Anda di halaman 1dari 20

KEHIDUPAN UMAT ISLAM PADA MASA RASULULLAH

Mata Kuliah Sejarah Islam Modern Dan Studi Kawasan

Disusun: Kelompok 3

1. M. Aji Husein (1652100169)


2. Umi Kalsum (1652100290)

Dosen Pembimbing:
Ahmad Berkah, M.Hum

PROGAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
RADEN FATAH PALEMBANG
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan
karunianya kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Serta Nabi
Muhammad saw. Adapun judul dari makalah ini adalah ”Kehidupan Umat Islam dimasa
Rasulullah”. Makalah ini di susun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Sejarah
Islam Modern dan Studi Kawasan. Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada dosen mata kuliah yang bersangkutan yang telah memberikan
tugas kepada kami. kami juga ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang
turut membantu dalam pembuatan makalah ini yang tidak bisa penyusun sebutkan satu
persatu.

Penyusunan makalah ini jauh dari sempurna. Dan ini merupakan langkah yang baik
dari studi yang sesungguhnya. Oleh karena itu, keterbatasan waktu dan kemampuan kami,
maka kritik dan saran yang membangun senantiasa kami harapkan. Semoga makalah ini
dapat berguna bagi kami pada khususnya dan pihak lain yang berkepentingan pada
umumnya.

Palembang, maret 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ........................................................................................ ii


Daftar Isi ................................................................................................. iii
BAB I. PENDAHULUAN ...................................................................... 1
A. Latar Belakang .......................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ..................................................................... 1
BAB II. PEMBAHASAN ....................................................................... 2
A. Fase pra-Islam ........................................................................... 2
B. Fase Mekkah ............................................................................. 4
C. Fase Madinnah .......................................................................... 7
BAB III. PENUTUP ............................................................................... 16
Kesimpulan ............................................................................................. 16
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................. 17

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pada waktu islam diturunkan, bangsa arab dikenal dengan sebutan “kaum
jahil”. Kaum quraisy penduduk makkah sebagai bangsawan di kalangan
bangsa arab hanya memiliki 17 orang yang pandai tulis baca. Suku aus dan
khazraj penduduk yatsrib (madinah) hanya memiliki 11 orang yang pandai
membaca. Hal ini menyebabkan bangsa arab sedikit sekali mengenal ilmu
pengetahuan dan kepandaian lain. Hidup mereka mengikuti haawa nafsu,
berpecah-belah, saling perang satu dengan yang lain karena hal kecil, wanita
tidak ada harganya, berlaku hukum rimba. Keistimewaan mereka hanya
dalam bidang syair-syair jahili yang disebarkan secara hafalan. Agama
warisan nabi Ibrahim ‘alaihissalaam’ dan Nabi Ismail ’alaihissalaam’ hanya
tinggi sedikit dan telah diselewengkan.
Demikian pula bangsa-bangsa lain di dunia pada zaman itu, seperti bangsa
Byzantium, Persia, dan india yang rendahnya moral dan kerusakan
keagamaan mereka. Raja-raja mereka berlaku aniaya dan agama mereka telah
jatuh ke arah musyrik. Menghadapi kenyataan itu Nabi Muhammad SAW,
diutus Allah dengan tujuan memperbaiki akhlak, baik akhlak untuk
berhubungan dengan tuhan mauoun sesama manusia.
B. Rumusan Masalah
a. Bagaimana kehidupan umat islam masa arab pra-Islam?
b. Bagaimana kehidupan umat islam pada periode mekkah?
c. Bagaimana kehidupan umat islam periode madinnah?

1
BAB II
PEMBAHASAN

Membahasan kehidupan umat Islam pada masa Rasulullah SAW. tentunya kita
tidak dapat mengabaikan perjuangan da’wah Rasulullah sebagai pemimpin umat
karenanya pembahasan terkait kehidupan umat Islam pada masa Rasulullah kami
bagi menjadi tiga, yaitu Fase Pra-Islam, Fase Mekkah dan Fase Madinah. Berikut
adalah pembahasan selengkapnya:
A. Fase Pra-Islam
1. Asal-usul Bangsa Arab
Para sejarahwan membagi kaum-kaum arab berdasarkan garis
keturunan asal mereka menjadi tiga bagian, yaitu: 1
a. Arab ba’idah, yaitu kaum yang sudah punah dan tidak mungkin
melacak rincian yang cukup tentang sejarah mereka. Seperti ‘ad,
tsamud, thasm, judais dan imlaq (bangsa raksasa) dan lain-lainnya.
b. Arab Aribah, yaitu kaum-kaum arab yang berasal dari garis keturunan
ya’rib bin yasyjub bin qathan, atau disebut pula arab qhataniyah.
c. Arab musta’rabah, yaitu kaum-kaum arab yang berasal dari garis
keturunan ismail, yang disebut pula arab adnaniyah.
2. Politik dan pemerintahan
Bangsa Arab sebelum Islam tidak pernah dijajah oleh bangsa asing,
bahkan tidak pernah tercipta kesatuan politik di seluruh jazirah arab.
Kerajaan-kerajaan kecil yang terdapat di jazirah arab bagian selatan
umumnya berdaulat atas wilayah yang sempit dan sebatas
masyarakatnya. Mereka lebih suka hidup berkabilah-kabilah dan setiap
kabilah atau suku diperintahkan oleh seorang syaikh, yaitu seorang yang
dianggap tertua dan berani di antara anggota kabilah tersebut. Oleh
karena itu, tidak ada rasa solidaritas sosial yang menyeluruh bagi semua
suku arab, bahkan hubungan kerjasama antar suku hanya didasari atas

