Anda di halaman 1dari 11

KELOMPOK II

RENY KARTINI
NURAINI
SELVIANA
ERLI KHAIRUNNISA
A.KHAIDIR
SIRAJUDDIN DASYIB
ARJUN NURDIN

SMA NEGERI 1 WATAMPONE


TAHUN PELAJARAN
2012/2013
HUKUM HOOKE

A. Landasan Teori
Dalam kehidupan sehari-hari, ketika kita menarik suatu pegas, maka pegas
tersebut akan berubah bentuk dan bertambah panjang. Pegas yang panjangnya
mula-mula lo menjadi l saat ditarik oleh gaya F, berarti terjadi pertambahan
panjang l. Ketika kita melepaskan tarikan pada pegas tersebut, pegas akan
kembali ke bentuk semula. Sifat seperti inilah yang dinamakan elastis.
Sifat elastis atau elastisitas adalah kemampuan suatu benda untuk kembali
ke bentuk awalnya segera setelah gaya yang diberikan kepada benda itu
dihilangkan (dibebaskan). Sifat elastis ini juga dipelajari oleh Robert Hooke
(1635-1703). Pada eksperimennya, Hooke menemukan adanya hubungan antara
gaya dengan pertambahan panjang pegas yang dikenai gaya. Besarnya gaya
sebanding dengan pertambahan panjang pegas. Konstanta perbandingannya
dinamakan konstanta pegas dan disimbolkan k. Hukum Hooke tersebut dapat
dinyatakan dengan kalimat sebagai berikut.
Jika gaya tarik tidak melampaui batas elastik pegas, maka pertambahan panjang
pegas berbanding lurus (sebanding) dengan gaya tariknya.

B. Tujuan
Mengamati hubungan antara gaya dengan pertambahan panjang pegas.

C. Alat dan Bahan


 Statif dan perangktnya
 Klem universal
 Sebuah pegas spiral dan lima keping beban bermassa 50 kg.
 Sebuah mistar berskala mm dengan panjang 50 cm.
D. Langkah Kerja
1. Siapkanlah alat dan bahan
2. Susunlah statif beserta perangkatnya kemudian gantungkan ujung pegas
pada batang penggantung statif.
3. Catat posisi ujung pegas dengan menggunakan mistar ukur dan nilainya
dianggap sebagai x0.
4. Gantungkan sebuah keping beban bermassa 5 kg (m1), setelah beban diam
catat posisi ujung pegas yang dianggap sebagai x1.
5. Ulangi langkah ke-4 dengan menambah beban 1 keping beban pada tiap-
tiap pengulangan langkah ke-4, sehingga diperoleh data x2, x3, x4,dan x5.
6. Catatlah data pengamatan pada langkah 3, langkah 5, dan langkah 5 ke
dalam tabel.
7. Hitunglah besar gaya tarik pada pegas (sama dengan berat beban) dengan
F = mg, dengan m adalah massa total beban pada ujung pegas dan g = 10
m/s2. Tuliskan hasil perhitungan pada tabel.
8. Hitunglah pertambahan panjang pegas, x, untuk setiap beban yang
diletakkan di ujung pegas, dengan persamaan x = X – X0. Tuliskan hasil
perhitungan pada tabel.
9. Dari data yang ada pada tabel. Buatlah grafik gaya tarik pada pegas
terhadap pertambahan panjangnya (grafik F- x).
E. Tabel Pengamatan
Pertambahan
Percobaan Massa Posisi Gaya Berat 𝐅
panjang pegas
ke-1 Beban Pegas F (m.g) 𝐗
(x)
I - 0,22 m - - -
II 0,05 kg 0,238 m 0,018 m 0,5 N 27,8 Nm-1
III 0,10 kg 0,257 m 0,037 m 1N 27,03 Nm-1
IV 0,15 kg 0,276 m 0,056 m 1,5 N 26,79 Nm-1
V 0,20 kg 0,293 m 0,073 m 2N 27,4 Nm-1
VI 0,25 kg 0, 312 m 0,092 m 2,5 N 27,2 Nm-1

F. Analisis Data
Percobaan II Percobaan III
F = m.g F = m.g
= 0,05 kg . 10 m/s = 0,1 kg . 10 m/s
= 0,5 N =1N

X = X1 – X0 X = X1 – X0
= 0,238 m – 0,22 m = 0,257 m – 0,22 m
= 0,018 m = 0,037 m

𝐹 𝐹
Jadi, k = Jadi, k =
𝑥 𝑥
0,5 𝑁 1𝑁
k = = 27,8 Nm-1 k = = 27,03 Nm-1
0.018 𝑚 0.037 𝑚
Percobaan IV Percobaan V
F = m.g F = m.g
= 0,15 kg . 10 m/s = 0,2 kg . 10 m/s
= 1,5 N =2N

X = X1 – X0 X = X1 – X0
= 0,276 m – 0,22 m = 0,293 m – 0,22 m
= 0,056 m = 0,073 m

𝐹 𝐹
Jadi, k = Jadi, k =
𝑥 𝑥
1,5 𝑁 2𝑁
k = = 27,8 Nm-1 k = = 27,4 Nm-1
0.056 𝑚 0.073 𝑚

Percobaan VI
F = m.g
= 0,25 kg . 10 m/s
= 2,5 N

X = X1 – X0
= 0,312 m – 0,22 m
= 0,092 m
𝐹
Jadi, k =
𝑥
2,5 𝑁
k = = 27,2 Nm-1
0.092 𝑚
(27,8+27,03+26,79+27,4+27,2)Nm−1 =
Konstanta rata-rata = 27,244 Nm-1
5
Berdasarkan analisis data tersebut maka konstanta pegas dalam percobaan
tersebut sebesar 27,24 Nm-1.
GRAFIK VEKTOR F- x

