1. Avip Alwi
2. Fahri Muhammad Ibrahim
3. Hananda Refita AB
4. Lilis Cahyani
5. M. Ikmal Khusaeri
6. Nurfaizah
7. Siti Nurafipah
8. Sunandi
9. Susan Fitriyani
10. Yeni Yulianti
SUKABUMI
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur alhamdulillah penulis ucapkan ke hadirat Allah Subhanahu Wa Ta’ala Tuhan
seluruh alam yang maha rahman dan rahim karena atas berkat rahmat dan kasih sayang-Nya
makalah yang berjudul Tata Pemerintahan Yang Dilaksanakan Oleh Suku-suku Arab Pra
Islam dapat terselesaikan.
Dan terima kasih penulis sampaikan kepada dosen pengampuh mata kuliah Dirasah
Islamiyah, yang telah mengarahkan dan membimbing pembuatan makalah yang baik dan
benar
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih terdapat banyak
kekurangan, walaupun penulis telah berusaha menyajikan yang terbaik bagi pembaca. Oleh
karena itu, kritik dan saran untuk menyempurnakan makalah ini dengan senang hati penulis
terima. Semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca. Aamiin.
Penulis
i
DAFTAR
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
b. ProsesturunnyaAlQuran………………………………………………………………….2
1. Kesimpulan…………………………………………………………………………………….11
2. Saran…………………………………………………………………………………………...11
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
sungguh merupakan suatu reformasi besar. Dalam suatu masyarakat yang cenderung
mengabaikan nilai- nilai kemanusiaan, islam dengan al-qur’an sebagai sumber utamanya
mampu merubahnya dalam waktu yang relatif singkat. Sebelum islam datang, masyarakat
Peperangan yang terjadi antara suku dan kabilah yang berlangsung selama puluhan tahun,
penindasan terhadap warga yang mempunyai status sosial rendah oleh para bangsawan
merupakan bagian dari hidup mereka. Seolah-olah itu semua merupakan pandangan hidup
mereka. Tidak itu saja, kegemaran mereka terhadap khamar, fanatisme kesukuan yang
tinggi, dan penempatan kaum perempuan pada derajat yang rendah adalah cara hidup
beradab. Di tengah kondisi masyarakat demikianlah islam datang. Dengan al-qur’an dan
Nabi Muhammad sebagai dua faktor utama, dalam waktu yang relatif singkat, islam
merubah cara masyarakat itu dari masyarakat yang biadab menjadi beradab. Keberhasilan
islam di tengah masyarakat yang demikian “liar” tentu saja membuat dunia tercengang.
Bahkan, dua negara ada yang berkuasa ketika itu, bizantium dan persia, tidak pernah
1
yang dianut masyarakat secara keseluruhan. Artinya, islam tidak mengikis habis nilai-
nilai kemuliaan dalam pandangan mereka dan menggantinya dengan nilai-nilai yang sama
sekali baru. Tetapi islam mengakomodir nilai-nilai itu dan mengarahkannya kepada hal
yang sesuai dengan syariat. Nilai-nilai seperti kemuliaan, kedermawanan, dan keberanian
yang dianggap baik oleh bangsa Arab tetap dipertahankan dan diubah cara serta
kepada fakir miskin, keberanian yang sebelumnya ditujukan untuk membela kehormatan
diri dan suku diganti dengan pembelaan kepada agama. Demikianlah masyarakat Arab
mengalami perubahan hidup yang besar. Dari masa jahiliah menuju masa islam.
1.3 Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
politiknya. Arab ba’idah memiliki beberapa kaum, di antanya kaum ‘Ad, Tsamud, Thasm,
Judais, Imlaq.
Kemudian garis keturunan yang kedua adalah arab ‘Aribah, mereka adalah kaum yang
berasal dari jalur keturunan Ya’rib bin Yasyjub bin al-Qahthan yang dalam term sejarah
dikenal dengan suku Qahthaniyyah.
Secara geografis, arab aribah tumbuh di wilayah yaman yang kemudian berkembang
menjadi beberapa kabilah dan marga. Terdapat dua kabilah besar arab Aribah/Qahthan
yang populer dalam berbagai literatur sejarah. Dua kabilah tersebut adalah Kahlan dan
Himyar.
Terakhir adalah kaum arab Musta’ribah yang merupakan keturunan dari nenek
moyang mereka yaitu Nabi Isma’il AS. Dalam term sejarah suku ini juga dikenal dengan
Arab Adnaniyyah.
Pada masyarakat arab pra islam sudah banyak ditemukan tata cara pengaturan dalam
aktivitas kehidupan sosial yang dapat dibagi pada beberapa sistem-sistem yang ada di
masyarakat, salah satunya adalah sistem politik atau pemerintahan arab pra islam. Ada
tiga kekuatan politik besar yang perlu dicatat yang memiliki hubungan dengan sistem
pemerintahan arab pra islam; yaitu kekaisaran nasrani byzantin, kekaisaran persia yang
memeluk agama zoroaster, serta Dinasti Himyar yang berkuasa di arab bagian selatan.
Setidaknya ada dua hal yang bisa dianggap turut mempengaruhi kondisi politik
jazirah arab, yaitu interaksi dunia arab dengan dua adi kuasa saat itu, yaitu kekaisaran
byzantin dan Persia serta persaingan antara yahudi, beragam sekte dalam agama nasrani
dan para pengikut zoroaster.
