Anda di halaman 1dari 15

Bab 4 Struktur Komposit 1

BAB 4
STRUKTUR KOMPOSIT

Tujuan Instruksional Khusus (TIK)


Setelah mempelajari bab ini, mahasiswa akan dapat:
 Menjelaskan pengertian struktur komposit
 Menjelaskan tegangan elastis pada balok komposit
 Menghitung tegangan lentur nominal balok komposit
 Menghitung kuat tekan rencana kolom komposit

4.1 Pengertian
Struktur komposit adalah struktur yang terdiri dari dua atau lebih material yang
berbeda. Umumnya struktur komposit yang dijumpai adalah perpaduan antara beton dan baja
(profil). Awalnya, struktur komposit digunakan pada jembatan, dengan balok induk (gelagar
utama) menggunakan balok baja dan beton sebagai lantai jembatan dan kemudian banyak
digunakan pula pada konstruksi bangunan.
Pada jembatan, gaya geser longitudinal ditransfer dari balok baja ke pelat beton
bertulang dengan menggunakan penghubung geser, sehingga pelat beton membantu memikul
momen lentur. Berikut ini contoh struktur komposit yang sering dijumpai.

Lantai Komposit dengan Penghubung Geser

Balok Baja yang Diselubungi Beton

Gambar 4.1 Contoh Struktur Komposit

Samuel Layang – Konstruksi Baja 2


Bab 4 Struktur Komposit 2

Selain aksi komposit balok baja dan pelat beton, penggunaan struktur komposit
dijumpai pula pada kolom. Biasanya pada struktur portal baja, kolom baja (profil WF atau H
beam) dibungkus dengan beton. Selain itu, struktur komposit dapat ditemui pada pelat lantai.
Pada kasus ini, digunakan pelat baja gelombang (metal deck) yang berfungsi sebagai bekisting
dan sekaligus sebagai tulangan. Namun perlu diperhatikan bahwa untuk pelat yang relatif luas
perlu diberikan tambahan tulangan pada sisi bawah beton yang mengalami tarik.
Perlu dipahami bahwa perilaku komposit hanya akan terjadi jika tidak terjadi slip
antara kedua material (baja dan beton). Slip dapat dihindari dengan menggunakan
penghubung geser (shear connectors) yang dapat berupa stud, baja tulangan spiral atau profil canal
kecil yang pendek.

Gambar 4.2 Contoh Pengubung Geser


a. Profil Canal b. Tulangan Spiral; c. Stud; d. Pot. Melintang Profil (Segui : 437)

Penggunaan struktur komposit akan memberikan keuntungan, diantaranya:


1. Mengurangi berat baja yang digunakan
Dengan berkurangnya berat baja maka biaya konstruksi dapat dikurangi karena terkait
dengan harga baja itu sendiri dan pengaruh pada struktur pondasi (beban konstruksi
dapat dikurangi).
2. Tinggi profil baja yang dipakai dapat dikurangi
Berkurangnya profil baja yang dipakai mengakibatkan berkurangnya tinggi bangunan
secara keseluruhan sehingga akan berdampak pada penghematan material bangunan
(dinding luar dan tangga).
3. Meningkatkan kekakuan lantai
Meningkatnya kekakuan akan mengurangi lendutan akibat beban mati.
4. Dapat menambah panjang bentang
Dengan menggunakan struktur komposit dapat dibuat bangunan atau jembatan
dengan bentang yang lebih besar jika dibandingkan apabila struktur tersebut hanya
terbuat dari beton atau baja saja.

Samuel Layang – Konstruksi Baja 2


Bab 4 Struktur Komposit 3

4.2 Tegangan Elastis Balok Komposit


Tegangan lentur dan geser yang terjadi pada balok homogen dirumuskan sebagai
berikut:
M .c
fb = 4.1
I
V.Q
fV = 4.2
I.t

dengan:
fb = tegangan lentur
fV = tegangan geser
M = momen lentur
c = Tinggi garis netral
I = momen inersia penampang
V = gaya geser (gaya lintang)
Q = perkalian antara luas segmen yang ditinjau dengan jarak ke titik berat segmen
tersebut
t = lebar segmen yang ditinjau

Untuk balok yang tidak homogen persamaan 4.1 dan 4.2 tidak dapat langsung
digunakan, tetapi harus dihitung terlebih dahulu letak garis netral dan momen inersia
transformasi.

