Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH

PERADABAN ISLAM MASA RASULULLAH


Dosen Pengampu: (Dr. Aslati, M.Ag)
Mata kuliah: Sejarah Peradaban Islam

Nama Kelompok 1:

1. Agit Yiftah Pratama (12220515403)


2. Alfiandri Kurniawan (12220515471)
3. Auliatunnisa (12220522684)
4. Musrifah Hanum (12220525472)

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH


FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang mana telah
memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini dengan sebaik-baiknya dan alhamdulillah tepat pada
waktunya dengan judul “Peradaban Islam Masa Rasulullah”. Serta kami ucapkan
terima kasih kepada dosen pengampu ibu Dr. Aslati, M.Ag selaku dosen mata
kuliah Sejarah Peradaban Islam. Makalah ini kami buat dalam rangka memenuhi
salah satu syarat penilaian mata kuliah Sejarah Peradaban Islam yang meliputi
tugas kelompok.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami
harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga
Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.

Pekanbaru, 03 Maret 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................i
DAFTAR ISI......................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................1
A. Latar Belakang.........................................................................................1
B. Rumusan Masalah...................................................................................1
C. Tujuan......................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................3
A. Arab Pra-Islam.........................................................................................3
B. Periode Mekkah.......................................................................................7
C. Periode Madinah....................................................................................14
BAB III PENUTUP........................................................................................20
A. Kesimpulan............................................................................................20
B. Saran…………………………………………………………………..20
DAFTAR PUSTAKA…………..……………………………………………21

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sejarah merupakan pengalaman pada masa silam yang bisa dijadikan
pelajaran untuk hari ini atau masa depan. Mekkah adalah tempat yang mulia
menurut islam. Bahkan sebelum datangnya Islam. Islam lahir di Mekkah dibawa
oleh nabi Muhammad Saw. Kebudayaan Islam periode nabi Muhammad terbagi
menjadi dua periode, yakni periode Mekkah dan periode Madinah. Periode
Mekkah dimulai dengan diangkatnya beliau menjadi Nabi dan Rasul. Sedangkan
periode Madinah dimulai sejak hijrahnya Rasulullah dan kaum muslimin ke
Madinah setelah lebih kurang 13 tahun berdakwah di Mekkah.
Pada periode Mekkah Rasulullah Saw. berdakwah menegakkan tauhid dan
dasar-dasar Islam. Karena kentalnya masyarakat Mekkah dengan agama nenek
moyang mereka dan keengganan mereka meninggalkan sesembahan mereka.
Misanya seperti menyembah berhala, berjudi, mabuk-mabukan, membunuh bayi
perempuan, dan masih banyak lagi perbuatan-perbuatan keji yang dilakukan oleh
masyarakat Arab pada saat itu. Sehingga Nabi Saw. banyak mendapatkan
kecaman dan siksaan selama berdakwah di Mekkah. Setelah perjuangan panjang
lebih kurang 13 tahun, kemudian beliau memutuskan untuk hijrah ke Madinah.
Pada periode Madinah, Rasulullah Saw. berhasil membangun dan membina
masyarakat Islam yang kuat. Hal ini disebabkan karena antusiasnya masyarakat
Madinah dalam memahami Islam yang diajarkan oleh Rasulullah dan para sahabat
yang telah lebih dahulu masuk Islam. Sebagai seorang muslim hendaknya kita
mengetahui sejarah nabi Muhammad Saw.  baik ketika beliau dalam keadaan
berdakwah dan diangkat sebagai Rasul. Oleh karena itu, makalah ini akan
menjelaskan secara ringkas dan terbatas mengenai Sejarah Peradaban Islam Masa
Rasulullah Saw.

B. Rumusan Masalah
Atas dasar peraturan latar belakang dan identifikasi masalah diatas, maka
penulis mengambil perumusan masalah yaitu:
1. Bagaimana Keadaan Bangsa Arab Pra-Islam?

1
2. Bagaimana Dakwah Nabi Muhammad Pada Periode Mekkah?
3. Bagaimana Dakwah Nabi Muhammad Pada Periode Madinah?

C. Tujuan
Adapun tujuan dari rumusan masalah diatas adalah sebagai berikut:
1. Agar Pembaca Dapat Mengetahui Keadaan Bangsa Arab Pra-Islam
2. Agar Pembaca Dapat Mengetahui Bagaimana Proses Dakwah Rasulullah
Saw.
 

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Arab Pra-Islam
1. Geografi Simenanjung Arabia
Bangsa Arab bertempat tinggal dan mendiami semenanjung terbesar di
dunia, yaitu Semenanjung Arabia. Terletak di Asia Barat Daya, luasnya 1.027.000
mil persegi, sebagian besar ditutupi padang pasir dan merupakan salah satu tempat
terpanas di dunia. Tidak terdapat sungai yang dapat dilayari atau airnya yang terus
menerus mengalir ke laut, yang ada hanya lembah- lembah yang digenangi air di
waktu musim hujan.
Semenanjung Arabia terdiri atas dua bagian. Pertama, daerah pedalaman,
merupakan daerah padang pasir yang kering karena kurang dituruni hujan dan
sedikit penduduk karena daerahnya tandus. Kedua, daerah pantai di pinggir laut,
di bagian tengah dan selatan, hujan turun teratur sehingga subur ditanami, yaitu
daerah Hijaz, Yaman, Hadramaut, Oman, dan Bahrain. Di antara daerah itu
Yaman yang paling subur, sehingga disebut negeri barkah.
Berdasarkan letak geografis bangsa Arab ini, mereka yang tinggal di
daerah pedalaman disebut penduduk pengembara (ahl al-Badui). Mereka ini
mengembara dari satu tempat ke tempat lain dengan membawa segala miliknya,
berhenti bila menemukan air dan padang rumput untuk ditinggalkan lagi bila
sumber kehidupan mereka habis. Pekerjaan utama mereka, memelihara ternak
unta, domba dan kuda serta berburu dan tidak tertarik pada perdagangan,
pertanian dan kerajinan.
Adapun mereka yang tinggal di daerah pantai disebut penduduk penetap
(alh al-hadhar). Mereka sudah tahu pertanian, seperti cara mengolah tanah
bercocok tanam dan kerajinan. Mereka juga berdagang, bahkan dengan orang luar
negeri. Oleh sebab itu, mereka lebih berbudaya dari Arab Badui.
2. Asal Usul Bangsa Arab
Para sejarawan membagi kaum-kaum Arab berdasarkan garis keturunan
asal mereka menjadi tiga bagian, yaitu:

