BAB III
TEGANGAN LENTUR, NORMAL,
KOMBINASI DAN TEGANGAN
GESER
M. SHOFI’UL AMIN, ST.,MT
M e c h a n i c s o f m a t e r i a l s | 34
Gaya-gaya dalam pada suatu balok yang berupa momen, gaya lintang dan gaya
normal akan menimbulkan tegangan pada masing-masing balok tersebut sesuai
dengan bahan yang dipikulnya.
Tegangan lentur terjadi bila balok memikul beban dan terjadi lenturan pada balok
dimaksud. Tegangan lenutr dengan notasi σ L ini dipengaruhi oleh besarnya gaya
dalam momen yang terjadi.
Tegangan normal terjadi bila balok menerima beban sejajar sumbu bahan.
Tegangan normal dengan notasi σ N dapat berupa tegangan normal tekan bila gaya
yang bekerja adalah gaya tekan, tegangan normal tarik bila gaya tarik bekerja
pada balok tersebut.
Tegangan geser terjadi bila pada balok bekerja gaya dalamgeser atau lintang.
Tegangan geser ini diberi notasi τ.
Walaupun pada balok bekerja gaya dalam geser, momen dan normal secara
bersamaan, tegangan geser ini tidak dapat dijumlahkan. Sehingga tegangan geser
yang timbul bersama-sama dengan tegangan lentur maupun normal tidak dapat
dikatakan tegangan kombinasi.
Pada tegangan lentur dipengaruhi dengan besaran momen yang bekerja pada
balok yang ditinjau, besarnya momen inersia balok tersebut serta serat yang
ditinjau. Demikian juga dengan tegangan geser, selain dipengaruhi besarnya, gaya
lintang dari bagian balok yang ditinjau juga dipengaruhi besarnya, gaya lintang
dari bagian balok yang ditinjau juga dipengaruhi oleh lebar balok, momen inersia
balok serta statis momen dan serat yang ditinjau garis netralnya atau terhadap titik
berat penampang.
A B
RAV RBV
Tegangan lentur berbanding lurus dengan perkalian momen dan jarak serat yang
ditinjau terhadap garis netral atau titik beratnya dan berbanding terbalik dengan
momen inersia balok tersebut.
M.y
σL = Ix
dimana : σ L = tegangan lentur
serat bawah
b
Bila tegangan lentur pada serat atas maka y = ½ h, karena garis netral adalah sama
dengan sumbu x. demikian juga tinjauan tegangan lentur untuk serat bawah, besar
y = ½ h. sedangkan jarak y pada serat 1 adalah y 1 . Pada serat 2, jarak serat yang
ditinjau ke garis netral adalah nol, karena serat 2 berimpit dengan garis netral.
Momen inersia dipakai, bila penampang balok adalah segi empat maka
I x = 1/12. b.h3. tetapi bila penampang balok adalah rangkaian dari 2 (dua) atau
lebih segi empat dimaksud maka momen inersia yang dipakai adalah I x ’ dimana
I x ’ = I x + c2.A. dalam hal ini I x adalah momen inersia masing-masing penampang
segi empat, A adalah luas masing-masing penampang sedangkan c adalah jarak
titik berat masing-masing segi empat ke titik berat penampang dalah arah y atau
ke sumbu x’.
Tanda tegangan lentur sesuai dengan sifat serat. Bila serat tertarik maka tegangan
lentur bernotasi positif (+), sebaliknya bila serat tertekan, tegangan lentur
bernotasi negatif (-).
P=2 t
I
A B 15.0
C D
I
1.0
10.0
2.0 1.0
Penyelesaian :
a. Mencari reaksi perletakan
∑ MB =0
-R AV .3 + P.1 = 0
-R AV .3 + 2.1 = 0
R AV = 2/3 ton ( )
∑ MA =0
R BV .3 - P.2 = 0
R BV .3 - 2.2 = 0
R BV = 4/3 ton ( )
Kontrol : ∑ R V = ∑ P
R AV + R BV = P
2/3 + 4/3 = 2 ton ……(OK!)
garis netral x
15.0
titik berat
penampang
10.0
Titik berat untuk penampang persegi panjang yang tunggal dapat dicari dengan
menarik garis diagonalnya dimana perpotongan diagonalnya adalah titik berat
penampangnya.
Dengan demikian di dapat sumbu x dan y penampang yaitu garis yang saling
tegak lurus dan melewati titik beratnya.
