Anda di halaman 1dari 13

3.5.

Menghitung gaya-gaya dalam (momen,geser dan normal) pada struktur bangunan

3.5.1. Menghitung Momen pada Struktur Bangunan

Momen RA dan RB
3.5.2. Menghitung Gaya Geser pada Struktur Bangunan

 Contoh:
Hitunglah gaya geser dan momen pembengkok pada pusat balok yang panjangnya 4 meter yang ujung-
ujungnya diberi penopang dan diberi beban 20 kN pada 1,5 m dari ujung kiri dan 40 kN pada 1,25 m dari
ujung kanan.
 

 
 
Gaya geser pada pusat adalah jumlah aljabar gaya-gaya pada satu sisi bagian ini, yang mana gaya ke
bawah disebut negatif dan gaya ke atas disebut positif. Dengan mengambil gaya di sebelah kanan pusat,
40 kN beban ke arah bawah, dan 35 kN (reaksi R 2) yang bekerja ke atas.
Gaya geser pada pusat balok = 35 - 40 = -5 kN
Bending momen pada pusat balok adalah jumlah aljabar momen-momen gaya pada salah satu sisi
bagian balok. Kemudian salah satu arah momen akan diambil positif dan lainnya diberi tanda negatif.
Tinjau momen gaya ke arah kanan pusat balok dan hitung efek-efeknya.
 
Bending momen positif disebabkan oleh momen searah jarum jam, sebaliknya bending momen negatif
disebabkan oleh momen berlawanan arah jarum jam.
Bending momen pada pusat balok = 40 × 0,75 - 35× 2 = - 40 kN m
 
 
Shearing Force & Bending Moment Diagram
Grafik digambar untuk menjelaskan variasi gaya geser dan momen pembengkok sepanjang balok, grafik
ini disebut grafik gaya geser dan grafik momen pembengkok. Dalam menggambar diagram ini grafik
harus diplot di atas atau di bawah garis dasar dan biasanya digambar berskala seperti 1 cm untuk x m
panjang palok, 1 cm untuk y kN gaya geser, dan 1 cm untuk z kN m momen pembengkok. x, y dan z
dipilih sebagai besaran yang paling sesuai/mendekati. 
Pertama-tama beberapa contoh momen pembengkok akan dihitung untuk beberapa titik sepanjang
balok, katakanlah setiap meter panjang, sehingga diagram dapat diplot. Jika bentuk diagram diamati
secara hati-hati, maka akan mengikuti pola standar tergantung kepada jenis beban dan ini hanya perlu
untuk menemukan nilai pada beberapa titik sepanjang balok dan menggabungkan titik-titik tersebut
dengan garis lurus atau garis melengkung.
 
Contoh:
Sebuah penyangga panjangnya 4 meter dimuati sebuah beban yang terpusat sebesar 45 kN pada ujung
bebas, abaikan berat balok, gambarkan diagram gaya geser dan diagram momen pembengkok.
 

Diagram gaya geser adalah sederhana yaitu berupa diagram gaya ke atas dan ke bawah. Pertama-tama
gambar garis dasar untuk menjelaskan panjang balok. Awali dari ujung bebas, ada gaya vertikal ke
bawah sebesar 50 kN, kemudian gambar secara vertikal ke bawah sebuah garis yang mewakili gaya 50
kN dengan skala. Dari ujung bebas, menuju ke arah kiri tidak ada gaya ke atas ataupun ke bawah pada
balok sampai tembok, sehingga tidak ada perubahan ke atas atau ke bawah pada grafik ini, oleh sebab
itu grafik berupa garis horisontal lurus pada panjang. Pada tembok terdapat gaya ke atas 50 kN (yang
merupakan gaya reaksi yang nilainya sama tapi arahnya berlawanan terhadap beban), sehingga garis
vertikal ke atas digambar untuk mewakili gaya 50 kN dengan skala. Ini adalah diagram tertutup seperti
ditunjukkan oleh gambar berikut,
 

