Anda di halaman 1dari 15

PERADABAN

ISLAM

KELOMPOK 1
Nama Anggota Kelompok
:
Danniswara (49402000006)
Multiani
Diva Chandra (49402000012)
Dewi
Farisa Istike (49402000014)
Cahyani
Kezia Maharani (49402000023)
Edwin
Khoirul Anaam (49402000024)
Pambudi
Proses
01 Hakikat Peradaban 02 Pembentukan
Peradaban

Peran Muslim dalam Membangun


03 Peradaban
HAKIKAT PERADABAN
Peradaban Islam merupakan peradaban yang hidup dengan nadi yang menggambarkan
sebuah proses Islamisasi, bukan dalam pengertian dialektis 'perkembangan' secara
evolusioner, tetapi dalam pe ngertian kemajuan yang melibatkan se tiap generasi Muslim
menuju perwujudan sifat dan ruh asali Islam sebagai sesuatu yang sudah mapan di dalam
sejarah
Pada hakikatnya ,
Peradaban Islam merupakan peradaban yang hidup. Di dalamnya setiap
generasi Muslim secara sukarela dan sadar berjuang menuju perwujudan
sifat dan ruh asal Islam sebagai sesuatu yang sudah mapan dalam sejarah.
Proses ini membentangkan prinsip teoritis dan praktis Islam dalam
kehidupan umat muslim, dan mewujudkan apa yang potensial dan esensial
di dalam Islam ke dalam alam kewujudan
TUJUAN MEMPELAJARI HAKIKAT
PERADABAN ISLAM
Peradaban Islam menyajikan pengetahuan mengenai berbagai corak kehidupan umat Islam dengan segala
permaslahannya. Adapun tujuan mempelajari Peradaban Islam, antara lain:

01 02 03 04

Untuk Untuk Untuk memahami Untuk


mengatahui lintas mengetahui bentuk mengetahui sejarah
peristiwa , waktu tempat-tempat peninggalan perkembangan peradab
dan kejadian yang bersejarah dan bersejarah dalam an Islam di Nusantara
berhubungan para tokoh yang kebudayaan Islam dan bagaimana
dengan berjasa dalam dari satu periode proses perkembangan p
kebudayaan Islam perkembangan ke periode eradaban islam di
Islam berikutnya. Nusantara.
ILUSTRASI PERADABAN
ISLAM
Gambar ilustrasi tersebut menggambarkan
A. ketika :
MASA PRA ISLAM
Sejarah masa lampau, khususnya abad ke-5 dan ke-6 Masehi, dunia hidup dalam kegelapan yang
menyeramkan. Kendati masyarakatnya merasa butuh kepada agama, namun kepercayaan ketika itu sungguh
jauh dari nilai kebenaran. Agama yang seharusnya melahirkan petunjuk, ketenangan dan keharmonisan,
justru berbalik; sehingga yang lahir dari agama ketika itu adalah kecemasan, kesesatan dan permusuhan.

B. MASA KENABIAN
Masa kenabian dapat dibagi menjadi dua tahap, yaitu periode Mekah dan Madinah. Karena di Mekah
mendapat tantangan dari kaum Quraisy, Nabi SAW dan pengikutnya hijrah ke Madinah. Di Madinah, Nabi
SAW membangun ‘negara’ Islam dengan masyarakat yang lebih mencerminkan keutamaan dibandingkan
masyarakat Arab waktu itu. Masyarakat Islam yang menekankan nilai kesetaraan, keadilan dan demokrasi
ini telah memberi landasan bagi kehidupan sosial-politik Islam pada masa berikutnya. Dari Madinah, Nabi
SAW kemudian memperluas dakwahnya hingga ke seluruh Jazirah Arab
C.        MASA KEKHALIFAHAN
Menurut Al-Syahrastani (w. 1153): “Tidak pernah ada persoalan yang lebih berdarah, kecuali tentang
kekhalifahan”. Saat itu, ada beberapa kelompok yang berseteru terkait khalifah pengganti Rasulullah
SAW. Pertama, Muhajirin, karena satu suku; Anshar, karena menyelematkan Islam dari ‘kemusnahan’. Kedua
golongan ini kemudian sepakat untuk membentuk Persekutuan. Kedua, Kaum Legitimis, yang memandang ‘Ali
sebagai pihak yang berhak menjadi khalifah. Ketiga, Kelompok aristokrat Quraisy yang dimotori oleh Bani
Umayyah, karena merasa memiliki otoritas dan kekuatan Pra-Islam.

