Anda di halaman 1dari 14

KATA PENGANTAR

Dengan menyebut Allah yang maha pengasih lagi maha penyanyang. Puji syukur kami
panjatkan kehadirat Allah SWT. Karena berkat rahmat, taufik dan hidayah-Nya sehungga kami
dapat menyelesaikan makalah tentang “ PERKEMBANGAN MATEMATIKA DARI THALES
KE EUCLID” ini.

Makalah ini kami susun dengan semaksimal mungkin dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenunya bahwa masih ada kekurangan baik
dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu, dengan tangan terbuka kami
menerima segala saran dan kritik membangun dari pembaca agar kami dapat memperbaiki
makalah ini.
Akhir kata, kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada
pembaca.

Unaaha, 13 Mei 2019

Kelompok 4
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................

DAFTAR ISI.............................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang................................................................................................
B. Rumusan masalah...........................................................................................
C. Tujuan penulis................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN

A. Sejarah Matematika Yunani Kuno (Thales Sampai Euclid)..........................


B. Perkembangan Matematika Thales (± 624 – 548 SM)..................................
C. Perkembangan Matematika Pythagoras (580-500 SM).................................
D. Perkembangan Matematika Ecluides (325-265 SM).....................................

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan....................................................................................................
B. Saran...............................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Ilmu pengetahuan bermula dari rasa ingin tahu, yang merupakan ciri khas manusia.
Manusia mempunyai rasa ingin tahu tentang benda-benda disekitarnya, seperti bulan,
bintang, dan matahari. Bahkan ingin tahu tentang dirinya sendiri.
Ilmu pengetahuan merupakan pencarian makna praktis, yaitu penjelasan yang bisa
dimanfaatkan. Penjelasan ini telah menjadi dasar ilmu pengetahuan manusia dari zaman
pra-sejarah hingga awal abad ke-20.

Ilmu pengetahuan abad ke-20 telah mengubah segalanya, kemajuan- kemajuan


serupa itu sebenarnya telah terjadi di masa-masa sebelumnya. Salah satunya terjadi kira-
kira tahun 2500 SM, ketika ”Stonehenge’’ didirikan di Inggris dan ‘’Piramida’’ dibangun
di Mesir. Kedua monument ini menyatukan gagasan astronomis dan religius yang
kecanggihannya tidak sepenuhnya di ketahui hingga abad ini.
Penyelidikan mendalam tentang Stonehenge dan piramida-piramida tersebut
mengungkap pengetahuan matematika yang mengejutkan. Orang yang membangun kedua
monumen ini telah memahami istilah-istilah praktis yang paling sederhana tentang
hubungan antara dua sisi tegak dengan sisi miring dari segitiga siki-siku yang tertentu.
Dengan kata lain mereka telah memahami dasar dari apa yang kita kenal sebagai dalil
Pythagoras sekitar 2000 tahun sebelum Pythagoras lahir.
Sejarah perkembangan ilmu pengetahuan lainnya juga mengungkapkan tentang
peranan dunia islam di dalamnya. Sekitar abad ke 7 M. pada zaman Bani Umayyah, orang
islam menemukan cara pengamatan astronomi. Kemudian pada tahun 825 M. M. AL-
khawarizmi telah menyusun buku aljabar yang menjadi buku standar beberapa abad
lamanya di Eropa.
Dari beberapa uraian tersebut, ternyata perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi tidaklah muncul dengan sendirinya. Oleh karena itu, kita sebagai manusia yang
selalu lapar akan pengetahuan harus mengetahui secara detail sejarah perkembangan ilmu
pengetahuan dari waktu ke waktu.
B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana sejarah perkembangan matematika thales ?

2 . Apa Teorema Thales?

