Anda di halaman 1dari 43

BAB V

ANALISIS dan PEMBAHASAN MASALAH

5.1 Besar Gaya Reaksi

Gambar 5.1 Struktur lengan tower crane (Manual book Potain MC-310)

Pada sebuah lengan tower crane terdapat 2 buah gaya yang terjadi pada
ujung lengan (Ay) dan gaya berbagi merata pada belakang tower crane (Wcw).
Nilai Ay maksimal sebesar 3,2 Ton (pada ujung jib) dan Wcw tower crane
sebesar 11,5 Ton. Pada Wcw memiliki titik berat pada tengah beban. Untuk
melihat lebih jelas beban pada Wcw akan ditunjukkan pada Gambar 5.2.

Gambar 5.2 Beban pada Wcw (Manual book Potain MC-310)

o Berat 1 buah couter weight = 2,3 Ton


o Jumlah counter weight 5 buah = 2,3 Ton × 5 = 11,5 Ton
L 2
o Jarak titik berat (persegi) = = =1 m
2 2
Lalu lengan (jib) dari tower crane bisa dianggap sebagai batang dengan penumpu,
gaya-gaya yang bekerja pada jib tower crane ditunjukkan oleh Gambar 5.3.

Gambar 5.3 Gaya yang bekerja pada jib tower crane

Dari gambar diatas, didapatkan data sebagai berikut:

o Wcw = 11,5 Ton


o Wb = 3,2 Ton
o L1 = 19,5 m
o L2 = 70 m

Syarat kesetimbangan:

o ∑ Fx=0 maka Ax=0 (3.1)


o ∑ Fy=0 maka ∑ Fy=¿ Wcw+Wb− Ay=0 ¿ (3.2)

¿ Wcw+ Wb=Ay

= 11,5+ 3,2=14,7 Ton

Ay=147 kN

Gambar 5.4 Diagram benda bebas pada jib tower crane (Novison,2010)

Untuk menghitung besar Nx, Mx, dan Vx maka perlu melakukan


pemisalan dengan cara mengambil potongan jib pada jarak tertentu seperti
Gambar 5.4. Pada Gambar 5.5 dapat dilihat nilai X2 sebesar 44,5 m dihitung
dari ujung Wcw.

Gambar 5.5 Potongan sebesar 44,5 m (Novison,2010)

Syarat kesetimbangan;

o Gaya Normal

∑ F x=0 (3.1)
maka Nx=0
o Gaya Geser

∑ Fy=0 (3.2)
makaWcw +Vx−Ay=0

115 kN +Vx−147 kN =0

Vx=32 kN

o Momen

∑ M =0 (3.3)

Wcw . ( X 2 )− Ay . ( X 2−L1 ) + Mx=0

115 . ( 44,5 )−147 . ( 25 )+ Mx=0

5117,5−3675+ Mx=0

Mx=1440 kN . m
Gambar 5.6 Potongan sebesar 45 m (Novison,2010)

∑ Fx=0 maka Nx=0


∑ Fy=0 maka Vx−Wb=0
Vx=Wb=32 kN

∑ M =0 makaWb . ( 45 )−Mx=0
32 . ( 45 )=Mx

Mx=1440 kN . m

Dari hasil pehitungan Gambar 5.5 dan Gambar 5.6 dapat dianalisa dari
hasil perhitungan, besar nilai momen yang dihasilkan sama – sama sebesar 144
kN-m. Hal ini yang membuktikan besar momen yang terjadi pada ujung –ujung
lengan tower crane sudah setimbang.

5.2 Analisa dan Perhitungan Gaya Normal, Gaya Geser dan Momen

Setelah gaya-gaya reaksi sudah diketahui maka tahap selanjutnya untuk


mendapatkan besar gaya normal, gaya geser, dan momen sebagai berikut:

5.2.1 Potongan Sepanjang 0≤ X1≤19,5 m


Gambar 5.7 Potongan sepanjang X1

Gaya Normal (Nx)

∑ Fx=0
maka Nx=0

Gaya Geser (Vx)

∑ Fy=0
maka Wcw+Vx=0

Vx=−Wcw

Vx=−115 kN

Momen (Mx)

∑ M =0
Wcw . ( X 1 ) + Mx=0

Mx=−Wcw . ( X 1 )

Mx=−115 kN . ( 19,5 m )

Mx=−2242,5 m

Untuk lebih jelas distribusi tegangan yang terjadi pada batang dapat dilihat

pada tabel 5.1 sebagai berikut:

Jarak Gaya
Gaya Geser Momen (Mx)
No Lengan Normal
(Vx) (kN) (kN.m)
(m) (Nx)

1 0 0 -115 0
2 2 0 -115 -230
3 4 0 -115 -460
4 6 0 -115 -690
5 8 0 -115 -920
6 10 0 -115 -1150
7 12 0 -115 -1380
8 14 0 -115 -1610
9 16 0 -115 -1840
10 18 0 -115 -2070
11 19,5 0 -115 -2242,5
Tabel 5.1 Distribusi tegangan pada batang yang terjadi sepanjang 19.5 m

Dari Tabel 5.1 dapat dianalisa gaya geser dan momen lentur sepanjang
0 ≤ X1 ≤ 19 5, m memiliki besar yang berfariasi. Gaya geser yang terjadi pada
lengan tower crane sebesar 115 kN dengan kondisi konstan, sedangkan momen
maksimum atau momen kritis yang terjadi pada lengan tower crane sebesar
2243kN.m pada jarak 19,5m yang terletak pada tumpuan. Untuk melihat distribusi
gaya geser dan momen dapat dilihat pada Gambar 5.8 dan Gambar 5.9. Dari
hasil perhitungan gaya geser dan momen didapat hasil negative hal ini
menandakan arah dari gaya geser dan momen berlawanan dari arah yang
digunakan dalam perhitungan.
Gambar 5.8 Grafik gaya geser terhadap jarak

Gambar 5.9 Grafik momen terhadap jarak

5.2.1 Potong sepanjang 19,5 m ≤ X1 ≤ 89,5 m

a. Potong sepanjang X 2 = 30 m

Gambar 5.10 Gaya-gaya dalam sepanjang 30 m

1. Gaya Normal (Nx)

∑ Nx = 0 ⇒ Nx = 0
2. Gaya Geser (Vx)

∑Vx = 0 ⇒Wcw − Ay +Vx = 0

Vx = Ay –Wcw

Vx =14,7 - 5,11
Vx= 32 kN
Vx =32 Ton

3. Momen (Mx)

∑ Mx = 0 ⇒ Wcw(X 2) − Ay(X 2 − L1) + Mx = 0

Mx = Ay(10,5) −Wcw(30)

Mx= 14,7(30,5)-Wcw(50)

Mx= 154,35-345

Mx=190,65 Ton.m

Mx=1906,5 kN.m

b. Potong sepanjang X2= 40 m

Gambar 5.11 Gaya-gaya dalam sepanjang 40 m

1. Gaya Normal (Nx)

∑ Nx = 0 ⇒ Nx = 0

2. Gaya Geser (Vx)


∑Vx = 0 ⇒Wcw − Ay +Vx = 0

Vx = Ay –Wcw

Vx =14,7 - 5,11
Vx= 32 kN
Vx =32 Ton

3. Momen (Mx)

∑ Mx = 0 ⇒ Wcw(X 2) − Ay(X 2 − L1) + Mx = 0

Mx = Ay(20,5) −Wcw(40)

Mx= 14,7(20,5)-Wcw(40)

Mx= 301,35-460

Mx=158,65 Ton.m

Mx=1586,5 kN.m

c. Potong sepanjang X2 = 50 m

Gambar 5.12 Gaya-gaya dalam sepanjang 50 m

Dengan menggunakan syarat –syarat kesetimbangan maka:

1. Gaya Normal (Nx)

∑ Nx = 0 ⇒ Nx = 0
2. Gaya Geser (Vx)

∑Vx = 0 ⇒Wcw − Ay +Vx = 0

Vx = Ay –Wcw

Vx =14,7 - 5,11
Vx= 32 kN
Vx =32 Ton

3. Momen (Mx)

∑ Mx = 0 ⇒ Wcw(X 2) − Ay(X 2 − L1) + Mx = 0

Mx = Ay(30,5) −Wcw(50)

Mx= 14,7(30,5)-Wcw(50)

Mx= 448,35-575

Mx=1266,5 kN.m

d. Potong sepanjang X2 = 60 m

Gambar 5.13 Gaya-gaya dalam sepanjang 60 m

Dengan menggunakan syarat –syarat kesetimbangan maka:

1. Gaya Normal (Nx)

∑ Nx = 0 ⇒ Nx = 0
2. Gaya Geser (Vx)

