Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

KEMUNCULAN MASYARAKAT ARAB SEBELUM


ISLAM
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah :
Sejarah Peradaban Islam
Dosen Pengampu: Dr. SOLIHAH TITIN SUMANTI, M. Ag

Disusun Oleh Kelompok 1:


Semester I/Kesmas Tebing Tinggi
Aqil Maulana Harahap(0801213450)
Khofifa Zuriah Tsani Hutasuhut (0801213444)
Nurul Fitriani Purba (0801213448)

PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN


MASYARAKAT
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS ISLAM NEGRI SUMATERA UTARA
2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami ucapkan ke hadirat Allah SWT, karena berkat
rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyusun makalah ini dengan baik dan
selesai tepat waktu. Makalah ini yang berjudul “ Kemunculan Bangsa Arab
Sebelum Islam”.

Kami selaku penyusun makalah ini tidak lupa mengucapkan terimakasih


kepada Ibu Dr. Solihah Titin Sumanti, M.Ag selaku dosen mata kuliah Sejarah
Peradaban Islam. Ucapan terimakasih juga kami sampaikan kepada semua pihak
yang telah membantu menyelesaikan makalah ini.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Maka
dari itu kami membutuhkan kritik dan saran yang bisa membangun kemampuan
kami, agar kedepannya bisa menulis makalah lebih baik lagi. Semoga makalah ini
bermanfaat bagi para pembaca, dan bagi kami khususnya penulis.

Sabtu , 13 November 2021

Pemakalah Kelompok 1

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................2

DAFTAR ISI...............................................................................................3

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.................................................................................4
B. Rumusaan Masalah..........................................................................5
C. Tujuan Penulisan.............................................................................5

BAB II

PEMBAHASAN

A. Asal Usul Masyarakat Arab


Sebelum Islam..................................................................................6
B. Letak Geografis Jazirah Arab...........................................................7
C. Peradaban Masyarakat Arab
Sebelum Islam..................................................................................9
D. Kondisi Politik, Ekonimi, Sosial,Kepercayaan
Dan Pengetahuan Dan Intelektual....................................................9
E. Komunitas-Komunitas Kerajaan
Sebelum Islam..................................................................................15

BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN.............................................................................................17

3
SARAN.........................................................................................................18

DAFTARPUSTAKA.....................................................................................19

BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah

Orang Arab adalah jenis manusia pertama yang menerima islam yang
kemudian yang membawa panji-panji dakwahnya. Maka, sudah sepantasnya kita
mengenal dan mengetahuinya. Bangsa arab mendiami padang pasir Arab yang
tanah tidak susbur. Dareah yang jarang sekali turun hujan, tidak mempunyai
sungai-sungai.

Bangsa Arab sebelum Islam, khususnya kawasan Jazirah Arab, disebut


masa jahiliyah. Julukan ini disebabkan oleh keterbelakangannya moral masyarakat
Arab khususnya Arab pedalaman (badui) yang hidup menyatu dengan padang
pasir dan area tanah yang gersang. Mereka pada umumnya hidup berkabilah-
kabilah. Merka berada dalam lingkungan yang miskin pengetahuan.

Zaman jahiliya ini ada sebelum adanya Nabi Muhammad SAW. Pada
zaman ini orang-orang tidak memiliki moral dan akhlak sama sekali, mereka
melakuka perbuatan jahat dan buruk tanpa di pikir akan bahaya dan resikonya.
Zaman ini merupakan zaman tanpa penegetahuan, tanpa akhlak dan tanpa moral,
zaman jahiliyah ini bisa dikatakan zaman pembodohan.

Namun demikian, bukan berarti masyarakat Arab pada waktu itu tidak
memiliki kemajuan ekonomi. Bangsa Arab sebelum lahirnya Islam di kenal
sebagia bangsa yang sudah memiliki kemajuan ekonomi. Seperti Mekah, pada
waktu itu merupakan kota denga bertaraf internasional. Hal ini di untungkan oleh

4
posisinya yang sangat strategis karena terletak dipersimpangan jalan penghubung
jaluir perdagangan dan jaringan bisnis dari Yaman Syria.

