Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH SEJARAH PEMINATAN

PERADAPAN MESOPOTAMIA

DISUSUN OLEH

KELAS X IPS 4

KELOMPOK 4:

1. RENIKE AMELIA PUTRI


2. GITA GUTAWA
3. FRENCISCA YULIA PUTRI
4. JULIA AMANDA
5. BAYU MULYADI
6. MUHAMMAD RAFLY
7. ALDO SAPUTRA
8. ALPIS SYAIR

SMA NEGERI 1 2X11 ENAM LINGKUNG


KAB. PADANG PARIAMAN
TAHUN AJARAN 2022/2023
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang,
Kami ucapkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan
Makalah Sejarah peminatan yang berjudul "PERADABAN MESOPOTAMIA"
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berpartisipasi
dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu
dengan segala kekurangan dalam makalah ini kami menerima segala saran dan kritik
dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat
maupun inpirasi terhadap pembaca.

Sicincin, 3Januari 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................................................................ii
DAFTAR ISI........................................................................................................................................iii
BAB I....................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.................................................................................................................................1
A. LATAR BELAKANG...............................................................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH...........................................................................................................1
C. TUJUAN...................................................................................................................................1
BAB II...................................................................................................................................................2
PEMBAHASAN...................................................................................................................................2
A. PENGERTIAN PERADABAN.................................................................................................2
B . PERADABAN MESOPOTAMIA (5000-330 SM)...................................................................2
BAB III................................................................................................................................................15
PENUTUP...........................................................................................................................................15
A. KESIMPULAN.......................................................................................................................15
B. SARAN...................................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................16

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Kebanyakan dari kita menganggap bahwa peradaban kita yang modern dengan
kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologinya lebih maju daripada peradaban
kuno.Namun, bukankah peradaban modern sekarang ini merupakan perkembangan
dari peradaban sebelumnya. Bukankah peradaban Eropa sekarang tidak terlepas dari
perkembangan ilmu pengetahuan peradaban Yunani kuno dan Romawi kuno. Ilmu
pengetahuan Yunani kuno dan Romawi kuno dapat maju berkat interaksi dengan
peradaban kuno di wilayah lainnya.
Saat membahas peradaban awal dunia, tentu tak bisa lepas dari negara atau
bangsa yang ada di Asia, Mesir Eropa dan Amerika titik biar makin paham mari kita
bahas lebih jauh bangsa dan negara mana saja yang berpengaruh besar pada awal
peradaban di dunia.

B. RUMUSAN MASALAH

Adapun rumusan masalah yang kelompok kemukakan berdasarkan latar belakang di


atas adalah:
1. Apa pengertian peradaban?
2. Apa saja peradaban peradaban tersebut?
3. Bagaimana kondisi geografis dan lingkungan alam pada peradaban tersebut?
4. Bagaimana kehidupan sosial dan struktur masyarakat pada peradaban tersebut?

C. TUJUAN
1. Untuk memenuhi tugas pada pelajaran sejarah peminatan
2. Untuk mengetahui apa itu peradaban
3. Untuk mengetahui kondisi dan perkembangan pada peradaban awal dunia

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN PERADABAN

Peradaban berasal dari bahasa latin, yaitu civitas yang artinya "kota". Dalam
bahasa Inggris, diistilahkan dengan Civilization. Suatu peradaban dimulai ketika
orang-orang telah menetap dan membentuk kelompok yang besar. Peradaban awal
atau kuno adalah sebutan untuk suatu tingkat kebudayaan yang sudah tinggi dari
bangsa-bangsa yang ada di dunia pada masa sebelum Masehi. Tingginya tingkat
kebudayaan dapat diukur dari benda-benda hasil kebudayaan dari masyarakat
tersebut. Masyarakat telah memiliki kehidupan sosial yang teratur lebih dari yang
dimiliki bangsa-bangsa lain dalam kurun waktu yang sama. Pada umumnya, pusat-
pusat peradaban kuno dunia tumbuh dan berkembang di lembah lembah tepian sungai.
Hal ini karena sungai merupakan prasarana bagi masyarakat saat itu untuk dapat
berhubungan atau berinteraksi dengan masyarakat lainnya. Selain itu peran sungai
sebagai sumber air sangat vital bagi kehidupan masyarakat. Beberapa peradaban maju
di Asia-Afrika yang tidak terlepas dari peran sungai adalah peradaban sungai indus,
sungai Nil, dan sungai Hwang ho.
Lembah lembah sungai dan tepian pantai ini semakin lama semakin ramai. Lalu
tumbuh dan berkembanglah kota-kota kuno untuk yang pertama kalinya. Kota-kota
kuno tersebut banyak tersimpan informasi dan catatan penting tentang kemajuan
masyarakatnya. Peradaban memiliki ciri-ciri, yakni memiliki tata kata dan fasilitas
yang menunjang kehidupan masyarakatnya.