∑Vx = 0 ⇒Wcw − Ay +Vx = 0

Vx = Ay –Wcw

Vx =14,7 - 5,11
Vx= 32 kN
Vx =32 Ton

3. Momen (Mx)

∑ Mx = 0 ⇒ Wcw(X 2) − Ay(X 2 − L1) + Mx = 0

Mx = Ay(30,5) −Wcw(50)

Mx= 14,7(40,5)-Wcw(60)

Mx= 595,35 - 690

Mx=94,65 Ton.m

Mx=946,5 kN.m

e. Potong sepanjang X2 = 70 m

Gambar 5.14 Gaya-gaya dalam sepanjang 70 m

Dengan menggunakan syarat –syarat kesetimbangan maka:

1. Gaya Normal (Nx)


∑ Nx = 0 ⇒ Nx = 0

2. Gaya Geser (Vx)

∑Vx = 0 ⇒Wcw − Ay +Vx = 0

Vx = Ay –Wcw

Vx =14,7 - 5,11
Vx= 32 kN
Vx =32 Ton

3. Momen (Mx)

∑ Mx = 0 ⇒ Wcw(X 2) − Ay(X 2 − L1) + Mx = 0

Mx = Ay(50,5) −Wcw(70)

Mx= 14,7(50,5)-Wcw(70)

Mx= 742,35-805

Mx=62,65 Ton.m

Mx=626,5 kN.m

f. Potong sepanjang X2 = 80 m

Gambar 5.15 Gaya-gaya dalam sepanjang 80 m

Dengan menggunakan syarat –syarat kesetimbangan maka:


1. Gaya Normal (Nx)

∑ Nx = 0 ⇒ Nx = 0

2. Gaya Geser (Vx)

∑Vx = 0 ⇒Wcw − Ay +Vx = 0

Vx = Ay –Wcw

Vx =14,7 - 5,11
Vx= 32 kN
Vx =32 Ton

3. Momen (Mx)

∑ Mx = 0 ⇒ Wcw(X 2) − Ay(X 2 − L1) + Mx = 0

Mx = Ay(60,5) −Wcw(80)

Mx= 14,7(60,5)-Wcw(80)

Mx= 889,35-920

Mx=30,65 Ton.m

Mx=306,5 kN.m

g. Potong sepanjang X2 = 89,5 m

Gambar 5.16 Gaya-gaya dalam sepanjang 89,5 m


Dengan menggunakan syarat –syarat kesetimbangan maka:

1. Gaya Normal (Nx)

∑ Nx = 0 ⇒ Nx = 0

2. Gaya Geser (Vx)

∑Vx = 0 ⇒Wcw − Ay +Vx = 0

Vx = Ay –Wcw

Vx =14,7 - 5,11
Vx= 32 kN
Vx =32 Ton

3. Momen (Mx)

∑ Mx = 0 ⇒ Wcw(X 2) − Ay(X 2 − L1) + Mx = 0

Mx = Ay(70) −Wcw(89,5)

Mx= 14,7(70)-Wcw(89,5)

Mx= 1029-1029

Mx= 0 Ton.m

Mx= 0 kN.m

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 5.2 sebagai berikut:

Jarak Lengan Gaya Normal Gaya Geser Momen (Mx)


No
(m) (Nx) (Vx) (kN) (kN.m)

1 0 0 -115 0
2 5 0 -115 -575
3 10 0 -115 -1150
4 15 0 -115 -1725
5 19,5 0 -115 -2242,5
6 25 0 32 -2067
7 30 0 32 -1907
8 35 0 32 -1747
9 40 0 32 -1587
10 45 0 32 -1427
11 50 0 32 -1267
12 55 0 32 -1107
13 60 0 32 -947
14 65 0 32 -787
15 70 0 32 -627
16 75 0 32 -467
17 80 0 32 -307
18 85 0 32 -147
19 89,5 0 32 0

Tabel 5.2 Data potongan sepanjang 19,5 m< X1< 89,5 m

Dari tabel 5.2 dapat dianalisa besar momen maksimum terjadi pada jarak
19,5m sebesar 2243 kN-m, sedangkan gaya normal yang terjadi sama dengan nol
dan gaya geser sepanjang 0 ≤ X1 ≤ 19 5, m sebesar 115 kN, sedangkan gaya

geser sepanjang 19 5, m ≤ X1 ≤ 89 5, m sebesar 32 kN. Sehingga gaya geser


konstan sepanjang batang karena jarak tidak mempengaruhi besar gaya geser yang
terjadi. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada gambar 5.18. Sedangkan besar
momen maksimum atau momen kritis yang terjadi di sepanjang lengan tower
crane dapat dilihat pada gambar 5.17 yang mana nilai maksimum momen kritis
sebesar 2243kN.m.
Gambar 5.17 Grafik momen terhadap jarak

Dari gambar 5.17 dapat diketahui momen lentur yang terjadi pada batang
dipengaruhi terhadap jarak. Sedangkan momen kritis terjadi pada puncak garis
lengkung yang terjadi pada jarak 19,5 m.

