Disusun Oleh:
Evangeline Stefanie
Makalah ini di peroleh dari sumber sumber buku, internet bahkan penyampaian materi. Kami
menyadari bahwa tugas ini masih jauh dari kata sempurna dikarenakan terbatasnya
pengalaman dan pemahaman kami terhadap materi yang disampaikan. Namun kami sudah
berusaha semampunya, dan kami berharap karya ini dapat memberikan manfaat. Oleh karena
itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang benar-benar membangun dari para pembaca
untuk menyempurnakan makalah ini.
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………………………………...…i
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………...…..ii
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………………….1
BAB II PEMBAHASAN……………………………………………………………………..4
3.1 KESIMPULAN…………………………………………………………………………...6
3.2 LAMPIRAN………………………………………………………………………………7
ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN
a. Ibnu Khaldun: Menurut Ibnu Khaldun, peradaban adalah keahlian dalam bidang
kelapangan dunia, memperbarui kondisinya, serta menemukan berbagai ciptaan
yang mengagumkan, seperti temuan berbagai keahlian, dalam membuat bangunan,
tempat-tempat, dan lain-lain.
b. Alfred Weber: Menurut pendapat Alfred Weber, pengertian peradaban adalah
pengetahuan praktis dan intelektual, serta sekumpulan cara yang bersifat teknis
yang digunakan untuk mengendalikan alam.
c. Koentjaraningrat: Pengertian peradaban menurut Koentjaraningrat adalah bagian
dari unsur kebudayaan yang halus, maju dan indah, seperti kesenian, ilmu
pengetahuan, adat sopan santun, kepandaian menulis, organisasi kenegaraan,
kebudayaan yang memiliki sistem teknologi, dan masyarakat kota yang maju dan
kompleks.
Jadi dapat di simpulkan perdaban ialah kumpulan masyarakat yang membentuk suatu
kebudayaan structural yang dimana memiliki bahasa, cara hidup, mata uang, system
pemerintahan yang mengalami perkembangan serta kemajuan dari waktu ke waktu,dan
dapat mencapai puncak kejayaannya.
Kata Mesopotamia berasal dari gabungan dua kata Yunani, mesos dan potamos. Mesos
artinya adalah “di tengah-tengah”, sementara potamos artinya “sungai”. Pemberian nama
ini sesuai dengan lokasi peradaban Mesopotamia yang berada di antara dua sungai, yaitu
Sungai Eufrat dan Sungai Tigris. Sekarang, wilayah tersebut merupakan bagian dari
negara Irak dan Suriah. Mesopotamia terletak diantara dua sungai, yaitu Sungai Eufrat
dan Sungai Tigris, yang saat ini menjadi Republik Islam Irak. Mesopotamia adalah
negara kerajaan kota yang pada zaman perunggu terdapat Kerajaan Kota Sumeria yang
berpusat di Akkadia dan Kerajaan Kota Assyiria yang berpusat di Babylonia.
Mesopotamia di yakini sebagai pusat peradaban tertua di dunia. Disini sekitar 5000 tahun
yang lalu , manusia pertama kali mengembangkan system tulisan dan disini juga kota
kota pertam adi dunia di bangun
1
Kondisi politik di Mesopotamia terdiri dari berbagai macam bangsa, di antarannya yaitu
bangsa Sumeria, Akkadia, Guti, Elam, Amori, Asyur, Khaldea, Persia, dan Makedonia
(yunani). Bangsa Akkadia ini lah yang akan di bahas pada makalah kali ini.
2
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, sehingga munculah
permasalahan yang akan dibahas dalam makalah ini diantaranya sebagai berikut:
1.3 Tujuan
Untuk mengetahui lebih jauh mengenai Peradaban Mesopotamia dalam system politik
bangsa Akkadia dan untuk menjawab berbagai rumusan masalah tadi, maka di susunlah
makalah ini berdasarkan sumber yang sudah kami telaah.