1
Syafiyurahman al-mubarakfuri, Perjalanan Hidup Yang Agung Muhammad saw. Dari
Kelahiran hingga Detik-detik Terakhir. (terjemah dari judul asli: ar-Rahiq al-makhtum). (Jakarta:
Darul Haq. 2012). Cet XIV. Hlm.2-3.

2
kepentingan bersama.2 Para penguasa di jazirah Arab bisa dibagi menjadi
dua kelompok: 3
a. Raja-raja bermahkota, tetapi pada hakikatnya mereka tidak
memiliki independensi
b. Para pemimpin dan pemuka kabilah atau suku, yang memiliki
kekuasaan dan hak-hak istimewa sama seperti kekuasaan para
raja, mayoritas mereka memiliki independensi penuh. Namun
boleh jadi sebagian mereka bersubordinasi dengan raja
bermahkota.
3. Sosial Kemasyarakat
Masyarakat, baik nomadik maupun yang menetap, hidup dalam
budaya kesukuan badui. Organisasi dan identitas sosial berakar pada
keanggotaan dalam suatu rentang komunitas yang luas. Kelompok
beberapa keluarga membentuk kabilah (clan). Beberapa kelompok
kabilah membentuk suku (tribe) dan dipimpin oleh seorang syaikh.
Mereka sangat menekankan hubungan kesukuan, sehingga kesetiaan
atau solidaritas kelompok menjadi sumber kekuatan bagi suatu kabilah
atau suku.
Mereka suku berperang. Karena itu, peperangan antarsuku sering
sekali terjadi. Dalam masyrakat yang suka berperang tersebut, nilai
wanita menjadi sangat rendah.4 bahkan apabila mereka melahirkan anak
perempuan, mereka merasa sangat malu dan hina atau mereka kubur
hidup-hidup. Kalaupun anak perempuan itu dibiarkan hidup, maka akan
dibiarkan dalam keadaan hina, tidak diberi warisan juga tidak
diperhatikan dan lebih cenderung mengutamakan anak laki-laki daripada
anak perempuan.5

2
Ali Hasan al-karbuthi (Maidir Harun dan Firdaus, Sejarah Peradaban Islam, (Padang:
IAIN-IB Pres, 2001), hlm.17
3
Shafiyurrahman al-mubarakfuri. Op.Cit. hlm.12
4
Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam (Dirasah Islamiyah, II). (Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada, 2006). Hlm.11
5
Tafsir Ibnu Kastir (Terjemah: M.Abdul Ghaffar dan Abdurahim Mu’thi, Tafsir Ibnu
Kasitr Jilid 5, (Bogor: Pusata Imam Syafi’i, 2003) cet. 1. Hlm.73

3
4. Ekonomi dan perdagangan
Terkait oleh keadaan geografis alam yang tandus, kering dan gersang,
maka pada umumnya kehidupan orang arab sebelum islam bersumber
dari kegiatan perdagangan dan perternakan. Maka terkenallah beberapa
kota di Hijaz sebagai pusat perdagangan, seperti Makkah, Madnah,
Yaman dan lain-lain.6
5. Moral dan Agama
Kondisi akhlak dan moral masyarakat saat itu sangat merosot dan jauh
dari norma-norma. Seringnya terjadi penindasan dan kekerasan, yang
kuat menindas yang lemah, yang kaya menhisap yang miskin, yang
pandai memeras yang bodoh dan berkembanganya perbudakan.
B. Fase Mekkah
1. Masa Kenabian dan Kerasulan Muhammad Saw
Tatkala usia beliau mendekati 40 tahun, beliau mulai suka
mengasingkan diri. Ketika pengasingan diri (uzlah) di gua Hira’
memasuki tahun ketiga tepatnya dibulan ramadhan Allah
mengangkatnya sebagai nabi dengan mengutusnya jibril kepadanya
yang membawa beberapa ayat 7al-qur’an yaitu surah al-‘alaq ayat 1-5.
Itulah wahyu pertama. Malam terjadinya peristiwa itu kemudian
dikenal sebagai “malam penuh keagungan” (lailah al-qadr) dan
menurut riwayat terjadi menjelang akhir bulan ramadhan. Kemudian,
Allah memuliakan beliau dengan mengangkat menjadi rasul dengan
diturunkannya al-qur’an surat al-Mudatsir ayat 1-5, sebelumnya wahyu
tidak diturunkan (vakum) beberapa hari setelah wahyu pertama.
a. Perjuangan Dakwah
Secara umum, pada periode mekkah, kebijakan dakwah yang
dilakukan Nabi Muhammad adalah dengan menonjolkan
kepemimpinannya, bukan kenabiaannya. Implikasinya dakwah

