Disusun oleh :
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan
yang layak untuk membangun bangsa merupakan kebutuhan mutlak yang harus di
Dengan mengucap puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan
karunia-Nya, serta tak lupa sholawat dan salam kepada junjungan Nabi besar
Muhammad SAW atas petunjuk dan risalah-Nya, yang telah membawa zaman
Jahiliyah ke zaman Islamiyah, dan atas doa restu dan dorongan dari berbagai
penyusunan makalah ini, oleh karena itu saya sangat menghargai akan saran dan
kritik untuk membangun makalah ini lebih baik lagi. Demikian yang dapat kami
sampaikan, semoga melalui makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita
semua.
I
Daftar Isi
Kata Pengantar .....................................................................................................I
Daftar Isi............................................................................................................. II
BAB I ................................................................................................................. 1
PENDAHULUAN ............................................................................................... 1
A. Latar Belakang ......................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..................................................................................................2
C. Tujuan Penulisan ...................................................................................................2
BAB II ................................................................................................................ 3
PEMBAHASAN .................................................................................................. 3
A. Peradaban Bangsa Yunani Kuno ..........................................................................3
B. Kepercayaan Bangsa Yunani Kuno ......................................................................3
C. Peradaban Awal...................................................................................................4
D. Perkembangan Bangsa Yunani Kuno ...................................................................6
E. Tokoh – Tokoh Filsafat Yunani ...........................................................................9
BAB Ⅲ ............................................................................................................. 12
PENUTUP ......................................................................................................... 12
A. Kesimpulan ....................................................................................................... 12
B. Saran ................................................................................................................. 13
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 14
II
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
Daerah Lereng pegunungan menghasilkan anggur, sedang kan di
lembah-lembah yang rendah menghasilkan gandum. karena tanahnya yang
kurang subur, penduduknya lebih mengandalkan hidupnya dari kegiatan di laut
dan berdagang. apalagi wilayah Yunani Kuno yang merupakan kepulauan
sehingga kehidupan penduduknya banyak bertumpu pada sumber daya laut.
mereka menguasai pelayaran di Laut Tengah dan membentuk koloni-koloni di
berbagai pulau sambil mengembangkan kebudayaan Yunani. dengan cara
tersebut kebudayaan Yunani tersebar kemana-mana.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Dewi Phallas Athena : Dewi kesenian, filsafat, pelindung kota.
Dewa Poseidon : Dewa Laut.
Dewa Ares : Dewa Perang.
Dewa Hermes : Dewa perdagangan.
Dewi Aphrodite : Dewi Percintaan.
Parthenon, kuil persembahan untuk dewi Athena, terletak di Akropolis
di kota Athena, adalah salah satu keunggulan budaya di peradabadan Yunani
Kuno.
Untuk menghormati dan memuja Dewa Zeus setiap empat tahun
sekali sejak tahun 776 SM diadakan pesta olahraga dan seni di bukit Olympia.
Disitu diadakan perlombaan berbagai cabang olahraga. Peserta olahraga dan
seni itu berasal dari seluruh wilayah Yunani Kuno, baik itu penduduk yang
ada di dalam negeri maupun penduduk Yunani Kuno yang berada di luar
negeri. Pesta olahraga yang semula berasal dari Yunani Kuno menjadi pesta
olahraga dunia dengan nama “Olympiade”.
C. Peradaban Awal
4
dengan negara-negara tetangga, seperti Mesir, Pulau Sicilia, Syria dan
AsiaKecil. Nama pelabuhan yang terkenalnya adalah Phaestus.
Bangsa Pulau Kreta sudah mengenal tulisan, ini dibuktikan dengan
penemuan tiga manuskrip. Huruf yang terdapat pada manuskrip-manuskrip
tersebut adalah pictograf, namun huruf tersebut masih sukar dibaca tetapi
88 simbol di antaranya sudah dapat diterjemahkan oleh Michael Ventris
pada 1953.
Kepercayaan yang dianut oleh masyarakat Pulau Kreta adalah
Polytheisme, sebagai dewa utama adalah Dewi Kesuburan atau Ibu
Agung. Ibu Agung memiliki bawahan yang bernama Velhanos, ia
digambarkan sebagai sosok seorang lelaki yang memiliki kekuatan luar
biasa dan disamakan dengan kekuatan banteng.
Sejarah peradaban Minos dibagi dalam tiga tahap, yaitu Minos
Kuno (3500-2300 SM), Minos Tengah (2300-1600 SM) dan Minos Akhir
(1600-1100 SM). Puncak kejayaannya terjadi pada 1700-1400 SM, secara
perlahan mengalami kemunduran akibat serbuan bangsa Achea ke Yunani
dan sering terjadinya bencana alam. Kebudayaan Minos melahirkan
kebudayaan-kebudayaan yang sangat berpengaruh terhadap Yunani, tidak
hanya itu kebudayaannya pun berkembang hingga ke Eropa dan menjadi
cikal-bakal peradaban selanjutnya.