Gambar 5.18 Grafik gaya geser terhadap jarak

Dari gambar 5.18 dapat dikatakan gaya geser yang terjadi pada batang
tidak dipengaruhi terhadap jarak. Oleh karena itu hasil grafik gaya geser Vs jarak
didapat garis lurus.
5.3 Analisa dan Perhitungan Tegangan Geser

Untuk menganalisa tegangan geser yang terjadi pada lengan tower crane,
luas penampang dimisalkan berbentuk persegi karena konstruksi lengan tower
crane adalah konstruksi ringan.

Gambar 5.19 Bentuk penampang tegangan geser

Dari gambar diatas dapat diketahui:

b1 = 110 cm = 1,1 m h1 = 85 cm = 0,85 m

b2 = 125 cm = 1,25 m h2 = 100 cm = 1 m

kg m
V= 3200 ×10
s s

= 32000 N

= 32 kN

Luas I = 1,25 ×1=1,25m2

Luas II = 1,1 ×0,85=0,935 m2 –


Maka AB = 0,315 m2

Maka tegangan geser yang terjadi adalah

3V
τg= (3.5)
2A

332000
= =152,385 kPa
20,315

5.4 Analisa dan Perhitungan Tegangan Lentur

Gambar 5.20 Bentuk penampang tegangan

h 1 100
y= = =50 cm=0,5 m
2 2

A1¿ P × L=1,25 ×0,075=0,09375 m2

d1=d2= y−a=50−3,75=46,25 cm=0,4625 m2

Ix1= b . h3/12 = 1,25 .(0,073)3/12 = 4,395×10-5 m4


Ix3= b . h3/12 = 1,25 .(0,085)3/12 = 3,838×10-5 m4

Maka:

Ix = 2 (Ix1 +A1.(d1)2)+ 2Ix3 + A3 .(d3) 2

Ix = 2 (4,395×10-5 +0,09375.(0,4625)2)+ 2(3,838×10-5)+ 0

Ix = 2 (4,395×10-5 +0,02)+ 7,67×10-3)

Ix = 0,04 +0,007676

Ix = 0,0478 m4

Untuk mendapat titik berat dapat dilihat pada tabel 5.3 sebagai berikut

A Y Ay
2
A1 = 110 (85) =0,935 m 0,425 0,397
A2 = 125 (100) =1,25m2 0,5 0,625
2
A total = 0,315 m Ay total = 0,228 m2
Tabel 5.3 Luas penampang total

y=
∑ Ay = 0,228 =0,724 m
∑ A 0,315
Maka :

M.y
σL= =33928,033 kPa (3.6)
I

5.5 Analisa dan Perhitungan Tegangan Utama (Vonmisses)

σx+ σy σx +σy 2
σ max=
2 √
+ (
2
) +(τxy 2) (3.7)

33928,033+ 0 33928,033+ 0 2
σ max=
2
+ (
√ 2
) +152,382

σ max=16964,0165+16964,7

σ max=33928,72 kPa
σx+ σy σx+σy 2
σ min=
2
− (
√ 2
) +(τxy 2)

33928,033+ 0 33928,033+ 0 2
σ min=
2
− (
√ 2
) +152,382

σ min=16964,0165−16964.7

σ min=−0,6835 kPa

Dari hasil perhitungan diatas didapat tegangan maksimum terjadi pada


jarak 19,5 m dengan σ max=33928,72 kPa . Sedangkan tegangan minimum pada
jarak 19,5 m didapat σ min=-0,6835 kPa. Untuk perhitungan jarak lain dapat diliat
pada tabel 5.4 sebagai berikut:

Tegangan Tegangan
Jarak Tegagan Tegangan
Utama Utama

Lengan
Geser (kPa) Lentur (kPa)
( max ) ( min )
(m) (kPa) (kPa)