Tradisi kehidupan gurun yang keras serta perang antar suku yang acap kali terjadi ini
nantinya banyak berkaitan dalam penyebaran ide-ide Islami dalam al-qur’an, seperti
jihad, sabar, persaudaraan (ukhuwwah), persamaan, dan yang berkaitan dengan semua itu.
Masyarakat arab pra islam memiliki budaya patriarkhi yang kuat bahkan sampai
sekarang. Hal itu dikarenakan keadaan alam yang tidak menguntungkan bagi kaum
perempuan dalam menjalankan aktifitas sosialnya.
Masyarakat arab pra islam juga memiliki sifat-sifat yang baik selain sifat kasar dan
keras yaitu mereka bersifat sederhana, ramah tamah, solidaritas, pandai merenung,
dermawan dan pemberani, itulah sifat yang apabila sifat-sifat itu terkumpul dalam diri
seseorang mereka disebut Muru’ah (kumpulan sifat-sifat mulia yang terdapat dalam diri
masyarakat Arab).
4
Terkait dengan pemerintahan, jazirah arab, sebagai contoh kota mekah sudah
mengenal pembagian kekuasaan sejak zaman dahulu. Diantara suku-suku yang telah
memegang kekuasaan di mekah adalah suku-suku amaliqah, yaitu suku sebelum nabi
Ismail dilahirkan.
Kemudian datang pula ke Mekah suku-suku Jurhum dan mereka menetap di Mekah
bersama dengan suku amaliqah. Akan tetapi suku-suku Jurhum dapat mengalahkan suku-
suku amaliqah sehingga mereka harus terusir dari Mekah. Pada masa suku Jurhum
menjadi penguasa inilah Ismail datang ke Mekah.
Dan kemudian terjadilah pembagian kekuasaan antara Jurhum dan Ismail, yaitu
urusan-urusan politik dan peperangan dipegang oleh orang-orang Jurhum, sedangkan
Ismail mencurahkan tengahnya untuk berkhidmat kepada baitullah dan urusan-urusan
keagamaan.
Suku Quraisy baru berkuasa pada tahun 440 M setelah merebut kekuasaan dari
Khuza’ah (sebelum Khuza’ah telah merebut kekuasaan dari Jurhum) yang dipimpin oleh
Qushi, kemudian ia mendirikan Darun Nadwah (lembaga permusyawaratan).
Qushai juga telah menggabungkan kependetaan dan kepemimpinan negara dan
membedakannya menjadi beberapa fungsi, yang masing-masing diberikan kepada marga
quraisy. Adapun beberapa fungsi tersebut yaitu:
1. Hijabah, untuk pemeliharaan ka’bah dan penjaga kesuciannya.
2. Siqayah, penyediaan air segar untuk ibadah harian dan ziarah musiman.
3. Rifadah, penyediaan makanan bagi para peziarah.
4. Qiyadah, untuk mengatur dan memimpin semua peribadatan.
5. Liwa’, untuk membawa bendera dan dewa atau lambang lain bila AB III
5
BAB III
PENUTUP
a. Kesimpulan
Peradaban Arab sebelum datangnya agama islam kebanyakan menyembah berhala.
Terdapat sekitar 360 patung berhala yang disembah. Diantaranya yang terbesar adalah
Latta, Uzza dan Manat. Kepercayaan selain menyembah berhala adalah Zoroaster
(penyembah api), penyembah bintang dan langit, khususnya dianut bagian Arab Timur.
Penganut agama Yahudi juga ada, tetapi tidak banyak, sebab agama Yahudi adalah
khusus untuk ras Yahuda, dan ras lain menjadi masyarakat kelas kedua bila masuk agama
Yahudi. Lingkungan alam di mana suatu bangsa hidup serta berkembang mempunyai
pengaruh yang besar dalam pembentukan tabiat, adat istiadat, sosial, ekonomi dan budaya
suatu bangsa. Adapun keadaan mereka terdapat beberapa segi yang baik dan ada pula
yang buruk. Segi yang baik misalnya, setia kepada kawan dan setia kepada janji,
menghormati tamu dan tolong menolong antara anggota-anggota kabilah. Segi buruk
misalnya, merendahkan derajat wanita, suka bermusuhan lantaran masalah sepele.
Sebelum datangnya agama Islam masyarakat Arab tidak mengenal pemerintahan pusat.
Masing-masing mempunyai pemerintahan sendiri yang diketuai oleh seorang Syekh.
Disamping itu ada juga hakim yang bertugas untuk mengadili sesama kabilah apabila ada
perselisihan. Sesuai dengan tanah Arab yang sebagian besar terdiri dari padang sahara,
ekonomi mereka yang terpenting yaitu perdagangan. Masyarakat Quraisy berdagang
sepanjang tahun.
b. Saran
Demikianlah makalah ini penulis susun. Semoga apa yang telah penulis uraikan diatas
mengenai Tata Pemerintahan Yang Dilaksanakan Oleh Suku-Suku Arab Pra Islam dapat
bermanfaat bagi kita semua.
Penulis menyarankan kita semua, agar dapat memahami materi-materi yang ada di
atas dengan benar agar kita semua bisa mengetahui sejarah suku arab pada masa pra
islam.
DAFTAR PUSTAKA
https://islami.co/sistem-politik-arab-pra-islam-fanatik-kesukuan-dan-tidak-ada-pemerintahan-
sentral/ , Diakses pada tanggal 6 Oktober 2021, Pukul 10:04
6
WIB.https://pecihitam.org/sistem-politik-atau-pemerintahan-arab-pra-islam/ , Diakses pada
tanggal 6 Oktober 2021, Pukul 13:11 WIB.