3. Bagaimana perkembangan matematika pythagoras ?

4. Bagaimana perkembangan matematika euclid ?

C. Tujuan Penulisan Makalah

1. Untuk mengetahui bagaimana sejarah perkembangan matematika thales

2. Untuk mengetaahui apa teorema thales

3. Untuk mengetahui bagaimana perkembangan matematika pythagoras

4. Untuk mengetahui bagaimana perkembangan matematika euclid


BAB II
PEMBAHASAN

A. Sejarah Matematika Yunani Kuno (Thales Sampai Euclid)(Perkembangan


Geometri)
Tiga abad yang pertama dari matematika Yunani dimulai dengan adanya usaha
untuk merintis geometri demonstratif oleh Thales sekitar 600 SM dan memuncak
dalam karya-karya Euclid yang mengagumkan pada tahun 300 SM. Disamping balai
pengajaran Ionia yang didirikan Thales di Militus dan balai pengajaran pengikut
Pythagoras yang pertama di Crotona, Sejumlah pusat-pusat matematika lahir dan
berkembang di barbagai tempat dalam kurun waktu yang sebagian besar dipengaruhi
oleh latar belakang sejarah politik Yunani.

Euclid Thales
Pada sekitar 1200SM suku primitif Doria berpindah ke arah selatan memasuki
semenanjung yunani, meninggalkan daerah-daerah pegunungan utara yang luas untuk
menempati daerah yang lebih baik. Suku utama mereka yaitu suku Sparta yang
membangun kota Sparta. Sebagian penduduk asli yang diserbu melarikan diri demi
keselamatan masing-masing menuju Asia kecil dan kepulauan Ionia di laut Aegea. di sana
mereka mendirikan koloni dagang Yunani. Dalam koloni-koloni inilah pada abad keenam
SM didirikan balai pengajaran Ionia, filsafat Yunani berkembang dan lahirlah geometri
demonstratif.
Pada masa itu Persia telah menjadi kerajaan militer yang besar. sebagai akibat dari
renacan ekspansi yang tidak dapat dihindarkan dari sistem ekonomi yang berdasarkan
perbudakan, Persia menaklukkan kota-kota Ionia dan koloni-koloni Yunani di Asia kecil
pada 546 SM. Akibatnya sejumlah ahli filsafat Yunani seperti Pythagoras dan Xenophanes,
meninggalkan negeri kelahirannya dan berpindah ke koloni-koloni Yunani yang makmur
di Italia selatan. Sekolah-sekolah filsafat dan matematika berkembang di Crotona di bawah
Pythagoras, di Elea dibawah Xenophanes, Zeno dan Permenides.
Beban penindasan yang sangat dirasakan oleh kota-kota Ionia yang telah
ditaklukkan menimbulkan pemberontakan pada 499 SM. Athena yang menjadi pusat
kebudayaan barat dengan kemajuan politik ke arah demokrasi, membantu pemberontakan
itu dengan mengirimkan tentara. Meskipun pemberontakan itu dapat dihancurkan, raja
Darius dari Persia yang telah dibuat marah mengambil keputusan untuk menghukum
Athena. Pada tahun 492SM ia membentuk angkatan darat dan angkatan laut yang besar
untuk menyerang daratan Yunani, akan tetapi angkatan lautnya kemudian hancur akibat
terkena badai dan angkatan darat mengalami banyak kesulitan dalam perjalanannya. Dua
tahun kemudian pasukan Persia memasuki Attica dan mereka dikalahkan secara mutlak
oleh orang-orang Athena di Marathon. Athena kini memegang kepemimpinan Yunani.
Pada tahun 480 SM Xerxes putra Darius, berusaha melancarkan serangan melalui darat dan
laut terhadap Yunani.
Orang-orang Athena menghadapi angkatan laut Persia pada pertempuran laut yang