Gambar 4.3 (a). Diagram Regangan Balok Komposit, (b) Diagram Tegangan Pada Balok
Komposit dengan Penampang Transformasi
(Setiawan : 283)

Dari gambar 4.3 di atas, terlihat bahwa lebar pelat beton harus ditransformasi ke
penampang baja dengan cara membagi lebar pelat beton dengan rasio modulus (n). Rasio
modulus dihitung dengan menggunakan persamaan:
E
n = Es 4.3
c

Samuel Layang – Konstruksi Baja 2


Bab 4 Struktur Komposit 4

dengan:
n = rasio mudulus (perbandingan modular)
E s = modulus elastis baja
E c = modulus elastis beton
= 0,041.(w c)1,5.√f′c  nilai wc diantara 1500 kg/m3 – 2500 kg/m3 4.4a
= 4700. √f′c  untuk beton normal 4.4b
Setelah mendapatkan letak garis netral dan momen inersia transformasi, maka
tegangan lentur pada balok komposit dapat dihitung berdasarkan persamaan berikut:
M .yt
fst =  serat atas baja 4.5a
Itr

M .yb
fsb =  serat bawah baja 4.5b
Itr

M .y
̅
fc = n.I  serat atas beton 4.5c
tr

Perlu diperhatikan bahwa beton kuat menahan gaya tekan (momen lentur negatif),
biasanya terjadi pada tengah bentang. Untuk momen lentur pada tumpuan (momen positif)
kekuatan beton dapat diabaikan, karena pada bagian ini merupakan daerah yang mengalami
tarik (beton lemah terhadap tarik)

4.3 Lebar Efektif Balok


Lebar efektif pada balok komposit ditentukan sebagai beriku
t:
1. Balok interior
bE ≤ L/4
diambil nilai terkecil 4.6a
bE ≤ b0
2. Balok eksterior
bE ≤ (L/8 + jarak pusat balok ke tepi pelat)
diambil nilai terkecil 4.6b
bE ≤ (1/2 b0 + jarak pusat balok ke tepi pelat)

Samuel Layang – Konstruksi Baja 2


Bab 4 Struktur Komposit 5

Gambar 4.4 Lebar Efektif Balok Komposit

Contoh 2.1

Diketahui : Struktur komposit seperti pada


gambar
f’c = 20 MPa  beton normal
E s = 2.10 5 MPa
L =8m
m
tc = 12 cm
Ditanya : Hitunglah
a. Momen inersia (Itr)
b. Modulus tampang (S) untuk
struktur komposit tersebut.
c. Tegangan pada balok
komposit, jika momen lentur
yang bekerja 200 kNm

Penyelesaian:
 Langkah 1 : Hitung lebar efektif (bE)
bE = L/4 = 800/4 = 200 cm
bE = b0 = 300 cm
diambil nilai terkecil, sehingga bE = 200 cm
 Langkah 2 : Hitung nilai perbandingan modulus (n)
Es Es 200000
n = = = = 9,52 ~ 9
Ec 4700 .√f′c 4700 .√20

 Langkah 3 : Transformasikan panjang pelat beton ke penampang baja


bE 200
= = 22,222 cm
n 9

Samuel Layang – Konstruksi Baja 2


Bab 4 Struktur Komposit 6

 Langkah 3 : Hitung letak garis netral (statis momen terhadap sisi atas)
Luas Transformasi Lengan Momen A.y
A (cm 2) y (cm) (cm 3)
Pelat beton 12 x 22,222 = 266,667 6 1600,00
Profil WF 83,36 26,9 2242,38
300.200.9.14
Σ A = 350,03 Σ A.y = 3842,38

∑ A.y 3842 ,38


y̅ = ∑A
= = 10,9774 cm
350 ,03

 Langkah 4 : Hitung momen inersia transformasi


Luas Lengan Io d Io + Ad2
Transformasi Momen (cm 4) (cm) (cm 4)
A (cm 2) y (cm)
Pelat beton 12 x 22,222 = 6 3200 4,9774 9806,536
266,667
Profil WF 83,36 (29,8/2) + 13300 15,9226 34434,193
300.200.9.14 12 = 26,9
Itr = 44240,730

 Langkah 5 : Hitung modulus penampang (S)


Itr 44240,730
Sc = = = 4030,165 cm3
̅
y 10,9774

Itr 44240 ,730


Sst = = (12−10,9774 ) = 43262,986 cm3
yt

I 44240 ,730
Ssb = ytr = 29,8+ (12−10,9774 ) = 1435,334 cm3
b

Samuel Layang – Konstruksi Baja 2


Bab 4 Struktur Komposit 7

 Langkah 6 : Hitung tegangan


Tegangan pada serat atas baja (fst)
M.ya 200.106 .10,226
fst = = = 4,623 MPa (tarik)
Itr 44240 ,730 .104

