Di susun oleh :
UNIVERSITAS LANGLANGBUANA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA
2020
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan tugas makalah tentang Manajemen Perkembangan Matematika
Makalah ini telah saya susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu saya
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi
dalam pembuatan makalah ini. Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya
bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya.
Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari
pembaca agar kami dapat memperbaiki tugas makalah ini.
Penyusun
ii
Contents
MANAJEMEN PEMBELAJARAN MATEMATIKA..................................................................i
BAB 1......................................................................................................................................4
PENDAHULUAN..................................................................................................................4
1.1 Latar belakang..........................................................................................................4
1.2 Tujuan Penulisan......................................................................................................4
1.3 Rumusan masalah.....................................................................................................5
1.4 Tujuan penulisan......................................................................................................5
BAB II.....................................................................................................................................5
PEMBAHASAN.....................................................................................................................5
BAB III.................................................................................................................................10
PENUTUP............................................................................................................................10
A. Kesimpulan................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................11
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Pendidikan adalah karya bersama yang berlangsung dalam suatu pola kehidupan
insani tertentu. Pendidikan merupakan proses belajar mengajar yang dapat
menghasilkan perubahan tingkah laku yang diharapkan. Pendidikan telah mulai
dilaksanakan sejak manusia hadir di muka bumi ini dalam bentuk pemberian
warisan pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai dari para orang tua dalam
mempersiapkan anak-anaknya menghadapi kehidupan dan masa depannya.
Pendidikan membantu agar proses itu berlangsung secara berdaya guna dan
berhasil guna. Hasil pendidikan yang berupa perubahan tingkah laku meliputi
bentuk kemampuan, diklasifikasikan dalam 3 domain; yaitu Kognitif (Cognitive
Domain), Afektif (Affective Domain), dan Psikomotor (Psychomotor Domain)
(Taksonomi Bloom, 1908: 88).
Dalam dunia pendidikan kemudian tumbuh konsep pendidikan seumur hidup
(life long education), yang berarti pendidikan berlangsung seumur hidup atau
sampai mati. Pendidikan seumur hidup sebuah sistem konsep pendidikan yang
menerangkan keseluruhan peristiwa kegiatan belajar mengajar yang berlangsung
dalam keseluruhan hidup manusia. Sebelum anak memasuki pendidikan formal di
sekolah, anak tersebut lebih dulu mendapat pendidikan secara informal di keluarga.
Setelah anak memenuhi persyaratan tertentu, anak tersebut dapat mengikuti
pendidikan formal disekolah dan dapat dilanjutkan secara berjenjang sampai ke
perguruan tinggi jika mampu. Selanjutnya untuk dapat mengembangkannya maka
diperlukan manajemen khusus yang menangani pendidikan tertentu yaitu
manajemen pendidikan (Mulyati dan Komariah, 2009: 55).
4
1.3 Rumusan masalah
1) Apa itu Manajemen Pembelajaran Matematika ?
2) Bagaimana konsep-konsep Manajemen Pembelajaran Matematika
diterapkan dalam kehidupan ?
3) Apa saja aspek Manajemen Pembelajaran Matematika ?
1.4 Tujuan penulisan
1) Untuk mengetahui apa itu Manajemen Pembelajaran Matematika
2) Untuk bisa menerapkan konsep konsep Manajemen Pembelajaran Matematika
dalam kehidupan
3) Untuk mengetahui aspek aspek
BAB II
PEMBAHASAN
A. Manajemen Pembelajaran Matematika
Pengelolaan pembelajaran matematika merupakan suatu kegiatan memenej yang
akan menghasilkan pembelajaran yang baik. Dalam memenej pembelajaran matematika
maka yang terjadi adalah perubahan-perubahan kebijakan yang harus disesuaikan dan
dapat dilaksanakan dan bersifat dinamis. Kata manajemen berasal dari bahasa latin,
yaitu dari asal kata mamus berarti tangan dan angere yang berarti melakukan. Kata-kata
itu digabung menjadi kata kerja managere yang artinya menangani (Husaini Usman,
2006: 46). Manajemen sering diartikan sebagai ilmu, kiat atau seni dan profesi.