6
Maidir Harun Dan Firdaus, Sejarah Peradaban Islam. (Padang: IAIN-IB Press, 2001).
Hlm.20
7
Philip K. Hitti, History Of The Arabs; from The Times To The Present, (Jakarta: PT.
Serambi Semesta, 2010), Cet. II. Hlm. 141

4
dengan strategi politik yang memunculkan aspek-aspek
keteladanannya dalam menyelesaikan berbagai persoalan sosial
(agalitarisme) lebih tepat dibandingkan dengan aspek
kenabiannya dengan melaksanakan tabligh.8
Permulaan dakwah Rasulullah disampaikan kepada kerabat
dekat dan para tokoh masyarakat quraisy seperti Abu Bakar as-
Siddiq sebagai sahabat beliau yang paling tulus. Orang pertama
kali masuk islam adalah Khadijah, Zaid bin Haritsah, Ali bin Abi
Thalib, Abu Bakar as-Siddiq, Ustman bin ‘Affah az-Zubair bin al-
‘Awwam, Sa’ad bin Abi Waqqas, Abdurahman bin Auf, dan
Talhah bin ‘Ubaidillah. Kemudian diikuti oleh para tokoh quraisy
seperti ‘Ubaidillah bin aj-Jarrah, al –arqam bin Abu Al-aqram.
Dakwah yang bersifat individu ini berjalan selama lebih kurang
tiga tahun, kemudian turunlah perintah kepada Nabi saw. Untuk
menyampaikan dakwah kepada kaumnya secara terang-terangan
dan menentang kebatilan mereka serta menyerang berhala-hala
mereka.
Tatkala turun perintah dakwah dari Allah Swt secara terang-
terangan dan melawan kemusyrikan, sebagaimana yang terdapat
dalam al-qur’an surat al-Hijr ayat 94-95 yang artinya:
Artinya: maka sampaikanlah olehmu secara terang-terangan
segala apa yang diperintahan (kepadamu) dan berpalinglah dari
orang-orang musyrik. Sesungguhnya kami memelihara kamu dari
(kejahatan) orang-orang yang memperolok-olok (kamu).(Q.S.Al-
Hijr. 94-95)
Setelah melihat beberapa kejadian disana-sini, ternyata dakwah
islam sudah didengar orang-orang quraisy pada tahap ini,
sekalipun dakwah itu dilakukan secara sembunyi-sembunyi atatu

8
Ajid Thohir, Perkembangan Peradaban di Kawasan Dunia Islam, Melacak akar-akar
sejarah, sosial, politik dan budaya umat Islam. (Jakarta: PT. Raja Grafindo Press, 2004). Hlm.13

5
perorangan.9 Namun mereka tidak ambil peduli. Sebab mereka
mengira bahwa Nabi Muhammad hanya salah seorang di antara
mereka yang peduli terhadap urusan agama, yang suka berbicara
tentang masalah ketuhanan dan hak-haknya, tapi lama kelamaan
ada pula perasaan khawatir yang mulai menghantui mereka
karena pengaruh tindakan beliau.
Selama tiga tahun dakwah masih dilakukan secara sembunyi-
sembunyi dan perorangan. Selama jangka waktu ini telah
terbentuk sekelompok orang-orang-orang mukmin yang
senantiasa menguatkan hubungan persaudaraan dan saling bahu-
membahu. Penyampaian dakwah terus dilakukan, hingga turun
wahyu yang mengharuskan rasulullah menampakkan dakwah
kepada kaumnya, menjelaskan kebatilan mereka dan menyerang
berhala-berhala sesembahan mereka.
b. Beberapa cara menghadang dakwah
Tatkala orang-orang quraisy tahu bahwa Nabi Muhammad
sama sekali tidak menghentikan dakwahnya, maka mereka
memeras pikirannya sekali lagi. Untuk itu mereka memilih
beberapa cara untuk menghentikan dakwah ini, yaitu:10
1) Ejekan, penghinaan, olok-olok dan penertawaan.
2) Menjelek-jelekkan ajaran beliau, membangkitkan keraguan-
keraguan, menyebarkan anggapan-anggapan yang
menyangsikan ajaran-ajaran beliau dan diri beliau.
3) Melawan Al-qur’an dengan dongeng orang-orang dahulu
dan menyibukkan manusia dengan dongeng-dongeng itu,
agar mereka meninggalkan Al-Qur’an.
4) Menyodorkan beberapa penawaran, sehingga dengan
penawaran itu mereka berusaha untuk mempertemukan
Islam dan Jahiliyah ditengah jalan.