I x ’ = ∑(I x + c2.A)
(-)
1/2.h
garis netral
15.0
x
titik berat
1/2.h
(+)
penampang
σs Lb
LB
1/2.b 1/2.b
10.0
σ LA = σ LB jarak serat atas dan serat bawah ke garis netral adalah sama
yaitu ½.h (y = ½.h)
M.y
σL = Ix
dimana : σ L = tegangan lentur
I x = 2812,5 cm4
66666,667.7,5
σLA = σLB = = 𝟏𝟕𝟕, 𝟕𝟕𝟖 kg/cm2
𝟐𝟖𝟏𝟐, 𝟓
Note :
σ L-0 = tegangan lentur di titik 0, dimana titik 0 melewati garis netral
sehingga seratnya berimpit dengan garis netral dimana y = 0 σ L-0 = 0
kg/cm2.
garis netral
15.0
x
titik berat
1/2.h
(+)
penampang
σLb = 177,778 kg/cm2
diagram tegangan
1/2.b 1/2.b
lentur
10.0
gaya normal
σN =
luas penampang
N kg
σN = ( )
A cm2
Bila suatu balok mengalami gaya tekan, maka balok akan terjadi tegangan normal
tekan (negatif) dan bila suatu balok mengalami gaya tarik maka balok akan
mengalami tegangan normal tarik (positif).
A B
RAH C
=0
RAV=1/2.P RBV=1/2.P
1/2.L 1/2.L
L
1/2.L 1/2.L
L
P.sin a
P
A B
RAH =
P.cos a
P.cos a
RAV=1/2.P RBV=1/2.P
1/2.L 1/2.L
L
1/2.L 1/2.L
L
Perletakan sendi mengalami gaya horisontal dan vertikal. Sedangkan rol tidak
mengalami gaya horisontal, hanya mengalami gaya vertikal saja.
Jadi :
𝐏. 𝐜𝐨𝐬 𝛂 𝐤𝐠
𝛔𝐍 = ( )
𝐀 𝐜𝐦𝟐
P=2 t
I
45
A B 15.0
C D
I
1.0
10.0
2.0 1.0
Penyelesaian :
a. Mencari reaksi perletakan
Menguraikan beban diagonal menjadi beban vertikal dan beban horisontal.
45
PV=2.cos 45 = 1,414 ton
∑ MB =0
R AV .3 - P V .1 = 0
R AV .3 - 1,414.1 = 0
R AV = 0,471 ton ( )
∑ MA =0
-R BV .3 + P V .2 = 0
-R BV .3 + 1,414.2 = 0
R BV = 0,943 ton ( )
Kontrol : ∑ R V = ∑ P
R AV + R BV = P V
0,471 + 0,943 = 1,414 ton ……(OK!)
∑ H =0
R AH – P.sin α = 0
R AH – 2.sin 45 = 0
R AH = 1,414 ton ( )
C
A B
D
(-)
1,414 ton 1,414 ton
1.0
2.0 1.0
y
σNa = 9,427 kg/cm2
1/2.h
(-)
garis netral
15.0
x
titik berat
1/2.h
penampang
σNb = 9,427 kg/cm2
1/2.b 1/2.b
diagram
10.0 tegangan normal
σLa σN σA = 0
(-)
(+)
garis netral + =
(+) (+)
(+)
σLb σB = σLb + σN
Perjanjian tanda:
a. Momen positif serat atas tertekan mengalami tegangan lentur negatif
(σ La = negatif)
b. Momen positif serat bawah tertarik mengalami tegangan lentur postif
(σ Lb = positif)
c. Momen negatif serat atas tertarik mengalami tegangan lentur postif
(σ La = positif)
d. Momen negatif serat bawah tertekan mengalami tegangan lentur negatif
(σ Lb = negatif)
σLa
+ +++ + + (+)
+ ++ + +
(-) + +
- - - - - - - -
M M - - -
(-)
σLb
σLa
M M - - - (-)
- - - - - - - -
(+) + +
++ +
+ + +++ + ++
(+)
σLb
σNa
N N
(-)
σNb
σNa
N N
(+)
σNb
P=2 t
q=2 t/m' 50
I
A B
C D 10 25
I
2.0 10 30 10 (cm)
penampang
1.5 2.5 batang
Penyelesaian :
P H = 2.cos 45º = 1,414 ton
2.sin 45
∑ MA =0
-R BV .4 + P V .1,5 + q.4.(1/2.4) = 0
-R BV .4 + 1,414.1,5 + 2.4.(1/2.4) = 0
R BV = 4,530 ton ( )
Kontrol : ∑ R V = P + q.L
R AV + R BV = P V + q.L
4,884 + 4,530 = 1,414 + 2.4
9,414 ton = 9,414 ton ……(OK!)
