Gambar 5.1 Struktur lengan tower crane (Manual book Potain MC-310)
Pada sebuah lengan tower crane terdapat 2 buah gaya yang terjadi pada
ujung lengan (Ay) dan gaya berbagi merata pada belakang tower crane (Wcw).
Nilai Ay maksimal sebesar 3,2 Ton (pada ujung jib) dan Wcw tower crane
sebesar 11,5 Ton. Pada Wcw memiliki titik berat pada tengah beban. Untuk
melihat lebih jelas beban pada Wcw akan ditunjukkan pada Gambar 5.2.
Syarat kesetimbangan:
¿ Wcw+ Wb=Ay
Ay=147 kN
Gambar 5.4 Diagram benda bebas pada jib tower crane (Novison,2010)
Syarat kesetimbangan;
o Gaya Normal
∑ F x=0 (3.1)
maka Nx=0
o Gaya Geser
∑ Fy=0 (3.2)
makaWcw +Vx−Ay=0
115 kN +Vx−147 kN =0
Vx=32 kN
o Momen
∑ M =0 (3.3)
5117,5−3675+ Mx=0
Mx=1440 kN . m
Gambar 5.6 Potongan sebesar 45 m (Novison,2010)
∑ M =0 makaWb . ( 45 )−Mx=0
32 . ( 45 )=Mx
Mx=1440 kN . m
Dari hasil pehitungan Gambar 5.5 dan Gambar 5.6 dapat dianalisa dari
hasil perhitungan, besar nilai momen yang dihasilkan sama – sama sebesar 144
kN-m. Hal ini yang membuktikan besar momen yang terjadi pada ujung –ujung
lengan tower crane sudah setimbang.
5.2 Analisa dan Perhitungan Gaya Normal, Gaya Geser dan Momen
∑ Fx=0
maka Nx=0
∑ Fy=0
maka Wcw+Vx=0
Vx=−Wcw
Vx=−115 kN
Momen (Mx)
∑ M =0
Wcw . ( X 1 ) + Mx=0
Mx=−Wcw . ( X 1 )
Mx=−115 kN . ( 19,5 m )
Mx=−2242,5 m
Untuk lebih jelas distribusi tegangan yang terjadi pada batang dapat dilihat
Jarak Gaya
Gaya Geser Momen (Mx)
No Lengan Normal
(Vx) (kN) (kN.m)
(m) (Nx)
1 0 0 -115 0
2 2 0 -115 -230
3 4 0 -115 -460
4 6 0 -115 -690
5 8 0 -115 -920
6 10 0 -115 -1150
7 12 0 -115 -1380
8 14 0 -115 -1610
9 16 0 -115 -1840
10 18 0 -115 -2070
11 19,5 0 -115 -2242,5
Tabel 5.1 Distribusi tegangan pada batang yang terjadi sepanjang 19.5 m
Dari Tabel 5.1 dapat dianalisa gaya geser dan momen lentur sepanjang
0 ≤ X1 ≤ 19 5, m memiliki besar yang berfariasi. Gaya geser yang terjadi pada
lengan tower crane sebesar 115 kN dengan kondisi konstan, sedangkan momen
maksimum atau momen kritis yang terjadi pada lengan tower crane sebesar
2243kN.m pada jarak 19,5m yang terletak pada tumpuan. Untuk melihat distribusi
gaya geser dan momen dapat dilihat pada Gambar 5.8 dan Gambar 5.9. Dari
hasil perhitungan gaya geser dan momen didapat hasil negative hal ini
menandakan arah dari gaya geser dan momen berlawanan dari arah yang
digunakan dalam perhitungan.