0 152.385 0.0 0.0 0


5 152.385 8709.0 8711.9 -2.667
10 152.385 17418.4 17419.7 -1.34
15 152.385 26127.6 26128.5 -0.9
19.5 152.385 33928.0 33928.7 -0.683
25 152.385 31504.6 31505.3 -0.698
30 152.385 29081.2 29082.0 -0.794
35 152.385 26657.7 26658.6 -0.869
40 152.385 24234.3 24235.3 -0.945
45 152.385 21810.9 21811.9 -1.06
50 152.385 19387.5 19388.6 -1.176
55 152.385 16964.0 16965.4 -1.371
60 152.385 14540.6 14542.2 -1.597
65 152.385 12117.2 12119.1 -1.912
70 152.385 9693.7 9696.1 -2.398
75 152.385 7270.3 7273.5 -3.193
80 152.385 4846.9 4851.7 -4.789
85 152.385 242.3 315.9 -73.518
89.5 152.385 0.0 0.0 0
Tabel 5.4 Tabel hasil perhitungan tegangan

Dari tabel 5.4 dapat dianalisa tegangan geser yang terjadi pada lengan
adalah konstan yang mana besar tegangan geser sebesar 152,385 kPa. Sedangkan
tegangan utama atau vonmisses maksimum terjadi pada jarak 19,5 yaitu sebesar
33928,7 kPa. Yang mana tegangan utama ini dipengaruhi oleh beberapa tegangan
lain seperti tegangan geser, dan tegangan lentur. Sedangkan tegangan lentur
merupakan tegangan murni yang terjadi pada lengan yaitu sebesar 33928 kPa.
Oleh sebab itu tegangan kritis yang terjadi pada batang terjadi pada jarang 19,5 m
yang terjadi pada tumpuan.

Gambar 5.21 Diagram tegangan geser terhadap jarak

Dari Gambar 5.21 dapat dilihat bahwa tegangan geser yang terjadi tidak
dipengaruhi oleh jarak. Sehingga grafik tegangan geser Vs didapati berupa garis
lurus.
Gambar 5.22 Diagram tegangan lentur terhadap jarak

Dari Gambar 5.22 didapati bahwa tegangan lentur yang terjadi


dipengaruhi oleh jarak, sehingga tegangan lentur kritis terjadi pada jarak 19,5
tepatnya terjadi pada tumpuan. Tegangan lentur dapat juga dikatakan tegangan
murni karena tegangan lentur tidak dipengaruhi oleh tegangan lain. Tegangan
lentur maksimum atau tegangan kritis yang terjadi pada jib tower crane sebesar
33928 kPa.
Gambar 5.23 Diagram tegangan utama (vonmises) terhadap jarak

Dari Gambar 5.23 dapat dilihat bahwa tegangan utama (vonmises)


dipengaruhi oleh jarak. Tegangan vonmises juga dipengaruhi oleh tegangan geser
dan tegangan lentur, sehingga tegangan vonmises bukan merupakan tegangan
murni. Besar tegangan vonmises yang terjadi pada jib tower crane adalah sebesar
33928,7 kPa pada jarah 19,5 m atau pada tumpuan

5.6 Penggambaran Lingkaran Mohr

Gambar 5.24 Gambar Lingkaran Tegangan Mohr


Seperti dijelaskan pada dasar teori, lingkaran tegangan mohr digunakan
untuk menggambarkan keadaan tegangan yang terjadi. Tegangan normal
maksimum (dilambangkan oleh σ1) dan tegangan normal minimum
(dilambangkan oleh σ2 ). Besar nilai titik M (pusat lingkaran tegangan mohr /
jari-jari tegangan mohr) dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai
berikut:

σx−σy 2
M= (
√ 2
) + τxy 2

33928−0 2
M= (
√ 2
) +152,382

M =200,1699 kPa

Sedangkan besar radius lingkaran mohr dapat dihitung menggunakan


rumus:

R= ( σx−σy
2 )

33928−0
R=( ) = 16964 kPa
2

5.7 Analisa dan Perhitungan Kriteria Luluh Von Mises

Pada proses pembentukan logam besarnya tegangan luluh penting dalam


hal memprediksi gaya atau energi yang diperlukan untuk mendeformasi logas
secara plastis. Di dalam desain rekayasa, tegangan luluh diperlukan untuk
menentukan batas gaya eksternal atau tegangan internal yang dapat ditahan oleh
material. Kriteria Luluh Von Mises:

(δ 1−δ 2)2−¿ (3.8)

( 33.9287 MPa−0 )2−¿

2302.313 Mpa<7698.46 Mpa


Dari hasil perhitungan diatas dapat disimpulkan bahwa tegangan yang
dialami tower crane tidak lebih besar dari tegangan luluh. Maka dapat
disimpulkan bahwa jib tower crane tidak mengalami deformasi plastis.