∑ H =0
R AH – P H = 0
R AH = P H
R AH = 1,414 ton ( )
(gaya normal tekan (-) karena gaya P menuju batang)
a
50.0
10.0 30.0 10.0
10.0 2
B
A C
15.0
1 3
b
Terhadap garis a
S1 + S2 + S3 = SL
(10.25.5) + (30.10.25) + (10.25.45) = {(10.25)+ (30.10)+ (10.25)}.x
20000 = 800.x
x = 25 cm (dari garis a)
Terhadap garis b
S1 + S2 + S3 = SL
(10.25.12,5) + (30.10.20) + (10.25.12,5) =
{(10.25)+ (30.10)+ (10.25)}.y
12250 = 800.y
y = 15,313 cm (dari garis b)
50.0
10.0 30.0 10.0
10.0 2
B garis netral x'
A (25; 15,313) C
15.0
1 3
Penampang 2
I x2 = 1/12.b 2 .h 2 3 = 1/12.30.103 = 2500,0 cm4
Penampang 3
I x3 = 1/12.b 3 .h 3 3 = 1/12.10.253 = 13020,833 cm4
y'
50.0
10.0 30.0 10.0 σLA = 125,423 kg⁄cm2
(-)
10.0 2
B garis netral x'
A (25; 15,313) C
15.0
(+)
1 3
σLB = 198,266 kg⁄cm2
50.0
10.0 30.0 10.0 σLA = 0 kg⁄cm2
10.0 2
B garis netral x'
A (25; 15,313) C
15.0
1 3
σLB = 0 kg⁄cm2
50.0
10.0 30.0 10.0 σLA = −125,423 kg⁄cm2 σNA = 0 kg⁄cm2
(-)
10.0 2 9.7
B garis netral x'
A (25; 15,313) C
15.0 15.3
(+)
+
1 3
Serat atas :
σ a = σ La + σ Na = -125,423 – 0 = -125,423 kg/cm2
σ b = σ Lb + σ Nb = 198,266 – 0 = 198,266 kg/cm2
k. Gambar tegangan
y' kombinasi
50.0 σNa = 0 kg⁄cm2
10.0 30.0 10.0 σLa = −125,423 kg⁄cm2 σa = −125,423 kg⁄cm2
(-) (-)
10.0 2 9.7
B garis netral x'
A (25; 15,313) C
15.0 15.3
(+)
+ =
1 3 (+)
2. Suatu balok AB dengan perletakan rol dan sendi serta panjang, beban terpusat
dan beban merata serta penampang balok seperti tergambar. Beban terpusat
mengalami sudut 45º. Hitung dan gambar tegangan kombinasi yang terjadi
pada balok di titik D sepanjang 2 m dari titik A ?
P=2 t
I q=2 t/m' 50
A B
C D 10 25
I
2.0 10 30 10 (cm)
penampang
1.5 2.5 batang
Penyelesaian :
P H = 2.cos 45º = 1,414 ton
2.sin 45
∑ MA =0
-R BV .4 + P V .2,0 + q.4.(1/2.4) = 0
-R BV .4 + 1,414.2,0 + 2.4.(1/2.4) = 0
R BV = 4,707 ton ( )
Kontrol : ∑ R V = P + q.L
R AV + R BV = P V + q.L
4,707 + 4,707 = 1,414 + 2.4
9,414 ton = 9,414 ton ……(OK!)