B. PERADABAN MESOPOTAMIA (5000-330 SM)

1. Kondisi Geografis dan Lingkungan Alam


Peradaban Mesopotamia berkembang di tanah pertanian yang subur diantara
dua aliran sungai yang besar, Eufrat dan Tigris di wilayah Asia barat dengan
daerah yang kini menjadi republik Irak (dan sebagian wilayah Suriah dan Iran).
Dalam bahasa Yunani kata Mesopotamia berasal dari kata mesos yang artinya

2
'tengah' atau 'diantara', dan potamos yang berarti 'sungai'. Dengan demikian,
secara harfiah Mesopotamia berarti 'di antara sungai-sungai'
Mesopotamia diyakini sebagai pusat peradaban kuno tertua di dunia. Bangsa
sumeria merupakan bangsa yang pertama kali mendiami Mesopotamia. Sekitar
tahun 3000SM, mereka telah berhasil membangun 12 kota utama, diantaranya Ur,
Uruk, kish, Lagash, dan nippur.
Sungai Tigris yang panjangnya mencapai 2045 km dan sungai Eufrat dengan
panjang 2815 km membentuk daerah pertanian yang subur, membentang dari laut
tengah sampai ke teluk Persia. Oleh karena itu daerah Mesopotamia sering
dijuluki dengan istilah daerah bulan sabit yang subur (the fertile crescent)
Selain subur, secara geografis, daerah Mesopotamia merupakan wilayah yang
terbuka. Tidak ada bentang alam yang dapat melindungi daerah ini dari
pendudukan dan invasi bangsa-bangsa lain. Oleh karena itu, untuk melindungi diri
dari serbuan bangsa-bangsa lain, penduduk awal Mesopotamia, yaitu bangsa
sumeria, membangun benteng yang di luarnya diberi parit-parit lebar yang dialiri
air.
Kendati demikian, secara mencatat benteng-benteng buatan itu tetap tidak
dapat mencegah invasi berbagai bangsa asing yang silih berganti menguasai
wilayah ini, berturut-turut Akkadia, Guti, Elam, Amori, Asyur (Asiria), Khaldea,
Persia, dan Makedonia (Yunani). Setiap penguasa mendirikan kota-kota terkenal,
diantaranya babilon (oleh bangsa Amori), Niniwe(oleh bangsa Asyur), dan
Seleukia (oleh negara kota Macedonia di Yunani).
Di sini, sekitar 5000 tahun yang lalu, manusia pertama kali mengembangkan
sistem penulisan. Di sini juga kota-kota pertama di dunia dibangun. pengenalan
sistem penulisan oleh bangsa sumeria disebut-sebut sebagai kontribusi terpenting
peradaban Mesopotamia terhadap dunia. Itulah sebabnya daerah yang dikenal
dengan tanahnya yang subur ini disebut-sebut sebagai asal muasal peradaban (the
cradle of Civilization).

