Anda di halaman 1dari 18

Laporan Sejarah dan Perkembangan Arsitektur I

“7 Unsur Kebudayaan Yunani dan Contohnya”

OLEH

Nama :Lea Julita Yuneldi Kiuk


NIM : 2006090010
Mata Kuliah: Sejarah dan Perkembangan Arsitektur I
Kelas :A

PROGRAM STUDI TEKNIK ARSITEKTUR


FAKULTAS SAINS DAN TEKNIK
UNIVERSITAS NUSA CENDANA
KUPANG
2021
Kata Pengantar
Pertama-tama penulis mengucapkan puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
kasih karunia dan berkat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan ini. Meskipun
terdapat beberapa kesulitan dalam proses penulisan, namun berkat penyertaan-Nya, penulis dapat
menyelesaikan laporan ini tepat waktu.
Dalam penulisannya, penulis memperoleh banyak bantuan dari berbagai pihak. Oleh
karenanya, penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak-pihak yang telah
berkontribusi dalam membantu penyusunan laporan ini, baik secara materi maupun pikiran.
Penulis menyadari bahwa dalam proses penulisan laporan ini masih jauh dari
kesempurnaan baik dari materi maupun cara penulisannya. Namun demikian, penulis telah
berupaya dengan segala pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki sehingga dapat selesai
dengan baik dan oleh karenanya, penulis dengan rendah hati dan tangan terbuka menerima
masukkan, saran, dan usul demi penyempurnaan laporan ini.
Semoga laporan ini dapat bermanfaat baik bagi penulis maupun pembaca.

Kupang, Maret 2021

Lea Julita Yuneldi Kiuk

i
Daftar Isi

Kata Pengantar ............................................................................................................................ i


Daftar Isi .................................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah ............................................................................................................1
C. Tujuan ..............................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
A. 7 unsur kebudayaan Yunani ..............................................................................................2
B. Contoh bangunan pada zaman Yunani Kuno dan penjelasannya .......................................8
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan .................................................................................................................... 15

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Yunani Kuno adalah peradaban di dalam sejarah Yunani dari zaman Yunani
Arkais (abad ke-8 sampai abad ke-6 SM) sampai berakhirnya Abad Kuno. Peradaban ini
mencapai puncak kegemilanganya pada zaman Yunani Klasik (abad ke-5 sampai abad
ke-4 SM). Pada zaman Yunani Klasik, bangsa Yunani di bawah pimpinan negara-kota
Athena berhasil mematahkan invasi Kekaisaran Persia. Masa jaya Athena berakhir ketika
Athena dikalahkan Sparta dalam Perang Peloponnesos pada tahun 404 SM. Seiring aksi
penaklukan Aleksander Agung, kebudayaan Yunani, yang dikenal dengan sebutan
peradaban Helenistis, tersebar sampai ke pelosok Asia Tengah dan ujung barat Laut
Tengah.
Istilah "Yunani Kuno" dipakai untuk menyifatkan peradaban di wilayah penutur
bahasa Yunani pada Abad Kuno. Wilayah yang dimaksud tidak hanya terbatas pada
semenanjung Yunani, tetapi juga mencakup pula daerah-daerah lain yang didiami bangsa
Yunani, antara lain Pulau Siprus, Kepulauan Aigea, daerah pesisir Anatolia (kala itu
disebut Ionia), Pulau Sisilia, dan kawasan selatan Semenanjung Italia (dikenal dengan
sebutan Yunani Besar), maupun permukiman-permukiman orang Yunani di daerah
pesisir Kolkhis, Iliria, Trakia, Mesir, Kirenaika, kawasan selatan Galia, kawasan timur
dan timur laut Semenanjung Iberia, Iberia, dan Taurika.
Kebanyakan sejarawan menganggap perabadaban inilah yang membentuk dasar
Peradaban Barat. Kebudayaan Yunani sangat mempengaruhi Kekaisaran Romawi, yang
pada gilirannya mempengaruhi kawasan-kawasan lain di Eropa. Peradaban Yunani Kuno
juga sangat mempengaruhi bahasa, politik, sistem pendidikan, filsafat, ilmu, seni rupa,
maupun kemunculan Renaisans di Eropa Barat, serta kembali diminati pada era
kebangkitan Neo-Klasik abad ke-18 dan ke-19 di Eropa dan Amerika.

B. Rumusan Masalah
1. Jelaskan 7 unsur kebudayaan Yunani!
2. Sebutkan contoh bangunan pada zaman Yunani Kuno dan penjelasannya!

C. Tujuan
1. Mengetahui 7 unsur kebudayaan Yunani.
2. Mengetahui contoh bangunan pada zaman Yunani Kuno dan penjelasannya.

