sel epitel yang menyusun dinding rahim. Secara biologis, menstruasi adalah tanda
terbuangnya sel telur yang sudah matang.
Pembahasan
Proses siklus menstruasi adalah
Fase menstruasi adalah fase di mana hormon FSH (follicle stimulating hormone)
memicu berkembangya folikel dalam ovarium, sehingga dinding rahim luruh dan
mengalami menstruasi. Fase menstruasi ini terjadi pada hari ke-1 hingga ke-5.
Fase proliferasi adalah fase di mana folikel menghasilkan hormon estrogen dan
hormon progesteron yang akan memicu dinding rahim untuk menebal. Tujuan dari
menebalnya dinding rahim adalah untuk mempersiapkan tempat melekatnya embrio
apabila sel telur dibuahi oleh sperma. Fase proliferasi ini terjadi pada hari ke-5
hingga ke-14.
Fase Sekretori adalah fase di mana folikel yang telah melepaskan sel telur akan
berubah menjadi korpus luteum untuk tidak memproduksi hormon estrogen dan
progesteron lagi. Hal ini menyebabkan rendahnya hormon estrogen dan progesteron
menyebabkan jaringan penyusun dinding rahim rusak dan pembuluh darah yang ada pada
dinding rahim pecah, sehingga akan mengalami menstruasi. Fase ini terjadi pada hari
ke-15 hingga ke-28.
Pelajari lebih lanjut
Berdasarkan grafik pada hari ke 5-14 menunjukkan fase, dapat dilihat di:
brainly.co.id/tugas/9837509
Tidak hanya bagi para wanita, pria pun disarankan mengerti siklus menstruasi agar
dapat memberikan pengertian dan membantu pasangannya dalam melalui fase-fase
tersebut.
Fase menstruasi itu ada empat dan masing-masing fase memiliki keunikan tersendiri.
Masing-masing fase siklus menstruasi akan memberikan efek fisik dan emosional yang
berbeda pada diri wanita. Jadi, jangan kaget kalau suasana perasaan seorang wanita
akan mudah berubah, bahkan kondisi fisikpun juga demikian.
Meskipun butuh istirahat, namun tiduran saja di kamar juga tidak dianjurkan.
Lakukanlah gerakan ringan seperti berjalan di halaman, melihat pemandangan, dan
aktivitas ringan lainnya. Di samping itu, penuhilah kebutuhan cairan dan asupan
makanan, karena pada fase ini Anda butuh energi ekstra.
2. Fase Folikular
Ini disebut fase folikuler karena kelenjar pituitari (hipofisia) melepaskan hormon
yang disebut Follicle Stimulating Hormone (FSH), yang merangsang folikel dalam
ovarium untuk tumbuh menjadi dewasa (matang).
Fase ini juga dimulai dari hari pertama menstruasi, tetapi berlangsung sampai hari
ke-13 dari siklus menstruasi. Peristiwa berikut terjadi selama fase ini:
Kelenjar hipofisis di otak mengeluarkan hormon FSH yang merangsang sel-sel telur
dalam ovarium untuk tumbuh.
Salah satu sel telur mulai masak di dalam struktur yang disebut folikel (kantung).
Dibutuhkan 13 hari bagi sel telur untuk mencapai kematangan.
Ketika sel telur matang, folikel mengeluarkan hormon yang merangsang rahim untuk
membentuk lapisan pembuluh darah dan jaringan lunak yang baru disebut endometrium.
Ini merupakan langkah untuk pemulihan dari fase menstruasi yang pertama.
Selain itu, hormon estrogen dan testosteron mulai meningkat selama fase ini. Hal
ini akan memberikan dorongan energi dan meningkatkan mood wanita. Anda bahkan
mungkin merasa lebih tegas dan berani mengambil risiko. Testosteron bertugas untuk
merangsang libido, sedangkan estrogen membuat wanita merasa lebih terbuka dan
menekan nafsu makannya.
3. Fase Ovulasi
Ovulasi adalah puncak dari semua kerja keras tubuh selama fase menstruasi
sebelumnya. Atas perintah otak melalui produksi hormon LH (luteinizing hormone),
sel telur yang sudah matang akan dilepaskan dari folikel di ovarium ke saluran tuba
(tuba fallopi) dan akan bertahan selama 12-24 jam.
Kejadian ini terjadi pada hari ke-14 dari siklus, sel telur yang dilepaskan tersapu
ke tuba falopi oleh silia fimbriae. Fimbriae adalah struktur berbentuk seperti
jari-jari yang terletak di ujung tuba falopi dekat dengan ovarium. Sedangkan silia
merupakan rambut getar yang halus, berfungsi untuk mengantarkan sel telur menuju
rahim.
