Anda di halaman 1dari 32

TUGAS MATA KULIAH “SEJARAH KEBUDAYAAN DUNIA”

Materi tentang:

“Peradababan Babilonia dan Assyiria”

Dosen Pengampu:

Suharni Suddin, S.Pd., M.Pd

Kelompok II

1. RAHMAN DAUS
2. LA ODE MUH. DARMIN
3. AKBAR ALAMSYAH
4. NIVAL EVENTRIA MARTA
5. SERLIANI BASIRUN
6. NUR RAHMA BASANUNGGU
7. AISYAH WAHAL
8. WA ODE TRI HANDAYANI

JURUSAN ILMU SEJARAH

FAKULTAS ILMU BUDAYA

UNIVERSITAS HALU OLEO

2023
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji dan syukur tim penulis panjatkan kehadirat


Allah Ta’ala. atas limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga makalah yang
berjudul “Peradababan Babilonia dan Assyiria” dapat kami selesaikan
dengan baik. Tim penulis berharap makalah ini dapat menambah pengetahuan
dan pengalaman bagi pembaca tentang pelanggaran atau kesalahan apa saja
yang biasa terjadi dalam bahasa keseharian yang bisa kita pelajari salah
satunya dari karya film. Begitu pula atas limpahan kesehatan dan kesempatan
yang Allah SWT karuniai kepada kami sehingga makalah ini dapat kami susun
melalui beberapa sumber yakni melalui kajian pustaka maupun melalui media
internet.

Pada kesempatan ini, kami mengucapkan terima kasih kepada


semua pihak yang telah memberikan kami semangat dan motivasi dalam
pembuatan tugas makalah ini. Kepada kedua orang tua kami yang telah
memberikan banyak kontribusi bagi kami, dan juga dosen mata kuliah
SEJARAH KEBUDAYAAN DUNIA, Ibu. Suharni Suddin, S.Pd., M.Pd. dan
juga kepada teman-teman KELOMPOK II yang membantu kami dalam
berbagai hal. Harapan kami, informasi dan materi yang terdapat dalam makalah
ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Tiada yang sempurna di dunia, melainkan
Allah SWT. Tuhan Yang Maha Sempurna, karena itu kami memohon kritik
dan saran yang membangun bagi perbaikan makalah kami selanjutnya.

Demikian makalah ini kami buat, apabila terdapat kesalahan dalam


penulisan, atau pun adanya ketidaksesuaian materi yang kami angkat pada
makalah ini, kami mohon maaf. Kami dari kelompok II menerima kritik dan saran
seluas-luasnya dari pembaca agar bisa membuat karya makalah yang lebih baik
pada kesempatan berikutnya.

ii
DAFTAR ISI

Kata pengantar ..............................................................................................................ii

Daftar Isi........................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang...................................................................................................1
B. Rumusan masalah..............................................................................................2
C. Tujuan ...............................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN MATERI

A. Sungai Eufrat dan Sungai Tigris....................................................................3


B. Peradaban Babilonia........................................................................................5
1. Peradaban Babilonia Lama............................................................................5
2. Peradaban Babilonia Baru.............................................................................7
C. Peradaban Assyiria..........................................................................................9
D. Kontribusi Bagi Sejarah Dunia.....................................................................13

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan.......................................................................................................16
B. Saran.................................................................................................................16

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................17

iii
iv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Peradaban Mesopotamia adalah peradaban besar di dunia yang


memiliki pengaruh yang besar bagi dunia. Mesopotamia terletak diantara dua
sungai besar yaitu sungai Eufrat dan sungai Tigris. Peradaban Mesopotamia
terbagi menjadi beberapa bangsa. Salah satunya adalah Bangsa Sumeria.
Bangsa Sumeria adalah bangsa tertua pada Peradaban Mesopotamia terkenal
dengan arsitekturnya yang indah dan megah, salah satunya adalah Ziggurat.
Ziggurat merupakan bangunan yang tinggi yang memiliki bentuk bangunan
seperti piramida yang bertangga dan dibangun oleh sukusuku di Mesopotamia
seperti Summeria, Babel, Akkadia, Elam dan Asyur.

Kata Mesopotamia berasal dari bahasa Yunani yang berarti antara


dua sungai, yaitu sungai Eufran dan Tigris. Letak Mesopotamia berada di
wilayah lembah antara dua Sungai Tigris dan, Eufran. Kedua sungai tersebut
sering terjadi banjir, namun meninggalkan tanah liat yang baik untuk pertanian.
Kebudayaan Mesopotamia ini adalah suatu kebudayaan yang berkembang di
Asia Barat.

