Anda di halaman 1dari 18

Laporan Mekanika Teknik

“Reaksi Perletakan dan Gaya dalam N,D,M pada Struktur Balok


Sederhana (Tumpuan Sendi Roll) Bila Dibebani Beban Merata
Persegi, Beban Merata Berbentuk Segitiga”

OLEH

Nama :Lea Julita Yuneldi Kiuk


NIM : 2006090010
Mata Kuliah: Mekanika Teknik
Kelas :A

PROGRAM STUDI TEKNIK ARSITEKTUR


FAKULTAS SAINS DAN TEKNIK
UNIVERSITAS NUSA CENDANA
KUPANG
2020
 Reaksi Perletakan
1. Beban Merata Persegi
Reaksi tumpuan dapat ditentukan dengan cara menentukan berat beban terbagi rata
seluruhnya dan pusat beratnya sebagai berikut:

Pusat berat beban terbagi rata ditentukan berdasarkan diagonalnya maka Beban
terbagi rata bekerja ditengah-tengah bentang L. Berat Beban terbagi rata ditentukan
besarnya dengan persamaan:

Q = q.L

Di mana :
Q= Berat beban terbagi rata pada pusat beratnya
q = Beban terbagi rata per satuan panjang
L= Panjang beban terbagi rata

∑MB = 0 maka semua gaya dimomenkan ke titik B

Di mana :
RA = Reaksi Perletakan pada titik A
Q = Berat beban terbagi rata pada pusat beratnya

∑MA = 0 maka semua gaya dimomenkan ke titik A


Sebuah balok sederhana sepanjang L seperti diperlihatkan pada gambar dibebani
dengan sebuah beban terbagi rata sebesar q (t/m’) disebagian panjang balok.

Reaksi perletakan dapat ditentukan dengan cara menentukan berat beban terbagi rata
seluruhnya dan pusat beratnya sebagai berikut:

Q = q.L1

Di mana :
Q= Berat beban terbagi rata pada pusat beratnya
q = Beban terbagi rata per satuan panjang
L1= Panjang beban terbagi rata

∑MB = 0 maka semua gaya dimomenkan ke titik B


Di mana :
RA= Reaksi perletakan pada titik A
Q= Berat beban terbagi rata pada pusat beratnya
L1= Panjang beban terbagi rata
L= Panjang bentang balok AB

∑MA = 0 maka semua gaya dimomenkan ke titik A

Di mana:
RB= Reaksi tumpuan pada titik B
Q= Berat beban terbagi rata pada pusat beratnya
L1= Panjang beban terbagi rata
L= Panjang bentang balok AB

2. Beban Merata Segitiga


a. Segitiga Simetri
Reaksi Perletakan:

b. Segitiga Sehadap
Reaksi Perletakan:

 Gaya Dalam
1. Beban Merata Perseegi

Gaya Lintang:
Gaya Momen:

2. Beban Merata Segitiga


a. Segitiga Simetri

Gaya Momen:

Gaya Lintang:

b. Segitiga Sehadap

Gaya Momen:
Gaya Lintang:
 Contoh Soal
1.

Hitunglah reaksi pada setiap tumpuan, lalu hitung dan gambarkan diagram gaya-gaya
dalamnya!

Penyelesaian:

1. Tentukan reaksi yang terjadi pada setiap tumpuan

Kita perlu buat beban merata menjadi beban terpusat yang kita anggap sebagai w.
Sehingga w adalah sebagai berikut :

w = q x 5 = 20 x 5 = 100 kN

Nilai w ini berada pada tengah-tengah beban merata yaitu 2,5 meter dari titik A.

Tentukan RA sebagai berikut:

∑MB = 0

RA.10 – w.7,5 = 0
10RA – 750 = 0

RA = 750/10 = 75 kN

Sehingga nilai RA didapat sebesar 75 kN.

Tentukan RB sebagai berikut:

∑MA = 0

w.2,5 – RB.10 = 0

250 – 10RB = 0

RB = 250/10 = 25 kN

Sehingga nilai RB didapat sebesar 25 kN.

