Anda di halaman 1dari 23

MATERI PEMBELAJARAN 2

I. GAYA-GAYA DALAM
1. Pengertian.
Gaya yang dipikul suatu konstruksi akan disalurkan ke setiap bagian dari konstruksi. Gaya
yang disalurkan ini disebut gaya dalam. Gaya dalam ini menimbuljan perobahan bentuk
(deformasi) pada bagian konstruksi, yang dilawan oleh tegangan didalamnya, sehingga
keseimbangan dalam tercapai. Gaya-gaya dalam ini berupa GAYA NORMAL, GAYA
LINTANG/GESER, GAYA MOMEN LENTUR dan MOMEN TORSI.

2. Macam-macam Gaya
a. Gaya Normal.
Gaya normal dapat berupa tekan atau tarik seperti berikut,

b. Gaya Lintang/Geser.

Modul Mekanika Teknik Semester 1 kelas X DPIB SMKN 1 Bukittinggi By Sovia Haryati 38
Potongan I.
Akibat gaya reaksi RA elemen balok sebelah kiri terangkat keatas, oleh gaya dalam
(gaya lintang) dikembalikan kebentuk semula, pada keadaan ini disebut gaya lintang
positip (Q+).
Potongan II.
Identik dengan peristiwa diatas (pot. I), elemen sebelah kanan yang terangkat keatas,
sehingga menghasilkan gaya lintang negatip (Q-).

c. Momen Lentur.

Akibat gaya luar P maka balok akan melentur, oleh gaya dalam momen lentur kondisi ini
akan dilawan sehingga terdapat keseimbangan dalam.

d. Momen Torsi.
Tampang balok menahan momen torsi/ puntir sebesar, M torsi = P . z

Modul Mekanika Teknik Semester 1 kelas X DPIB SMKN 1 Bukittinggi By Sovia Haryati 39
II. PERLETAKAN / TUMPUAN
Semua bangunan (konstruksi) terletak diatas tumpuan/perletakan. Fungsi tumpuan adalah
menyalurkan gaya-gaya luar yang bekerja pada konstruksi dan berat konstruksi itu sendiri ke
bagian bawahnya. Sehingga terdapat reaksi-reaksi yang mengimbangi gaya-gaya luar tadi dan
berat konstruksi.

Jenis-Jenis Tumpuan.
1. Tumpuan Sendi.

2. Tumpuan Rol.

Modul Mekanika Teknik Semester 1 kelas X DPIB SMKN 1 Bukittinggi By Sovia Haryati 40
3. Tumpuan Jepit.

Gaya-gaya yang dapat/tidak dapat bekerja pada perletakan jepit,


V = gaya vertikal tidak sama dengan nol.
V ≠ 0 (dapat memikul gaya vertikal).
H = gaya-gaya horisontal tidak sama dengan nol.
H≠0
M = momen sama dengan nol.
M ≠ 0 (dapat memikul momen)

4. Aplikasi,

Gaya-gaya P1 dan P2 yang bekerja pada konstruksi dan reaksi-reaksi dari tumpuan sendi (RAH,
RAV) dan tumpuan rol (RBV) berada dalam keadaan seimbang statis. Dalam Penyelesaian
digunakan syarat seimbang pada gaya koplanar, yaitu

Modul Mekanika Teknik Semester 1 kelas X DPIB SMKN 1 Bukittinggi By Sovia Haryati 41
 gaya-gaya vertikal = 0 (V = 0),
 gaya-gaya horisontal = 0 (H = 0),
 momen pada tumpuan sendi = 0 (MA = 0),
 momen pada tumpuan rol = 0 (MB = 0).
Jadi ada empat persamaan dengan tiga variabel yang tidak diketahui, yaitu RAH, RAV
dan RBV, oleh karena itu struktur disebut Statis tertentu.

Apabila perletakan rol B diganti dengan sendi, maka variabel yang tidak diketahui
menjadi 4 (empat) yaitu RAH, RAV, RBH dan RBV dengan empat persamaan, struktur ini
menjadi Statis tidak tertentu.

