Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

SEJARAH PERADABAN ISLAM BORNEO

DOSEN PENGAMPU :Patmawati, Dr., S.Ag. M.Ag

Disusun Oleh

ETI AIDA SYAFITRI (12010081)

SEMESTER/KELAS: II/C
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH (PGMI)
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) PONTIANAK
TAHUN AKADEMIK 2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah AWT yang telah memberikan rahmat dan hidayahNya
sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul sejarah peradaban islam
borneo ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas ibu
Patmawati, Dr., S.Ag. M.Ag pada mata kuliah sejarah peradaban islam borneo. Selain
itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang sejarah peradaban islam
borneo bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Saya mengucapkan terima kasih kepada ibu Patmawati, Dr., S.Ag. M.Ag, selaku
pengampu mata kuliah sejarah peradaban islam borneo yang telah memberikan tugas ini
sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya
tekuni.
Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi
sebagian pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.
Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan
makalah ini.

Pemangkat, 27 April 2021

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................. ii


DAFTAR ISI ............................................................................................................. iii
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ...................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................................. 1
C. Tujuan .................................................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Sejarah Peradaban Islam Borneo ......................................................... 3
B. Pengertian Kebudayaan ....................................................................................... 3
C. Pengertian Peradaban............................................................................................. 3
D. Makna Islam......................................................................................................... 4
E. Pengertian Borneo……………………………………………………………........... 5
F. Awal Masuknya Islam di Kalimantan…………………………………………….... 5
G. Teori Masuknya Islam di Kalimantan……………………………………………... 7

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan ......................................................................................................... 8
B. Saran ................................................................................................................... 8

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................. 9


BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Para ulama yang berdakwah di Sumatera dan Jawa melahirkan kader-kader dakwah
yang terus menerus mengalir sehingga inilah awal dari masuknya islam di Kalimantan. Islam
masuk ke Kalimantan atau yang lebih dikenal dengan Borneo kala itu melalui dua jalur.

Jalur pertama yang membawa islam masuk ke tanah Borneo adalah jalur Malaka yang
dikenal sebagai Kerajaan Islam setelah Perlak dan Passai. Jatuhnya MAlaka ke tangan
penjajahan Portugis kian membuat dakwah semakin menyebar. Para mubaligh-mubaligh dan
komunitas Islam kebanyakan mendiami pesisir Barat Kalimantan.

Jalur lain yang digunakan menyebarkan dakwah islam adalah para mubaligh yang
dikirim dari Tanah Jawa. Ekspidisi dakwah ke Kalimantan ini menemui puncaknya saat
Kerajaan Demak berdiri. Demak mengirimkan banyak mubaligh ke negeri ini. Perjalanan
dakwah pula yang akhirnya melahirkan Kerajaan Islam Muhammad Arsyad al Banjari.

Di Kalimantan Selatan terutama sejak terutama sejak abad ke-14 sampai awal abad
ke-16 yakni sebelum terbentuknya Kerajaan Bandar yang berorientasikan islam, telah terjadi
proses pembentukan negara dalam dua fase. Fase pertama yang disebut Negara Suku (etnic
state) yang diwakili oleh Negara Nan Sarunai milik orang Dipa dan Negara Daha.
Terbentuknya Negara Dipa dan Negara Daha menandai zaman klasik di Kalimantan Selatan.
Negara Daha akhirnya lenyap seiring dengan terjadinya pergolakan istana, sementara islam
mulai masuk dan berkembang disamping kepercayaan lama. Zaman Baru ditandai dengan
lenyapnya Kerajaan Negara Daha beralih periode negara kerajaan (kingdom state) dengan
lahirnya kerajaan baru, yaitu Kerajaan Banjar pada tahun 1526 yang menjadikan islam
sebagai dasar dan agama resmi kerajaan.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan pengertian Sejarah Peradaban Islam Borneo?

