dan tie beam maka digunakan alat
vibrator untuk meratakanya serta ditekan dengan
tekanan tinggi agar beton tersebut dapat memadat.
5. Mengontrol elevasi atau ketinggian beton pada saat
pelaksanaan pengecoran.
6. Menghentikan pengecoran dan meratakan serta
menghaluskan permukaan beton dengan
menggunakan alat pertukangan manual / plester.

Pembongkaran bekisting pada proyek ini dilakukan 2-3


hari setelah pengecoran, dengan syarat pile cap dan sloof tidak
menerima beban di atasnya. Alasan lain dilakukannya
pembongkaran itu agar bekisting dapat digunakan untuk bagian yang
lain.

95
Gambar 6.12 Tie Beam

6.4 Pekerjaan Struktur Atas (Upper Structure)


Pekerjaan struktur atas merupakan pekerjaan struktur pada elemen-
elemen struktur yang berada di atas permukaan tanah. Pekerjaan struktur ini
merupakan pekerjaan yang sebagian besar adalah pekerjaan berulang atau
typical. Untuk itu pada pekerjaan struktur atas hal yang perlu diperhatikan
adalah sequence atau pola pergerakan pekerjaan termasuk materialnya. Hal
ini bertujuan untuk mencapai irama pekerjaan yang cepat dan stabil sehingga
dapat mencapai target waktu pelaksanaan.
Ada beberapa pekerjaan dalam struktur atas ini, yaitu pekerjaan
kolom, balok, dan pelat lantai. Pada sub bab ini, kami hanya akan
menjelaskan gambaran secara umumnya saja. Hal ini disebabkan karena
pada saat mulai melakukan kerja praktek, pekerjaan yang kami dapat dan
kami amati hanya pekerjaan struktur bawah dan beberapa struktur atas.
Sehingga foto-foto kegiatan pelaksanaan yang terdapat dalam sub bab ini
kami ambil dari beberapa referensi foto pekerjaan struktur atas.
6.4.1 Pekerjaan Kolom
Kolom merupakan suatu elemen struktur tekan yang
memegang peranan penting dari suatu bangunan, sehingga

96
keruntuhan pada suatu kolom merupakan lokasi kritis yang dapat
menyebabkan runtuhnya (collapse) lantai yang bersangkutan dan
juga runtuh total (total collapse) seluruh struktur (Sudarmoko,
1996).
Adapun pelaksanaan pekerjaan kolom sebagai berikut :
a. Penentuan As Kolom
Titik-titik dari as kolom diperoleh dari hasil pengukuran
dan patokan. Hal ini disesuaikan dengan gambar yang telah
direncanakan. Cara untuk menentukan as kolom membutuhkan
alat-alat seperti : theodolith, meteran, sipatan, dan lain-lain.
b. Pembesian Kolom
Dalam pembuatan kolom dibutuhkan perancah untuk
menjaga supaya tulangan kolom tetap berdiri tegak dan tidak
bergeser dari asnya. Pemakaian perancah ini disesuaikan dengan
letak kolom yang akan dibuat.

Gambar 6.13 Pembesian Kolom

97
Untuk pembesian kolom pada proyek ini menggunakan
besi tulangan dengan mutu baja, yaitu :
- untuk Ø ≥ 10 : BJTD 40 (fy = 400 MPa)
- untuk Ø ≤ 10 : BJTP 24 (fy = 240 MPa)

98
Gambar 6.14 Denah Kolom Elevasi +3,00 s.d +6,00

99
100
c. Pemasangan Bekisting Kolom
Bekisting kolom dibuat setelah tulangan kolom sudah
didirikan dan ditata semuanya. Bekisting pada kolom ini
diletakkan disisi-sisi kolom yang digunakan sebagai cetakan
dalam pengecoran kolom.
Antara papan bekisting dengan besi tulangan, diganjal
dengan beton decking sehingga besi tulangan tidak melekat
pada papan bekisting dan memudahkan pada waktu
pembongkaran bekisting.

Gambar 6.16 Pekerjaan Bekisting Kolom

d. Pengecoran Kolom
Setelah semua langkah di atas selesai dan kolom siap,
maka kolom siap untuk di cor. Dalam pengecoran kolom,
digunakan beton dengan mutu beton fc’ = 41,5 Mpa.

101
Pengerjaan cor kolom menggunakan pipa tremie yang
berguna untuk mengatur turunnya beton pada bekisting kolom
dan alat concrete vibrator yang bertujuan untuk mengurangi
rongga udara yang terjadi di dalam beton, karena rongga udara
ini dapat menimbulkan terjadinya segragasi yaitu pemisahan
agregat yang dapat mengurangi mutu beton tersebut.
e. Pembongkaran Bekisting
Setelah pengecoran selesai, maka dapat dilakukan
pembongkaran bekisting pada kolom. Pembongkaran dapat
dilakukan setelah ± 7 hari.