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. 7 unsur kebudayaan Yunani
1. Bahasa

Seniman Yunani biasanya meracik relief yang menggambarkan eksploitasi militer


dengan perumpamaan mitologi, misalnya relief-relief tentang pertempuran
dengan bangsa Athena melawan kelompok Kentaur yang melambangkan sebuah
penaklukan kaum berperadaban arah bangsa tak beradab. Jamaah Yunani juga sering
menyajikan relief yang menyerupai para dewa dan para pahlawan.
Pilar Trajan menceritakan Perang Romawi-Dakia yang diprakarsai oleh kaisar
Romawi, Trajan di daerah yang kini dikenal sebagai Romania. Relief tersebut
merupakan salah satu relief Romawi yang paling terkenal dan ialah pusaka dari dunia
kolot yang sangat artistik. Panjangnya sekitar 650 kaki memutari pilar, dan secara
nyata menunjukkan lebih dari 2, 500 orang, juga diikutsertakan unsur-unsur lainnya
seperti pemandangan alam, hewan, kapal laut, dan berbagai hiasan-hiasan.
Comfort tersebut selamat dari penghanucran karena dijadikan pusat bagi patung-
patung Kristen. Pada zaman Kristen setelah 300 Meters, dekorasi relief pada pintu
dan sarkofagus masih tetap dibuat.

2. Pengetahuan
Orang Yunani amat tertarik pada ilmu pengetahuan sebagai cara untuk mengubah
ketidakberaturan menjadi keberaturan, dan untuk memiliki kekuatan yang luar biasa
dari hal-hal yang kuat seperti lautan dan cuaca. Sekitar tahun 600 SM, banyak pria
Yunani yang mengamati planet dan matahari, dan berusaha mencari tahu bagaimana
dunia berjalan. Mereka banyak belajar dari bangsa Babilonia, yang amat bagus dalam
astronomi dan juga sangat tertarik pada bidang ini.
Sekitar tahun 400-an SM, Pythagoras tertarik dalam menemukan pola dan aturan
dalam matematika dan musik, dan menemukan gagasan bukti matematika. Meskipun
perempuan Yunani biasanya tak diperbolehkan mempelajari ilmu penegtahuan,

2
Pythagoras memiliki beberapa murid perempuan. Sokrates, tidak lama setelah itu,
mengembangkan metode logika untuk menentukan apakah sesuatu salah atau benar.
Pada tahun 300-an SM, Aristoteles dan para filsuf lainnya dari Lykeum dan
Akademi di Athena bekerja mengamati tanaman dan hewan, dan mengelompokkan
beragam jenis tanaman dan hewan ke dalam sejumlah tipe. Lagi-lagi, ini adalah cara
mengubah ketidakberaturan menjadi keberaturan.
Setelah masa Aristoteles, Hippokrates dan para dokter Yunani lainnya, dengan
menggunakan gagasan-gagasan Aristoteles dan juga gagasan-gagasan dari Mesir,
Persia dan India, menulis naskah medis penting yang digunakan hingga ratusan tahun
kemudian.

Dalam bidang arsitektur sendiri, sistem pengetahuan Yunani Kuno dibuktikan


dengan kemampuan mereka menghasilkan karya arsitektur yang megah seperti Kuil
Zeus, Kuil Parthenon dan gedung theater raksasa.

3. Organisasi Kemasyarakatan

Seperti bangsa India-Eropa lainnya, orang Yunani kuno cenderung membagi


dunia menjadi dua bagian yang saling bertentangan. Mereka melihat segala sesuatu
sebagai dua bagian yang saling bersaing dan berseteru. Oleh karena itu, mereka juga
membagi umat manusia menjadi dua kelompok.

3
Ada banyak cara pembagian manusia. Satu cara yang penting adalah dengan
memisahkan manusia dari hewan. Orang Yunani berpendapat bahwa manusia berbeda
dari hewan karena hewan memakan makanan secara mentah-mentah, sedangkan
manusia memasak makanannya terlebih dulu. Manusia juga memiliki akal, sedangkan
hewan tidak. Manusia juga berbeda dari dewa karena dewa tidak makan dan tidak
mati.
Pembagian lainnya adalah pembedaan antara orang Yunani dan orang barbar,
yaitu orang yang bukan termasuk bangsa Yunani.
Dalam masyarakat Yunani kuno, pria dan wanita juga dianggap amat berbeda dan
secara alami bertentangan. Pria dipandang rasional, pemikir, stabil, dan normal,
sedangkan wanita dianggap irasional, histeris, dan berbahaya. Pria mirip dewa,
sedangkan wanita mirip hewan.
Orang Yunani juga membagi manusia menjadi sejumlah kelompok umur. Dua
kelompok umur yang paling penting juga dipandang saling bertentangan., yaitu
remaja dan dewasa. Remaja adalah mereka yang telah mencapai pubertas namun
belum memiliki janggut (Sekitar 15-2 tahun), sedangkan pria dewasa telah memiliki
janggut namun belum menikah (sekitar 20-30 tahun). Pembagian ini tidak permanen
karena setiap remaja pasti menjadi orang dewasa.
Terdapat pula pembedaan antara orang bebas dan budak. Pembedaan ini juga tak
permanen karena budak dapat menjadi bebas dan orang bebas dan menjadi budak.
Meskipun demikian, pembedaan ini tetap dianggap penting karena terdapat budak dan
orang bebas di semua negara kota Yunani.