Peradaban Babylonia adalah salah satu Peradaban maju yang


menempati Mesopotamia. Bangsa Babylonia memiliki kebudayaan yang sangat
tinggi dan dinobatkan sebagai salah satu peradaban besar di dunia hingga saat
ini. Kesuksesan ini tentu tidak bisa terlepas dari letak geografisnya, terletak di
wvilayah yang diapit dua sungai besar Eufrat dan Tigris menjadikan Babylonia
mempunyai tingkat kehidupan manusia yang baik

Peradaban Babylonia dibagi menjadi dua periode yaitu Babylonia


kunoyang dipimpin oleh Hammurabi dan Babylonia baru yang dipimpin oleh
Nebukadnezar. Menurut (Seopratignyo, 1995: 5) Babylonia kuno "berdiri
sekitar 2400 SM oleh bangsa Amoria di Siria kemudian berpusat di Babylon,

1
dibagian tengah sungai Eufrať, sedangkan untuk Babylonia baru, menuut
(Seopratignyo.1995: 6) terbentuknya kerajaan ini merupakan gabungan
pemberontak yaitu bangsa Media dan bangsa Persia, yang berhasil
menghancurkan Niniveh pada 612 SM".

Kerajaan Babylonia
adalah salah satu
kerajaan maju yang
menempati
Mesopotamia. Bangsa
Babylonia memiliki
kebudayaan yang sangat
tinggi dan
dinobatkan sebagai salah
satu peradaban besar di
dunia hingga saat ini.
Kesuksesan ini tentu tidak
bisa terlepas dari letak
2
geografisnya, terletak di
wilayah
yang diapit dua sungai
besar Eufrat dan Tigris
menjadikan Babylonia
mempunyai
tingkat kehidupan manusia
yang baik
Kerajaan Babylonia
adalah salah satu
kerajaan maju yang
menempati
Mesopotamia. Bangsa
Babylonia memiliki

3
kebudayaan yang sangat
tinggi dan
dinobatkan sebagai salah
satu peradaban besar di
dunia hingga saat ini.
Kesuksesan ini tentu tidak
bisa terlepas dari letak
geografisnya, terletak di
wilayah
yang diapit dua sungai
besar Eufrat dan Tigris
menjadikan Babylonia
mempunyai
tingkat kehidupan manusia
yang baik
4
Kerajaan Babylonia
adalah salah satu
kerajaan maju yang
menempati
Mesopotamia. Bangsa
Babylonia memiliki
kebudayaan yang sangat
tinggi dan
dinobatkan sebagai salah
satu peradaban besar di
dunia hingga saat ini.
Kesuksesan ini tentu tidak
bisa terlepas dari letak
geografisnya, terletak di
wilayah
5
yang diapit dua sungai
besar Eufrat dan Tigris
menjadikan Babylonia
mempunyai
tingkat kehidupan manusia
yang baik
Kerajaan Babylonia
adalah salah satu
kerajaan maju yang
menempati
Mesopotamia. Bangsa
Babylonia memiliki
kebudayaan yang sangat
tinggi dan

6
dinobatkan sebagai salah
satu peradaban besar di
dunia hingga saat ini.
Kesuksesan ini tentu tidak
bisa terlepas dari letak
geografisnya, terletak di
wilayah
yang diapit dua sungai
besar Eufrat dan Tigris
menjadikan Babylonia
mempunyai
tingkat kehidupan manusia
yang baik
Kerajaan Babylonia
adalah salah satu
7
kerajaan maju yang
menempati
Mesopotamia. Bangsa
Babylonia memiliki
kebudayaan yang sangat
tinggi dan
dinobatkan sebagai salah
satu peradaban besar di
dunia hingga saat ini.
Kesuksesan ini tentu tidak
bisa terlepas dari letak
geografisnya, terletak di
wilayah
yang diapit dua sungai
besar Eufrat dan Tigris
8
menjadikan Babylonia
mempunyai
tingkat kehidupan manusia
yang baik
Kerajaan Babylonia
adalah salah satu
kerajaan maju yang
menempati
Mesopotamia. Bangsa
Babylonia memiliki
kebudayaan yang sangat
tinggi dan
dinobatkan sebagai salah
satu peradaban besar di
dunia hingga saat ini.
9
Kesuksesan ini tentu tidak
bisa terlepas dari letak
geografisnya, terletak di
wilayah
yang diapit dua sungai
besar Eufrat dan Tigris
menjadikan Babylonia
mempunyai
tingkat kehidupan manusia
yang baik
Kerajaan Babylonia
adalah salah satu
kerajaan maju yang
menempati

10
Mesopotamia. Bangsa
Babylonia memiliki
kebudayaan yang sangat
tinggi dan
dinobatkan sebagai salah
satu peradaban besar di
dunia hingga saat ini.
Kesuksesan ini tentu tidak
bisa terlepas dari letak
geografisnya, terletak di
wilayah
yang diapit dua sungai
besar Eufrat dan Tigris
menjadikan Babylonia
mempunyai
11
tingkat kehidupan manusia
yang baik
B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam makalah ini adalah:

1. Bagaimana Kemunculan peradaban Meseopotamia?


2. Bagaimana Asal usul bangsa babilonia serta raja-raja yang memerintah?
3. Bagaimana hasil-hasil kebudayaan bangsa babilonia?
4. Bagaimana Asal usul bangsa Assyiria?
5. Bagaimana hasil-hasil kebudayaan bangsa Assyiria?
6. Bagaimana Kontribusi Peradaban Mesopotamia terhadap dunia?
C. Tujuan

Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah:

1. Untuk Mengetahui Sejarah Kemunculan peradaban Mesopotamia.


2. Untuk mengetahui Sejarah asal usul bangsa babilonia serta hasil-hasil
kebudayaannya.
3. Untuk mengetahui Sejarah asal usul bangsa assyiria serta mengenal
hasil-hasi kebudayaannya.
7. Untuk Mengetahui bagaimana Kontribusi Peradaban Mesopotamia
terhadap dunia.