Gambar 5.8 Grafik gaya geser terhadap jarak
a. Potong sepanjang X 2 = 30 m
∑ Nx = 0 ⇒ Nx = 0
2. Gaya Geser (Vx)
Vx = Ay –Wcw
Vx =14,7 - 5,11
Vx= 32 kN
Vx =32 Ton
3. Momen (Mx)
Mx = Ay(10,5) −Wcw(30)
Mx= 14,7(30,5)-Wcw(50)
Mx= 154,35-345
Mx=190,65 Ton.m
Mx=1906,5 kN.m
∑ Nx = 0 ⇒ Nx = 0
Vx = Ay –Wcw
Vx =14,7 - 5,11
Vx= 32 kN
Vx =32 Ton
3. Momen (Mx)
Mx = Ay(20,5) −Wcw(40)
Mx= 14,7(20,5)-Wcw(40)
Mx= 301,35-460
Mx=158,65 Ton.m
Mx=1586,5 kN.m
c. Potong sepanjang X2 = 50 m
∑ Nx = 0 ⇒ Nx = 0
2. Gaya Geser (Vx)
Vx = Ay –Wcw
Vx =14,7 - 5,11
Vx= 32 kN
Vx =32 Ton
3. Momen (Mx)
Mx = Ay(30,5) −Wcw(50)
Mx= 14,7(30,5)-Wcw(50)
Mx= 448,35-575
Mx=1266,5 kN.m
d. Potong sepanjang X2 = 60 m
∑ Nx = 0 ⇒ Nx = 0
2. Gaya Geser (Vx)
Vx = Ay –Wcw
Vx =14,7 - 5,11
Vx= 32 kN
Vx =32 Ton
3. Momen (Mx)
Mx = Ay(30,5) −Wcw(50)
Mx= 14,7(40,5)-Wcw(60)
Mx=94,65 Ton.m
Mx=946,5 kN.m
e. Potong sepanjang X2 = 70 m
Vx = Ay –Wcw
Vx =14,7 - 5,11
Vx= 32 kN
Vx =32 Ton
3. Momen (Mx)
Mx = Ay(50,5) −Wcw(70)
Mx= 14,7(50,5)-Wcw(70)
Mx= 742,35-805
Mx=62,65 Ton.m
Mx=626,5 kN.m
f. Potong sepanjang X2 = 80 m
∑ Nx = 0 ⇒ Nx = 0
Vx = Ay –Wcw
Vx =14,7 - 5,11
Vx= 32 kN
Vx =32 Ton
3. Momen (Mx)
Mx = Ay(60,5) −Wcw(80)
Mx= 14,7(60,5)-Wcw(80)
Mx= 889,35-920
Mx=30,65 Ton.m
Mx=306,5 kN.m
∑ Nx = 0 ⇒ Nx = 0
Vx = Ay –Wcw
Vx =14,7 - 5,11
Vx= 32 kN
Vx =32 Ton
3. Momen (Mx)
Mx = Ay(70) −Wcw(89,5)
Mx= 14,7(70)-Wcw(89,5)
Mx= 1029-1029
Mx= 0 Ton.m
Mx= 0 kN.m
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 5.2 sebagai berikut:
1 0 0 -115 0
2 5 0 -115 -575
3 10 0 -115 -1150
4 15 0 -115 -1725
5 19,5 0 -115 -2242,5
6 25 0 32 -2067
7 30 0 32 -1907
8 35 0 32 -1747
9 40 0 32 -1587
10 45 0 32 -1427
11 50 0 32 -1267
12 55 0 32 -1107
13 60 0 32 -947
14 65 0 32 -787
15 70 0 32 -627
16 75 0 32 -467
17 80 0 32 -307
18 85 0 32 -147
19 89,5 0 32 0
Dari tabel 5.2 dapat dianalisa besar momen maksimum terjadi pada jarak
19,5m sebesar 2243 kN-m, sedangkan gaya normal yang terjadi sama dengan nol
dan gaya geser sepanjang 0 ≤ X1 ≤ 19 5, m sebesar 115 kN, sedangkan gaya
Dari gambar 5.17 dapat diketahui momen lentur yang terjadi pada batang
dipengaruhi terhadap jarak. Sedangkan momen kritis terjadi pada puncak garis
lengkung yang terjadi pada jarak 19,5 m.
Dari gambar 5.18 dapat dikatakan gaya geser yang terjadi pada batang
tidak dipengaruhi terhadap jarak. Oleh karena itu hasil grafik gaya geser Vs jarak
didapat garis lurus.
5.3 Analisa dan Perhitungan Tegangan Geser
Untuk menganalisa tegangan geser yang terjadi pada lengan tower crane,
luas penampang dimisalkan berbentuk persegi karena konstruksi lengan tower
crane adalah konstruksi ringan.