4. Teknologi

Penggalian yang dilakukan oleh University of Cambridge di Pulau Keros,


Kepulauan Kyklades, Yunani, telah menemukan serangkaian struktur bangunan yang
dibuat dengan teknologi canggih, belum diketahui pada masanya. Pulau tak
berpenghuni tersebut menjadi pusat komunitas arkeologi setelah tim peneliti
mengungkapkan temuan struktur di Pulau Dhaskalio--situs yang berdampingan
dengan Pulau Keros. Temuan menunjukkan bahwa rangkaian struktur dibangun
secara lebih rumit dan padat daripada temuan sebelumnya yang pernah dibangun. Ini
menjadikannya salah satu situs paling menakjubkan di Laut Aegea selama Zaman
4
Perunggu Awal (Milenium ke-3 SM). Sebuah instalasi teras dan tangga diukir di
permukaan tanjung berbentuk seperti piramida, yang kemudian ditutup dengan batu
putih yang diimpor dari Naxos--berjarak 10 kilometer. Para pembangun terampil
Dhaskalio memperbaiki bentuk ini dengan menciptakan serangkaian dinding teras
besar-besaran. Layaknya piramida berundak.
Pada permukaan datar yang dibentuk oleh teras, dibangun struktur yang
mengesankan dan berkilau. Strukturnya dibangun dengan menggunakan 1000 ton
batu, mengubah tanjung yang berukuran hanya 150 meter menjadi monumen raksasa.
Kompleks ini adalah yang terbesar yang diketahui di Kyklades saat itu. Kehadiran
sistem drainase menandakan bahwa arsitektur itu multiguna dan direncanakan dengan
matang terlebih dahulu. Mungkin telah digunakan untuk pipa air tawar atau untuk
membawa limbah.
Berdasarkan penggalian sebelumnya, ritual yang dipraktikkan di tempat suci
terdekat berarti bahwa lokasi ini menjadi tempat penting bagi penduduk Kyklades.
Penggalian di situs turut menunjukkan bahwa penduduk Dhaskalio adalah pekerja
logam yang mahir. Di dalam bangunan Dhaskalio, pencairan logam dan pengecoran
benda terlihat biasa dilakukan, dengan semua bahan yang diimpor dari pulau-pulau
terdekat lainnya.

5. Mata Pencaharian

Iklim dan tanah di Yunani tidak terlalu bagus untuk berocok tanam, sedangkan
penduduk Yunani terus bertambah banyak pada Zaman Perunggu. Lama-kelamaan,
hasil pangan yang diperoleh dari pertanian dan peternakan tidak cukup untuk
memenuhi kebutuhan jumlah penduduk yang semakin banyak itu. Ini membuat orang
Yunani mencari tambahan pemenuhan kebutuhan pangan dengan mengadalkan laut
dan pelayaran, antara lain dengan mencari ikan di laut, menjadi perompak, serta
berdagang ke kota lain atau bahkan menyerang kota lain di seberang lautan.
Selama keruntuhan politik pada Zaman Kegelapan Yunani (sekitar 1200-1000
SM), banyak orang Yunani yang tidak memiliki anak, sementara sebagian lainnya
pergi negeri yang lain. Akibatnya tidak banyak orang yang tinggal di Yunani. Dengan
sedikitnya jumlah penduduk, orang Yunani menghasilkan pangan dengan
5
mengandalkan peternakan sapi, dan tidak banyak melakukan perdagangan atau
pencarian ikan.
Seusai Zaman Kegelapan, jumlah penduduk mulai meningkat lagi, dan orang-
orang kembali beternak domba. Selain itu mereka juga mulai berdagang dan mencari
ikan lagi.
Banyak orang Yunani pada periode Arkaik yang menjadi tentara bayaran. Oleh
karena itu, mereka banyak belajar dari negar-negeri asing, misalnya mereka belajar
cara pembuatan koin dari bangsa Lydia yang mereka perangi di Asia Barat. Tidak
lama kemudian, negara-negara kota Yunani mulai membuat koinnya sendiri. Para
pedagang Yunani lalu menggunakan koin-koin ini untuk melakukan jual-beli dengan
bangsa Etruria, Fenisia, dan Mesir. Ketika Mediterania mulai pulih dari Zaman
Kegelapan, bangsa Yunani dan Fenisia mengirim banyak kelompk orang untuk
bermukim dan mendirikan kota-kota di negeri-negeri lain, antara lain di Italia selatan,
Prancis selatan, Spanyol, dan Afrika utara.