B.Rumusan Masalah

1. Bagaimana asal usul masyrakat Arab sebelum islam?


2. Seperti apa letak geografis Jazirah Arab?
3. Bagaimana asal usul masyrakat Arab?
4. Bagaimana peradaban masyarakat Arab sebelum Islam?
5. Bagaimana kondisi politik, ekonimi, sosial, kepercayaan dan
pengetahuan dan intelektual?
6. Bagaimana komunitas-komunitas kerajaan Arab sebelum Islam?

C.Tujuan Penulisan

1. Mengetahui asal usul masyarakat Arab sebelum islam


2. Mengetahui letak geografis Jazirah Arab
3. Memahami peradaban masyarakat Arab sbelum Islam
4. Mengetahui kondisi politi, ekonomi, sosial, kepercayaan, pengetahuan dan
intelektual
5. Memahami komunitas-komunitas kerajaan Arab sebelum Islam

5
BAB II

PEMBAHASAN

A.Asal Usul Masyarakat Arab Sebelum Islam

Bangsa Arab mempunyai akar yang panjang dalam sejarah, mereka


termasuk ras atau rumpun bangsa Caucasoid, dalam subras Mediterranean yang
anggotanya meliputi wilayah sekitar Laut Tengah, Afrika Utara, Armenia, Arabia,
dan Irania.

Bangsa Arab hidup berpindah-pindah (nomaden), karena tanahnya terdiri


atas gurun pasir yang kering dan sangat sedikit turun hujan. Perpindahan mereka
dari satu tempat ke tempat lain mengikuti tumbuhnya stepa atau padang rumput
yang tumbuh secara sporadis di tanah Arab di sekitar oasis atau genangan air
setelah turun hujan.

Mereka mendiami wilayah Jazirah Arabia yang dahulu merupakan


sambungan dari wilayah gurun yang membentang dari barat Sahara di Afrika
hingga ke timur melintasi Asia, Irian Tengah dan Gurun Gobi di Cina. Wilayah
itu sangat kering dan panas karena uap air laut yang ada di sekitarnya (Laut
Merah, Laut Hindia, dan Laut Arab) tidak memenuhi kebutuhan untuk
mendinginkan daratan luas yang berbatu. Penduduk arab tinggal di kemah-kemah
dan hidup berburu untuk mencari nafkah, bukan bertani dan berdagang yang tidak
diyakini sebagi kehormatan bagi mereka, memang negeri iu susah ditanami dan
diolah. Sekalipun demikian, wilayah ini subur dalam menghasilkan perminyakan.1

1
Dedi Supriyadi, Sejarah Peradaban Islam, (Bandung : Pustaka Setia, 2008), hlm. 47

6
Bila dilihat dari asal-usul keturunan, penduduk Jazirah Arab dapat di bagi
menjadi dua golongan besar, yaitu Qahthaniyun (keturunan Qahthan) dan
‘Adnaniyun (keturunan Ismail Ibn Ibrahim). Pada mulanya, wilayah utara
diduduki golongan ‘Adnaniyun dan wilayah selatan didiami golongan
Qahthaniyun. Akan tetapi, lama-kelamaan kedua golongan itu membaur karena
perpindahan-perpindahan dari utara keselatan dan sebaliknya.2

Orang-orang Arab adalah orang yang bangga, tetapi sensitif. Kebanggaan


itu disebabkan bahwa bangsa Arab memiliki sastra yang terkenal; kejayaan
sejarah Arab, dan mahkota bumi pada masa klasik dan bahasa arab sebagai bahasa
ibu yang terbaik di antara bahasa-bahasa lain di dunia.3

B. Letak Geografis Jazirah Arab

Jazirah Arab terletak disebelah barat daya BenuaAsia, dengan luas sekitar
3.000.000 km2 . letak Jazirah Arab; sebelah timur berbatasan denga Teluk Oman
dan Teluk Persia (Teluk Arab), sebelah selatan berbatasan dengan Laut Merah,
serta sebelah Utara dibatasi dengan Syam dan sebagian berbatasan dengan Irak.4

Secara geografis, Jazirah Arab terletak di kawasan Timur Tengah. Disebut


Jazirah, karena berbentuk pulau, Jazirah Arab adalah pulau Arab. Negara Arab
digambarkan seperti empat persegi panjang dan berakhir di Asia Selatan. Negara
Arab dikelilingi oleh berbagai negara: sebelah Utara oleh Syiria, sebelah Timur
oleh Nejd, sebelah Barat oleh Yaman, dan sebelah Selatan oleh Laut Erit.5

Oleh bangsa Arab, tanah air mereka disebut shibul jazirah, berarti
semenanjung Arab. Kendatipun hanya terdiri dari tiga jurusan dan di batasi laut.
Dua bagian Jazirah Arab adalah bagian tengah dan bagian pesisir. Tidak ada
sungai yang mengalir tetap, kecuali lembah-lembah yang berair di musim hujan.