12
BAB II

PEMBAHASAN

A. Sungai Eufrat dan Sungai Tigris

Kemunculan Mesopotamia atau daerah antara dua sungai serta


perkembangannya hingga mencapai suatu Negara agraris yang maju tentu
melalui proses penaklukan segala tantangan alam yang mungkin lebih dahsyat
daripada apa yang dilakukan oleh bangsa Mesir di lembah Nil. Sepanjang
sejarahnya lembah Nil terus menerus dihuni oleh manusia, padahal lembah
sungai Eufran dan Tigris pun dulu juga berupa rawa-rawa bahkan menjadi
sarang malaria. Daerah ini didiami oleh suatu bangsa yang masuk golongan
bangsa Kaukasus sekitar tahun 3000 SM. Bangsa tersebut dinamakan bangsa
Sumeria.

Bangsa Sumeria itu seperti bangsa Mesir menerima tantangan dari


keadaan alam sebagai akibat makin keringnya beberapa daerah di Afrika dan
Asia pada waktu dunia mengalami pergantian iklim. Sebagai akibat dari
pergantian iklim ini bangsa Sumeria terpaksa berganti tempat tinggal dan
berganti penghidupannya. Nenek moyang orang Sumeria meninggalkan
padang-padang rumput disekitar sungai Eufran dan Tigris dan mencari tempat
kediaman baru ialah di dekat muara kedua sungai tersebut yang penuh dengan
rawa dan hutan yang lebat. Tantangan inilah yang membuat nenek moyang
bangsa Sumeria yang mulanya hanya sebagai bangsa pengumpul makanan
dan bangsa pemburu, berubah menjadi orang petani yang berpengetahuan
tinggi.

Kerja keras mereka berhasil dari daerah rawa dan hutan belukar
terciptalah daerah pertanian yang kaya raya karena mereka mendapatkan air
yang cukup dari aliran sungai Eufran dan Tigris. Sumber air kedua sungai
tersebut adalah dari lereng pegunungan di Armenia, diperbatasan antara Irak
dan Rusia sekarang. Lumpur endapannya bertumpuk-tumpuk pada muaranya,

13
menyebabkan munculnya dataran rendah baru yang selalu meluas menutup
mulut teluk Bahrain di tepi teluk besar Parsi. Kemudian dataran rendah yang
baru itu mengalami pengikisan kembali oleh bagian-bagian delta dari sungai
tadi. Setiap tahun cairan salju di gunung-gunung Armenia menimbulkan
luapan air sungai dan menyebabkan datangnya banjir besar, yang membawa
lumpur alluvial secara berlapis-lapis dari masa ke masa. Manfaat lumpur yang
dibawah oleh banjir tersebut adalah tanah menjadi makin subur dan hasil
pertanianpun meningkat. Penduduk memanfaatkan, banjir-banjir itu untuk
mengintensifkan pertanian, Peternakan mereka, dan penanaman kurma.
Tetapi mereka juga dapat berhadapan dengan tantangan banjir ganas yang
merugikan, sehingga perlu dibuatkan tanggul, dan terusan. Untuk itu
diperlukan organisasi dan kepemimpinan yang baik.

Kesuburan dan kemakmuran di lembah sungai Eufran dan Tigris


tersebut menimbulkan iri hati pada bangsa-bansa lain yang tinggal di tepi-tepi
lembah sungai. Timbullah serbuan-serbuan dari luar dan pertarungan di
dalam yang berlatar belakang perebutan air irigasi dan tanah yang baik.
Akhirnya pemimpin yang kuat mampu menjamin keamanan dan kerukunan,
juga mampu mengatur tawaran alam untuk kelestarian mata pencaharian.
Kemudian untuk mengatur masyarakat agraris muncul berbagai pembagian
kerja di dalam kepemimpinan, sehingga timbul fungsi khusus berupa raja,
imam, dan hakim. Dengan demikian lahirlah masyarakat teratur. Dan bangsa
yang mencapai peradaban yang layak pertama kali itu di lembah sungai
Eufran dan Tigris menamakan dirinya bangsa Sumeria. Bangsa Sumeria
datang dari gurun dan pegunungan di luar Mesopotamia yang pada awalnya
adalah para peternak yang hidup sebagai nomaden. Menurut perkiraan, negeri
ini telah ada sekitar tahun 3000 SM. Pusat kekuasaan (ibu kota) ditemukan di
kota Lagas (sekarang kota itu dinamaakan “Ur”. Adapun peradaban-
peradaban yang berkembang di sekitar sungai Eufran dan Tigris adalah
bidang kebudayaan, kesenian, hukum, politik, ilmu pengetahuan dan
teknologi, serta agama dan kepercayaan.

