Anda di halaman 1dari 13

KEBUDAYAAN DAN PERADABAN ARAB

PRA-ISLAM

Dosen Pembimbing : Fahruddin, M.Pd.

Disusun oleh :

Bernadeta Indah Listyorini (18144400034)


Devi Melani (18144400032)
Yohanes Elfanus Parera (18144400022)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PGRI YOGYAKARTA
2019
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena b
erkat limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyusun makalah
‘Kebudayaan dan Peradaban Arab Pra-Islam” ini dengan baik dan tepat pada wakt
unya. Dalam makalah ini kami membahas tentang kondisi masyarakat Arab
sebelum masuknya Agama Islam, dimana pada zaman ini masyarakat Arab masih
belum Beradab dan memiliki kebiasaan yang menyimpang.

Makalah ini disusun berdasarkan sumber buku yang berhubungan dengan


obyek penulis. Dengan harapan makalah ini dapat membantu menjelaskan tentang
kondisi kebudayaan dan peradaban Arab masa pra-Islam umumnya bagi mahasis
wa maupun pembaca. Tak lupa kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-bes
arnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.

Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada m


akalah ini. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan saran atau kritik yang dapa
t membangun guna penyempurnaan makalah selanjutnya. Akhir kata semoga mak
alah ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua.

Yogyakarta, 15 September 2019

penyusun

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..........................................................................................i
DAFTAR ISI........................................................................................................ii
BAB I PEMBUKAAN
A. LATAR BELAKANG..............................................................................1-2
B. RUMUSAN MASALAH..........................................................................2
C. TUJUAN...................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. Zamah Jahiliah di Arab.............................................................................3-4
B. Zaman Peralihan dari Jahiliah ke Islam....................................................4-5
C. Sistem Kepercayaan Sebelum Islam.........................................................5-6
D. Bangsa-Bangsa Arab Pra-Islam................................................................6
E. Kehidupan Sosial dan Ekonomi Bangsa Arab Pra-Islam..........................7-8
BAB III PENUTUP
A. KESIMPULAN.........................................................................................9
B. SARAN.....................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................10
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Istilah Arab digunakan untuk menyebut daerah padang pasir “Jizah Ar


ab”. Sedangkan secara etnis digunakan untuk menyebut penduduk yang tingg
al di Timur Tengah dan Afrika Utara. Semenanjung Arab merupakan semena
njung Barat Daya Asia, sebuah semenanjung terbesar dalam peta dunia. Wila
yah Semenanjung Arab luasnya 1.745.900 km2 , dihuni sekitar empat belas ju
ta jiwa. Arab Saudi dengan luas sekitar 1.014.900 km2 , berpenduduk sekitar
tujuh juta jiwa.

Dari segi cuaca, Semenanjung Arab merupakan salah satu wilayah ter
kering dan terpanas. Meski di apit oleh lautan di sebalah Barat dan Timur, lau
t tersebut terlalu kecil untuk memengaruhi cuaca di wilayah tersebut. Lautan
di sebelah Selatan memang membawa partikel air hujan, tetapi badai gurun m
usiman menyapu wilayah tersebut dan hanya menyisakan sedikit kelembapan
di wilayah daratan.

Masyarakat Arab pra-Islam, kata pra bisa diartikan sebelum, jadi yang
dimaksud jaman pra-Islam adalah jaman sebelum Islam masuk, khususnya
masuk ke wilayah Arab. Arab, pada masa itu terkenal sebagai Negara dengan
kefasihannya dalam bersyair, karena di dalam kebudayaan mereka seorang
penyair mempunyai kedudukan tinggi dan penting didalam masyarakat.
Kepandaiannya dalam berkata-kata menjadi ciri khas Negara Arab. Tidak
hanya cerdas dalam memainkan kata, masyarakat Arab pada masa pra-Islam
juga identik dengan hal-hal mistis.

Keadaan yang buruk pada saat itu digambarkan dengan tepat oleh
Djafar Ibnu Abi Thalib tatkala ditanya oleh Raja Nadjasyi tentang agama
Islam dan Nabi Muhammad saw. Djafar berkata : ”Wahai baginda raja, kami
dahulunya adalah bangsa jahiliyah, di zaman itu kami menyembah berhala,

1
memakan bangkai, mengerjakan yang keji-keji, memutuskan tali
kekeluargaan dan merusak tata tertib bertetangga, yang kuat menekan yang
lemah”. Ketika itu syirik dalam bentuk paganisme merupakan agama orang-
orang Arab dan menjadi keyakinan yang menguasai jalan pikiran mereka.

