Oleh :
1. Paryono 6. Imam Ahmad
2. Ahmad Syakirin 7. Lailatun Nabila
3. Endi Setiawan 8. Ika Putri Nilam S.
4. Khoirul Umam 9. Alfin Nurhasanah
5. Datika rensa 10. Sefta Justya
BAB II PEMBAHASAN
PERKEMBANGAN ISLAM DI MASA NABI ......................................................1
1. Keadaan Bangsa Arab Pra Islam .................................................................1
A. Keadaan Alam Jazirah Arab ..................................................................1
B. Keadaan Sosial Politik .............................................................................2
C. Keadaan Sosial Ekonomi .........................................................................3
D. Agama Dan Budaya Bangsa Arab ..........................................................4
2. Dakwah Nabi Periode Makkah......................................................................5
A. Pengangkatan Nabi Muhammad SAW. Sebagai Rosul ........................5
B. Misi Dan Usaha Nabi Dalam Berdakwah ...............................................6
C. Penolakan Bangsa Arab............................................................................7
3. Dakwah Nabi Periode Madinah ....................................................................9
A. Proses Hijrah Ke Madinah .......................................................................9
B. Sebab Sebab Hijrah ..................................................................................11
C. Usaha Nabi Di Madinah ...........................................................................12
D. Tantangan Yang Dihadapi Di Madinah .................................................13
I
BAB I
PENDAHULUAN
Jazirah Arab merupakan wilayah padang pasir yang terletak di bagian barat daya asia.
Jazirah adalah padang pasir terluas dan tergersang di dunia. Luas wilayahnya 120.000 mil
persegi. Jazirah Arab merupakan wilayah strategis dalam peta dunia zaman kuno, ketika
benua Australia dan Amerika belum dikenal orang, karena letaknya berada pada posisi
pertemuan tiga benua yaitu Asia, Eropa, dan Afrika. Wilayah bagian utara Arab berbatasan
dengan lembah gurun Syria, sebelah timur berbatasan dengan dataran tinggi Persia,
sedangkan sebelah barat berbatasan dengan Laut Merah. Kepulauan Arabia atau Jazirah
Arabia adalah sebutan untuk Arab karena wilayahnya dikelilingi laut pada ketiga sisinya.
Wilayah Arab daerahnya terdiri dari gurun-gurun yang udaranya sangat panas dan berangin
tenang wilayah ini adalah daerah Tihamah, sedangkan wilayah yang berupa lembah di celah-
celah pegunungan adalah daerah Hijaz. Keadaan sosial masyarakat Arab Pra Islam
berdasarkan kesukuan-kesukuan yang terus memelihara ajaran nenek moyangnya, dengan
terus mempertahankan tradisi misalnya berperang, pembunuhan terhadap bayi
perempuan, penyembahan berhala, suka berjudi, mencuri, minum khamr, merampok dan
menghalalkan segala cara untuk mewujudkan keinginan. Kebudayaan masyarakat Arab
pra-Islam yang paling menonjol adalah bidang sastra bahasa Arab, khususnya syair Arab.
Negeri Yaman adalah tempat tumbuh kebudayaan yang amat penting yang pernah
berkembang di Jazirah Arab sebelum Islam datang. Bangsa Arab termasuk bangsa yang
memiliki rasa seni yang tinggi. Salah satu buktinya ialah bahwa seni bahasa Arab (syair)
merupakan suatu seni yang paling indah yang amat dihargai dan dimuliakan oleh
bangsa tersebut.
II
BAB II
PEMBAHASAN
1
Suyud Lukman Hakim, (2020), Buku siswa sejarah kebudayaan Islam. Jakarta: Direktorat
KSKK Madrasah
1
B. Keadaan Sosial Politik
Ahli sejarah membagi penduduk jazirah arab menjadi dua yaitu Arab Baidah dan
Arab Baqiyah.
A. Arab Baidah yaitu orang-orang arab yang telah lenyap jejaknya. Dan tidak dikethui
lagi kecuali karena tersebut dalam kitab-kitab suci, seperti kaum Ad dan kaum
Tsamud.
B. Arab Baqiyah (Arab Lestari), yaitu orng-orang Arab yang masih terdapat jejaknya.
Dinegeri-negeri Jazirah Arab telah berdiri beberapa kerajaan yang sifatnya dan bentuknya
dua macam:
A. Kerjaan yang bermahkota, tetapi tunduk pada kerajaan lain (mendapat otonomi dalm
negeri).