Tegangan pada serat bawah baja (fsb)


M.yb 200.106 .308 ,226
fsb = = = 139,340 MPa (tarik)
Itr 44240 ,730 .104

Tegangan pada serat atas beton (fc)


M.y
̅ 200.106 .109,774
fsa = = = 5,514 MPa (tekan)
n.Itr 9x44240 ,730 .104

4.4 Kuat Lentur Nominal


Contoh 3.2
Diketahui : Struktur komposit seperti pada gambar berikut

Profil baja = WF 600.200.11.17


Mutu beton (f’c) = 20 MPa
Mutu baja = BJ 37
Modulus elastis baja (E c) = 2.10 5 MPa
Tebal pelat beton = 12 cm
Ditanya : Hitunglah kuat lentur nominal (Mn) penampang tersebut!

Penyelesaian :
 Langkah 1 : Hitung rasio mudulus (n)
E Es 200000
n = Es = = 4700 . = 9,515 ~ 9
c 4700 .√f′c √20

 Langkah 2 : Hitung nilai a


Asumsikan sumbu netral plastis jatuh di pelat beton
Luas penampang WF 600.200.11.17 = 134,4 cm2 = 13440 mm2

Samuel Layang – Konstruksi Baja 2


Bab 4 Struktur Komposit 8

A .f 13440 .240
a = 0,85.fs ′c.b
y
= 0,85 .20.1500
E

= 126,494 mm > t s(120 mm)


Karena a > t s maka, pelat beton tidak dapat mengimbangi gaya tarik A s.fy yang timbul
pada baja, sehingga sumbu netral plastis akan jatuh pada profil baja.
 Langkah 3 : Hitung gaya tekan yang ditahan beton (C c) dan gaya tekan yang ditahan baja
(Cs)
Cc = 0,85.f’c.bE.ts = 0,85.20.1500.120 = 3060000 N
(A s .fy )− (0,85.f′c.bE .ts ) ( 13440.240) − ( 0,85.20.1500.120)
Cs = = = 82800 N
2 2

 Langkah 4 : Hitung tinggi blok tekan pada flens (sayap) baja


Cs 82800
df = =
bf .fy 200.240

= 1,725 mm < t f (17 mm)


 Langkah 5 : Hitung letak titik berat (y̅)
Statis momen terhadap serat bawah baja
( 134 ,40.30) − ( 0,1725 .20.59,1375 )
y̅ = = 29,232 cm
134 ,4−( 0,1725 .20)

 Langkah 6 : Hitung kuat lentur nominal


Mn = Cc.d2’ + Cs.d2” = 3060000.(367,68) + 82800.(307,68)
= 1150576704 Nmm
= 1150,577 kNm

4.5 Penghubung Geser


Struktur komposit umumnya terdiri dari pelat beton dan balok baja (profil), yang
mana kedua material ini tidak menyatu (monolit). Ketika menerima beban akan terjadi gaya
geser di sepanjang permukaan pelat beton dan balok baja. Untuk menghindari terjadinya slip,
maka diperlukan sejumlah penghubung geser (shear connectors). Penghubung geser yang

Samuel Layang – Konstruksi Baja 2


Bab 4 Struktur Komposit 9

digunakan dapat berupa paku berkepala (stud) dan profil baja canal hasil gilas panas (lihat
gambar 2.2).
Dalam merencanakan penghubung geser, ada dua asumsi yang dapat digunakan yaitu:
1. Aksi komposit penuh
Aksi komposit penuh terjadi jika terdapat cukup penghubung geser untuk mencegah
terjadinya slip.
2. Aksi komposit parsial
Aksi komposit parsial terjadi jika jumlah penghubung geser tidak cukup banyak untuk
mencegah terjadinya slip antara pelat beton dan balok baja.