B. Rumusan Masalah

a. Bagaimana perkembangan sejarah masyarakat Arab Pra-Islam?

b. Bagaimanakah kondisi masyarakat pada masa Jahiliah?

c. Seperti apa kondisi sosial, ekonomi,dan budaya pada masa Arab pra-
Islam ?

C. Tujuan

a. Dapat mengetahui perkembangan sejarah masyarakat Arab Pra-Islam.

b. Dapat menjelaskan kondisi yang ada pada Zamah Jahiliah.

c. Dapat menjelaskan kondisi sosialm ekonomi dan budaya pada masa Arab
pra-Islam.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Zaman Jahiliyah di Arab

Jaman pra-islam juga biasa disebut sebagai jaman jahiliyah dalam bahas
a Arab yang berarti jaman kebodohan. Namun, tidak semata-mata jaman jahil
iyah merujuk pada kebodohan. Yang dimaksud jahiliyah adalah masyarakat y
ang hidup tanpa mengenal otoritas hukum, nabi dan kitab suci. Masyarakatny
a masih menyembah berhala hingga seringnya terjadi konflik sampai terjadi p
eperangan dimana-mana walaupun hanya disebabkan oleh masalah sepele. Se
benarnya masyarakat seperti ini lebih cenderung kepada masyarakat primitif.

Menurut Djafar Ibnu Abi Thalib, jaman jahiliyah digambarkan sebagai


jaman dengan keadaan buruk. Karena, masyarakat menyembah berhala,
memakan bangkai, mengerjakan hal-hal yang keji, memutus tali
kekeluargaan, merusak tata tertib tetangga, dan yang kuat menekan yang
lemah. Ketika itu syirik dalam bentuk paganisme merupakan agama orang-
orang Arab dan menjadi keyakinan yang menguasai jalan pikiran mereka.

Jazirah Arab adalah sebuah Semenanjung di sebelah Barat Asia.


Sebagian terdiri dari padang tandus. Pada umumnya orang Arab jahiliyah
menyembah berhala, dengan mata pencaharian berniaga kerajinan tangan dan
bertani serta masih ada yang nomaden. Pada masa ini ada 3 kerajaan yang
besar mengelilingi tanah Arab, yakni kerajaan Byzantium, kerajaan Parsi, dan
kerajaan Yaman.

Penyembahan berhala-berhala yang dilakukan oleh orang Arab ini


sebagai perantara terhadap Tuhan, merupakan refleksi bahwa mereka
meyakini adanya Tuhan. Kepercayaan ini di sebut musyrik, sama dengan
menyekutukan sesuatu dengan Tuhan. Penyembahan ini disertai dengan
pengorbanan supaya Tuhan mereka melimpahkan kasih sayang kepada

3
mereka. Fenomena penyembahan berhala bukan hanya terlihat dikawasan
Mekkah, tapi tampak merebak di seluruh dunia. Pantung berhala dijadikan
sebagai mediasi, untuk dapat berhubungan dengan suatu kekuatan diluar dari
kekuatan manusia.

Ibnu Khaldun, sosiolog Islam mengatakan pada masa jahiliyah bangsa


Arab adalah orang-orang yang tidak beradab, gemar melakukan perampasan
dan perusakan. Mereka mempunyai watak sukar tunduk kepada pemimpin,
tidak mempunyai bakat untuk pekerjaan pertukangan atau untuk mencerna
ilmu-ilmu lain.

Pada masa Arab Pra-Islam ini mereka memiliki kebiasaan negatif


dikalangan sebagian masyarakat, yaitu mereka memiliki kebiasaan menanam
anak perempuan hidup-hidup karena dianggap nista dan membebani ekonomi
keluarga. Begitu juga dengan anak laki-laki sifat pengecut. Tetapi mereka
juga memiliki sifat positif yaitu, masih bersih dan murni, pemberani, sanggup
berkorban, serta menjadi pendorong dan penunjang Islam dalam kebebasan
mereka.

B. Zaman Peralihan dari Jahiliyahh ke Islam

Pada masa ini kebudayaan jahiliyah masih diterapkan di masyarakat.