2. Kondisi sosial-politik
a. Bangsa sumeria (±5300–2300SM)
Bangsa sumeria adalah bangsa merintis peradaban Mesopotamia dan
merupakan penduduk asli daerah Mesopotamia. Bangsa sumeria datang dari
Asia kecil, wilayah Turki sekarang—sumber lain mengatakan dari Persia—
3
yang masuk ke Mesopotamia melalui Iran sejak sekitar tahun 5300 SM. Angka
tahun ini menunjukkan periode pra-dinasti, yang dikenal dengan sebutan
Periode Ubaid dalam sejarah Sumeria.
Sejak Periode Uruk (±4000·3100 SM) dan Periode Jemdet Nasr (±3100–
2900 SM), bangsa sumeria sudah mengenal dan mengembangkan tulisan
kuneiform. Pada PeriodeJemdet Nasr, bangsa sumeria sudah mulai mengenal
pemerintahan semi kerajaan. Ubaid, Uruk, dan Jemdet Nasr adalah nama kota
dan situs di Irak sekarang, tempat ditemukannya hasil-hasil budaya
peninggalan bangsa Sumeria.
Dari hasil-hasil temuan itu, para ahli umumnya menyebut tahun 3500 SM
sebagai awal dari peradaban Sumeria, Selain itu, diakui bahwa peradaban
Mesopotamia adalah peradaban Sumeria itu sendiri. Alasannya peradaban
Mesopotamia sebagian besar dibentuk oleh bangsa Sumeria. Bangsa-bangsa
lain yang daang sesudahnya hanya meneruskan dan memperkaya peradaban
yang telah dibentuk bangsa Sumeria.
Kendati sebagian besar bertani, penduduk Sumeria juga gambabeternak
dan menjadi nelayan. Ternak-ternak mereka konon digembalakan sampai ke
perbatasan Turki di utara dan ke Pegunungan Zagros (wilayah Iran sekarang)
di selatan.
Periode berikutnya adalah Periode Uruk (+4000-3100 SM).Periode ini
ditandai dengan munculnya kehidupan urban (kota) di Mesopotamia dalam
bentuk munculnya negara-negara kota dan organisasi pemerintahan. Hal ini di
antaranya ditunjukkan dengan adanya mangkuk tanah liat yang diproduksi
massal. Penggunaan cap silinder telah dikenal sejak periode ini. Di akhir
periode ini, muncul bentuk-bentuk awal huruf kuneiform atau huruf paku
berwujud gambar (piktograf).
Pada Periode Jemdet Nasr (+3100-2900 SM), bangsa Sumeria membuat
tembikar berglasir monokrom dan polikrom. Selain geometris, desainnya
figuratif dengan menampilkan gambar pohon dan binatang, seperti burung,
ikan, kambing, kalajengking, dan ular. Kendati demikian, jumlah tembikar
bermotif ini sedikit atau huruf sekali dan hanya ditemukan pada bangunan-
bangunan besar yang terletak di pusat permukiman. Hal ini menunjukkan
tembikar-tembikar jenis ini kemungkinan besar hanya dimiliki orang-orang
yang berstatus tinggi. Huruf-huruf kuneiform semakin berbentuk dan
4
mengalami sejumlah perubahan penting, alaya terdiri dari piktograf-piktograf
(tulisan berbentuk gambar), kemudian digunakan desain yang lebih sederhana
dan abstrak.
Pada sekitar ±2600 SM, negara-kota, seperti Kish, Ur, Uruk, Lagash, dan
Nippur, paling menonjol di antara negara-negara kota yang lainnya. Penguasa
dari negara-negara kota penting ini juga saling berebut pengaruh (hegemoni)
dan berambisi menjadi penguasa seluruh negara-kota di Sumeria. Jadi,
penguasa yang merasa diri paling kuat berusaha memerangi dan menguasai
negara- yang negara kota yang diyakininya lebih lemah. Itulah melahirkan
dinasti awal Sumeria yakni penguasa negara-kota yang menang menjadi raja
dan menjadikan negara-negara kota yang kalah menjadi bawahannya.
Perlahan-lahan, sistem pemerintahan kerajaan pun terbentuk. Raja-raja dari
berbagai negara-kota ini silih berganti memerintah Sumeria sampai akhirnya
pada masa pemerintahan Raja Lugal-Zage-Si dari Uruk (memerintah +2350-
2330 SM), Sumeria dikuasai oleh bangsa Akkadia di bawah Raja Sargon
Agung yang memerintah Sumeria +2330-2275 SM.

b. Bangsa Akkadia (±2330–2215 SM)


Bangsa ini bukan termasuk rumpun bangsa sumeria juga tidak ada
informasi yang pasti tentang asal-usulnya. Namun, yang pasti bangsa ini
merupakan anggota rumpun bangsa semit dan memakai bahasa sendiri yaitu
bahasa semit atau bahasa Akkadia.
Konon, awalnya bangsa ini merupakan bangsa nomad di padang pasir di
bagian utara Mesopotamia, kemudian menetap di selatan Sumeria yang sudah
mapan dan membangun kerajaannya sendiri.
Raja Sargon Agung—"Sargon" berasal dari kata bahasa Akkadia sarru-
ken yang berarti 'raja yang benar' berhasil menaklukkan Sumeria, saat itu
dipimpin oleh Raja Lugal-Zage- Si dari Uruk, pada sekitar tahun 2200 SM.
Besar kemungkinan pada masa-masa sebelumnya, Akkadia termasuk bagian
dari wilayah kekuasaan Sumeria. Sekitar kurun waktu yang sama, berkembang
negara-kota atau Kerajaan Asyur dari suku bangsa Semit di utara
Mesopotamia.
Raja Sargon dari Akkadia memperluas wilayah kekuasaan melampaui
Mesopotamia selatan, termasuk menguasai Kerajaan Asyur di wilayah utara
5
Mesopotamia. Ia melanjutkan pembangunan di Sumeria secara lebih besar dan
lebih kuat lagi, menancapkan pengaruhnya di wilayah-wilayah di luar
Mesopotamia.
Antropolog Inggris Gwendolyn Leick menulis, "Menurut prasasti-prasasti
yang dibuatnya sendiri, Sargon memperluas kekuasaan melampaui
Mesopotamia (selatan dan utara) serta menguasai akses ke rute-rute
perdagangan utama, baik darat maupun laut." Di bawah kekuasaannya,
Mesopotamia mengalami kestabilan. Hal tersebut memungkinkan
berkembangnya seti sara, sains, irigasi dan pertanian, infrastruktur jalan,
perdagangan lintas wilayah, serta agama.
Sargon memerintah selama 55 tahun, lalu digantikan putranya Rimush
(memerintah ±2275–2264 SM). Ia meneruskan kebijakan ayahnya. Pada saat
Rimush berkuasa, sempat terjadi pemberontakan dari negara-kota Elam, tetapi
Rimush berhasil mengatasinya. Ia memerintah selama 9 tahun dan digantikan
oleh saudaranya Manishtusu .
Pada masa pemerintahan Manishtusu, kegiatan perdagangan meningkat.
Manishtusu dikenal sebagai raja yang memerintahkan pembangunan proyek-
proyek besar termasuk mendirikan bangunan megah dengan arsitektur yang
indah, yaitu kuil ishtar di Niniwe. Iya juga melakukan serangkaian reformasi,
seperti reformasi agraria, yaitu berupa pembagian tanah.