6. Religi
Bangsa Yunani meyakini adanya dewa dewi yang bertubuh seperti manusia, tetapi
lebih indah, lebih besar, dan tak dapat mati. Para dewa dewi memiliki sifat seperti
manusia biasa, ada sifat baik dan buruk. Dewa dewi ini pun berkeluarga dan memiliki
keturunan. Mereka saling berperang dan bersaing untuk memperebutkan pengaruh
dan kekuasaan. Disamping itu terdapat pula para Hero atau tokoh-tokoh setengah
dewa, yang meskipun sakti namun dapat mati. Hero yang terkenal adalah Achilles
dan Herakles (Hercules). Menurut keyakinan bangsa Yunani dewa dewi itu tinggal
dibukit Olympus dibawah pimpinan dewa Zeus, dewa tinggi.
Dewa dewi kepercayaan Yunani antara lain:
1) Dewa Ares (dewa perang)
2) Dewi Artemis (dewi perburuan)
3) Dewa Hermes (dewa perniagaan)
4) Dewa Poseidon (dewa laut)
5) Dewa Apollow (dewa kesenian dan matahari)
6) Dewi Pallas Athena (dewi keselamatan)
7) Dewi Aprhodite, (dewi kecantikan)

6
Masyarakat Yunani juga percaya, jika siapapun yang memmbangkang dewa akan
mendapat hukuman yang sangat berat, seperti contohnya yang terjadi pada Atlas.
Karena membangkang Zeus, Atlas mendapatkan hukuman harus menyunggi bumi
selamanya.

Parthenon adalah kuil untuk dewi Athena yang dibagun di puncak bukti tertinggi
di kota Athena, yaitu di Akropolis ("Kota Tinggi"). Pada Zaman Perunggu Akhir,
sekitar tahun 1300 SM, Akropolis merupakan tempat tinggal para raja, sekaligus
merupakan tempat pertahanan terakhir jika kota Athena diserang. Setelah Zaman
Kegelapan, kota Athena tidak lagi dipimpin oleh raja, sebagai gantinya mereka
menerapkan oligarki. Dengan demikian, Akropolis tak lagi menjadi tempat kediaman
raja, alih-alih, tempat ini menjadi tempat suci bagi dewi Athena, dan orang Athena
membangun kuil untuknya di sana.
Kuil Athena pertama di Akropolis pertama kali dibangun pada periode Arkaik dan
dibuat dari batu kapur. Ketika pasukan Persia menaklukan Athena dalam Perang
Yunani-Persia, mereka menghancurkan kuil itu, tepat sebelum Pertempuran Salamis
pada tahun 480 SM. Seusai perang, sisa-sisa kuil itu dikubur di bawah Akropolis.

7. Kesenian
Seni Yunani Kuno memiliki ciri yang khas jika dibandingkan dengan seni budaya
peradaban lainnya, yakni perkembangan penggambaran tubuh manusia yang natural
tetapi ideal, dengan sebagian besar berupa laki-laki telanjang. Perkembangan gaya
penggambaran antara sekitar 750 dan 300 SM dapat dibilang luar biasa dengan
standar zaman kuno, dan karya yang masih bertahan dapat dilihat dari patung yang
dibuat. Terdapat inovasi penting dalam seni lukis, yang sayangnya harus
direkonstruksi terlebih dahulu karena karya yang bertahan hingga saat ini sebagian
besar mengalami kerusakan, kecuali lukisan yang dilukis pada tembikar. Arsitektur
Yunani secara teknis sangat sederhana, dengan gaya yang harmonis dan adanya
berbagai detail-detail yang sebagian besar mengikuti arsitektur Romawi, dan hingga
saat ini masih digunakan pada beberapa bangunan modern.

7
Altar Pergamon adalah konstruksi monumental yang dibangun pada masa
pemerintahan Raja Eumenes II pada paruh pertama abad ke-2 SM di salah satu teras
dari acropolis dari Yunani kuno kota Pergamon di Asia Kecil.

B. Contoh bangunan pada zaman Yunani Kuno dan penjelasannya


1) Parthenon

Parthenon adalah kuil untuk dewi Athena yang dibagun di puncak bukti tertinggi
di kota Athena, yaitu di Akropolis ("Kota Tinggi"). Pada Zaman Perunggu Akhir,
sekitar tahun 1300 SM, Akropolis merupakan tempat tinggal para raja, sekaligus
merupakan tempat pertahanan terakhir jika kota Athena diserang. Setelah Zaman
Kegelapan, kota Athena tidak lagi dipimpin oleh raja, sebagai gantinya mereka
menerapkan oligarki. Dengan demikian, Akropolis tak lagi menjadi tempat kediaman
raja, alih-alih, tempat ini menjadi tempat suci bagi dewi Athena, dan orang Athena
membangun kuil untuknya di sana.

