Anda di halaman 1dari 11

Sejarah Bangsa Arab Sebelum Islam

Sejarah Umat Islam Masa Klasik


Dosen Pengampu :
Prof. Dr. H. Muhammad Abdul Karim, M. A., M. A

Oleh :
Muhamad Solkhan Khamid 22101020032

PROGRAM STUDI SEJARAH DAN KEBUDAYAAN ISLAM


FAKULTAS ADAB DAN ILMU BUDAYA
UIN SUNAN KALIJAGA
2022
Daftar isi
Daftar isi.....................................................................................................................................................2
Bab 1...........................................................................................................................................................3
PENDAHULUAN......................................................................................................................................3
A. Latar Belakang.................................................................................................................................3
B. Rumusan Masalah............................................................................................................................3
C. Tujuan..............................................................................................................................................4
BAB II........................................................................................................................................................5
PEMBAHASAN.........................................................................................................................................5
A. Sejarah Bangsa Arab........................................................................................................................5
B. Kondisi Geografis Jazirah Arab.......................................................................................................6
C. Kondisi Bangsa Arab Pra Islam.......................................................................................................6
1. Kondisi Politik.............................................................................................................................6
2. Kondisi Ekonomi.........................................................................................................................7
3. Kondisi Sosial..............................................................................................................................7
4. Kondisi Agama............................................................................................................................9
BAB III.....................................................................................................................................................11
KESIMPULAN........................................................................................................................................11
Daftar Pustaka.........................................................................................................................................12

2
Bab 1

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kehidupan bangsa Arab pra Islam mengalami kekacauan yang luar biasa. Mereka
menyekutukan Allah SWT karena belum adanya kepercayaan kepada-Nya. Mereka
berbuat maksiat, berbagai bentuk kebobrokan moral, tidak memiliki norma, dan percaya
kepada hurafat dan berhala. Berbagai hal muncul dan terkemuka pada zaman bangsa
Arab pra Islam. Baik dalam hal kepercayaan, perilaku moral, akhlak, sikap, dan lain
sebagainya.

Namun tidaklah selalu menitikberatkan bahwa kata jahiliyah adalah kebodohan.


Hal ini dapat terbukti dengan banyaknya karya-karya sastra bangsa Arab pra Islam ketika
itu. Mereka telah memiliki peradaban dengan berbagai karyanya, baik dalam hal puisi,
tulisan, para orator ulung, dan rasa kebersamaan sesama kabilah. Walau dalam
kenyataannya bangsa Arab belum memiliki agama yang dibawakan oleh Nabi
Muhammad SAW.Maka selayaknya kita dapat merubah paradigma kita, bahwa yang
disebut jahiliah itu bukanlah dalam hal yang dipandang secara global saja. Karena ada
berbagai hal yang telah ditonjolkan oleh mereka. Karena mereka pula yang awalnya
membentuk sastra-sastra Arab yang bernilai tinggi. Mulai sekarang kita harus membuka
pikiran kita, bahwa pada zaman mereka peradaban sudah ada.

Lantas mengapa pada zaman sekarang, dapat disebut sebagai zaman teknologi
terutama Indonesia yang mayoritasnya umat Islam belum mencapai sikap dan adab
sebagai mana layaknya umat Islam pasa zaman Nabi Muhammad SAW. Maka dari itu,
penting bagi kita mempelajari sejarah peradaban islam guna melihat contoh dan cerminan
bagi kita. Karena hal tersebut, saya merasa perlu membuat makalah dengan topik yang
terkait agar pembaca dapat mengambil hal yang baik, dan hal buruknya tidak kita lakukan
pada zaman sekarang.

B. Rumusan Masalah
1. Bagimana sejarah Bangsa Arab?
2. Bagaimana kondisi geografis Jazirah Arab?

3
3. Bagaimana kondisi masyarakat Arab Pra-Islam?

C. Tujuan
1. Melihat kondisi bangsa Arab dalam hal Sejarah.
2. Mengetahui letak Geografis bangsa Arab
3. Mengetahui kondisi masyarakat Arab Pra-Islam.

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. Sejarah Bangsa Arab


Bangsa Arab adalah salah satu entitas yang berasal dari keturunan Sam, putra
tertua Nabi Nuh.Entitas lainnya adalah Romawi dan Persia.Mereka berdomisili disekitar
wilayah barat daya benua Asia (al-Janub al-Gharbi min Asia), atau yang biasa dikenal
dengan Semenanjung Arabia.1 Diketahui bahwa Bangsa Arab telah memiliki peradaban
jauh sebelum Islam muncul disana. Beberapa ahli mengungkapkan bahwa aspek
peradaban Arab meliputi agama, politik, ekonomi dan seni budaya. Sejarawan muslim
membagi penduduk Arab menjadi 3, yaitu:

1. Al-Arab al-Baidah : Arab kuno


2. Arab al-Arabiyah : Arab pribumi
3. Arab al-Mustaribah : Arab pendatang

Keberadaan Arab kuno sudah tidak diketahui sejarah kecuali beberapa kaum yang
dikisahkan dalam al-Quran dan kitab-kitab pendahulunya. Orang Arab pribumi yang
merupakan turunan dari Qahtan dan lebih dikenal dengan Arab Yaman, sedangkan Arab
pendatang merupakan keturunan dari nenek moyang Nabi Ismail. Yang datang dan
berdiam di Hijaz, Tahama, Nejaz, Palmerah, atau lebih dikenal dengan penduduk Arab
utara.2

Ditinjau dari segi pemukimannya, bangsa Arab terbagi menjadi dua, yaitu :

1. Ahl Al-Badwi
2. Ahl Al- Hadlar

Kaum Badwi merupakan penduduk padang pasir yang tidak memiliki tempat
tinggal tetap (nomaden) guna mencari sumber mata air dan padang rumput. Karena mata
penghidupan mereka adalah berternak. Sedangkan kaum Al-Hadlar merupakan kaum
1
Ali Sodiqin, Sejarah Peradaban Islam Dari Masa Klasik Hingga Modern, ed. III ( Yogyakarta: Penerbit Lesfi,
2009 ), hlm.18.
2
Abdul Karim, Sejarah Pemikiran dan Peradaban Islam, ed. VIII. ( Yogyakarta: Penerbit Bagaskara, 2019), hlm.50

5
yang hidup menetap di sebuah pemukiman yang subur. Mata pencaharian kaum Hadlar
yakni berdagang, bercocok tanam dan industri. Jika di bandingkan kaum Badwi, kaum
ahlu Hadlar memiliki peluang yang lebih besar untuk membangun peradaban.3

B. Kondisi Geografis Jazirah Arab


Jazirah Arab adalah nama lain dari Semenanjung Arabia, sebuah semenanjung
yang terletak di sebelah barat daya Benua Asia, dengan luas wilayah nya 1.745.900 km 2.4
Jazirah Arab berbatasan langsung dengan Teluk Arab di sebelah timur, Laut Merah di
sebelah barat, Samudera Hindia di sebelah selatan, serta Gurun Syam dan Gurun Irak di
sebelah Utara. Secara umum, iklim di jazirah Arab amat panas. Bahkan termasuk yang
paling panas dan paling kering di muka bumi. Banyak ahli geologi yang memperkirakan
Arab dahulu merupakan sambungan padang pasir yang terbentang luas dari sahara di
Afrika sampai gurun Ghobi di Asia tengah. Di jazirah Arab tidak terdapat satu sungaipun
yang selalu berair dan mengalir sampai ke laut, kecuali dibagian selatan. Hanya wadi-
wadi yang berair selama turun hujan, padahal hujan hampir tidak pernah turun di
kawasan ini.5

C. Kondisi Bangsa Arab Pra Islam


1. Kondisi Politik
Kondisi politik internal wilayah Arabia di masa Jahiliyah menjelang kedatangan
Islam pada dasarnya terpecah-pecah, tidak mengenal kepemimpinan sentral ataupun
persatuan. Kepemimpinan politik di sana didasarkan pada suku-suku atau kabilah-kabilah
guna mempertahankan diri dari serangan suku-suku yang lain. Masyarakat Arab terbagi
menjadi beberapa kabilah atau suku yang dipimpin oleh seorang kepala suku yang
memiliki hak untuk ditaati oleh semua anggota suku. Apabila ada salah satu anggota yang
melanggar maka kepala suku berhak mengusirnya dari suku yang dipimpinnya. Tidak
peduli yang melanggar itu keluarganya sendiri atau bukan. Hal ini disebut dengan istilah
fanatisme kesukuan atau fanatisme ashabiyah. Namun apabila pimpinan perang

3
Ali Sodiqin, Sejarah Peradaban Islam Dari Masa Klasik Hingga Modern, ed. III ( Yogyakarta: Penerbit Lesfi,
2009 ), hlm.18-19
4
Philip K.Hitti, History Of The Arabs,ed. I ( Jakarta: Penerbit PT Serambi Ilmu Semesta, 2014), hlm. 27
5
Ali Sodiqin, Sejarah Peradaban Islam Dari Masa Klasik Hingga Modern, ed. III ( Yogyakarta: Penerbit Lesfi,
2009 ), hlm.18

6
mengalami kekalahan dimedan perang, dan para pedagang mengalami kebangkrutan dan
tidak dapat mengembalian modal dalam berjualan. Maka mereka akan di asingkan di
sebuah gurun pasir tanpa perbekalan makanan hingga mereka meninggal. Hal ini disebut
dengan ‘itifad.6

2. Kondisi Ekonomi
Bangsa Arab sebelum kelahiran islam dikenal dengan keahliannya sebagai bangsa
yang memiliki kemajuan di bidang ekonomi terutama dalam hal berdagang. sepeti yang
Allah sebutkan dalam Al-Qur’an :

“Karena kebiasaan orang-orang Quraisy, yaitu kebiasaan mereka bepergian pada


musim dingin dan musim panas. Karena itu, hendaklah mereka menyembah Tuhan
Ka’bah ini, yang telah memberikan mereka makan pada waktu kelaparan dan
mengamankan mereka dari ketakutan” (Quraisy: 1-4).7

Secara ekonomi masyarakat arab terbagi menjadi 2 kabilah, yaitu kabilah Adnan
dan kabilah Quraisy. Mayoritas kabilah Adnan tinggal di tengah gurun pasir dengan
rumput yang sedikit untuk mengembala domba. Mereka hidup dari susu dan dagingnya.
Sedangkan kaum Quraisy yang tinggal di tanah suci mengandalkan perekonomiannya
dari berdagang. Pada musim dingin, mereka berduyun-duyun ke Yaman untuk
berdagang. Dan ketika musim panas, mereka memilih Syam sebagai tujuan
perdagangannya. Orang-orang Quraisy ini hidup dalam kemakmuran, berbeda dengan
kabilah-kabilah lainnya yang rata-rata hidup susah dan menderita.8

3. Kondisi Sosial
Masa sebelum islam di Arab disebut sebut zaman jahiliyah. Kata jahiliyah berasal
dari kata jahl, Mereka bukan bodoh (jahil) dalam arti buta huruf dan tidak mengenal
pengetahuan sama sekali, tetapi mereka tidak mengetahui hakikat dan sumber kebenaran,
dan tidak mengenal tuhan yang semestinya mereka sembah. Zaman jahiliyah sendiri
terbagi menjadi 2 periode, yaitu jahiliyah pertama dan jahiliyah kedua. Jahiliyah pertama
berlangsung sangat lama, akan tetapi tidak banyak orang yang tahu karena sebagian besar
masyarakat pendukungnya sudah lenyap. Sedangkan, jahiliyah kedua berlangsung selama
6
Abdul Karim, Sejarah Pemikiran dan Peradaban Islam, ed. VIII. ( Yogyakarta: Penerbit Bagaskara, 2019), hlm. 53
7
Abdul Karim, Sejarah Pemikiran dan Peradaban Islam, ed. VIII. ( Yogyakarta: Penerbit Bagaskara, 2019), hlm.57
8
Syaikh Abu Bakar Jabir al-Jazairi, Muhammad, My Beloved Prophet, ed. I.( Jakarta: Qisthi Press, 2008), hlm. 28-
29

7
150 tahun sebelum islam lahir. Disebut zaman jahiliyah karena pada zaman ini kondisi
sosial bangsa arab sangat memprihatinkan.

Contoh beberapa tradisi buruk masyarakat Arab Jahiliyah lainnya yaitu:

1. Perjudian atau maisir. Ini merupakan kebiasaan penduduk di daerah perkotaan di


Jazirah Arab, seperti Mekkah, Thaif, Shan’a, Hijr, Yatsrib, dan Dumat al Jandal.
2. Minum arak (khamr) dan berfoya-foya. Meminum arak ini menjadi tradisi di
kalangan saudagar, orang-orang kaya, para pembesar, penyair, dan sastrawan di
daerah perkotaan.
3. Nikah Istibdha’, yaitu jika istri telah suci dari haidnya, sang suami mencarikan
untuknya lelaki dari kalangan terkemuka, keturunan baik, dan berkedudukan tinggi
untuk menggaulinya.
4. Mengubur anak perempuan hidup-hidup jika seorang suami mengetahui bahwa
anak yang lahir adalah perempuan. Karena mereka takut terkena aib karena
memiliki anak perempuan.
5. Membunuh anak-anak, jika kemiskinan dan kelaparan mendera mereka, atau
bahkan sekedar prasangka bahwa kemiskinan akan mereka alami.
6. Ber-tabarruj (bersolek). Para wanita terbiasa bersolek dan keluar rumah sambil
menampakkan kecantikannya, lalu berjalan di tengah kaum lelaki dengan
berlengak-lenggok, agar orang-orang memujinya.
7. Lelaki yang mengambil wanita sebagai gundik, atau sebaliknya, lalu melakukan
hubungan seksual secara terselubung.
8. Prostitusi. Memasang tanda atau bendera merah di pintu rumah seorang wanita
menandakan bahwa wanita itu adalah pelacur.
9. Fanatisme kabilah atau kaum.
10. Berperang dan saling bermusuhan untuk merampas dan menjarah harta benda dari
kaum lainnya. Kabilah yang kuat akan menguasai kabilah yang lemah untuk
merampas harta benda mereka.9
4. Kondisi Agama
Bangsa Arab sebelum islam sebenarnya telah mengakui Allah sebagai tuhan
mereka. Kepercayaan ini warisan turun temurun sejak Nabi Ibrahim dan Ismail as. Al
9
M. Thaib Thahir Abdul Mu’in. Ilmu Kalam.(Jakarta: Penerbit Widjaya,1997), Hlm.157

8
Qur’an menyebut kepercayaan ini dengan nama Hanif (agama yang lurus). Namun,
beberapa abad sebelum kedatangan Islam, kemurnian ajaran suci itu telah ternoda oleh
tahayul dan khurafat, hingga sampai pada penyekutuan (syirk) terhadap Allah
SWT.Penyimpangan ini kemudian dikenal dengan watsaniyah (penyembahan terhadap
berhala / patung).10

Menurut Thaib Thahir Abdul Mu’in, hakikat ibadah pendudukan Arab Jahiliyah
adalah hasil dari salah satu dua perasaan, yaitu:

1. Perasaan manusia yang merasa bahwa ada kekuatan tersembunyi, yang tidak
dapat dikenal dan diketahui oleh manusia. Kekuatan itu yang menyebabkan
bergerak dan berlakunya alam semesta ini dengan teratur dan harmonis. Perasaan
ini tertanam dalam jiwa manusia.
2. Perasaan yang salah terhadap sesuatu, karena hanya berdasarkan kepada
pancaindera saja, seperti perasaan terhadap salah satu kekuatan yang ada di alam
ini. Misalnya, perasaan orang Mesir kuno yang menganggap keistimewaan itu
pada sapi, matahari, sungai Nil, dan sebagainya. Perasaan inilah yang mendorong
manusia ke arah kepercayaan yang salah. Tetapi meskipun salah, perasaan itu
sangat membekas di dalam kehidupan masyarakat ketika itu. Bahkan bekas-bekas
itu hingga kini masih terlihat di kalangan umat yang terbelakang.

Bangsa Arab umumnya mempunyai kedua perasaan tersebut. Perasaan yang


pertamalah yang mendorong bangsa Arab mengabdi kepada Allah dan mengakui jualah
yang menjadikan langit dan bumi, memberikan rezeki, dan sebagainya. Sedangkan
perasaan kedua yang mendorong mereka menyembah berhala, karena awalnya mereka
mengganggap bahwa berhala adalah alat penghubung menyembah dan mendekatkan diri
kepada Allah. Namun pada akhirnya mereka meyakini bahwa dalam berhala-berhala itu
memiliki kekuatan sendiri.11 Ada empat patung yang terkenal yaiutu Lata, Uzza, Manah
dan Hubal12.

10
Susmihara & Rahmat. Sejarah Islam Klasik (Yogyakarta: Penerbit Ombak, 2013) Hlm.11
11
M. Thaib Thahir Abdul Mu’in. Ilmu Kalam.(Jakarta: Penerbit Widjaya,1997), Hlm.178
12
Ali Sodiqin, Sejarah Peradaban Islam Dari Masa Klasik Hingga Modern, ed. III ( Yogyakarta: Penerbit Lesfi,
2009 ), hlm.20

9
BAB III

KESIMPULAN

Bangsa Arab adalah salah satu entitas yang berasal dari keturunan Sam, putra
tertua Nabi Nuh. Kondisi politik internal wilayah Arabia di masa Jahiliyah memjelang
kedatangan Islam pada dasarnya terpecah-pecah, tidak mengenal kepemimpinan sentral
ataupun persatuan. Kepemimpinan politik di sana didasarkan pada suku-suku atau
kabilah-kabilah guna mempertahankan diri dari serangan suku-suku yang lain. Sumber
ekonomi utama yang menjadi penghasilan orang Arab adalah perdagangan dan
mengembala. Jahiliyah merupakan sebutan untuk masyarkat arab. Penamaan ini tidak
murni dikarenakan kebodohan mereka karena ketiadaan pengetahuan mereka akan
agama, tata cara kemasyarakatan, dan pengetahuan tentang ke-Esaan Allah. Kepercayaan
bangsa Arab pra Islam dahulu yaitu mempercayai tentangan ke esaan Allah swt. Tetapi
mereka melakukan penyimpangan yaitu dengan menyembah berhala.

10
Daftar Pustaka
Sodiqin, Ali, dkk. 2009. Sejarah Peradaban Islam Dari Masa Klasik Hingga Modern.

Yogyakarta: Penerbit Lesfi

Karim, M. Abdul. 2015. Sejarah Pemikiran dan Peradaban Islam, cet. VI.

Yogyakarta: Bagaskara.

Hitti, K. Phillip. 2014. History Of The Arabs. Jakarta: PT. Serambi Ilmu Semesta

Susmihira & Rahmat. 2013. Sejarah Islam Klasik. Yogyakarta: Ombak

Mu’in, M. Thaib Thahir Abdul. 1997 Ilmu Kalam. Jakarta: Widjaya

Jabir, Syaikh Abu Bakar al-Jazairi. 2008. Muhammad, My Beloved Prophet, Cet. I.

Jakarta: Qisthi Press

11

Anda mungkin juga menyukai