Anda di halaman 1dari 11

BAB IV

PERENCANAAN KONSTRUKSI

4.1 Tinjauan Umum


Tahap perencanaan merupakan tahap yang penting dalam proses
pelaksanaan suatu proyek karena perencanaan berkaitan dengan tahap
sebelumnya yaitu survey (pengamatan dan penyelidikan). Selain itu tahap
perencanaan mempunyai kaitan ke depan, yaitu pada construction
(pelaksanaan), operation (pengoperasian atau pemakaian), maintenance
(pemeliharaan). Kegiatan ini sangat penting sebelum dimulainya sebuah
proyek. Perencanaan suatu proyek harus dibuat secermat dan seteliti
mungkin. Karena bila terjadi kesalahan perencanaan ataupun urutan proses
yang tidak benar dapat menyebabkan terjadinya kerugian. Perencanaan
yang matang sebelum dimulainya suatu pekerjaan proyek tidak hanya
menghemat biaya tetapi juga dapat menghemat waktu dan tenaga. Oleh
karena itu perencanaan harus dibuat sematang mungkin dan dalam
pelaksanaan harus diserahkan pada orang atau badan usaha yang benar-
benar ahli dan berpengalaman dalam bidangnya serta mempunyai reputasi
yang baik.
Perencanaan komponen struktur ini didasarkan pada beban-beban
yang bekerja. Faktor angka keamanan diperkirakan sedemikian rupa
sehingga struktur ini dirancang sudah cukup kuat dengan menggunakan
biaya yang ekonomis.
Untuk mencapai hal itu, konstruksi harus mempunyai dimensi,
jenis bahan serta jenis konstruksi yang sesuai dengan perhitungan dan
peraturan perencanaan struktur bangunan di Indonesia, antara lain :
 SNI 03-6861-1-2002 Peraturan Umum Bahan Bangunan di
Indonesia.
 SNI-15-2049-2015 Peraturan Semen Portland Indonesia.
 SNI-03-2847-2013 tentang persyaratan Beton struktural untuk
Bangunan Gedung.
 SNI-03-1729-2015 tentang Tata cara perencanaan struktur baja
untuk bangunan gedung.

42
 SNI 1726-2012 Tata cara perencanaan ketahanan gempa untuk
struktur bangunan gedung dan non gedung.
 Ubin lantai keramik, mutu dan cara uji SNI 03-0106-1987.
 Peraturan Umum Keselamatan Kerja dari Departemen Tenaga
Kerja.
 Tata Cara Pengecatan Dinding Tembok dengan Cat Emulsi SNI 03-
2410-2002.
 Pedoman Perencanaan Penanggulangan Longsoran SNI 03-1962-
1990.
 Peraturan Teknis lain yang berlaku di Indonesia.
 Peraturan Umum Instalasi Listrik Indonesia tahun 2000 dan 2011.

Dalam proyek berskala besar dipengaruhi oleh beberapa factor non


teknis yang harus dipertimbangkan, antara lain :
1. Flexibility Study
Yaitu suatu proyek harus fleksibel. Proyek dikatakan fleksibel apabila
proyek tersebut dapat digunakan dalam waktu yang sesuai dengan
umur rencana dan dapat mengikuti perkembangan jaman.
2. Acceptability Study
Acceptability study yaitu proyek tersebut harus diterima oleh semua
pihak masyarakat maupun pemerintah setempat, sehingga akan
dipelihara dan dioptimalkan seoptimal mungkin agar dapat
memberikan nilai ekonomis maksimal.
3. Feasibility Study
Feasibility study yaitu faktor kelayakan suatu proyek ditinjau dari
berbagai aspek sehingga proyek tersebut layak dilaksanakan. Untuk
mendukung hal tersebut perlu dilakukan penelitian dari aspek social,
ekonomi, politik, dan social budaya secara teknik.