2. Peradaban Pulau Mycenae
Selain ditemukannya kebudayaan Minos, para ahli menemukan
pula kebudayaan Pulau Mycenae. Penemuan kebudayaan tersebut
menunjukkan bahwa kebudayaan Mycenae mengalami kemajuan
bersamaan dengan kebudayaan Minos yang sedang mengalami
kemunduran. Awalnya Mycenae merupakan bagian dari kerajaan yang
berada di Pulau Kreta, namun Mycenae mulai memainkan peranan dalam
perdagangan dan kemudian bangkit menjadi besar.
Walaupun hidup dalam zaman yang sama dengan Pulau Kreta,
Mycenae memiliki kebudayaan yang berbeda, ini dapat dilihat pada bentuk
bangunannya yang lebih kokoh. Pada tahun 1981 dilakukan penggalian
bekas kebudayaan Mycenae dan ditemukan sisa-sisa kota berlapis
5
sembilan. Lapisan yang dimaksud adalah tingkatan-tingkatan tanah yang
ditandai dengan bentuk sisa-sisa kota berbeda di setiap tingkatnya. Pada
salah satu lapisan tersebut diperkirakan sebagai kota Troya seperti yang
diceritakan Homerus dalam buku Illyas.
6
Kepala pemerintahan sekaligus panglima militer adalah dua orang raja
dengan kekuasaan tak terbatas dan dilanjutkan secara turun menurun
kepada anaknya.
Ephor adalah dewan yang terdiri dari 5 orang, bertugas membantu
kepala pemerintahan. Pada kenyataanya Ephor yang menjadi kepala
pemerintahan yang sebenarnya.
Apella adalah dewan yang berganggotakan semua warga negara
Sparta.
Dewan Penatua adalah 28 anggota dewan yang sudah berusia 60 tahun
ke atas.
Masyarakat Sparta terbagi atas dua golongan. Golongan pertama
adalah bangsa Doria yang merupakan warga negara penuh. Golongan
kedua adalah bangsa yang ditaklukan yang tidak mempunyai hak apa-apa.
Sebagian rakyat Sparta hidup dari pertanian. Tanah pertanian itu
dikerjakan oleh para budak, sedangkan golongan militer hidup enak di
asrama.
2. Polis Athena
Polis Athena terletak di Semenanjung Attica. Kehidumpan masyarakat
Athena lebih demokratis dan hak perorangan dijamin oleh negara. Rakyat
Athena lebih menaruh perhatian terhadp seni, olahraga, ilmu pengetahuan,
filsafat, serta kemerdekaan berpikir dan berpendapat menjadi sikap hidup
yang kuat. karena factor tersebut, Athena tumbuh menjadi pusat
kebudayaan dan ilmu pengetahuan sehingga melahirkan filsuf besar seperti
Socrates, Plato dan Aristoteles.
a. Kehidupan Sosial Ekonomi
Masyarakat Athena lebih heterogen dan terbagi kedalam kelas-kelas
social yang nyata. Kelas atas terdiri atas kaum bangsawan, pejabat
negara, panglima perang, dan prajurit. Kalangan mene ngah terdiri
atas par ape ngusaha, pedagang dan pelaut. Perekonomian kelompok
ini cukup baik. Sementara itu, kelas bawah terdiri atas para petani,
perajin, buruh kasar, dan budak. Penghidupan mereka cukup berat
dengan nasib yang tidak menentu. Athena telah tumbuh menjadi pusat
7
perdagangan dan pelayaran terbesar di Laut Tengah yang berpengaruh
di wilayah itu dan Asia Kecil. Barang yang diperdagangkan berupa
anggur, gandum, minyak zaitun, kayu, logam, besi tembaga, emas,
perak, kerajinan tembikar dan para budak belian.
b. Sistem Pemerintahan
Semula bentuk pemerintahan Athena adalah aristrokratis. Kekuasaan
hanya dipegang oleh kaum bangsawan saja. Berkat perjuangan yang
gigih dari lapisan bawah, bentuk pemerintahan Athena akhirnya
berubah menjadi demokrasi. Solon dianggap berjasa dalam
meletakkan dasar-dasar pemerintahan demokrasi itu (tahun 600 SM).
Bentuk susunan pemerintahan polis Athena adalah sebagai berikut:
1. Kepala Pemerintahan dipe gang oleh Sembilan orang Archon
(Dewan Menteri) yang setiap tahun diganti. Setiap Archon
memimpin satu bidang tertentu sesuai kemampuannya masing-
masing.
2. Kekuasaan tertinggi dipegang Dewan Perwakilan Rakyat atau
Boule yang anggotanya terdiri atas orang-orang merdeka (bukan
Helot). Dewan ini bertugas sebagai ; a) mengangkat Archon, b)
meminta pertanggungjawaban para Archon, c) menindak Archon
yang berbuat kesalahan.