 
Untuk diagram momen pembengkok, ambil momen pada setiap meter sepanjang balok dimulai dari
ujung bebas. Simbol M menyatakan momen pembengkok:
M pada 1 m  = 50 × 1 =   50 kN m
M pada 2 m  = 50 × 2 = 100 kN m
M pada 3 m  = 50 × 3 = 150 kN m
M pada 4 m  = 50 × 4 = 200 kN m
 
Gambar garis dasar untuk menyatakan panjang balok dan ukur ke atas nilai nilai bending momen
tersebut. Hubungkan titik yang diplot  dan catan bahwa diagram ini adalah garis lurus dengan
kemiringan tertentu dimana nol pada ujung bebas menuju nilai maksimum pada tembok.
Kondisi hogged (Momen pembengkok positif).

Contoh:
Sebuah balok panjang 10 m disangga pada ujung-ujungnya dan diberi beban terpusat sebesar 20, 40 dan
50 kN pada masing-masing pada jarak 3, 6 dan 8 m dari salah satu ujungnya. Gambarkan diagram gaya
geser dan diagram momen pembengkoknya!
Momen pembengkok pada setiap bagian adalah jumlah aljabar semua momen gaya untuk tiap sisi dari
bagian ini.
M pada a (ambil momen untuk sebelah kanan a) = -70 × 2 = - 140 kN m
M pada b (ambil momen untuk sebelah kanan b) = -70 × 4 + 50 × 2 = - 180 kN m
M pada c (ambil momen untuk sebelah kanan c) = -40 × 3 = - 120 kN m
Momen pembengkok untuk masing-masing ujung adalah nol.
 
3.5.3. Menghitung Gaya Normal pada Struktur Bangunan
Langkah Penyelesaian:

1. Hitung reaksi yang terjadi pada setiap tumpuan

Pertama-tama kita jabarkan terlebih dahulu reaksi yang mungkin terjadi seperti pada gambar di bawah
ini.

Bisa dilihat pada gambar di atas beban merata q = 100 N/m dikonversi menjadi beban terpusat
sebesar w untuk memudahkan penghitungan reaksi, yaitu :

w = q x 2 = 100 x 2 = 200 N

angka 2 di atas adalah panjang beban merata, karena beban merata membebani sepanjang 2 meter.

Sehingga untuk mencari reaksi RA dan RC adalah dengan cara sebagai berikut :


∑MA = 0 (ini untuk mencari Reaksi pada Tumpuan Rol C)

(w x 1) – (RC x 4) + (P x 6) = 0

(200 x 1) – (4RC) + (200 x 6) = 0

200 – 4RC + 1200 = 0

4RC = 1400

RC = 1400/4 = 350 N  

∑MC = 0

– (w x 3) + (RA x 4) + (P x 2) = 0

– (200 x 3) + 4RA + (200 x 2) = 0

-600 + 4RA + 400 = 0

4RA = 200

RA = 200/4 = 50 N

Harus selalu diingat ya, jika gaya berotasi terhadap sumbu putarnya ke kanan maka positif
(+) sebaliknya jika ke kiri maka negatif (-).

Coba di kontrol, seharusnya ∑V = 0,

∑V = 0

RA – w + RC – P = 0

50 – 200 + 350 – 200 = 0 (OK)

Sehingga jawaban untuk soal (a) seharusnya sudah terjawab disini yaitu :

Tumpuan Engsel A (RA) = 50 N

Tumpuan Rol C (RC) = 350 N

2. Hitung Gaya-gaya dalam

Pada tahap ini kita perlu menganalisa setiap gaya-gaya dalam yang terjadi diantaranya gaya normal,
gaya geser, dan momen. Dalam menganalisa gaya-gaya dalam kita perlu memotong setiap bagian
struktur menjadi beberapa bagian tertentu untuk memudahkan kita dalam menganalisa dan
menggambarkan diagram gaya-gaya dalamnya.
Potongan 1 (0 – 2 meter)

Gaya Normal : Tidak ada gaya sejajar batang, maka tidak terjadi gaya normal pada potongan ini dan
potongan-potongan selanjutnya. karena pada seluruh konstruksi ABCD memang tidak terjadi gaya
dengan arah sejajar batang.