4.2 Tahap – Tahap Perencanaan


Tahapan perencanaan dalam Proyek Pembangunan Gedung Hotel
Radja Semarang adalah sebagai berikut:
1. Melakukan survey dan investigation di lapangan untuk mendapatkan
data-data yang diperlukan dalam perhitungan struktur maupun gambar
desain nantinya. Data yang dibutuhkan biasanya data penyelidikan
tanah, luas tanah dan situasi dari lokasi yang akan dibangun. Selain itu

43
2. Mendesain hasil survey dan investigation kedalam bentuk gambar
perencanaan kemudian menyesuaikannya dengan perhitungan;
3. Pelaksanaan pembangunan/konstruksi (construction), yaitu kegiatan-
kegiatan realisasi atau tahap pekerjaan pembangunan.
4. Setelah proyek selesai, tahapan selanjutnya adalah operation, dimana
bangunan tersebut telah siap digunakan/dioperasikan. Kemudian
pemeliharaan (maintenance) dilakukan berkala setelah bangunan
tersebut mulai dioperasikan.

4.3 Perencanaan Tata Ruang


Perencanaan tata ruang Proyek Pembangunan Gedung Hotel Radja
Semarang terdiri atas 10 (sepuluh) lantai. Luas seluruh bangunan Gedung
Rumah Sakit Ungaran adalah 3453 m2, Luas bangunan tersebut meliputi
lantai low ground, upper ground, 1 dan lantai atap setiap lantai memiliki
tata ruang bangunan yang berbeda.
Pembagian luas lantai dan tata ruang bangunan Gedung Hotel Radja
Semarang dapat dilihat pada lampiran.

4.4 Perencanaan Arsitektur


Perencanaan Arsitektur pada Pembangunan Gedung Hotel Radja
Semarang direncanakan oleh Konsultan Perencana PT. Kekancan Mukti.
Perencanaan arsitektur atau tata ruang meliputi beberapa proses
perencanaan mengenai bentuk bangunan, keindahan, bentuk dan luas suatu
ruangan, fungsi atau kegunaan suatu ruangan, hubungan antar ruangan dan
lain-lain yang semuanya itu harus disesuaikan dengan maksud dan tujuan
dari Pembangunan Gedung Hotel Radja Semarang meliputi: pemasangan
bata ringan, plesteran dan acian, pemasangan kusen, pemasangan plafond,
pekerjaan lapisan lantai dan dinding untuk exterior.

4.5 Perencanaan Struktur


Setiap bangunan, strukturnya harus direncanankan dengan kuat, kokoh
dan stabil dalam memikul beban agar memenuhi persyaratan keamanan
(safety) selama umur layanan yang direncanakan (service ability).
Diperlukan pula adanya pengamatan-pengamatan khusus untuk zona gempa,
kondisi tanah dan iklim pada daerah-daerah yang rawan bencana.

44
Perencanaan struktur meliputi beberapa tahapan perencanaan, antar
lain : perencanaan tipe struktur, perencanaan dimensi dari elemen – elemen
penyusunnya, perencanaan mutu bahan bangunan yang digunakan,
perencanaan kekuatan dan kekakuan dari dasar bangunan tersebut sehingga
didapatkan suatu angka keamanan yang memenuhi persyaratan.
Pada Proyek Pembangunan Gedung Hotel Radja Semarang ini
terdapat perencanaan pekerjaan struktur yang terbagi menjadi beberapa
pekerjaan, yaitu : pekerjaan struktur bawah (sub structure) dan pekerjaan
struktur atas (upper structure).
4.5.1 Perencanaan Struktur Bawah (Sub Structure)
Pada tahap perencanaan struktur bawah perlu adanya
penyelidikan mengenai kondisi lapangan dan dilanjutkan penelitian
dilaboratorium untuk menentukan jenis pondasi, jenis konstruksi
dan metode plaksanaan konstruksi yang aman, kokoh dan
ekonomis. Penyelidikan tanah dilokasi Proyek Pembangunan
Gedung Hotel Radja Semarang ini bertujuan untuk mendapatkan
informasi mengenai kondisi lapisan tanah dan parameter tanah.
Lingkup pekerjaan dilapangan dengan melakukan pengeboran dan
sondir yang selanjutnya dilakukan penyelidikan dilaboratorium
untuk mendapatkan data yang akan dipakai dalam menentukan
karakteristik tanah pada lokasi proyek tersebut selanjutnya
memberikan rekomendasi berdasarkan hasil uji lapangan tersebut.
Struktur bawah (Sub Structure) merupakan bagian bangunan
yang terletak di bawah tanah, yang umumnya hanya berupa
pondasi dan sloof. Struktur bawah (Sub Struktur) memiliki fungsi
sebagai penyalur beban dari struktur yang ada diatasnya dan beban
diteruskan kedalam tanah.
Pondasi merupakan titik tumpuan terakhir dari semua elemen
struktur yang berada diatasnya. Beban-beban yang diterima oleh
pondasi kemudian akan diteruskan kelapisan dibawahnya dan juga
disekeliling pondasi tersebut.