9
Syakiah shafiyyurrahman al-mubarakfuri, Sirah Nabawiyah, (Jakarta: Pustaka Al-
Kausar.2008). hlm.75-76
10
Syakiah shafiyyurrahman al-mubarakfuri, Sirah Nabawiyah.., hlm.84-86

6
Saat kemarahan dan kebencian suku quraisy mencapai
puncaknya terhadap umat Islam secara umum dan khususnya
orang-orang lemah dari mereka. Setiap kepala suku menyiksa
anggota sukunya yang memeluk Islam dan setiap tuan menyiksa
budaknya yang memilih jalan Islam. Mereka menindas,
menganiaya dan menyiksa umat Islam dengan cara mampu
mengelupaskan kulit dan merontokkan hati.11
c. Pemutus hubungan dan boikot
Kaum Quraisy menetapkan boikot dan pemutusan hubungan
total terhaddap bani hasyim dan bani muthallib yang membela
dan melindungi Nabi, muslim maupun kafir. Boikot tersebut
ditulis berupa piagam yang digantungkan dibagian dalam ka’bah
Boikot itu berisi: 12
1) Tidak boleh berjual beli dengan umat islam
2) Tidak boleh menikah atau menerima permintaan menikah
mereka
3) Tidak boleh menjenguk, menemani atau masuk rumah
mereka.
4) Tidak boleh berbicara atau bergaul dengan meraka
5) Tidak boleh menerima permintaan damai mereka atau
berbelas kasih kepada mereka.
Piagam tersebut sendiri dibatalkan pada tahun ketiga setelah
kejadian tersebut oleh orag-orang Quraisy yang tidak setuju.
C. Fase Madinah
Pada lain pihak situasi Madinah sangat menggembirakan madinah
adalah sebuah oasis pertanian . Sebagaimana Mekkah, Madinah juga
dihuni oleh beberapa klan dan tidak oleh sebuah kesukuaan yang tunggal,
Madinah adalah perkampungan yang diributkan oleh permusuhan yang

11
Qasim A. Ibrahim dan Muhammad A. Sellah, Buku Pintar Sejarah Islam; Al-
Mawsu’ah al-muyassarah fi al- tarikh al-islami. (Jakarta: Mu’assasah Iqra’, kairo 2014).hlm. 27-
28
12
Qasim A. Ibrahim dan Muhammad A. Sellah, Buku Pintar Sejarah Islam... hlm.32

7
sangat sengit dan anarkis antara kelompok kesukuaan terpandang suku
aws dan khazraj. Permusuhan yang berkepanjangan mengancam rakyat
kecil dan mendukung timbulnya permasalahan eksistensi. Berbeda dengan
masyarakat badui warga Madinah telah hidup saling bertentangga dan
tidak berpindah dari tempat satu ke tempat yang lain.13
Madinah juga senantiasa mengalami perubahan sosial yang
meninggalkan bentuk kemasyarakatan absolut model badui. Kehidupan
sosial Madinah secarah berangsur- angsur di warnai oleh unsur kedekatan
ruang dari pada kedekatan kekerabatan. Madinah juga memiliki sejumlah
warga yahudi yang mana sebagian besar penduduknya lebih simpatik
terhadap monotheisme. Penduduk Yatsrib (Madinah) sebelum Islam terdiri
dari dua suku bangsa yaitu Arab dan yahudi yang keduanya ini saling
bermusuhan. Karena kegiatan dagang di Yatsrib dikuasai atau berada di
bawah kekuasaan yahudi. 14
Waktu permusuhan dan kebencian antara kaum yahudi dan Arab
semakin tajam, kaum yahudi melakukan siasat memecah belah dengan
melakukan intrik dan menyebarkan permusuhan dan kebencian diantara
suku Aus dan Khazraj. Siasat ini berhasil dengan baik, dan mereka
merebut kembali posisi kuat terutama dibidang ekonomi. Bahkan siasat
yahudi itu mendorong suku khazraj bersekutu dengan bani qainuqah
(yahudi), sedangkan suku aus bersekutu dengan bani quraizah dan bani
nadir. Klimaks dari permusuhan dua suku tersebut adalah perang Bu’as
pada tahun 618 M seusai perang baik kaum aus maupun khazraj
menyadari, akibat dari permusuhan mereka, sehingga mereka berdamai.15
Setelah kedua suku berdamai dan suku khazraj pergi ke Makkah, dan
setelah di Makkah Nabi Muhammad Saw menemui rombongan mereka