c. Bangsa Guti (±2115–2050 SM) dan bangsa Elam


Dokumen daftarraja sumeria menuliskan bangsa Guti pertama-tama
menaklukkan raja Ur-Utu dari kerajaan Uruk, bagian atau bawahan kerajaan
Akkadia. Lalu pada tahun 2115 SM, Guti menghancurkan Akkadia.
Meski menghancurkan Akkdia, bangsa Guti tidak mengganggu negara-
negara kota Sumeria. Diantara negara-negara kota yang didirikan berkembang,
Lagash lebih menonjol, di bawah rajanya yang terkenal Gudea. Lagash
mengalami kemajuan di bidang seni, terlihat dari banyaknya peninggalan
arkeologis dari negara kota ini. Selain ikut mengusir bangsa guci dan
kemudian menaklukkan Uruk, pencapaian penting lain Ur-Nammu adalah
membuat undang-undang Ur-Nammu, membangun beberapa zigurat salah
satunya zigurat Agung Ur, serta menghidupkan kembali penggunaan bahasa

6
dan identitas sumeria yang nyaris punah akibat tergerus pengaruh budaya
bangsa semit.
Undang-undang Ur- Nammu dianggap maju pada zamannya karena
terdapat denda atau ganti rugi untuk kerusakan, sedangkan undang-undang
Hammurabi (Babilonia) menganut asas Lex Talionis (mata ganti mata).

d. Bangsa Amori (±1900-an–1500-an SM)


Peradaban bangsa Amori dimulai sekitar tahun 1894 SM, ketika salah
seorang dari anggota suku bangsanya bernama Samuabum mengembangkan
Kota Babilon, atau biasa disebut Babel, di Mesopotamia. Menurut
Encyclopedia Britannica, Kota Babilon sudah ada pada masa Sumero-
Akkadia, tetapi Sumuabumlah yang mengembangkannya menjadi kota yang
besar dan megah.
Di bawah Raja Hammurabbi (memerintah 11792-1750 SM), Babilon atau
Babilonia—para sejarawan lazim menyebutnya dengan Babilonia Lama untuk
membedakannya dengan Babilonia Baru kelak pada masa Dinasti Khaldea—
mencapai puncak kejayaannya.
Hammburabbi juga dikenal cakap dalam urusan birokrasi. la menetapkan
pajak dan memberlakukan pemerintahan yang terpusat. Pada masa
Hammburabbi pula, nama Babilonia menjadi semacam sebutan pengganti
untuk wilayah Mesopotamia. Walaupun banyak menaklukkan kerajaan-
kerajaan lain,. Hammurabbi lebih dikenal karena pada masa pemerintahannya
dibuat kode atau hukum tertulis yang disebut Piagam Hammurabi (Codex
Hammurabi).
Sepeninggal Hammurabi, wilayah Babilonia mendapat ancaman terus-
menerus dari bangsa Het (Hittites) dari Asia Kecil serta bangsa Kasssit, suku
di Pegunungan Zagros di Persia. Bangsa Het akhirnya berhasil menduduki
Kerajaan Babilonia sekitar tahun 1531 SM. Bangsa ini kemudian ditaklukkan
oleh bangsa Kassit, yang berkuasa di sana selama 1300 tahun setelahnya
(+1531-1200-an SM), dan mengganti nama Babilonia dengan nama
Karanduniash. Bangsa Kassit mengadopsi sebagian dari budaya Babilonia,
termasuk hukum Hammurabbi-nya.
Namun, kekuasaan Kassit terus-menerus mendapat ancaman dari bangsa
Elam serta bangsa Asyur. Keduanya berebut dominasi di Babilonia yang
7
akhirnya dimenangkan oleh Asyur Raja Asyur Tukulti-Ninurta I menduduki
takhta Babilon pada tahun 1235 SM, sekaligus sekali lagi mengembalikan
takhta Mesopotamia ke penguasa pribuminya Asyur termasuk bangsa pribumi
Mesopotamia sebab telah lama mendiami bagian utara Mesopotamia.