2. Bagaimana Islam datang ke pulau Kalimantan?


3. Teori apa saja yang melatarbelakangi masuknya Islam di Kalimantan?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan pengertian Sejarah Peradaban Islam Borneo

2. Untuk mengingat kembali tentang bagaimana Islam masuk ke pulau Kalimantan

3. Untuk mengetahui teori apa saja yang melatarbelakangi masuknya Islam di Kalimantan
BAB 2

PEMBAHASAN

A. Pengertian Sejarah

Pengertian sejarah secara etimologi berasal dari kataArab syajarah artinya “pohon”.
Dalam bahasa Inggerisperistilahan sejarah disebut history yang berarti pengetahuantentang
gejala-gejala alam, khususnya manusia yang bersifatkronologis. Sementara itu, pengetahuan
serupa yang tidakkronologis diistilahkan dengan science. Oleh karena itu dapat dipahami
bahwa sejarah itu adalah aktivitas manusia yangberhubungan dengan kejadian-kejadian
tertentu yang tersusun secara kronologis.Pengertian sejarah juga berarti ilmu pengetahuan
yang berikhtiar untuk melukiskan atau menjelaskan fenomena kehidupan sepanjang
terjadinya perubahan karena adanyahubungan antara manusia terhadap masyarakatnya.

Pengertian sejarah lainnya adalah yang tersusun dari serangkaian peristiwa masa
lampau keseluruhan pengalaman manusia. Dari beberapa pengertian sejarah di atas dapat
diketahui bahwa sejarah itu adalah ilmu pengetahuan yang berusaha melukiskan tentang
peristiwa masa lampau umat manusia yang disusun secara kronologis untuk menjadi
pelajaran bagi manusia yang hidup sekarang maupun yangakan datang. Itulah sebabnya,
dikatakan orang bahwa sejarah adalah guru yang paling bijaksana.

B. Pengertian Kebudayaan

Kata “Kebudayaan” dalam bahasa Arab adalah al-Tsaqafah. Tetapi di Indonesia


masih banyak orang yang mensinonimkan dua kata “Kebudayaan” (Arab, al-Tsaqafah
;Inggris, Culture) dan “Peradaban” (Arab, al-Hadharah ;Inggris, Civilization). Dalam ilmu
Antropologi sekarang, kedua istilah itu dibedakan.Menurut Koentjaraningrat, kebudayaan
paling tidak mempunyai tiga wujud, (1) wujud ideal, yaitu wujud kebudayaan sebagai suatu
kompleks, ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan dan sebagainya, (2) wujud
kelakuan, yaitu wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks aktivitas kelakuan berpola dari
manusia dalam masyarakat,dan (3) wujud benda, yaitu wujud kebudayaan sebagai benda-
benda hasil karya.

C. Pengertian Peradaban
Kata peradaban adalah terjemahan dari kata Arab al-Hadharah. Juga diterjemahkan ke dalam
bahasa Indonesia dengan Kebudayaan. Padahal istilah peradaban dipakai untuk bagian-bagian
dan unsur-unsur dari kebudayaan yang halus dan indah. Peradaban sering juga dipakai untuk
menyebut suatu kebudayaan yang mempunyai sistem teknologi, seni bangunan, seni rupa,
sistem kenegaraan dan ilmu pengetahuan yang maju dan kompleks. Jadi kebudayaan
mencakup juga peradaban, tetapi tidak sebaliknya, sebab peradaban dipakai untuk menyebut
kebudayaan yang maju dalam bentuk ilmu pengetahuan,teknologi dan seni.

Dalam pengertian kebudayaan direfleksikan kepada masyarakat yang terkebelakang,


bodoh,sedangkan peradaban terefleksikan kepada masyarakat yang sudah maju.

D. Makna Islam

Islam yang diturunkan di Jazirah Arab telah membawa bangsa Arab yang semula
terkebelakang, bodoh, tidak dikenal dan diabaikan oleh bangsa-bangsa lain, menjadi bangsa
yang maju dan berperadaban. Ia sangat cepat bergerak mengembangkan dunia membina suatu
kebudayaan dan peradaban yang sangat penting artinya dalam sejarah manusia hingga
sekarang. Bahkan kemajuan bangsa Barat pada mulanya bersumber dari peradaban Islam
yang masuk ke Eropa melalui Spanyol.