5. Perjanjian Tanda.

Dalam perhitungan mekanika teknik dipakai perjanjian tanda seperti berikut :


a. Gaya-gaya vertikal yang arahnya menuju keatas dianggap positip, sedangkan gaya gaya
vertikal yang arahnya menuju kebawah dianggap negatip.
b. Gaya-gaya horisontal yang arahnya menuju kekanan dianggap positip, sedangkan gaya-
gaya horisontal yang arahnya menuju kekiri dianggap negatip.
c. Momen yang menyebabkan serat sebelah atas balok tertekan dan serat bawah tertarik
dianggap positip, sedangkan momen yang menyebabkan serat balok sebelah atas
tertarik dan bawah tertekan dianggap negatip.
d. Gaya normal tekan bertanda negatip, dan gaya normal tarik bertanda positip.
e. Gaya lintang bertanda positip apabila reaksi perletakan kiri menekan balok kearah atas
dan gaya luar menekan balok kearah bawah, kebalikan dari peristiwa ini gaya lintang
bertanda negatip.
f. Jumlah aljabar momen pada tumpuan/perletakan bertanda positip apabila arah
putaran momen searah jarum jam, sebaliknya jumlah aljabar momen pada perletakan
bertanda negatip bila arah putaran berlawanan jarum jam.

Modul Mekanika Teknik Semester 1 kelas X DPIB SMKN 1 Bukittinggi By Sovia Haryati 42
III. MOMEN GAYA

1. Pengertian Momen
Momen suatu gaya terhadap suatu titik ditentukan oleh besarnya gaya dan jaraknya
terhadap titik itu. Momen ialah hasil kali gaya terhadap jaraknya dari titik tersebut
sampai ke garis kerja gaya.
Misalnya, sebuah batang salah satu ujungnya diberi beban, apabila beban itu tetap tidak
dilepaskan maka batang tersebut pasti akan berputar yang porosnya pada engsel tadi. Jika
batang itu dipegang pada porosnya dan diujungnya diberi beban sebesar beberapa N
sehingga dapat dirasakan beratnya kemudian beban itu kita geserkan mendekati tangan
maka akan terasa beban itu sangat berkurang beratnya.
Setelah percobaan itu kita perpanjang batang tersebut dan beban tadi kita letakkan di
ujung batang yang sudah di perpanjang maka ada kemungkinan tangan kita tidak akan
kuat lagi menahan beban itu karena terasa bebannya menjadi jauh lebih berat.
Dengan percobaaan ini dapat disimpulkan bahwa lebih jauh jarak antara beban dengan
poros maka akan bertambah beratlah beban yang harus ditahan.
Sesuatu yang menyebabkan berputarnya batang tadi disebut momen. Besar momen
tergantung dari besarnya beban dan jarak beban terhadap titik putarnya.
Jarak beban terhadap titik putarnya disebut dengan lengan momen.

Ketentuan
1) Apabila momen tersebut bekerja ke arah kanan (searah dengan jarum jam)
dinamakan momen positif (+)
2) Apabila momen tersebut bekerja ke arah kiri (berlawanan dengan jarum jam)
dinamakan momen negatif (-)

2. Dalil Momen
Momen susunan beberapa buah gaya yang bekerja pada sebuah benda padat yang
terletak pada sebuah bidang datar terhadap sebuah titik pada bidang tersebut. Susunan
beberapa buah gaya tersebut sama dengan gaya pengganti atau resultan dari gaya – gaya
tersebut.

Modul Mekanika Teknik Semester 1 kelas X DPIB SMKN 1 Bukittinggi By Sovia Haryati 43
3. Momen Gaya
Momen gaya F terhadap O adalah hasil kali dari besar gaya F dengan jarak titik O terhadap
garis kerja gaya tersebut.

Catatan :
A = titik tangkap gaya F
Mr = F x jarak OB
Jarak OB disebut lengan momen

a. Momen gaya dari beberapa gaya pada satu garis kerja

Pada gambar b menunjukkan dua buah gaya yang arahnya berlawanan maka bila
selisih gaya tersebut ke kiri arahnya berarti momen gayanya negatif.

b. Momen gaya dari beberapa gaya yang tidak satu garis kerja
Beberapa gaya dapat digantikan dengan sebuah gaya yang dinamakan gaya
pengganti atau resultan (R) maka jumlah momen gaya itu terhadap sebuah titik sama
dengan momen resultannya terhadap titik itu juga (Dalil Varignon).