3
a. Arab Ba'idah, yaitu kaum-kaum Arab kuno yang sudah punah dan tidak
mungkin melacak rincian yang cukup tentang sejarah mereka, seperti Ad,
Tsamud, Thasm, Judais, Imlaq (bangsa Raksasa) dan lain- lainnya.
b. Arab Aribah, yaitu kaum-kaum Arab yang berasal dari garis keturunan Ya'rib
bin Yasyjub bin Qahthan, atau disebut pula Arab Qahthaniyah.
c. Arab Musta'rabah, yaitu kaum-kaum Arab yang berasal dari garis keturunan
Ismail, yang disebut pula Arab Adnaniyah.
3. Politik dan Pemerintahan
Bangsa Arab sebelum Islam tidak pernah dijajah oleh bangsa asing,bahkan
tidak pernah tercipta kesatuan politik di seluruh Jazirah Arab. Kerajaan-kerajaan
kecil yang terdapat di Jazirah Arab bagian selatan umumnya berdaulat atas
wilayah mereka yang sempit dan sebatas masyarakatnya. Mereka lebih suka hidup
berkabilah-kabilah dan setiap kabilah atau suku diperintah oleh seorang syaikh,
yaitu seorang yang dianggap tertua dan berani di antara anggota kabilah tersebut.
Oleh karena itu, tidak ada rasa solidaritas sosial yang menyeluruh bagi semua
suku Arab, bahkan hubungan kerjasama antar suku hanya didasari atas
kepentingan bersama.
Para penguasa di Jazirah Arab bisa dibagi menjadi dua kelompok:
a. Raja-raja bermahkota,tetapi pada hakikatnya mereka tidak memiliki
independensi.
b. Para pemimpin dan pemuka kabilah atau suku, yang memiliki kekuasaan dan
hak-hak istimewa sama seperti kekuasaan para raja, mayoritas mereka memiliki
independensi penuh. Namun boleh jadi sebagian mereka bersubordinasi dengan
raja bermahkota.
4. Sosial Kemasyarakatan
Masyarakat, baik nomadik maupun yang menetap, hidup dalam budaya
kesukuan Badui. Organisasi dan identitas sosial berakar pada keanggotaan dalam
suatu rentang komunitas yang luas. Kelompok beberapa keluarga membentuk
kabilah (klan). Beberapa kelompok kabilah membentuk suku (tribe) dan dipimpin
oleh seorang syaikh. Mereka sangat menekankan hubungan kesukuan, sehingga
kesetiaan atau solidaritas kelompok menjadi sumber kekuatan bagi suatu kabilah
atau suku. Mereka suka berperang. Karena itu, peperangan antarsuku sering sekali

4
terjadi. Sikap ini tampaknya telah menjadi tabiat yang mendarah daging dalam
diri orang Arab. Dalam masyarakat yang suka berperang tersebut, nilai wanita
menjadi sangat rendah.Bahkan apabila mereka melahirkan anak perempuan,
mereka merasa sangat malu dan hina atau mereka kubur hidup-hidup.
Sebagaimana yang terdapat dalam firman Allah Swt. dalam Q.S. An-Nahl ayat
58-59 yang artinya:
”Padahal apabila seseorang dari mereka diberi kabar dengan (kelahiran) anak
perempuan, wajahnya menjadi hitam (merah padam), dan dia sangat marah. Dia
bersembunyi dari orang banyak, disebabkan kabar buruk yang disampaikan
kepadanya. Apakah dia akan memeliharanya dengan (menanggung) kehinaan
atau akan membenamkannya ke dalam tanah (hidup-hidup)? Ingatlah alangkah
buruknya (putusan) yang mereka tetapkan itu.”
Kalaupun anak perempuan itu dibiarkan hidup, maka akan dibiarkan dalam
keadaan hina, tidak diberi warisan juga tidak diperhatikan, dan lebih cenderung
mengutamakan anak laki-laki daripada anak perempuan.
5. Ekonomi dan perdagangan
Selain kebiasaan berburu para Badui yang nomaden, perekonomian bangsa
Arab terpengaruhi oleh persentuhan aktivitas dagang dari luar. Peradaban bangsa
Arab terbangun dari tradisi perdagangan yang membuka jalinan hubungan dengan
daerah sekitarnya (Persia, India, dan Cina) dengan komoditas dagang seperti
mutiara, emas, dan sutera. Situasi surutnya pelayaran Laut Merah mengakibatkan
terbukanya jalur perjalanan darat melalui Hijaz yang merupakan rute perjalanan di
musim panas dan melalui Yaman dan Syam di musim dingin.
Dari jalan yang menghubungkan wilayah utara dan selatan, ramainya
kafilah-kafilah yang berkendaraan unta dalam dinamika laju perdagangan
internasional saat itu dapat menggeser perdagangan Bahrain antara kota Aden
lama dan dua teluk (Swiss dan Aqabah). Orang Arab Hijaz, terutama Arab
Quraisy memanfaatkan jalur ini bahkan karena faktor jalur perdagangan darat
inilah yang membuat kota Mekkah menjadi salah satu kota penting sebagai tempat
transit bagi para kafilah.Tidak hanya itu,ibadah haji yang merupakan bentuk ritual
keagamaan sejak zaman nabi Ibrahim dan sudah dikenal oleh masyarakat kuno,
juga memiliki kontribusi terhadap besarnya peran kota Mekkah. Haji dapat