Dikatakan sebagai ilmu, menurut Lutter Gulick dalam Nanang (2004: 23) manajemen
memenuhi syarat karena memiliki serangkaian teori, meskipun teori-teori itu masih
terlalu umum dan subjektif. Selanjutnya dikatakan bahwa perjalanan suatu ilmu, teori-
teori manajemen yang ada diuji dengan pengalaman.
Manajemen merupakan salah satu ilmu pengetahuan di antara ilmu-ilmu sosial yang
lain. Ditinjau dari posisi dan eksistensinya, manajemen memiliki nilai utama pada
segenap aktivitas manusia, dalam hal ini aktivitas mengajar yang menjadi kajian utama,
merupakan sebagai suatu proses usaha kerja sama yang di dalamnya menyangkut aspek-
aspek kegiatan sangat luas, yang meliputi semua ruang kehidupan manusia, mulai dari
pendidikan, sosial, budaya, ekonomi dan politik, kesemuanya mencakup persoalan
5
dalam kajian keilmuan kegiatan belajar mengajar yang harus diselesaikan agar
tercapainya tujuan yang diharapkan.
Kata “pembelajaran” berasal dari “Instruction,” istilah ini dipengaruhi oleh
perkembangan teknologi yang diasumsikan dapat mempermudah siswa mempelajari
segala sesuatu lewat berbagai macam media, dan guru sebagai sumber belajar menjadi
guru sebagai fasilitator dalam belajar mengajar. Hal ini seperti yang diungkapkan Gagne
dalam Wina (2008: 102), yang menyatakan bahwa: “instruction is a set of event that
effect learners in such a way that learning is facilitated”. Oleh karena itu menurut
Gagne, mengajar atau “teaching” merupakan bagian dari pembelajaran (instruction),
dimana peran guru lebih ditekankan kepada bagaimana merancang atau mengaransemen
berbagai sumber dan fasilitas yang tersedia untuk digunakan atau dimanfaatkan siswa
dalam mempelajari sesuatu. Sedangkan matematika berasal dari bahasa latin
“mathematica” yang diambil dari perkataan yunani “Mathemathike” kata ini
mengandung unsur kata “mathe” yang berarti ilmu pengetahuan dan kata “mathemein”
yang mengandung arti bernalar.
Jadi menurut asal kata matematika berarti ilmu pengetahuan yang diperoleh sacara
bernalar.
Manajemen pembelajaran adalah upaya pendidik dalam merencanakan, melaksanakan
dan memfasilitasi proses pembelajaran serta mengevaluasi hasil pembelajaran. Seorang
pendidik harus memiliki ketrampilan dalam pengelolaan (manajemen) pembelajaran
yang meliputi tiga tahap kegiatan yaitu : (1) membuat perencanaan pembelajaran, (2)
melakukan proses pembelajaran, dan (3) melaksanakan evaluasi pembelajaran.
Manajemen pembelajaran matematika merupakan pengelolaan terhadap bidang studi
matematika melalui perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran. Adapun
Perencanaan merupakan bagian yang sangat penting dalam suatu program pembelajaran.
Perencanaan yang baik merupakan sebagian dari keberhasilan, karena adanya
perencanaan tersebut, pelaksanaan program akan lebih lancar dan mudah. Hal ini karena
perencanaan tersebut memuat langkah-langkah yang menjadi pedoman pelaksanaan
program. Menurut Kemp (1994: 34) dalam merancang perencanaan pembelajaran ada
unsur-unsur yang harus diperhatikan, yaitu : 1) Memperkirakan kebutuhan belajar untuk
merancang suatu program pembelajaran dengan menyatakan tujuan, kendala dan
prioritas yang harus diketahui. 2) Memilih pokok bahasan atau tugas untuk dilaksanakan
dan menunjukkan tujuan yang ingin dicapai. 3) Meneliti ciri siswa yang harus mendapat
perhatian selama perencanaan.