Aksi Komposit Penuh


Besarnya gaya geser horisontal (V h) yang digunakan untuk merencanakan
penghubung geser diperoleh dari nilai:
 As.fy
 0,85.f’c.Ac diambil nilai terkecil 2.7
 ΣQn
Aksi komposit penuh terjadi apabila gaya geser horisontal (V h) ditentukan oleh nilai As.f y atau 0,85.f’c. Ac
Jumlah penghubung geser yang diperlukan (antara titik momen nol dan momen
maksimum) adalah:
Vh
N1 = 2.83.
Qn

dengan
N1 = jumlah penghubung geser yang diperlukan antara titik momen nol dan momen
maksimum
Vh = gaya geser horisontal
Qn = kuat geser nominal satu buah penghubung geser (tergantung jenis penghubung
geser)
Jika digunakan penghubung geser jenis paku (stud), nilai Q n dihitung berdasarkan
rumus:
Qn = 0,5.Asc. √f ′ c. Ec ≤ Asc.fu 2.9a.
dengan
Asc = luas penampang penghubung geser paku (mm2)
fu = tegangan putus penghubung geser paku (MPa)

Samuel Layang – Konstruksi Baja 2


Bab 4 Struktur Komposit 10

f’c = mutu beton


E c = modulus elastis beton
= 0,041.(w c)1,5.√f′c  nilai wc diantara 1500 kg/m3 – 2500 kg/m3 3.
= 4700. √f′c  untuk beton normal 3.
Qn = kuat geser nominal untuk penghubung geser (N)

Jika digunakan penghubung geser jenis canal, nilai Qn dihitung menurut rumus:
Qn = 0,3. (tf + 0,5.tw) . Lc. √f ′ c. Ec 2.9b.
dengan
Lc = panjang penghubung geser canal (mm)
tf = tebal pelat sayap (mm)
tw = tebal pelat badan (mm)

Jumlah penghubung geser pada persamaan 2.8 berlaku diantara titik dengan momen
nol dan momen maksimum. Untuk balok dengan beban simetris di atas tumpuan sederhana
(sendi rol), mempunyai momen maksimum di tengah-tengah bentang, sehingga jumlah
penghubung geser yang dipasang sebanyak 2.N1 dan ditempatkan dengan jarak atau spasi yang
sama.
Syarat-syarat (jarak) penempatan penghubung geser:
1. Selimut lateral minimum 25 mm (kecuali jika ada dek baja)
2. Diameter maksimum = 2,5 x tebal flens profil baja
3. Jarak longitudinal minimum = 6 x diameter penghubung geser
4. Jarak longitudinal maksimum = 8 x tebal pelat beton
5. Jarak minimum dalam arah tegak lurus sumbu longitudinal = 4 x diameter
6. Jika digunakan dek baja gelombang, jarak minimum penghubung geser dapat diperkecil
menjadi 4 x diameter

Aksi Komposit Parsial


Untuk struktur yang berperilaku komposit parsial, momen inersia efektif balok
komposit dihitung berdasarkan rumus berikut:
Ieff = Is + (Itr – Is) √∑ Q n /cf 2.10.
dengan
Cf = gaya tekan pada pelat beton untuk kondisi komposit penuh (N)

Samuel Layang – Konstruksi Baja 2


Bab 4 Struktur Komposit 11

Is = momen inersia penampang baja (mm4)


Itr = momen inersia penampang balok komposit penuh yang belum retak (mm4)
ΣQn= jumlah kekuatan penghubung geser di sepanjang daerah yang dibatasi oleh
momen positif dan momen nol (N)
Rasio ΣQn / Cf ≤ 0,25 agar tidak terjadi slip yang berlebihan pada balok

Contoh 3.3
Diketahui : Struktur komposit seperti pada gambar berikut

Profil baja = WF 300.150.6,5.9


Mutu beton (f’c) = 20 MPa
Mutu baja = BJ 37
Modulus elastis baja (E c) = 2.10 5 MPa
Tebal pelat beton = 10 cm
Panjang balok =9m
Ditanya : Hitunglah jumlah penghubung geser yang diperlukan, jika terjadi komposit
penuh. Gunakan stud ukuran Ø ½“ , panjang 5 cm
Penyelesaian :
 Langkah 1 : Hitung lebar efektif (bE)  persamaan 2.6a
bE = L/4 = 900/4 = 225 cm
bE = b0 = 250 cm
Diambil nilai terkecil  bE = 225 cm
 Langkah 2 : Hitung gaya geser horisontal (VH) untuk aksi komposit penuh  persamaan
2.7
Mutu baja (BJ 37)  fy = 240 MPa
Luas penampang profil WF 300.150.6,5.9  As = 46,78 cm2 = 4678 mm2
Samuel Layang – Konstruksi Baja 2
Bab 4 Struktur Komposit 12