3
BAB II
PEMBAHASAN
Belum diketahui secara pasti asal usul dari bangsa Akkadia. Namun yang pasti bangsa
ini merupakan anggota rumpun bangsa Semit dan menggunakan bahasa sendiri yaitu
bahasa Semit atau bahasa Akkadia. Pada mulanya, bangsa ini awalnya merupakan
bangsa nomad di padang pasir bagian utara Mesopootamia yang selanjutnya menetap di
wilayah selatan Sumeria yang dimana daerah Sumeria ini sudah mapan dan kemudian
membangun kerajaannya sendiri. Penduduk Akkadia hidup berdampingan dengan kota
– kota Sumeria yang lebih dahulu berdiri di wilayah Mesopotamia selatan. Pasca
penguasaan Akkadia, wilayah Mesopotamia bagian selatan dikenal dengan sebutan
“tanah bangsa Sumeria dan Akkadia”. Peradaban masa Akkadia ini diawali dari adanya
suku bangsa yang memiliki asal-usul Semit berimigrasi dari wilayah barat daerah Bulan
Sabit ke bagian Atas dan Tengah Mesopotamia.Walaupun kurang berkembang
dibandingkan bangsa Sumeria, bangsa nomadik ini secara perlahan membangun
negara-kota seperti halnya bangsa di Mesopotamia Bawah. Pada kira-kira 2400 SM,
salah seorang dari pemimpin suku-bangsa Semit ini, yang dikenal dengan Sargon I,
membentuk satu kesatuan dari negara-kota yang ada di Mesopotamia Atas. Sargon I
kemudian berhasil memperluas wilayahnya sampai ke Mesopotamia Bawah dengan
menaklukkan bangsa Sumeria, dan memaksa mereka untuk tunduk terhadap
pemerintahannya. Peristiwa inilah yang menandai dimulainya asimilasi secara perlahan
antara bangsa Sumeria dan bangsa Semit. Setelah penaklukkan tersebut, berdirilah
univikasi Mesopotamia yang pertama, yang kemudian dikenal sebagai Imperium
Akkadia. Jadi, Keturunan bangsa Semit yang pertama kali datang ke wilayah
4
Mesopotamia bagian selatan adalah suku Akkadia.Pendiri dinasti Akkadia adalah
Sargon I. Prestasi Sargon I adalah dapat merebut kerajaan Sumeria yang disatukan
Lugalzagizi.Sargon I memulai kariernya sebagai penguasa Kish, yang kemudian keluar
untuk membangun kotanya sendiri di Agade.
5
2.2 Bagaimana Bahasa serta kebudayaan dari bangsa Akkadia?
Bahasa yang di gunakan bangsa Akkadia ini merupakan adaptasi yang pada dasarnya
berasal dari Bangsa Semit terdahulu. Bahasa Akkadia adalah bahasa Semit tertua yang
dikenal menggunakan huruf paku dalam system penulisannya, dimana ini diambil dari
bahasa Sumeria kuno, merupakan sebuah bahasa yang tidak terkait dan terisolasi.
Peradaban Akkadia mengembangkan kebudayaan yang hampir sama dengan bangsa
Sumeria. Bangsa Akkadia menggunakan huruf paku Akkadia sebagai alat komunikasi
tertulis. Huruf paku peradaban Akkadia merupakan modifikasi ortografi (ejaan kata).
Dalam buku Sejarah Peradaban Dunia I (2017) karya Susmihara, keruntuhan Akkadia
terjadi pada sekitar tahun 2230 Masehi. Mereka mendapatkan serangan dari bangsa
Gutaean di wilayah timur laut. Pada perkembangannya, bangsa Gutaean mampu
mengambil alih daerah-daerah bekas Akkadia dan mendirikan pemerintahan baru.
5
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan dari pemaparan di atas dapat di ketahui bahwasannya Bangsa akkadia
merupakan salah satu bangsa yang masuk di dalam penaklukan peradaban Mesopotamia
Kuno, setelah bangsa Asiria, bangsa Babilonia , dan bangsa Sumeria. Bangsa ini
menduduki Mesopotamia pada tahun 2300 sebelum Masehi. Pada masa ini dimulailah
penaklukan Bangsa Akkadia atas bangsa Sumeria yang dipimpin oleh Raja Sargon yang
Agung. Raja Sargon kemudian memadukan kebudayaan bangsa Semit yakni kebudayaan
bangsa Semit sebagai kebudayaan lama bangsa di Mesopotamia dengan kebudayaan
bangsa Akkadia. Di dalam kebudayaan bangsa Akkadia, mengenal kepercayaan
Polytheisme, yakni penyembahan kepada dewa-dewi bangsa Mesopotamia. Nama
Akkadia sendiri sesungguhnya berasal dari nama kota Agade, yakni kota yang ditemukan
oleh para penakluk dan ksatria bangsa Akkadia setelah menaklukan bangsa Sumeria pada
tahun 2300 SM. Di akhir pemerintahan Raja Sargon, Bangsa Akkadia melakukan
penyatuan wilayah Sumeria dan wilayah bangsa Akkadia di dalam satu daerah, kota, dan
daerah yang mencakup sebagian besar daerah Peradaban Mesopotamia.
6
LAMPIRAN
1. Kompas.com
https://www.kompas.com diakses pada tanggal 22 Januari 2023 pukul 12:05 WIB
2. Idsejarah
https://idsejarah.net diakses pada tanggal 22 Januari 2023 pukul 12:15 WIB
3. Wikipedia
https://id.wikipedia.org diakses pada tangga 22 Januari 2023 pukul 12:30 WIB
7
8