6.4.2 Pekerjaan Balok dan Pelat Lantai


Balok merupakan salah satu pekerjaan beton bertulang.
Balok merupakan bagian struktur yang digunakan sebagai dudukan
lantai dan pengikat kolom lantai atas. Fungsinya sebagai rangka
penguat horizontal.
Pelat lantai merupakan lantai yang tidak terletak di atas tanah
langsung. Pelat lantai didukung oleh balok-balok yang bertumpu
pada kolom-kolom bangunan.
Pekerjaan balok dan plat lantai dilakukan setelah pekerjaan
kolom selesai dilakukan. Adapun pelaksanaan pekerjaan balok dan
pelat lantai sebagai berikut :
a. Pekerjaan Pengukuran
Pengukuran ini dilakukan bertujuan untuk mengatur atau
memastikan kerataan ketinggian balok. Pada pekerjaan ini
digunakan alat ukur theodolith.
b. Pembesian atau Penulangan
Untuk balok, pemotongan dan pembengkokan besi
dilakukan sesuai kebutuhan dengan menggunakan bar cutter dan
bar bending.

102
Untuk pembesian balok dan pelat lantai pada proyek ini
menggunakan besi tulangan dengan mutu baja, yaitu :
- untuk Ø ≥ 10 : BJTD 40 (fy = 400 MPa)
- untuk Ø ≤ 10 : BJTP 24 (fy = 240 MPa)

Gambar 6.17 Penulangan Balok Lantai Dasar

103
Gambar 6.18 Skema Penulangan Pelat Basement Elevasi
+4,50

Pembesian balok ada dilakukan dengan sistem pabrikasi


di los besi dan ada yang dirakit diatas bekisting yang sudah jadi.
Sedangkan pembesian pelat dilakukan di atas bekisting yang
sudah jadi.
c. Pemasangan Bekisiting
Bekisting balok dan pelat lantai dibuat dengan tujuan
supaya dalam pengecoran nanti beton dapat tertampung dengan
baik dan tercetak dengan baik pula.

104
Gambar 6.19 Pemasangan Bekisting Pelat

d. Pekerjaan Pengecoran
Pengecoran pelat dilaksanakan bersamaan dengan
pengecoran balok. Peralatan pendukung untuk pekerjaan
pengecoran ini diantaranya yaitu : concrete bucket, concrete
truck mixer, vibrator, papan perata.
Pekerjaan pengecoran dilakukan sesuai dengan mutu
beton rencana yaitu fc’ = 41,5 MPa dan volume yang
dibutuhkan di lapangan.

105
Gambar 6.20 Proses Pekerjaan Pengecoran Balok dan
PelatPembongkaran Bekisting

Pembongkaran bekisting untuk pelat dilakukan setelah ±


4 hari pengecoran sedangkan untuk pembongkaran bekisting
pada balok dilakukan ± 14 hari setelah pengecoran. Hal ini
dilakukan sebagai penunjang sampai beton pelat dan balok
benar-benar mengeras.

6.4.3 Pekerjaan Shear Wall


Pekerjaan shear wall melibatkan beberapa kegiatan
antara lain adalah penentuan titik-titik as shear wall dari hasil
pekerjaan tim survey yang melakukan pengukuran dan
pematokan, yaitu marking berupa titik-titik atau garis yang
digunakan sebagai dasar penentuan letak bekisting dan
tulangan. Penulangan dirangkai di tempat pelaksanaan proyek
Pembangunan Gedung Rumah Sakit dan Akses Jalan RSUD

106
Ungaran. Pada saat pemasangan tulangan, digunakan tower
crane untuk mengangkat tulangan yang telah dirangkai,
dibutuhkan tenaga kerja yang terampil dalam pemasangan dan
penyambungan shear wall agar benar-benar tegak lurus seperti
shear wall yang berada dilantai bawahnya.
Bentuk dan ukuran shear wall pada proyek ini adalah
tipikal (sama) sehingga bahan bekisting shear wall terbauat dari
baja pula. Penggunaan bahan baja ini akan lebih hemat bahan
dan biaya dalam pembuatan bekisting, karena dapat dipakai
berulang-ulang.
Beton ready mix didatangkan dari CV. Arthar dengan
mutu yang telah disyaratkan. Setelah nilai slump memenuhi
persyaratan, maka beton ready mix dari concrete mixer truck
dituang ke dalam concrete bucket, kemudian concrete bucket
tersebut diangkatdengan tower crane menuju ke lokasi
pengecoran. Pada saat pemindahan, concrete bucket ditutup atau
dikunci agar tidak tumpah. Tinggi jatuh penuangan beton
disyaratkan sesuai dengan yang telah ditentukan (≤1,50 m)
diusahakan sedekat mungkin antara pipa tremie dengan
permukaan beton lama. Hal ini dilakukan untuk menghindari
agregat kasar terlepas dari adukan beton.