∑ H =0
R AH – P H = 0
R AH = P H
R AH = 1,414 ton ( )
(gaya normal tekan (-) karena gaya P menuju batang)
a
50.0
10.0 30.0 10.0
10.0 2
B
A C
15.0
1 3
b
Terhadap garis a
S1 + S2 + S3 = SL
(10.25.5) + (30.10.25) + (10.25.45) = {(10.25)+ (30.10)+ (10.25)}.x
20000 = 800.x
x = 25 cm (dari garis a)
Terhadap garis b
S1 + S2 + S3 = SL
(10.25.12,5) + (30.10.20) + (10.25.12,5) =
{(10.25)+ (30.10)+ (10.25)}.y
12250 = 800.y
y = 15,313 cm (dari garis b)
y'
50.0
10.0 30.0 10.0
10.0 2
B garis netral x'
A (25; 15,313) C
15.0
1 3
Penampang 2
I x2 = 1/12.b 2 .h 2 3 = 1/12.30.103 = 2500,0 cm4
Penampang 3
I x3 = 1/12.b 3 .h 3 3 = 1/12.10.253 = 13020,833 cm4
+ 10.25.2,8132
= 39088,541 cm4
50.0
10.0 30.0 10.0 σLA = 134,245 kg⁄cm2
(-)
10.0 2
B garis netral x'
A (25; 15,313) C
15.0
(+)
1 3
σLB = 212,094 kg⁄cm2
50.0
10.0 30.0 10.0 σLA = −1,768 kg⁄cm2
10.0 2 (-)
B garis netral x'
A (25; 15,313) C
15.0 (-)
1 3
σLB = −1,768 kg⁄cm2
50.0
10.0 30.0 10.0 σLA = −134,245 kg⁄cm2 σNA = −1,768 kg⁄cm2
(-) (-)
10.0 2 9.7
B garis netral x'
A (25; 15,313) C
15.0 15.3
(+)
+ (-)
1 3
Serat atas :
σ a = σ La + σ Na = -134,245 – 1,768 = -136,013 kg/cm2
σ b = σ Lb + σ Nb = 212,094 – 1,768 = 210,326 kg/cm2
k. Gambar tegangan
y' kombinasi
50.0
σNa = −1,768 kg⁄cm2
10.0 30.0 10.0 σLa = −134,245 kg⁄cm2 σa = −136,013 kg⁄cm2
(-) (-) (-)
10.0 2 9.7
B garis netral x'
A (25; 15,313) C tegangan =
15.0 15.3
(+)
+ (-)
= 0 berada di
bawah garis
1 3 (+) netral
y σa
=
h − y σb
y 136,013
=
25 − y 210,326
210,326.y = 136,013.(25 – y)
210,326.y = 3400,325 – 136,013.y
346,339.y = 3400,325
y = 9,818 cm (dari serat atas)
Tegangan geser adalah tegangan yang berbanding dengan gaya lintang yang
ditinjau dikalikan dengan statis momen yang ditinjau dan berbanding terbalik
dengan lebar serat penampang yang ditinjau dengan momen inersia sumbu x
penampang yang ditinjau.
D. S
τ=
b. Ix
Perjanjian tanda :
Jika gaya lintang berupa :
h. Dari tegangan geser pada point (g), diagram tegangan geser digambar.
Penyelesaian :
a. Mencari reaksi perletakan
∑ MB =0
-R AV .3 + P.1 = 0
-R AV .3 + 2.1 = 0
R AV = 2/3 ton ( )
∑ MA =0
R BV .3 - P.2 = 0
R BV .3 - 2.2 = 0
R BV = 4/3 ton ( )
Kontrol : ∑ R V = ∑ P
R AV + R BV = P
2/3 + 4/3 = 2 ton ……(OK!)
garis netral x
15.0
titik berat
penampang
10.0
7.5
1/2.h
garis netral serat b
15.0
7.5
1/2.h
serat c
1/2.b 1/2.b
10.0
Note:
• Serat adalah acuan dalam menganalisa tegangan geser.
• Penampang yang ditinjau adalah di atas atau dibawah serat.
• Untuk memudahkan analisa, dibagi atas serat-serat yaitu serat bagian
atas, berhimpit dengan garis netral dan serat bagian bawah.
Di bawah serat a
Di bawah serat a terdapat penampang uk. 10 x 15 cm dimana titik beratnya
berimpit dengan garis netral, sehingga :
S (statis momen) = 10 x 15 x 0 = 0 cm3
2
D.S ( .1000).0 kg�
Jadi pada serat a τ = b.I τ = 3
10.2812,5
=0 cm2 = 0
x
Di atas serat c
Di atas serat c terdapat penampang uk. 10 x 15 cm dimana titik beratnya
berimpit dengan garis netral, sehingga :
S (statis momen) = 10 x 15 x 0 = 0 cm3
2
D.S ( .1000).0 kg�
Jadi pada serat c τ = b.I τ = 3
10.2812,5
=0 cm2
x
2
D.S ( .1000).281,25 kg�
Jadi pada serat b τ = b.I τ = 3
10.2812,5
= 6,667 cm2
x
y
τa = 0 kg/cm2 serat a
7.5
1/2.h
serat c
1/2.b 1/2.b τc = 0 kg/cm2
10.0
Kesimpulan :
• Untuk mencari statis momen, bisa melihat penampang di atas serat maupun
dibawah serat yang ditinjau.
