Oleh :
Muhamad Solkhan Khamid 22101020032
2
Bab 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kehidupan bangsa Arab pra Islam mengalami kekacauan yang luar biasa. Mereka
menyekutukan Allah SWT karena belum adanya kepercayaan kepada-Nya. Mereka
berbuat maksiat, berbagai bentuk kebobrokan moral, tidak memiliki norma, dan percaya
kepada hurafat dan berhala. Berbagai hal muncul dan terkemuka pada zaman bangsa
Arab pra Islam. Baik dalam hal kepercayaan, perilaku moral, akhlak, sikap, dan lain
sebagainya.
Lantas mengapa pada zaman sekarang, dapat disebut sebagai zaman teknologi
terutama Indonesia yang mayoritasnya umat Islam belum mencapai sikap dan adab
sebagai mana layaknya umat Islam pasa zaman Nabi Muhammad SAW. Maka dari itu,
penting bagi kita mempelajari sejarah peradaban islam guna melihat contoh dan cerminan
bagi kita. Karena hal tersebut, saya merasa perlu membuat makalah dengan topik yang
terkait agar pembaca dapat mengambil hal yang baik, dan hal buruknya tidak kita lakukan
pada zaman sekarang.
B. Rumusan Masalah
1. Bagimana sejarah Bangsa Arab?
2. Bagaimana kondisi geografis Jazirah Arab?
3
3. Bagaimana kondisi masyarakat Arab Pra-Islam?
C. Tujuan
1. Melihat kondisi bangsa Arab dalam hal Sejarah.
2. Mengetahui letak Geografis bangsa Arab
3. Mengetahui kondisi masyarakat Arab Pra-Islam.
4
BAB II
PEMBAHASAN
Keberadaan Arab kuno sudah tidak diketahui sejarah kecuali beberapa kaum yang
dikisahkan dalam al-Quran dan kitab-kitab pendahulunya. Orang Arab pribumi yang
merupakan turunan dari Qahtan dan lebih dikenal dengan Arab Yaman, sedangkan Arab
pendatang merupakan keturunan dari nenek moyang Nabi Ismail. Yang datang dan
berdiam di Hijaz, Tahama, Nejaz, Palmerah, atau lebih dikenal dengan penduduk Arab
utara.2
Ditinjau dari segi pemukimannya, bangsa Arab terbagi menjadi dua, yaitu :
1. Ahl Al-Badwi
2. Ahl Al- Hadlar
Kaum Badwi merupakan penduduk padang pasir yang tidak memiliki tempat
tinggal tetap (nomaden) guna mencari sumber mata air dan padang rumput. Karena mata
penghidupan mereka adalah berternak. Sedangkan kaum Al-Hadlar merupakan kaum
1
Ali Sodiqin, Sejarah Peradaban Islam Dari Masa Klasik Hingga Modern, ed. III ( Yogyakarta: Penerbit Lesfi,
2009 ), hlm.18.
2
Abdul Karim, Sejarah Pemikiran dan Peradaban Islam, ed. VIII. ( Yogyakarta: Penerbit Bagaskara, 2019), hlm.50
5
yang hidup menetap di sebuah pemukiman yang subur. Mata pencaharian kaum Hadlar
yakni berdagang, bercocok tanam dan industri. Jika di bandingkan kaum Badwi, kaum
ahlu Hadlar memiliki peluang yang lebih besar untuk membangun peradaban.3
3
Ali Sodiqin, Sejarah Peradaban Islam Dari Masa Klasik Hingga Modern, ed. III ( Yogyakarta: Penerbit Lesfi,
2009 ), hlm.18-19
4
Philip K.Hitti, History Of The Arabs,ed. I ( Jakarta: Penerbit PT Serambi Ilmu Semesta, 2014), hlm. 27
5
Ali Sodiqin, Sejarah Peradaban Islam Dari Masa Klasik Hingga Modern, ed. III ( Yogyakarta: Penerbit Lesfi,
2009 ), hlm.18
6
mengalami kekalahan dimedan perang, dan para pedagang mengalami kebangkrutan dan
tidak dapat mengembalian modal dalam berjualan. Maka mereka akan di asingkan di
sebuah gurun pasir tanpa perbekalan makanan hingga mereka meninggal. Hal ini disebut
dengan ‘itifad.6
2. Kondisi Ekonomi
Bangsa Arab sebelum kelahiran islam dikenal dengan keahliannya sebagai bangsa
yang memiliki kemajuan di bidang ekonomi terutama dalam hal berdagang. sepeti yang
Allah sebutkan dalam Al-Qur’an :
Secara ekonomi masyarakat arab terbagi menjadi 2 kabilah, yaitu kabilah Adnan
dan kabilah Quraisy. Mayoritas kabilah Adnan tinggal di tengah gurun pasir dengan
rumput yang sedikit untuk mengembala domba. Mereka hidup dari susu dan dagingnya.