kg m
V= 3200 ×10
s s
= 32000 N
= 32 kN
3V
τg= (3.5)
2A
332000
= =152,385 kPa
20,315
h 1 100
y= = =50 cm=0,5 m
2 2
Maka:
Ix = 0,04 +0,007676
Ix = 0,0478 m4
Untuk mendapat titik berat dapat dilihat pada tabel 5.3 sebagai berikut
A Y Ay
2
A1 = 110 (85) =0,935 m 0,425 0,397
A2 = 125 (100) =1,25m2 0,5 0,625
2
A total = 0,315 m Ay total = 0,228 m2
Tabel 5.3 Luas penampang total
y=
∑ Ay = 0,228 =0,724 m
∑ A 0,315
Maka :
M.y
σL= =33928,033 kPa (3.6)
I
σx+ σy σx +σy 2
σ max=
2 √
+ (
2
) +(τxy 2) (3.7)
33928,033+ 0 33928,033+ 0 2
σ max=
2
+ (
√ 2
) +152,382
σ max=16964,0165+16964,7
σ max=33928,72 kPa
σx+ σy σx+σy 2
σ min=
2
− (
√ 2
) +(τxy 2)
33928,033+ 0 33928,033+ 0 2
σ min=
2
− (
√ 2
) +152,382
σ min=16964,0165−16964.7
σ min=−0,6835 kPa
Tegangan Tegangan
Jarak Tegagan Tegangan
Utama Utama
Lengan
Geser (kPa) Lentur (kPa)
( max ) ( min )
(m) (kPa) (kPa)
Dari tabel 5.4 dapat dianalisa tegangan geser yang terjadi pada lengan
adalah konstan yang mana besar tegangan geser sebesar 152,385 kPa. Sedangkan
tegangan utama atau vonmisses maksimum terjadi pada jarak 19,5 yaitu sebesar
33928,7 kPa. Yang mana tegangan utama ini dipengaruhi oleh beberapa tegangan
lain seperti tegangan geser, dan tegangan lentur. Sedangkan tegangan lentur
merupakan tegangan murni yang terjadi pada lengan yaitu sebesar 33928 kPa.
Oleh sebab itu tegangan kritis yang terjadi pada batang terjadi pada jarang 19,5 m
yang terjadi pada tumpuan.
Dari Gambar 5.21 dapat dilihat bahwa tegangan geser yang terjadi tidak
dipengaruhi oleh jarak. Sehingga grafik tegangan geser Vs didapati berupa garis
lurus.
Gambar 5.22 Diagram tegangan lentur terhadap jarak
σx−σy 2
M= (
√ 2
) + τxy 2
33928−0 2
M= (
√ 2
) +152,382
M =200,1699 kPa
R= ( σx−σy
2 )
33928−0
R=( ) = 16964 kPa
2
Besar defleksi yang terjadi pada jib tower crane Potain MC-310 dapat
dicari dengan rumus:
P × L3
δ B= (3.9)
E×I
Dimana:
o δB = Defleksi maksimum
o P = Beban
o L= Panjang jib
o I= Momen inersia
o E= Modulus Young
5.9 Analisa Tegangan Tali Hoisting pada Tower Crane Potain MC-310
Dari gambar diatas, maka dapat ditentukan bahwa jumlah Number of Band hingga
perbandingan antara diameter tali (Dmin/d) dapat dilihat dalam tabel 5.5 :
Dimana:
n = jumlah puli penumpu n = 4
η = efesiensi puli = 0,96
n1 =efesiensi yang disebabkan kerugian tali akibat kekuatan ketika menggulung
pada drum yang diasumsikan n1 = 0,98
Q =kapasitas total = 10.910 kg
Kekuatan putus tali sebenarnya adalah
P=S × K
¿ 2899 ×5.5
¿ 15899.5 kg
Tipe tali baja yang dipilih adalah menurut standar United Rope Works, Roterdam
Holland yaitu 6 x 36 + 1 fibre core……………(lampiran)
Pb
Sizin=
K
18900 kg
¿
5.5
¿ 3436.4 Kg
σb
σ izin =
K
177
σ izin =
5.5
S
Atali baja =
( σk )−( Dd
b
min
)×(3600)
Dimana perbandingan diameter drum dan diameter tali baja Dmin/d untuk
jumlah lengkungan (NB) = seperti terlihat pada tabel 5.5 adalah 31
2899
Atali baja =
17700 1
( 5.5 )
−( )×(3600)
31
¿ 1.4 cm 2
S
σ b=
A tali baja
2899
σ b=
1.4
¿ 20.64 kg / cm2
Dari hasil perhitungan diatas dapat dianalisa tegangan maksimum tali yang
direncanakan lebih rendah dari tegangan izin yaitu : 2899 < 3436,4 kg dan
tegangan tarik yang diizinkan lebih besar dari tegangan tarik yang direncanakan
yaitu 20,64 < 32,18 kg/cm2 .
Pada bagian ini menggambar batang yang mau di analisa gaya reaksinya.