Islam memang berbeda dengan agama lain. Islam bukan kebudayaan, akan tetapi
menimbulkan kebudayaan. Kebudayaan yang ditimbulkannya dinamakan kebudayaan atau
peradaban Islam. Landasan “peradaban Islam” adalah “kebudayaan Islam” terutama wujud
idealnya, sementara landasan “kebudayaan Islam” adalah agama Islam. Jadi agama Islam
melahirkan kebudayaan. Kalau kebudayaan hasil cipta,rasa dan karsa manusia, maka agama
Islam adalah wahyu dari Tuhan. Penulis Barat banyak yang mengidentikkan “kebudayaan”
dan “peradaban” Islam dengan “kebudayaan” dan “peradaban” Arab. Untuk masa periode
klasik, pendapat itu mungkin dapat dibenarkan. Karena, pada masa itu pusat pemerintahan
hanya satu dan untuk beberapa abad sangat kuat. Peranan bangsa Arab di dalamnya sangat
dominan. Semua wilayah kekuasaan Islam mengunakan bahasa Arab sebagai bahasa
administrasi. Akan tetapi pada masa periode pertengahan dan periode modern sudah terdapat
“kebudayaan-kebudayaan” dan “peradaban-peradaban” Islam non-Arab, seperti peradaban
Persia, Turki, Urdu di India. Peran Arab pada masa ini sudah jauh menurun. Bahkan tiga
kerajaan besar Islam pada periode pertengahan tidak satupun yang dikuasai oleh bangsa
Arab. Namun meskipun sejak periode pertengahan sudah terdapat “kebudayaan-kebudayaan”
dan “peradaban-peradaban” Islam non-Arab, semuanya masih dipersatukan oleh Islam yang
menjadi landasannya. Oleh karena itu,dinamai “kebudayaan” dan “peradaban” Islam, bukan
“kebudayaan” Arab dan “peradaban” Arab.

E. Pengertian Borneo

Kalimantan atau juga disebut Borneo pada zaman kolonial, adalah pulau terbesar
ketiga di dunia yang terletak di sebelah utara Pulau Jawa dan di sebelah barat Pulau Sulawesi.
Pulau Kalimantan dibagi menjadi wilayah Indonesia (73%), Malaysia (26%), dan Brunei
(1%). Pulau Kalimantan terkenal dengan julukan "Pulau Seribu Sungai" karena banyaknya
sungai yang mengalir di pulau ini.

Pada zaman dahulu, Borneo—yang berasal dari nama kesultanan Brunei—adalah


nama yang dipakai oleh kolonial Inggris dan Belanda untuk menyebut pulau ini secara
keseluruhan, sedangkan Kalimantan adalah nama yang digunakan oleh penduduk bagian
timur pulau ini yang sekarang termasuk wilayah Indonesia.[6][7] Wilayah utara pulau ini
(Sabah, Brunei, Sarawak) untuk Malaysia dan Brunei Darussalam. Sementara untuk
Indonesia wilayah Utara, adalah provinsi Kalimantan Utara.

Dalam arti luas "Kalimantan" meliputi seluruh pulau yang juga disebut dengan
Borneo, sedangkan dalam arti sempit Kalimantan hanya mengacu pada wilayah Indonesia.

F. Awal Masuknya Islam di Kalimantan Barat

Daerah pertama di Kalimantan Barat yang diperkirakan terdahulu mendapat sentuhan


agama Islam adalah Pontianak, Matan dan Mempawah. Islam masuk ke daerah-derah ini
diperkirakan antara tahun 1741, 1743 dan 1750. Menurut salah satu versi pembawa islam
pertama bernama Syarief Husein, seorang Arab. versi yang lebih lengkap menyatakan, nama
beliau adalah Syarif Abdurrahman al-Kadri, putra dari Syarif Husein. Diceritakan bahwa
Syarief Abdurrahman Al-Kadri adalah putra asli Kalimantan Barat. Ayahnya Sayyid Habib
Husein al-Kadri, seorang keturunan Arab yang telah menjadi warga Matan. Ibunya bernama
Nyai Tua, seorang putri Dayak yang telah menganut agama Islam, putri Kerajaan Matan.
Syarif Abdurrahman al-Kadri lahir di Matan tanggal 15 Rabiul Awal 1151 H (1739 M). Jadi
ia merupakan keturunan Arab dan Dayak dan Ayahnya Syarief Husein (Ada yang
menyebutnya Habib Husein) menjadi Ulama terkenal di Kerajaan Matan hampir selama 20
tahun.

Melihat keterangan di alas tampak bahwa islam masuk di Kalimantan Barat dibawa
oleh juru dakwah dari Negeri Arab. Ini sejalan dengan teori beberapa sejarawan Belanda
diantaranya Crawford (1820), Keyzar (1859), Neiman (1861), de Hollander (1861), dan
Verth (1878). Menurut mereka penyiar Islam di Indonesia (Nusantara) berasal dari arab,
tepatnya dari Hadramat, Yaman. Teori ini didukung pula oleh sejarawan dan ulama Indonesia
modern, seperti Hamka, Ali Hasyim, Muhammad Said dan Syed Muhammad Naquib a( atlas
(Malaysia).