8
Kuil Athena pertama di Akropolis pertama kali dibangun pada periode Arkaik dan
dibuat dari batu kapur. Ketika pasukan Persia menaklukan Athena dalam Perang
Yunani-Persia, mereka menghancurkan kuil itu, tepat sebelum Pertempuran Salamis
pada tahun 480 SM. Seusai perang, sisa-sisa kuil itu dikubur di bawah Akropolis.
Untuk waktu yang lama setelah Perang Yunani-Persia, orang Athena membiarkan
Akropolis sebagai reruntuhan dan tidak berusaha merenovasinya, sebagai peringatan
perang. Pada tahun 440-an SM, barulah rakyat Athena ingin kembali membangun
Parthein mereka dengan lebih besar dan lebih indah.
Untuk membangun kembali Parthenon, Athena membutuhkan dana yang besar.
Pemerintah Athena mengakali permasalahan ini dengan mengambil dana iuran Liga
Delos dan menggunakannya untuk membangun Parthenon. Liga Delos adalah
persekutuan negara-negara kota di Yunani yang dipimpin oleh kota Athena. Dana itu
sendiri berasal dari pembayaran oleh semua anggota dan Liga dan sebenarnya dana
itu harus digunakan untuk kepentingan Liga, yaitu bertempur melawan Persia. Namun
karena Athena membutuhkan dana besar dan memiliki kuasa lebih atas Liga Delos,
mereka berani untuk merampas uang itu untuk kepentingan mereka sendiri.
Athena menyewa dua arsitek ternama, Kallikrates dan Iktinus, serta seorang
pemahat terkenal, Pheidias, untuk membangun Parthenon. Kali ini keseluruhan
bangunan dibuat dari marmer serta menampilkan gaya arsitektur terbaru, dan dengan
ukuran yang lebih besar.
Para arsitek Parthenon ingin membangun kuil terbaik di Yunani. Ketika sebagian
besar kuil Yunani memiliki enam tiang di bagian depannya, Parthenon memiliki
delapan tiang. Kuil Yunani lainnya dihiasi oleh friz (bongkahan batu panjang berhias
pahatan bersambungan) saja atau metope (panel batu individual berhias) saja,
sedangkan Parthenon memiliki friz dan juga metope. Ada serangkaian triglif dan
metope di arkitraf utama, di atas tiang bergaya Doria, dan ada friz di arkitraf dalam,
di atas tiang bergaya Ionia. Jadi ketika kuil Yunani lain memiliki tiang dengan hanya
satu gaya saja, tiang-tiang Partheon dibuat dengan dua gaya. Para arsitek ingin
membuat Parthenon seindah mungkin. Kallicrates dan Iktines ingin Parthenon
nampak mengambang, jadi mereka merancang kuil ini sedikit melengkung ke arah
tengah, sehingga Parthenon terlihat hendak melayang ke udara. Mereka juga
menegtahui bahwa jika tiangnya dibuat lurus, maka ilusi optik akan membuat kuil
nampak tipis di bagian tengah, jadi mereka merancang supaya tiangnya agak tebal di
bagian tengah, sehingga semua tiangnya akan nampak tegak dan sama tebalnya.
Di baian depan Parthenon, di pedimen segitiga, Pheidias memahat adegan
persaingan antara dewi Athena dan dewa Poseidon sebagai dewa utama di kota
Athena. Di pedimen belakang, dia menaruh pahatan yang menggambarkan kelahiran
dewi Athena dari kepala dewa Zeus. Sayangnya, sebagian besar pedimen itu kini
sudah rusak, dan bagian yang masih tersisa kini disimpan di museum.
Di metope, tepat di bawah atap Parthenon, Pheidias memahat adegan pertempuran
antara suku Lapith melawan makhluk Kentaur dari kisah Kentauromakhia, orang
Yunani melawan bangsa Amazon dari kisah Amazonomakhia, para dewa melawan

9
kaum raksasa dari kisah Gigantomakhia, dan adegan penghancuran kota Troya oleh
pasukan Yunani.
Semua kisah tersebut menunjukkan kehebatan dan keunggulan bangsa dan pria
Yunani atas bangsa dan peradaban lainnya pada umumnya, dan bagaimana pria dan
dewa Yunani mampu mengalahkan semua yang melawan mereka, mulai dari raksasa,
kentaur, orang Troya, hingga perempuan (suku Amazon).
Pada friz Parthenon, Pheidias memahat ritual orang Athena, beserta para gadis di
arah depan, yang membawakan pakaian baru bagi dewi Athena di kuilnya. Sebagian
besar pahatan dibuat dengan gaya baru yang indah, yang mana semua tokohnya
seolah bergerak dengan anggun, dan pakaian mereka nampak melayang dan amat
tipis, nyaris tembus pandang, sehingga semua otot dan tendon mereka, yang
digambarkan dengan indah, dapat terlihat. Friz lainnya pada Parthenon
menggambarkan para pemuda Athena menunggang kuda. Kuda-kudanya merasa
bersemangat berada dalam parade, dan para penunggangnya berusaha
mengendalikannya. Pahatan ini menunjukkan kemampuan Pheidias dalam
menampilkan gerakan kuda dan manusia.
Di dalam Parthenon, Pheidias memahat sebuah patung dewi Athena yang sangat
besar, dibuat dari emas dan gading (kriselefantin). Patung itu disebut Athena
Parthenos. Sayangnya patung ini kini sudah tidak ada, karena patung tersebut sudah
dilelehkan oleh orang untuk diambil emasnya.
Parthenon berdiri sebagai simbol kejayaan Athena selama sekitar delapan ratus
tahun. Ketika rakyat Athena memeluk agama Kristen sekitar tahun 400 M, mereka
mengubah Parthenon menjadi gereja Kristen, dan bangunan ini tetap berdiri hingga
seribu tahun lamanya. Namun ketika Kesultanan Utsmaniyah menguasai Yunani
sekitar tahun 1400-an M, mereka tidak begitu tertarik pada gereja Kristen karena
mereka adalah penganut Islam, sehingga lama-kelamaan Parthenon mulai rusak dan
terabaikan. Pada tahun 1600-an M, Utsmaniyah menggunakan Parthenon sebagai
tempat penyimpanan amunisi dalam perang melawan orang Venesia. Utsmaniyah
berpikir bahwa tidak akan ada yang menyerang Parthenon sehingga amunisi mereka
aman di sana. Namun pada tahun 1687, seseorang secara tidak sengaja menyalakan
amunisi itu dan membuatnya meledak. Peristiwa ini membuat banyak pahatan dan
atap Parthenon hancur
Pada tahun 1700-an, seorang Inggris bernama Lord Elgin membeli sejumlah
pahatan Parthenon dari pemerintah Utsmaniyah dan membawanya ke Inggris. Kini
pahatan-pahatan tersebut berada di Museum Britania. Banyak pihak merasa bahwa
pahatan itu seharusnya dikembalikan kota Athena, sedangkan beberapa lainya merasa
bahwa pahatan itu harus tetap disimpan di Inggris.