e. Bangsa Asyur (±1235 SM–698 SM)


Kemungkinan besar kerajaan bersuku bangsa sangat tinggi telah
berkembang tidak lama setelah dinasti awal sumeria terbentuk. Asyur
membentuk dinasti sendiri yang terlepas dari Sumeria. Saat sargon agung dari
Akkadia menguasai sumeria, kerajaan Asyur juga ikut dikuasai. Sargon II
banyak terlibat perang dengan kerajaan- kerajaan di Babilonia, di antaranya
yang paling terkenal adalah dengan Raja Marduk-apla-iddina Il dari suku
bangsa Khaldea.
Sargon II digantikan putranya bernama Sanherib (705-681 SM), seorang
raja yang terkenal karena kekejamannya. Di bawah Sanherib, Asyur bahkan
dapat menguasai wilayah Yudea dan Samaria, dua wilayah Israel Kuno.
Bersamaan dengan dikuasainya wilayah-wilayah ini, semua jalur perdagangan
pun dikuasai.
Raja-raja Asyur merupakan penguasa yang bersifat absolut. Pemerintahan
sangat terpusat serta tidak menolerir pelanggaran- pelanggaran terhadap
keutuhan negara.
Penguasa terakhir Asyur adalah Raja Assurbanipal.Pada masa
pemerintahan Raja Assurbanipal, sebuah perpustakaan besar di ibu kota
Niniwe dibangun. Pasca Assurbanipal, Asyur terpecah-pecah dan tercerai-
berai akibat perebutan kekuasaan di kalangan internal istana. Hal ini
memudahkan bangsa Khaldea, di bawah pimpinan rajanya, Nabopalassar,
menaklukkan Niniwe antara tahun 620 sampai 605 SM. Setelah itu, penguasa
Asyur di bawah pimpinan Ashur-uballit II dan para pengikutnya menyingkir
ke Harran (Turki sekarang), sebuah kota yang sebelum ditaklukkan bangsa
Het pada sekitar tahun 1800 SM pernah menjadi kota utama bangsa Asyur.

f. Bangsa Khaldea (±605–539 SM)


Di bawah bangsa Khaldea, Kerajaan Babilonia ditegakkan kembali,
dengan nama Babilonia Baru. Di bawah putranya, Nebukadnezar II (+604-561
8
SM), Babilonia mencapai puncak kejayaan dengan menguasai seluruh wilayah
Mesopotamia termasuk Mesopotamia utara yang menjadi wilayah kekuasaan
Asyur.
Nebukadnezar II atau Nebukadnezar Agung adalah raja termasyhur
Babilonia Baru. Ia menaklukkan Yudea dan Yerusalem pada tahun 587 SM,
serta membuang orang-orang Yahudi ke pengasingan. Raja inilah yang
membangun dasar-dasar Kerajaan Babilonia Baru.

la juga terkenal karena ekspedisi militer ke berbagai wilayah, seperti


Suriah dan Phoenicia (Lebanon sekarang), memaksa kota-kota, seperti
Damaskus, Tyrus, dan Sidon, tunduk.
Setelah itu, ia mulai memusatkan perhatian pada usaha-usaha
mempertahankan wilayah kekuasaan dan melakukan berbagai proyek
pembangunan yang mengesankan. Iya membangun kembali kota-kota besar di
Babilonia dengan megah.
Raja-raja setelah Nebukadnezar berturut-turut adalah Amel- Marduk,
Neriglissar, Labashi-Marduk (556 SM), dan Nabonidus. pun jatuh ke tangan
Nabonidus adalah raja terakhir Babilonia. Pada tahun 539 SM, Babilonia
diserang oleh Cyrus Agung (Koresh Agung), raja dari Kekaisaran Achaemenid
dari Persia (Iran sekarang). Babilonia Persia.
Konon, kejatuhan Babilonia yang begitu mudah karena didukung
ketidakpuasan warga Babilonia sendiri atas kepemimpinan Nabonidus. Selain
itu, orang-orang Yahudi telah lama menginginkan kembali ke tempat asalnya
di Yudea (Israel). Hal ini membuat sebagian dari mereka berada kepada Persia
saat penyerangan terhadap Babilon.

g. Bangsa Persia (539–330 SM) dan Yunani (330–323 SM)