14
B. Peradaban Babilonia
1. Peradaban Babilonia Lama

Gambar 1.1 Peta Peradaban Babilonia Lama

Sebagaimana telah disinggung, bahwa kebesaran Akkadia


runtuh dengan datangnya orang-orang Amoriah yang sama-sama Semit. Jadi
Amoriah merupakan kelompok kedua bangsa Semit yang berhasil merebut
supremasi politik di wilayah lembah Tigris dan Eufrat di bawah
kepemimpinan Hammurabi (1792-1750 SM).
Karena letak geografis di wilayah yang diapit oleh dua sungai
besar Eufirat dan Tigris, Babilonia memiliki sistem pengairan atau irigasi
yang bagus, sistem inilah yang banyak digunakan untuk pertanian oleh
masyarakat Babilonia, karena sejatinya sistem mata pencaharian sebuah
bangsa tergantung dari geografis yang mereka tempati. Babilonia Kuno
tinggal di tepi sungai dan memiliki kesuburan tanah yang bagus, maka mata
pencaharian mereka adalah bercocok tanam. Babilonia juga sudah mengenal
sistem pengairan lewat teknologi dan ilmu pengetahuan yang mereka
kuasai, ditambah letak geografis yang menempati wilayah lembah sungai
Tigris dan Eufrat, menjadikan pertanian maju disana.
Hammurabi dikenal sebagai penguasa Babylonia dan penguasa
dunia terbesar sepanjang sejarah kuno. Melalui sejumlah peperangan dan

15
penaklukan, ia berhasil memperluas wilayah kekuasaannya. Setelah berhasil
menyatukun seluruh wilayah bekas kekuasaan Sumeria-Akkadia, dia
menamakan negeri ini Babylonia.
Hamurabi adalah seorang administrator dan sekaligus legislator
yang ulung. Dia berhasil merumuskan dan mengkondifikasikan hukum-
hukum yang berlaku di Babylonia. Pada tahun 1901-1902, seorang ahli
arkeolog Perancis yang bernama M. De. Morgan menemukan susa‟ (sebuah
lempengan batu yang di atasnya bertuliskan hukum-hukum yang
dirumuskan Hammurabi. Lempengan ini lalu disebut sebagai kitab hukum
tertua. Kitab hukum ini berisi ketentuan mengenai hak-hak dan kewajiban
seluruh warga masyarakat kerajaan Babylonia. Prinsip hukum yang terdapat
di dalamnya adalah “hukuman mata untuk mata dan gigi untuk gigi”. Kitab
hukum ini sangat besar pengaruhnya dalam penyusunan hukum bangsa
Romawi, sedang hukum bangsa Romawi merupakan dasar penyususnan
hukum bangsa Eropa modern.
Undang-undang Hamurabi ini menunjukkan adanya struktur
pemerintahan. Undang-undang ini diterapkan di sejumlah negara-kota
Mesopotamia. Kira-kira pertengahan abad ke-17 SM, Hamurabi
mengumpulkan beberapa kode hukum yang ada, kemudian dikompilasikan
menjadi undangt-undang yang seragam dan digunakan di seluruh wilayah
Imperium Babilonia. Sekalipun ada beberapa hukum yang tidak cocok
menurut ukuran manusia modern, karena adanya perlakuan yang kasar
terhadap hukum, namun undang-undang Hamurabi merupakan tahapan yang
penting dalam perkembangan umat manusia.
Dalam perjalanannya, kerajaan Hammurabi terancam oleh
orang-orang pegunungan di Gutium. Hammurabi berusaha mencegah
ancaman dari Gutium dengan cara menyerang, namun strategi ini tidak
efektif. Hanya sepeuluh tahun seusai penaklukkan-penaklukkan Hamurabi,
pada tahun kedelapan kekuasaan penerusnya, Samsuilun (pada tahun 1743
SM), orang-orang barbar Kassite yang turun dari Gutium untuk pertama
kalinya melanggar batas Babylonia. Orang-orang barbar Kassite tampaknya

16
telah mendirikan rezim di Babylonia sekitar tahun 1732. Setelah kematian
Hammurabi, sejarah politik bangsa Babylonia tidak dikenal orang. Suku-
suku kecil kemudian menguasai wilayah ini secara bergantian, sampai pada
akhirnya seluruh wilayah ini ditaklukkan oleh bangsa Assyria.
2. Peradaban Babilonia Baru

Tampilnya suku bangsa Khaldea mengangkat kembali


keperkasaan Babilonia yang dulu pernah jaya, setelah berhasil
mengalahkan bangsa Assyria pada tahun 612 SM, bangsa Kaldea dibawah
pimpinan seorang raja yang terkenal adalah Nebukadnezar. Ia membangun
kembali kota Babilon dan menjadikan kota tersebut sebagai ibukota
sehingga disebut Babilonia Baru. Ada dua hal yang menarik di kota
Babilonia yaitu menara Babel dan taman gantung.