5
mendatangkan keuntungan ekonomi yang lumayan besar.Biasanya para saudagar
Quraisy mengambil kesempatan ini dengan berdagang di wilayah Hijaz. Terdapat
empat tempat perdagangan orang Quraisy, yaitu ke utara dan selatan, mereka
pergi ke Syam dan Yaman, kemudian ke barat dan timur, mereka pergi ke Habsyi
dan Persia. Sedangkan pusat perdagangan mereka berada di Mekkah.
Terikat oleh keadaan geografis alam yang tandus, kering, dan gersang,
maka pada umumnya kehidupan orang Arab sebelum Islam bersumber dari
kegiatan perdagangan dan peternakan. Maka terkenallah beberapa kota di Hijaz
sebagai pusat perdagangan, seperti Makkah, Madinah, Yaman, dan lain-lain.
6. Moral Dan Agama
Kondisi akhlak dan moral masyarakat saat itu sangat merosot dan jauh dari
norma-norma. Seringnya terjadi penindasan dan kekerasan, yang kuat menindas
yang lemah, yang kaya menghisap yang miskin, yang pandai memeras yang
bodoh, dan berkembangnya perbudakan.
Penduduk Arab menganut agama yang bermacam-macam, antara lain yang
terkenal adalah penyembahan terhadap berhala atau paganisme. Menurut Syalabi
penyembahan berhala itu pada mulanya ialah ketika orang-orang Arab itu pergi
keluar kota Makkah, mereka selalu membawa batu yang diambil dari sekitar
Ka'bah. Mereka mensucikan batu dan menyembahnya di mana mereka berada.
Lama-lama dibuatlah patung yang disembah dan mereka berkeliling mengitarinya
(tawaf), dan di saat-saat tertentu mereka masih mengunjungi Ka'bah. Kemudian
mereka memindahkan patung-patung mereka di sekitar Ka'bah yang jumlahnya
mencapai 360 buah. Di samping itu ada patung-patung besar yang ada di luar
Mekkah, yang terkenal ialah Manah/Manata di dekat Yatsrib atau Madinah, al-
Latta di Thaif, dan al-Uzza di Hijaz. Hubal ialah patung yang terbesar yang
terbuat dari batu akik yang berbentuk manusia yang diletakkan dalam Ka'bah.
Mereka percaya bahwa menyembah berhala-berhala itu bukan menyembah
kepada wujud berhala itu tetapi hal tersebut dimaksudkan sebagai perantara untuk
menyembah Tuhan. Sebagaimana diterangkan di dalam al-Qur'an:
... ‫ ُز ْلفَ ٰىاهَّلل ِ ِإلَى لِيُقَرِّ بُونَا ِإاَّل نَ ْعبُ ُدهُ ْم َما‬...
Artinya: "...Kami tidak menyembah mereka melainkan (berharap) agar mereka
mendekatkan kami kepada Allah dengan sedekat- dekatnya..."

6
Qatadah, as-Suddi, Malik dari Zaid bin Aslam dan Ibnu Zaid berkata:
"Melainkan supaya mereka mendekatkan kami kepada Allah dengan sedekat-
dekatnya, yaitu agar mereka memberikan syafa'at kepada kami dan mendekatkan
kedudukan kami kepada-Nya." Untuk itu dulu pada masa Jahiliyah mereka
mengucapkan talbiyah mereka di waktu haji: "Aku penuhi panggilan-Mu, tidak
ada sekutu bagi-Mu kecuali sekutu yang Engkau miliki, Engkau memilikinya
sedang ia tidak memiliki.Syubhat inilah yang dipegang teguh oleh kaum
musyrikin sejak masa lalu dan masa berikutnya.
7. Kesenian
Sekitar kota Mekkah banyak terdapat pasar-pasar kesenian. Pasar- pasar
tersebut dijadikan pusat keramaian bagi penyair-penyair Arab. Di antaranya yang
terkenal yaitu 'Ukaz dan Zul Majaz. Di sini penyair- penyair membacakan syair-
syairnya dan biasanya dipertandingkan di antara mereka.Bagi yang terbaik
mendapat mu'alaqat sebagai tanda penghargaan.Mu'alaqat ini adalah semacam
piagam berisikan syair sang juara yang ditulis dengan tinta emas dan
digantungkan di dinding Ka'bah.
8. Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Di kalangan bangsa Arab sebelum Islam berkembang ilmu nujum, ilmu
falak dan sebagainya. Ilmu falak sangat berguna bagi mereka untuk menentukan
cuaca.Ilmu arsitek atau bangunan hanya berguna dan berkembang pada umumnya
di Yaman.

B. Periode Mekkah
1. Masa kelahiran Rasulullah Saw.
Sayyidul Mursalin dilahirkan di tengah kabilah bani Hasyim di Mekkah
pada hari Senin, 12 Rabi'ul Awal saat tragedi pasukan bergajah, bertepatan pada
tanggal 20 April 571 M. Menurut Caussin De Parceval dalam essai sur l' Histoire
des Arabes menyatakan bahwa Muhammad dilahirkan pada bulan Agustus 570 M.
Tetapi pada umumnya mengatakan bahwa dia dilahirkan pada tanggal 12 Rabi'ul
Awal.
Abdul Muthallib, kakek nabi Muhammad ketika mendengar kabar
kelahiran cucunya, beliau langsung mendatanginya dan menggendongnya