As.fy = 4678.240 = 1122720 N


0,85.f’c.bE.ts = 0,85.20.(2250x100) = 3825000 N
Dari kedua nilai di atas diambil yang terkecil, sehingga V H = 1122720 N
 Langkah 3 : Kontrol diameter maksimum stud
Diameter maksimum  2,5.tf = 2,5.9 = 22,5 mm
Stud yang digunakan Ø ½“ (12,7 mm) < diameter maksimum (22,5 mm)  OK
 Langkah 4 : Hitung modulus elastis beton  persamaan 2. 4a
E c = 0,041.(w c)1,5.√f′c = 0,041.(2400) 1,5. √ 20 = 21558, 360 MPa
~ 21550 MPa
 Langkah 5 : Hitung kuat geser satu buah stud
1
Qn = 0,5.Asc. √f ′ c. Ec = 0,5.(4 . 𝜋. 12,72 ). √ 20.21550 = 41582,056 N
1
Asc.fu = ( . 𝜋. 12,72 ).370 = 46870,442 N
4

Asc.fu > 41582,056, sehingga digunakan Qn = 41582,056 N


 Langkah 6 : Kontrol jarak antar penghubung geser
Jarak minimum longitudinal = 6d = 6.12,7 = 76,2 mm
Jarak maksimum longitudinal = 8t = 8.100 = 800 mm
Jarak transversal = 4d = 4.12,7 = 50,8 mm
 Langkah 7 : Hitung jumlah stud
Vh 1122720
N = = = 27 buah ~ 28 buah
Qn 41582,056

Jumlah stud 28 buah untuk setengah bentang balok. Untuk keseluruhan bentang
digunakan sebesar 2.N1 (56 buah). Jika dua buah stud dipasang tiap penampang
melintang, maka jarak stud (s)
9000
s = = 321,429 mm ~ 320 mm
56 ⁄2

28 x 320 = 8960 mm, panjang bentang 9000 mm. Sehingga jarak dari masing-masing
tumpuan : = (9000-8960)/2 = 20 mm

Samuel Layang – Konstruksi Baja 2


Bab 4 Struktur Komposit 13

RANGKUMAN

1. Struktur komposit adalah struktur yang terdiri dari dua atau lebih material yang berbeda,
umumnya struktur komposit yang dijumpai adalah perpaduan antara beton dan baja
(profil).
2. Keuntungan struktur komposit adalah a) mengurangi berat baja yang digunakan; b) ti nggi
profil baja yang dipakai dapat dikurangi; c) meningkatkan kekakuan lantai; d) dapat
menambah panjang bentang.
3. Struktur komposit umumnya terdiri dari dua material ini tidak menyatu (monolit) ,
sehingga diperlukan sejumlah penghubung geser (shear connectors).
4. Dalam merencanakan penghubung geser, terdapat dua asumsi yang digunakan, yaitu aksi
komposit penuh dan aksi komposit parsial.
5. Aksi komposit penuh terjadi jika terdapat cukup penghubung geser untuk mencegah
terjadinya slip.
6. Aksi komposit parsial terjadi jika jumlah penghubung geser tidak cukup banyak untu k
mencegah terjadinya slip antara pelat beton dan balok baja.

Samuel Layang – Konstruksi Baja 2


Bab 4 Struktur Komposit 14

SOAL-SOAL LATIHAN

1. Apa yang Anda ketahui tentang rumah tinggal!


2. Jelaskan konsep-konsep bangunan yang Anda ketahui!
3. Apa yang dimaksudkan dengan konsep bangunan dekonstruksi, jelaskan jawaban Anda!
4. Jelaskan gambar-gambar apa saja yang harus dibuat dalam merencanakan bangunan
rumah tinggal!
5. Apa yang dimaksud dengan gambar situasi? Seberapa pentingkah gambar situasi bagi
seorang perencana, jelaskan jawaban Anda!
6. Gambarkan denah rumah tipe 45, lengkap dengan pembagian ruang dan letak pintu
jendela.

Samuel Layang – Konstruksi Baja 2


Bab 4 Struktur Komposit 15

DAFTAR PUSTAKA

Setiawan, Agus, 2013, Perencanaan Struktur Baja dengan Metode LRFD Edisi Kedua (Sesuai SNI
03-1729 2002), Erlangga, Jakarta

_______ , 2000, Tata Cara Perencanaan Struktur Baja Untuk Bangunan Gedung : SNI 03-1729 2002

Samuel Layang – Konstruksi Baja 2

Anda mungkin juga menyukai