Menara babel yang tingginya mencapai 90 meter berfungsi


sebagai keindahan kota serta mercusuar bagi para pedagang di sekitarnya
yang akan menuju ke kota Babilonia. Hal kedua yang menarik adalah
pembuatan taman gantung yang dipersembahkan untuk isterinya. Taman
itu dibangun di atas bukit buatan. Tingginya 107 meter. Bentuknya berupa
podium bertingkat yang ditanami pohon, rumput dan bunga-bungaan. Ada
air terjun buatan berasal dari air sungai Eufrat yang dialirkan ke puncak
bukit lalu mengalir melalui saluran buatan.

Gambar 1.2 Menara Babel Babylonia (Tower of Babel)

17
Raja-raja yang pernah berkuasa di kerajaan Babylonia baru
diantaranya raja Nabopalassar, Nebukadnezar, Nebonidas, dan raja
Belshazzar. Kerajaan Babylonia baru runtuh akibat serangan dari bangsa
Persia pada tahun 539 SM. Sejarah peradaban dunia mencatat, bahwa
bangsa Babylonia sangat besar peranannya. Bangsa ini melahirkan banyak
pakar dan tenaga ahli dalam bidang pertanian. Mereka menggali sejumlah
sungai unruk keperluan pengairan pertanian di musim kemarau. Selain itu,
mereka juga membuat bendungan untuk melindungi pertanian mereka dari
ancaman banjir di musim hujan. Dalam bidang industri dan perdagangan,
bangsa ini telah mencapai kemajuan. Para pedagang ini menciptakan
sistem timbangan dan takaran. Lebih kurang selama dua ribu tahun, negeri
Babylonia menjadi pusat perdagangan dan perniagaan wilayah lembah
sungai Tigris-Eufrat. Pada saat itu bangsa Babylonia telah mengenal ragam
tulisan yang dinamakan cuneiform. Sistem ini dipandang lebih maju
daripada tulisan bangsa Mesir Kuno. Bangsa Babylonia menggunakan
400-500 simbol suku kata. Tidak diketahui apakah mereka telah
menggunakan kertas, tetapi biasanya menggunakan lempengan-lempengan
sebagai media tulis.

Dalam bidang ilmu pengetahuan, Bangsa babylonia telah


banyak mencapai kemajuan. Kemajuan mereka dalam ilmu astronomi
mengungguli kemajuan bangsa Mesir. Pengetahuan mereka dalam bidang
astronomi berawal dari hasrat mereka dalam bidang astrologi. Mereka
membagi zodiak ke dalam dua belas simbol dan menyebutkan kedudukan
masing-masing. Mereka mampu meramalkan terjadinya gerhana matahari
dan juga bulan. Demikian pula mereka menggunakan sistem kalender yang
lebih maju dibanding bangsa Mesir. Mereka membagi bilangan tahun
menjadi dua belas bulan, membagi malam dan siang menjadi bilangan jam,
dan membagi tujuh bilangan hari dalam satu minggu. Dalam bidang
matematika peran mereka juga sangat besar. Hitungan inilah yang pada
akhirnya dijadikan sebagai rujukan sistem hitungan modern.

18
Bangsa Babylonia menyembah banyak Tuhan, yakni dewa-
dewa alam. Marduk merupakan dewa mereka yang terbesar, sedangkan
Isthar diyakini sebagai dewa kasih sayang. Bentuk utama keyakinan
mereka adalah kepercayaan terhadap-roh-roh jahat. Mereka juga
mempercayai ramalan dari langit dan bintang-bintang mengenai suatu
peristiwa yang terjadi. Para ahli nujum Chaldean mahir dalam bidang
perbintangan, sehingga mereka tersohor ke penjuru dunia.

C. Peradaban Assyria (±1200 SM)

Gambar 1.3 Peta Peradaban Assyiria

Munculnya bangsa Assyria merupakan kisah baru dalam


sejarah Iraq. Jadi bangsa Semit lainnya yang kekuasaannya mendominasi
bagian utara wilayah Mesopotamia adalah bangsa Assyria. Negara kota
baru yang tumbuh dan disuplai air dari sungai Tigris meliputi Ashur,
Arbela, Nimrud (atau Calah), dan Nineveh. Sejarah Assyria pada dasarnya
merupakan kisah raja-raja. Melalui pertumpahan darah, mereka
menaklukkan negara demi negara, dan akhirnya mereka berhasil
mendirikan kerajaan Assyria yang kuat. Lantaran kekejaman mereka
dalam medan peperangan, membuat mereka sering dijuluki sebagai
momok atau hantu. Dalam setiap peperangan, mereka selain menjarah juga
membantai kehidupan, dan dengan cara demikian ini mereka merasakan
kepuasan. Diketahui, Assyria muncul pada abad ke-14 SM sebagai sebuah
kekuasaan militer. Sekitar tahun 932-745, Assyria mulai melancarkan

19
agresinya terhadap tetangga-tetangganya. Selama tahun 932-859 SM,
Assyria menaklukkan komunitas-komunitas Aramaen yang telah hidup
mapan di sebelah timur sungai Eufrat, persis di ambang pintu barat
wilayah Assyria. Pada tahun 858-856 SM, Shalmaneser III membawa
tentara Assyria memasuki Syria dengan menaklukkan Bit Adini, sebuha
negara Aramaen yang mengangkangi tonjolan barat sungai Eufrat. Pada
tahun 853 SM, Shalmaneser III menderita kekalahan dari koalisi di Qarqar
di sungai Orontes sebelah utara Hamath (Hamah). Dia kembali
menginvansi Syria pada tahun 849, 848, dan 845 SM. Karena lemahnya
koalisi anti-Assyria, maka pada 841 SM dapat memukul Damaskus dan
memaksa bekas sekutu Damaskus untuk mengakui kekuasaan Assyria.
Namun demikian, Shalmaneser III menderita kekalahan.