7
mengelilingi Ka'bah sebanyak tujuh kali, dan ia berkata: "Wahai cucuku yang
diberkati Allah, aku akan menamaimu Muhammad. Kelahiran ini diiringi dengan
kesucian dan kemenangan bagi rumah suci, semoga berkah selalu baginya!"
Beliau lahir dalam keadaan yatim, karena ayahnya Abdullah meninggal
dunia ketika Muhammad masih dalam kandungan ibunya Aminah. Muhammad
kemudian diserahkan kepada ibu pengasuh Halimah Sa'diyah, yang sebelumnya
disusui oleh budak perempuan Abu Jahal yaitu Tsuwaibah. Selama itu beliau Saw.
banyak membawa keberkahan terhadap keluarga Halimah as-Sa'diyah. Lebih
kurang empat sampai lima tahun beliau tinggal di perkampungan kabilah bani
Sa'ad, hingga terjadinya peristiwa dibelahnya dada beliau. Dalam peristiwa
tersebut Jibril membelah jantungnya dan mengeluarkan segumpal darah yang
merupakan bagian setan, sehingga bila tetap ada niscaya ia dapat memperdayai
Muhammad.Kemudian jantung tersebut dicuci dengan air zam-zam dan
dikembalikan ke tempatnya semula. Setelah itu, kurang lebih dua tahun dia berada
dalam asuhan ibu kandungnya. Ketika berusia enam tahun, dia menjadi yatim
piatu.
Setelah Aminah meninggal, Abdul Muthalib megambil alih tanggung
jawab merawat Muhammad. Namun, dua tahun kemudian Abdul Muthalib
meninggal dunia karena renta. Tanggung jawab selanjutnya beralih kepada
pamannya, Abu Thalib.
Dalam usia muda, Muhammad hidup sebagai pengembala kambing
keluarganya dan keluarga penduduk Mekkah. Melalui kegiatan pengembalaan ini
dia menemukan tempat untuk berpikir dan merenung. Nabi Muhammad ikut
untuk pertama kali dalam kafilah dagang ke Syria (Syam) dalam usia baru 12
tahun. Kafilah itu dipimpin oleh Abu Thalib. Dalam perjalanan ini, di Bushra,
sebelah selatan Syria, ia bertemu dengan seorang pendeta Kristen bernama
Buhairah. Pendeta ini melihat tanda-tanda kenabian pada Muhammad sesuai
dengan petunjuk cerita- cerita Kristen. Sebagian sumber menceritakan bahwa
pendeta itu menasehati Abu Thalib agar jangan terlalu jauh memasuki daerah
Syria, sebab dikhawatirkan orang-orang Yahudi mengetahui tanda-tanda itu akan
berbuat jahat terhadapnya.

8
Pada usia yang kedua puluh lima, Muhammad berangkat ke Syria
membawa barang dagangan saudagar wanita kaya raya yang telah lama menjanda,
Khadijah yang kemudian menjadi istrinya. Ketika itu Muhammad berusia 25
tahun dan Khadijah 40 tahun. Peristiwa penting yang memperlihatkan
kebijaksanaan Muhammad terjadi pada saat usianya 35 tahun. Waktu itu
bangunan Ka'bah rusak berat. Ketika terjadi perselisihan mengangkat dan
meletakkan hajar aswad di tempatnya semula, karena setiap suku merasa berhak
malakukannya. Kemudian para pemimpin Quraisy sepakat bahwa orang yang
pertama masuk ke Ka'bah melalui pintu Shafa, akan dijadikan hakim untuk
memutuskan perkara ini. Ternyata Muhammad yang pertama kali masuk dan yang
dipercaya menjadi hakim. Ia membentangkan kain dan meletakkan hajar aswad di
tengah-tengah, lalu meminta seluruh kepala suku memegang tepi kain itu dan
mengangkatnya bersama-sama. Setelah sampai pada ketinggian tertentu
Muhammad meletakkan batu itu pada tempatnya semula.
2. Masa Kenabian dan Kerasulan Rasulullah Saw.
Tatkala usia beliau mendekati 40 tahun, beliau mulai suka mengasingkan
diri. Ketika pengasingan diri (uzlah) di gua Hira' memasuki tahun ketiga tepatnya
di bulan Ramadhan Allah mengangkatnya sebagai nabi dengan mengutus Jibril
kepadanya yang membawa beberapa ayat al- Qur'an, yaitu surat al-'Alaq ayat 1-5.
Itulah wahyu pertama. Malam terjadinya peristiwa itu kemudian dikenal sebagai
"Malam penuh keagungan" (Lailatul Qadr), dan menurut riwayat terjadi
menjelang akhir bulan Ramadhan (610). Kemudian, Allah memuliakan beliau
dengan 15 mengangkat menjadi rasul dengan diturunkannya al-Qur'an surat al-
Mudatsir ayat 1-5, sebelumnya wahyu tidak diturunkan (vakum) beberapa hari
setelah wahyu pertama.
a. Perjuangan Dakwah
Secara umum, pada periode Mekkah, kebijakan dakwah yang dilakukan
Nabi Muhammad adalah dengan menonjolkan kepemimpinannya, bukan
kenabiannya. Implikasinya, dakwah dengan strategi politik yang memunculkan
aspek-aspek keteladanannya dalam menyelesaikan berbagai persoalan sosial
(egalitarisme) lebih tepat dibandingkan dengan aspek kenabiannya dengan
melaksanakan tabligh.

9
Permulaan dakwah Rasulullah disampaikan kepada kerabat dekat dan para
tokoh masyarakat Quraisy seperti Abu Bakar as-Siddiq sebagai sahabat beliau
yang paling tulus. Orang yang pertama kali masuk Islam adalah Khadijah, Zaid
bin Haritsah, Ali bin Abi Thalib, Abu Bakar as-Siddiq, Utsman bin 'Affan, az-
Zubair bin al-'Awwam, Sa'ad bin Abi Waqqas, Abdurrahman bin Auf, dan
Thalhah bin 'Ubaidillah. Kemudian diikuti oleh para tokoh Quraisy seperti
Ubaidah bin al-Jarrah, al-Arqam bin Abu al-Arqam, dan lain-lain. Perjuangan
dakwah ini dilakukan secara rahasia yang berpusat di rumah al-Arqam bin Abu al-
Arqam. Dakwah yang bersifat individu ini berjalan selama lebih kurang tiga
tahun, kemudian turunlah perintah kepada Nabi Saw., untuk menyampaikan
dakwah kepada kaumnya secara terang-terangan, dan menentang kebatilan mereka
serta menyerang berhala-berhala mereka.
Tatkala turun perintah dakwah dari Allah SWT. secara terang-terangan
dan melawan kemusyrikan, sebagaimana yang terdapat dalam al-Qur'an surat al-
Hijr ayat 94-95:
(94-95: ‫ت َوَأ ْع ِرضْ ْؤ َم ُر بِ َما فَاصْ َد ْع ) الحجر‬
ُ ‫ك ِإنَّا ْال ُم ْش ِر ِك ْينَ ع َِن‬
َ َ‫ْال ُم ْستَه ِْز ِع ْينَ َكفَ ْين‬
Artinya: “Maka sampaikanlah olehmu secara terang-terangan segala apa yang
diperintahkan (kepadamu) dan berpalinglah dari orang-orang musyrik.
Sesungguhnya Kami memelihara kamu daripada (kejahatan) orang-orang yang
memperolok-olok (kamu).” (Q.S. al-Hijr: 94-95)
dan tatkala turun ayat:
(214: ‫ك َأ ْن ِذرْ َو )الشعراء‬ َ ‫اَأل ْق َربِينَ َع ِش‬
َ َ‫يرت‬
Artinya: Dan berilah peringatan kepada keluargamu yang terdekat.(Q.S. asy-
Syu'ara': 214)
Rasulullah naik ke atas bukit Shafa, lalu menyeru kepada kabilah-kabilah
Quraisy. Kemudian tak berapa lama mereka pun berkumpul. Lalu Beliau berkata,
"Bagaimana menurut pendapat kalian kalau aku beritahukan bahwa ada
segerombolan pasukan kuda di lembah sana yang ingin menyerang kalian, apakah
kalian akan mempercayaiku?" Mereka menjawab, "Ya, kamu tidak pernah tahu
dari dirimu selain kejujuran." Beliau berkata, "Sesungguhnya aku adalah pemberi
peringatan kepada kalian akan azab yang amat pedih." Abu Lahab menanggapi,