Cyrus Agung membangun Kekaisaran Persia dengan membagi- bagi
wilayahnya dalam satrapi (provinsi). Cyrus digantikan oleh Darius I (521-486
SM). Darius banyak melakukan perbaikan dalam pemerintahan, seperti
membangun jalan raya besar dari Susa (Iran) sampai ke Efesus (Turki)
sepanjang 2400 km. Kekuasaan Persia atas Babilonia runtuh di bawah
pemerintahan Darius III (336-330 SM). Dalam tiga pertempuran melawan
Alexander Agung dari Kerajaan Makedonia (Yunani), Persia takluk. Seluruh
9
wilayah kekuasaan Persia, termasuk Babilonia, menjadi bagian dari Yunani.
Alexander Agung membangun kota baru bernama Seleukia (sekitar Baghdad
sekarang).
Setelah menguasai Persia, Alexander mengambil gelar Shahanshah, yang
berarti raja dari Segala Raja, serta mengadopsi beberapa adat- istiadat dan
kebiasaan Persia. Adat-istiadat dan kebiasaan Persia paling terkenal adalah
proskynesis, yaitu adat mencium tangan secara simbolis atau sujud di tanah,
biasa dilakukan orang Persia di depan atasan mereka. Konon, orang Yunani
menganggap gerakan tersebut hanya boleh dilakukan kepada dewa. Dengan
demikian, tindakan Alexander memberi kesan ia mendewakan dirinya, sesuatu
yang membuat banyak pengikutnya dari Yunani tidak bersimpati padanya.
Alexander akhirnya meninggalkan kebiasaan tersebut.
Salah satu kebijakan terkenal Alexander adalah helenisasi, yaitu
penyebaran dan penanaman kebudayaan Yunani, seperti bahasa, seni,
arsitektur, gaya hidup, pandangan hidup Yunani, ke seluruh daerah
taklukannya. Hasilnya adalah adanya perpaduan budaya Yunani dengan
budaya-budaya taklukannya, seperti Mesir dan Persia, yang disebut peradaban
helenistik.

3. Kehidupan sosial dan struktur masyarakat Mesopotamia

a. Imam raja dan bawahannya serta para bangsawan


Golongan ini berada di bagian teratas dalam lapisan sosial masyarakat
Mesopotamia. Imam-raja sebagai penguasa sekuler dan religius, bangsawan
dan imam bertanggung jawab terhadap pembangunan, organisasi
pemerintahan, dan pemeliharaan sistem irigasi. Imam-raja lazim disebut
dengan en, lugal, atau ensi, dan dipandang sebagai wakil dari dewa pelindung
kota. Ia tinggal di kuil yang berfungsi sebagai tempat ibadah sekaligus pusat
kekuasaan politik. Di sekitar kuil, dibangun pusat-pusat keagamaan,
pemerintahan, perdagangan yang dalam perkembangannya melahirkan negara-
kota. Imam-raja Sumeria berhak menarik pajak, biasanya dalam bentuk
barang, yang kemudian digunakan untuk menunjang organisasi pemerintahan
dan keagamaan. Kelak, model imam-raja ini digantikan dengan pemerintahan
monarki pada periode Akkadia (+2340-2150 SM).
10
b. Pedagang dan pengrajin
Golongan yang masuk kelas menengah ini adalah kelompok yang kuat
dan relatif mandiri dalam kegiatan perdagangan. Mereka memiliki kebebasan
untuk mengambil inisiatif dalam kegiatan perdagangan tanpa diawasi imam-
raja ataupun bangsawan.
c. Petani, peternak, nelayan, dan pemburu
Di bawah golongan pedagang dan pengrajin adalah petani, peternak,
nelayan, dan pemburu. Tidak seperti dua golongan sebelumnya, mereka
tinggal di pinggiran-pinggiran kota, dan dianggap kelas bawah. Mereka
bertanggung jawab atas tersedianya pasokan makanan bagi negara-kota.
Meskipun umumnya miskin, mereka termasuk warga negara yang bebas.
d. Budak
Di kelas paling dasar dalam hierarki masyarakat adalah para budak.
Mereka sebagian besar merupakan bekas tawanan perang. Budak dapat
diperjualbelikan, tetapi tetap diizinkan menikah dan membentuk keluarga.

4. Sistem kepercayaan dan religi

Agama di Mesopotamia, seperti halnya agama-agama kuno lainnya, dicirikan oleh


berbagai hal berikut.
 Totemisme, yaitu kepercayaan bahwa sebuah objek binatang, atau tumbuhan
(Totem) memiliki makna spiritual bagi sekelompok orang.
 Antropomorfisme, sistem menghubungkan karakteristik-karakteristik khas
manusia ke makhluk-makhluk non manusia.
 Politeisme, yaitu kepercayaan dan penyembahan terhadap banyak dewa.
 Adanya negara agama.
 Kepercayaan akan adanya kehidupan setelah kematian.
 Penyembahan terhadap para pemimpin negara, penguasa, atau imam karena
diyakini sebagai perwujudan dewa tertentu.
Kepercayaan terhadap dewa pelindung ini tidak hanya dilakukan oleh suku bangsa
Sumeria, tetapi juga oleh bangsa Akkadia, Babi- lonia, dan Asyur, dewa-dewa
tersebut antara lain sebagai berikut.
 Sin (atau Nanna), dewa bulan, pelindung Negara-kota Ur.