2
Dedi Supriyadi, Sejarah Peradaban Islam, (Bandung : Pustaka Setia, 2008), hlm. 50
3
Dedi Supriyadi, Sejarah Peradaban Islam, (Bandung : Pustaka Setia, 2008), hlm. 54-55
4
Rizem Aizid, Sejarah Peradaban Islam, (Yogyakarta : Diva Press, 2015), hlm. 101
5
Alaidin Koto, Sejarah Peradilan Islam (Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2011), hlm 25

7
Sebagian besar wilayah Jazirah Arab adalah padang pasir sahara yang terletak di
tengah dan memiliki keadaan dan sifat yang berdeda-beda.

Hadramaut dan Yaman merupakan wilayah tersubur di Arabia Selatan.


Kurma adalah komoditi primadona yang sangat dekat dengan kehidupan
masyarakat. Yaman menghasilkan gandum dan kopi. Dikarenakan kemajuan
sektor pertanian yang sangat pesat, maka hal ini berpeluang munculnya orang-
orang kaya di Jazirah Arab.6

Karena letak geografisnya sangat strategis, maka kehidupan perekonomian


mereka berjalan lancar. Mereka dikenal sebagai pedagang yang berpengalaman di
wilayah sekitarnya, terutama bagi orang yang hidup di kota. Di bidang pertanian,
bangsa Arab dikenal dalam pertanian dan peternakan, terutama bagi orang-orang
desa. Selain itu, kehidupan mereka sering berpindah-pindah dari satu tempat ke
tempat lain. Karena sebagian besar wilayahnya dikelilingi gurun pasir yang sangat
luas, maka sangat memengaruhi cara hidup mereka, sehingga terkenal sebagai
orang yang zalim dan keras.7

Sebagian besar daerah Jazirah adalah padang pasir sahara yang terletak di
tengah dan memiliki keadaan dan sifat yang berdeda-beda, dibagi menjadi tiga
bagian, yaitu:

1. Sahara langit, memanjang sepanjang 140 mil dari utara ke selatan 180
mil dari timur ke barat, disebut juga sahar nufud. Oase dan mata air
sangat jarang, tiupan angin sering sekali menimbulkan kabut debu yang
mengakibatkan daerah ini sukar di tempuh.
2. Sahara selatan, yang membenteng menyambung sahara langit ke arah
timur sampai selatan persia. Hampir seluruhnya merupakan dataran
keras, tandus, dan pasir bergelombang. Daerah ini juga disebut dengan
Ar-rub ‘Al-khali (bagian yang sepi).

6
Rusydi Sulaiman, Pengantar Metodologi Studi Sejarah Peradaban Islam (Jakarta : Raja
Grafindo Persada, 2015), hlm. 168
7
Alaidin Koto, Sejarah Peradilan Islam (Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2011), hlm 25

8
3. Sahara harrat, suatu daerah yang terdiri atas tanah Hat yang berbatu
hitam bagaikan terbakar. Gugusan batu-batu hitam itu menyebar di
keluasan sahara ini, seluruhnya mencapai 29 buah.8

C.Peradaban Masyarakat Arab Sebelum Islam

Peradaban adalah akibat pengaruh dari budaya bangsa-bangsa dan sekitarnya


yang lebih dahulu maju daripada kedudayaan dan peradaban Arab. Pengaruh
tersebut masuk ke Jazirah Arab melalui beberapa jalur:

1. melalui hubungan dagang dengan bangsa lain.