45
Oleh karena itu pondasi suatu bangunan harus memenuhi
beberapa kriteria antara lain :
 Mempunyai daya dukung yang cukup kuat terhadap struktur
diatasnya.
 Penurunan tanah segera (settlement) yang terjadi tidak akan
membahayakan srtuktur secara keseluruhan.
 Penurunan tanah segera (settlement) yang disebabkan oleh
beban, masih dalam batas yang diijinkan.
Untuk merencanakan pondasi suatu bangunan dipilih satu
tipe pondasi. Pemilihan didasarkan pada beberapa kriteria antara
lain :
a. Fungsi bangunan atas yang akan dipikul oleh pondasi.
b. Berat bangunan atas ataupun besar beban diatas pondasi.
c. Keadaan tanah disekitar/dibawah pondasi.
d. Keadaan lingkungan disekitar proyek.
e. Biaya dan peralatan/teknologi yang dapat digunakan.
Untuk mengetahui jenis pondasi yang akan digunakan,
terlebih dahulu harus diketahui keadaan, susunan, dan sifat-sifat
tanah serta daya dukungnya. Masalah-masalah teknis yang sering
dijumpai oleh seorang Enginner adalah dalam menentukan daya
dukung tanah dan kemungkinan penurunan yang terjadi. Oleh
karena itu diperlukan survei dan penyelidikan.
Pondasi yang dipakai Proyek Pembangunan Gedung Hotel
Radja Semarang adalah pondasi tiang pancang, dipilih berdasarkan
data tanah yang diperoleh dari penyelidikan tanah dan spesifikasi
perencanaan pembangunan. Tahapan pelaksanaan pekerjaan
pondasi adalah sebagai berikut :
a. Pondasi Tiang Pancang
Secara umum struktur bawah pada Proyek
Pembangunan Gedung Hotel Radja Semarang menggunakan
pondasi tiang pancang, pondasi tiang pancang dipasang
hingga kedalaman 9 m tiang pancang yang digunakan adalah
tiang pancang yang berpenampang lingkaran dengan

46
diameter 30 cm dan mutu beton K-500, Pondasi tiang
pancang pada Proyek Pembangunan Gedung Rumah Sakit
dan Jalan Akses RSUD Ungaran mengggunakan 225 titik.

Gambar 4.1 Denah Pondasi Tiang Pancang

c. Pile Cap
Pile cap berfungsi untuk menerima beban dari kolom
yang kemudian akan terus disebarkan ketiang pancang. Pada
proyek ini mutu beton yang dipakai pile cap adalah K-350 f’c
= 29,2 MPa dengan tulangan baja D-16 mm dan D22 mm.
Jumlah pile cap yang digunakan dalam Proyek Pembangunan
Gedung Rumah Sakit dan Jalan Akses RSUD Ungaran
sejumlah 88 dengan tipe pile cap P4-D30, P7-D30, P9-D30,
P12-D30, P16-D30.

47
B B

P1

TAMPAK ATAS

D19-150
D19
D19-90 D19-80

LANTAI KERJA 10 CM
PASIR URUG 15 CM
TANAH ASLI DIPADATKAN

BOREPILE Ø 60 CM
KEDALAMAN 14 M

JACKPILE 40X40
KEDALAMAN 24 M

Gambar 4.2 Detail Pile Cap P1


d. Sloof
Sloof berfungsi sebagai penghubung antar pile cap.
Penggabungan pile cap ini bertujuan untuk menghindari
terjadinya penurunan setempat dari salah satu atau sebagian
pile cap yang dapat mengakibatkan kegagalan konstruksi.
Dimensi sloof adalah S = 30 x 50 dan S1 = 40 x 80 Mutu
beton yang digunakan adalah K-350. Tulangan baja U-39
dengan D16 mm dan D22