di Urartu, dan pada tahun 831 SM dia digulingkan oleh sebuah


pemberontakan dalam negeri, dan akhirnya meninggal pada tahun 824 SM.
Demikian pula, pemberontakan ini melumpuhkan penerusnya. Shamshi-
Adad V, sampai tahun 822 SM. Orang-orang Urartu yang telah bersatu
dalam sebuah negara yang kuat berhasil menyaingi Assyria selama
kekuasaan Raja Argistis I (785-753 SM) yang memerintah Syria utara dan
Sisilia timur. Pada tahun 745 SM, daerah-daerah penting dan strategis ini
berada di bawah kendali orang-orang Urartu, bukan Assyria.

Dalam proses sejarah diceritakan bahwa pada pergolakan


tersebut, penguasa kota Assyria, Nineveh dan Arbela memberontak
bersama dengan beberapa propinsi. Pada 746 SM, ibukota Kalkhu
bergolak yang mengakibatkan Raja Asshurnirari V terbunuh, dan tahta
ditempati pada tahun 745 oleh seorang pria yang tak dikenal asalusulnya
dab berpura-pura bernama Tiglath-Pileser III. Selanjutnya, Shalmaneser V,
pengganti Tiglath-Pileser II, telah digantikan oleh seorang raja dari
keluarga yang berbeda, yang dikenal dengan nama Sargon II. Pada masa
Sargon II inilah kerajaan Assyria mendapatkan pencerahan kembali.
Sargon II (722-705 SM) merupakan salah seorang raja yang kejam. Pada

20
tahun 722 SM, dia menaklukkan Samaria, ibukota kerajaan Israel, dan
menahan pembesar-pembesar dari sepuluh bangsa Israel. Para tahanan ini
dikenal sebagai “sepuluh tahanan yang hilang”, karena keadaan nasib
mereka tidak pernah diketahui lagi. Sennacherib, putra Sargon II,
merupakan raja penakluk ulung. Ia berhasil menaklukkan Babylonia,
menguasai Mesir dan Syria. Asshurbanipal (668-626 SM), sebagai cucu
Sargon II, merupakan raja Assyria yang terbesar. Hampir seluruh Asia
Barat tunduk pada kekuasaannya. Setelah kematiannya kerajaan Assyria
menurun secara drastis. Bangsa Assyria asli musnah disebabkan oleh
perang yang terjadi terus menerus dan karena wajib militer bagi tenaga
laki-laki sebagai pekerja di koloni bangsa Assyria dan menjadi pasukan
yang ditempatkan di dalam suatu negara yang telah ditaklukkan.
Kekosongan di wilayah tempat tinggal penduduk Assyria dipenuhi oleh
pengungsian orang asing yang masuk, sampai jumlah penduduk dari
Assyria menjadi semi orang-orang Armenia. Selain itu, ketegangan sosial
yang terjadi memaksakan penduduk Assyria untuk terus menerus
berpindah untuk meningkatkan.

Jarak yang akan memancing ketidak teraturan politik dalam


negeri. Pada akhirnya di tahun 612 SM Nineveh, ibu kota kerajaan Assyria
diserbu dan ditaklukkan oleh Aryan Medes dari Persia. Dengan peristiwa
ini berakhirlah kekuasaan kerajaan Assyria.

Basis ekonomi Assyria adalah sabuk tanah agrikultural yang


kaya di wilayahnya sendiri antara tepi kiri sungai Tigris dan kaki barat
daya dataran Zagros. Jantung Assyria ynag subur ini lebih luas daripada
tanah agrikultur di sekitar Napata yang menjadi basis ekonomi bagi
kekuasaan militer Kush, namun jauh lebih kecil dibandingkan dengan
tanah pertanian di Babylonia. Tidak seperti Babylonia dan Kush, Assyria
sangat bergantung pada bukan irigasi, tetapi curah hujan untuk tanaman
agrikultur.

21
Peradaban Assyria banyak terpengaruh oleh peradaban
Babylonia. Dengan mengambil peradaban bangsa lain, bangsa Assyria
mengembangkan peradabannya hingga hampir ke seluruh penjuru dunia.
Sekalipun demikian, mereka tidak sekedar menjiplak peradaban bangsa
lain. Sumbangan peradaban mereka yang asli adalah dalam bidang seni
pahat, arsitektur, dan seni lukis. Sennacherib telah merubah ibukota
Nineveh menghiasinya menjadi kota yang sangat indah, sehingga berkat
keindahannya menjadikan kota ini dijuluki sebagai kota matahari.
Sebagian raja-raja Assyria adalah kaum terpelajar dan sangat mencintai
kepustakaan. Ashurbanibal merupakan seorang raja yang mendirikan
sebuah perpustakaan dengan berbagai kumpulan buku-buku yang luar
biasa. Perpustakaan ini dipandang sebagai satusatunya peninggalan bangsa
Semit yang terpenting. Seringkali bangsa Assyria dipandang sebagai
bangsa “Romawinya-Asia”. Lantaran sebagaimana bangsa Romawi,
Assyria juga berhasil mendirikan kekuasaan yang luas.