2. Melalui kerajaan-kerajaan protektorat, Hirah, dan Ghassan, dan
3. Masuknya misi yahudi dan kristen.

Melalui jalur perdagangan, bangsa Arab berhubungan dengan bangsa-bangsa


Siria, Persia, Habsyi, Mesir (Qibthi), dan Romawi yang semuanya telah mendapat
pengaruh dari kebudayaan Hellenisme. Melalui kerajaan-kerajaan protektorat,
banyak berdiri koloni-koloni tawaran perang Romawi dan persia di Ghassan dan
Hirah. Penganut agama Yahudi juga banyak mendirikan koloni di Jazirah Arab,
yang terpenting di antaranya adalah Yastrib. Penduduk koloni ini terdiri atas
orang-orang Yahudi dan orang-orang Arab yang menganut agama Yahudi.9

D. Kondisi Politik, Ekonomi, Sosial, Kepercayaan Dan Pengetahuan Dan


Intelektual

1. Kondisi Politik

Secara global-teritorial, Arab merupakan negeri yang terletak di semenanjung


Arab yang dikelilingi oleh tiga lautan, yaitu laut merah disebelah Barat, Samudra
Hindia di sebelah selatan, dan Teluk Persia di sebelah timur. Letak geopolitik ini
berdampak signifikan terhadap kondisi sosial bangsa Arab. Negri Yaman,

8
Dedi Supriyadi, Sejarah Peradaban Islam, (Bandung : Pustaka Setia, 2008), hlm. 49

9
Dedi Supriyadi, Sejarah Peradaban Islam, (Bandung : Pustaka Setia, 2008), hlm. 54

9
misalnya, diperintah oleh bermacam-macam suku, dan pemerintaha yang terbesar
adalah masa pemerintahan Tababi’ah dari kabilah Himyar.10

Dalam bidang politik, masyarakat Arab pada masa jahiliyah tidak memiliki
sistem pemerintahan yang mapan dan teratur. Mereka hanya mempunyai
pemimpin yang disenut syeikh atau amir, yang mengurusi persoalan mereka
dalam masalah perang, pembagian harta dalam pertempuran tertentu. Di luar itu
seorang syeikh tidak berkuasa atau tidak berhak mengatur anggota kabilahnya.11

Sementara itu, di bagian timur di Jazirah Arab, dari kawasan Hirah hingga
Irak, yang ada hanyalah daerah-daerah kecil yang tunduk kepada kekuasaan
Persia, sampai datangnya Islam. Para raja Munadzirah sama sekali tidak berdiri
sendiri dan tidak merdeka, tetapi tunduk secara politis di bawah kekuasaan raja-
raja Persia.

Bagian Utara Jazirah Arab sama dengan bagian timur, karena di daerah itu
juga tidak ada pemerintah bangsa Arab yang murni dan merdeka. Semua raja di
sana tunduk di bawah kekuasaan Romawi. Sedangkan, para Raja Ghassanah
serupa dengan raja-raja Munadzirah.

Sementara itu, di bagian tengah Jazirah Arab (di sana terdapat tanah suci
Makkah dan sekitarnya), kaum ‘Addaniyun menjadi penguasa independen, tidak
dikuasai oleh Romawi, Persia, maupun Habasyah. Allah SWT. telah menjaga
kehormatan tanah dan penduduk disana. Bahkan, sejak masa imperialisme Barat
yang menjajah dunia Islam, tak ada yang bisa menguasai negeri suci ini, karena
Allah SWT. telah menjaga kesuciannya.12

Dengan demikian, untuk mengamankan para peziarah yang datang ke kota itu,
didirikanlah suatu pemerintah yang pada mulanya berada ditangan dua suku yang
berkuasa, yaitu jurhum sebagai pemegang kekuasaan dan Ismail(keturunan Nabi
Ibrahim), sebagai pemegang kekuasaan atas Ka’bah. Kekuasan politik kemudian

10
Rizem Aizid, Sejarah Peradaban Islam, (Yogyakarta : Diva Press, 2015), hlm. 111
11
Kementrian Agama Republik Indonesia , Sejarah Kebudayaan Islam (Kementrian Agama,
2014), hlm. 7
12
Rizem Aizid, Sejarah Peradaban Islam, (Yogyakarta : Diva Press, 2015), hlm. 111-112

10
berpindah ke suku Khuza’ah dan akhirnya ke suku Quraisy dibawah pimpinan
Qushai. Suku terakhir inilah yang kemudian mengatur urusan-urusan politik dan
urusan-urusan yang berhubungan dengan Ka’bah. Semenjak itu, suku Quraisy
menjadi suku yang mendominasi masyarakat Arab.