2. Hitung gaya-gaya dalam

POT1 (0 – 5 meter)

Gaya geser : Qx = RA – 20x = 75 – 20x

Q0 = 75 kN

Q5 = -25 kN
Momen : Mx = RA.x – 1/2qx2 = 75x – 10x2

M0 = 0 kNm

M5 = 125 kNm

Momen maksimum :

Letaknya ada pada Q = 0, Sehingga:

75 – 20x = 0

x = 75/20 = 3,75 m

Mmaksimum = 75.(3,75) – 10.(3,752) = 140,625 kNm 

POT2 (5 – 10 meter)

Gaya geser : Qx = RA – w = 75 – 100 = -25 kN

Q(5 – 10) = -25 kN

Momen : Mx = RA.x -w.(x-2,5) = 75x – 100(x-2,5) = 250 – 25x

M5 = 125 kNm

M10 = 0 kNm
3. Gambarkan diagram gaya-gaya dalam

Sehingga berdasarkan perhitungan gaya-gaya dalam di atas, kita dapat


menggambarkan diagram gaya-gaya dalam sebagai berikut:

2.

Hitunglah reaksi pada setiap tumpuan, lalu hitung dan gambarkan diagram gaya-gaya
dalamnya!

Penyelesaian:

1. Hitung Niliai Reaksi yang terjadi akibat beban tersebut (RA dan RC)

Untuk dapat mengetahui reaksi yang terjadi akibat beban segitiga, kita perlu
mengubah beban segitiga menjadi beban terpusat terlebih dahulu. Bagaimana
mengubah beban segitiga menjadi beban terpusat? yaitu dengan cara menghitung
luasan segitiga tersebut.
Dapat dilihat pada gambar di atas bahwa beban terpusat kita sebut sebagai (w)
sehingga nilai w adalah :

w = 1/2 x bentang x tinggi segitiga = 1/2 x 10 x q = 1/2 x 10 x 20 = 100 kN

Setelah beban menjadi terpusat, karna beban segitiga simetris maka reaksi yang
terjadi pada setiap tumpuan (RA dan RC) bernilai sama yaitu sebesar 1/2w.

Sehingga, RA = RC = 1/2w = 1/2 x 100 = 50 kN

2. Hitung Gaya geser yang terjadi akibat beban

Untuk dapat menghitung gaya geser maupun momen kita perlu membuat
potongan pada balok, dalam hal beban yang dipikul adalah beban segitiga sama
kaki seperti contoh soal ini, potongan di tinjau dari kiri dan kanan sebelum bagian
tengah yaitu pada jarak (0 – 5 m) dari kiri dan (10 – 5 m) dari kanan.

Sebenarnya bisa saja ditinjau dari kiri seluruhnya, namun hal ini akan
menyulitkan pengerjaan.

Tinjau dari kiri (0 – 5 m)

Gambar di atas merupakan potongan balok dari kiri sampai sebelum bagian
tengah (jarak 5m). Sehingga hal ini membuat nilai q berubah pada titik potongan
(tentunya akan lebih kecil nilainya), saya anggap nilai q berubah menjadi sebesar
q’. 

Sehingga nilai q’ perlu dicari dengan menggunakan perbandingan segitiga yang


dapat kalian lihat pada gambar di atas bagian kotak merah yaitu besarnya q’ = 4x. 

Kemudian beban pada potongan tersebut kita anggap sebagai beban berbentuk
Segitiga Siku. Sehingga pusat beban tidak berada di tengah namun pada jarak
2/3x dari tumpuan kiri. Pusat beban kita anggap sebagai w’ yang nilainya sebesar
1/2.q’.x (luas segitiga).

w’ = 1/2.q’.x = 1/2.4x.x = 2x2

Mulai hitung besarnya gaya geser (Qx) pada tiap-tiap jarak 0, 2,5, dan 5 m
ditinjau dari kiri.