G. Kesimpulan
Berdasarkan hasil percobaan tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa gaya berat
pegas berbanding lurus (sebanding) dengan pertambahan panjangnya. Artinya
semakin besar gaya berat pegas, maka semakin besar pula pertambahan panjang
pegas. Jika besarnya gaya berat pegas dinyatakan dengan F dan besar
pertambahan panjang pegas dinyatakan dengan ∆𝑥, maka secara matematis
pernyataan tersebut dapat ditulis sebagai berikut :

𝐹
𝐹 ∾ ∆𝑥 atau 𝑘=
∆𝑥
BANDUL SEDERHANA

A. Landasan Teori
Bandul adalah benda yang terikat pada sebuah tali dan dapat berayun secara
bebas dan periodic yang menjadi dasar kerja dari sebuah jam dinding kuno yang
mempunyai ayunan. Dalam bidang fisika, prinsip ini pertama kali ditemukan
pada tahun 1602 oleh Galileo Galilei, bahwa periode dipengaruhi oleh panjang
tali dan percepatan gravitasi.
Gerak osilasi (getaran) yang popular adalah gerak osilasi pendulum (bandul).
Pendulum sederhana terdiri atas seutas tali ringan dan sebuah bola kecil (bola
pendulum) bermassa m yang digantungkan pada ujung tali, gaya gesekan udara
kita abaikan dan massa tali sangat kecil sehingga dapat diabaikan relative
terhadap bola. Dengan bandulpun kita dapat mengetahui gravitasi di tempat
bandul tersebut diuji.
Jika bandul diberi simpangan kecil kemudian dilepaskan, bandul akan
berosilasi (bergetar) di antara dua titik, misalnya titik A dan B dengan periode
tetap. Periode gerakan bandul dapat dinyatakan melalui percobaan berikut.

𝐿
𝑇 = 2𝜋√
𝑔

Keterangan :
T = Periode ayunan (s)
L = Panjang tali bandul (m)
G = Percepatan Gravitasi (m/s2)
 = 3,14
B. Tujuan
Menentukan percepatan gravitasi di suatu tempat dengan ayunan matematis

C. Alat dan Bahan


 Statif dan perangkatnya
 Sebuah mistar berskala mm dengan panjang 50 cm.
 Stopwatch
 Bandul
 Pengait
 Benang/Tali
 Meja tumpuan

D. Langkah Kerja
1. Siapkanlah alat dan bahan
2. Ukur panjang tali (L) sehingga mencapai 100 cm. Gantungkan bandul pada
ujung bawah tali, lalu buat simpangan sebesar 15o-30o.
3. Catat waktu untuk 10 getaran
4. Ulangi langkah ke-2 dan ke-3 dengan panjang tali yang berbeda.
5. Catat hasil pengamatan pada tabel pengamatan.

E. Tabel Pengamatan
Periode
No Panjang Tali Waktu (s) Kecepatan Gravitasi
(n=10)
1. 1m 20,1 s 2,01 s 9,80 ms-1
2. 0,9 m 19,1 s 1,91 s 9,77 ms-1
3. 0,8 m 18,0 s 1,80 s 9,78 ms-1
4. 0,7 m 16,8 1,68 s 9,82 ms-1
5. 0,6 m 15,6 s 1,56 s 9,76 ms-1

F. Analisis Data

𝐿
𝑇 = 2𝜋√
𝑔

4𝜋2 𝐿
Maka, 𝑔=
𝑇2

Percobaan 1 : Percobaan 2 :
4𝜋2 𝐿 4𝜋2 𝐿
𝑔= 𝑔=
𝑇2 𝑇2
4(3,14)2 (1 𝑚) 4(3,14)2 (0,9 𝑚)
𝑔= (2,01 𝑠)2
𝑔= (1,91 𝑠)2
39,6 𝑚 35,64 𝑚
𝑔= = 9,80 ms-1 𝑔= = 9,77 ms-1
4,04 𝑠 3,648 𝑠

Percobaan 3 : Percobaan 4 :
4𝜋2 𝐿 4𝜋2 𝐿
𝑔= 𝑔=
𝑇2 𝑇2
4(3,14)2 (0,8 𝑚) 4(3,14)2 (0,7 𝑚)
𝑔= (1,8 𝑠)2
𝑔= (1,68 𝑠)2
31,68 𝑚 27,72 𝑚
𝑔= = 9,78 ms-1 𝑔= = 9,82 ms-1
3,24 𝑠 2,82 𝑠

Percobaan 5 :
4𝜋2 𝐿
𝑔=
𝑇2
4(3,14)2 (0,6 𝑚)
𝑔= (1,56 𝑠)2
23,76 𝑚
𝑔= = 9,76 ms-1
2,4336 𝑠

(9,80+9,77+9,78+9,82+9,76)ms−1
𝑔 rata-rata = = 9,786 ms- 1 = 9,8 ms-1
5

G. Kesimpulan
Dari percobaan tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa besar percepatan
gravitasi pada tempat dilakukannya percobaan adalah 9,8 ms-1.

H. Saran
Adapun saran yang dapat kami berikan, yakni:
1. Dalam melakukan percobaan, sebaiknya kelompok tersebut memiliki
kerjasama yang kompak. Jangan ada saling ketergantungan antara satu
dengan yang lain.
2. Sediakan alat dan bahan dengan lengkap.
3. Sebelum melakukan percobaan, setiap anggota kelompok sebaiknya
memahami dengan baik langkah-langkah percobaan tersebut agar
percobaan berjalan lancar tanpa adanya kendala.
4. Ikuti petunjuk yang berlaku.

Anda mungkin juga menyukai