Sedangkan kaum Quraisy yang tinggal di tanah suci mengandalkan perekonomiannya
dari berdagang. Pada musim dingin, mereka berduyun-duyun ke Yaman untuk
berdagang. Dan ketika musim panas, mereka memilih Syam sebagai tujuan
perdagangannya. Orang-orang Quraisy ini hidup dalam kemakmuran, berbeda dengan
kabilah-kabilah lainnya yang rata-rata hidup susah dan menderita.8
3. Kondisi Sosial
Masa sebelum islam di Arab disebut sebut zaman jahiliyah. Kata jahiliyah berasal
dari kata jahl, Mereka bukan bodoh (jahil) dalam arti buta huruf dan tidak mengenal
pengetahuan sama sekali, tetapi mereka tidak mengetahui hakikat dan sumber kebenaran,
dan tidak mengenal tuhan yang semestinya mereka sembah. Zaman jahiliyah sendiri
terbagi menjadi 2 periode, yaitu jahiliyah pertama dan jahiliyah kedua. Jahiliyah pertama
berlangsung sangat lama, akan tetapi tidak banyak orang yang tahu karena sebagian besar
masyarakat pendukungnya sudah lenyap. Sedangkan, jahiliyah kedua berlangsung selama
6
Abdul Karim, Sejarah Pemikiran dan Peradaban Islam, ed. VIII. ( Yogyakarta: Penerbit Bagaskara, 2019), hlm. 53
7
Abdul Karim, Sejarah Pemikiran dan Peradaban Islam, ed. VIII. ( Yogyakarta: Penerbit Bagaskara, 2019), hlm.57
8
Syaikh Abu Bakar Jabir al-Jazairi, Muhammad, My Beloved Prophet, ed. I.( Jakarta: Qisthi Press, 2008), hlm. 28-
29
7
150 tahun sebelum islam lahir. Disebut zaman jahiliyah karena pada zaman ini kondisi
sosial bangsa arab sangat memprihatinkan.
8
Qur’an menyebut kepercayaan ini dengan nama Hanif (agama yang lurus). Namun,
beberapa abad sebelum kedatangan Islam, kemurnian ajaran suci itu telah ternoda oleh
tahayul dan khurafat, hingga sampai pada penyekutuan (syirk) terhadap Allah
SWT.Penyimpangan ini kemudian dikenal dengan watsaniyah (penyembahan terhadap
berhala / patung).10
Menurut Thaib Thahir Abdul Mu’in, hakikat ibadah pendudukan Arab Jahiliyah
adalah hasil dari salah satu dua perasaan, yaitu:
1. Perasaan manusia yang merasa bahwa ada kekuatan tersembunyi, yang tidak
dapat dikenal dan diketahui oleh manusia. Kekuatan itu yang menyebabkan
bergerak dan berlakunya alam semesta ini dengan teratur dan harmonis. Perasaan
ini tertanam dalam jiwa manusia.
2. Perasaan yang salah terhadap sesuatu, karena hanya berdasarkan kepada
pancaindera saja, seperti perasaan terhadap salah satu kekuatan yang ada di alam
ini. Misalnya, perasaan orang Mesir kuno yang menganggap keistimewaan itu
pada sapi, matahari, sungai Nil, dan sebagainya. Perasaan inilah yang mendorong
manusia ke arah kepercayaan yang salah. Tetapi meskipun salah, perasaan itu
sangat membekas di dalam kehidupan masyarakat ketika itu. Bahkan bekas-bekas
itu hingga kini masih terlihat di kalangan umat yang terbelakang.
10
Susmihara & Rahmat. Sejarah Islam Klasik (Yogyakarta: Penerbit Ombak, 2013) Hlm.11
11
M. Thaib Thahir Abdul Mu’in. Ilmu Kalam.(Jakarta: Penerbit Widjaya,1997), Hlm.178
12
Ali Sodiqin, Sejarah Peradaban Islam Dari Masa Klasik Hingga Modern, ed. III ( Yogyakarta: Penerbit Lesfi,
2009 ), hlm.20
9
BAB III
KESIMPULAN
Bangsa Arab adalah salah satu entitas yang berasal dari keturunan Sam, putra
tertua Nabi Nuh. Kondisi politik internal wilayah Arabia di masa Jahiliyah memjelang
kedatangan Islam pada dasarnya terpecah-pecah, tidak mengenal kepemimpinan sentral
ataupun persatuan. Kepemimpinan politik di sana didasarkan pada suku-suku atau
kabilah-kabilah guna mempertahankan diri dari serangan suku-suku yang lain. Sumber
ekonomi utama yang menjadi penghasilan orang Arab adalah perdagangan dan
mengembala. Jahiliyah merupakan sebutan untuk masyarkat arab. Penamaan ini tidak
murni dikarenakan kebodohan mereka karena ketiadaan pengetahuan mereka akan
agama, tata cara kemasyarakatan, dan pengetahuan tentang ke-Esaan Allah. Kepercayaan
bangsa Arab pra Islam dahulu yaitu mempercayai tentangan ke esaan Allah swt. Tetapi
mereka melakukan penyimpangan yaitu dengan menyembah berhala.
10
Daftar Pustaka
Sodiqin, Ali, dkk. 2009. Sejarah Peradaban Islam Dari Masa Klasik Hingga Modern.
Karim, M. Abdul. 2015. Sejarah Pemikiran dan Peradaban Islam, cet. VI.
Yogyakarta: Bagaskara.
Hitti, K. Phillip. 2014. History Of The Arabs. Jakarta: PT. Serambi Ilmu Semesta
Jabir, Syaikh Abu Bakar al-Jazairi. 2008. Muhammad, My Beloved Prophet, Cet. I.
11