besar di Salamis, dan mendapat kemenangan. Meskipun pasukan darat Yunani dibawah
pimpinan sparta dikalahkan dan dihancurkan di Thermopylae (latar belakang ini kemudian
di jadikan film dengan judul 300 . Dalam tahun berikutnya Yunani berhasil mengalahkan
pasukan Persia di Plates dan memaksa mereka meninggalkan Yunani. Hegemoni Athena
diperkokoh dan pada setengah abad berikutnya merupakan masa damai yang gemilang
dalam sejarah Athena.
kota Pericles dan Socrates menjadi pusat perkembangan demokrasi dan intelektual.
Para ahli matematika datang dari segala penjuru Yunani. Banyak pengikut Pythagoras yang
bercerai berai dapat kembali ke Athena, sedangkan Zeno dan Permenides dari balai
pengajaran Elea datang ke Athena untuk mengajar. Hippocrates, dari pulau Chios di daerah
Ionia, mengunjungi Athena dan oleh penulis-penulis kuno dipandang berjasa karena
menerbitkan karya geometri tersusun pertama di sana.
Perdamaian berakhir pada 431 SM dengan dimulainya perang Pelopanesus antara
Athena dan Sparta. Hal ini ternyata menjadi konflik yang berkepanjangan. Athena yang
semula mendapat kemenangan kemudian diserang wabah besar yang membunuh
seperempat jumlah penduduknya. Akhirnya pada tahun 404 SM harus menerima kekalahan
dari Sparta.
Sparta memegang kepemimpinan politik tetapi melepaskannya kembali pada tahun
371 SM karena kekalahanya menghadapi persekutuan kota-kota yang memberontak.
selama permusuhan ini tidak banyak perkembangan di bidang geometri di Athena dan
sekali lagi perkembangan datang dari daerah-daerah yang lebih damai di Magna Graecia.
Pengikut-pengikut Pythagoras dari Italia di izinkan untuk datang kembali setelah
kecenderungan politik mereka dibersihkan, dan sebuah sekolah baru dari pengikut-
pengikut Pythagoras lahir di Tarentus di bawah pengaruh Archytas yang berbakat dan
banyak dikagumi.
Dengan berakhirnya perang peloponnesus, Athena meskipun turun menjadi sebuah
kekuatan politik yang kurang berarti, memegang kembali kepemimpinan kebudayaannya,
dan balai pengajaran Athena kembali berkembang. Plato di lahirkan di Athena pada tahun
berjangkitnya wabah yang besar itu, belajar filsafat di bawah Socrates dan matematika
dibawah Theodorus di Cyrena di pantai Afrika. Ia adalah teman akrab dari Archytas dan
setelah kembali pada tahun 380 SM, Ia mendirikan akademinya yang termashur di sana.
Eudoxus, yang belajar dibawah bimbingan Archytas dan Plato, mendirikan sebuah balai di
Cyzius di Asia kecil bagian utara. Menaechmus seorang rekan Plato dan murid Eudoxus
menemukan irisan kerucut. Dinostratus saudara dari Menaechmus adalah seorang ahli
geometri dan murid Plato.
Theaetetus, seorang yang memiliki kepandaian sangat luar biasa dan kita mungkin
berhutang budi kepadanya untuk karyanya yang banyak termuat dalam buku kesepuluh dan
ketiga belas dari Euclid, adalah murid Theodorus yang berasal dari Yunani. perlu juga
disebut nama Aritoteles. meskipun bukan seorang ahli matematika profesional, Ia adalah
penyusun sistematik dari logika deduktif dan seorang pengarang tentang masalah fisika.
beberapa bagian dari karyanya adalah Analytis Posteriora yang memperlihatkan suatu
pengertian yang luar biasa tentang metode matematika.