Modul Mekanika Teknik Semester 1 kelas X DPIB SMKN 1 Bukittinggi By Sovia Haryati 44
c. Momen terhadap Poros
Momen poros atau momen gaya terhadap poros adalah hasil kali gaya itu pada bidang
datar yang tegak lurus poros terhadap jarak proyeksi gaya itu ke titik potong dengan
bidang

Misalnya proyeksi gaya F pada bidang datar adalah F’, titik potong poros dengan
bidang adalah O, jarak antara F’ sampai O adalah L maka momen porosnya adalah

M = F’ . L
F’ dalam newton
L dalam meter
N dalam Nm

Arah putaran ke kanan diberi tanda (+) dan bila ke kiri (-)

Modul Mekanika Teknik Semester 1 kelas X DPIB SMKN 1 Bukittinggi By Sovia Haryati 45
4. Momen Putar
Sebuah batang ditumpu secara engsel ditengah-tengahnya. Salah satu ujungnya dibebani
dengan muatan mata batang tersebut akan berputar (ke kiri atau ke kanan).

Agar batang tersebut tidak berputar, pada ujung yang lain harus juga dibebani dengan
muatan yang harganya sama besar.

Misalnya beban disebelah kiri digeser ke kanan mendekati titik tumpu maka batang
tersebut akan berputar kekanan. Makin mendekati titik tumpunya makin kuat pula
putarannya. Hal ini karena momen gaya yang ditimbulkan masing-masing titik tidak sama.
Dalam hal ini momen gaya di kanan lebih besar. Agar beban di kedua sisi pada jarak yang
tidak sama tidak menimbulkan putaran maka pada beban yang berada lebih dekat dengan
titik tumpunya harus ditambah besarnya. Maka momen yang terjadi di kiri sama dengan
di kanan.

Modul Mekanika Teknik Semester 1 kelas X DPIB SMKN 1 Bukittinggi By Sovia Haryati 46
Batang dalam kesetimbangan apabila momen gaya di sebelah kiri sama dengan momen
gaya di sebelah kanan :
-X . 0,15m = +10N . 0,30 m
= 3 Nm
3𝑁𝑚
−𝑋 =
0,15𝑚
X = - 20 N
Tanda negatif (-) menunjukkan arah putarnya ke kiri.

Contoh Soal :

Soal 1. Carilah momen gaya pada tumpuan dari sistem gaya berikut ini

Penyelesaian :

Cara I

Jarak F1 ke tumpuan = a
Jarak F2 ke tumpuan = b
Momen gaya sebelah kiri : Momen sebelah kanan :
M1 = -F1 . a M2= F2 . b
a = L1 sin 30 b = L2 sin 45
= 25 . 0,5 = 12,5 cm = 0,125 m = 25 . 0,707 = 17,675 cm = 0,177 m
M1 = -70 N . 0,125 m = - 8,75 Nm M2 = 60 N . 0,177 m = 10,605 Nm

Karena momen gaya positif lebih besar daripada momen gaya negatif maka
batang berputar ke kanan.

Modul Mekanika Teknik Semester 1 kelas X DPIB SMKN 1 Bukittinggi By Sovia Haryati 47
Cara II

Gaya F1 dan F2 diuraikan menjadi dua komponen, yaitu mendatar dan tegak
F1 menjadi F1x dan F1y’
F2 menjadi F2x dan F2y’
Komponen yang menimbulkan momen adalah F1y dan F2y’
F1x dan F2x tidak menimbulkan momen gaya karena jaraknya ke titik tumpuan = 0
𝐹1𝑦 𝐹2𝑦
sin 30° = sin 45° =
𝐹1 𝐹2
𝐹1𝑦 𝐹2𝑦
sin 30° = sin 45° =
70 𝑁 60 𝑁
F1y = 70 N . sin 30 F2y = 60 N . sin 45
F1y = 70 N . 0,5 F2y = 60 N . 0,707
F1y = 35 N F2y = 42,420 N

Momen gaya sebelah kiri : Momen gaya sebelah kanan :


M1 = -F1y . L1 M2 = F2y . L2
M1 = -35 N . 0,25 m M2 = 42,420 N . 0,25 m
M1 = -8,75 Nm M2 = 10,605 Nm
Momen gaya positif ternyata lebih besar daripada momen gaya negatif
maka batang berputar ke kanan.