2) The Temple of Olympian Zeus

The Temple of Olympian, juga dikenal sebagai Olympieion atau Kolom dari
Olimpia Zeus, adalah mantan kuil kolosal di pusat Yunani ibukota Athena. Itu

10
didedikasikan untuk "Olympian" Zeus, sebuah nama yang berasal dari posisinya
sebagai kepala dewa Olympian.

Konstruksi dimulai pada abad ke-6 SM pada masa pemerintahan tiran Athena,
yang berencana membangun kuil terbesar di dunia kuno, tetapi baru selesai sampai
masa pemerintahan Kaisar Romawi Hadrian.pada abad ke-2 M, sekitar 638 tahun
setelah proyek dimulai. Selama periode Romawi, kuil, yang mencakup 104 kolom
kolosal, terkenal sebagai kuil terbesar di Yunani dan menjadi salah satu patung
pemujaan terbesar di dunia kuno.

Kemuliaan kuil itu berumur pendek, karena tidak digunakan lagi setelah dijarah
selama invasi barbar pada 267 M, hanya sekitar satu abad setelah selesai. Itu mungkin
tidak pernah diperbaiki dan direduksi menjadi reruntuhan setelahnya. Berabad-abad
setelah jatuhnya Kekaisaran Romawi, secara ekstensif digali untuk bahan bangunan
guna memasok proyek bangunan di tempat lain di kota. Meskipun demikian, sebagian
besar kuil tetap ada hingga saat ini, terutama enam belas kolom raksasa asli, dan terus
menjadi bagian dari situs arkeologi Yunani yang sangat penting.

Periode Klasik dan Helenistik

Kuil ini terletak sekitar 500 m (0,31 mil) tenggara Acropolis , dan sekitar 700 m
(0,43 mil) di selatan pusat Athena, Lapangan Syntagma . Fondasinya diletakkan di
situs tempat perlindungan luar ruangan kuno yang didedikasikan untuk Zeus. Kuil
sebelumnya telah berdiri di sana, dibangun oleh tiran Peisistratus sekitar 550 SM.
Bangunan itu dihancurkan setelah kematian Peisistratos dan pembangunan Kuil
Olympian Zeus yang kolosal baru dimulai sekitar 520 SM oleh putra-putranya,
Hippias dan Hipparchos . Mereka berusaha melampaui dua kuil kontemporer yang
terkenal, Heraion of Samos dan Kuil Artemis kedua di Efesus. Dirancang oleh arsitek
Antistates , Callaeschrus , Antimachides dan Phormos , Kuil Olympian Zeus
dimaksudkan untuk dibangun dari batu kapur lokal dengan gaya Doric di atas
platform kolosal berukuran 41 m (134 kaki 6 inci) kali 108 m (354 kaki 4 inci) ). Itu

11
harus diapit oleh tiang ganda delapan kolom di depan dan belakang dan dua puluh
satu di sisi-sisi, mengelilingi cella .

Pekerjaan itu ditinggalkan ketika tirani digulingkan dan Hippias diusir pada 510
SM. Hanya platform dan beberapa elemen tiang yang telah diselesaikan pada saat itu,
dan candi tetap dalam keadaan itu selama 336 tahun. Kuil itu dibiarkan belum selesai
selama tahun-tahun demokrasi Athena , tampaknya, karena orang Yunani mengira itu
adalah keangkuhan untuk membangun dalam skala seperti itu. Dalam risalahnya
Politik , Aristoteles mengutip kuil itu sebagai contoh bagaimana tirani melibatkan
rakyat dalam karya-karya besar untuk negara (seperti gajah putih ) dan tidak
menyisakan waktu, energi, atau sarana untuk memberontak.

Baru pada tahun 174 SM raja Seleukia Antiokhus IV Epiphanes , yang


menampilkan dirinya sebagai perwujudan Zeus di bumi, menghidupkan kembali
proyek tersebut dan menempatkan arsitek Romawi Decimus Cossutius sebagai
penanggung jawab. Desainnya diubah menjadi tiga baris delapan kolom di depan dan
belakang candi dan dua baris dua puluh di sisi-sisinya, dengan total 104 kolom.
Kolom akan berdiri setinggi 17 m (55 kaki 9 inci) dan diameter 2 m (6 kaki 7 inci).
Bahan bangunan diubah menjadi marmer Pentelic yang mahal tapi berkualitas tinggi
dan urutannya diubah dari Doric ke Corinthian, menandai pertama kalinya tatanan ini
digunakan di bagian luar kuil utama. Namun, proyek tersebut terhenti lagi pada 164
SM dengan kematian Antiokhus. Candi itu baru setengah jadi pada tahap itu.