Penggambaran ini menggunakan solidwork sehingga gambar menjadi tiga
dimensi. Proses penggambaran ini menggunakan fitur sebagai berikut:
Rectangular > ekstrude dengan ukuran 19.5m > rectangular > ekstrude
dengan ukuran 70m.
Setelah penggambaran selesai maka dipilih fitur simulasi, yang mana pada
proses simulasi ini berguna untuk menganalisa gaya reaksi. Sebelum melakukan
simulasi ada beberapa fitur yang harus diaktifkan, diantaranya pemilihan bahan
yang akan di analisa. Untuk menjalankan simulasi digunakan fitur sebagai
berikut:
Simulasi > part klick kanan > apply edit material > alloy stell > solid body
Setelah fitur simulasi diaktifkan maka di inputkan bagian mana yang akan
di jadikan tumpuan. Fitur pada proses tumpuan dilakukan sebagai berikut
Klik kanan fixture > fixed geometry > klik tumpuan > ok.
Dari hasil simulasi dapat dilihat, yang berwarna merah adalah gaya geser
maksimum terjadi sepanjang 19,5m sampai dengan 89,5m. Besar gaya geser yang
terjadi pada batang yang berwarna merah sebesar 3,200e+004 N atau sebesar
32000 N. Sedangkan gambar yang berwarna biru adalah gaya geser minimum
yang terjadi disepanjang batang 0m sampai 19,5m. Besar gaya geser yang terjadi
pada patang yang berwarna merah sebesar -1,150e+005 N atau sebesar -115000N.
Hasil simulasi dapat dianalisa distribusi besar momen yang terjadi pada
batang berfariasi. Besar momen maksimum atau momen kritis terjadi pada jarak
19,5 m sebesar 2.242e+006 atau 2242 KN - m . Besar nilai momen kritis
dipengaruhi terhadap jarak, sehingga menghasilkan diagram melengkung. Momen
kritis dapat dilihat pada puncak lengkungan yang memiliki nilai yang paling
besar. Sedangkan penggambaran arah momen kebawah pada software solidwork
ini disebabkan oleh arah pandangan pada penggambaran.
Pada bagian ini bertujuan untuk penentuan tumpuan yang di pakai pada
bagian mana, untuk lebih jelas dapat dilihat dengan menggunakan fitur sebagai
berikut:
Klik kanan fixtures > fixed geometry > klik tumpuan yang digunakan.
Pada proses ini digunakan untuk menginput besaran gaya yang terjadi
pada ujung –ujung batang yang diakibatkan oleh pembebanan. Untuk lebih
jelasnya dapat di lihat pada Gambar 5.43 dan Gambar 5.44. Proses penginputan
gaya yang bekerja digunakan fitur sebagai berikut:
Klik kanan external loads > force > klik poin1 > besar gaya > klik kanan
external loads > force > klik point 2 > besar gaya.
Pada bagian ini terdiri dari dua bagian diantaranya proses mesh dan proses
run. Pada proses run berguna untuk pengecekan apakah bagian dari program
sudah sesuai dengan yang diminta sedangkan pada proses mesh berguna untuk
pembagian node –node yang pada lengan. Proses untuk menjalankan fitur ini
dapat dilihat pada bagian berikut:
Pada bagian ini berguna untuk melihat hasil analisa tegangan yang terjadi
pada lengan dengan menggunakan pewarnaan pada lengan, besar nilai tegangan
dapat dibandingkan dengan nilai warna yang dikeluarkan pada sebelah kanan
gambar.
Dari hasil simulasi dapat dianalisa distribusi tegangan yang terjadi pada
lengan tower crane berfariasi, tergantung pembebanan yang terjadi. Untuk
tegangan maksimal terjadi pada jarak 19,5 m sebesar
23090 kPa, yang dapat ditandai dengan pewarnaan merah pada lengan tower
crane.
BAB VI
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil perhitungan teoritis dan simulasi yang dilakukan, maka dapat
ditarik kesimpulan akibat pembebanan yang terjadi pada ujung – ujung lengan
tower crane sebagai berikut:
1. Jarak momen maksimum dan tegangan maksimum pada lengan tower crane
terjadi pada jarak 19,5 m atau pada tumpuan yang terjadi.
2. Berdasarkan hasil perhitungan teoritis didapat nilai momen kritis adalah M max =
2243 kN .m
3. Berdasarkan hasil simulasi menggunakan software solid work didapat nilai
Momen kritis adalah M max =2242 kN .m
4. Berdasarkan hasil perhitungan teoritis didapat nilai gaya geser adalah Vx = 32N
6.2 Saran