Modul Mekanika Teknik Semester 1 kelas X DPIB SMKN 1 Bukittinggi By Sovia Haryati 48
Latihan :
Soal 2. .Carilah Momen Gaya pada tumpuan dari sistem gaya berikut, beserta
kesetimbangannya !

F1 = 50 N F2 = 60 N

60 30

40 cm 40 cm

Soal 3

F1 = 25 N F2 = 35 N

30 45
20 cm 20 cm

Modul Mekanika Teknik Semester 1 kelas X DPIB SMKN 1 Bukittinggi By Sovia Haryati 49
5. Kesetimbangan
Keadaan kesetimbangan terjadi jika :
Sebuah titik materi ditarik ke kanan oleh gaya H1 = 10 N dan ke arah kiri oleh gaya H2 =
15 N. Karena gaya ke kiri lebih besar maka titik materi akan bergerak kekiri. Jika sama
besar yaitu 10 N maka titik materi tidak akan bergerak. Titik materi itu dikatakan
dalam keadaan kesetimbangan.

Demikian pula sebuah titik materi yang ditarik ke atas oleh gaya V1 dan oleh gaya V2 ke
bawah makan dalam kesetimbangan apabilan besar V1 = V2
Gaya ke kanan dan ke atas diberi tanda (+)
Gaya ke kiri dan kebawah diberi tanda (-)
Jadi titik materi dalam keadaan setimbang bila jumlah kedua gaya tersebut = 0

Seperti halnya pada momen putar apabila momen positif sama dengan momen negatif
maka titik materi dalam keadaan setimbangan. Jumlah momen gaya = 0

Kesimpulan :
Kesetimbangan diperoleh apabila memenuhi syarat berikut ini
 Jumlah gaya-gaya horizontal sama dengan nol (H = 0)
 Jumlah gaya-gaya vertikal sama dengan nol (V = 0)
 Jumlah momen gaya sama dengan nol (M = 0)

Modul Mekanika Teknik Semester 1 kelas X DPIB SMKN 1 Bukittinggi By Sovia Haryati 50
Contoh Soal :

Soal 4. Dari soal materi sebelumnya batang berputar kekanan

Agar batang tersebut dalam kesetimbangan maka M = 0 (jumlah momen gaya harus
sana dengan nol). Jadi, kalau jaraknya tetap maka gaya F1 harus ditambah besarnya.
Kalau besar gaya tetap maka jarak antara F1 dan tumpuan (L1) harus dijauhkan.

Pada contoh soal sebelumnya M2 = 10,605

M2 = F1 . L2

𝑀2
𝐹1 =
𝐿2

10,605
𝐹1 = = 84,84 𝑁
0,125

Jadi, besarnya F1 harus sama dengan 84,84 N agar batang dalam kesetimbangan.

atau dengan cara lain besar F1 tetap = 70 N apabila jarak L1 diubah menjadi :

M2 = F1 sin α . L1

𝑀2
𝐿1 = = 0,303 𝑚
𝐹1 sin 30

10,605 10,605 10,605


𝐿1 = = = = 0,303 𝑚 = 30,3 𝑐𝑚
70 𝑠𝑖𝑛 30 70 . 0,5 35

Modul Mekanika Teknik Semester 1 kelas X DPIB SMKN 1 Bukittinggi By Sovia Haryati 51
Latihan : Buatlah kesetimbangan dari soal sebelumnya.

