82
Metode kerja dan rencana pelaksanaan pekerjaan ini merupakan
uraian garis besar dengan tujuan memberikan gambaran atas pelaksanaan
pekerjaan sesuai dengan lingkup pekerjaan yang akan diamati dilapangan
pada waktu pelaksanaan kerja praktek pada proyek Pembangunan Gedung
Rumah Sakit dan Akses Jalan RSUD Ungaran. Oleh karena rentang waktu
pelaksanaan kerja praktek terbatas yaitu hanya 3 bulan (September sampai
Desember), maka kegiatan yang akan dibahas pada bab ini hanya kegiatan
yang berlangsung selama masa kerja praktek, yaitu pekerjaan struktur bawah
meliputi pekerjaan pondasi tiang pancang mini pile, pile cap, tie beam dan
pekerjaan struktur atas meliputi kolom, balok, shear wall, plat lantai, dan
tangga.
83
Gambar 6.1 Pos Security
(Sumber : http://tugascivil.blogspot.co.id/2011/01/site-layout-proyek-pembangunan-
menteng.html )
84
- Pagar Proyek
Pembuatan pagar proyek adalah suatu pekerjaan pemberian
batas terhadap lahan yang akan dibangun.
c. Pembuatan Shop Drawing
Shop drawing atau gambar kerja merupakan acuan bagi
pelaksanaan pekerjaan di lapangan. Dengan adanya gambar kerja, maka
pekerjaan lapangan menjadi mudah dilaksanakan dan terkendali secara
teknis, baik dari segi waktu maupun mutu kerja.
d. Mobilisasi Demobilisasi
Mobilisasi pekerjaan dan persiapan diperlukan untuk membawa
personil, peralatan, pemasokan, dan suplemen lain ke lokasi proyek.
Demobilisasi adalah mengeluarkan alat-alat dan suplemen lain
saat proyek telah selesai.
e. Penentuan dan Pengukuran Titik
Sebelum melakukan pekerjaan pondasi dilakukan pengukuran
titik-titik yang akan dijadikan pondasi dengan alat ukur theodolite.
Pengukuran dimaksudkan untuk mencari ketepatan letak dan elevasi
muka tanah.
85
Pada proyek Pembangunan Gedung Rumah Sakit dan Akses
Jalan RSUD Ungaran dilakukan proses pekerjaan galian tanah.
Pekerjaan galian dilakukan dengan menggunakan alat excavator dan
pengangkutan tanah galian akan dibawa oleh dump truck dan akan
dibuang di tempat yang sudah ditentukan.
86
tahan terhadap pengangkutan, penanganan, dan tekanan akibat
pemancangan tanpa kerusakan.
Pada proyek ini digunakan pondasi tiang pancang mini pile
berbentuk lingkaran dengan ukuran 30x30 cm pada kedalaman 9 m.
87
Tahapan-tahapan proses pekerjaan pondasi mini pile cap
meliputi beberapa pekerjaan, yaitu :
a. Pekerjaan Persiapan Pondasi
Sebelum dilaksanakannya pengecoran pondasi, mini pile
cap maka perlu diadakan pekerjaan persiapan. Adapun
pekerjaan persiapan meliputi :
Penentuan Titik Pondasi
Penentuan titik pancang ini dilakukan dengan
menggunakan alat theodolith dan di tandai dengan memberi
patok. Hal ini dilakukan untuk mempermudah pencarian
letak titik yang akan dipancang.
b. Proses Pengeboran
Alat Drop Hammer ini harus dalam kondisi drilling
berada ditengah alat. Pembersihan dasar lubang bor dari
longsoran dan lumpur yang terjadi. Pembersihan harus
dilakukan dengan alat pembersih khusus (cleaning bucket)
dengan ukuran yang sesuai dengan lubang bor. Untuk
memastikan bahwa lubang tersebut sudah bersih, maka sebelum
dan sesudah pembersihan harus dilakukan pengukuran
kedalaman dasar lubang bor dengan menggunakan pita ukur.
Waktu untuk pembersihan dan kedalaman dari lubang bor
setelah pembersihan dilakukan ini harus dicatat pada piling
records.
c. Pemasangan Besi Beton dan Pipa Tremie
Penyetelan atau pemasangan besi beton dan tremie.
Kerangka baja tulangan yang telah dirakit diangkat dengan
bantuan Crawlercrane dalam posisi tegak lurus terhadap lubang
bor dan diturunkan dengan hati-hati agar tidak terjadi banyak
singgungan dengan lubang bor.
Baja tulangan yang telah dimasukan dalam lubang bor
ditahan dengan potongan tulangan melintang lubang bor.
88
Apabila kebutuhan baja tulangan lebih dari 12 meter bisa
dilakukan penyambungan dengan diikat kawat beton dengan
panjang overlap 30 - 40 D atau dengan cara las.
Setelah rangka baja tulangan terpasang, pipa tremi disambung
dan dimasukkan kedalam lubang dengan panjang sesuai
kedalaman lubang bor. Apabila pada waktu pemasangan baja
tulangan terjadi singgungan dan terjadi keruntuhan di dalam
lubang bor, maka diperlukan pembersihan ulang dengan
memasang head kombinasi diameter 6″ ke diameter 2″. Dengan
memompakan air kedalam stang bor dan pipa tremi, maka
runtuhan-runtuhan dan tanah yang menempel pada besi
tulangan dapat dibersihkan kembali.
89
Gambar 6.9 Pipa Tremi
90
Selanjutnya penuangan beton dilakukan dengan cepat sehingga
cukup untuk mendorong air lumpur bor yang ada di dalam
lubang tremi. Slump adukan beton untuk tiang pancang mini pile
tidak boleh terlalu rendah (minimal 12 cm) sehingga mudah
mengalir dan mendorong lumpur yang ada di dalam lubang bor.
Pengecoran selanjutnya dilakukan secara kontinyu dan
tidak terputus lebih dari 10 menit. Dengan sistem tremi ini
pengecoran dimulai dari dasar lubang dengan mendorong air /
lumpur dari bawah keluar lubang.
Setelah pipa tremi penuh dan ujung pipa tremie tertanam beton
biasanya beton tidak dapat mengalir karena ada tekanan dari
bawah. Untuk memperlancar adukan beton didalam pipa tremi,
dilakukan hentakan hentakan pada pipa tremi. Pipa tremi harus
selalu terbenam dalam adukan beton dan pengisian di dalam
corong harus dijaga terus menerus agar corong tidak kosong.
Pipa tremi dilepas setiap 2 meter dan dilakukan setelah
pipa tremi naik ke permukaan lubang lebih dari 2 meter.
Pengecoran dihentikan setelah adukan beton yang naik ke
permukaan telah bersih dari lumpur. Bila pengecoran dihentikan
di bawah permukaan tanah (karena perhitungan adanya galian
tanah), maka tinggi pengecoran minimal harus 0,5 meter di atas
level rencana bagian atas tiang pancang mini pile (sampai beton
pada rencana bagian atas tidak tercampur Lumpur lagi).
Pembersihan dan pemasangan kembali. Setelah pekerjaan
pengecoran selesai, semua peralatan dibersihkan dari sisa beton
dan lumpur dan disiapkan kembali untuk dipakai pada titik bor
berikutnya.
91
Gambar 6.10 Pondasi Setelah di Cor
92
yang kemudian dijadikan sebagai stek pondasi sebagai pengikat
dengan pile cap. Pembobokan hanya sampai elevasi dasar pile cap
saja. Melakukan pemasangan bekisting, sebagai landasan pile cap,
dibuat lantai kerja terlebih dahulu dengan ketebalan 10 cm.
Melakukan pemasangan tulangan-tulangan pile cap yang meliputi
tulangan utama atas dan bawah, persiapan stek pondasi, pemasangan
kaki ayam, beton decking dan pemasangan stek pile cap sebagai
penghubung menuju kolom. Sebelum dilakukan pengecoran, tanah
disekitar bekisting ditimbun kembali untuk menahan beban
pengecoran dan meratakan kondisi tanah seperti semula. Setelah
semua persiapan sudah matang, maka dapat dilakukan pengecoran
pada pile cap.
93
dengan kawat bendrat agar jaraknya tidak berubah. Sambungan
tulangan sebesar 40 kali diameter tulangan pokok harus dilakukan
selang-seling dan penempatan sambungan di tempat-tempat dengan
tegangan maksimum sedapat mungkin dihindari. Sambungan
lewatan harus ada overlapping / tidak sejajar antara tulangan atas
dengan tulangan bawah. Dipasang beton decking padatulangan sloof
tersebut yang berfungsi untuk membuat selimut pada beton sehingga
tidak ada tulangan yang tampak karena dapat menyebabkan tulangan
berkarat. Tebal beton decking yang dipasang harus disesuaikan
dengan tebal selimut beton yang direncanakan.
Untuk pengecoran pile cap dan tie beam dalam proyek ini
menggunakan beton ready mix. Adapun langkah-langkah
pengecoran tie beam, langkah-langkah tersebut antara lain:
94
1. Membersihkan lokasi pengecoran dari segala kotoran
dan air yang menggenang dengan menggunakan
pompa air.
2. Membuat tanda / marking pada bekisting yang
menunjukan batas berhentinya pengecoran baik pada
bekisting pile cap maupun bekisting tie beam.
3. Mengatur dan mengarahkan penuangan beton sesuai
dengan metode pelaksanaan.
4. Agar semua adonan beton dapat masuk kedalam
tulangan pile cap dan tie beam maka digunakan alat
vibrator untuk meratakanya serta ditekan dengan
tekanan tinggi agar beton tersebut dapat memadat.
5. Mengontrol elevasi atau ketinggian beton pada saat
pelaksanaan pengecoran.
6. Menghentikan pengecoran dan meratakan serta
menghaluskan permukaan beton dengan
menggunakan alat pertukangan manual / plester.
95
Gambar 6.12 Tie Beam
96
keruntuhan pada suatu kolom merupakan lokasi kritis yang dapat
menyebabkan runtuhnya (collapse) lantai yang bersangkutan dan
juga runtuh total (total collapse) seluruh struktur (Sudarmoko,
1996).
Adapun pelaksanaan pekerjaan kolom sebagai berikut :
a. Penentuan As Kolom
Titik-titik dari as kolom diperoleh dari hasil pengukuran
dan patokan. Hal ini disesuaikan dengan gambar yang telah
direncanakan. Cara untuk menentukan as kolom membutuhkan
alat-alat seperti : theodolith, meteran, sipatan, dan lain-lain.
b. Pembesian Kolom
Dalam pembuatan kolom dibutuhkan perancah untuk
menjaga supaya tulangan kolom tetap berdiri tegak dan tidak
bergeser dari asnya. Pemakaian perancah ini disesuaikan dengan
letak kolom yang akan dibuat.
97
Untuk pembesian kolom pada proyek ini menggunakan
besi tulangan dengan mutu baja, yaitu :
- untuk Ø ≥ 10 : BJTD 40 (fy = 400 MPa)
- untuk Ø ≤ 10 : BJTP 24 (fy = 240 MPa)
98
Gambar 6.14 Denah Kolom Elevasi +3,00 s.d +6,00
99
100
c. Pemasangan Bekisting Kolom
Bekisting kolom dibuat setelah tulangan kolom sudah
didirikan dan ditata semuanya. Bekisting pada kolom ini
diletakkan disisi-sisi kolom yang digunakan sebagai cetakan
dalam pengecoran kolom.
Antara papan bekisting dengan besi tulangan, diganjal
dengan beton decking sehingga besi tulangan tidak melekat
pada papan bekisting dan memudahkan pada waktu
pembongkaran bekisting.
d. Pengecoran Kolom
Setelah semua langkah di atas selesai dan kolom siap,
maka kolom siap untuk di cor. Dalam pengecoran kolom,
digunakan beton dengan mutu beton fc’ = 41,5 Mpa.
101
Pengerjaan cor kolom menggunakan pipa tremie yang
berguna untuk mengatur turunnya beton pada bekisting kolom
dan alat concrete vibrator yang bertujuan untuk mengurangi
rongga udara yang terjadi di dalam beton, karena rongga udara
ini dapat menimbulkan terjadinya segragasi yaitu pemisahan
agregat yang dapat mengurangi mutu beton tersebut.
e. Pembongkaran Bekisting
Setelah pengecoran selesai, maka dapat dilakukan
pembongkaran bekisting pada kolom. Pembongkaran dapat
dilakukan setelah ± 7 hari.
102
Untuk pembesian balok dan pelat lantai pada proyek ini
menggunakan besi tulangan dengan mutu baja, yaitu :
- untuk Ø ≥ 10 : BJTD 40 (fy = 400 MPa)
- untuk Ø ≤ 10 : BJTP 24 (fy = 240 MPa)
103
Gambar 6.18 Skema Penulangan Pelat Basement Elevasi
+4,50
104
Gambar 6.19 Pemasangan Bekisting Pelat
d. Pekerjaan Pengecoran
Pengecoran pelat dilaksanakan bersamaan dengan
pengecoran balok. Peralatan pendukung untuk pekerjaan
pengecoran ini diantaranya yaitu : concrete bucket, concrete
truck mixer, vibrator, papan perata.
Pekerjaan pengecoran dilakukan sesuai dengan mutu
beton rencana yaitu fc’ = 41,5 MPa dan volume yang
dibutuhkan di lapangan.
105
Gambar 6.20 Proses Pekerjaan Pengecoran Balok dan
PelatPembongkaran Bekisting
106
Ungaran. Pada saat pemasangan tulangan, digunakan tower
crane untuk mengangkat tulangan yang telah dirangkai,
dibutuhkan tenaga kerja yang terampil dalam pemasangan dan
penyambungan shear wall agar benar-benar tegak lurus seperti
shear wall yang berada dilantai bawahnya.
Bentuk dan ukuran shear wall pada proyek ini adalah
tipikal (sama) sehingga bahan bekisting shear wall terbauat dari
baja pula. Penggunaan bahan baja ini akan lebih hemat bahan
dan biaya dalam pembuatan bekisting, karena dapat dipakai
berulang-ulang.
Beton ready mix didatangkan dari CV. Arthar dengan
mutu yang telah disyaratkan. Setelah nilai slump memenuhi
persyaratan, maka beton ready mix dari concrete mixer truck
dituang ke dalam concrete bucket, kemudian concrete bucket
tersebut diangkatdengan tower crane menuju ke lokasi
pengecoran. Pada saat pemindahan, concrete bucket ditutup atau
dikunci agar tidak tumpah. Tinggi jatuh penuangan beton
disyaratkan sesuai dengan yang telah ditentukan (≤1,50 m)
diusahakan sedekat mungkin antara pipa tremie dengan
permukaan beton lama. Hal ini dilakukan untuk menghindari
agregat kasar terlepas dari adukan beton.
107
Gambar 6.21 Bekisting Shear Wall
108
tangga, perlu diperhatikan elevasi/ ketinggian dari lantai
dibawahnya sehingga diketahui kombinasi alat yang diperlukan,
apakah menggunakan pipe support.Pekerjaan bordes tangga
dimulai dari pekerjaan balok bordes, yang cara penyetelannya
sama seperti balok biasa. Kemudian antar dinding balok
dipasang kayu 5/7 (jarak maksimum 25 cm). Kayu ini berfungsi
sebagai pengganti pipa (karena bentang pendek). Setelah selesai
pemasangan kayu 50/10, lalu diikuti pemasangan plywood yang
ukurannya disesuaikan dengan panjang dan lebar bordes. Badan
tangga ada 2 buah, yaitu antara bordes dengan lantai
dibawahnya dan antara bordes dengan lantai di atasnya. Setelah
pekerjaan bordes dan badan tangga selesai, kemudian dipasang
dinding tangga kanan-kiri dan dinding bordes diatas badan
tangga dan bordes.
Dinding tangga dipaku dengan badan tangga dan diberi
perkuatan dengan potongan kayu 5/7 (jarak maksimum 40 cm).
Potongan kayu 5/7 dipaku antara badan tangga dengan dinding
tangga sehingga benar-benar kuat, rapi, dan tidak goyang.
Trape/ dinding anak tangga dipasang setelah dilakukan
pengecekan terhadap elevasi bordes, kemiringan badan tangga,
penggambaran trape/ anak tangga pada dinding badan tangga
dan pembesian. Pemasangan bordes dan badan tangga salah
apabila jumlah anak tangga tidak pas, dengan antrade dan
uptrade yang telah ditentukan ukurannya (bisa kurang bisa
lebih). Bila kesalahan ini terjadi maka harus dibetulkan terlebih
dahulu. Trade/ dinding anak tangga dipasang diantara dinding
badan tangga sesuai dengan yang telah digambar pada dinding
badan tangga dan dipaku dari dinding tangga kearah dalam.
Untuk memudahkan pemasangan dapat dilakukan dari bawah
keatas. Setelah semua terpasang, kemudian antar anak tangga
109
dirangkai dengan kayu 5/7 memanjang dari atas ke bawah pada
dua tempat kanan-kiri dan dipaku.
Pembongkaran dinding badan tangga dan trape dapat
dilakukan setelah beton berumur 12 jam, sedangkan untuk
badan tangga dan bordes dilakukan setelah tujuh hari atau
setelah mendapat ijin dari pihak direksi. Untuk pembongkaran
balok bordes cara dan urutannya seperti pada pembongkaran
balok biasa. Untuk pembongkaran badan tangga dan bordes,
dimulai dari pengendoran jack base dan U-head, kemudian
diikuti pembongkaran lader/pipe sipport dan kayu 6/12. Setelah
itu dibongkar kayu 5/7 dan terakhir adalah pembongkaran
plywood. Setelah semua dibongkar kemudian dirapikan dan
ditumpuk pada tempat yang mudah dijangkau oleh alat angkut.
110