B. Perkembangan Matematika Thales (± 624 – 548 SM)

Perintis matematika dan filsafat Yunani adalah Thales. Ia lahir di Militus. Dimasa
mudanya Thales adalah seorang pedagang yang membawanya pergi jauh dari negerinya.
Dalam kunjungannya ke negeri-negeri yang lain, Thales berkesempatan menambah
pengetahuannya dalam bidang matematika, alam dan astronomi. Thales mengemukakan
lima teorema tentang geometri, yang mungkin diperolehnya dari hasil perjalanannya.
Sejarawan biasanya menempatkan permulaan matematika Yunani pada masa hidup Thales
dari Miletus (kira-kira 624-548 SM). Hanya sedikit yang diketahui tentang hidup dan karya
Thales, tipis kepastian bahwa kelahiran dan kematiannya berdekatan dengan gerhana pada
tahun 585 SM, yang mungkin muncul ketika dia masih dalam usia produktif. Meskipun
demikian, umumnya disepakati bahwa Thales adalah orang pertama dari tujuh pria bijak
dari Yunani.

Thales menggunakan geometri untuk menyelesaikan soal-soal perhitungan


ketinggian piramida dan jarak perahu dari garis pantai. Dia dihargai sebagai orang pertama
yang menggunakan penalaran deduktif untuk diterapkan pada geometri, dengan
menurunkan empat akibat wajar dari teorema Thales. Dapat disebut matematikawan
pertama yang merumuskan teorema atau proposisi, dimana tradisi ini menjadi lebih jelas
setelah dijabarkan oleh Euclid. Landasan matematika sebagai ilmu terapan rupanya sudah
diletakan oleh Thales sebelum muncul Pythagoras yang membuat bilangan. Thales
mengemukakan lima teorema tentang geometri, yang mungkin diperolehnya dari hasil
perjalanannya. Teorema tersebut adalah :

 Suatu lingkaran dibagi dua sama besar oleh diameternya.


 Sudut-sudut alas suatu segitiga sama kaki adalah sama.
 Pasangan sudut siku-siku yang dibuat oleh dua garis yang berpotongan adalah sama.
 Dua segitiga adalah sama dan sebangun apabila dua sudut dan satu sisinya sama.
 Suatu sudut yang dilukis dalam setengah lingkaran adalah siku-siku.

Mungkin dipelajari oleh Thales pada saat dia berada di Babilonia, tetapi tradisi
yang melekat pada Thales adalah peragaan teorema itu. Dengan alasan inilah Thales
seringkali dielu-elukan sebagai bapak organisasi deduktif matematika dan sebagai
matematikawan sejati pertama. Thales juga mendirikan sekolah matematika yang bernama
Ionia. Thales juga dianggap sebagai orang terdini di dalam sejarah, yang kepadanya
temuan-temuan khusus matematika disematkan. Meskipun tidak diketahui apakah Thales
atau bukan yang pertama memperkenalkan struktur logika ke dalam matematika, yang saat
ini menjadi hal yang berlaku di manapun, tetapi diketahui bahwa di dalam dua ratus tahun
sesudah kematian Thales bangsa Yunani memperkenalkan struktur logika dan gagasan
pembuktian ke dalam matematika. Dalam bidang astronomi, Thales dikagumi karena
Thales sudah dapat memprediksi gerakan ellips matahari dalam peredarannya dalam satu
tahun.
Tidak ada catatan lebih jauh tentang prestasi Thales yang dapat disimak, karena
tidak ada bukti-bukti akurat. Bukti dicoba dicari lewat catatan dari para muridnya seperti;
Aristoteles dan Eudemus dari Rhodes, yang kurun waktunya relatif terlalu lama. catatan
Eudemus menyebut bahwa Thales adalah orang yang “mengubah geometri menjadi bentuk
formal yang dapat dipelajari oleh semua orang” karena mendasarkan diri pada prinsip-
prinsip dan melakukan investigasi terhadap teorema-teorema dengan sudut pandang
seorang intelektual.

C. Perkembangan Matematika Pythagoras (580-500 SM)

Tokoh penting lainnya di dalam pengembangan matematika Yunani adalah


Pythagoras. Dia lahir di pulau Samos, Yunani selatan sekitar 580 SM. Sama halnya
dengan Thales, Phytagoras juga pernah belajar di Mesir, Babylonia, dan India. Pythagoras
menjalin hubungan dengan ahli-ahli matematika. Sekembalinya dia dari perjalanan ke luar
negeri, Phytagoras mendirikan sebuah sekolah di Crotona bernama sekolah phytagoras
yang memberikan pelajaran falsafah, matematika dan ilmu pengetahuan al am, sekolah
Pythagoras juga biasa disebut mazhab Pythagoras. Para pengikut mazhab Pythagoras
menjadi milik mazhab ini. Dan karena di zaman kuno adalah suatu kelaziman untuk
memberikan semua penghormatan bagi sang guru, Pythagoras sendiri dihargai atas
temuan-temuan yang dibuat oleh mazhabnya.