Ada sepuluh jabatan tinggi yang dibagi-bagikan kepada kabilah-kabilah


asal suku Quraisy, yaitu hijabah (penjaga kinci-kunci Ka’bah), siqayah
(pengawas mata air zam-zam untuk dipergunakan oleh para peziarah), diyat
(kesusahan hakim, sipil dan kriminal), sifarah (kuasa usaha negara atau duta),
Liwa’ (jabatan ketentaraan), rifadah (apengurus pajak untuk orang miskin),
nadwah (jabatan ketua dewan), khaimmah (pengurus balai musyawarah),
khazinah ( jabatan administrasi keuangan) dan azlam (penjaga panah peramal
untuk mengetahui pendapat dewa-dewa). Pada saat itu, sudah menjadi kebiasaan
bahwa anggota tertua mempunyai pengaruh paling besar dan mempunyai gelar
rais.13

2. Kondisi Ekonomi

Perekonomian bangsa Arab secara umum tidak bermakna apa-apa, kecuali


negeri-negeri yang ada di daerah Yaman. Yaman adalah negeri yang subur,
khususnya di sekitar bendungan Ma’arib (pertanian maju secara pesat dan
menakjubkan).

Pada masa itu, juga telah berkembang industri, seperti industri kain katun
dan persenjataan berupa pedang, tombak, dan baju besi. Akan tetapi, mereka tidak
bersyukur, justru berpaling dari ketaatan kepada Allah SWT. karena kekufuran
itu, Allah SWT. pun menghancurkan bendungan Ma’rib.14

Sementara itu, mayoritas kabilah Adnan tinggal di tengah gurun pasir


dengan rumput yang sedikit untuk menggembala domba. Mereka hidup dari susu
dan dagingnya. Sedangkan, kaum Quraisy yang tinggal di tanah suci
mengandalkan perekonomiannya dari bedagang. Pada musim dngin, mereka
13
Dedi Supriyadi, Sejarah Peradaban Islam, (Bandung : Pustaka Setia, 2008), hlm. 53

14
Rizem Aizid, Sejarah Peradaban Islam, (Yogyakarta : Diva Press, 2015), hlm. 112

11
berduyun-duyun ke Yaman untuk berdagang. Dan, ketika musim panas, mereka
memilih Syam sebagai tujuan perdagangan. Mereka hidup dalam kemakmuran,
berbeda dengan kabilah lainnya yang rata-rata hidup susah dan menderita.15

Setelah kerajaan Himyar jatuh, jalur-jalur perdagangan didominasi oleh


kerajaan Romawi dan Persia. Pusat bergadang bangsa Arab serentak kemudian
beralih ke daerah Hijaz. Mereka pun menjai masyhur positif bagi mereka, yaitu
perdagangan menjadi semakin maju. Akan tetapi, kemajuan mekkah tidaklah
sebanding dengan kemajuan yang pernah di capai kerajaan-kerajaan Arab
sebelumnya. Meskipun demikian, dengan Mekkah menjadi pusat peradaban,
bangsa Arab bagaikan memulai babak baru dalam hal kebudayaan dan
peradaban.16

4.Kondisi Sosial

Kondisi sosial bangsa Arab pada masa itu tidak menyenangkan dan
menganut hukum rimba. Kenyamanan hidup tidak ada, sehingga sering pula
dikatakan masa itu masa kegelapan, dimana kezaliman, perpecahan suku,
penindasan, hidup berpoya-poya dalam gemerlap dunia bagi orang kaya dan hidup
menderita bagi orang miskin, kebodohan dan buta huruf dimana-mana serta
segudang permasalahan lainnya.17

Bangsa Arab sebelum Islam terkenal pemberani di dalam membela


pendirian. Mereka tidak mau mengubah pendirian serta tata cara hidup yang susah
dan menjadi kebiasaannya, tidak mau mengalah, namun ada sisi kebiasaan yang
baik yaitu suka menghormati, memuliakan tamu serta menghargai solidaritas
kesukuan dan sosial.

