Anda di halaman 1dari 7

Sejarah Peradaban Islam dari Periode Klasik hingga Modern

 Secara umum, peradaban Islam dapat dibagi dalam tiga periode besar, yakni periode klasik,
periode pertengahan, dan periode modern.
Periode Klasik
Periode klasik merujuk pada masa kemajuan dan kejayaan Islam yang dibagi ke dalam dua fase,
yakni fase ekspansi, integrasi dan kemajuan (650–1000 M) dan fase disintegrasi (1000–1250 M).
Pada fase kemajuan, Islam mengalami internasionalisasi. Pada masa Bani Umayyah, Islam mulai
masuk ke Eropa melalui Spanyol. Pengaruh Islam meluas dari Afrika Utara sampai ke Spanyol
di belahan Barat, dan melalui Persia hingga ke India di belahan Timur. Daerah-daerah itu tunduk
di bawah kekuasaan Islam.
Ilmu pengetahuan dan arsitektur berkembang di kota-kota Spanyol yang didiami oleh umat Islam
seperti Cordoba dan Granada. Sistem penerangan jalan dan sistem saluran air sangat baik.
Bangunan dengan arsitektur mengagumkan juga dibangun pada masa itu, seperti istana Az Zahra
Cordoba dan istana Alhambra Granada.
Ilmu pengetahuan dalam bidang agama dan non agama mengalami perkembangan pesat saat itu.
Ini disebabkan karena peradaban Islam saat itu sangat menjunjung tinggi akses ilmu pengetahuan
yang terbuka dari berbagai sumber. Mereka menghargai para ilmuwan lain meskipun berasal dari
kelompok berbeda seperti Yahudi, Nasrani, Sabian, dan Zoroaster (Majusi). Mereka sama-sama
berkontribusi mengembangkan ilmu untuk menjadikan dunia lebih baik. Sayangnya, pada fase
disintegrasi, keutuhan umat Islam dalam bidang politik mulai pecah. Baghdad dirampas dan
dihancurkan oleh Hulagu Khan pada tahun 1258.
Selain itu, jika sebelumnya secara politik daerah-daerah Islam tunduk pada kekhalifahan pusat,
kekhalifahan sebagai simbol keutuhan politik mulai runtuh dan digantikan pemerintahan otonom
di berbagai kawasan.