Kerusakan serius terjadi pada kuil yang sebagian dibangun oleh penjarahan
Lucius Cornelius Sulla di Athena pada 86 SM. Saat menjarah kota, Sulla menyita
beberapa kolom yang tidak lengkap dan membawanya kembali ke Roma, di mana
mereka digunakan kembali di Kuil Jupiter di Bukit Capitoline . Sebuah upaya
setengah hati dibuat untuk menyelesaikan candi selama Augustus pemerintahan
'sebagai yang pertama kaisar Romawi , tetapi tidak sampai aksesi Hadrian pada abad
ke-2 bahwa proyek itu akhirnya selesai sekitar 638 tahun setelah itu dimulai.

Era Romawi

Pada 124–125 M, ketika Philhellene Hadrian yang kuat mengunjungi Athena,


program pembangunan besar-besaran dimulai yang mencakup penyelesaian Kuil
Olympian Zeus. Sebuah kawasan berlapis marmer berdinding dibangun di sekitar
kuil, menjadikannya fokus utama kota kuno. Desain Cossutius digunakan dengan
sedikit perubahan dan kuil ini secara resmi didedikasikan oleh Hadrian pada tahun
132, yang mengambil gelar " Panhellenios " untuk memperingati kesempatan
tersebut. [2] Kuil dan daerah sekitarnya dihiasi dengan banyak patung yang
menggambarkan Hadrian, para dewa, dan personifikasi provinsi Romawi. Patung
Hadrian yang sangat besar didirikan di belakang gedung oleh orang-orang Athena
untuk menghormati kemurahan hati kaisar. Sama-sama kolosalPatung Zeus chrysel
Elephantine menempati sela kuil. Bentuk konstruksi patung itu tidak biasa, karena
penggunaan chrysel elephantine saat ini dianggap kuno. Telah dikemukakan bahwa
Hadrian dengan sengaja meniru patung Athena Parthenos yang terkenal dari Phidias

12
di Parthenon , berusaha menarik perhatian ke kuil dan dirinya sendiri dengan
melakukannya.

Pausanias menggambarkan candi itu seperti pada abad ke-2:

Sebelum pintu masuk ke tempat suci Zeus Olympios [di Athena] - Hadrian, kaisar
Romawi mendedikasikan kuil dan patung itu, yang patut dilihat, yang ukurannya
melebihi semua patung lainnya kecuali colossi di Rhodes dan Roma, dan terbuat dari
gading dan emas dengan keterampilan artistik yang luar biasa jika ukuran
diperhitungkan - sebelum masuk, saya katakan, berdiri patung Hadrian, dua batu
Thasian, dua Mesir. Di depan pilar berdiri patung perunggu yang oleh orang Athena
disebut 'koloni'. Seluruh keliling kawasan sekitar empat negara bagian, dan penuh
dengan patung; karena setiap kota telah mendedikasikan keserupaan dengan kaisar
Hadrian, dan orang Athena telah melampaui mereka dalam mendedikasikan, di
belakang kuil, patung raksasa yang luar biasa. Di dalam kawasan itu ada barang antik:
Zeus perunggu, kuil Kronos dan Rhea dan kandang Gaia (Bumi) yang bermarga
Olympias. Di sini lantainya terbuka selebar satu hasta, dan mereka mengatakan
bahwa di sepanjang tempat tidur ini mengalir keluar air setelah air bah yang terjadi
pada masa [raja mitos] Deukalion , dan ke dalamnya, mereka membuang tepung
gandum setiap tahun yang dicampur dengan madu. Di atas pilar adalah patung
Isokrates . . . Ada juga patung marmer Persia dari Frigia yang mendukung tripod
perunggu ; baik gambar maupun tripodnya layak untuk dilihat. Tempat suci kuno
Zeus Olympios menurut orang Athena dibangun oleh Deukalion, dan mereka
mengutip sebagai bukti bahwa Deukalion tinggal di Athena sebuah kuburan yang
tidak jauh dari kuil yang sekarang. Hadrian membangun bangunan lain juga untuk
orang Athena: kuil Hera dan Zeus Panellenios (Umum untuk semua orang Yunani).

Kuil Olympian Zeus rusak parah selama penjarahan Athena oleh Heruli pada 267
Masehi. Tidak mungkin diperbaiki, mengingat luasnya kerusakan di seluruh kota.
Dengan asumsi bahwa itu tidak ditinggalkan, itu pasti akan ditutup pada tahun 425
oleh Kaisar Kristen Theodosius II , ketika dia melarang penyembahan dewa-dewa
Romawi dan Yunani kuno selama penganiayaan orang-orang kafir di akhir
Kekaisaran Romawi . Bahan dari bangunan (mungkin sekarang hancur) dimasukkan
ke dalam basilika yang dibangun di dekatnya selama abad ke-5 atau ke-6.