Jika bangsa Romawi mengambil peradaban Yunani yang


ditaklukkannya kemudian mengembangkan dan menyebarkannya ke
seluruh penjuru dunia, demikian juga bangsa Assyria. Mereka mengambil
alih peradaban Babylonia, mengembangkannya dan kemudian
menyebarkannya ke seluruh wilayah kekuasaannya. Sebagaimana bangsa
Romawi, Assyria juga memperkenalkan sistem sentralisai administrasi
pemerintahan. Wilayah-wilayah propinsi dikuasakan kepada seorang
kepala wilayah yang bergelar gubernur yang bertanggung jawab secara
langsung kepada raja. Mereka membangun sejumlah jalan raya untuk
memperlancar perhubungan wilayah-wilayah kekuasaannya yang
berjauhan. Warisan kerajaan Assyria berupa alfabet Phoeic dan bahasa
versi Armenia. Dalam hal ini alfabet Phoeic sebagai sarana bahasa
Armenia. Untuk menulis alfabet dan bahasa armenia labih mudah dan
lebih cepat karena ditulis di atas daun lontar dibanding menuliskan di
lembaran tanah liat versi Sumeria pada masa Akkadia. Sebuah bas-relief

22
dari istana Sennacherib pada Nineveh melukiskan dua pelajar Assyria
berdiri berdampingan.

Selain kehidupannya yang bercorak militer, bangsa Assyria


juga membangun negerinya menjadi sangat maju antara lain di bidang
pendidikan. Salah seorang raja Assyria yang terkenal adalah Assurbanipal.
Pada masa pemerintahannya ia meninggalkan 22000 buah lempengan
tanah liat yang tersimpan di perpustakaan Niniveh. Lempengan (tablet-
tablet) tersebut memuat tulisan tentang masalah keagamaan, sastra,
pengobatan, matematika, ilmu pengetahuan alam, kamus dan sejarah.

Raja-raja yang pernah berkuasa di Kerajaan Assyria, dan di


antaranya ;raja Sargon, raja Sennacherib, dan raja Assurbanipal. Lambat
laun Kerajaan Assyria semakin lemah. Hal ini diketahui oleh bangsa
Chaldea yang berkembang di daerah Mesopotamia Selatan (bekas
kekuasaan Kerajaan Babylonia Lama). Bangsa ini menyerang Kerajaan
Assyria. Pada tahun 612 SM, Ibu Kota Niniveh berhasil dikuasai sehingga
mengakibatkan runtuhnya Kerajaan Assyria.

D. Kontribusi Bagi Sejarah Dunia


a) Bidang Budaya
Orang-orang Sumeria sudah mengenal abjad yang berupa
huruf paku. Huruf-huruf paku itu antara lain ditemukan pada sebuah
prasasti yang berisi tentang hukum dan undang-undang yang berlaku
untuk mengatur kerajaan. Undang-undang dan peraturan-peraturan
hukum itu disebut dengan Undang-Undang Hammurabi (Codex
Hammurabi).
b) Bidang Kepercayaan
Berkembangnya kepercayaan di Mesopotamia berawal dari
kepercayaan bangsa Sumeria. Bangsa Sumeria memuja dewa-dewa
yang menguasai alam, seperti Dewa Anu (Dewa Langit), Dewa Enlil
(Dewa Bumi), dan Dewa Ea (Dewa Air). Ketiga dewa itu mendapat

23
pemujaan tertinggi dari bangsa Sumeria. Bangsa Sumeria juga
menyembah Dewa Sin (Dewa Bulan), Dewa Samas (Dewa Matahari),
dan Dewa Istar (Dewa Perang dan Asmara).
c) Bidang pemerintahan
Sejak awal pemerintahannya, Raja Hammurabi telah
memperkenalkan sistem hukuman dalam kehidupan masyarakat yang
peraturannya didasarkan atas nilai-nilai tradisional. Dengan peraturan
hukum seperti itu, masyarakat akan dapat hidup dengan hidup yang
tertib dan menjadikan Raja Hammurabi sebagai raja yang besar,
bijaksana, dan termasyhur namanya. Hukum tersebut berupa prasasti
batu yang tingginya delapan kaki atau sekitar 2,5 meter dan
ditempatkan di tengah-tengah ibu kota Kerajaan Babylonia. Prasasti itu
ditemukan kembali oleh pada ahli Prancis di Kota Susa (Persia) pada
abad ke-20. Hukum itu dikenal dengan Hukum atau Undang-Undang
Hammurabi (Codex Hammurabi) dan merupakan hukum atau undang-
undang tertulis pertama di dunia.
d) Bidang Kesenian
Tradisi kesusasteraan Epik Gilgamesh, kisah Falsafah dan
cara hidup masyarakat Mesopotamia. Tentang kepahlawanan
Gilgamesh, ada sifat dua pertiga tuhan, satu pertiga manusia. Wajah
tampan, ada kekuatan dan keberanian, serta menceritakan juga
kehidupan yang kekal dan kesaktian. Bidang arsitektur, orang Sumeria
membangun kotanya menurut tata aturan kota yang terencana.
Bangunan umumnya terbuat dari batu bata dan tanah liat. Kemampuan
mengolah logam, dari pengolahan logam dihasilkan cermin, tongkat-
tongkat, kapak, dan perlengkapan senjata lainnya. Mereka juga pandai
membuat pakaian lenan, perkakas dari tembikar dan tembaga, serta
perhiasan dari emas. Mesopotamia pada zaman Babylonia (Baru)
terkenal dengan “taman gantung”, yang kemudian menjadi salah satu
keajaiban dunia.
e) Bidang Politik