Gaya Geser : Mudahnya gaya geser adalah penjumlahan gaya-gaya yang arahnya tegak lurus batang.
Ingat Gaya ke arah atas maka tanda positif dan Gaya kearah bawah maka tanda negatif.

Qx = RA – wx = 50 – qx = 50 – 100x

Q(0) = 50 N

Q(1) = -50 N

Q(2) = -150 N

Momen : Gaya dikalikan dengan jarak. Dan lagi lagi rotasi ke arah kanan terhadap sumbu rotasinya maka
tanda positif sebaliknya rotasi ke arah kiri terhadap sumbu rotasinya maka tanda negatif.

Mx = RA.x – q.x.1/2x = 50x – 1/2qx^2 = 50x – 1/2(100)x^2 = 50x – 50x^2

M(0) = 0
M(1) = 0

M(2) = 100 – 200 = -100 Nm

Karena terjadi pergantian Gaya Geser dari Q(0) sampai Q(1) dari tanda positif 50 N ke Negatif (-50 N)
maka disini Q mengalami besaran sama dengan nol (Qx = 0), maka seharusnya ada Momen Maksimum
pada keadaan Qx = 0. Kita harus mencari dimana lokasi Qx = 0, dengan cara berikut :

Qx = 0

50 – 100x = 0

x = 50/100 = 0,5 meter

Oke kita sudah dapatkan nilai Q = 0 N berada pada x = 0,5 meter. Sehingga pada x = 0,5 meter
seharusnya terjadi Momen maksimum.

Mx = 50x – 50x^2 = 50(0,5) – 50(0,5^2) = 25 – 12,25 = 12,25 Nm

Oke disini memang nilainya tidak begitu besar, sehingga maksud momen maksimum disini adalah ketika
M(0) bernilai 0 Nm dan M(1) bernilai 0 Nm, ternyata diantara jarak 0 sampai 1 meter terjadi Momen
bukan sebesar 0 Nm melainkan 12,25 Nm yaitu pada jarak 0,5 meter.

Hal ini perlu saya jelaskan untuk dapat menggambarkan diagram Momen dengan tepat.

Potongan 2 (2 – 4 meter)

Gaya Normal : Tidak ada


Gaya Geser : Qx = RA – w = 50 – 200 = -150 N

Q(2 – 4 meter) = -150 N

Momen : Mx = RA.x – w.(x-1) = 50x – 200(x-1)

M(2) = -100 N

M(3) = -250 N

M(4) = -400 N

Potongan 3 (4 – 6 meter)

Gaya Normal : Tidak ada

Gaya Geser : Qx = RA – w + RC = 50 – 200 + 350 = 200 N

Q(4 – 6 meter) = 200 N

Momen : Mx = RA.x – w.(x-1) + RC.(x-4) = 50x – 200(x-1) + 350(x-4)

M(4) = -400 N

M(5) = -200 N

M(6) = 0 N
3. Gambarkan Diagram Gaya-gaya Dalam Sesuai dengan Hasil Perhitungan di atas

Okee kita sampai di tahap menggambar diagram gaya-gaya dalam, berdasarkan hasil perhitungan gaya-
gaya dalam di atas maka diagram gaya-gaya dalam dapat kita gambarkan sebagai berikut :

Jika kalian masih ragu dengan jawaban kalian, bisa dibuktikan dengan kontrol Software Beamax di
bawah ini.
Hasil dengan Software Beamax :

Sama bukan ? berarti hitungan saya sudah terbukti benar.

Anda mungkin juga menyukai