10
"Celakalah engkau sepanjang hari! Apakah hanya untuk ini engkau kumpulkan
kami?".
Maka ketika itu turun ayat: َّ‫ب َأبِي يَدَا تَب‬ ْ ‫ " تَب‬Celakalah kedua tangan
ٍ َ‫َّت َو لَه‬
Abu Lahab" (Q.S. Al-Lahab: 1). Yakni benar-benar merugi lagi gagal, amal
perbuatan dan usahanya pun tersesat.
Rasulullah melakukan dakwah Islam secara terang-terangan di tempat-
tempat berkumpul dan bertemunya kaum musyrikin. Beliau membacakan
Kitabullah dan menyampaikan ajakan yang selalu disampaikan oleh para rasul
terdahulu kepada kaum mereka, "Wahai kaumku! Sembalah Allah. Kalian tidak
memiliki Tuhan selain-Nya". Dan beliau juga memamerkan praktik ibadahnya
kepada Allah, melakukannya di halaman Ka'bah pada siang hari dan disaksikan
oleh khalayak ramai. Dakwah yang beliau lakukan tersebut mendapat sambutan
baik dari mereka sehingga banyak di antara mereka yang masuk ke dalam agama
Islam.
Manakala musim haji telah datang yang dilakukan Rasulullah adalah
membututi jama'ah-jama'ah yang datang hingga sampai ke tempat-tempat mereka,
di pasar 'Ukazh, Majinnah, dan Dzul Majaz. Beliau mengajak mereka untuk
menyembah Allah, sedangkan Abu Lahab selalu membututi dan memotong setiap
ajakan beliau dengan berbalik mengatakan kepada mereka "Jangan kalian patuhi
dia karena dia adalah seorang pembawa agama baru lagi pendusta". Dan
kenyataannya, justru dari musim itulah perihal Rasulullah menjadi pusat perhatian
delegasi Arab dan namanya menjadi buah bibir orang di seantero negeri Arab.
Seiring banyaknya orang yang membenarkan ajakan Beliau, seiring
dengan itu kebencian para pembesar Quraisy yang enggan menerima dakwah
Rasul juga semakin membara. Sehingga begitu banyak celaan, cobaan, dan
siksaan yang diterima oleh nabi dan orang Islam saat itu. Di antaranya Ammar bin
Yasir dan kedua orang tuanya pernah diseret oleh orang-orang Quraisy ke al-
Abthah untuk disiksa. Bahkan kedua orang tuanya ditikam oleh Abu Jahal dengan
lembih hingga menjadi syahid. Di antara kaum muslimin yang sangat berat
siksaannya adalah Bilal, dia adalah seorang budak Habsyi yang digambarkan oleh
Rasulullah sebagai buah pertama dari kaum Habsyi. Selain itu, yang juga
menerima siksaan yang berat ialah Khabbab bin al-Arut. Siksa yang menimpa

11
kaum muslimin ketika itu tidak hanya dirasakan oleh kaum laki-laki, juga kaum
perempuan. Alkisah Labinah, seorang budak perempuan kepunyaan Bani Mu'min
yaitu Hay Bani 'Addi bin Ka'b) masuk Islam, kemudian Labinah dibeli oleh Abu
Bakar as-Shiddiq dan memerdekakannya.
b. Dakwah di luar kota Mekkah
• Kaum muslimin Hijrah ke Habsyi
Pada awal tahun 615 M kaum muslimin hijrah ke Habsyi. Penganiayaan
dan intimidasi orang-orang Quraisy merupakan ujian yang hebat bagi nabi
Muhammad dan pengikut-pengikutnya.Salah satu langkah antisipatif
penyelamatan, nabi Muhammad telah memerintahkan untuk berhijrah ke
Habasyah (Habsyi) yang waktu itu dipimpin oleh Najasyi, seorang yang beragama
Nasrani. Rombongan ini terdiri dari 12 orang laki-laki dan empat 23 orang wanita,
dikepalai oleh Utsman bin Affan.
Pada tahun yang sama, tepatnya di bulan Syawal rombongan ini kembali
ke Mekkah, karena berita dusta tentang peristiwa Gharaniq, bahwa orang-orang
Quraisy telah masuk Islam. Ternyata berita tersebut berbanding terbalik, sehingga
setelah di Mekkah kaum Quraisy semakin menjadi-jadi melakukan penyiksaan
terhadap kaum muslimin. Oleh karena itu, Rasulullah kembali memerintahkan
kaum muslimin untuk kembali ke Habasyah (Habsyi). Rombongan yang kedua ini
terdiri dari 83 laki- laki dan 18 atau 19 perempuan.
• Hijrah ke Tha'if
Pada bulan Syawal tahun ke-10 kenabian atau tepatnya pada penghujung
bulan Mei atau awal Juni tahun 619 M, Rasulullah pergi menuju kota Thaif yang
letaknya sekitar 60 mil dari kota Mekkah.Dengan harapan semoga Allah
memberikan petunjuk kepada penduduknya untuk memeluk agama Islam. Pada
kenyataannya penduduk Tha'if justru menolak beliau dengan penolakan yang
lebih buruk. Mereka menuntut beberapa mukjizat tertentu darinya seperti mereka
meminta agar beliau dapat membelah bulan menjadi dua, lalu beliau memohonkan
kepada Allah agar memperlihatkan kepada mereka. Namun, mereka tetap pada
kekafirannya.
• Tahun Duka Cita dan Isra' Mi'raj