5.8 Analisa Defleksi pada Jib Tower Crane Potain MC-310

Besar defleksi yang terjadi pada jib tower crane Potain MC-310 dapat
dicari dengan rumus:

P × L3
δ B= (3.9)
E×I

Dimana:

o δB = Defleksi maksimum
o P = Beban
o L= Panjang jib
o I= Momen inersia
o E= Modulus Young

5.9 Analisa Tegangan Tali Hoisting pada Tower Crane Potain MC-310

Untuk menganalisa tegangan berat muatan yang akan diangkat maksimal


adalah 9,6 ton, Karena pada pengangkatan dipengaruhi oleh beberapa factor,
seperti berat trolly, berat hook, dari data lapangan didapat berat trolly 300 kg,
berat hook 50 kg, sehingga berat muatan yang diangkat menjadi :

 Berat muatan yang diangkut:

Qo=9600+(10 % .9 .600)¿ 10.560 Kg

 Kapasitas total angkat pesawat adalah:


Q=Qo+Qt +Qh¿ 10560 kg+300 kg +50 kg¿ 10.910 kg
Untuk menganalisa tegangan dan ukuran dapat diperhatikan pada gambar
5.25 sebagai berikut:

Gambar 5.25 Diagram sistem dan diagram number of band

Dari gambar diatas, maka dapat ditentukan bahwa jumlah Number of Band hingga
perbandingan antara diameter tali (Dmin/d) dapat dilihat dalam tabel 5.5 :

Dengan demikian , untuk NB 5, diperoleh harga Dmin/d = 31.

 Tegangan maksimum dari sistem tali puli dihitung dengan rumus :


Q
S=
n . η n1
10910 kg
S= =¿ 2899 kg
(4)(0.96)( 0.98)

Dimana:
n = jumlah puli penumpu n = 4
η = efesiensi puli = 0,96
n1 =efesiensi yang disebabkan kerugian tali akibat kekuatan ketika menggulung
pada drum yang diasumsikan n1 = 0,98
Q =kapasitas total = 10.910 kg
 Kekuatan putus tali sebenarnya adalah
P=S × K
¿ 2899 ×5.5
¿ 15899.5 kg

Dimana : k = factor keamanan = 5,5 pengoperasian sedang

Tipe tali baja yang dipilih adalah menurut standar United Rope Works, Roterdam
Holland yaitu 6 x 36 + 1 fibre core……………(lampiran)

1. Beban Patah (Pb) = 189 kN = 18.900 kg

2. Tegangan Patah (σb ) = 1770 N/mm2 = 177 kg / mm2

3. Berat Tali = 113 kg / 100 m = 1,13 kg/m

4. Diameter Tali (d) = 18 mm

 Tegangan maksimum tali yang diizinkan:

Pb
Sizin=
K

18900 kg
¿
5.5

¿ 3436.4 Kg

 Tegangan tarik yang diizinkan:

σb
σ izin =
K
177
σ izin =
5.5

σ izin =32.18 kg /cm 2

 Luas penampang tali baja dapat dihitung dengan rumus:

S
Atali baja =
( σk )−( Dd
b

min
)×(3600)

Dimana perbandingan diameter drum dan diameter tali baja Dmin/d untuk
jumlah lengkungan (NB) = seperti terlihat pada tabel 5.5 adalah 31

2899
Atali baja =
17700 1
( 5.5 )
−( )×(3600)
31

¿ 1.4 cm 2

 Tegangan tarik yang terjadi pada tali baja adalah

S
σ b=
A tali baja

2899
σ b=
1.4

¿ 20.64 kg / cm2

Dari hasil perhitungan diatas dapat dianalisa tegangan maksimum tali yang
direncanakan lebih rendah dari tegangan izin yaitu : 2899 < 3436,4 kg dan
tegangan tarik yang diizinkan lebih besar dari tegangan tarik yang direncanakan
yaitu 20,64 < 32,18 kg/cm2 .