3. Bidang pertahanan dan keamanan dipegang oleh sepuluh orang
ahli siasat perang yang menguasai angkatan darat dan armada laut.
Dalam keadaan perang, para panglima ini lebih berkuasa daripada
Archon.
4. Bidang peradilan dipegang oleh Mahkamah Agung yang disebut
Aeropagus dan dibantu oleh Heliaca (peradilan rendah). Anggota
Aeropagus ini ada yang merangkap sebagai anggota Boule dan
mpernagh menjadi Archon.
8
E. Tokoh – Tokoh Filsafat Yunani
9
mengupayakan sifat umum dengan menyebutkan ciri yang
disetujui,kemudian menyisihkan ciri khusus yang tidak disetujui.
Orang sofis beranggapan bahwa semua pengetahuan adalah relatif
kebenarannya,tidak ada pengetahuan yang bersifat umum.Dengan definisi
itu Socrates dapat membuktikan kepada orang-orang sofis bahwa
pengetahuan yang umum itu ada,yaitu definisi.Jadi,orang sofis tidak
seluruhnya benar,yang benar sebagian pengetahuan bersifat umum dan
sebagian bersifat khusus,yang khusus itulah pengetahuan yang
kebenarannya relative.Dengan mengajukan definisi itu Socrates telah
dapat menghentikan laju dominasi relativisme kaum sofis,dan orang
Athena mulai kembali memegang kaidah sains dan aqidah agama mereka.
2. Plato (427-346 SM)
Sumbangsih Plato yang terpenting adalah pandangannya mengenai
ide. Pandangan Plato terhadap ide-ide dipengaruhi oleh pandangan
Sokrates tentang definisi. Idea yang dimaksud oleh Plato bukanlah ide
yang dimaksud oleh orang modern. Orang-orang modern berpendapat ide
adalah gagasan atau tanggapan yang ada di dalam pemikiran saja.
10
pengetahuan yang dikembangkannya terasa lebih merupakan penjelasan
dari hal-hal yang masuk akal (common-sense explanation), banyak teori-
teorinya yang bertahan bahkan hampir selama dua ribu tahun lamanya. Hal
ini terjadi karena teori-teori tersebut karena dianggap masuk akal dan
sesuai dengan pemikiran masyarakat pada umumnya, meskipun kemudian
ternyata bahwa teori-teori tersebut salah total karena didasarkan pada
asumsi-asumsi yang keliru. Dapat dikatakan bahwa pemikiran Aristoteles
sangat berpengaruh pada pemikiran Barat dan pemikiran keagamaan lain
pada umumnya. Penyelarasan pemikiran Aristoteles dengan teologi
Kristiani dilakukan oleh Santo Thomas Aquinas pada abad ke-13, dengan
teologi Yahudi oleh Maimonides (11351204), dan dengan teologi Islam
oleh Ibnu Rusyid (11261198).
11
BAB Ⅲ
PENUTUP
A. Kesimpulan
12
cukup panjang antara kehadiran satu rasul dengan rasul berikutnya.Dalam
tinjauan sejarah peradaban manusia, peradaban Yunani menjadi pelopor
dalam eksplorasi kemampuan akal manusia untuk mencapai kebenaran.
Dengan demikian, sebelum Islam yang dibawakan oleh Nabi Muhammad
saw hadir di tengah-tengah umat manusia, sesungguhnya kehidupan
manusia di belahan dunia tertentu memiliki peradaban yang tinggi dan
kelak menjadi inspirasi dalam pembumian ajaran Islam yang totalitas oleh
rasul terakhir-Nya, Muhammad saw beserta para pengikut beliau.
B. Saran
13
DAFTAR PUSTAKA
Ala, Maryam Ambo. Diktat Filsafat Islam. Ujung pandang: Unismuh, 1993.
Ali, Yunasril. Perkembangan Pemikiran Falsafi Dalam Islam. Cet. I; Jakarta:
Bumi Aksara, 1991.
Dasoki, Thawil Akhyar. Sebuah Kompilasi Filsafat Islam. Cet. I; Semarang: Dina
Utama, 1993.
Hanafi, Ahmad. Pengantar Filsafat Islam. Cet. V; Jakarta: Bulan Bintang, 1991
Nasution, Harun. Islam Rasional. Gagasan dan Pemikiran). Bandung: Mizan,
2001.
Pringgodigdo, Ag. 1991. Ensiklopedia Umum. Yogyakarta: Kanisius
Poerwantana dan A. Ahmad, Seluk Beluk Filsafat Islam. Cet. III; Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya, 1993.
Qadir, C. A. Filsafat dan Ilmu Pengetahuan Dalam Islam. Edisi II, Jakarta:
Yayasan Obor Indonesia, 1991.
14