6
4) Menentukan isi pelajaran dan menguraikan unsur tugas yang berkaitan dengan tujuan.
5) Menyatakan tujuan belajar yang ingin dicapai dari segi isi dan unsur tugas 6)
Merancang kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang sudah dinyatakan. 7)
Memilih sejumlah media untuk mendukung kegiatan pengajaran 8) Merincikan
pelayanan penunjang yang diperlukan untuk mengembangkan dan melaksanakan semua
kegiatan serta untuk memperoleh atau membuat bahan. 9) Mempersiapkan evaluasi hasil
belajar dan hasil program 10) Menentukan persiapan siswa untuk mempelajari pokok
bahasan dengan memberikan uji awal kepada mereka.
Adapun pelaksanaan secara umum meliputi kegiatan pendahuluan pembelajaran,
menyampaikan tujuan, menggali kemampuan awal, penjelasan materi, pengelompokan
peserta menjadi kelompok kecil, pembagian media, membuat kesimpulan, penguatan
dan penegasan. Intinya pelaksanan pembelajaran matematika memadukan sumber daya
manusia dan potensi yang dimiliki yaitu penyelenggara, pendidik, peserta didik, tujuan
belajar, bahan belajar, media belajar, tempat belajar, dan sarana pendukung lainnya.
Evaluasi pembelajaran dilakukan oleh pendidik pada saat menggali kemampuan awal
peserta didik, pada saat proses pembelajaran, dan setelah selesai kegiatan pembelajaran
dilaksanakan.
Manajemen Pembelajaran Matematika terdapat pada berbagai aspek diantaranya :
1. Manajemen Diri (Guru)
a. Definisi
Manajemen diri yaitu memiliki pribadi positif dengan melihat setiap orang akan
dilihat dari aspek positifnya dan sekaligus memaklumi-menyembunyikan sisi
negatifnya. Menampilkan citra guru matematika yang positif menciptakan suasana
pembelajaran matematika menjadi kondusif, nyaman dan menyenangkan yang
mengakibatkan siswa antusias dalam belajar. Motivasi dan aktivitas siswa meningkat
yang pada gilirannya hasil belajar menjadi optimal. Anda tidak hanya memberikan
contoh tapi juga pandai menjadi contoh teladan yang baik
Setiap perilaku individu dipengaruhi oleh kondisi dalam diri-psikis dari individu yang
bersangkutan. Meskipun ada faktor eksternal yang mempengruhinya, namun faktor
internal dalam diri individu tersebut bisa mengendalikan perilakunya. Kondisi
internal tersebut yaitu pikiran, perasaan dan keyakinan. Jika kondisi internalnya
negatif maka perilakunya cenderung negatif pula, dan sebaliknya
Manajemen diriyang dimaksud pada sub judul adalah manajemen kondisi internal
individu guru (kita), baik dalam konteks pembelajaran (khusus) atau konteks lain
secara umum (keluarga & masyarakat). Faktor pribadi guru menjadi sangat dominan
dalam manajemen kelas dalam pembelajaran matematika, oleh karena itu manajemen
7
diri bagi guru penting untuk diketahui, dipahami, disadari, dilatih, diperbaiki dan
ditingkatkan. Sehingga tidak ada lagi pandangan siswa yang bersifat negatif terhadap
sosok guru matematika.
Manajemen diri sangat berkaitan erat dengan kompetensi kepribadian, kompetensi
sosial, kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual
2. Manajemen Siswa
a. Definisi
Manajemen siswa yaitu menjadi guru matematika yang dapat membelajarkan
siswa secara optimal, dengan membuat siswa dalam kondisi belajar dengan cara
melakukan dan mengkomunikasikan serta tidak hanya menonton dan mencatat.