B. Kerjaan tidak bermahkota, tetapi mempunyai kemerdekaan penuh. Ia juga mempunyai
apa yang dipunyai oleh kerajaan-kerajaan sebenarnya.
Kerajaan yang bermahkota sangat banyak, diantaranya yaitu :
1. Kerajaan Makyam, kerajaan ini terletak diselatan arabia yaitu didaerah Yaman.
2. Kerajaan Saba’, kerajaan ini juga berdiri didaerah Yaman yang pada waktu itu kerajaan
Saba’ ini menggantikan kerajaan Makyam. Kerajan Saba’ mulai berdiri tahun 950 SM.
Mula berdirinya merupakan satu kerajaan kecil saja, kemudian bertambah besar dan luas.
Sementara itu Kerajan Makyam dan Quthban semakin kecil dan lemah. Akhirnya roboh
dan dikuasai Kerajaan Saba’ dan Kerajaan Saba’ berdiri sampai tahuhn 115 SM.
3. Kerajaan Himyar, berdiri mulai Kerajaan Saba’ mulai lemah. Kelemahan kerajaan Saba’
memberi kesempatan bagi kerajaan Himyar untuk tumbuh dan berkembang dengan pesat
hingga akhirnya kerajaan Himyar dapat menguasai kerajaan Saba’.
4. Kerajaan Hirah, sejarah keamiran Hirah ini mulai sejak abad 111 M. dan terus berdiri
sampai lahirnya Islam. Kerajaan ini telah berjasa juga terhadap kebudayaan Arab, karena
warga negaranya, banyak mengadakan perjalanan-perjalanan diseluruh jazirah Arab
terutama untuk berniaga, dalam pada itu mereka juga menyiarkan kepandaian menulis
dan membaca. Karena itu mereka dapat dianggap sebagai pennyiar ilmu pengetahuan di
jazirah Arab.
5. Kerajaan Ghassan, nama Ghassan itu berasal dari mata air di Syam yang disebut
” Ghassan“. Kaum Ghassan memerintah dibagian selatan dari negeri Syam dan dibagian
utara dari jazirah Arab. Mereka telah mempunyai kebuayaan yang tinggi, dan menganut
agama Masehi yang diterimanya dari bangsa Romawi dan merekalah yang memasukkan
agama Masehi itu ke jazirah Arab.
6. Hijaz, Hijaz berbeda dengan negeri-negeri arab yang lain, telah dapat menjaga
kemerdekaannya. Tidak pernah negeri Hijaz dijajah, diduduki dan dipengaruhi negara-
nagara asing. Hal itu disebabkan oleh letak dan kemiskinan negerinya, sehingga tidak
menimbulkan keinginan pada negara-negara lain untuk menjajahnya.
7. Mekkah, yaitu kota tempat berdirinya Ka’bah. Dikeliling Ka’bah didirikan berbagai
patung untuk disembah sebagai Tuhan orang-orang Arab. Pada mulanya Mekkah dan
Ka’bah dikuasai oleh Nabi Ismail, kemudian putra sulungnya Nabit, kemudian oleh
penguasa-penguasa dari kabilah Jurhum. Kemudian kabilah Jurhum diganti oleh kabilah
Khuza’ah, yang datang dari Yaman setelah runtuhnya bendungan Ma’rib, dan berkusa di
Mekkah selama 300 th. Dalam periode ini mereka banyk membuat kesalahan, terutama
dalam bidang agama.
Dalam abad Ke-V M, kaum Quraisy merebut pimpinan Mekkah dan Ka’bah dari
Khuza’ah. Dibawah pimpinan kaum Quraisy Mekkah menjadi maju. Untuk mengurus
Mekkah dan sekitarnya, didirikanlah semacam pemerintahan oleh kaum Quraisy. Pada
zaman Abdul Muthalib Mekkah lebih maju dan telaga Zam-Zam disempurnakan
pemugarannya yaitu dalam tahun 540 M.
Adapun Masyarakat perkotaan yang tinggal di daerah subur, seperti Yaman, Thaif,
Madinah, Najd, Khaibar atau yang lainnya, mereka menggantungkan sum- ber kehidupan
pada pertanian. Selain pertanian, mayoritas mereka memilih perniagaan sebagai mata
pencaharian, khusunya, penduduk Makkah. Mereka memiliki pusat perniagaan istimewa.
Penduduk Makkah memiliki kedudukan tersend- iri dalam pandangan orang-orang Arab,
yaitu mereka penduduk negeri Haram (Makkah). Orang-orang Arab lain tidak akan
mengganggu mereka, juga tidak akan mengganggu perniagaan mereka. Allah Swt. telah
menganugrahkan hal itu kepada mereka. Allah Swt. Berfirman dalam surah al-Ankabut
[29]: 67
َل يُْؤ ِمنُوْ نَ َوبِنِ ْع َم ِة هّٰللا ِ يَ ْكفُرُوْ نZِ ف النَّاسُ ِم ْن َحوْ لِ ِه ۗ ْم اَفَبِ ْالبَا ِط
Zُ َّاَ َولَ ْم يَ َروْ ا اَنَّا َج َع ْلنَا َح َر ًما ٰا ِمنًا َّويُتَخَط
Artinya : dan Apakah mereka tidak memperhatikan, bahwa Sesungguhnya Kami telah
menjadikan (negeri mereka) tanah suci yang aman, sedang manusia sekitarnya
rampok-merampok. Maka mengapa (sesudah nyata kebenaran) mereka masih
percaya kepada yang bathil dan ingkar kepada nikmat Allah?
Bangsa Arab menjadikan janda sebagai barang yang dapat diwariskan kepada
anak laki-laki, sehingga banyak anak laki-laki mengawini janda ayahnya. Diantara adat
dan budaya yang lebih buruk lagi ialah membunuh anak perempuan dan menguburnya
dalam keadaan masih hidup, karena mereka merasa malu mempunyai anak perempuan
dan beranggapan bahwa anak perempuan tidak dapat di ajak berperang, mencari
penghasilan, dan sebagainya.
Kedua, dikatakan bahwa Jibril datang kepada Nabi Muhammad SAW dalam keadaan
seperti manusia biasa, menyerupai seorang laki-laki. Jibril mendatangi dengan berkata
iqra` bismi rabbikallażī khalaq khalaqal-insāna min 'alaq iqra` wa rabbukal-akram
allażī 'allama bil-qalam 'allamal-insāna mā lam ya'lam (QS Al 'Alaq: 1-5).
Turunnya wahyu pertama yang menandai kenabian dan kerasulan Nabi
Muhammad SAW. Aisyah RA berkata, "Yang pertama sekali apa (wahyu) yang
dimuliakan pada Rasulullah SAW itu adalah impian yang baik dalam tidur. Beliau
tidak melihat impian itu melainkan terang cuaca datang seperti terang cuacanya waktu
subuh. Kemudian kepada beliau rasa amat suka bersembunyi (menyendiri) dan beliau
juga menyendiri di Gua Hira maka beliau ber-tahannuts di dalamnya, yaitu beribadah
dalam beberapa malam yang berbilangan sebelum beliau kembali pulang kepada ahli
keluarganya, dan bersedia untuk yang demikian itu kemudian beliau kembali kepada
Khadijah lalu mengambil perbekalan yang seperti itu sehingga datanglah Haq
(kebenaran), sedang beliau ada di Gua Hira. Maka datanglah malaikat kepada beliau
lalu berkata, 'Bacalah!'
Beliau berkata, "Aku bukan pembaca."
Lalu Jibril memegang beliau, lantas memeluknya dengan sekeras-kerasnya sampai
payahlah beliau, lalu Jibril melepaskan beliau lantas berkata, "Bacalah!"
Beliau berkata, "Aku bukan pembaca."
Lalu jibril memegang beliau lantas memeluknya yang kedua kalinya sampai merasa
payahlah beliau, lalu melepaskan beliau lantas berkata, "Bacalah!"
Maka beliau berkata, "Aku bukan pembaca."
Lalu Jibril memegang beliau lantas memeluk beliau dengan sekeras-kerasnya,
kemudian melepaskan beliau lalu berkata, "Bacalah dengan nama Tuhanmu yang
telah menciptakan. Dia menciptakan manusia dari darah yang beku! Bacalah olehmu
dan Tuhanmu Maha Mulia yang mengajar manusia dengan pena, mengajar manusia
tentang barang yang ia belum mengetahui."
artinya, “Allah tidak melarang kamu berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-
orang yang tidak memerangimu dalam urusan agama dan tidak mengusir kamu dari
kampung halamanmu. Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berlaku
adil.”
Beliau menyiapkan rencana dengan melihat situasi dan kondisi di kota Makkah.
Adapun proses hijrah nabi Muhammad dengan langkah-langkah sebagai berikut:
2. Gua Tsur
Nabi Muhammad saw dan Abu Bakar pergi ke Madinah melalui arah selatan
dalam rangka mengelabui kafir Quraisy. Mereka berdua menetap di dalam gua Tsur
pada hari Jum’at, Sabtu, dan Ahad. Gua Tsur terletak di Jabal Tsur yang berjarak lima
kilometer sebelah selatan Kota Makkah.
3. Masjid Quba’
Setelah menempuh perjalanan 7 hari, Nabi Muhammad saw dan Abu Bakar
sampai di Quba’, sebuah desa yang terletak dua mil di selatan Madinah. Beliau
membangun Masjid dan merupakan Masjid pertama dalam sejarah Islam. Beliau
tinggal di Quba’ selama empat hari. Pada Jum’at pagi beliau berangkat dari Quba’
menuju ke Madinah. Ketika sampai di perkampungan Bani Salim bin Auf, waktu
shalat Jum’at tiba. Nabi Muhammad melaksanakan shalat jumat disana. Inilah Jum’at
dan khutbah yang pertama dalam Islam.
4. Tiba di Madinah
Ketika Nabi Muhammad saw menerima ayat 94 surah Al Hijr, Nabi Muhammad
mulai berdakwah secara terang-terangan. Dakwahnya mendapat respon keras dari
kaum kafir Quraisy. Para pemimpin Quraisy menggunakan berbagai cara untuk
mencegah dakwah Nabi Muhammad, namun selalu gagal, baik secara diplomatik,
tawaran, dan kekerasan fisik. Puncaknya adalah pemboikotan terhadap Bani Hasyim
yang merupakan tempat Nabi Muhammad berlindung. Pemboikotan atau embargo
berlangsung selama 3 tahun. Pemboikotan ini berhenti setelah kaum Quraisy
menyadari bahwa apa yang mereka lakukan sangat keterlaluan. Ancaman dari Kafir
Quraisy semakin keras setelah Nabi Muhammad saw kehilangan Abu Thalib dan Siti
Khadijah. Pemimpin Quraisy terang-terangan menantang Nabi Muhammad karena
menganggap kebangkitan Islam identik dengan kehancuran posisi sosial mereka.
Kebangsawanan mereka akan hilang dan hancur karena Islam mengajarkan
persamaan derajat manusia. Sistem kepemimpinan bangsawan tidak ada di Yasrib
(Madinah). Hal ini juga yang menyebabkan Nabi Muhammad melakukan hijrah ke
Madinah. Hijrah dianggap sebagai alternatif perjuangan untuk menegakkan ajaran
Islam.
Selain itu, ada beberapa faktor yang mendorong Nabi Muhammad saw.
memilih Yatsrib sebagai tempat hijrah umat Islam, Yaitu :
13
Ibnu Ishaq meriwayatkan dari Ibnu Abbas terkait asbabun nuzul Surat Al
Kafirun ini. Bahwa Walid bin Mughirah, Ash bin Wail, Aswad bin Abdul Muthalib
dan Umayyah bin Khalaf menemui Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Mereka
mengatakan, “Wahai Muhammad, marilah kami menyembah Tuhan yang kamu
sembah dan kamu menyembah Tuhan yang kami sembah. Kita bersama-sama ikut
serta dalam perkara ini. Jika ternyata agamamu lebih baik dari agama kami, kami telah
ikut serta dan mengambil keuntungan kami dalam agamamu. Jika ternyata agama kami
lebih baik dari agamamu, kamu telah ikut serta dan mengambil keuntunganmu dalam
agama kami.” Penawaran seperti itu adalah penawaran yang bodoh dan konyol serta
mereka tak mengetahui hakikat ajaran Islam yang sangat menentang setiap ajaran yang
ingin mempersekutukan Allah dengan sesuatu. Maka Allah pun menurunkan Surat Al
Kafirun sebagai jawaban tegas bahwa Rasulullah berlepas diri dari agama mereka.
Saat Makkah dirasa sudah taka man bagi kaum muslimin, maka sebagian kaum
muslimin yang dipimpin oleh Ja’far bin Abu Thalib saudara Ali bin Abi Thalib
melakukan perjalanan hijrah ke Negeri Habasyah yang saat itu dipimpin oleh Raja
Negus/Najasyi yang beragama Nasrani. Di negeri Habasyah kaum muslimin
mendapatkan ketenangan dan perlindungan dari raja yang adil tersebut. Kaum kafir
Quraisy merasa sangat marah atas perhatian yang diberikan kepada kaum muslimin.
Mereka segera mengutus Amr bin Ash dan Abdullah bin Abi Rabiah ke Habasyah
untuk menjemput kaum muslimin pulang ke Makkah dan kembali mendapatkan
siksaan dari kaum kafir Quraisy. Mereka menghasut Raja Najasyi dengan berbagai
fitnah, namun karena Raja Najasyi selain adil dan bijaksana, beliau juga sangat alim
sehingga segala fitnah yang dilancarkan Amr bin Ash dan Abdullah bin Abi Rabiah
tak membuat Raja Najasyi terpengaruh dan tetap memberi perlindungan kepada kaum
muslim selama yang kaum muslim inginkan. Tantangan dan rintangan yang diterima
kaum muslim di zaman Nabi sebenarnya tidak berbeda jauh dengan yang dialami
kaum muslim di zaman ini. Sehingga layaklah jika kita belajar kepada Nabi
Muhammad SAW dan para sahabat dalam menghadapi setiap ujian.
16
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
a) Masyarakat Arab sebelum Islam adalah masyarakat yang hidup di zaman
Jahiliyyah dimana mereka tidak mengenal agama tauhid sehingga moralitasnya
sangat minim. Agama masyarakat Arab sebelum Islam datang adalah paganisme,
yahudi dan kristen. Agama pagan menjadi agama mayoritas mereka. Ratusan
berhala ditempatkan disekitar ka'bah untuk disembah. Perlawanan dan peperangan
agama Islam saat Islam datang terjadi karena semangat keagamaan mereka yang
kuat. Kecintaan terhadap terhadap kehidupan bebas yang menjadikan mereka
ingin bebas dari aturan agama karena agama dianggap sebagai pengikat
kebebasannya. Keadaan masyarakat saat itu sangat tidak terkendali karena tidak
adanya peraturan yang mengakibatkan mereka berbuat seenaknya sendiri.
Kegiatan-kegiatan buruk mereka lakukan, mulai dari berjudi, mencela keturunan,
mengubur hidup-hidup anak perempuan, serta menghina dan mencela orang
miskin dan lemah.
b) Apabila dalam peristiwa hijrah Nabi Muhammad Saw kita renungkan dengan baik
maka kita akan sampai pada kesimpulan bahwa salah satu sebab dan alasan hijrah
Nabi Saw dari Mekkah ke Madinah adalah gangguan dan usikan orang-orang kafir
Quraisy. Berbagai penderitaan dan kesusahan yang dimunculkan oleh orang-orang
musyrik bagi kaum Muslimin kian hari kian bertambah karena itu Rasulullah Saw
mempersilahkan mereka untuk hijrah ke Madinah. Akhirnya kaum Muslimin
hijrah ke Madinah dan bermukim di rumah-rumah kaum Anshar. Kaum Muslimin
Madinah (Anshar) memberikan perlindungan kepada kaum Muhajirin dan
membantu mereka, menjalin hubungan dan persamaan di kalangan mereka.
c) Rasulullah Saw memulai hijrah ini pada suatu malam ketika kaum Quraisy
memutuskan untuk membunuhnya dan nampaknya dari peristiwa ini apabila
Rasulullah Saw tidak hijrah maka mungkin saja ia akan terbunuh.
d) Rasulullah Saw berada di Mekkah selama tiga belas tahun dan apa saja yang harus
diperoleh di Mekkah telah diperoleh oleh Rasulullah Saw. Mekkah tidak lagi
menjadi tempat yang sesuai untuk kemajuan Islam. Apabila Islam tetap tinggal di
Mekkah maka hanya berapa gelintir orang yang akan memeluk Islam yang boleh
saja seiring dengan perjalanan waktu populasi mereka semakin berkurang.
e) Hijrah Rasulullah Saw pada hakikatnya untuk menjaga Islam dan kaum Muslimin
dan bahkan dapat dikatakan bahwa keselamatan Islam bergantung sepenuhnya
pada hijrah Nabi Muhammad Saw ke Madinah ini.
18
DAFTAR PUSTAKA
https://doi.org/10.32678/tsaqofah.v14i2.3387
http://percikkisahnabi.blogspot.co.id/2013/05/perjalanan-hijrah-nabi-saw-ke-madinah.html
http://diasdiari.blogspot.co.id/2014/01/dakwah-rasulullah-saw-periode-madinah.html
https://salwintt.wordpress.com/bahan-ajr-pai/materi-bahan-ajar/demokrasi/dakwah-nabi-
muhammad-saw-di-madinah/
Yatim, Badri. 2008. Sejarah Peradaban Islam. Jakarta: PT. Raja Grafindo.
19