Anda di halaman 1dari 14

SEJARAH BANGSA ARAB SEBELUM ISLAM

Makalah

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Sejarah Peradaban Islam
pada Program Studi Pendidikan Bahasa Arab STAI Al-Gazali Soppeng

Oleh

Kelompok II

HIKMATUL AZIZAH
NIM.21.14.22.002
SINDI PURNAMA
NIM.21.14.22.003

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI)

AL-GAZALI SOPPENG

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur marilah kita panjatkan kehadirat Allah swt. karena Keagungan dan

Kemurahan-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini dengan tepat

waktu. Hembusan angin yang tidak ternilai harganya seoga dapat menghantarkan

salam kerinduan kita kepada baginda Nabi Muhammad saw.

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas pada

mata kuliah Sejarah Peradaban Islam. Selain itu makalah ini juga bertujuan untuk

menambah wawasan tentang Sejarah Bangsa Arab Sebelum Islam bagi para pembaca

dan juga bagi penulis. Kami ucapkan terima kasih kepada bapak Ahiruddin, S.Ag,

M.Pd.I, selaku dosen pengampu mata kuliah Sejarah Peradaban Islam yang telah

memeberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai

dengan bidang studi yang kami tekuni.

Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna.

Oleh karena itu, kritik dan saran yang memebangun akan kami nantikan demi

kesempurnaan makalah ini.

Watansoppeng, 29 September 2023

Penyusun,

Kelompok II

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i

KATA PENGANTAR ..................................................................................... ii

DAFTAR ISI .................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah.............................................................. 1


B. Rumusan Masalah ....................................................................... 1
C. Tujuan Pembahasan .................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN

A. Letak Geografis Jazirah Arab ..................................................... 3


B. Kondisi Sosial Bangsa Arab Sebelum Islam .............................. 4
C. Kondisi Politik Bangsa Arab Sebelum Islam ............................. 5
D. Kepercayaan Bangsa Arab Sebelum Islam ................................. 7
BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ................................................................................. 9
B. Implikasi ..................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 11

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Agama islam yang merupakan agama yang paling sempurna tentunya tidak

dapat dipisahkan dari bangsa Arab. Salah satu faktornya adalah karena agama Islam

diturunkan oleh Allah swt. Ke muka bumi ini melalui perantara Nambi Muhammad
saw. Yang berasal dari Arab.

Sebelum kedatangan Islam bangsa Arab ini telah memiliki peradaban sendiri,

mulai dari system pemerintahan sampai kepada kepercayaan merreka masing-masing.

Peristiwa yang terjadi sebellum datangnya Islam sangat penting untuk kita pelajari

karena nantinya akan memiliki kesinambungan dengan peradaban Islam itu sendiri.

Suatu peristiwa yang terjadi sekarang tentunya tidak lepas dari histori-histori

denga napa yang terjadi sebelumnya, bahkan kita dapat membandingkan keadaan

kedua zaman yang berbeda.

B. Rumusan Massalah

Rumusan masalah yang akan dibahas pada makalah ini adalah :

1. Bagaimana letak geografis Jazirah Arab?

2. Bagaimana kondisi social Bangsa Arab sebelum Islam?

3. Bagaimana kondisi politik Bangsa Arab sebelum Islam?

4. Bagaimana agama kepercayaan Bangsa Arab sebelum Islam?

1
2

C. Tujuan Pembahasan

Tujuan yang akan dicapai dari makalah ini adalah :

1. Untuk mengetahui letak geografis Jazirah Arab.

2. Untuk mengetahui kondisi social bangsa Arab sebelum Islam.

3. Untuk mengetahui kondisi politik bangsa Arab sebelum Islam.

4. untuk mengetahui agama kepercayaan bangsa Arab sebelum Islam.


BAB II

PEMBAHASAN

A. Letak Geografis Jazirah Arab

Semenanjung Arab dalaah ssemenanjung yang terletak disebelah barat Asia.

Wilayahnya memiliki luas 1.745.900 km2. Semenanjung ini dinamakan jazirah karena

tiga sisinya berbatasan dengan air, yakni disebelah timur berbatsan dengan teluk Oman
dan teluk Persi, disebelah selatan berbatsan dengan Samudra Hindia dan teluk Aden,

disebelah barat berbatasan dengan laut merah. Hanya disebelah utara, jazirah ini

berbatasan dengan daratan atau padang pasir Irak dan Syiria.