5.10 Analisa Menggunakan Software Solidwork 2015

5.10.1 Analisa Gaya Reaksi pada Jib Tower Crane

5.10.1.1 Menggambar Struktur Gaya Reaksi pada Solidwork

Pada bagian ini menggambar batang yang mau di analisa gaya reaksinya.
Penggambaran ini menggunakan solidwork sehingga gambar menjadi tiga
dimensi. Proses penggambaran ini menggunakan fitur sebagai berikut:
Rectangular > ekstrude dengan ukuran 19.5m > rectangular > ekstrude
dengan ukuran 70m.

Gambar 5.26 Gambar struktur reaksi


Gambar 5.27 Gambar struktur reaksi

5.10.1.2 Menjalankan Simulasi

Setelah penggambaran selesai maka dipilih fitur simulasi, yang mana pada
proses simulasi ini berguna untuk menganalisa gaya reaksi. Sebelum melakukan
simulasi ada beberapa fitur yang harus diaktifkan, diantaranya pemilihan bahan
yang akan di analisa. Untuk menjalankan simulasi digunakan fitur sebagai
berikut:

Simulasi > part klick kanan > apply edit material > alloy stell > solid body

Klick kanan > tread as beam > calculate.


5.28 Gambar pemilihan material

Gambar 5.29 Gambar pemilihan simulasi

5.10.1.3 Proses Menginput Gaya pada Tumpuan

Setelah fitur simulasi diaktifkan maka di inputkan bagian mana yang akan
di jadikan tumpuan. Fitur pada proses tumpuan dilakukan sebagai berikut
Klik kanan fixture > fixed geometry > klik tumpuan > ok.

Gambar 5.30 Gambar penginputan gaya tumpuan

5.10.1.4 Menginput Gaya Luar


Setelah tumpuan ditentukan maka dilanjutkan pada peinputan gaya yang
bekerja pada batang yang mau dianalisa. Pada proses ini dapat dilihat sebagai
berikut:
Klik kanan External load > force > klik point 1 > front plane > input besar
gaya (115000 N) > klik kanan external load > force > klik point 2 > input
besar gaya (32000 N) > ok.

Gambar 5.31 Gambar penginputan gaya luar 1

Gambar 5.32 Gambar penginputan gaya luar 2

5.10.1.5 Proses Mesh and Run


Pada bagian ini berfungsi untuk menjalankan hasil analisa, sehingga
didapat data. Untuk menjalankan bagian ini digunakan fitur sebagai berikut:
Klik kanan mesh > create mesh > mesh and run > ok

Gambar 5.33 Proses mesh and run

Gambar 5.34 Hasil mesh and run

5.10.1.6 Memplot Diagram Gaya Geser


Pada proses memplot hasil analisa ini dapat mengikiti fitur di bawah ini:
Klik kanan results > shear force in dir2 > ok

Gambar 5.35 Hasil plot diagram gaya geser

Gambar 5.36 Angka hasil simulasi

Dari hasil simulasi dapat dilihat, yang berwarna merah adalah gaya geser
maksimum terjadi sepanjang 19,5m sampai dengan 89,5m. Besar gaya geser yang
terjadi pada batang yang berwarna merah sebesar 3,200e+004 N atau sebesar
32000 N. Sedangkan gambar yang berwarna biru adalah gaya geser minimum
yang terjadi disepanjang batang 0m sampai 19,5m. Besar gaya geser yang terjadi
pada patang yang berwarna merah sebesar -1,150e+005 N atau sebesar -115000N.

5.10.1.7 Plot Diagram Moment

Untuk melihat hasil analisa dapat mengikuti fitur dibawah ini:


Klik kanan results > shear-momen > ok.

Gambar 5.37 Hasil plot moment


Gambar 5.38 Angka hasil plot moment

Hasil simulasi dapat dianalisa distribusi besar momen yang terjadi pada
batang berfariasi. Besar momen maksimum atau momen kritis terjadi pada jarak
19,5 m sebesar 2.242e+006 atau 2242 KN - m . Besar nilai momen kritis
dipengaruhi terhadap jarak, sehingga menghasilkan diagram melengkung. Momen
kritis dapat dilihat pada puncak lengkungan yang memiliki nilai yang paling
besar. Sedangkan penggambaran arah momen kebawah pada software solidwork
ini disebabkan oleh arah pandangan pada penggambaran.