• Secara analitis, pada penampang segiempat, tegangan geser (τ) pada serat
ditengah-tengah penampang adalah
D. S
τtengah =
b. Ix
D. ��b. 12.h�. �12.12.h��
τtengah = 1
b. �12. b. h3 �
D. �18. b. h3 �
τtengah = 1
b. �12. b. h3 �
𝟑. 𝐃
𝛕𝐭𝐞𝐧𝐠𝐚𝐡 =
𝟐. 𝐛. 𝐡
• Tegangan geser (τ) pada serat ditengah-tengah pada segiempat adalah
tegangan geser (τ) maksimum.
𝟑. 𝐃
𝛕𝐭𝐞𝐧𝐠𝐚𝐡 = 𝛕𝐦𝐚𝐤𝐬 =
𝟐. 𝐛. 𝐡
2. Suatu balok AB dengan perletakan rol dan sendi serta panjang, beban terpusat
dan beban merata serta penampang balok seperti tergambar. Beban terpusat
mengalami sudut 45º. Hitung dan gambar tegangan geser yang terjadi pada
balok di titik D sepanjang 2 m dari titik A ?
P=2 t
q=2 t/m' 50
I
A B
C D 10 25
I
2.0 10 30 10 (cm)
penampang
1.5 2.5 batang
Penyelesaian :
P H = 2.cos 45º = 1,414 ton
2.sin 45
2 ton
P V = 2.sin 45º = 1,414 ton
45°
2.cos 45
∑ MA =0
-R BV .4 + P V .1,5 + q.4.(1/2.4) = 0
-R BV .4 + 1,414.1,5 + 2.4.(1/2.4) = 0
R BV = 4,530 ton ( )
Kontrol : ∑ R V = P + q.L
R AV + R BV = P V + q.L
4,884 + 4,530 = 1,414 + 2.4
9,414 ton = 9,414 ton ……(OK!)
∑ H =0
R AH – P H = 0
R AH = P H
R AH = 1,414 ton ( )
(gaya normal tekan (-) karena gaya P menuju batang)
10.0 2
B
A C
15.0
1 3
b
Terhadap garis a
S1 + S2 + S3 = SL
(10.25.5) + (30.10.25) + (10.25.45) = {(10.25)+ (30.10)+ (10.25)}.x
20000 = 800.x
x = 25 cm (dari garis a)
Terhadap garis b
S1 + S2 + S3 = SL
(10.25.12,5) + (30.10.20) + (10.25.12,5) =
{(10.25)+ (30.10)+ (10.25)}.y
12250 = 800.y
y = 15,313 cm (dari garis b)
50.0
10.0 30.0 10.0
10.0 2
B garis netral x'
A (25; 15,313) C
15.0
1 3
Penampang 2
I x2 = 1/12.b 2 .h 2 3 = 1/12.30.103 = 2500,0 cm4
Penampang 3
I x3 = 1/12.b 3 .h 3 3 = 1/12.10.253 = 13020,833 cm4
50.0
10.0 30.0 10.0 serat a
10.0 2 9.7
B garis netral serat b x'
A (25; 15,313) C serat c
15.0 15.3
1 3 serat d
Serat a
Tinjauan di atas serat a
S a = A.y = 0 . 0 . 0 = 0 cm3
(-0,53.1000).0
τa = = 0 kg⁄cm2
50.39088,541
Serat c
Karena di serat c terdapat peralihan penampang, maka terdapat dua
tegangan geser
Serat d
Tinjauan di bawah serat d
S d = A.y = 0.0.0 = 0 cm3
(-0,53.1000).0
τd = = 0 kg⁄cm2
10.39088,541
50.0
10.0 30.0 10.0 serat a τa =0kg/cm2
2 9.7
B garis netral serat b τb = -0,636kg/cm2
serat c
A (25; 15,313) C τc-1 = - τc-2 = -1,589kg/cm2
15.3
1 3 serat d
τd =0kg/cm2
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL D-III