Qx = RA – w’ = RA – 2x2 = 50 – 2x2

Q0 = 50 – 2.(02) = 50 kN

Q2,5 = 50 – 2.(2,52) = 37,5 kN

Q5 = 50 – 2.(52) = 0 kN

Tinjau dari kanan (10 – 5 m)

Tinjau dari kanan bertujuan untuk mendapatkan diagram gaya geser pada bentang
(5 – 10 m).

Perbedaannya hanya apabila suatu balok ditinjau dari kanan adalah gaya ke arah
atas bernilai negatif dan ke arah bawah bernilai positif. Hal ini berarti berlawanan
dengan tinjau dari kiri.

Yang perlu ditinjau adalah pada jarak 10, 7,5, dan 5 m. Perlu diketahui karena di
tinjau dari kanan misal Q10 tetap nilai x yang dimasukkan adalah 0 m (jarak
dilihat dari arah tinjaunya berasal). Sehingga :

(Q10 -> x = 0 m), (Q7,5 -> x = 2,5 m), (Q5 -> x = 5m)

Q10 = -50 + 2.(0^2) = -50 + 0 = -50 kN

Q7,5 = -50 + 2.(2,5^2) = -37,5 kN


Q5 = -50 + 2.(5^2) = 0 kN

Diagram gaya geser:

3. Hitung Momen yang terjadi akibat beban

Tinjau dari kiri (0 – 5 m)

Untuk penjelasannya kurang lebih sama pada penjelasan bagian gaya geser, yang
berbeda untuk momen adalah gaya dikali dengan jarak.

Mx = RA.x – w’.(1/3x) = 50x – 2x2 . (1/3x) = 50x – 2/3x3

Momen ditinjau pada jarak 0, 2,5, dan 5 meter dari kiri.

M0 = 50.(0) – 2/3.(03) = 0 kNm

M2,5 = 50.(2,5) – 2/3.(2,53) = 114,583 kNm

M5 = 50.(5) – 2/3.(53) = 166,667 kNm

Tinjau dari kanan (0 – 10 m)


Untuk momen, apabila tinjau dari kanan maka arah rotasi ke kiri bernilai positif
dan rotasi ke kanan bernilai negatif.

Mx = Rc.x – w’.(1/3x) = 50x – 2x2 . (1/3x) = 50x – 2/3x3

Momen ditinjau pada jarak 0, 2,5, dan 5 meter dari kanan.

M10 = 50.(0) – 2/3.(03) = 0 kNm

M7,5 = 50.(2,5) – 2/3.(2,53) = 114,583 kNm

M5 = 50.(5) – 2/3.(53) = 166,667 kNm

Sehingga diagram momen dapat dilihat pada gambar di bawah ini :


4. Gambar keseluruhan diagram akibat beban segitiga

3.

Hitung reaksi perletakan, lalu hitung dan gambarkan bidang momen dan lintang!

Komponen Horizontalnya :
∑H=0
RaH = 0

 Reaksi Perletakan ∑MA = 0


-RB.4+q.L.(1/2) = 0

Atau bisa juga


-RB.4+Luasan (jarak ke titik berat) = 0
-RB.4 + 2.4 (4/2) = 0
RB = 4 Ton

∑MB = 0
RA.4 + 2.4.(4/2) = 0
RA= 4 Ton Komponen Vertikal

∑V = 0
RA + RB – Luasan = 0

4 + 4 – 2.4 = 0

Untuk Momen:
MA = 0
MB = 0
Mx = RA.x – Luasan . (titik Berat/Jaraknya)
       =RA.x – q.x.(1/2x)
       =RA.x – 1/2qx2

M2 = RA.2 – 1/2.q.(2)2
 = RA .2 – 1/2 .q.(2)2
 = 4 Tm

Untuk Lintang:

DA   = RA
D2    = RA – q.2
         = 4 – 2.2 = 0
DAB = RA – q.4
          = -4 Tm

Anda mungkin juga menyukai