5.10.2 Analisa Distribusi Tegangan

5.10.2.1 Penggambaran Jib Tower Crane

Penggambaran ini dibuat dalam bentuk 3D dengan menggunakan software


Solidwork 2015. Untuk lebih jelasnya hasil penggambaran dapat dilihat dengan
menggunakan fitur sebagai berikut:

Rectangular > masukan ukuran > exturede > masukan panjang


Gambar 5.39 Penggambaran luas penampang

Gambar 5.40 Penggambaran 3D jib tower crane


Gambar 5.41 Pemilihan material

5.10.2.2 Penentuan Tumpuan

Pada bagian ini bertujuan untuk penentuan tumpuan yang di pakai pada
bagian mana, untuk lebih jelas dapat dilihat dengan menggunakan fitur sebagai
berikut:

Klik kanan fixtures > fixed geometry > klik tumpuan yang digunakan.

Gambar 5.42 Penentuan tumpuan yang dipakai


5.10.2.3 Proses Penginputan Gaya

Pada proses ini digunakan untuk menginput besaran gaya yang terjadi
pada ujung –ujung batang yang diakibatkan oleh pembebanan. Untuk lebih
jelasnya dapat di lihat pada Gambar 5.43 dan Gambar 5.44. Proses penginputan
gaya yang bekerja digunakan fitur sebagai berikut:

Klik kanan external loads > force > klik poin1 > besar gaya > klik kanan
external loads > force > klik point 2 > besar gaya.

Gambar 5.43 Proses penginputan gaya eksternal 1


Gambar 5.44 Proses penginputan gaya eksternal 2

5.10.2.4 Proses Mesh and Run

Pada bagian ini terdiri dari dua bagian diantaranya proses mesh dan proses
run. Pada proses run berguna untuk pengecekan apakah bagian dari program
sudah sesuai dengan yang diminta sedangkan pada proses mesh berguna untuk
pembagian node –node yang pada lengan. Proses untuk menjalankan fitur ini
dapat dilihat pada bagian berikut:

Klik kanan mesh > mesh and run > proses.

Gambar 5.45 Proses mesh and run


5.10.2.5 Hasil Simulasi

Pada bagian ini berguna untuk melihat hasil analisa tegangan yang terjadi
pada lengan dengan menggunakan pewarnaan pada lengan, besar nilai tegangan
dapat dibandingkan dengan nilai warna yang dikeluarkan pada sebelah kanan
gambar.

Gambar 5.46 Hasil proses mesh and run

Dari hasil simulasi dapat dianalisa distribusi tegangan yang terjadi pada
lengan tower crane berfariasi, tergantung pembebanan yang terjadi. Untuk
tegangan maksimal terjadi pada jarak 19,5 m sebesar
23090 kPa, yang dapat ditandai dengan pewarnaan merah pada lengan tower
crane.
BAB VI

KESIMPULAN dan SARAN

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil perhitungan teoritis dan simulasi yang dilakukan, maka dapat
ditarik kesimpulan akibat pembebanan yang terjadi pada ujung – ujung lengan
tower crane sebagai berikut:

1. Jarak momen maksimum dan tegangan maksimum pada lengan tower crane
terjadi pada jarak 19,5 m atau pada tumpuan yang terjadi.

2. Berdasarkan hasil perhitungan teoritis didapat nilai momen kritis adalah M max =
2243 kN .m
3. Berdasarkan hasil simulasi menggunakan software solid work didapat nilai
Momen kritis adalah M max =2242 kN .m

4. Berdasarkan hasil perhitungan teoritis didapat nilai gaya geser adalah Vx = 32N

5. Berdasarkan hasil simulasi menggunakan software solid work didapat nilai


gaya geser adalah Vx = 32 N

6. Berdasarkan hasil perhitungan teoritis didapat nilai tegangan kritis untuk


pembebanan maksimum adalah 33928 7, kPa

7. Berdasarkan hasil simulasi menggunakan software solid work didapat nilai


tegangan kritis maksimum adalah 31309,348 kPa

8. Berdasarkan hasil perhitungan teoritis didapat nilai defleksi yang maksimum


sebesar 363 mm

9. Berdasarkan hasil simulasi menggunakan software solid work didapat nilai


defleksi maksimum sebesar 364 mm

6.2 Saran

1. Untuk menghindari terjadi kelengkungan pada lengan tower crane, hendaknya


operator memperhatikan besar beban yang diangkat.

2. Dengan analisa diatas hendaknya perawatan yang paling di perhatikan pada


lengan tower crane adalah pada daerah tumpuan atau pada jarak 19,5 m

Anda mungkin juga menyukai