107
Gambar 6.21 Bekisting Shear Wall

6.4.4 Pekerjaan Tangga


Tangga adalah sebuah konstruksi yang dirancang untuk
menghubungi dua tingkat vertikal yang memiliki jarak satu
sama lain. Pekerjaan persiapan sebelum memulai pekerjaan
tangga, maka yang perlu dilakukan setelah mempersiapkan
bahan & alat. Pelat badan tangga sebenarnya tidak perlu
pabrikasi secara khusus, karena bisa dipabrikasi pada saat
penyetelan langsung. Yang perlu dipersiapkan adalah posisi
kemiringan badan tangga serta pipa galvanis (panjang
disesuaikan bentang badan tangga) yang disusun sesuai
kemiringan badan tangga. Dinding tangga dibuat sesuai dengan
ukuran tangga (tebal plat + tinggi trape tangga).
Anak tangga plywood 12 mm dipotong sesuai dengan
tinggi trape (optrade) dan lebar tangga, kemudian diberi rangka.
Penyetelan bordes tangga sebelum memulai pekerjaan bordes

108
tangga, perlu diperhatikan elevasi/ ketinggian dari lantai
dibawahnya sehingga diketahui kombinasi alat yang diperlukan,
apakah menggunakan pipe support.Pekerjaan bordes tangga
dimulai dari pekerjaan balok bordes, yang cara penyetelannya
sama seperti balok biasa. Kemudian antar dinding balok
dipasang kayu 5/7 (jarak maksimum 25 cm). Kayu ini berfungsi
sebagai pengganti pipa (karena bentang pendek). Setelah selesai
pemasangan kayu 50/10, lalu diikuti pemasangan plywood yang
ukurannya disesuaikan dengan panjang dan lebar bordes. Badan
tangga ada 2 buah, yaitu antara bordes dengan lantai
dibawahnya dan antara bordes dengan lantai di atasnya. Setelah
pekerjaan bordes dan badan tangga selesai, kemudian dipasang
dinding tangga kanan-kiri dan dinding bordes diatas badan
tangga dan bordes.
Dinding tangga dipaku dengan badan tangga dan diberi
perkuatan dengan potongan kayu 5/7 (jarak maksimum 40 cm).
Potongan kayu 5/7 dipaku antara badan tangga dengan dinding
tangga sehingga benar-benar kuat, rapi, dan tidak goyang.
Trape/ dinding anak tangga dipasang setelah dilakukan
pengecekan terhadap elevasi bordes, kemiringan badan tangga,
penggambaran trape/ anak tangga pada dinding badan tangga
dan pembesian. Pemasangan bordes dan badan tangga salah
apabila jumlah anak tangga tidak pas, dengan antrade dan
uptrade yang telah ditentukan ukurannya (bisa kurang bisa
lebih). Bila kesalahan ini terjadi maka harus dibetulkan terlebih
dahulu. Trade/ dinding anak tangga dipasang diantara dinding
badan tangga sesuai dengan yang telah digambar pada dinding
badan tangga dan dipaku dari dinding tangga kearah dalam.
Untuk memudahkan pemasangan dapat dilakukan dari bawah
keatas. Setelah semua terpasang, kemudian antar anak tangga

109
dirangkai dengan kayu 5/7 memanjang dari atas ke bawah pada
dua tempat kanan-kiri dan dipaku.
Pembongkaran dinding badan tangga dan trape dapat
dilakukan setelah beton berumur 12 jam, sedangkan untuk
badan tangga dan bordes dilakukan setelah tujuh hari atau
setelah mendapat ijin dari pihak direksi. Untuk pembongkaran
balok bordes cara dan urutannya seperti pada pembongkaran
balok biasa. Untuk pembongkaran badan tangga dan bordes,
dimulai dari pengendoran jack base dan U-head, kemudian
diikuti pembongkaran lader/pipe sipport dan kayu 6/12. Setelah
itu dibongkar kayu 5/7 dan terakhir adalah pembongkaran
plywood. Setelah semua dibongkar kemudian dirapikan dan
ditumpuk pada tempat yang mudah dijangkau oleh alat angkut.

Gambar 6.22 Bekisting dan Penulangan Tangga

110

Anda mungkin juga menyukai