Pada fase ini, produksi hormon estrogen dan testosteron mencapai puncaknya,
sehingga meningkatkan efek dari fase folikular. Anda mungkin merasa terlihat lebih
baik dan percaya diri sehingga akan lebih mudah untuk mengendalikan pikiran dan
perasaan. Bahkan, gairah seks Anda sedang berada di puncak tertinggi, lho!
4. Fase Luteal
Disebut fase luteal karena pada fase menstruasi ini terbentuk korpus luteum, yaitu
bekas folikel setelah ditinggal sel telur. Korpus luteum menghasilkan hormon
progesteron.
Fase luteal adalah fase menstruasi yang terkahir. Fase luteal dimulai pada hari ke-
15 dan berlangsung sampai akhir siklus menstruasi. Peristiwa berikut terjadi selama
fase luteal:
Sel telur yang dilepaskan selama fase ovulasi akan tetap berada di tuba falopi
selama 24 jam.
Jika sel sperma tidak membuahi sel telur dalam waktu tersebut, sel telur akan
hancur.
Hormon progesteron yang membuat rahim mempertahankan endometrium akan habis pada
akhir siklus menstruasi. Hal ini menyebabkan dimulainya kembali fase siklus
menstruasi berikutnya.
Pada fase luteal, produksi hormon estrogen dan testosteron akan menurun dan sebagai
gantinya tubuh mulai memproduksi progesteron seperti penjelasan di atas. Hormon
progesteron adalah hormon anti-kecemasan alami, sehingga Anda berada pada suasana
perasaan yang 'stabil' setelah 'menggebu-gebu' pada fase ovulasi.
Meski demikian, beberapa wanita juga bisa merasakan gejala PMS seperti keinginan
makan makanan berkarbohidrat tinggi, perut kembung, sakit kepala, kecemasan dan
kemurungan. Tak lama lagi dari gejala-gejala ini, maka datanglah menstruasi
berikutnya.
Setiap kelenjar juga menghasilkan hormon yang berbeda-beda pada saat siklus haid
berlangsung. Struktur otak bernama hipotalamus bertugas untuk merangsang kelenjar
pituitari yang mendorong ovarium menghasilkan berbagai hormon seks wanita.
1. FSH
Semua hormon yang diproduksi oleh tubuh berasal dari hipotalamus. Hipotalamus
adalah bagian kecil pada pusat otak, bertindak sebagai "kelenjar master" yang
mengendalikan banyak fungsi vital dalam tubuh.
Nah, siklus haid dimulai ketika hipotalamus merangsang kelenjar endokrin untuk
memproduksi banyak hormon, salah satunya gonadotropin-releasing hormone (GnRH).
Hormon GnRH ini merangsang kelenjar pituitari untuk memproduksi banyak follicle
stimulating hormone (FSH) dan menurunkan jumlah hormon LH.
FSH adalah hormon yang bertanggung jawab untuk merangsang perkembangan folikel
(kantung kecil) menjadi sel telur yang matang. Sel telur inilah yang nantinya
dipersiapkan menjelang masa subur.
2. Estrogen
Selama folikel berkembang dan menjadi matang, pada saat yang bersamaan memproduksi
hormon estrogen. Hormon ini berperan penting untuk memberitahukan otak bahwa sel
telur telah matang.
Setelah itu, hormon estrogen akan mengirimkan sinyal pada kelenjar pituitari untuk
berhenti memproduksi FSH dan mulai memproduksi banyak luteinizing hormon atau
hormon LH - kebalikan dari yang tadi. Jika tidak terjadi pembuahan, hormon estrogen
akan menurun tajam dan terjadilah menstruasi.
Namun jika sel telur berhasil dibuahi sel sperma, maka estrogen akan bekerja
bersama dengan progesteron untuk menghentikan ovulasi selama kehamilan. Hal inilah
yang membuat Anda tidak menstruasi saat hamil.
3. LH
Luteinizing hormon atau LH adalah hormon yang bertugas untuk memicu terjadinya
ovulasi atau pelepasan sel telur dari ovarium. Folikel sel telur yang sudah
dilepaskan akan berubah menjadi korpus luteum atau folikel kosong.
4. Progesteron
Setelah terjadinya ovulasi, folikel kosong atau korpus luteum akan melepaskan
hormon progesteron. Hormon progesteron adalah hormon yang membantu mempersiapkan
lapisan rahim untuk berjaga-jaga jika nantinya terjadi pembuahan (kehamilan).
Namun, jika tidak ada kehamilan, maka kadar progesteron akan kembali menurun dan
menyebabkan dinding rahim Anda meluruh. Proses inilah yang kita sebut dengan
menstruasi atau haid.
Tidak perlu khawatir jika panjang siklus haid Anda tidak sama seperti saudara
kandung atau teman Anda, karena memang siklus menstruasi setiap wanita berbeda-
beda.