Secara geografis, daratan jazirah Arab didominasi padang pasir yang luas, serta

memiliki iklim yang panas dan kering. Hampir lima per enam daerahnya terdiri dari

padang pasir dan gunung batu. Luas padang pasir ini diklasifikasikan Ahmad Amin

sebagai berikut:

a. Sahara Langit, yakni yang memanjang 140 mil dari utara ke selatan dan

180 mil dari timur ke barat. Sahara ini disebut juga disebut sahara Nufud.

Di daerah ini, jarang sekali ditemukan lembah dan mata air. Angin disertai

debu telah menjadi ciri khas suasana di temoat ini. Hal itulah yang

menyebabkan daerah ini sulit dilalui.

b. Sahara selatan, yakni yang membentang dan menyambung Sahara Langit

kea rah timur samoai sekatan Persia. Hampir seluruhnya merupakan

dataran keras, tandus, dan pasir bergelombang. Daerah ini juga disebut

dengan daerah sepi ( al-Rub’ al-Khali).

3
4

c. Sahar Harrat, yakni suatu daerah yang terdiri dari tanah liat berbatu hitam.

Gugusan batu-batu hitam itu menyebar di seluruh sahara ini.

Secara garis besar, jazirah Arab dibedakan menjadi dua, yakni daerah

pedalaman dan pesisir. Daerah pedalaman jarang sekali mendapatkan hujan, namun

sesekali hujan turun dengan lebatnya. Kesempatan demikian biasa dimanfaatkan

penduduk nomadik dengan mencari genangan air dan padang rumput demi

keberlangsungan hidup mereka. Sedangkan daerah pesisir, hujan turun dengan teratur,
sehingga para penduduk daerah tersebut relative padat dan sudah bertempat tinggal

tetap. Oleh karena itu, di daerah pesisir ini, jauh sebelum Islam lahir, sudah
berkembang kota-kota dan kerajaan-kerajaan penting, seperti kerajaan Himyar, Saba’,

Hirah dan Ghassan.

B. Kondisi social bangsa Arab sebelum Islam

Keadaaan sosial dan budatya bangsa Arab sebelum Islam, masyarakat Arab

terbagi menjadi dua kelompok besar, yaitu penduduk kota (Hadhary) dan penduduk

gurun (Badui). Penduduk kota bertempat tinggal tetap. Mereka telah mengenal tata
cara mengelola tanah pertanian dan telah mengenal tata cara perdagangan. Bahkan

hubungann perdagangan mereka telah sampai ke luar negeri. Hal ini menunjukkan

bahwa mereka telah memili peradaban cukup tinggi.

Sementara masyarakat Badui hiidupnya berpindah-pindah dari satu tempat ke

tempat lainnya guna mencari air dan padang rumput untuk binatang gembalaan

mereka.1 Di antara kebiasaan mereka adalah mengendarai unta, mengembala domba

dan kedelai, berburu serta menyerang musuh. Kebiasaan ini menurut adat mereka

1
Dr. Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam (Jakarta: PT. Raja Grafindo, 2008), h. 102.
5

adalah pekerjaan yang lebih pantas dilakukan oleh laki-laki. Oleh karena itu, mereka

belum mengenal pertanian dan perdagangan. Karenanya, mereka hidup berpindah dari

satu tempat ke tempat lain untuk mencari kehidupan, baik untuk diri sendiri dan

keluarga mereka atau untuk binatang ternak mereka.

Secara garis besar kehidupan sosial masyarakat Arab secara keseluruhan dan

masyarakat kota Makkah secara khusus benar-benar berada dalam kehidupan sosial

yang tidak benar atau jahiliyah. Akhlak mereka sangat rendah, tidak memiliki sifat-
sifat prikemanusiaan dan sebagainya. Dalam situasi iniliah agama islam lahir di kota

Makkah dengan diutusnya Nabi Muhammad saw. sebagai nabi dan rasul Allah swt.
Secara singkat dapat disimpulkan keadaan sosial dan kebudayaan bangsa Arab

sebelum islam diantaranya:

a. Orang-orang Arab sebelum kedatangan Islam adalah orang-orang yang

menyekutukan Allah swt., yaitu mereka menyembah patung-patung dan

menganggapnya suci.

b. Kebiasaan mereka ialah membunuh anak perempuan mereka karena takut

kemiskinan dan kelaparan.


c. Mereka mengubur hidup-hidup anak perempuan merekakarena takut malu

dan celaan.

d. Mereka orang-orang yang suka perselisihan, yang suka bertengkar, lantaran

sebab-sebab kecil, sebab segolongan dari mereka memerangi akan

segolongannya.