24
Bentuk bangsa adalah “Negara Kota” yang setiap Negara
kota dipimpin oleh seorang raja. Masing-masing raja memilki otoritas
penuh baik sebagai pemimpin politik, supervisor irigasi maupun
pemimpin keagamaan. Mungkin lebih tepat bangsa Sumeria menganut
sistem pemerintahan dan bentuk negara “kondefenderasi terbuka”.
Persatuan diperlukan hanya dalam bidang militer ketika mendapatkan
serangan dari luar. Namun tidak jarang juga terjadi persaingan dan
ingin saling menguasai di antara Negara-negara kota sendiri. Sebagai
contoh ialah ketika Dungi berkuasa, bangsa Sumeria berada di bawah
kekuasaan tunggalnaya. Sistem pemerintahan bersifat despotik.
Sebagian besar penduduknya merupakan budak atau dianggap sebagai
budak yang hidup dalam sebuah tirani yang secara terpaksa harus rela
menerima setiap kehendak raja. Raja berkedudukan sebagai dewa
yang memerintah manusia di bumi. Kebebasan intelektual hanya
sedikit diberikan.

25
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

Kemunculan Mesopotamia atau daerah antara dua sungai serta


perkembangannya hingga mencapai suatu Negara agraris yang maju tentu
melalui proses penaklukan segala tantangan alam yang mungkin lebih dahsyat
daripada apa yang dilakukan oleh bangsa Mesir di lembah Nil. Sepanjang
sejarahnya lembah Nil terus menerus dihuni oleh manusia, padahal lembah
sungai Eufran dan Tigris pun dulu juga berupa rawa-rawa bahkan menjadi
sarang malaria. Daerah ini didiami oleh suatu bangsa yang masuk golongan
bangsa Kaukasus sekitar tahun 3000 SM.

Peradaban Babilonia muncul Ketika peradaban Akkadia runtuh


dengan datangnya orang-orang Amoriah yang sama-sama Semit. Jadi
Amoriah merupakan kelompok kedua bangsa Semit yang berhasil merebut
supremasi politik di wilayah lembah Tigris dan Eufrat di bawah
kepemimpinan Hammurabi 1792-1750 SM. Babilonia Hammurabi dikenal
sebagai penguasa Babylonia dan penguasa dunia terbesar sepanjang sejarah
kuno.

Munculnya bangsa Assyria merupakan kisah baru dalam sejarah


Iraq. Jadi bangsa Semit lainnya yang kekuasaannya mendominasi bagian
utara wilayah Mesopotamia adalah bangsa Assyria. Basis ekonomi Assyria
adalah sabuk tanah agrikultural yang kaya di wilayahnya sendiri antara tepi
kiri sungai Tigris dan kaki barat daya dataran Zagros.

26
B. Saran

Dengan mempelajari tentang peradaban mesopotamia, diharapkan


pembaca lebih termotivasi untuk mengembangkan ilmu pendidikan
khususnya ilmu sejarah. Selain itu, semangat bangsa Babilonia dapat
dijadikan teladan karena mereka memiliki pemikiran yang bagus serta kerja
keras sehingga dapat menghasilkan peradaban yang bernilai tinggi.

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, Akbar S, Living Islam; Tamasya Budaya Menyusuri Samarkand


Hingga Starnowy, (Bandung: Mizan, 1997).

Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam, (Jakarta: Rajawali Pers, 1993).

Engineer, Asghar Ali, Asal Usul dan Perkembangan Islam; Analisis


Perkembangan Sosio-Ekonomi, terj. Imam Baehaqi, (Yogyakarta:
Pustaka Pelajar, 1999).

Esposito, John L., Islam Warna Warni; Ragam Ekspresi Menuju Jalan Lurus,
terj. Arif Maftuhin, (Jakarta: Paramadina, 2004).

Harun Nasution, Islam Ditinjau Dari berbagai Aspeknya, jilid I, (Jakarta: UI


Press, 1979).

Sugihardjo Sumobroto budiawan. Sejarah Peradaban Barat Klasik dari Pra


Sejarah Hingga Runtuhnya Romawi, Op. Cit,

27
28

Anda mungkin juga menyukai