Melansir dari Everyday Health, siklus menstruasi normal rata-rata terjadi setiap
21-35 hari. Sedangkan lama menstruasi yang normal berlangsung sekitar 3-7 hari.
Bila panjang siklus dan lama menstruasi Anda kurang atau melebihi waktu tersebut,
bisa jadi ini pertanda bahwa siklus menstruasi Anda tidak normal.
Untuk mengetahui normal atau tidaknya siklus menstruasi Anda, sebaiknya selalu
catat panjang siklus dan jumlah hari haid Anda. Catat selama minimal 3 bulan,
kemudian hitung rata-ratanya minimal 3 bulan.
Jika panjang siklus haid lebih dari 35 hari atau lama menstruasi lebih dari 10
hari, lalu masalah ini terjadi selama berbulan-bulan, segera konsultasikan ke
dokter.
Contohnya begini: Misalnya saja, hari pertama menstruasi Anda di bulan ini jatuh
pada tanggal 12 Mei. Jangan lupa tandai di kalender. Tunggulah sampai menstruasi
Anda berakhir, lalu jangan lupa kembali tandai kalender Anda.
Ketika bulan depan Anda haid lagi, jangan lupa catat kembali tanggalnya. Misalnya
Anda haid pada tanggal 10 Juni, maka inilah awal siklus haid Anda yang baru.
Setelah itu, hitung rentang waktu antara hari pertama menstruasi sebelumnya (12
Mei) sampai satu hari sebelum menstruasi Anda bulan berikutnya (tanggal 9 Juni).
Jangan hitung sampai tanggal 10 Juni karena pada hari itu, Anda sudah menstruasi
lagi. Hal ini sudah terhitung ke dalam siklus haid selanjutnya.
Setelah dihitung, dari tanggal 12 Mei sampai 10 Juni ada 29 hari. Nah, inilah
panjang siklus haid Anda, yaitu per 29 hari sekali
https://www.honestdocs.id/4-fase-siklus-menstruasi
Namun demikian, dokter umumnya menghitung awal kehamilan dari hari pertama haid
terakhir (HPHT), yaitu sekitar 2 minggu sebelum proses pembuahan terjadi. Mengapa
demikian? karena tanggal pasti proses fertilisasi tersebut tidak dapat diketahui,
sedangkan HPHT dapat dengan mudah diketahui dan diingat. Lebih lanjut, baca: Cara
Menghitung Usia Kehamilan Paling Akurat
Lantas, bagaimana terjadinya proses pembuahan? Mari kita simak tahapan demi tahapan
proses fertilisasi atau konsepsi berikut ini.
Di dalam ovarium wanita, ada banyak sel telur, namun dalam setiap bulannya ada satu
sel telur yang berada dalam sebuah kantung (folikel) yang dipersiapkan untuk
menjadi matang. Proses pematangan ini terutama dipengaruhi oleh hormon FSH (folikel
stimulating hormone).
Setelah matang, sel telur keluar dari folikel sehingga terjadilah ovulasi yang
dicetuskan oleh hormon LH (Leutenizing hormone). Proses ovulasi umumnya terjadi
sekitar 2 minggu sebelum haid berikutnya.
Pada kondisi tertentu, sel telur yang matang dan berovulasi tidak hanya satu, dan
hal inilah yang menjadi alasan terjadinya hamil kembar.
3. Meningkatnya hormon
Setelah sel telur meninggalkan folikel, folikel dalam ovarium kemudian berkembang
menjadi korpus luteum. Korpus luteum ini menghasilkan hormon progesteron yang
bertugas menebalkan lapisan dinding rahim dengan nutrisi dan aliran darah sehingga
siap sebagai ‘rumah' bagi sel telur yang sudah dibuahi.
Pada saat ini jugalah gen dan jenis kelamin bayi ditentukan. Jika spermanya
mengandung kromosom Y, maka bayinya laki-laki. Sebaliknya, jika spermanya
berkromosomkan X, maka yang lahir nanti adalah bayi perempuan.
Dalam waktu 3 minggu, sel yang menempel di dinding rahim tadi mulai berkembang
menjadi gumpalan, dan sel saraf pertama bayi sudah mulai terbentuk.
Karenanya, banyak pihak menyarankan tes kehamilan dilakukan setelah telat haid
saja. Bila hasil tesnya negatif, jangan buru-buru menyimpulkan bahwa pasti tidak
ada kehamilan. Sebaliknya, tunggulah seminggu lagi untuk melakukan tes ulang.
Baca juga: Kapan Waktu yang Tepat untuk Tes Kehamilan dengan Test Pack?
Dengan demikian, selesailah sudah penjelasan tahap demi tahap mengenai proses
pembuahan pada organ reproduksi wanita.
https://www.honestdocs.id/proses-pembuahan-fertilisasi-manusia-tahap-demi-tahap