Soal 5 berdasarkan soal 2

Soal 6 berdasarkan soal 3

Modul Mekanika Teknik Semester 1 kelas X DPIB SMKN 1 Bukittinggi By Sovia Haryati 52
6. Resultan Gaya yang sejajar
Misalnya sebuah batang AB yang dijepit pada ujung kiri di titik A menahan bebas
sebesar 50 kgf di titik C dengan jarak 50 cm dari titik A dan 50 kgf di titik B berjarak 75
cm dari A.
Kita dapat menentukan besar, arah, dan titik tangkap resultan dari kedua beban
tersebut dengan memperhitungkan momen gaya.
Jumlah kedua beban = besarnya resultan maka
momen beban juga = momen resultannya

Modul Mekanika Teknik Semester 1 kelas X DPIB SMKN 1 Bukittinggi By Sovia Haryati 53
Contoh Soal :

Soal 7. Berapakah besarnya resultan dari sistem gaya seperti pada gambar berikut
ini? Dimanakah letak dan arah resultannya. ?

Penyelesaian :
R = F1 + F2 + F3 + F4
= (3N) + (2N) + (-2N) + (2N)
= (3 + 2 – 2 + 2) N
R = 5 N arahnya ke bawah (+)

Momen gaya M di titik A adalah MA


MA = gaya x jarak di titik A
= F1 . a1 + F2 . a2 + F3 . a3 + F4 . a4
= 3 N . 3 m + 2 N . 5 m + (-2 N . 7 m) + 2 N . 8 m
= 9 + 10 + (– 14) + 16 Nm
MA = 21 Nm
Resultan = jumlah gaya
Momen gaya A = momen resultan
MA = MR
MA =R.x
x adalah jarak resultan ke titik A
MA = R . x
21 Nm = 5 N . x
21 𝑁𝑚
𝑥= = 4,2 𝑚
5𝑁
Jadi, jarak atau letak resultannya adalah 4,2 meter dari titik A

Modul Mekanika Teknik Semester 1 kelas X DPIB SMKN 1 Bukittinggi By Sovia Haryati 54
Latihan :
F1= 5 N F2= 4 N
Soal 8.

F3 = 2 N
2m 1m 3m

Soal 9. F1= 5 N
F3 = 4 N

F2 = 3 N
4m 3m 5m

Soal 10. F1= 3 N


F3 = 5 N

F2 = 4 N
2m 1m 4m

Modul Mekanika Teknik Semester 1 kelas X DPIB SMKN 1 Bukittinggi By Sovia Haryati 55
7. Gaya Kopel
Untuk menjelaskan tentang gaya kopel, dapat digambarkan pada penggunaan alat
pengulir (tap dan sney)

Bila kedua gaya tangan kanan dan tangan kiri untuk memutarkan alat itu sama
besarnya, arahnya berlawanan, satu mendorong dan satunya lagi menarik maka
pasangan gaya itu disebut gaya pasangan atau gaya kopel.
Dalam diagram gaya digambarkan sebagai berikut :

F1 = F2
F1 gaya tarik ke atas
F2 gaya tekan ke bawah
Jarak antara kedua gaya tersebut (titik A) sama panjang
F1A = F2A
Karena gerakan gaya itu memutar maka besar momen gaya kopel = gaya x jarak
M=F.a  M = momen gaya kopel (Nm atau kgf m)
F = gaya kopel (N)
a = tangkai atau lengan gaya kopel (m)
Bila arah perputaran gaya kopel itu kekanan diberi tanda positif (+),
dan bila arahnya ke kiri diberi tanda negatif (-)

Contoh Soal :

Soal 11. Gaya kopel


Diketahui gaya kopel sebesar 10 N diputar tangkai tap kekanan. Hitunglah momen
kopel yang terjadi bila panjang tangkai 15 cm !
Penyelesaian : M=F.a
= 10 N . 0,15 m
= 1,5 Nm

