Anda di halaman 1dari 8

CRITICAL JOURNAL REVIEW

Dosen Pengampu : Dr. SOLIHAH TITIN SUMANTI M.Ag

DISUSUN OLEH:

IKM 11/ SEMESTER 1

SALSABILA AUDINA 0801212184

PRODI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA

MEDAN

2021

1
BAB I

PENDAHULUAN

A. Pendahuluan
Sejarah Arab sangat menarik untuk diangkat dan dikaji, mulai dari masa
Arab Pra- Islam sampai dengan masa kebangkitan Bangsa Arab. Sejarah
Sosial-Politik merupakan salah satu dasar peradaban Bangsa Arab. Dari
peradaban inilah Agama Islam lahir, Agama Allah yang dibawa oleh Rasul
Allah, Nabi Muhammad SAW. Sebelum Islam lahir banyak melahirkan
Agama lain seperti Yahudi dan Kristen. Menjelang kebangkitan Islam, kondisi
sosial- politik pada waktu itu banyak terjadi peperangan antar suku.
Islam adalah agama lokal Arab, masyarakat Arab dipersepsikan sebagai
masyarakat jahiliyah, kemudian Islam datang sebagai juru selamat yang
membebaskan. Antara Bangsa Arab dan Islam sudah tidak dapat dipisahkan
lagi. Bangsa Arab memiliki karakter dan watak yang hebat serta pandai dalam
berperang. Kejahiliyahan adalah potret kecil mengenai kondisi sosial-politik
Arab. Ada banyak peristiwa yang masih belum diketahui mengenai sejarah
sosial-politik Arab.
Manfaat Critical Jurnal Review
Manfaat Critical Jurnal Review adalah mengasa intelektual sehingga kita
dapat mengetahui kelebihan dan kekurangan jurnal tersebut.
Kelebihan yang lain kita juga bisa mengetahui lebih jauh atau lebih dalam
isi jurnal tersebut.

B. Tujuan Critical Jurnal Review


1. Mengulas isi sebuah jurnal.
2. Mencari dan mengetahui informasi yang ada dalam jurnal.
3. Melatih diri untuk berfikir dalam mencari informasi yang diberikan oleh
setiap bagian dari aspek jurnal yang kita teliti.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Identitas Jurnal
Nama Jurnal : Nalar: Jurnal Peradaban dan Pemikiran Islam
Judul Judul : Sejarah Sosial-Politik Arab: Dari Hegemoni Romawi-
Persia Hingga Kebangkitan Arab Islam
Penulis : Ahmad Agis Mubarok
Vol/no/thn : Vol. 4/ no.1/ 2020
ISSN : 2597-9930
E- ISSN : 2598-8999
Jumlah Halaman : 64 – 76 Halaman
Penerbit : Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga

B. Ringkasan Isi Jurnal


Hegemoni Bangsa Romawi dan Persia
Dari segi moral dan etika sosial, kedua kerajaan ini memiliki kehidupan
sosial yang buruk dan jauh dari nilai-nilai kemanusian. Kekuasaan Romawi
terbelah menjadi dua kekuasaan yaitu Romawi Barat yang terpusat di Roma,
dan Romawi Timur yang terpusat di Konstantinopel. Tidak banyak yang
diketahui tentang sejarah Kerajaan Romawi karena tidak ada sumber tertulis
yang berasal dari zaman tersebut dan kebanyakan sumber tertulis berasal dari
legenda.
Meski terdapat tumpang tindih mengenai fakta dan legenda dalam
berdirinya Kota Romawi, namun ada beberapa tempat dan tokoh yang
disebutkan dalam sejarah yang memiliki kesamaan dengan dalam legenda
(Rohmah 2013).
Kelas terhormat diperlakukan dengan baik oleh raja Romawi dan diberi hak-
hak istimewa, berbeda dengan kelas umum yang diberlakukan tidak adil dan
tidak manusiawi. Mereka tidak dilayani dengan baik, dan undangundang yang
mengatur tentang perdagangan yang dibuat oleh pemerintah sangat mencekik

3
rakyat umum. Cara yang dilakukan dalam pengumpulan pajak yaitu dengan
cara monopoli, tidak jarang juga dengan cara paksaan dan siksaan dalam
pengambilan mata uang (dirham) yang mereka miliki.
Hal ini didasarkan pada peradaban Romawi dalam bidang bangunan yang
memiliki kemiripan dengan peradaban-peradaban yang disebutkan. Di antara
peninggalan peradaban Romawi dalam bidang arsitektur yaitu berdiri kokoh
sampai sekarang yaitu Colloseum yang berbentuk stadion yang berfungsi
sebagai tempat pertunjukan dan hiburan.
Tokoh seperti Galen, yang ahli dalam bidang kedokteran, anatomi, dan
fisiologi adalah satu di antara ilmuwan yang lahir dari peradaban Romawi.
Pada masa pemerintahan Diocletian kerajaan Romawi dibagi menjadi dua
wilayah besar, yaitu Romawi Barat dengan ibukota Milan yang dipimpin oleh
Diocletian, dan Romawi Timur dengan ibukota Nicomedia dibawah pimpinan
Maximian yang merupakan sahabat dari Diocletian (Lucas 1993).
Pada masa awal Islam, Kaisar Heraklius melakukan sebuah penyerangan
besarbesaran terhadap kerajaan Persia untuk membalas kekalahan perang
sebelumnya, dan untuk mengembalikan kehormatan bangsa dan negaranya.
Kerajaan Persia yang sebelumnya jaya dan tak terkalahkan, akhirnya harus
mengalami kekalahan yang sangat besar dan hampir lenyap dari peradaban.

Namun begitu hebatnya kerajaan Romawi di bawah komando Kaisar


Konstantinus IV, ia mampu menghancurkan armada Arab dengan temuan
senjata baru berupa zat pembakar cair yang dikenal dengan sebutan Api
Yunani. Menurut ath-Thabari dalam kitabnya Tarikh ar-Rasul wa al-Mulk atau
yang lebih terkenal dengan ―Tarikh at-Thabari‖ disebutkan bahwa Kaisar
Abrueiz merupakan seorang Kaisar yang zalim dan bejat. Kondisi kerajaan
Persia semakin memburuk setelah banyak terjadi peperangan yang dilakukan
oleh para Kaisar, baik dengan kerajaan Romawi maupun dengan yang lain,
seperti bangsa Arab.

Menjelang Kelahiran Islam di Hijaz

Seperti sudah disinggung di awal mengenai genealogi bangsa Arab yang


bisa dilihat garis keturunan kabilah-kabilah yang pernah berkuasa di Hijaz.

4
Penyerangan Ka‘bah dilatarbelakangi oleh kedengkian raja Abrahah atas
Ka‘bah, karena sering dikunjungi dan dijadikan sebagai pusat peradaban di
kota Mekkah. Sebelum terjadi penghancuran Ka‘bah oleh Abrahah sudah
terjadi beberapa kali perundingan antara pemimpin Mekkah dengan Abrahah,
namun hal tersebut gagal dan penyerangan tetap dilanjutkan.

Nilai-nilai yang terkandung dalam al-Qur‘an inilah yang nabi sebarkan


serta terapkan dalam kehidupan masyarakat Arab telah membawa bangsa Arab
pada peradaban baru; peradaban yang penuh dengan tinta emas, jauh dari
penindasan dan pelecehan.

Setelah Islam lahir, bangsa Arab menjelma menjadi bangsa yang hebat,
kuat dan tangguh dalam peradaban. Bangsa Arab sebelum Islam, hidup dalam
ambang batas kesengsaraan dan ketidakmampuan untuk mengolah sumber-
sumber pokok kehidupan.

Pertama, sebelum Islam datang bangsa Arab dikenal sebagai bangsa yang
kuat dan memiliki watak yang keras. Dalam perkembangannya, bangsa Arab
Islam mampu menjadi sebuah peradaban baru yang kuat dan mapan. Dari dua
dinasti inilah kekuasaan Arab Islam mampu mencapai puncak kejayaan, yang
kekuasaannya meliputi Eropa, Afrika dan Asia. Kebangkitan Bangsa Arab
Bangsa Arab merupakan bangsa yang besar dan memiliki kemampuan hebat.

Kebangkitan Bangsa Arab

Bangsa Arab merupakan bangsa yang besar dan memiliki kemampuan


hebat, baik dalam bidang seni, sastra, maupun strategi perang. Malah yang
menjadi sorotan dan perbincangan dari bangsa Arab adalah kejelekan dan
kejahiliyahannya. Selain menguasai wilayah, bangsa Arab juga menguasai
ajaran, bahasa, literatur, dan sejarah warisan dari penguasa terdahulunya,
seperti Romawi, Persia, dan Yunani.

Tahapan-tahapan tersebut dilalui secara perlahan dan struktural..


Sederhananya, bangsa Arab mampu membaur dengan bangsa lain, termasuk
penguasa, sehingga mempermudah mereka mendirikan kerajaan-kerajaan kecil

5
dibawah naungan penguasa. Seperti diketahui dalam literatur sejarah, bahwa
Jazirah Arab—tempat bangsa Arab tinggal merupakan tanah yang tandus dan
gersang. Namun hal itu tidak bisa mereka realisasikan sendiri, melainkan harus
dengan bantuan dari bangsa lain yang lebih maju peradabannya, seperti
Romawi dan Persia. Namun sebenarnya, tidak semua tanah yang berada di
Jazirah Arab itu tandus, ada sebagian tanah yang subur dan melimpah sumber
airnya, seperti di kawasan lembah al-Ramah yang berada di wilayah dataran
tinggi Najd.

Faktor geografis inilah yang menyebabkan kehidupan suku Arab yang satu
dengan suku Arab lainnya berbeda. Dengan sebab alamiah tersebut, Jazirah
Arab hanya berkembang di tempat-tempat yang curah hujannya tinggi, dan di
tempat-tempat seperti itulah peradaban Arab mulai bangkit (Ali 1968).

C. Kelebihan dan Kekurangan Isi Jurnal


Kelebihan :
Kelebihan dalam setiap karya tulis pastinya tersebar diberbagai tulisannya,
namun pastilah ada beberapa kelebihan yang menonjol pada setiap karya
ilmiah/tulis. Kelebihan dalam jurnal ini adalah terletak pada materi yang
mudah dipahami, terlihat dalam materi yang disajikan dalam jurnal dan sub
judul yang ditemukan dalam jurnal. Dilihat dari jurnal sangat tersusun dengan
rapi sehingga mudah untuk dibaca.

Kelemahan :

Selain memiliki kelebihan, jurnal juga dapat memiliki kelemahan. Jika


dilihat dari jurnal ini kelemahannya terletak pada abstrak yang digunakan.
Didalam jurnal ini hanya terdapat satu bahasa saja, tidak menggunakan bahasa
inggris. Kemudian didalam isi jurnal masih terdapatnya kesalahan pada
pengetikan, sehingga kadang dapat membuat si pembaca mengalamin
kesalahan makna pada kata tersebut.

6
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Sejarah sosial-politik Arab telah membawa pada sebuah kesimpulan
bahwa Bangsa Arab sejatinya adalah bangsa yang kuat dan memiliki peradaban
yang hebat. Penderitaan yang dialamai oleh bangsa Arab selama dalam
kekuasaan dua adikuasa tersebut (Romawi-Persia) memberikan motivasi yang
kuat terhadap bangsa Arab untuk bangkit. Di lihat dari genealoginya, bangsa
Arab memiliki sifat dan karakter yang keras, loyalitas, dan solidaritas yang
tinggi.
B. Saran
Didalam kelebihan dari jurnal tersebut agar lebih dipertahankan dan
diperkuat lagi, dan mengenai kekurangan jurnal agar lebih diteliti lagi untuk
mencapai hasil yang lebih maksimal.

7
DAFTAR PUSTAKA

Mubarok, A. A. (2020). Nalar: Jurnal Peradaban dan Pemikiran Islam. Sejarah Sosial-
Politik Arab: Dari Hegemoni Romawi-Persia, 64-76.

Anda mungkin juga menyukai