Tidak keliru masyarakat jahiliah dalam memahami tujuan dakwah yang
dismpaikan oleh Rasul Allah saw. Yaitu untuk membebaskan mereka dari
kehidupan jahiliah. Namun ada yang mentutup hatinya, dan ada pula yang
dibukakan pintu hidayah oleh Allah Swt. Ketika risalah ke-Esa-an Allah
Swt . dikabarkan, masyarakat Quarais Mekkah diajak untuk beriman kepada
Allah Swt dan dakwah Nabi Muhammad Saw.

Ibarat anak panah yang dilepaskan dari busurnya, langsung


mengenai jantung hati. Tigabelas tahun lamanya Rasul Allah tinggal di
Mekkah mengajak manusia untuk beriman pada Allah Swt, hanya orang-
orang yang ikhlas dan siap mengorbankan jiwanaya sajalah yang berani

4
terjun ke dalam lautan api, dan berjalan diatas duri sejarah, yang berani
membela agama yang dibawa oleh Rasul Allah Saw.

Nabi Muhammad Saw membawa masyarakat yang kacau, kepada


masyarakat yang baik. Nabi Muhammad Saw membimbing, mengasuh
mereka dengan cermat, teliti, dan mendalam, mempertajam pandangan batin
mereka, sehingga kekuatan syirik dan khufur. Islam telah mengalahkan
kejahiliyahan dan sejak itu kemenangan selalu menyertai Islam mereka telah
masuk ke Islam menyeluruh dengan hati, jasmani, dan rohani. Setelah
menganut jalan hidayah dan terang dengan jelas, mereka bahu menbahu
berjuang beserta Nabi Muhamad Saw, dan tidak mau menyulitkan Rasul
Allah Saw.

C. Sistem Kepercayaan Sebelum Islam

1. Fatalisme

Kepercayaan ini menganggap bahwa “waktu” merupakan


pemberian dari Tuhan. Menurut mereka terdapat dua hal yang wujudnya
ditakdirkan : pertama adalah, kematian (‘ajal) dan kedua, rezeki. Dua hal
inilah yang keberadaanya diluar kontrol manusia. Sehingga muncul
kepercayaan bahwasanya peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam hidup ini
merupakan pemberian dari Tuhan.

2. Paganisme

Paganisme adalah sebuah kepercayaan dengan menyembah berhala


atau patung berhala, pengikutnya disebut Pagan. Paganisme menyembah
banyak Tuhan, menurut Watt, di Jazirah Arab terdapat sepuluh Tuhan
yang disembah. Tiga diantaranya diidentifikasi sebagai Tuhan feminim,
yaitu al-Lat, al-Uzzah, dan Manat. Mereka berada di tempat-tempat suci di
sekitar Makkah, Thaif, Nakhla dan Qudaid. Tujuh lainnya berkarakter
Tuhan maskulin antara lain Wadd yang disembah oleh suku Kalb, Suwa’

5
disembah suku Yanbu, Yaghuts disembah oleh suku Madhij, Yauq oleh
suku Khiwan dan Nasr oleh Suku Yamman dan Himyar.

3. Kepercayaan kepada Allah sebagai super Tuhan

Konsep Allah dalam masyarakat Arab pra Islam setidaknya


mengandung beberapa pengertian :

a. Sebagai Tuhan pencipta alam semesta

b. Sebagai pemberi hujan dan kehidupan di muka bumi

c. Sebagai Tuhan Ka’bah

d. Sebagai Tuhan yang disembah melalui perantaraan dewa-dewa.

C. Bangsa-Bangsa Arab Pra-Islam


Para pakar sejarah membagi kaum Arab menadi tiga, yaitu:

1. Arab Bai’dah

Yaitu. bangsa Arab yang tidak pernah diketahui secara detail. Misalnya
kaum Aad, Tsamud, Thasm, Hadramaud, dan sebagainya.

2. Arab Aribah

Yaitu bngsa Arab keturunan Yasyjub Bin Ya’rub Bin Qahthan.


Kebanyakan dari mereka tinggal di Yaman. Adapun dua kabila yang sangat
terkenal dari Aribah adalah Himyar dan Kahlan.

3. Arab Musta’rabah

Yaitu Arab keturunan Nabi Ibrahim As.