Sementara itu, moral dan perilaku sangat rusak sehingga mereka disebut
kaum jahiliyah ”yang bodoh”. Berjudi minum-minuman keras dilakukan bersama-

15
Kementrian Agama Republik Indonesia , Sejarah Kebudayaan Islam (Kementrian Agama,
2014), hlm. 7
16
Dedi Supriyadi, Sejarah Peradaban Islam, (Bandung : Pustaka Setia, 2008), hlm. 53

17
Alaidin Koto, Sejarah Peradilan Islam (Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2012), hlm 26

12
sama, bahkan tak jarang mereka merampok sehingga sering menimbulkan
peperangan antar suku. Yang lebih buruk lagi moralnya adalah adanya suku Arab
yang mengubur bayi perempuan mereka hidup-hidup, mereka beranggapan bahwa
anak perempuan itu tidak berguna dan hanya menyusahkan orang tua. Oleh karena
itu, mereka merasa terhina apabila mempunyai anak perempuan.18

Ciri-ciri utama bangsa arab sebelum islam adalah sebagai berikut:


Pertama, bangsa Arab menganut paham kesukuan atau kabilah. Kedua, bangsa
Arab memiliki tata sosial yang tertutup dengan partisipasi warga yang terbatas,
faktor keturunan lebih utama dari kemampuan. Ketiga, bangsa Arab mengenal
hierarki sosial yang kuat. Ke empat, kedudukan perempuan sangat subordinat dan
berada dalam posisi imperior.19

4.Kepercayaan

Pada awalnya bangsa Arab telah mengikuti dan meyakini ajaran agama
Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail yaitu agama Hanifiyah, “ hanif “ artinya benar dan
lurus. Karena sejak dulu, ajaran tauhid sudah mengakar di hati masyarakat Arab.
Tetapi seiring berjalannya waktu ajaran tersebut mengalami perubahan,
penambahan, dan pengurangan yang dilakukan oleh pengikutnya yang tidak
bertanggung jawab.

Kemudian muncul berbagai ajaran yang meragukan dan akhirnya jatuh


menjadi penyembah berhala yang di bawa oleh Amr bin Luay Al Khuzai.
Kemudian Amr bin Luay Al khuzai meletakkan sebuah berhala besar bernama
Hubal yang terbuat dari batu akik berwarna merah berbentuk patung manusia,
yang ditempatkan di sisi Ka’bah. Kemudian dia menyeru kepada penduduk Hijaz
supaya menyembah berhala. Disamping itu banyak lagi berhala-berhala yang lain
seperti Latta, dewa tertua terletak di Thaif; Uzza, bertempat di Hijaz,
kedudukannya berada di bawah hubal dan manat yang bertempat di hijaz,

18
Kementrian Agama Republik Indonesia , Sejarah Kebudayaan Islam (Kementrian Agama,
2014), hlm. 8
19
Rusydi Sulaiman, Pengantar Metodologi Studi Sejarah Peradaban Islam (Jakarta : Raja
Grafindo Persada, 2015), hlm. 169

13
kedudukannya sesudah Hubal dan Manat yang bertempat di dekat kota Madinah
Manath ini dimuliakan penduduk Yastrib.

Beberapa bentuk pemujaan yang dianut oleh bangsa Arab sebelum datangnya
agama Islam:

1) Menyembah malaikat
2) Menyembah jin, ruh dan hantu.
3) Menyembah binatang-binatang
4) Menyembah berhala
5) Agama Yahudi dan Nasrani(Kristen)

Sebelum Islam, orang-orang Arab Quraisy juga banyak percaya pada


takhayul, antara lain:

1) Di dalam setiap perut orang ada ular, perasaan lapar timbul karena ular
menggigit tubuh manusia.
2) Mereka biasa mengenakan cincin dari tembaga atau besi, dengan
keyakinan untuk menambahkan kekuatan.
3) Bila mereka mengharapkan turun hujan, mereka mengikatkan rumput
kering pada ekor kambing.20

5.Pengetahuan dan Intelektual

Bangsa Arab sebelum Islam juga telah mampu mengembangkan ilmu


pengetahuan. Hal ini misalnya dapat dilihat dari berbagai ilmu pengetahuan yang
berkembang di dalam kehidupan masyarakat Arab pada waktu itu.