C. Kondisi politik bangsa Arab sebelum Islam

Sebagaimana telah disinggung di atas bahwa sebagian besar daerah Arab

adalah daerah gersang dan tandus, kecuali daerah Yaman yang terkenal subur.
6

Ditambah lagi dengan kenyataany luasnyya daerah di tengah Jazirah Arab, bengisnya

alam, sulitnya transpirtasi, dan merajalelanya badui yang erupakan faktor-faktor

penghalang bagi terbentuknya sebuah negara kesatuan serta adanya tatanan politik

yang benar. Mereka tidka mungkin menetap. Mereka hanya bisa loyal ke kabilahnya

saja. Oleh karena itu, mereka tidka akan tunduk ke sebuah kekuatan politik di luar

kabilahnya yang menjadikan mereka tidak mengenal konsep begara.

Sementara menurut Nicholson, tidak terbentuknya Negara dalam struktur


masyarakat Arab pra Ilsam, disebabkan karena konstitusi kesukuan tidak tertulis. 2

Sehingga pemimpin tidak mempunyai hak memerintah dan menjatuhkan hukuman


pada anggotanya. Namun dalam bidang perdagangan, peran pemimpin suku sangat

kuat. Hal ini tercermin dalam perjanjian-perjanjian perdagangan yang pernah dibuat

antara pemimpin suku di Makkah dengan penguasa Yaman, Yamamah, Ghassaniah,

Hirah, Suriah dan Ethiopia.

Model organisasi politik bangsa Arab lebih didominasi kesukuann (model

kabilah). Kepala sukunya disebut Shaikh, yakni seorang pemimpin yang dipilih antara

sesama anggota. Shaikh dipilih dari suku yang lebih tua, biasanya dari anggota yang
masih memiliki hubungan keluarga. Shaikh tidak berwenang memaksa, serta tidak

dapat membebankan tugas-tugas atau mengenakan hukuman-hukuman. Hak dan

kewajiban hanya melekat pada warga suku secara individual, serta tidak mengikat pada

warga suku lain.

2
Nicholson, A Literary History of The Arabic (Cambridge: Cambridge University Press, 1997),
h. 49.
7

D. Kepercayaan bangsa Arab sebelum islam

Sebelum kedatangan Islam di Arab terdapat berbagai agama, diantaranya ada

yang beragama Yahudi, Kristen dimana mayoritas penganut agama Yahudi tersebut

pandai bercocok tanam dan membuat alat-alat dari besi seperti perhiasan dan

persenjataan.3 Penduduk Arab menganut agama yang bermacam-macam. Paganism,

Yahudi, dan Kristen merupakan ragam agama orang Arab pra Islam. Paganisme adalah

agama mayoritas mereka. Ratusan berhala dengan bermacam-macam bentuk ada di


sekitar Ka’bah. Setidaknya ada empat sebutan bagi berhala-berhala itu: Sanam,

Wathan, Nusub, dan Hubal. Sanam berbentuk manusia dibuat dari logam atau kayu.
Wathan dibuat dari batu. Nusub adalah batu karang tanpa suatu bentuk tertentu. Hubal

berbentuk manusia yang dibuat dari batu akik. Dialah dewa orang Arab yang paling

besar dan diletakkan dalam Ka’bah di Makkah. Orang-orang dari semua penjuru

Jazirah datang berziarah ke tempat itu. Beberapa kabilah melakukan cara-cara

ibadahnya sendiri-sendiri. Ini membuktikan bahwa paganism sudah berumur ribuan

tahun. Sejak berabad-abad penyembahan patung berhala tetap tidak terusik, baik pada

masa kehadiran permukiman Yahudi maupun upaya-upaya kristenisasi yang muncul


di Syiria dan Mesir.

Agama Yahudi dianut oleh para imigran yang bermukim di Yatsrib dan Yaman.

Tidak banyak data sejarah tentang pemeluk dan kejadian penting agama ini di Jazirah

Arab, kecuali di Yaman. Dzu Nuwas merupakan penguasa Yaman yang condong ke

Yhudi. Dia tidak menyukai penyembahan berhala yang telah menimpa bangsanya. Dia

meminta penduduk Najran agar masuk agama Yahudi. Sehingga kalua mereka

menolak, maka akan dibunuh. Namun yang terjadi justru menolak, maka digalilah

3
Dr. Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam, h. 15.
8

sebuah parit dan dipasang api di dalamnya. Mereka dimasukkan ke dalam parit itu,

serta dibunuh dengan pedang atau dilukai sampai cacat bagi yang selamat dari api

tersebut.

Sedangkan agama Kristen di Jazirah Arab dan sekitarnya sebelum kedatangan

Islam tidak ternodai oleh tragedy yang mengerikan semacam itu. Yang tampak

hanyalah pertikaian diantara sekte-sekte Kristen. Para misionaris Kristen menyebarkan

doktrinyya dengan Bahasa Yunani yang waktu itu Madzhab-madzhab filsafat dan
aliran-aliran gnostic dan Hermes menyerbu daerah itu. Inilah yang menimbulkan

pertentangan antara misionaris dan pemikir Yunani yang memunculkan usaha-usaha


mendamaikan antara filsafat Yunani yang bertumpu pada akal dan doktrin Kristen

yang bertumpu pada iman. Inilah yang melahirkan sekte-sekte Kristen yang kemudian

menyebar ke berbagai penjuru, termasuk Jazirah Arab dan sekitarnya. Sekte Arius

menyebar di bagian selatan Jazirah Arab, yaitu Suria dan Palestina ke Irak dan Persia.

Salah satu corak agama yang ada sebelum Islam datang selain tiga agama di atas adalah

Hanifiyah,4 yaitu sekelompok orang yang mencari agama Ibrahim yang murni yang

tidak terkontaminaasi oleh nafsu pemnyembahan berhala-berhala, juga tidak menganut


agama Yahudi ataupun Kristen, tetapi mengakui keesaan Allah. Mereka berpandangan

bahwa agama yang benar di sisi Allah adalah Hanifiyah, sebagai aktualisasi dari millah

Ibrahim. Gerakan ini menyebar luas ke berbagai penjuru jazirah Arab khususnya tiga

wilayah di Hijaz, yaitu Yatsrib, Taif dan Makkah.

4
Muhammad Sa’id Ramadhan al-Buthy, Sirah Nabawiyah (Cet. 11; Jakarta: Robbani Press,
2006), h.21.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Secara sosiologis, bangsa Arab sebelum Islam merupakan bangsa yang

hidup secara kesukuan. Mereka hidup berpindah-pindah. Hal ini disebabkan kondisi

geografis yang tidak mendukung, seperti model tanah yang tandus, berbatu, padang
pasir luas serta beriklim panas dan jarang turun hujan. Dalam keadaan semavam ini,

wajar jika mereka memiliki watak keras, suka berperang, merampok, berjudi, berzina,

sehingga terkesan jauh dari nilai-nilai moral kemanusiaan. Demikian ini seakan-akan

menjadi tradisi masyarakat Arab sebelum Islam. Keadaan semcam inilah yang

meniscayakan zaman tersebut disebut zaman jahiliyyah.

2. Dunia politik Arab pra Islam lebih didominasi oleh model kesukuan.

Pimpinan tertinggi dari suku dinamakan Syaikh. Fungsi pemerintahan Syaikh ini lebih

banyak bersifat penengah (arbitrasi) dari pada memberi komando. Syaikh tidak

berwenang memaksa, serta tidak dapat membebankan tugas-tugas atau mengenakan

hukuman-hukuman. Dari dominasi model kesukuan ini, terbentuknya Negara kesatuan

serta adanya tatanan politik yang benar agaknya sedikit terhalangi

3. semntara ditinjau dari sisi keagamaan, masyarakat Aarab pra Islam memeluk

berbagai macam agama, diantaranya Paganisme, Yahudi, Kristen dan Hanifiyah.

Agama-agama ini merupakan adama warisan dari pendahulu-pendahulunya. Keadaan

tersebut masih terus berlangsung sampai datangnya Islam sebagai agama yang hak,

serta penyempurna dari agama-agama samawi yang sebelumnya.

9
10

B. Implikasi

Makalah yang telah kami buat membahas mengenai Sejarah Bangsa Arab

Sebelum Islam dengan tujuan agar pembaca dapat memahami pokok pembahasan

dalam makalah ini.


DAFTAR PUSTAKA

Nicholson. A Literary History of The Arabic. Cambridge: Cambridge University Press,


1997
Ramadhan, Muhammad Sa’id. Sirah NabawiyahI. Cet 11; Jakarta: Robbani Press,
2006
Yatim, Badri. Sejarah Peradaban Islam. Jakarta: PT. Raja Grafindo, 2008

11

Anda mungkin juga menyukai