Sebagai guru, anda tidak bertindak sebagai teko dan siswa sebagai cangkir, tetapi
siswa sebagai pemain dan anda sebagai sutradara; guru tidak pernah menyalahkan
siswa akan tetapi mengarahkannya sehingga siswa tetap optimis dalam belajar.
Secara mudah, persoalan manajemen siswa adalah bagaimana guru dapat
membelajarkan siswa secara optimal, yaitu membuat siswa dalam kondisi belajar
dengan cara melakukan dan mengkomunikasikan serta tidak hanya menonton dan
mencatat. Agar terciptanya kondisi tersebut guru harus bisa dan terampil
menciptakan suasana belajar yang kondusif, nyaman-menyenangkan. Dengan kata
lain untuk bisa mengelola siswa guru harus sudah mahir mengelola diri terlebih
dahulu.
8
b. Skenario Pembelajaran
a) Materi :
Jumlah sudut segitiga dan segiempat
b) Pendekatan/Model/Metode/Teknik :
Koperatif-STAD, diskusi, eksperimen, inkuiri
c) Kelas/Semester/Waktu :
7/1/30 menit
d) Skenario :
1). Kegiatan Pendahuluan
a. siswa dikondisikan untuk siap belajar
b. apersepsi tentang ukuran sudut
c. siswa menyimak SK-KD, manfaat materi
2). Kegiatan Inti
a. siswa berkelompok 2-4 orang heterogen
b. siswa membuat berbagai bangun segitiga
c. siswa memotong bangun segitiga tsb shg ketiga sudutnya terpisah
d. siswa menempatkan ketiga sudut tersebut berdampingan rapat
e. siswa menyimpulkan hasil percobaan tersebut
f. prosedur yang sama dilakukan untuk bangun segiempat
g. tanya jawab lisan aplikasi temuan tsb
3). Kegiatan Penutup
a. dg bimbingan guru siswa menyimpulka
b. siswa mengerjakan tes formatif
c. pemberian PR untuk pengembangan
d. refleksi dan reward
9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Manajemen pembelajaran matematika merupakan pengelolaan terhadap
bidang studi matematika melalui perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi
pembelajaran. Teori-teori pembelajaran bisa dijadikan acuan dalam proses
pembelajaran, namun terkadang juga tidak efektif dalam menangani
kesulitan yang terjadi. Banyak siswa yang gagal pendidikan, banyak pula
dijumpai kasus-kasus siswa cabut sekolah, tawuran, merokok dan lain
sebagainya. Kegagalan pendidikan sangat ditakuti oleh siswa karenanya
berbagai pendukung dioptimalkan. Namun siswa masih belum
menunjukkan keseriusan yang berarti dalam proses pembelajaran. Hal ini
menunjukkan bahwa pengelolaan sebenarnya sudah dituangkan secara
teoritis dan dilaksanakan secara praktis, namun siswa dan perilakunya
belum menunjukkan sikap dan tindakan nyata sesuai apa yang diharapkan.
Dengan demikian, perilaku siswa mempunyai peranan yang lebih penting
untuk diperhatikan dan dibina sehingga upaya-upaya teknis dapat
diimbangi dengan kesadaran siswa yang memang sangat dibutuhkan.
Dalam kemajuan pembelajaran matematika sekarang belum mampu
menciptakan pemetaan kemampuan siswa di bidang matematika antar
sekolah maupun antar daerah, serta menghasilkan siswa-siswi yang
memiliki kemampuan istimewa di bidang matematika. Sebaiknya pihak
sekolah, guru, siswa dan pemerhati pendidikan, pemerintah, lebih peduli
pada pembelajaran matematika di Indonesia sehingga dapat memberikan
dampak yang positif bagi kemajuan pembelajaran matematika di
Indonesia.
10
DAFTAR PUSTAKA
11