13
Muhammad Yamin, Jurnal peradaban islam pada masa Nabi Muhammad SAW. dalam:
Http://rpository.uinsu.ac.id/2446/1/ISI%20SEJARAH%20PERADABAN%20ISLAM%20.YAKU
B.pdf. (Diakses pada hari kamis, 28-feb-2019. Pukul 21.00 WIB)
14
Muhammad Yamin, Jurnal peradaban islam... (Diakses pada hari kamis, 28-feb-2019.
Pukul 21.00 WIB)
15
Muhammad Yamin, Jurnal peradaban islam... (Diakses pada hari kamis, 28-feb-2019.
Pukul 21.00 WIB)

8
pada sebuah kemah. Beliau memperkenalkan Islam dan mengajak mereka
agar bertauhid kepada Allah SWT karena sebelumnya mereka telah
mendengar ajaran taurat dari kaum yahudi dan mereka tidak merasa asing
lagi dengan ajaran Nabi maka mereka menyatakan masuk islam dan
berjanji akanmengajak penduduk Yastrib masuk islam. Setibanya di
Yatsrib meraka bercerita kepada penduduk tentang Nabi Muhammad Saw,
dan agama yang dibawanya serta mengajak mereka masuk islam. Sejak itu
nama Nabi dan Islam menjadi bahan pembicaraan masyarakat Arab di
Yatsrib. 16
Setelah peristiwa Isra’ dan Mi’raj, ada suatu perkembangan besar bagi
kemajuan dakwah islam. Perkembangan datang dari sejumlah penduduk
Yatsrib (Madinah) yang berhaji ke Mekkah. Mereka yang terdiri dari suku
‘Aus dan Khajraj.Gejala-gejala kemenangan di Yatsrib (Madinah) telah di
depan mata Nabi menyuruh para sahabatnya untuk berpindah ke sana.
Dalam waktu dua bulan hampir semua kaum muslimin kurang lebih 150
orang, telah meninggalkan kota makkah untuk mencari perlindungan
kepada kaum muslimin yang baru masuk di Yatsrib. 17
Peristiwa hijrah Rasulullah Saw dari Mekkah ke Madinah merupakan
kehendak dan perintah Allah Swt dengan tujuan agar penyebaran agama
islam yang dilakukan oleh Rasulullah Saw menjadi lebih pesat lagi.
Selama 13 tahun Rasulullah berdakwa ajaran Islam di mekkah, Nabi
Muhammad telah banyak mengalami pertentangan dan permusuhan.
Namun Madinah merupakan kota yang penduduknya lebih mudah
menerima ajaran Rasulullah dari pada penduduk Mekkah. Masyarakat
Madinah menyambut kedatangan Nabi Muhammmad dengan suka cita,
orang-orang Madinah berbondong-bondong memeluk Islam.Oleh karena
itu islam lebih cepat berkembang di Madinah. 18

16
Muhammad Yamin, Jurnal peradaban islam... (Diakses pada hari kamis, 28-feb-2019.
Pukul 21.00 WIB)
17
Muhammad Yamin, Jurnal peradaban islam... (Diakses pada hari kamis, 28-feb-2019.
Pukul 21.00 WIB)
18
Muhammad Yamin, Jurnal peradaban islam... (Diakses pada hari kamis, 28-feb-2019.
Pukul 21.00 WIB)

9
Pembentukan Sistem Sosial Kemasyarakatan Peradaban atau
kebudayaan pada masa Rasulullah Saw. Yang paling dahsyat adalah
perubahan sosial. Suatu perubahan mendasar dari masa kebobrokan moral
menuju moralitas yang beradab.
1. Pembangunan Masjid Nabawi
Langkah pertama yang dilakukan Rasulullah adalah membangun
masjid. Tepat ditemat menderumnya unta milik beliau, tanah
tersebut milik kedua anak yatim yang kemudian dibeli. Kuburan-
kuburan orang-orang musyrik yang berada disekitar digali, puing-
puing bangunan disekitar diratakan, pohon-pohon disekitar
dipotong, dan menentukan arah kibat yaitu Baitul Maqdis.19
Masjid ini bukan hanya berfungis untuk ibadah sholat semata
namun juga merupakan tempat umat Muslim mendapatkan ilmu-
ilmu agama, balai pertemuan, tempat mempersatukan unsur-unsur
kekabilahan dan sisa-sisa pengaruh perselisihan pada masa jahiliah,
sebagaitempat mengatur segala urusan sekaligus sebagai tempat
parlemen untuk bermusyawarah dan menjalankan roda
pemerintahan.20
2. Persaudaraan antara Kaum Muhajirin dan Anshar.
Di samping membangun asjid sebagai tempat untuk
mempersatukan manusia, Rasulullah juga mengambil tindakan
yang sangat monumental dalam sejarah yaitu mempersaudarakan
antara orang-orang Mujahirin dan Anshar.21
Ikatan persaudaraan Anshar dan Muhajirin melebihi ikatan
persaudaraan karena pertalian darah, sebab ikatannya berdasar
iman. Terbukti apa yang dimiliki Anshar disediakan penuh untuk
saudaranya Muhajirin. Rasulullah mempersaudarakan di antara