4.5.2 Perencanaan Struktur Atas (Upper Structure)

48
Yang dimaksud dengan struktur atas (upper structure) adalah
bagian dari struktur yang berada di permukaan tanah, mulai dari
ground floor hingga lantai atas. Struktur atas merupakan bagian
konstruksi yang menerima beban atap (beban mati dan beban
hidup).
Dalam perencanaan kolom, balok plat selain berdasarkan
beban yang bekerja pada struktur juga berdasarkan mutu beton (fc’)
dan mutu baja tulangan (fy) serta luas tulangan (As) yang dipakai.
Dengan denah struktur yang lebih sederhana dan kekakuan
struktur yang lebih seragam pada setiap lantai diharapkan lebih
mampu menahan gaya-gaya yang bekerja dan lebih khusus dalam
menahan beban gempa.
a. Kolom
Kolom bagian konstruksi yang berfungsi sebgai tiang
bangunan dan sebagai pendukung beban diatasnya, yaitu
berat kolom itu sendiri, beban balok beban pelat dan beban
hidup serta beban – beban lain. Dimensi kolom yang
digunakan pada Proyek Pembangunan Gedung Rumah Sakit
dan Jalan Akses RSUD ada beberapa macam, diantaranya:

Tabel 4.1 Dimensi Kolom


Tipe Kolom Dimensi
K1A 700 x 700
K2A 600 x 600
K3A 600 x 600
K4A 600 x 600
K4A 700 x 700
K1B 550 x 550
K2B 550 x 550
K3B 550 x 550
K4B 550 x 550
K1C D750mm
K2C D750mm
K3C D750mm
K4C D750mm

49
Mutu beton yang digunakan adalah K350, dengan tulangan

pokok dipakai D-22 dan tulangan sengkang D- .


b. Balok
Balok berfungsi memikul beban yang diterima oleh
pelat dan meneruskan ke kolom. Balok anak membagi plat
menjadi segmen – segmen, sehingga plat menahan beban dari
luas yang lebih kecil.
Mutu beton yang digunakan adalah fc’ = 29,2 MPa,
dengan tulangan pokok dipakai D-16, D-22 dan tulangan
sengkang D10. Dimensi balok yang digunakan pada Proyek
Pembangunan Gedung Rumah Sakit dan Jalan Akses RSUD
Ungaran ada beberapa macam. Diantaranya :

Tabel 4.2 Dimensi Balok


Tipe Balok Dimensi
B1 600 x 400
B2 750 x 450
B3 600 x 400
B4 600 x 350
B5 550 x 350
B6 600 x 400
BA 600 x 350
BL 400 x 200
TB 750 x 400
KS 550 x 400
KS1 500 x 300

c. Plat lantai
Dalam perencanaan plat lantai, harus memperhitungkan
beban mati dan beban hidup yang akan diterima oleh plat
yang dikalikan dengan koefisien angka keamanan.
Fungsi plat dalam konstruksi antara lain :
1. Memisahkan ruangan dalam bangunan secara horisonal.
2. Menahan beban diatasnya, seperti dinding, partisi atau
sekat lainnya.

50
3. Menyalurkan beban yang diterima plat ke balok yang ada
dibawahnya.
Plat lantai yang digunakan pada proyek ini mempunyai
ketebalan 12 cm dengan diameter tulangan D-10 dan
menggunakan mutu beton fc’ = 29,2 MPa.
d. Perencanaan Tangga
Tangga adalah suatu konstruksi sebagai penghubung
antara lantai bawah dengan lantai yang ada di atasnya.
Tangga bukanlah konstruksi utama dalam konstruksi struktur
atas. Walaupun konstruksi tangga hanya sebagai pelengkap
namun dalam pembangunan proyek ini konstruksi tangga
penting untuk dibuat karena salah satu fungsi tangga adalah
sebagai jalan akses darurat jika instalasi lift ataupun eskalator
tidak berfungsi. Perencanaan tangga pada proyek ini
menggunakan beton bertulang, dengan sistem konvensional
yaitu metode cor di tempat.
Perencanaan tangga pada Proyek Pembangunan
Gedung Rumah Sakit dan Jalan Akses RSUD Ungaran adalah
sebagai berikut :
 Mutu Beton : K-350
 Nilai Slump Test : 10 ± 2 cm
 Diameter Tulangan : D16, Ø12, Ø10, Ø8 mm
 Tebal Plat Tangga : 20 cm
 Antrade : 30cm
 Optrade : 17cm
 Balok Bordes : 20 x 40 cm
 Tulangan Pokok Bordes : D16
 Tulangan Sengkang : Ø8

51
Gambar 4.3 Detail Penulangan Tangga

52

Anda mungkin juga menyukai