11
 Enlil (dewa angin), dewa angin, salah satu dari tiga dewa, yaitu "Anu, Ea, dan
Enlil", pelindung Negara-kota Nippur.
 Anu, dewa langit, pelindung Negara-kota Uruk.
 Ninurta, dewa petir dan badai, pelindung Negara-kota Lagash.
 Utu, dewa matahari dan keadilan, pelindung Negara-kota Larsa.
 Marduk, mula-mula dewa badai, kemudian menjadi dewa utama Negara-kota
Babilon dan menjadi dewa bangsa Babilonia.
 Ashur, dewa utama Negara-kota Asyur.

5. Hasil-hasil budaya dan peradaban Mesopotamia

a. Tulisan kuneiform
Mesopotamia dikenal karena menemukan sistem penulisan di atas
lempengan tanah liat yang disebut kuneiform atau huruf paku. Oleh karena
itulah, Mesopotamia disebut sebagai pusat peradaban. Sistem tulisan tertua
dalam bentuk huruf bergambar ini ditemukan sekitar tahun 3300 SM.
Teks tertulis dalam kuneiform terdiri atas madah atau himne, doa,
mantera magis, surat-surat dan transaksi bisnis pribadi, hukum, teks-teks
ilmiah, seperti matematika, astronomi, astrologi dan obatan-obatan, serta
sastra dan puisi, seperti Epos Gilgamesh yang terkenal itu.
Meski demikian, penulisan dan pembacaan terhadap tulisan kuneiform
umumnya hanya dilakukan para juru tulis. Kekuasaan dan pengaruh mereka
sangat besar pada masyarakat Mesopotamia awal yang sebagian besar belum
mengenal tulisan. Tulisan kuneiform menyebar ke seluruh wilayah Timur
Tengah selama 2.000 tahun berikutnya, tetapi dengan perubahan-perubahan
yang disesuaikan dengan bahasa serta budaya setempat.

b. Seni dan arsitektur


Pada masa munculnya tulisan kuneiform Sumeria, muncul juga apa yang
disebut cap silinder, yaitu silinder yang dipahat dengan berbagai gambar, teks,
dan terkadang cerita bergambar yang digunakan sebagai lambang, tanda
tangan, atau pesan tertentu. Jejak silinder ini dapat dilihat di permukaan

12
benda- benda peninggalan Sumeria, seperti tembikar, pintu, lempengan tanah
liat, dan batu bata.
Karya seni dan arsitektur Asyur berkembang lebih maju lagi pada masa
pemerintahan Ashurnasirpal II (883-859 SM). Diketahui bahwa Istana
Ashurnasirpal II memiliki tiga alun-alun. Benteng-benteng istana didekorasi
dengan relief-relief bergambar yang memperlihatkan raja tengah melakukan
ekspedisi militer, berburu, dan lain-lain.
Pada masa pemerintahan Raja Sanherib (704-681 SM), dibangun istana di
Niniwe. Sanherib menamakan istana yang dibangunnya di Niniwe sebagai
"istana tanpa saingan". Ukiran-ukiran relief pada istana Sanherib digambarkan
sebagai puncak seni ukir relief zaman Asyur. Kelak Raja Ashurbanipal
menyempurnakan dan melengkapi istana ini dengan perpustakaan, yang
kemudian disebut Perpustakaan Ashurbanipal. Perpustakaan ini di antaranya
berisi ribuan lempeng tanah liat yang memberikan informasi berharga tentang
sejarah Asyur, Sumeria, Akkadia, dan Babilonia.
Di bawah kekuasaan bangsa Khaldea atau Babilonia Baru, terutama di
bawah raja terkenalnya Nebukadnezar, Mesopotamia kaya dengan bangunan-
bangunan megah. Tiga bangunan yang terkenal, yaitu Zigurat Etemenanki,
Gerbang Ishtar, dan Taman Gantung Babilonia. Taman Gantung Babilonia
sebenarnya tidaklah betul-betul "tergantung" seperti terikat dengan tali.
Namanya berasal dari terjemahan bahasa Yunani Kremastos atau bahasa Latin
pensilis, yang bermaksud bukan hanya "tergantung", tetapi "anjung," seperti
terletak di atas beranda atau suatu teras.