19
Syekh Shafiqurrahman Al-Mubarakfuri, Sirah Nabawiyah. (Jakarta: Pustaka Al-
Kautsar 2018). hlm. 210.
20
Syekh Shafiqurrahman Al-Mubarakfuri, Sirah Nabawiyah....hlm. 211
21
Syekh Shafiqurrahman Al-Mubarakfuri, Sirah Nabawiyah....hlm. 211

10
kaum muslimin. Mereka kemudian membagikan rumah yang
mereka miliki, bahkan juga istri-istri dan harta mereka.
Persaudaraan ini terjadi lebih kuat daripada hanya persaudaraan
yang berdasarkan keturunan.
Dengan persaudaraan ini, Rasulullah telah menciptakan sebuah
kesatuan yang berdasarkan agama sebagai pengganti dari persatuan
yang berdasarkan kabilah.
3. Kesepakatan untuk Saling Membantu antara Kaum Muslimin dan
non Muslimin
Di Madinah, ada tiga golongan manusia, yaitu kaum muslimin,
orang-orang arab, serta kaum non muslim, dan orang-orang yahudi
(BaniNadhir, BaniQuraizhah, dan BaniQainuqa’). Rasulullah
melakukan satu kesepakatan dengan mereka untuk terjaminnya
sebuah keamanan dan kedamaian. Juga untuk melahirkan sebuah
suasana saling membantu dan toleransi diantara golongan
tersebut.22
4. Peletakan Asas-asas Politik, Ekonomi, dan Sosial
Islam adalah agama dan sudah sepantasnya jika di dalam negara
diletakkan dasar-dasar Islam maka turunlah ayat-ayat Alquran pada
periode ini untuk membangun legalitas dari sisisisi tersebut
sebagaimana dijelaskan oleh Rasulullah dengan perkataan dan
tindakannya. Hidupla kota Madinah dalam sebuah kehidupan yang
mulia dan penuh dengan nilai-nilai utama. Terjadi sebuah
persaudaraan yang jujur dan kokoh, ada solidaritas yang erat
diantara anggota masyarakatnya.
Dengan demikian berarti bahwa inilah masyarakat Islam
pertama yang dibangun Rasulullah dengan asas-asasnya yang
abadi. Secara sistematik proses peradaban yang dilakukan oleh
Nabi pada masyarakat Islam di Yatsrib menjadi Madinah
22
Muhammad Yamin, Jurnal peradaban islam... (Diakses pada hari kamis, 28-feb-2019.
Pukul 21.00 WIB)

11
(MadinatAr-Rasul, Madinah an-Nabi, atau Madinah
alMunawwarah). Perubahan nama yang bukan terjadi secara
kebetulan, tetapi perubahan nama yang menggambarkan cita-cita
Nabi Muhammad Saw, yaitu membentuk sebuah masyarakat yang
tertib dan maju dan berperadaban. kedua, membangun masjid.
Masjid bukan hanya dijadikan pusat kegiatan ritual shalat saja,
tetapi juga menjadi sarana penting untuk mempersatukan kaum
muslimin dengan musyawarah dalam merundingkan masalah-
masalah yang dihadapi. Disamping itu, masjid juga menjadi pusat
kegiatan pemerintahan; ketiga Nabi Muhammad Saw membentuk
kegiatan Mu’akhat (persaudaraan), yaitu mempersaudarakan kaum
Muhajirin (orang-orang yang hijrah dari Makkah ke Yatsrib)
dengan Anshar (orangorang yang menerima dan membantu
kepindahan Muhajirin di Yatsrib). Persaudaraan diharapkan dapat
mengikat kaum muslimin dalam satu persaudaraan dan
kekeluargaan.
Nabi Muhammad Saw membentuk persaudaraan yang baru,
yaitu persaudaraan seagama, disamping bentuk persaudaraan yang
sudah ada sebelumnya, yaitu bentuk persaudaraan berdasarkan
darah; keempat, membentuk persahabatan dengan pihak-pihak lain
yang tidak beragama Islam; dan kelima Nabi Muhammad Saw
membentuk pasukan tentara untuk mengantisipasi gangguna-
gangguan yang dilakukan oleh musuh.23
Bidang Politik Selanjutnya, Nabi Saw. Merumuskan piagam yang
berlaku bagi seluruh pendudukan Yatsrib, baik orang muslim maupun
non muslim (Yahudi). Piagam inilah yang oleh Ibnu Hasyim disebut
sebagai Undang-undang Dasar Negara Islam (Daulah Islamiyah) yang
pertama yaitu:24