Modul Mekanika Teknik Semester 1 kelas X DPIB SMKN 1 Bukittinggi By Sovia Haryati 56
Soal 12. Beberapa gaya kopel
Beberapa gaya kopel dapat disusun menjadi resultan kopel, misalnya ada tiga buah
kopel seperti berikut ini :
Pasangan F1 = 15 N dengan panjang tangkai a1 = 10 cm = 0,1 m
Pasangan F2 = 20 N dengan panjang tangkai a2 = 10 cm = 0,1 m
Pasangan F3 = 25 N dengan panjang tangkai a3 = 5 cm = 0,05 m
Tangkai resultan kopel ar = 25 cm = 0,25 m
Momen kopel 1 = M1 = 15 N x 0,1 m = 1,5 Nm
Momen kopel 2 = M2 = 20 N x 0,1 m = 2 Nm
Momen kopel 3 = M3 = 25 N x 0,05 m = 1,25 Nm
Jumlah momen kopel : MR = 4,75 Nm
Maka gaya resultan kopel adalah :
𝑀𝑅 4,75
𝑅= = = 19 𝑁
𝑎𝑟 0,25

Modul Mekanika Teknik Semester 1 kelas X DPIB SMKN 1 Bukittinggi By Sovia Haryati 57
Latihan :
Soal 13. Diketahui gaya kopel sebesar 40 N diputar tangkai tap kekanan. Hitunglah momen
kopel yang terjadi bila panjang tangkai 20 cm !

Soal 14. Diketahui gaya kopel sebesar 30 N diputar tangkai tap kekanan. Hitunglah momen
kopel yang terjadi bila panjang tangkai 40 cm !

Soal 15. Diketahui beberapa gaya kopel. Carilah gaya resultan kopelnya !
Pasangan F1 = 20 N dengan panjang tangkai a1 = 8 cm
Pasangan F2 = 30 N dengan panjang tangkai a2 = 15 cm
Pasangan F3 = 40 N dengan panjang tangkai a3 = 5 cm

Modul Mekanika Teknik Semester 1 kelas X DPIB SMKN 1 Bukittinggi By Sovia Haryati 58
Soal 16. Diketahui beberapa gaya kopel. Carilah gaya resultan kopelnya !
Pasangan F1 = 10 N dengan panjang tangkai a1 = 20 cm
Pasangan F2 = 20 N dengan panjang tangkai a2 = 15 cm
Pasangan F3 = 30 N dengan panjang tangkai a3 = 10 cm
Pasangan F4 = 40 N dengan panjang tangkai a3 = 5 cm

Soal 17. Diketahui beberapa gaya kopel. Carilah gaya resultan kopelnya !
Pasangan F1 = 20 N dengan panjang tangkai a1 = 10 cm
Pasangan F2 = 25 N dengan panjang tangkai a2 = 8 cm
Pasangan F3 = 30 N dengan panjang tangkai a3 = 4 cm
Pasangan F4 = 45 N dengan panjang tangkai a3 = 2 cm

Modul Mekanika Teknik Semester 1 kelas X DPIB SMKN 1 Bukittinggi By Sovia Haryati 59
8. Kesetimbangan Benda Tegar
Suatu benda berada dalam keseimbangan apabila sistem gaya-gaya yang bekerja pada
benda tersebut tidak menyebabkan translasi maupun rotasi pada benda tersebut.

Keseimbangan akan terjadi pada sistem gaya konkuren yang bekerja pada titik, apabila
resultan sistem gaya konkuren = 0. Apabila sistem gaya tak konkuren bekerja pada
suatu benda tegar, maka akan terjadi kemungkinan untuk mengalamai translasi dan
rotasi.

Oleh karena ini agarr benda tegar mengalami keseimbangan, translasi dan rotasi
tersebut harus dihilangkan. Untuk mencegak translasi, maka resultan sistem gaya-gaya
yang bekerja haruslah = 0, dan untuk mencegah rotasi, maka jumlah momen yang
dihasilkan resultan oleh semua gaya yang bekerja haruslah = 0

Sebagai ilustrasi, dapat dilihat Gambar 4.14 mengenai gaya dan momen pada sumbu c,
sumbu y dan sumbu z

Modul Mekanika Teknik Semester 1 kelas X DPIB SMKN 1 Bukittinggi By Sovia Haryati 60

Anda mungkin juga menyukai