Anda di halaman 1dari 8

Sejarah Kebudayaan Islam

A. Pendahuluan

Manusia merupakan satu-satunya makhluk Allah yang diberikan karunia dengan akal, maka
dengan memiliki kekhususan tersebut manusiapun diberikan kemampuan dalam menganalisis
suatu hal dalam kehidupannya. Maka dari itu pada kaitannya manusia tidak mungkin terlepas
dari yang namanya sejarah, karena dengan sejarah tersebut manusia dapat belajar dan
menganalisis kejadian-kejadian yang terjadi pada masa lalu. Sejarah merupakan cerminan dari
kehidupan masa lalu kita dan dapat dijadikan sebagai bahan instropeksi diri. Begitu pula dengan
sejarah peradaban Islam yang merupakan alat untuk mempelajari kejadian yang terjadi di masa
lalu ataupun sebagai acuan untuk lebih dapat memajukan Islam daripada sebelumnya.
Peradaban Islam merupakan kajian yang sangat luas. Seperti yang dijelaskan dalam makalah ini,
bahwa peradaban Islam sangat erat kaitannya dengan kebudayaan tetapi tetap merupakan dua hal
yang berbeda. Dalam kebudayaan mencakup juga peradaban, tetapi tidak sebaliknya.
Untuk mengetahui lebih dalam tentang pengertian dan ruang lingkup sejarah peradaban Islam,
akan dijelaskan lebih terperinci dalam makalah ini.

1. Pengertian Sejarah Peradaban Islam


a. Pengertian Sejarah
Secara etimologis berasal dari kata arab “syajarah” yang mempunyai arti “pohon kehidupan” dan
yang kita kenal didalam bahasa ilmiyah yakni History[1].
b. Karakteristik sejarah
Karakteristik sejarah dengan disiplinnya dapat dilihat berdasarkan 3 orientasi
Pertama : sejarah merupakan pengetahuan mengenai kejadian kejadian, peristiwa peristiwa dan
keadaan manusia dalam masa lampau dalam kaitannya dengan keadaan masa kini.
Kedua : sejarah merupakan pengetahuan tentang hokum hokum yang tampak menguasai
kehidupan masa lampau, yang di peroleh melalui penyelidikan dan analisis atau peristiwa
peristiwa masa lampau.
Ketiga : sejarah ssebagai falsafah yang di dasarkan kepada pengetahuan tentang perubahan
perubahan masyarakat, dengan kata lain sejarah seperti ini merupakan ilmu tentang proses suatu
masyarakat.
c. Kegunaan sejarah
Sejarah mempunyai arti penting dalam kehidupan begitu juga sejarah mempunyai beberapa
kegunaan, diantara kegunaan sejarah antara lain :
- Untuk keleatarian identitas kelompok dan memperkuat daya tahan kelompok itu bagi
kelangsungan hidup.
- Sejarah berguna sebagi pengambilan pelajaran dan tauladan dari contoh contoh di masa
lampau, sehingga sejarah memberikan azas manfaat secara lebih khusus demi kelangsungan
hidup.
- Sejarah berfungsi sebagai sarana pemahaman mengenai hidup dan mati.
Dengan begitu pentingnya sejarah dalam kehidupan ini di dalam ALQur’an sendiri terdapat
beberapa kisah para nabi dan tokoh masa lampau diantaranya:

2. Makna Peradaban Islam


Dari akar kata madana lahir kata benda tamaddun yang secara literal berarti peradaban
(civilization) yang berarti juga kota berlandaskan kebudayaan (city base culture) atau
kebudayaan kota (culture of the city). Di kalangan penulis Arab, perkataan tamaddun digunakan
– kalau tidak salah – untuk pertama kalinya oleh Jurji Zaydan dalam sebuah judul buku Tarikh
al-Tamaddun al-Islami (Sejarah Peradaban Islam), terbit 1902-1906. Sejak itu perkataan
Tamaddun digunakan secara luas dikalangan umat Islam. Di dunia Melayu tamaddun digunakan
untuk pengertian peradaban. Di Iran orang dengan sedikit berbeda menggunakan istilah
tamaddon dan madaniyat. Namun di Turkey orang dengan menggunakan akar madinah atau
madana atau madaniyyah menggunakan istilah medeniyet dan medeniyeti. Orang-orang Arab
sendiri pada masa sekarang ini menggunakan kata hadharah untuk peradaban, namun kata
tersebut tidak banyak diterima ummat Islam non-Arab yang kebanyakan lebih menyukai istilah
tamaddun. Di anak benua Indo-Pakistan tamaddun digunakan hanya untuk pengertian kultur,
sedangkan peradaban menggunakan istilah tahdhib[2].

Kata peradaban seringkali dikaitkan dengan kebudayaan bahkan, banyak penulis barat yang
mengidentikan “kebudayaan” dan “peradaban” islam. Seringkali peradaban islam dihubungkan
dengan peradaban Arab meskipun sebenarnya antara Arab dan Islam tetap bisa dibedakan.
Adapun yang membedakan antara kebudayaan tersebut adalah dengan adanya peningkatan
peradaban pada masa jahiliyah yang berasal dari kebodohan. Hal ini pada akhirnya berubah
ketika islam datang yang dibawa oleh nabi Muhammad SAW di Arab. Sehingga pada masanya
kemudian islam berkembang menjadi suatu peradaban yang menyatu dengan bangsa Arab
bahkan berkembang pesat kebagian belahan dunia yang lainnya, islam tidak hanya sekedar
agama yang sempurna melainkan sumber peradaban islam itu sendiri.

Landasan peradaban islam dalah kebudayaan islam terutama wujud idealnya, sementara landasan
kebudaan islam adalah agama[3]. Dalam islam tidak seperti masyarakat penganut agama yang
lainnya, agama bukanlah kebudayaan tetapi dapat melahirkan kebudayaan. Jika kebudayaan
merupakan hasil cipta, rasa dan karsa manusia, maka agama islam adalah wahyu dari peradaban.

Peradaban merupakan kebudayaan yang berhubungan dengan ilmu pengetahuan dan teknologi
yang dimana kebudayaan tersebut tidak hanya berpengaruh di daerah asalnya tapi juga
mempengaruhi daerah-daeerah lain yang menjadikan kebudayaan tersebut berkembang.

3. Sejarah peradaban Islam


Sejarah peradaban islam diartikan sebagai perekembangan atau kemajuan kebudayaan islam
dalam perspektif sejarahnya, dan peradaban islam mempunyai berbgai macam pengetian lain
diantaranya
- Sejarah peradaban islam merupakan kemajuan dan tingkat kecerdasan akal yang di hasilkan
dalam satu periode kekuasaan islam mulai dari periode nabi Muhammad Saw sampai
perkembangan kekuasaan islam sekarang.
- Sejarah peradaban islam merupakan hasil hasil yang dicapai oleh ummat islam dalam lapangan
kesustraan, ilmu pengetahuan dan kesenian.
- Sejarah perdaban islam merupakan kemajuan politik atau kekuasaan islam yang berperan
melindungi pandangan hidup islam terutama dalam hubungannya dengan ibadah ibadah,
penggunaan bahasa, dan kebiasaan hidup bermasyarakat.

4. Islam sebagai Peradaban


Konon, ketika Nabi menerima laporan bahwa ajakannya kepada Kaisar Romawi, Heraclitus
untuk berpegang pada keyakinan yang sama (kalimatun sawa’) ditolak dengan halus, nabi hanya
berkomentar pendek “sa uhajim al-ruum min uqri baiti” (Akan saya perangi Romawi dari dalam
rumahku). Ucapan Nabi ini bukan genderang perang, ia hanya berdiplomasi. Tidak ada ancaman
fisik dan juga tidak menyakitkan pihak lawan. Ucapan itu justru menunjukkan keagungan risalah
yang dibawanya, bahwa dari suatu komunitas kecil di jazirah Arab yang tandus, Nabi yakin
Islam akan berkembang menjadi peradaban yang kelak akan mengalahkan Romawi.

Dan Nabi benar, pada tahun 700 an, tidak lebih dari setengah abad sesudah wafatnya Nabi
Muhammad (632 M), ummat Islam telah tersebar ke kawasan Asia Barat dan Afrika Utara, dua
kawasan yang dulunya jatuh ketangan Alexander the Great. Selanjutnya, Muslim memasuki
kawasan yang telah lama dikuasai oleh Kristen dengan tanpa perlawanan yang berarti. Menurut
William R Cook pada tahun 711 M – 713 M kerajaan Kristen di kawasan Laut Tengah jatuh
ketangan Muslim dengan tanpa pertempuran, meskipun pada abad ke 7 kawasan itu cukup
makmur. Bahkan selama kurang lebih 300 tahun hampir keseluruhan kawasan itu dapat menjadi
Muslim. Baru pada abad ke sebelas kerajaan Kristen di kawasan itu mulai melawan Muslim.
Demitri Gutas dengan jelas mengakui:

“…..pada tahun 732 M kekuasaan dan peradaban baru didirikan dan disusun sesuai dengan
agama yang diwahyukan kepada Muhammad, Islam, yang berkembang seluas Asia Tengah dan
anak benua India hingga Spanyol dan Pyrennes.”
Gutas bahkan menyatakan bahwa dengan munculnya peradaban Islam, Mesir untuk pertama
kalinya, sejak penaklukan Alexander the Great, dapat dipersatukan secara politis, administratif
dan ekonomis dengan Persia dan India dalam jangka waktu yang cukup lama. Perbedaan
ekonomi dan kultural yang memisahkan dua dunia yang berperadaban, Timur dan Barat, sebelum
Islam datang yang dibatasi oleh dua sungai besar dengan mudahnya lenyap begitu saja.

Sudah tentu proses kejatuhan Romawi tidak disebabkan oleh faktor tunggal. Edward Gibbon
dalam The Decline And Fall Of The Roman Empire menyatakan bahwa periode kedua dari
merosot dan jatuhnya Kekaisaran Romawi disebabkan oleh lima faktor: pertama di era
kekuasaan Justinian banyak wewenang memberi kepada Imperium Romawi di Timur; kedua
adanya invasi Italia oleh Lombards; ketiga penaklukan beberapa provinsi Asia dan Afrika oleh
orang Arab yang beragama Islam; keempat pemberontakan rakyat Romawi sendiri terhadap raja-
raja Konstantinopel yang lemah; dan terakhir munculnya Charlemagne yang pada tahun 800 M
mendirikan Kekaisaran Jerman di Barat.

Jadi penyebab kejatuhan Romawi merupakan kombinasi dari berbagai faktor, seperti problem
agama Kristen, dekadensi moral, krisis kepemimpinan, keuangan dan militer. Dan di antara
faktor terpenting penyebab kajatuhan Romawi adalah datangnya Islam. Pernyataan Nabi yang
diplomatis itu nampaknya terbukti. Nabi tidak pernah pergi menyerang Romawi Barat maupun
Timur, tapi datangnya gelombang peradaban Islam telah benar-benar menjadi faktor penyebab
kejatuhan Romawi. Ini juga merupakan bukti bahwa Islam sebagai din yang menghasilkan
tamaddun yang dapat diterima oleh bangsa-bangsa selain bangsa Arab. Sebab Islam membawa
sistem kehidupan yang teratur dan bermartabat, sehingga mampu membawa kemakmuran dan
kesejahteraan masyarakat. Jadi Islam diterima oleh bangsa-bangsa non Arab karena universalitas
ajarannya alias kekuatan pancaran pandangan hidupnya.

Ketika Kaisar Persia Ebrewez, cucu Kaisar Khosru I, merobek-robek surat Nabi sambil
berkata :”Pantaskah orang itu menulis surat kepadaku sedangkan ia adalah budakku”, Nabi pun
berkomentar pendek “Semoga Allah merobek-robek kerajaannya”. Dan Sabda Nabi kembali
terbukti bahwa sesudah itu putera Kaisar yang bernama Qabaz merebut kekuasaan dengan
membunuh Kaisar Ebrewez, ayahnya sendiri. Qabaz pun kemudian hanya berkuasa empat bulan
saja lamanya. Selanjutnya kekaisaran Persia itu berganti-ganti hingga sepuluh kali dalam masa
empat tahun. Ia benar-benar porak poranda. Akhirnya, rakyat mengangkat kaisar Yazdajir dan
pada masa inilah Persia tidak berdaya ketika tentara Islam datang. Sejak itu kekaisaran Persia
benar-benar runtuh.

Sebagaimana sikapnya terhadap kekaisaran Romawi, Nabi tidak keluar rumah untuk
menjatuhkan (merobek-robek) kekaisaran Persia. Nabi hanya menyerbarkan Islam yang memang
merupakan peradaban yang memiliki konsep ketuhanan, kemanusiaan dan kehidupan yang jelas
dan teratur. Di Indonesia, Islam masuk tanpa peperangan. Islam masuk dan diterima oleh
masyarakat yang telah memiliki kepercayaan Hindu yang kuat. Namun karena kekuatan
konsepnya Islam mudah merasuk kedalam pandangan hidup masyarakat nusantara waktu itu,
maka dalam kehidupan secara menyeluruh. Ini bukti bahwa Islam tersebar bukan melulu karena
pedang. Islam tersebar, menguasai dan menyelamatkan (mengislamkan) masyarakat di kawasan-
kawasan yang didudukinya. Tidak ada eksploitasi sumber alam untuk dibawa ke daerah
darimana Islam berasal. Tidak ada pertambahan kekayaan bagi jazirah Arab. Tidak ada
kemiskinan akibat masuknya Muslim ke kawasan yang didudukinya. Daerah-daerah yang
dikuasai atau diselamatkan ummat Islam justru menjadi kaya dan makmur. Itulah watak
peradaban Islam yang sangat berbeda dari peradaban Barat yang eksploitatif[5].

5. Peran dan Fungsi Manusia Sebagai Pembuat Peradaban

Dalam perspektif islam manusia sebagai pelaku sekaligus pembuat peradaban memiliki
kedudukan dan peran inti, kedudukan dan posisi manusia di kisahkan dalam Al Qur’an
diantaranya:

- Manusia adalah ciptaan Allah yang paling sempurna dan paling utama Allah. Sebagai
konsekwensi logis manusia memilki kebebasan yang bertanggung jawab, dalam arti yang seluas
luasnya dan pada dimensi yang beragam yang pasa gilirannya merupakan amanat yang harus di
pikul.
- Guna mengemban tugasnya sebagai mahluk yang di mulyakan Allah, tidak sepeti ciptaan Allah
yang lain. Semuanya mempunyai tekanan yang sama yaitu agar manusia menggunakan akalnya
hanya untuk hal hal yang positif sesuai dengan fitrah dan panggilan hati nuraninya, dan amatlah
tercella bagi orang yang teperdaya oleh hawa nafsu terlepas dari kemanusiaannya dan
fitrahnya.dan dalam hal ini

B. Ruang Lingkup Sejarah Peradaban Islam

Tanda wujudnya peradaban, menurut Ibn Khaldun adalah berkembangnya ilmu pengetahuan
seperti fisika, kimia, geometri, aritmetik, astronomi, optic, kedokteran dsb. Bahkan maju
mundurnya suatu peradaban tergantung atau berkaitan dengan maju mundurnya ilmu
pengetahuan. Jadi substansi peradaban yang terpenting dalam teori Ibn Khaldun adalah ilmu
pengetahuan. Namun ilmu pengetahuan tidak mungkin hidup tanpa adanya komunitas yang aktif
mengembangkannya. Karena itu suatu peradaban atau suatu umran harus dimulai dari suatu
“komunitas kecil” dan ketika komunitas itu membesar maka akan lahir umran besar. Komunitas
itu biasanya muncul di perkotaan atau bahkan membentuk suatu kota. Dari kota itulah akan
terbentuk masyarakat yang memiliki berbagai kegiatan kehidupan yang daripadanya timbul suatu
sistem kemasyarakat dan akhirnya lahirlah suatu Negara. Kota Madinah, kota Cordova, kota
Baghdad, kota Samara, kota Cairo dan lain-lain adalah sedikit contoh dari kota yang berasal dari
komunitas yang kemudian melahirkan Negara. Tanda-tanda lahir dan hidupnya suatu umran bagi
Ibn Khaldun di antaranya adalah berkembanganya teknologi, (tekstil, pangan, dan papan /
arsitektur), kegiatan eknomi, tumbuhnya praktek kedokteran, kesenian (kaligrafi, musik, sastra
dsb). Di balik tanda-tanda lahirnya suatu peradaban itu terdapat komunitas yang aktif dan kreatif
menghasilkan ilmu pengetahuan.

Namun di balik faktor aktivitas dan kreativitas masyarakat masih terdapat faktor lain yaitu
agama, spiritualitas atau kepercayaan. Para sarjana Muslim kontemporer umumnya menerima
pendapat bahwa agama adalah asas peradaban, menolak agama adalah kebiadaban. Sayyid Qutb
menyatakan bahwa keimanan adalah sumber peradaban. Meskipun dalam paradaban Islam
struktur organisasi dan bentuknya secara material berbeda-beda, namun prinsip-prinsip dan nilai-
nilai asasinya adalah satu dan permanent. Prinsip-prinsip itu adalah ketaqwaan kepada Tuhan
(taqwa), keyakinan kepada keesaan Tuhan (tauhid), supremasi kemanusiaan di atas segala
sesuatu yang bersifat material, pengembangan nilai-nilai kemanusiaan dan penjagaan dari
keinginan hewani, penghormatan terhadap keluarga, menyadari fungsinya sebagai khalifah Allah
di Bumi berdasarkan petunjuk dan perintahNya (syariat).

Karena islam lahir di Arab, maka isi dari ruang lingkup dari sejarah peradaban islam membahas
tentang riwayan nabi Muhammad SAW sebagai pembawa wahyu tuhan sejak beliau belum
dilahirkan sampai beliau wafat, perjuang-perjuangan nabi Muhammad SAW dalam menyebarkan
agama islam, kemajuan islam yang diteruskan oleh para sahabatnya masa disintregrasi, masa
kemunduran, penyebaran islam dibelahan dunia barat hubungan perkembangan islam di negara
kita ini serta pusat-pusat peradaban islam
Diposkan oleh penggemar seo di 05.09
Label: bahan kuliah
Link ke posting ini

  apa sih sejarah kebudayaan islam


Manusia merupakan satu-satunya makhluk Allah yang diberikan karunia dengan akal,
maka dengan memiliki kekhususan tersebut manusiapun diberikan kemampuan dalam
menganalisis suatu hal dalam kehidupannya. Maka dari itu (sejarah kebudayaan ...
Diposkan oleh Administrator di 13 Juni 2010 05.28
Buat sebuah Link

Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda


link exchange

 technology and business


 Cheap Backlink Service
 hoodia gordonii diet
 auto corner
 media blog
 sharing and writting

 Belajar SEO | Kuliah Gratis | Belajar PHP | Belajar Programming

Pengikut

BLOG BAHAN KULIAH DAN CONTOH MAKALAH


 Home
 Edit
 Posts RSS
 Comments RSS

Anda mungkin juga menyukai