12
Pada tahun ke-10 dari kenabian, Nabi Muhammad Saw. berganti
menghadapi tiga peristiwa yang menyedihkan pula sehingga tahun itu disebut
dengan tahun duka cita. Adapun tiga peristiwa tersebut yaitu: Pertama, pamannya
Abu Thalib, pelindung utamanya meninggal dunia dalam usia 87 tahun. Kedua,
tiga hari setelah itu meninggal dunia pula istrinya yaitu Khadijah, dalam usia 65
tahun. Ketiga, ketika nabi berdakwah di Thaif, beliau diejek, disoraki, dan
dilempari batu, bahkan sampai terluka di bagian kepala dan badannya.
Kaitan antara tahun duka cita dengan isra’ mi’raj nabi adalah untuk
menghibur hati nabi yang sedang berduka cita ketika itu dengan memperlihatkan
beberapa Rasul yang juga mendapat tantangan dari kaumnya sekaligus memohon
pertolongan Allah Swt. menghadapi tantangan orang-orang kafir itu.
Isra' yaitu Rasulullah diperjalankan dari Masjidil Haram ke Masjidil
Aqsha yaitu Baitul Maqdis setelah menyebarkan Islam di Mekkah kepada orang-
orang Quraisy dan kabilah-kabilahnya. Mi'raj yaitu perjalanan Rasulullah dari
Baitul Maqdis naik ke langit ke tujuh.
Malam itu Beliau dimi'rajkan dari Baitul Maqdis menuju langit dunia. Di
sana beliau melihat Adam, bapak manusia. Kemudian beliau dimi'rajkan ke langit
kedua, di sana beliau melihat nabi Yahya alaihissalam dan Isa alaihissalam.
Kemudian beliau dimi'rajkan ke langit ketiga, di sana beliau melihat nabi Yusuf
alaihissalam. Kemudian beliau dimi’rajkan ke langit keempat, di sana beliau
melihat nabi Idris alaihissalam. Kemudian beliau dimi'rajkan ke langit kelima, di
sana beliau melihat nabi Harun alaihissalam. Kemudian beliau dimi 'rajkan ke
langit keenam, di sana beliau melihat nabi Musa alaihissalam. Kemudian beliau
dimi 'rajkan ke langit ketujuh, di sana beliau bertemu dengan nabi Ibrahim
alaihissalam. Kemudian beliau naik ke Sidratul Muntaha, lalu al-Bait al-Ma'mur
dinaikkan untuknya. Kemudian beliau dimi'rajkan lagi menuju Allah yang Maha
Agung lagi Mahaperkasa. Kemudian Dia mewahyukan kepada hamba-Nya
mewajibkan 50 waktu shalat. Kemudian Beliau kembali hingga melewati nabi
Musa alaihissalam. Musa lalu bertanya kepada beliau, Apa yang diperintahkan
kepadamu? Beliau menjawab, “50 waktu shalat. Dia berkata, Umatmu pasti tidak
sanggup melakukan itu, kembalilah kepada Rabbmu dan mintalah keringanan
untuk umatmu.” Lalu Jibril membawa beliau kembali naik ke hadapan Allah. Lalu

13
Allah menguranginya menjadi 10 waktu shalat. Kemudian ketika melewati nabi
Musa dan beliau memberitahukan hal tersebut kepadanya.Dia berkata,
“Kembalilah lagi kepada Rabbmu dan mintalah keringanan!” Beliau terus
mondar-mandir antara Nabi Musa dan Allah hingga akhimya Allah
menjadikannya 5 waktu shalat.
• Bai'at al-'Aqabah
Pada musim haji sesudah perang Bu'ats, berangkatlah serombongan orang-
orang Khazraj menuju Mekkah untuk berhaji. Sesampainya di Mekkah mereka
ditemui Rasulullah di 'Aqabah dan pada saat itu pula mereka mendengar dakwah
beliau lalu menerimanya. Ketika tiba musim haji tahun berikutnya, datanglah ke
Mekkah dua belas orang penduduk Yatsrib untuk menemui Rasulullah di 'Aqabah.
Kemudian pada malam harinya mereka melakukan bai'at tanda setia kepada beliau
yang disebut dengan Bai'at an-Nisa' atau Bai'at al-Aqabah al-Ula.
Pada tahun 622 M terjadi sumpah setia kedua (Bai'at al- 'Aqabah al-
Tsaniyah) yang berisikan pernyataan bahwa mereka tidak hanya menerima
Muhammad sebagai nabi dan menjauhi perbuatan dosa, akan tetapi juga sanggup
berperang membela Tuhan dan rasul- Nya. Selain itu, mereka mengharapkan nabi
Muhammad hijrah ke Yatsrib, karena mereka sangat membutuhkan seseorang
yang akan menjadi pemimpin mereka dan menyelesaikan sengketa antara suku
Aus dan suku Khazraj yang telah terjadi bertahun-tahun.

C. Periode Madinah
1. Hijrah Rasulullah Saw.
Melihat pesatnya dakwah Islam di Yatsrib dan masuknya suku Aus dan
Khazraj, maka Nabi saw. memerintahkan umatnya untuk berhijrah ke kota itu
secara perorangan atau kelompok kecil agar tidak diketahui oleh orang-orang
Quraisy. Sedangkan Nabi sendiri menyusul dan sampai di sana pada 24
September 622, yang ditemani oleh Abu Bakar as-Shiddiq.
2. Membangun Masyarakat Islam
Selama 13 tahun Nabi Saw. telah menegakkan tauhid di Mekkah dengan
penuh tantangan dan siksaan dari kaum kafir Quraisy. Selama itu belum terbentuk

14
komunitas Islam karena jumlah yang sedikit dan penuh tekanan musuh. Maka
ketika Nabi hijrah ke Madinah, barulah terbentuk masyarakat Islam.
Adapun usaha Nabi Saw. dalam membangun masyarakat Islam di Madinah yaitu:
• Nabi mempersaudarakan antara golongan Muhajirin (muslim asal
Makkah) dan kaum Ansar (muslim Madinah).
• Pembangunan mesjid
Setiap kabilah sebelum Islam datang, mereka memiliki tempat pertemuan
sendiri-sendiri. Nabi menginginkan agar seluruh umat Islam hanya memiliki satu
tempat pertemuan.
• Membentuk pemerintahan
Nabi Muhammad Saw. di samping sebagai rasul, beliau diangkat oleh
suku Auz dan Khazraj sebagai pemimpin. Usaha yang dilakukan nabi untuk
mengatur umat Islam di Madinah membentuk konstitusi yang disebut dengan
Piagam Madinah, yang berisi 47 pasal diantaranya 5 poin yang terpenting yaitu:
1) Bahwa komunitas ini mempunyai kepentingan agama dan politik.
2) Kemerdekaan beragama terjamin bagi semua komunitas.
3) Seluruh penduduk Madinah memiliki toleransi moril dan materil serta
menangkal agresi yang ditujukan kepada Madinah.
4) Rasulullah adalah pemimpin tertinggi penduduk Madinah.
5) Penetapan dasar politik, ekonomi, dan sosial bagi setiap komunitas.
3. Pembentukan Sistem Sosial Kemasyarakatan
Rasulullah mempersaudarakan di antara kaum muslimin. Mereka
kemudian membagikan rumah yang mereka miliki, bahkan juga istri-istri dan
harta mereka. Rasulullah telah menciptakan sebuah kesatuan yang berdasarkan
agama sebagai pengganti dari persatuan yang berdasarkan kabilah.
4. Militer
Nabi Muhammad Saw. membentuk pasukan perang yang terdiri dari kaum
Muhajirin dan kaum Anshar, karena sering terjadi peperangan.
5. Ekonomi dan Sumber Keuangan Negara
Rasulullah Saw. memperhatikan dan mengatur perdagangan serta transaksi
sesuai dengan norma-norma yang dianjurkan. Seperti bersikap adil, kesaksian
yang jujur, dan tidak melakukan praktik riba. Tentang pengolahan pertanian

15
beliau menyerahkan kepada masyarakat Madinah, karena mereka lebih ahli
daripada orang-orang Mekkah.
6. Permusuhan Kafir Quraisy dengan Nabi
Meskipun nabi dan umat Islam telah meninggalkan Mekkah, tetapi kafir
Quraisy tidak menghentikan permusuhannya karena jika Islam berkembang di
Madinah bukan hanya mengancam kepercayaan mereka tetapi juga ekonomi.
Sebab letak Madinah berada di jalur dagang mereka ke Syam.
Maka tidak mengherankan jika terjadi peperangan antara umat Islam
dengan kafir Quraisy selama 8 tahun dalam puluhan kali pertempuran. Yang
terpenting di antaranya adalah:
• Perang Badar
Perang ini terjadi pada bulan Ramadhan 2 H (624 M), di dekat sebuah
sumur milik Badr. Sebab utamanya adalah untuk memenuhi tekad kafir Quraisy
membunuh nabi yang berhasil meloloskan diri ke Madinah dan menghukum
orang yang melindunginya. Besar kekuatan orang-orang Quraisy sebanyak
1000 orang di bawah pimpinan Abu Jahl bergerak menuju Madinah. Sementara
umat Islam sebanyak 314 orang menyongsong barisan itu. Berkat pertolongan
Allah kemudian disertai perjuangan umat Islam akhirnya mampu memukul
mundur pasukan kafir Quraisy.
• Perang Uhud
Perang ini terjadi pada tahun 3 H (625 M). Perang ini disebabkan oleh
perasaan dendam kaum kafir Quraisy yang meluap karna kekalahannya pada
perang Badar. Dalam perang ini kaum muslimin mengalami kekalahan dan tidak
luput Rasulullah pun terluka dan gigi serinya tanggal.
• Perang Ahzab (Khandaq)
Perang ini terjadi pada bulan Syawal 5 H (627 M), disebabkan oleh rasa
dendam orang-orang kafir Quraisy masih tersisa dan mereka mengira bahwa nabi
Muhammad telah kalah dan tersingkir karena perang Uhud. Perang ini dinamakan
khandaq karena usulan dari Salman al-Farisi untuk menggali parit. Sebelumnya,
kaum muslimin dibaikot sehingga mengalami kelaparan. Sehingga terpaksa
mengikatkan batu ke perut mereka.
• Perang Khaibar

16
Terjadi pada bulan Muharram 7 H, yang disebabkan oleh orang-orang
Khaibar yang menjadi sarang makar, pusat konspirasi, tempat memprovokasi,
sumber keonaran, dan pemicu api peperangan. Akhirnya penduduk Khaibar
menyerah kepada kaum Muslimin. Maka Rasulullah membuat perjanjian dengan
mereka, yaitu dengan orang Yahudi penduduk Fadak dan Taima’, demikian juga
dengan penduduk Wadil Qura. Dengan demikian patahlah kekuatan orang
Yahudi di masa nabi.
• Perjanjian Hudaibiyah
Perjanjian Hudaibiyah terjadi pada tahun 6 H ketika ibadah haji sudah
disyariatkan. Nabi memimpin 1000 kaum muslimin berangkat ke Mekkah, bukan
untuk berperang melainkan untuk melakukan ibadah umrah namun penduduk
Mekkah tidak mengizinkan mereka masuk kota apapun alasannya. Akhirnya
diadakanlah perjanjian yang lebih dikenal dengan nama “Perjanjian Hudaibiyah”,
yang isinya antara lain:
1) Kaum muslimin belum boleh mengunjungi Ka’bah tahun ini, tetapi
ditunda sampai tahun depan.
2) Orang kafir Makkah yang ingin masuk Islam tanpa izin walinya harus
ditolak umat Islam.
3) Orang Islam yang ingin kembali ke Makkah (murtad) tidak boleh
ditolak orang Quraisy.
4) Gencatan senjata antara kedua belah pihak selama 10 tahun.
• Masa Genjatan Senjata.
Setahun kemudian ibadah haji ditunaikan sesuai dengan rencana. Banyak
orang Quraisy yang masuk Islam setelah melihat kemajuan-kemajuan yang
dicapai oleh masyarakat Islam Madinah. Di antaranya Khalid bin Walid dan Amr
bin Ash.
Masa gencatan senjata telah memberi kesempatan kepada Nabi yaitu:
Pertama, mengirim utusan dan surat kepada kepala-kepala negara dan
pemerintahan ke berbagai negeri lain yang ada saat itu untuk mengajak mereka
memeluk Islam.
Kedua, masa gencatan senjata juga memberi kesempatan kepada nabi untuk
mengadakan perhitungan dengan orang-orang Yahudi yang sudah tiga kali