6
F. Kehidupan Sosial, Budaya, dan Ekonomi Bangsa Arab Pra-Islam

a. Bidang Sosial

Bila dilihat dari segi sosiologis dan antropologis bangsa Arab


mempunyai tingkat solidaritas dan budaya yang tinggi. Tingkat solidaritas
bisa dilihat dari kehidupan bangsa Arab di padang pasir. Mereka
mempunyai perasaan kesukuan yang sangat tinggi. Kabilah atau suku
itulah yang mengikat warganya dengan ikatan darah atau keturunan

atau ikatan kesukuan. Kabilah itulah yang berkwajiban melindungi


warganya, dan melindungi orang yang menggabungkan diri atau meminta
perlindungan kepadanya.

b. Bidang Budaya
Dalam bidang Budaya, watak seni orang Arab Pra-Islam dituangkan
dalam satu Media, yaitu ungkapan. Orang-orang Arab Pra-Islam
mengungkapkan seni dalam bentuk Syair. Selain kemampuan dalam
bersyair, masyarakat Arab Pra-Islam juga fasih dalam menunggang kuda
dan memanah. Karena, pada masa Arab Pra-Islam di pandang sebagai 3
ciri utama manusia sempurna.Selain itu seorang penyair juga menjadi
dukun, penuntun, dan juru bicara. Orang-orang Baidah mengukur
kecerdasan seseorang berdasarkan hasil puisinya.

Kebudayaan Arab Pra-Islam adalah kebudayaan yang identik dengan


mistik. Di sekitar Mekkah terdapat bukit Qaf yang dikenal sebagaib
tempat media antara manusia dengan alam ghaib. Orang Arab Pra-Islam
menjadikan bukit Qaf sebagai tempat untuk mengajukan hal-hal yang
menjadi problem dalam kehidupan mereka. Untuk memecahkan masalah
dan meyakini sebagai tempat keramat. Selain bukit Qaf juga ada Gua Hira
yang dikenal sebagai tempat Nabi bersemedi, juga jauh sebelum Islam
datang dikenal sebagai tempat orang-orang penganut Hanifiyah untuk

7
melakukan semedi. Orang-orang Arab Pra-Islam mempunyai kebiasaan
tersebut untuk membangun komunikasi dengan alam ghaib.

c. Bidang Ekonomi

Masyarakat Arab Pra-Islam dibagi menjadi dua kategori yang pertama


adalah perkotaan dan yang kedua adalah perkampungan. Masyarakat
perkotaan menggantungkan hidupnya melalui pertanian serta perniagaan,
terutama mereka yang tinggal di Mekkah karena, kala itu Mekkah
merupakan pusat perniagaan sedangkan orang perkampungan
menggantungkan kehidupannya dengan berternak. Mereka hidup secara
nomaden atau berpindah-pindah sambil menggiring ternak mereka menuju
daerah dengan curah hujan tinggi atau ke padang rumput mereka
mengonsumsi daging dan susu hasil ternak membuat pakaian, kemah, dan
perabot dari wol serta menjualnya.

8
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Dapat disimpulkan bahwa Bangsa Arab Pra-Islam pada zaman
jahiliyah dianggap sebagai zaman kebodohan. Artinya, pada zaman ini
masyarkat masih belum beradab karena, banyak kebiasaan menyimpang
seperti menyembah berhala, memakaan bangkai, memutuskan tali
kekeluargaan, mengerjakan hal-hal keji, merusak tata tertib rumah tangga,
dan yang kuat menekan yang lemah. Selain itu mereka juga menyelesaikan
masalah melalui hal ghaib (syrik) yang dilakukan di bukit Qaf.
Namun, kedatangan Nabi Muhammad Saw, menuntun Masyarakat
tersebut untuk meninggalkan hal syirik dan mempertajam pandangan batin
mereka sehingga, Islam telah mengalahkan kebudayaan jahiliyah yang
syirik itu dan kemenangan selalu menyertai Islam.

B. SARAN
Kita sebagai Umat yang beriman seharusnya lebih percaya
terhadap Tuhan dibandingkan mempercayai hal ghaib (syirik) sehingga,
dapat membentuk watak dan sifat yang beradab.

9
DAFTAR PUSTAKA

Ismawati. 2012. Sejarah Timur Tengah (Sejarah Asia Barat). Yogyakarta :


Penerbit Ombak.
Noor, Yusliani. 2014. Sejarah Timur Tengah (Sejarah Asia Barat daya).
Yogyakarta : Penerbit Ombak.

10

Anda mungkin juga menyukai