Memang ada teori lain yang menyatakan Islam di Nusantara berasal dari anak Benua
India, yaitu dari Gujarat dan Malabar yang bermazhab Syafi’i. Teori ini dekemukakan oleh
Pijnapel, seorang ahli sejarah melayu dari Universitas Leiden, Belanda, yang mengemukakan
teorinya tahun 1872, yang menurut Azyumardi Azra diperkirakan diadopsi dari catatan
perjalanan Sulaiman, Marcopolo dan Ibnu Baturiah. Teori lainnya, menyatakan Islam di
Nusantara disebarkan oleh pedagang dan juru dakwah dari Benggala (Bangladesh) sekarang,
yang titian dakwahnya melalui Cina (Kanton), Pharang (Vietnam), Lerang dan trengganu,
Malasia. Teori ini dianut oleh Tome Pieres dan SQ Fatimi.

Teori-teori diatas mungkin saja ada benarnya, mengingat banyaknya wilayah pantai
Nusantara yang menjadi pusat perdagangan dan sekaligus penyiaran Islam. Tetapi melihat
nama syarif Husein Al-Kadri dan putranya Syarif Abdurrahman al-Kadri yang pertama kali
membawa dan menyiarkan Islam di Kalimantan Barat, maka tidak diragukan lagi untuk
wilayah Kalimantan barat saat itu pembawanya adalah juru dakwah dari Arab.

Tidak dijelaskan secara pasti apakah Syarif Husein seorang pedagang atau Ulama
karena diatas disebutkan aktifitasnya sebagai Ulama mencapai 20-an tahun. Tetapi
diperkirakan, mulanya ia memang seorang pedagang, sebagaimana tipologi orang Arab pada
umumnya, tetapi dimasa tuanya lebih memfokuskan sebagai Ulama atau juru dakwah.
Sedangkan aktivitas dan bakat sebagai pedagang diwariskan kepada putranya, Syarif
Abdurrahman al-kadri.

Terbukti sewaktu mudanya Syarif Husein al-Kadri aktif berdagang mengelilingi


daerah-daerah di Sumatera seperti Tambilahan, Siantan, Siak, Riau dan Palembang, juga
dikawasana Kalimantan, seperti Banjar Kalimantan Selatan dan Pasir di Kalimantan Timur.
Bahkan ia juga berhubungan dagang dengan para pedagang Indonesia lainnya dan pedagang
mancanegara, seperti dari Arab, India, Cina, Inggris, perancis dan belanda. Dari pengalaman
dan kesuksesannya berdagang, ia membangun armada dagang yang kuat yang dilengkapi
persenjataan serta kapal-kapal yang tangguh, yang dipimpin seorang sahabatnya bernama
Juragan Daud.

Jadi masuknya Islam di Kalimantan Barat berjalan secara alami: Habib Husein al-
Kadri sebagai juru dakwah pertama, dilanjutkan oleh putranya Syarif Abdurrahman al-kadri
bersama para kader dakwah lainnya. Disebut alami disini karena selain tugas dakwah
dijalankan, aktivitas ekonomis juga digerakkan sehingga para juru dakwah perintis ini
memiliki kekuatan ekonomi yang kuat. Dengan kekuatan ekonomi ini pula dakwah menjadi
semakin berhasil, ditambah relasi yang luas dengan para pedagang lainnya Walaupun bagi
Kalimantan barat, datangnya Islam yang dibawa oleh Syarif Husein alKadri, Kalimantan
barta bukan merupakan daerah pertama yang didatanginva. Dan rentetan kronologi sampai
akhirnya beliau menetap dan memusatkul dakwah di Kalimantan Barat.

Beliau sendiri lahir tahun 1118 H di Trim Hadramat Arabia. Tahun 1142 H setelah
menamatkan pendidikan agama yang memadai, atas saran gurunya berangkat menuju negeri-
negeri timur bersama tiga orang kawannya untuk mendakwah islam. Tahun 1145 H mulanya
mereka tiba di Aceh. Sambil berdagang mereka mengajarkan Islam disana. Lalu perjalanan di
lanjutkan ke Betawi (Jakarta) sedanglan temannya Sayyid Abubakar Alaydrus menetap di
Aceh, Sayyid Umar Bachasan Assegaf berlayar ke Siak dan Sayyid Muhammad bin Ahmad
al-Quraisy ke Trenggano. Syarif Husein al-kadri tingggal di betawi selama 7 bulan, kemudian
di Semarang selama 2 tahun bersama Syekh Salam Hanbali. Tahun 1149 beliau berlayar dari
Semarang ke Matan (ketapang) Kalimantan Barat dan diterima di Kerajaan Matan.