17
melakukan penghianatan.
Ketiga, masa gencatan senjata juga memberikan kesempatan kepada orang-orang
Arab memikirkan hakikat Islam.
• Penaklukan Kota Mekkah
Dua tahun setelah terjadi Perjanjian Hudaibiyah, ternyata dilanggar oleh
kaum Quraisy. Pada tahun 8 Hijrah mereka membantu sekutunya Bani Bakr yang
berperang dengan bani Khuza’ah sekutu umat Islam. Nabi menegur Abu Sofyan
tentang bantuan yang mereka berikan kepada Bani Bakr. Dijawab Abu Sofyan
bahwa perjanjian Hudaibiyah telah mereka batalkan.
Oleh karena mereka telah membatalkan perjanjian Hudaibiyah secara
sepihak. Maka Nabi bersama 10.000 pasukan bertolak ke Mekkah untuk melawan
mereka. Menjelang sampai di Mekkah pasukan Islam berkemah di pinggiran
kota Mekkah. Abu Sofyan, pemimpin Quraisy dan anaknya Muawiyah dan juga
paman nabi, Abbas menemui nabi untuk menyatakan diri masuk Islam.
Dengan demikian pemimpin-pemimpin Quraisy sudah semuanya masuk
Islam menjelang penaklukan kota Mekkah, maka pasukan Islam memasuki kota
Mekkah tanpa perlawanan sama sekali. Berhala-berhala yang selama ini ada di
Ka’bah berjumlah 360 mereka hancurkan. Setelah itu, Nabi berkhutbah
menjanjikan ampunan Tuhan terhadap kafir Quraisy. Kemudian mereka datang
bebondong-bondong memeluk agama Islam. Dengan takluknya kota
Makkah, maka patahlah sudah perlawanan orang Quraisy terhadap orang Islam.
• Haji Wada’
Pada tahun 10 H nabi menunaikan ibadah haji yang dikenal dengan Haji
Wada’. Didepan kurang lebih 100.000 orang kaum muslimin nabi berkhutbah
yang isinya antara lain:
1) Jangan menumpahkan darah kecuali dengan hak.
2) Jangan mengambil harta orang lain dengan bathil.
3) Jangan riba dan menganiaya.
4) Jangan balas dendam dengan tebusan dosa.
5) Memperlalukuan para istri dengan baik dan lemah lembut.
6) Perintah menjauhi dosa.
7) Perintah saling memaafkan atas semua pertengkaran antara mereka di

18
zaman jahiliyah.
8) Tegakkan persaudaraan dan persamaan antara manusia.
9) Perintah memperlakukan hamba sahaya dengan baik.
10) Perintah harus berpegang teguh kepada dua sumber yang ditinggalkan
Nabi, yaitu al-Qur’an dan Sunnah.
7. Wafatnya Rasulullah Saw.
Pada tanggal 28 atau 29 bulan Safar tahun 11 Hijriyah Rasulullah saw.
menghadiri penguburan jenazah seorang sahabat di Baqi'. Ketika kembali, di
tengah perjalanan beliau merasakan pusing dan panas mulai merambat disekujur
tubuh. Abu Bakar disuruh nabi mengimami kaum muslimin dalam sholat
sebanyak tiga kali, bila beliau tidak sanggup melakukannya. Adapun nabi shalat
bersama para sahabat dalam keadaan sakit selama 11 hari, sedangkan jumlah hari
sakit beliau adalah 14 hari dan menghebembuskan nafas terakhir(wafat) pada hari
Senin 12 Rabi'ul Awwal tahun 11 Hijriyah, dalam usia 63 tahun di rumah istrinya
‘Aisyah.

19
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Adapun kesimpulan dari uraian di atas, yaitu:
1. Keadaan masyarakat Mekkah sebelum munculnya cahaya Islam sangat jauh
dari kemanusiawian. Misalnya, membunuh bayi perempuan, merendahkan
kaum perempuan, maraknya perjudian, bermain perempuan, khamar, dan lain
sebagainya.
2. Masa kecil sampai masa remaja Rasulullah Saw. merupakan teladan yang
baik bagi manusia. Kehidupan yang penuh kemandirian dan ketekunan sudah
selayaknya jadi figur bagi pemuda- pemuda Islam.
3. Dakwah Islam periode Mekkah berlangsung lebih kurang 13 tahun dengan
menegakkan tauhid dan dasar-dasar Islam.
4. Dakwah Islam periode Madinah berlangsung selama 10 tahun dengan
menyempurnakan perintah-perintah ibadah dan muamalah serta berperang
membela agama Allah dan Rasul-Nya
5. Rasulullah wafat tidaklah mewariskan uang dinar dan dirham, tetapi beliau
mewariskan ilmu. Maka siapa yang mengambil warisan Rasulullah, maka ia
telah mengambil bagian yang sangat banyak.

B. SARAN
Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan. Maka penulis
sangat mengharapkan saran yang dapat mendukung untuk lebih baiknya di masa
yang akan datang. Penulis juga menyarankan kepada pembaca, agar membaca
buku-buku yang berkaitan dengan Sejarah Peradaban Islam terutama periode
Rasulullah Saw. dan buku- buku sirah Nabawiyyah yang telah banyak ditulis oleh
para ulama dan peneliti sejarah. Hanya kepada Allah kita memohon pertolongan
dan perlindungan, semoga makalah ini bermanfaat bagi penulis dan pembaca
sekalian.

20
DAFTA R PUSTAKA

21

Anda mungkin juga menyukai