Aristoteles adalah seorang yang menolak penghormatan apapun yang khusus bagi
Pythagoras sebagai pribadi, dan menganggap bahwa karya mazhab Pythagoras adalah
karya sebuah kelompok. Salah satu persifatan terpenting dari mazhab Pythagoras adalah
bahwa mazhab ini memelihara persepakatan bahwa pengkajian matematika dan filsafat
adalah landasan akhlak untuk menjalani kehidupan. Jelas, bahwa kata-kata "filsafat" (cinta
akan kebijaksanaan) dan "matematika" (yang dipelajari) dianggap digulirkan oleh
Pythagoras. Dari cinta akan pengetahuan ini datanglah banyak pencapaian. Menjadi
kewajaran untuk dikatakan bahwa mazhab Pythagoras menemukan sebagian besar bahan di
dalam dua pertama buku Euclides,Elemen.
Selanjutnya, beberapa sumber kuno menerakan temuan teorema Pythagoras bagi
Pythagoras, padahal sumber lain mengakuinya sebagai bukti dari teorema yang dia
temukan. Sejarawan modern percaya bahwa prinsip itu sendiri sudah diketahui oleh bangsa
Babilonia dan mungkin saja diperoleh dari sana. Mazhab Pythagoras memandang
numerologi dan geometri sebagai hal yang paling mendasar untuk memahami sift-sifat
semesta dan oleh karenanya menjadi kiblat bagi gagasan-gagasan filsafat dan keagamaan
mereka. Mazhab Pythagoras dihargai dengan beberapa pengembangan matematika tingkat
lanjut, seperti penemuan bilangan irasional.
Motto dari Phytagoras yang terkenal adalah “semua adalah bilangan” atau
“bilangan menguasai seluruh alam”. Dalam hal ini, bilangan dianggap sebagai sejumlah
titik dalam konfigurasi geometri, yang menggambarkan mata rantai antara geometir dan
aritmatika. Phytagoras dan pengikutnya membangun bilangan-bilangan figuratif dimana
banyak teorema menarik yang dapat dibuat dengan bilangan figuratif ini, antara lain:
Bilangan triangular, Bilangan bujur sangkar, Bilangan pentagon, Bilangan hexagon,
Bilangan persegi panjang.
Bilangan lainnya yang dianggap sebagai hasil temuan Phytagoras adalah bilangan
bersahabat dan bilangan sempurna. Suatu bilangan dikatakan bilangan bersahabat apabila
bilangan yang pertama sama dengan jumlah pembagi murni bilangan kedua, dan bilangan
kedua sama dengan pembagi murni bilangan pertama. Sedangkan untuk bilangan sempurna
apabila jumlah pembagi murni suatu bilangan sama dengan bilangan itu sendiri.

Matematika dan “mitos-mitos“ palsu tentang angka tidak dapat dipisahkan. Setiap
angka adalah simbol atau melambangkan sesuatu yang terkait dengan metafisik, dan itu
adalah lumrah di China. Pythagoras pun tidak luput dari “perangkap” mitos tentang angka.
Dia mengajarkan bahwa angka satu untuk alasan, angka dua untuk opini, angka tiga untuk
potensi, angka empat untuk keadilan, angka lima untuk perkawinan, angka tujuh untuk
rahasia agar selalu sehat, angka delapan, adalah rahasia perkawinan. Angka genap adalah
wanita, angka ganjil adalah pria. “Berkatilah kami, angka dewa,” adalah kutipan dari
pengikut Pythagoras yang memberi perlakuan khusus terhadap angka empat, yang
menciptakan dewa-dewa dan manusia. O Tetraktys suci, yang mengandung akar dan
sumber penciptaan yang berasal dari luar manusia.

Mungkin pemujaan angka seperti layaknya tukang sihir dengan bola kristalnya,
yang kemudian hari mendasari para matematikwan setelah Pythagoras, seperti halnya Plato
yang pernah mengucapkan “Tuhan memahami geometri” atau Galileo yang berkata, “Buku
besar tentang alam ditulis dengan simbol-silbol matematikawan.”. Apakah itu termasuk
ilmu sihir atau matematika, yang jelas matematika lebih sulit untuk dipahami.
D. Perkembangan Matematika Ecluides (325-265 SM)

Tidak lama Pythagoras meninggal, lahirlah Euclid. Pada era ini, matematika lebih
dikenal sebagai sains dan kurang mistik. Teorema-teorema baru ditambahkan kurva-kurva,
lingkaran-lingkaran, dan bentuk-bentuk lain yang dipelajari sama halnya seperti garis lurus
dan bidang-bidang datar. Euklides disebut sebagai “Bapak Geometri” karena menemuka
teori bilangan dan geometri. Subyek-subyek yang dibahas adalah bentuk-bentuk, teorema
Pythagoras, persamaan dalam aljabar, lingkaran, tangen,geometri ruang, teori proporsi dan
lain-lain. Alat-alat temuan Eukluides antara lain mistar dan jangka.

