Anda di halaman 1dari 3

Wendi Kuswiandi

1307650

Analisis Kurikulum Negara China

1. Landasan Kurikulum

Menurut jurnal Reformasi kurikulum di China landasan kurikulum sesuai Tujuan prinsip-
prinsip dengan penekanan pada budaya, humanisme, persatuan, dan keanekaragaman.
Pentingnya pembelajaran yang mendalam, dengan penekanan pada penguasaan keterampilan
generik seperti kolaborasi dan pemecahan untuk tujuan seumur hidup, daripada memproduksi
warga terasing karena pemikiran kritis dan kreativitas.

2. Model Kurikulum

Sebagian besar sekolah di Daratan cina telah mengadopsi kebijakan pemisahan, menampilkan
kedua kurikulum pusat dan berbasis sekolah, yang terakhir yang terintegrasi dalam
organisasi kurikulum. Kulum pusat berasal dari pemerintah, sedangkan Pengembangan
Kurikulum berbasis sekolah di Daratan cina dipahami sebagai kegiatan belajar yang
dilakukan oleh sekolah atau guru. Dimensi belajar tema ini termasuk matematika, budaya,
teknologi informasi, sosiologi, dan sebagainya. Kegiatan belajar meliputi permainan, lomba
sekolah, desain web, dan menulis esai. Pada saat yang sama, kegiatan berbasis penelitian
yang dibimbing guru juga terorganisir. Hal ini berfokus pada pendekatan berpusat pada anak
dalam kegiatan pengorganisasian belajar dan mengembangkan keterampilan generik untuk
belajar seumur hidup, dan menanamkan pendekatan untuk pelatihan moral dan budidaya
tanggung jawab sipil.

3. Kurikulum China secara Umum

Kurikulum dirumuskan oleh komisi pendidikan Negara (SEDC), yang sangat fleksible serta
berfariasi atas dasar kemampuan dan karakteristik wilayah, kota dan desa, dengan
memberikan keleluasan bagi daerah/ pedesaan untuk menambahkan kurikulum local, dengan
acuan sebagai berikut: SD memuat 10 mata pelajaran yang berbeda antara perkotaan dan
pedesaan, untuk SD pedesaan misal, memuat mata pelajaran pertanian selain mata pelajaran
inti, moral, matematika dan bahasa Cina, sedangkan untuk SD perkotaan diwajibkan mata
pelajaran olah raga; Sekolah menengah Pertama memberikan 13 mata pelajaran wajib,
termasuk diantaranya MA. Pendidikan moral, politik, Bahasa Cina, Bahasa Asing dan
matematika; sedangkan untuk SLTA disesuaikan dengan keinginan siswa, kenutuhan social
masyarakat serta kondisi lembaga setempat, dengan beberapa mata kuliah pilihan.

4. Reformasi Kurikulum

Reformasi kurikulum, yang dimulai pada tahun 1999 di daratan Cina, diharapkan dapat
menghilangkan batas-batas kurikulum mata pelajaran berbasis, mendorong berbagai jenis
integrasi antara subjek dan di antara unsur-unsur belajar yang berbeda. Reformasi
menetapkan bahwa setiap sekolah harus mengalokasikan proporsi waktu tertentu untuk
kegiatan kurikulum terorganisir dan dirancang sesuai dengan kebutuhan dan lingkungan
sekolah sendiri. Integrasi diharapkan untuk fokus pada pengembangan keterampilan generik
seperti berpikir kritis dan kemampuan belajar antara peserta didik untuk tujuan seumur hidup
Pemerintah China mengakui bahwa kebijakan kurikulum saat ini dan praktek sudah
ketinggalan jaman, sehingga gagal untuk memenuhi kebutuhan abad ke-21.

Tujuan Reformasi kurikulum di china :

1. Promosi kesadaran demokratis dan halal antara siswa;

2. Perolehan pandangan dunia dan nilai-nilai yang tepat;

3. Kesadaran tanggung jawab kepada orang lain dan kepada masyarakat;

4. Pentingnya kreativitas, kemampuan praktis, kesadaran akan kebutuhan lingkungan, dan


pengetahuan dalam ilmu pengetahuan dan humaniora;

5. Penguasaan keterampilan belajar seumur hidup dan pengetahuan, dan

6. Tubuh yang sehat, seimbang psikologi dari pikiran manusia, apresiasi estetika, dan gaya
hidup yang seimbang.

5. Struktur dan Jenis Pendidikan

Adapun struktur system pendidikan Cina adalah meliputi : Pendidikan dasar (basic
education), pendidikan teknik dan kejuruan (Technical and Vactional Education, TAPE),
pendidikan tinggi (Higher education, HE), dan pendidikan orang dewasa (adult education,
HA), berikut visualisai system pendidikan Cina. Basic Education mencakup TK, Sekolah
dasar dan pendidikan menengah, dengan lama pendidikan yaiu : prasekolah 3 tahun ke atas,
sekolah dasar 5-6 tahun dengan usia masuk SD 6 th, dan pendidikan Sekola Menengah
Tingkat pertama 3 th, dan tingkat atas selama 3 tahun. Pada tahun 1990 APN murid SD
adalah 97,8%, sedangkan angka melanjutkan ke sekolah menengah pertama 77,8%, (38,69
juta) yang ditampung di 72000 SMP, dan 16000 SMA dengan siswa 7,17 juta orang, dan
1075 lembaga Perguruan Tinggi, dengan mahasiwa 2, 15 juta mahasiswa. Selain pendidikan
formal, di Cin juga berkembang pendidikan non formal yang berupa pendidikan orang
dewasa yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat, yang pada
gilirannya diharapkan dapat memberi sumbangan dalam pengembangan sosio-ekonomi
penduduk. Selain itu di Cina dikembangkan pendidikan literasi guna pemberantasan buta
huruf, hingga saat ini sudah tercatat 42,5 juta lebih Rakyat Cina yang telah dapat, “ melek
aksara”. Pada tahun 1996 tercatat 82% tingkat literasi di Cina. (The World Almance and book
of facts 2000).

6. Kelebihan dan kekurangan

Kelebihan dari kurikulum yaiu terdapat pada Kebebasan (liberal) dalam kepemimpinan
kepala sekolahnya. Kekuatan model koersif memunculkan perubahan antara guru telah marah
dengan pendekatan re-edukatif. Guru telah diberikan kebebasan dalam mengatur kegiatan
yang bertujuan untuk mengembangkan pandangan yang luas, khususnya budaya global,
dalam versi diperpanjang profesionalisme. Dengan adanya kebebasan kreativitas sekolah
dalam mengembangkan pesera didiknya dapat tercipta.

Sedangkan kekurangan dari kurikulum yaitu terlalu adanya sistem sentralisasi dan otoriter.
Jadi yang mengelola itu hanyalah sekolah tidak terpantau oleh negara.

7. Komentar dan saran

Kurikulum sentralisasi dan otoriter di indonesia sangatlah cocok untuk diterapkan karena
cocok bagi negara.

Anda mungkin juga menyukai