Di antara ilmu pengetahuan yang mereka kembangkan adalah astronomi,


yang ditemukan oleh orang-orang Babilonia. Mereka pindah ke negeri Arab pada
waktu negara mereka diserang oleh bangsa persia. Dan mereka inilah bangsa Arab
belajar banyak ilmu astronomi.21

20
Kementrian Agama Republik Indonesia, Sejarah Kebudayaan Islam (Kementrian Agama, 2014),
hlm.5-7
21
Kementrian Agama Republik Indonesia , Sejarah Kebudayaan Islam (Kementrian Agama, 2014)
hlm. 7-8

14
Bangsa Arab, terutama Arab bagian utara, dikenal sebagai orang-orang
yang memiliki kemampuan tinggi dalam mengubah syair, dan syair-syair itu di
perlombakan dan yang unggul di antaranya ditulis untuk digantung di Ka’bah.

Sementara itu, tradisi menulis dan pendidikan pada masa sebelum Islam
sudah ada meskipun terbatas pada kalangan yang hidup di kota, terutama kaum
Yahudi dan Kristen yang menaruh perhatian cukup besar terhadap dunia
pendidikan.

Pusat-pusat kegiatan intelektual di luar Arabiya sebelum dan menjelang


datangnya Islam, yang berperan sebagai jembatan dalam proses penyerapan ilmu
pengetahuan antara lain di kota Athena, Alexandria, Jundi syapur, dan india.

D.Komunitas-Komunitas Kerajaan Masyarakat Arab Sebelum Islam

Golongan Qhathaniyyun pernah mendirikan Kerajaan Saba’ dan Kerajaan


Himyar di Yaman bagian Selatan Jazirah Arab. Kerajaan Saba’ inilah yang
membangun bendungan Ma’arib, sebuah bendungan raksasa yang menjadi sumber
air untuk wilayah kerajaan. Pada masa kejayaannya, kemajuan Kerajaan Saba’ di
bidang kebudayaan dan peradaban, dapat dibandingkan dengan kota-kota dunia
lain saat itu. Bekas-bekas kerajaan ini sekarang masih terbenam dalam timbunan
tanah.

Pada masa pemerintahan Saba’ bangsa arab menjadi penghubung


perdagangan antara Eropa dan dunia Timur jauh. Setelah kerajaan mengalami
kemunduran, muncul kerajaan Himyar menggantikannya. Kerajaan baru ini
terkenal dengan kekuatan armada niaga yang menjelajah mengarungi India, Cina,
Somalia, dan Sumaterake pelabuha-pelabuhan Yaman. Perniagaan ketika itu dapat
dikatakan monopoli Himyar.

Setelah bendungan Ma’arib runtuh, masa gemilang Kerajaan Himyar


sedikit demi sedikit memudar. Banyak bangunan roboh di bawa air dan sebagian
besar penduduk mengungsi ke bagian utara Jazirah Arab. Meskipun demikian,

15
karena daerahnya berada pada jalur perdagangan yang strategis dan tanahnya
subur, daerah ini menjadi incaran kerajaan besar Romawi dan Persia yang selalu
bersaing untuk menguasainya.

Di sebelah utara Jazirah juga pernah berdiri kerajaan-kerajaan, tetapi


kerajaan-kerajaan tersebut lebih merupakan kerajaan protektorat. Ini terjadi karena
khalifah-khalifah Romawi dan Persia selalu mendapat gangguan dari suku-suku
Arab yang memeras dan merampoknya. Untuk melindungi khalifah-khalifah itu,
atas inisiatif kerajaan besar tersebut, didirikanlah Kerajaan Hirah dibawah
perlindungan Romawi. Kedua kerajaan ini berkembang dalam waktu yang
bersamaan, yaitu kira-kira abad ketiga sampai abad kedatangan Islam. Raja-raja
yang berkuasa umumnya berasal dari keturunan Arab Yaman.

Bagian lain dari daerah Arab yang sama sekali tidak pernah dijajah oleh
bangsa lain, baik karena sulit dijangkau, tandus dan miskin adalah Hijaz. Kota
terpenting di daerah ini adalah Mekkah, kota suci tempat ka’bah berdiri. Ka’bah
pada masa itu bukan saja disucikan dan dikunjungi oelh penganut-penganut
agama asli Mekkah, tetapi juga oleh orang-orang Yahudi yang bermukin
disekitarnya.22

22
Dedi Supriyadi, Sejarah Peradaban Islam, (Bandung : Pustaka Setia, 2008), hlm. 51-52

16
BAB III

PENUTUP

A.KESIMPULAN

Dari pembahasan yang telah dipaparkan di atas, peradaban dunia sebelum


islam di daerah Arab yaitu, mereka hidup secara kesukuan dan juga hidup
berpindah-pindah. Hal ini di sebabkan oleh kondisi geografis yang tidak
mendukung, seperti model tanah yang tandus, berbatu, padang pasir luas serta
beriklim panas dan jang turun hujan. Bangsa Arab terbagi menjadi dua bagian
yaitu: penduduk gurun pasir dan penduduk negri(perkotaan). Pada penduduk
gurun pasir sering terjadi peperangan sehingga kebudayaan mereka sulit dilacak,
berbeda dengan penduduk negri. Pada masa itu mereka memiliki watak yang
keras, suka berperang, merampok, berjudi, berjina, dan mengubur anak
perempuan nya hidup-hidup, sehingga terkesan jauh dari nilai-nilai moral
kemanusiaan. Hal demikian menjadi tradisi masyarakat Arab sebelum Islam.
Keadaan ini lah yang menjadikan mereka disebut sebagai zaman jahiliyah atau
zaman kebodohan.

Dalam bidang politik, masyarakat Arab pada masa jahiliyah tidak memiliki
sistem pemerintahan yang mapan dan teratur. Mereka hanya mempunyai
pemimpin yang disenut syeikh atau amir, yang mengurusi persoalan mereka
dalam masalah perang, pembagian harta dalam pertempuran tertentu. Di luar itu
seorang syeikh tidak berkuasa atau tidak berhak mengatur anggota kabilahnya

Dari sisi perekonomian, , mayoritas kabilah Adnan tinggal di tengah gurun


pasir dengan rumput yang sedikit untuk menggembala domba. Mereka hidup dari
susu dan dagingnya. Sedangkan, kaum Quraisy yang tinggal di tanah suci
mengandalkan perekonomiannya dari berdagang. Pada musim dngin, mereka
berduyun-duyun ke Yaman untuk berdagang. Dan, ketika musim panas, mereka
memilih Syam sebagai tujuan perdagangan. Mereka hidup dalam kemakmuran,
berbeda dengan kabilah lainnya yang rata-rata hidup susah dan menderita.

17
Sementara jika dilihat dari segi kepercayaannya, masyarakat Arab
meyakini berbagai ajaran agama, diantaranya agama hanifiyah, menyembah
malaikat, menyembah jin, ruh dan hantu.menyembah binatang-binatang
,menyembah berhala, agama yahudi dan nasrani(kristen), serta percaya kepada
takhayul. Keadaan tersebut berlangsung sampai datangnya Islam sebagai agama
yang hak, serta penyempurna dari agama-agama sebelumnya.

B.SARAN

Dari pembahasan kemunculan masyarakat Arab sebelum Islam ,sebaiknya


nya kita dapat menjadikan cerminan untuk kehidupan di masa depan yang lebih
baik sehingga hal-hal yang buruk tidak terulang kembali. Kami sangat
mengharapkan saran dari pembaca uang bersifat membangun demi kesempurnaan
makalah pada masa yang akan datang.

18
DAFTAR PUSTAKA

Supriyadi, Dedi .2008. Sejarah Peradaban Islam. Bandung : Pustaka


Setia.

Kementrian Agama Republik Indonesia. 2014. Sejarah Kebudayaan


Islam .Jakarta : Kementrian Agama

Sulaiman, Rusydi.2015. Pengantar Metodologi Studi Sejarah Peradaban


Islam. Jakarta : Raja Grafindo Persada.

Koto, Alaidin.2011. Sejarah Peradilan Islam .Jakarta : Raja Grafindo


Persada.

Aizid, Rizem.2015. Sejarah Peradaban Islam, Yogyakarta : Diva Press.

Di akses melalui, https://id.scrib.com/doc/280359388/ARAB-PRA-


ISLAM-sejarah-peradaban-islam ,pada tanggal 15 November 2021

Di akses melalui, https://id.scrib.com/document/361465840/Makalah-


Sejarah-Peradaban-Islam-keadaan , pada tanggal 16 November 2021

19

Anda mungkin juga menyukai