c. Ilmu pengetahuan dan teknologi


Orang- orang Mesopotamia menggunakan sistem bilangan seksagesimal
(basis 60) dan keempat operasi matematika (tambah, kurang, kali, dan bagi).
Lempengan-lempengan tanah liat di Perpustakaan Ashurbanipal mencakup
persamaan kuadrat, persamaan kubik, dan pecahan. Pengetahuan dalam
geometri kemungkinan besar mencakup aturan-aturan umum mengukur luas
dan volume.
Sistem bilangan seksagesimal juga digunakan dalam pengukuran waktu,
seperti 1 tahun dibagi dalam 12 bulan, 1 bulan dalam 30 hari, 1 hari dalam 2 x
12 jam, 1 jam dalam 60 menit, dan 1 menit dalam 60 detik. Selain itu, mereka
13
membagi lingkaran ke dalam 360 derajat dengan 1 derajat sama dengan 60
menit. Para imam mengamati serta mencatat fenomena benda- benda langit
dari kuil yang juga berfungsi sebagai semacam ruangan obervatorium.
Selanjutnya, para imam menyusun peta- peta benda langit serta peralatan-
peralatan untuk menghitung garis edarnya. Orang-orang Babilonia sudah
mengetahui cara menghitung peredaran matahari, bulan dan planet-planet-
mereka mengetahui lima planet, seperti Yupiter, Venus, Saturnus, Merkurius,
dan Mars-serta memprediksi gerhana bulan dan gerhana matahari.
Orang-orang Babilonia menggunakan kalender Kamariah (lunar calendar)
yang membagi tahun dalam 12 bulan Kamariah (29,5 hari) dan 11 hari, dan
tahun baru dimulai pada musim semi. Temuan-temuan arkeologis juga
memperlihatkan bahwa imam-imam Babilonia mengembangkan zodiak yang
terdiri atas 12 lambang dan horoskop pertama yang kemudian berkontribusi
terhadap perkembangan astrologi.
Sementara itu, teks pertama yang menyebutkan obat-obatan di
Mesopotamia berasal dari periode Babilonia Lama, yaitu pada tugu batu. Di
dalam teks itu, tertulis undang-undang terkenal yang disebut undang-undang
Hammurabi.

d. Hukum
Bangsa Mesopotamia menciptakan landasan hukum yang disebut dengan
Codex Hammurabi atau undang-undang Hammurabi. Landasan hukum ini
dipahatkan pada sebuah lempeng batu, memuat 282 aturan hukum yang isinya
pengaturan atas perbuatan kriminal dan ganjaran yang setimpal dengan
kesalahannya.
Codex Hammurabi sebetulnya bukan kumpulan hukum yang paling tua.
Sebelumnya sudah ada yang disebut Codex Urukagna, dinamai berdasarkan
nama pembuatnya, yaitu raja penguasa Negara-kota Lagash sekitar tahun 2400
SM, serta Codex Ur-Nammu-dibuat oleh raja Ur bernama Ur-Nammu sekitar
tahun 2000 SM.

14
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Peradaban Mesopotamia adalah peradaban besar di dunia yang memiliki


pengaruh yang besar bagi dunia. Mesopotamia terletak diantara dua sungai besar yaitu
sungai Eufrat dan sungai Tigris. Peradaban Mesopotamia terbagi menjadi beberapa
bangsa. Salah satunya adalah Bangsa Sumeria. Bangsa Sumeria adalah bangsa tertua
pada Peradaban Mesopotamia terkenal dengan arsitekturnya yang indah dan megah,
salah satunya adalah Ziggurat. Ziggurat merupakan bangunan yang tinggi yang
memiliki bentuk bangunan seperti piramida yang bertangga dan dibangun oleh suku-
suku di Mesopotamia seperti Summeria, Babel, Akkadia, Elam dan Asyur.

B. SARAN

Ada baiknya kita mempelajari lebih dalam tentang kebudayaan pada saat
peradaban Mesopotamia. Dan juga tentang kemampuan para rakyat Mesopotamia
dalam memajukan Mesopotamia. Sisa dan peninggalan budaya Mesopotamia juga
sangat banyak mempengaruhi kebudayaan dimasa kini dimana kita juga harus selektif
untuk memilih budaya yang baik dan yang tidak.

15
DAFTAR PUSTAKA

Oppenheim, A. Leo. 1964. Ancient Mesopotamia: Portrait of a dead civilization. The


University of Chi- cago Press: Chicago and London. Revised edition completed by
Erica Reiner, 1977.

Poesponegoro, M. Djoened; Notosusanto, Nugroho. 1993. Sejarah Nasional Indonesia Jilid 1.


Jakarta: Balai Pustaka.

Postgate, J. Nicholas. 1992. Early Mesopotamia: Society and Economy at the dawn of
history. Routledge: London and New York.

Prasetyo, Bagyo; Bintarti, D. D., dkk. 2004. Religi Pada Masyarakat Prasejarah di Indonesia.
Jakarta: Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata, Projek Penelitian dan
Pengembangan Arkeologi. Priyadi, Sugeng. 2012. Metode Penelitian Pendidikan
Sejarah. Yogyakarta: Ombak.

16

Anda mungkin juga menyukai