Periode Abad Pertengahan dan Modern

Selama abad-abad berikutnya, kuil tersebut secara sistematis digali untuk


menyediakan bahan bangunan dan material untuk rumah dan gereja di Athena abad
pertengahan. Pada akhir periode Bizantium , hampir hancur total; ketika Ciriaco de
'Pizzicolli (Cyriacus dari Ancona) mengunjungi Athena pada 1436, dia hanya
menemukan 21 dari 104 kolom asli yang masih berdiri.

Nasib salah satu kolom dicatat oleh sebuah prasasti Yunani di salah satu kolom
yang masih ada, yang menyatakan bahwa "pada 27 April 1759 ia merobohkan kolom
tersebut". Ini merujuk pada gubernur Athena Turki , Mustapha Agha Tzistarakis,

13
yang dicatat oleh seorang penulis sejarah sebagai telah "menghancurkan salah satu
kolom Hadrian dengan bubuk mesiu" untuk menggunakan kembali marmer tersebut
untuk membuat plester untuk Masjid Tzistarakis yang sedang dibangunnya. yang
Monastiraki kabupaten kota. Selama periode Ottoman kuil ini dikenal oleh orang
Yunani sebagai Istana Hadrian, sedangkan orang Turki menyebutnya Istana Belkis ,
dari legenda Turki bahwa kuil tersebut pernah menjadi kediaman istri Sulaiman .

Lima belas kolom tetap berdiri hari ini dan kolom keenam belas terletak di tanah
di mana ia jatuh saat badai pada tahun 1852. Tidak ada yang tersisa dari cella atau
patung besar yang pernah disimpannya.

Penggalian

Kuil ini digali pada tahun 1889–1896 oleh Francis Penrose dari British School di
Athena (yang juga memainkan peran utama dalam restorasi Parthenon ), pada tahun
1922 oleh arkeolog Jerman Gabriel Welter dan pada tahun 1960-an oleh arkeolog
Yunani yang dipimpin oleh Ioannes Travlos . Kuil, bersama dengan reruntuhan
bangunan kuno lainnya di sekitarnya, adalah kawasan bersejarah yang dikelola oleh
Ephorate of Antiquities dari Kementerian Dalam Negeri Yunani.

Sekarang

Saat ini, kuil tersebut menjadi museum terbuka, bagian dari penyatuan situs
arkeologi Athena. Sebagai situs bersejarah, situs ini dilindungi dan diawasi oleh
Ephorate of Antiquities.

14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

• Seniman Yunani biasanya meracik relief yang menggambarkan eksploitasi militer


dengan perumpamaan mitologi, misalnya relief-relief tentang pertempuran
dengan bangsa Athena melawan kelompok Kentaur yang melambangkan sebuah
penaklukan kaum berperadaban arah bangsa tak beradab.
• Dalam bidang arsitektur, sistem pengetahuan Yunani Kuno dibuktikan dengan
kemampuan mereka menghasilkan karya arsitektur yang megah seperti Kuil Zeus,
Kuil Parthenon dan gedung theater raksasa.
• Ada pembagian dengan membedakan antara orang Yunani dan orang barbar, yaitu
orang yang bukan termasuk bangsa Yunani.
• Dalam masyarakat Yunani kuno, pria dan wanita juga dianggap amat berbeda dan
secara alami bertentangan. Pria dipandang rasional, pemikir, stabil, dan normal,
sedangkan wanita dianggap irasional, histeris, dan berbahaya. Pria mirip dewa,
sedangkan wanita mirip hewan. Orang Yunani juga membagi manusia menjadi
sejumlah kelompok umur.
• Salah satu contoh sistem teknologi pada zaman Yunani Kuno adalah penemuan
serangkaian struktur bangunan yang dibuat dengan teknologi canggih di Pulau Keros,
Kepulauan Kyklades, Yunani.
• Orang Yunani mencari tambahan pemenuhan kebutuhan pangan dengan mengadalkan
laut dan pelayaran, antara lain dengan mencari ikan di laut, menjadi perompak, serta
berdagang ke kota lain atau bahkan menyerang kota lain di seberang lautan.
• Bangsa Yunani meyakini adanya dewa dewi yang bertubuh seperti manusia, tetapi
lebih indah, lebih besar, dan tak dapat mati.
• Seni Yunani Kuno memiliki ciri yang khas jika dibandingkan dengan seni budaya
peradaban lainnya, yakni perkembangan penggambaran tubuh manusia yang natural
tetapi ideal, dengan sebagian besar berupa laki-laki telanjang.
• Parthenon adalah kuil untuk dewi Athena yang dibagun di puncak bukti tertinggi di
kota Athena, yaitu di Akropolis ("Kota Tinggi").
• The Temple of Olympian, juga dikenal sebagai Olympieion atau Kolom dari Olimpia
Zeus, adalah mantan kuil kolosal di pusat Yunani ibukota Athena.

15

Anda mungkin juga menyukai