The Element dapat dikatakan karya fenomenal pada zaman itu. Buku itu terdiri dari
13 buku yang tersusun berdasarkan tema dan topik. Setiap buku diawali dengan defines,
postulat (hanya untuk buku I), preposisi, teorema, sebelum ditutup dengan pembuktian
menggunakan defisisi dan postulat yang sudah disebutkan. Buku ini keluar Yunani tahun
1482, yang diterjemahkan ke dalam Bahasa latin dan arab, serta menjadi bukun teks
geometrid an logika pada awal tahun 1700-an.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Tiga abad yang pertama dari matematika Yunani dimulai dengan adanya usaha
untuk merintis geometri demonstratif oleh Thales sekitar 600 SM dan memuncak dalam
karya-karya Euclid yang mengagumkan pada tahun 300 SM.

Perkembangan matematika dari Thales ke Euclid

Thales lahir di Militus. Dimasa mudanya Thales adalah seorang pedagang yang
membawanya pergi jauh dari negerinya. Dalam kunjungannya ke negeri-negeri yang lain,
Thales berkesempatan menambah pengetahuannya dalam bidang matematika, alam dan
astronomi. Thales mengemukakan lima teorema tentang geometri, Teorema tersebut
adalah :

 Suatu lingkaran dibagi dua sama besar oleh diameternya.


 Sudut-sudut alas suatu segitiga sama kaki adalah sama.
 Pasangan sudut siku-siku yang dibuat oleh dua garis yang berpotongan adalah sama.
 Dua segitiga adalah sama dan sebangun apabila dua sudut dan satu sisinya sama.
 Suatu sudut yang dilukis dalam setengah lingkaran adalah siku-siku.
Thales menggunakan geometri untuk menyelesaikan soal-soal perhitungan ketinggian
piramida dan jarak perahu dari garis pantai.

Pythagoras (580-500 SM) Dia lahir di pulau Samos, Yunani selatan sekitar 580 SM.
Sama halnya dengan Thales, Phytagoras juga pernah belajar di Mesir, Babylonia, dan
India. Pythagoras menjalin hubungan dengan ahli-ahli matematika. Sekembalinya dia dari
perjalanan ke luar negeri, Phytagoras mendirikan sebuah sekolah di Crotona bernama
sekolah phytagoras yang memberikan pelajaran falsafah, matematika dan ilmu
pengetahuan alam, sekolah Pythagoras juga biasa disebut mazhab Pythagoras.

Tidak lama Pythagoras meninggal, lahirlah Euclid. Pada era ini, matematika lebih
dikenal sebagai sains dan kurang mistik. Teorema-teorema baru ditambahkan kurva-kurva,
lingkaran-lingkaran, dan bentuk-bentuk lain yang dipelajari sama halnya seperti garis lurus
dan bidang-bidang datar. Euklides disebut sebagai “Bapak Geometri” karena menemukan
teori bilangan dan geometri. Subyek-subyek yang dibahas adalah bentuk-bentuk, teorema
Pythagoras, persamaan dalam aljabar, lingkaran, tangen,geometri ruang, teori proporsi dan
lain-lain. Alat-alat temuan Eukluides antara lain mistar dan jangka.

B. Saran

Dengan adanya penelitian ini penulis dapat mengetahui lebih mendalam tentang
tantangan perkembangan matematika dari Thales ke Euclid, serta penulis berharap
dengan adanya makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Melalui makalah ini
supaya penulis dapat memahami lebih mendalam lagi sehingga dapat membentuk
generasi yang cerdas dan berbudi pekerti yang baik.
Penulis menyadari dalam pembuatan makalah ini masih banyak terdapat kesalahan
dan jauh dari kesmpurnaan. Maka penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari semua pihak, untuk dapat menulis makalah yang lebih baik lagi
kedepannya.
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai