Puji dan syukur kami ucapkan ke hadirat Allah SWT, karena berkat
rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyusun makalah ini dengan baik dan
selesai tepat waktu. Makalah ini yang berjudul “ Kemunculan Bangsa Arab
Sebelum Islam”.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Maka
dari itu kami membutuhkan kritik dan saran yang bisa membangun kemampuan
kami, agar kedepannya bisa menulis makalah lebih baik lagi. Semoga makalah ini
bermanfaat bagi para pembaca, dan bagi kami khususnya penulis.
Pemakalah Kelompok 1
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................2
DAFTAR ISI...............................................................................................3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.................................................................................4
B. Rumusaan Masalah..........................................................................5
C. Tujuan Penulisan.............................................................................5
BAB II
PEMBAHASAN
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN.............................................................................................17
3
SARAN.........................................................................................................18
DAFTARPUSTAKA.....................................................................................19
BAB I
PENDAHULUAN
Orang Arab adalah jenis manusia pertama yang menerima islam yang
kemudian yang membawa panji-panji dakwahnya. Maka, sudah sepantasnya kita
mengenal dan mengetahuinya. Bangsa arab mendiami padang pasir Arab yang
tanah tidak susbur. Dareah yang jarang sekali turun hujan, tidak mempunyai
sungai-sungai.
Zaman jahiliya ini ada sebelum adanya Nabi Muhammad SAW. Pada
zaman ini orang-orang tidak memiliki moral dan akhlak sama sekali, mereka
melakuka perbuatan jahat dan buruk tanpa di pikir akan bahaya dan resikonya.
Zaman ini merupakan zaman tanpa penegetahuan, tanpa akhlak dan tanpa moral,
zaman jahiliyah ini bisa dikatakan zaman pembodohan.
Namun demikian, bukan berarti masyarakat Arab pada waktu itu tidak
memiliki kemajuan ekonomi. Bangsa Arab sebelum lahirnya Islam di kenal
sebagia bangsa yang sudah memiliki kemajuan ekonomi. Seperti Mekah, pada
waktu itu merupakan kota denga bertaraf internasional. Hal ini di untungkan oleh
4
posisinya yang sangat strategis karena terletak dipersimpangan jalan penghubung
jaluir perdagangan dan jaringan bisnis dari Yaman Syria.
B.Rumusan Masalah
C.Tujuan Penulisan
5
BAB II
PEMBAHASAN
1
Dedi Supriyadi, Sejarah Peradaban Islam, (Bandung : Pustaka Setia, 2008), hlm. 47
6
Bila dilihat dari asal-usul keturunan, penduduk Jazirah Arab dapat di bagi
menjadi dua golongan besar, yaitu Qahthaniyun (keturunan Qahthan) dan
‘Adnaniyun (keturunan Ismail Ibn Ibrahim). Pada mulanya, wilayah utara
diduduki golongan ‘Adnaniyun dan wilayah selatan didiami golongan
Qahthaniyun. Akan tetapi, lama-kelamaan kedua golongan itu membaur karena
perpindahan-perpindahan dari utara keselatan dan sebaliknya.2
Jazirah Arab terletak disebelah barat daya BenuaAsia, dengan luas sekitar
3.000.000 km2 . letak Jazirah Arab; sebelah timur berbatasan denga Teluk Oman
dan Teluk Persia (Teluk Arab), sebelah selatan berbatasan dengan Laut Merah,
serta sebelah Utara dibatasi dengan Syam dan sebagian berbatasan dengan Irak.4
Oleh bangsa Arab, tanah air mereka disebut shibul jazirah, berarti
semenanjung Arab. Kendatipun hanya terdiri dari tiga jurusan dan di batasi laut.
Dua bagian Jazirah Arab adalah bagian tengah dan bagian pesisir. Tidak ada
sungai yang mengalir tetap, kecuali lembah-lembah yang berair di musim hujan.
2
Dedi Supriyadi, Sejarah Peradaban Islam, (Bandung : Pustaka Setia, 2008), hlm. 50
3
Dedi Supriyadi, Sejarah Peradaban Islam, (Bandung : Pustaka Setia, 2008), hlm. 54-55
4
Rizem Aizid, Sejarah Peradaban Islam, (Yogyakarta : Diva Press, 2015), hlm. 101
5
Alaidin Koto, Sejarah Peradilan Islam (Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2011), hlm 25
7
Sebagian besar wilayah Jazirah Arab adalah padang pasir sahara yang terletak di
tengah dan memiliki keadaan dan sifat yang berdeda-beda.
Sebagian besar daerah Jazirah adalah padang pasir sahara yang terletak di
tengah dan memiliki keadaan dan sifat yang berdeda-beda, dibagi menjadi tiga
bagian, yaitu:
1. Sahara langit, memanjang sepanjang 140 mil dari utara ke selatan 180
mil dari timur ke barat, disebut juga sahar nufud. Oase dan mata air
sangat jarang, tiupan angin sering sekali menimbulkan kabut debu yang
mengakibatkan daerah ini sukar di tempuh.
2. Sahara selatan, yang membenteng menyambung sahara langit ke arah
timur sampai selatan persia. Hampir seluruhnya merupakan dataran
keras, tandus, dan pasir bergelombang. Daerah ini juga disebut dengan
Ar-rub ‘Al-khali (bagian yang sepi).
6
Rusydi Sulaiman, Pengantar Metodologi Studi Sejarah Peradaban Islam (Jakarta : Raja
Grafindo Persada, 2015), hlm. 168
7
Alaidin Koto, Sejarah Peradilan Islam (Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2011), hlm 25
8
3. Sahara harrat, suatu daerah yang terdiri atas tanah Hat yang berbatu
hitam bagaikan terbakar. Gugusan batu-batu hitam itu menyebar di
keluasan sahara ini, seluruhnya mencapai 29 buah.8
1. Kondisi Politik
8
Dedi Supriyadi, Sejarah Peradaban Islam, (Bandung : Pustaka Setia, 2008), hlm. 49
9
Dedi Supriyadi, Sejarah Peradaban Islam, (Bandung : Pustaka Setia, 2008), hlm. 54
9
misalnya, diperintah oleh bermacam-macam suku, dan pemerintaha yang terbesar
adalah masa pemerintahan Tababi’ah dari kabilah Himyar.10
Dalam bidang politik, masyarakat Arab pada masa jahiliyah tidak memiliki
sistem pemerintahan yang mapan dan teratur. Mereka hanya mempunyai
pemimpin yang disenut syeikh atau amir, yang mengurusi persoalan mereka
dalam masalah perang, pembagian harta dalam pertempuran tertentu. Di luar itu
seorang syeikh tidak berkuasa atau tidak berhak mengatur anggota kabilahnya.11
Sementara itu, di bagian timur di Jazirah Arab, dari kawasan Hirah hingga
Irak, yang ada hanyalah daerah-daerah kecil yang tunduk kepada kekuasaan
Persia, sampai datangnya Islam. Para raja Munadzirah sama sekali tidak berdiri
sendiri dan tidak merdeka, tetapi tunduk secara politis di bawah kekuasaan raja-
raja Persia.
Bagian Utara Jazirah Arab sama dengan bagian timur, karena di daerah itu
juga tidak ada pemerintah bangsa Arab yang murni dan merdeka. Semua raja di
sana tunduk di bawah kekuasaan Romawi. Sedangkan, para Raja Ghassanah
serupa dengan raja-raja Munadzirah.
Sementara itu, di bagian tengah Jazirah Arab (di sana terdapat tanah suci
Makkah dan sekitarnya), kaum ‘Addaniyun menjadi penguasa independen, tidak
dikuasai oleh Romawi, Persia, maupun Habasyah. Allah SWT. telah menjaga
kehormatan tanah dan penduduk disana. Bahkan, sejak masa imperialisme Barat
yang menjajah dunia Islam, tak ada yang bisa menguasai negeri suci ini, karena
Allah SWT. telah menjaga kesuciannya.12
Dengan demikian, untuk mengamankan para peziarah yang datang ke kota itu,
didirikanlah suatu pemerintah yang pada mulanya berada ditangan dua suku yang
berkuasa, yaitu jurhum sebagai pemegang kekuasaan dan Ismail(keturunan Nabi
Ibrahim), sebagai pemegang kekuasaan atas Ka’bah. Kekuasan politik kemudian
10
Rizem Aizid, Sejarah Peradaban Islam, (Yogyakarta : Diva Press, 2015), hlm. 111
11
Kementrian Agama Republik Indonesia , Sejarah Kebudayaan Islam (Kementrian Agama,
2014), hlm. 7
12
Rizem Aizid, Sejarah Peradaban Islam, (Yogyakarta : Diva Press, 2015), hlm. 111-112
10
berpindah ke suku Khuza’ah dan akhirnya ke suku Quraisy dibawah pimpinan
Qushai. Suku terakhir inilah yang kemudian mengatur urusan-urusan politik dan
urusan-urusan yang berhubungan dengan Ka’bah. Semenjak itu, suku Quraisy
menjadi suku yang mendominasi masyarakat Arab.
2. Kondisi Ekonomi
Pada masa itu, juga telah berkembang industri, seperti industri kain katun
dan persenjataan berupa pedang, tombak, dan baju besi. Akan tetapi, mereka tidak
bersyukur, justru berpaling dari ketaatan kepada Allah SWT. karena kekufuran
itu, Allah SWT. pun menghancurkan bendungan Ma’rib.14
14
Rizem Aizid, Sejarah Peradaban Islam, (Yogyakarta : Diva Press, 2015), hlm. 112
11
berduyun-duyun ke Yaman untuk berdagang. Dan, ketika musim panas, mereka
memilih Syam sebagai tujuan perdagangan. Mereka hidup dalam kemakmuran,
berbeda dengan kabilah lainnya yang rata-rata hidup susah dan menderita.15
4.Kondisi Sosial
Kondisi sosial bangsa Arab pada masa itu tidak menyenangkan dan
menganut hukum rimba. Kenyamanan hidup tidak ada, sehingga sering pula
dikatakan masa itu masa kegelapan, dimana kezaliman, perpecahan suku,
penindasan, hidup berpoya-poya dalam gemerlap dunia bagi orang kaya dan hidup
menderita bagi orang miskin, kebodohan dan buta huruf dimana-mana serta
segudang permasalahan lainnya.17
Sementara itu, moral dan perilaku sangat rusak sehingga mereka disebut
kaum jahiliyah ”yang bodoh”. Berjudi minum-minuman keras dilakukan bersama-
15
Kementrian Agama Republik Indonesia , Sejarah Kebudayaan Islam (Kementrian Agama,
2014), hlm. 7
16
Dedi Supriyadi, Sejarah Peradaban Islam, (Bandung : Pustaka Setia, 2008), hlm. 53
17
Alaidin Koto, Sejarah Peradilan Islam (Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2012), hlm 26
12
sama, bahkan tak jarang mereka merampok sehingga sering menimbulkan
peperangan antar suku. Yang lebih buruk lagi moralnya adalah adanya suku Arab
yang mengubur bayi perempuan mereka hidup-hidup, mereka beranggapan bahwa
anak perempuan itu tidak berguna dan hanya menyusahkan orang tua. Oleh karena
itu, mereka merasa terhina apabila mempunyai anak perempuan.18
4.Kepercayaan
Pada awalnya bangsa Arab telah mengikuti dan meyakini ajaran agama
Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail yaitu agama Hanifiyah, “ hanif “ artinya benar dan
lurus. Karena sejak dulu, ajaran tauhid sudah mengakar di hati masyarakat Arab.
Tetapi seiring berjalannya waktu ajaran tersebut mengalami perubahan,
penambahan, dan pengurangan yang dilakukan oleh pengikutnya yang tidak
bertanggung jawab.
18
Kementrian Agama Republik Indonesia , Sejarah Kebudayaan Islam (Kementrian Agama,
2014), hlm. 8
19
Rusydi Sulaiman, Pengantar Metodologi Studi Sejarah Peradaban Islam (Jakarta : Raja
Grafindo Persada, 2015), hlm. 169
13
kedudukannya sesudah Hubal dan Manat yang bertempat di dekat kota Madinah
Manath ini dimuliakan penduduk Yastrib.
Beberapa bentuk pemujaan yang dianut oleh bangsa Arab sebelum datangnya
agama Islam:
1) Menyembah malaikat
2) Menyembah jin, ruh dan hantu.
3) Menyembah binatang-binatang
4) Menyembah berhala
5) Agama Yahudi dan Nasrani(Kristen)
1) Di dalam setiap perut orang ada ular, perasaan lapar timbul karena ular
menggigit tubuh manusia.
2) Mereka biasa mengenakan cincin dari tembaga atau besi, dengan
keyakinan untuk menambahkan kekuatan.
3) Bila mereka mengharapkan turun hujan, mereka mengikatkan rumput
kering pada ekor kambing.20
20
Kementrian Agama Republik Indonesia, Sejarah Kebudayaan Islam (Kementrian Agama, 2014),
hlm.5-7
21
Kementrian Agama Republik Indonesia , Sejarah Kebudayaan Islam (Kementrian Agama, 2014)
hlm. 7-8
14
Bangsa Arab, terutama Arab bagian utara, dikenal sebagai orang-orang
yang memiliki kemampuan tinggi dalam mengubah syair, dan syair-syair itu di
perlombakan dan yang unggul di antaranya ditulis untuk digantung di Ka’bah.
Sementara itu, tradisi menulis dan pendidikan pada masa sebelum Islam
sudah ada meskipun terbatas pada kalangan yang hidup di kota, terutama kaum
Yahudi dan Kristen yang menaruh perhatian cukup besar terhadap dunia
pendidikan.
15
karena daerahnya berada pada jalur perdagangan yang strategis dan tanahnya
subur, daerah ini menjadi incaran kerajaan besar Romawi dan Persia yang selalu
bersaing untuk menguasainya.
Bagian lain dari daerah Arab yang sama sekali tidak pernah dijajah oleh
bangsa lain, baik karena sulit dijangkau, tandus dan miskin adalah Hijaz. Kota
terpenting di daerah ini adalah Mekkah, kota suci tempat ka’bah berdiri. Ka’bah
pada masa itu bukan saja disucikan dan dikunjungi oelh penganut-penganut
agama asli Mekkah, tetapi juga oleh orang-orang Yahudi yang bermukin
disekitarnya.22
22
Dedi Supriyadi, Sejarah Peradaban Islam, (Bandung : Pustaka Setia, 2008), hlm. 51-52
16
BAB III
PENUTUP
A.KESIMPULAN
Dalam bidang politik, masyarakat Arab pada masa jahiliyah tidak memiliki
sistem pemerintahan yang mapan dan teratur. Mereka hanya mempunyai
pemimpin yang disenut syeikh atau amir, yang mengurusi persoalan mereka
dalam masalah perang, pembagian harta dalam pertempuran tertentu. Di luar itu
seorang syeikh tidak berkuasa atau tidak berhak mengatur anggota kabilahnya
17
Sementara jika dilihat dari segi kepercayaannya, masyarakat Arab
meyakini berbagai ajaran agama, diantaranya agama hanifiyah, menyembah
malaikat, menyembah jin, ruh dan hantu.menyembah binatang-binatang
,menyembah berhala, agama yahudi dan nasrani(kristen), serta percaya kepada
takhayul. Keadaan tersebut berlangsung sampai datangnya Islam sebagai agama
yang hak, serta penyempurna dari agama-agama sebelumnya.
B.SARAN
18
DAFTAR PUSTAKA
19