23
Muhammad Yamin, Jurnal peradaban islam... (Diakses pada hari kamis, 28-feb-2019.
Pukul 21.00 WIB)
24
Muhammad Yamin, Jurnal peradaban islam... (Diakses pada hari kamis, 28-feb-2019.
Pukul 21.00 WIB)

12
a) Setiap kelompok mempunyai pribadi keagamaan dan politik.
Adalah hak kelompok, menghukum orang yang membuat
kerusakan dan memberi keamanan kepada orang patuh.
b) Kebebasan beragama terjamin buat semua warga Negara.
c) Adalah kewajiban penduduk madinah, baik kaum muslimin
maupun bangsa Yahudi, untuk saling membantu, baik secara
moril atau materil. Semuanya dengan bahu membahu harus
menangkis setiap serangan terhadap kota Madinah.
Rasulullah adalah kepala Negara bagi penduduk Madinah. Kepada
Beliaulah segala perkara dibawa dan segala perselisihan yang besar
diselesaikan. Dengan terbentuknya negara Madinah, Islam makin
bertambah kuat. Selain tiga dasar di atas, langkah awal yang ditempuh
Rasullullah setelah resmi mengendalikan Madinah adalah membangun
kesatuan internal dengan mempersaudarakan orang muhajirin dan anshar.
Langkah ini dilakukan sejak awal untuk menghindari terulangnya konflik
lama diantara mereka. Dengan cara ini, akan menutup munculnya
ancaman yang akan merusak persatuan dan kesatuan dalam tubuh umat
islam. Langkah politik ini sangat tepat untuk meredam efek keratakan
sosial yang ditimbulkan oleh berbagai manuver orang-orang yahudi dan
orangorang munafik (hipokrif) yang berupaya menyulut api permusuhan
antara Aus dan Khazraj, antara Muhajirin dan Ansar.
Setelah itu Rasulullah juga berupaya menyatukan visi para pengikut
Nabi dalam rangka pembentukan sistem politik baru dan
mempersekutukan seluruh masyarakat Madinah, sementara itu agar
bangunan kerukunan menjadi lebih kuat, Rasulullah membuat konvensi
dengan orang-orang yahudi. Dalam konteks ini tampak kepiawaian Nabi
dalam membangun sebuah sisem yang mengantisipasi masa depan. Di
Madinah, Nabi bersama semua elemen pendudukk Madinah berhasil
membentuk structurreligio politics atau ”Negara Madinah”. Untuk
mengatur roda pemerintahan, semua elemen masyarakat Madinah secara
bersama menandatangani sebuah dokumen yang menggariskan ketentuan

13
hidup bersama yang kemudian lebih dikenal sebagai konstitusi atau
Piagam Madinah.
Piagam Madinah merupakan bentuk piagam pertama yang tertulis
secara resmi dalam sejarah dunia. Sebagai gambaran awal, Piagam
Madinah adalah undang-undang untuk mengatur sistem politik dan sosial
masyarakat pada waktu itu. Rasulullah yang memperkenalkan konsep itu.
Sejarah mencatat, Islam telah mengenal sistem kehidupan masyarakat
majemuk. Kebhinnekaan,Yakni melalui Piagam ini. Ketika itu, umat
Islam memulai hidup bernegara setelah Nabi Muhammad SAW hijrah ke
Yatsrib, yang berubah nama menjadi Madinah.
Di Madinah, Nabi SAW meletakkan dasar kehidupan yang kuat bagi
pembentukan masyarakat baru di bawah kepemimpinan beliau.
Masyarakat baru ini adalah masyarakat majemuk, asalnya dari 3
golongan penduduk:25
a. Kaum Muslim; Muhajihirin dan Anshar. Mereka adalah
kelompok mayoritas.
b. Kaum Musyrik, orang-orang yang berasal dari suku Aus dan
Khazraj yang belum masuk Islam. Kelompok ini golongan
minoritas.
c. Ketiga adalah kaum Yahudi.
Setelah 2 tahun hijrah, Rasulullah mengumumkan aturan dan
hubungan antara kelompok masyarakat yang hidup di Madinah. Piagam
Madinah, Rasulullah SAW ingin memperkenalkan konsep negara ideal
yang diwarnai dengan wawasan transparansi,partisipasi. Melalui Piagam
Madinah ini, Rasulullah SAW juga berupaya menjelaskan konsep
kebebasan. Dan tanggung jawab sosial-politik secara bersama. Karena
itu, istilah civil society yang dikenal sekarang itu erat kaitannya dengan
sejarah kehidupan Rasulullah di Madinah. Dari istilah itu, juga punya
makna ideal dalam proses berbangsa dan bernegara. Tercipta masyarakat

25
Syekh Shafiqurrahman Al-Mubarakfuri, Sirah Nabawiyah....hlm. 201

14
yang adil, terbuka, dan demokrat. Maka, kehidupan umat Islam di
Madinah sendiri berkembang dengan sangat pesat, terbukti dengan
berbagai peperangan semisal perang badar, khaibar, mut’ah dan ahzab
yang mampu dimenangkan oleh umat Islam dengan gemilang, bahkan
pasukan Islam mampu menaklukkan kota Mekkah.