D.        MASA KEDINASTIAN
Setelah masa kekhalifahan berlanjut pada masa kedinastian, masa kedinastian yang membawa pengaruh besar
untuk peradaban islam yaitu pada masa Dinasti Bani Umayyah dan Dinasti Bani Abbasiyah.
Dinasti Bani Umaiyyah berkuasa selama lebih kurang 90 Tahun. Dinasti ini didirikan oleh Muawwiyah Bin Abi
Sufyan Ibn Harb Ibnu Muawwiyah melalui peristiwa Tahkim.
Setelah Bani umayyah hancur berdiri sebuah dinasti baru yaitu dinasti Bani Abbasiyah dan berdiri pada tahun
132 H/750 M656/1258M.
Masa Bani Abbasiyah adalah masa dimana Islam mengalami kemajuan dan mencapai peradaban yang gemilang
dalam sejarahnya.
E.         MASA KEBANGKITAN
Gerakan kebangkitan kembali Islam paling tidak muncul karena dua hal. Pertama, timbulnya
kesadaran di kalangan ulama bahwa banyak ajaran-ajaran “asing” yang masuk dan diterima sebagai
ajaran Islam, padahal ajaran-ajaran tersebut bertentangan sengan semangat ajaran Islam. Menurut
mereka, inilah yang membawa Islam menjadi mundur. Kedua, Barat mendominasi dunia di bidang politik
dan peradaban. Persentuhan dengan Barat menyadarkan tokoh-tokoh Islam akan ketinggalan mereka,
sehingga mereka berusaha bangkit untuk menciptakan balance of power
PROSES PEMBENTUKAN
PERADABAN ISLAM
Sejak diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW, Islam terus mengalami perkembangan. Agama Islam
turut mendorong timbulnya suatu kebudayaan. Kebudayaan yang ditimbulkan oleh perkembangan Islam ini
dinamakan Peradaban Islam.

• Periode Klasik

Periode klasik merujuk pada masa kemajuan dan kejayaan Islam yang dibagi ke dalam dua fase, yakni fase
ekspansi, integrasi dan kemajuan (650–1000 M) dan fase disintegrasi (1000–1250 M).
Pada fase kemajuan, Islam mengalami internasionalisasi. Pada masa Bani Umayyah, Islam mulai masuk ke
Eropa melalui Spanyol. Pengaruh Islam meluas dari Afrika Utara sampai ke Spanyol di belahan Barat, dan
melalui Persia hingga ke India di belahan Timur. Daerah-daerah itu tunduk di bawah kekuasaan Islam.
• Periode Pertengahan

Periode pertengahan sejarah peradaban Islam juga dibagi dalam dua fase, yaitu fase kemunduran dan
fase tiga kerajaan besar. Pada fase kemunduran (1250 – 1500 M), desentralisasi dan disintegrasi
meningkat. Perbedaan antara Sunni dan Syi’ah dan juga antara Arab dan Persia semakin bertambah
nyata.
Dunia Islam terbagi dua. Bagian Arab yang berpusat di Mesir terdiri dari Arabia, Irak, Suriah,
Palestina, Mesir dan Afrika Utara. Sementara itu, bagian Persia yang berpusat di Iran terdiri dari Balkan,
Asia kecil, Persia dan Asia tengah.
Fase kedua adalah tiga kerajaan besar (1500 – 1700 M) dan masa kemunduran (1700 – 1800 M). Tiga
kerajaan besar yang dimaksud adalah kerajaan Usmani di Turki, kerajaan Safawi di Persia, dan kerajaan
Mughal di India. Perhatian terhadap ilmu pengetahuan sangat kurang di masa ini. Hasilnya, umat Islam
semakin mundur saat tiga kerajaan tersebut mendapat banyak tekanan.
• Periode Modern

Periode modern (1800 - sekarang) merupakan zaman kebangkitan umat Islam. Umat Islam mulai sadar
bahwa di Barat telah timbul peradaban baru yang lebih tinggi. Raja-raja dan para pemuka Islam mulai
memikirkan bagaimana meningkatkan mutu dan kekuatan umat Islam kembali.
Kebangkitan umat Islam ini dibagi lagi menjadi dua periode, yakni kebangkitan awal (1800-1967) dan
kebangkitan kedua (1967- sekarang). Pada periode kebangkitan awal, muncul kesadaran pentingnya
pembaharuan dalam Islam, baik secara politik, militer, sosial, dan budaya. Sementara itu, pada
kebangkitan kedua, kekalahan Arab oleh Israel tahun 1967 menjadi titik yang menggugah umat.
Kemudian berkembanglah pemikiran-pemikiran filosofis dan metodologis dalam rangka pembaharuan
Islam di era kontemporer.
PERAN MUSLIM MEMBANGUN
PERADABAN ISLAM
Peradaban yang maju juga ditentukan oleh peran dan tugas yang dijalankan oleh manusia yang mengisi
peradaban tersebut. Umat Islam pernah menjadi peradaban yang maju karena manusia Muslim di dalamnya
menjalankan peran mulia sesuai yang digariskan Allah SWT dan Rasul-Nya.
peran dan tugas dasar seorang Muslim yang disampaikan dalam Al-Qur’an ada tiga, sebagaimana yang
disebutkan oleh Arraghib Al Ashfahani dalam kitabnya adzari’ah ilaa makaarimisyarii’ah (faktor-faktor
kemuliaan syariat), yaitu :

1. Peran ibadah
 
Allah SWT menjelaskan ini pada ayat yang berbunyi :“Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia,
melainkan supaya mereka menyembah-Ku”. (QS. Adzariyat: 56). Ibadah dalam perspektif Islam menurut
Ibnu Taimiah mencakup seluruh kegiatan yang disukai dan diridhai Allah SWT, baik berupa pekataan
maupun perbuatan.
2. Peran khilafah di bumi Allah SWT.

Maksud dari peran khilafah di bumi Allah SWT adalah merealisasikan ajaran Allah SWT di muka bumi-
Nya dan menegakkan kebenaran serta keadilan, sebagaimana Allah SWT menjelaskan kepada hamba
sekaligus Nabi-Nya Dawud as dalam: “Berkata Dia : Wahai Adam! beritahukanlah kepada mereka nama-
nama itu semuanya! Maka tatkala telah diberitahukannya kepada mereka nama-nama itu semua,
berfirmanlah Dia : Bukankah telah Aku katakan k e p a d a kamu, bahwa sesungguh¬nya Aku lebih
mengetahui rahasia semua langit dan bumi, dan lebih Aku ketahui apa yang kamu nyatakan dan apa yang
kamu sembuyikan”.(QS. Shaad: 26).

Manusia mesti berusaha dan bersungguh-sungguh di jalan kemuliaan, dengan mengikuti kesempurnaan
Allah SWT, ia mengambil petunjuk dari-Nya, sebagaimana yang disampaikan Allah SWT lewat lisan Nabi
Dawud: “Sesungguhnya Tuhanku tetap di atas jalan yang lurus”.(QS. Huud: 56).
3. Peran membangun dan memakmurkan Bumi Allah SWT (‘imarah).

Sebagaiman Allah SWT sampaikan dalam firman-Nya:“Dialah yang menjadikan kamu dari bahan- bahan
bumi, serta menghendaki kamu memakmurkannya“. (QS. Huud: 61). Maksud 'menghendaki kamu
memakmurkannya' adalah menuntut kalian untuk membangun bumi.
Sesungguhnya Dunia adalah ladang untuk Akhirat. Khidupan Dunia meski singkat -jika dibandingkan
kehidupan Akhirat- memiliki urgensi tersendiri, karena Dunia adalah tempat menjalankan tugas, peran dan
tempat ujian. Sekarang (di Dunia) adalah masa amal (kerja) bukan hisab (balasan), dan esok (di Akhirat) masa
hisab bukan amal.

Anda mungkin juga menyukai