Seiring dengan usaha dakwahnya, penganut Islam semakin bertambah dan Islam
memasyarakat sampai ke daerah pedalaman. Maka antara Tahun 1704-1755 M ia diangkat
sebagai Mufti (hakim Agama Islam) dikerajaan Matan. Selepas togas sebagai Mufti, beliau
sekeluarga diminta oleh raja Mempawah Opo Daeng Menambun untuk pindah ke Mempawah
dan mengajar agama disana sampai kemudian diangkat menjadi Tuan Besar Kerajaan
Mempewah, sampai wafatnya tahun 1184 dalam usia 84 tahun.

G. Teori Masuknya Islam di Kalimantan

Islam masuk ke Indonesia masih menyisakan perdebatan panjang,ada tiga teori yang


dikembangkan para ahli mengenai masuknya Islam di Indonesia:
 1.TeoriGujarat,
2.Teori Persia dan 
3.Teori Arabia.

1. Teori Gujarat banyak dianut oleh ahli dari Belanda

Islam dari anak BenuaIndia, menurut Pijnappel orang Arab bermazhab Syafi’i yang
bermingrasi menetap diwilayah India kemudian membawa Islam ke Indonesia
(Azra,1998:24) Teori ini dikembangkan oleh Snouck Hurgonje.Moquette ia berkesimpulan
bentuk nisan di Pasai kawasan Sumatera 17 Dzulhijjah 1831H/27 September 1428, batu nisan
mirip di Cambay,Gujarat.W.F. Stuterheim menyatakan masuknya agama Islam ke Nusantara
pada abad ke-13 Masehi,yakniMalik Al-Saleh pada tahun 1297. masuknya Islam ke
Indonesia adalah Gujarat. Relief batu nisan Sultan Malik Al-Saleh bersifat
Hinduistik mempunyai kesamaan batu nisan di Gujarat.(Suryanegara,1998:76). J.C.Van Leur
pada th 674 M pantai barat Sumatera telah terdapat perkampungan Islam, Islam tidak terjadi
pada abad ke- 13 akan tetapi abad  ke-7

2.Teori Persia dikembangkan oleh: Hoesin Djajadiningrat,

Titik berat pada kesamaan kebudayaan masyarakat Indonesia dengan Persia.


Kesamaan budaya seperti peringatan 10 muharram atau Asyura sebagai hari peringatan
Syi’ah terhadap syahidnya Husain. Kedua adanya ajaran wahdatul Wujud Hamzah Fansuri
dan Syekh Siti Jenar dengan ajaran sufi Persia, Al-Hallaj.Persia, dibantah K.H. Saifuddin
Zuhri , apabila berpedoman Islam masuk abad ke -7 pada masa Bani Umayyah, Kekuasaan
politik dipegangoleh bangsa Arab, tidak mungkin Islam berasal dari Persia. (1)
M.Natsir,S.Sos.M.Si Peneliti pada Balai Pelestarian Sejarah Pontianak. Dosen pada Isipol
UNTAN (2) Bahan tulisan Seminar Serantau Perkembangan Islam Borneo, 27-28 Peb 2008
di UiTM Malaysia

3. Teori Arabia, penganut teori  ini adalah :T.W.Arnold,Crawfurd, Keijzer, Niemann,


De Holander, Naquib Al-Attas ,A. Hasyimi, dan Hamka. 

Teori Arabiah yang dipertegas Hamka ia menolak keras terhadap teori Gujarat, teori
ini dikemukan Seminar Sejarah Masuknya Islam ke Indonesia di Medan, 17-20 Maret 1963 ia
menolak bahwa Islam masuk ke Indonesia abad 13 jauh sebelumnya abad ke-7
Masehi. Adapun keberadaan Islam di Kalimantan Barat tidak diketahui secara pasti,namun
dari beberapa literatur dan pendapat yang ada masih merupakan  sebuah prediksi yang
dikemukakan oleh para peneliti maupun dari bekas-bekas peninggalanyang ada, baik yang
terekam di masyarakat melalui ajaran atau kepercayaan, dapat juga dilihat dari situs-situs
yang masih ada dan sejarah keberadan keraton yang banyak didominasi oleh kesultanan
Islam.
BAB 3