15
BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN
Keadaan masyarakat mekkah sebelum munculnya Islam sangat jauh dari
kemanusiaan. Misalnya membunuh bayi perempuan, merendahkan kaum
perempuan, maraknya perjudian, bermain perempuan, khamar dan lain
sebagainya. Sosial kemasyarakatan arab pra-Islam dimana mereka sangat
menekankan hubungan kesukuan, sehingga kesetiaan atau solidaritas kelompok
menjadi sumber kekuatan. Mereka suka berperang. Karena itu, peperangan
antarasuku sering terjadi. Sikap ini tampaknya telah menjadi tabiat yang
mendarah daging dalam diri orang arab. Serta komdisi akhlak dan moral
masyarakat saat itu sangaat merosot dan jauh dari norma-norma.
Secara umum, pada periode mekkah, kebijakan dakwah yang dilakukan
Nabi Muhammad adalah dengan menonjolkan kepemimpinannya, bukan
kenabiaannya. Implikasinya dakwah dengan strategi politik yang memunculkan
aspek-aspek keteladanannya dalam menyelesaikan berbagai persoalan sosial
(agalitarisme) lebih tepat dibandingkan dengan aspek kenabiannya dengan
melaksanakan tabligh. Dakwah yang dilakukan oleh Nabi pada fase ini terbagi
menjadi dua yaitu secara sembunyi-sembubyi dan secara terang-terangan.
Meskipun dalam prosesnya Nabi sering mendapatkan gangguan dan perlakuan
kasar dari kaum quraisy.
Peristiwa hijrah Rasulullah Saw dari Mekkah ke Madinah merupakan
kehendak dan perintah Allah Swt dengan tujuan agar penyebaran agama islam
yang dilakukan oleh Rasulullah Saw menjadi lebih pesat lagi. Selama 13 tahun
Rasulullah berdakwa ajaran Islam di mekkah, Nabi Muhammad telah banyak
mengalami pertentangan dan permusuhan. Namun Madinah merupakan kota yang
penduduknya lebih mudah menerima ajaran Rasulullah dari pada penduduk
Mekkah. Masyarakat Madinah menyambut kedatangan Nabi Muhammmad
dengan suka cita, orang-orang Madinah berbondong-bondong memeluk
Islam.Oleh karena itu islam lebih cepat berkembang di Madinah.

16
DAFTAR PUSTAKA

Al-mubarakfuri, shafiyyurrahman, Syakiah. 2008. Sirah Nabawiyah, Jakarta:


Pustaka Al-Kausar.
Ghaffar, M.Abdul dan Abdurahim Mu’thi. 2003. Tafsir Ibnu Kasitr Jilid 5. Bogor:
Pusata Imam Syafi’i
Harun, Maidir dan Firdaus. 2001. Sejarah Peradaban Islam. Padang: IAIN-IB
Pres
Hitti, K, Philip. 2010. History Of The Arabs; from The Times To The Present, Cet.
II. Jakarta: PT. Serambi Semesta
Ibrahim, Qasim A. dan Muhammad A. Sellah. 2014. Buku Pintar Sejarah Islam;
Al-Mawsu’ah al-muyassarah fi al- tarikh al-islami. Jakarta: Mu’assasah
Iqra’, kairo
Maidir Harun Dan Firdaus. 2001.Sejarah Peradaban Islam. Padang: IAIN-IB
Press
Syafiyurahman al-mubarakfuri, 2012. Perjalanan Hidup Yang Agung Muhammad
saw. Dari Kelahiran hingga Detik-detik Terakhir. (terjemah dari judul asli:
ar-Rahiq al-makhtum). Cet XIV. Jakarta: Darul Haq.
Thohir, Ajid. 2004. Perkembangan Peradaban di Kawasan Dunia Islam, Melacak
akar-akar sejarah, sosial, politik dan budaya umat Islam. Jakarta: PT. Raja
Grafindo Press
Yatim, Badri. 2006. Sejarah Peradaban Islam (Dirasah Islamiyah, II). Jakarta:
PT. Raja Grafindo Persada
Yamin, Muhammad. Jurnal peradaban islam pada masa Nabi Muhammad SAW.
dalam:
Http://rpository.uinsu.ac.id/2446/1/ISI%20SEJARAH%20PERADABAN%
20ISLAM%20.YAKUB.pdf. (Diakses pada hari kamis, 28-feb-2019. Pukul
21.00 WIB)

17

Anda mungkin juga menyukai