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Sejarah adalah ilmu pengetahuan yang berusaha melukiskan tentang peristiwa masa
lampau umat manusia yang disusun secara kronologis untuk menjadi pelajaran bagi manusia
yang hidup sekarang maupun yangakan datang. Itulah sebabnya, dikatakan orang bahwa
sejarah adalah guru yang paling bijaksana. “Kebudayaan” dalam bahasa Arab adalah al-
Tsaqafah. Tetapi di Indonesia masih banyak orang yang mensinonimkan dua kata
“Kebudayaan” (Arab, al-Tsaqafah ;Inggris, Culture) dan “Peradaban” (Arab, al-Hadharah
;Inggris, Civilization). Dalam ilmu Antropologi sekarang, kedua istilah itu
dibedakan.Menurut Koentjaraningrat, kebudayaan paling tidak mempunyai tiga wujud, (1)
wujud ideal, (2) wujud kelakuan (3) wujud benda. Juga diterjemahkan ke dalam bahasa
Indonesia dengan Kebudayaan. Padahal istilah peradaban dipakai untuk bagian-bagian dan
unsur-unsur dari kebudayaan yang halus dan indah. Peradaban sering juga dipakai untuk
menyebut suatu kebudayaan yang mempunyai sistem teknologi, seni bangunan, seni rupa,
sistem kenegaraan dan ilmu pengetahuan yang maju dan kompleks. Jadi kebudayaan
mencakup juga peradaban, tetapi tidak sebaliknya, sebab peradaban dipakai untuk menyebut
kebudayaan yang maju dalam bentuk ilmu pengetahuan,teknologi dan seni. Islam memang
berbeda dengan agama lain. Islam bukan kebudayaan, akan tetapi menimbulkan kebudayaan.
Kebudayaan yang ditimbulkannya dinamakan kebudayaan atau peradaban Islam. Landasan
“peradaban Islam” adalah “kebudayaan Islam” terutama wujud idealnya, sementara landasan
“kebudayaan Islam” adalah agama Islam. Jadi agama Islam melahirkan kebudayaan. Islam
masuk ke Indonesia masih menyisakan perdebatan panjang,ada tiga teori yang dikembangkan
para ahli mengenai masuknya Islam di Indonesia: TeoriGujarat, Teori Persia dan Teori
Arabia.

B. SARAN
Kami menyarakan kepada pembaca dan audiens presentasi agar menambah wawasan
tentang materi sejarah peradaban islam borneo dari referensi lain untuk melengkapi
kekurangan yang ada pada makalah ini. Penulis meminta maaf apabila terdapat kesalahan
dalam penulisan makalah ini dan berharap kritik yang membangaun agar bisa
menyempurnakan penulisan makalah kedepann
DAFTAR PUSTAKA

T. Ibrahim Alfian, dkk, Bunga Rampai Metode Penelitian Sejarah (Yogyakarta : Lembaga
Riset IAIN Sunan Klijaga, 1984), h.3.

Nourouzzaman Shiddiai, Pengantar Sejarah Muslim (Yogyakarta : Cakra Donya. 1981), h.7.

Siti Maryam, dkk., Sejarah Peradaban Islam : Dari Masa Klasik Hingga Modern
(Yogyakarta : LEFSI,2009), h.4

Koentjaraningrat, kebudayaan mentalitas dan pembangunan (Jakarta : Gramedia, 1985), h.5

Ibid., h.10

Badri Yatim, sejarah peradaban islam (Jakarta : Pt. Raja grafindo, 1993), h.2

M.Nasir, Kapita Selekta (Bandung : NU Penerbitan W.Van Hoeve, tp,th), h.2

Ahmad Basuni, Nur Islam di Kalimantan Selatan (sejarh masuknya Islam di  Kalimantan),
(Surabaya: Bina Ilmu, 1986) h. 10

Anshar rahman, et al., Syarif Abdurrahman al-Kadri, Perspektif sejarah beridirinya kola
Pontianak, (Pontianak: Pemerintah Kota Pontianak, 2000) h. 3

Khairi Syaf`ani, “Meneladani Kearifan Ulama Terdahulu“, Buletin al-Harakah Edisi 5l,
(Banjarmasin: LK3. 2006). h. 1.

Anshar Rahmat- et al., Op. cit., h. 4.

Anda mungkin juga menyukai