Periode Pertengahan
Periode pertengahan sejarah peradaban Islam juga dibagi dalam dua fase, yaitu fase kemunduran
dan fase tiga kerajaan besar. Pada fase kemunduran (1250 – 1500 M), desentralisasi dan
disintegrasi meningkat. Perbedaan antara Sunni dan Syi’ah dan juga antara Arab dan Persia
semakin bertambah nyata.
Dunia Islam terbagi dua. Bagian Arab yang berpusat di Mesir terdiri dari Arabia, Irak, Suriah,
Palestina, Mesir dan Afrika Utara. Sementara itu, bagian Persia yang berpusat di Iran terdiri dari
Balkan, Asia kecil, Persia dan Asia tengah.
Fase kedua adalah tiga kerajaan besar (1500 – 1700 M) dan masa kemunduran (1700 – 1800 M).
Tiga kerajaan besar yang dimaksud adalah kerajaan Usmani di Turki, kerajaan Safawi di Persia,
dan kerajaan Mughal di India. Perhatian terhadap ilmu pengetahuan sangat kurang di masa ini.
Hasilnya, umat Islam semakin mundur saat tiga kerajaan tersebut mendapat banyak tekanan.
Kekuatan militer dan politik menurun. Kerajaan Safawi dihancurkan oleh serangan-serangan
bangsa Afghan, Kerajaan Mughal diserang raja-raja India, Kerajaan Usmani terpukul di Eropa,
sementara Mesir dikalahkan Prancis (Napoleon Bonaparte). Tentara muslim yang kalah harus
angkat kaki dari benua Eropa dan kerajaan-kerajaan barat bersatu dan mengusir Islam dari Eropa.
Periode Modern
Periode modern (1800 - sekarang) merupakan zaman kebangkitan umat Islam. Umat Islam mulai
sadar bahwa di Barat telah timbul peradaban baru yang lebih tinggi. Raja-raja dan para pemuka
Islam mulai memikirkan bagaimana meningkatkan mutu dan kekuatan umat Islam kembali.
Kebangkitan umat Islam ini dibagi lagi menjadi dua periode, yakni kebangkitan awal (1800-
1967) dan kebangkitan kedua (1967- sekarang). Pada periode kebangkitan awal, muncul
kesadaran pentingnya pembaharuan dalam Islam, baik secara politik, militer, sosial, dan budaya.
Sementara itu, pada kebangkitan kedua, kekalahan Arab oleh Israel tahun 1967 menjadi titik
yang menggugah umat. Kemudian berkembanglah pemikiran-pemikiran filosofis dan
metodologis dalam rangka pembaharuan Islam di era kontemporer.
 Faktor yang melatarbelakangi terjadinya penjajahan Barat atas dunia islam.
Hal yang melatarbelakangi penjajahan Barat adalahfaktor ekonomi dan politik. Bentuk-bentuk
penjajahan barat terhadap dunia Islamberupa penyerangan, penaklukan, sehingga banyak
wilayah-wilayah Islam yang jatuh ke negara-negara Barat. Juga
berupapenindasan,penghisapandanperbudakan.
1. Mercenary yaitu untuk mencari keuntungan negara Barat di negara-negara Islam
2. Missionary yaitu untuk menyebarkan agama Kristen pada negara-negara jajahannya
3. Military yaitu perluasan daerah militer.
 Menganalisis faktor faktor yang mempengaruhi perkembangan islam pada masa modern
(1800-sekarang).
1. Terjadinya asimilasi antara bangsa Arab dengan bangsa-bangsa lain yang lebih dahulu
mengalami perkembangan dalam ilmu pengetahuan.
2. Pluralistik dalam pemerintahan dan politik
3. Stabilitas Pertumbuhan Ekonomi dan Politik
4. Gerakan Penterjemahan
5. berkembangnya ilmu pengetahuan agama islam dan umum
6. pemurnian ajaran islam dan unsur2 asing yg dipandang sebagai penyebab kemunduran
islam
7. bersatunya umat islam sedunia
8. banyaknya ulama yang menterjemahkan buku buku
9. adabya nasionalisme mesir
10. Adanya kesenjangan antara dunia Islam dengan Eropa. ...
11. Lahirnya berbagai gerakan pemurnian ajaran islam. ...
12. Lahirnya gagasan nasionalisme di dunia Islam dengan berdirinya patai-partai politik.
 Mengidentifikasi hikmah dan manfaat perkembangan islam pada masa modern (1800-
sekarang).
Hikmah kita dalam mempelajari perkembangan Islam terutama pada masa modern:
- Menjaga nilai-nilai Ketauhidan dan Akidah Islamiah
- Mendorong umat islam untuk memahami hakikat hidup dan kehidupan
- Menjaga Persatuan dan Kesatuan
- Mendorong umat islam untuk memiliki prinsip hidup yang kuat
- Mendorong semangat dalam meningkatkan kualitas diri.
- Menjaga kemurnian ajaran agama Islam.
- Meningkatkan Kesadaran akan Pentingnya Ilmu Pengetahuan
- Meningkatkan Penguasaan Ilmu Teknologi
Manfaat mempelajari sejarah perkembangan islam pada masa modern adalah memunculkan
kesadaran umat Islam akan pentingnya ilmu pengetahuan dan teknologi yang sedang
berkembang saat ini, di sisi lain kita juga harus mengutamakan pentingnya ukhuwah Islamiyah,
pentingnya nasionalisme, dan pentingnya kemurnian ajaran Islam, penerapan sistem demokrasi
dalam pemerintahan, pembaharuan di bidang militer, pendidikan, dan ekonomi, penumbuhan
sikap aktif dan dinamis di kalangan umat Islam.
 Para tokoh Pembaruan islam pada masa modern di Amerika, Eropa, Australia, Afrika dan
Asia.
Dalam Islam, istilah pembaruan dikenal dengan tajdid. Para mujaddid (pelaku pembaru) lahir
sebagai reaksi atau tanggapan terhadap tantangan-tantangan internal maupun eksternal yang
menyangkut keyakinan dan urusan sosial umat. Istilah mujaddid baru terdengar nyaring
setelah muncul gerakan dalam Islam sebagai kontak yang terjadi antara Islam yang dianggap
mundur dan Barat yang dianggap maju. Seperti diterangkan dalam Ensiklopedi Hukum Islam,
gerakan pembaruan dalam Islam memang terdapat pada periode modern. Namun, sebelum
masa itu keinginan untuk mengadakan perubahan juga telah timbul.

Misalnya, seperti apa yang dicetuskan Muhammad bin Abdul Wahhab (1703-1792).
Gerakannya yang dikenal dengan nama Wahabi dilatarbelakangi oleh faktor internal Arab
Saudi. Saat itu, paham tauhid kaum awam telah dirusak oleh kebiasaan-kebiasaan syirik dan
bid’ah. Gerakan ini berhasil berkat bantuan kepala suku bernama Muhammad bin Sa’ud
(wafat 1765) yang kemudian mendirikan kerajaan di bawah pimpinan keturunannya. Gerakan
Wahabi dijadikan mazhab resmi kerajaan itu.

Di samping mempunyai gerakan, Ibnu Abdul Wahhab juga mempunyai pendapat bahwa pintu
ijtihad tetap terbuka dan ijtihad boleh dilakukan dengan jalan kembali kepada Alquran dan
sunah Nabi Muhammad SAW.

Gerakan Wahabi disusul oleh serentetan gerakan di Afrika. Gerakan yang bercorak sufistik itu
akhirnya berhasil mendirikan negara-negara Islam. Di antara para pemimpinnya yang
terkenal, yakni Usman dan Fonjo (1754-1817) di Nigeria, Muhammad Ali bin as-Sanusi
(1787-1859) di Libya, dan Muhammad Ahmad bin Abdullah (1843-1885) di Sudan yang
gerakannya disebut Mahdiyyah.

Di India, pembaruan terutama dilakukan oleh Syekh Ahmad Sirhindi (1564-1624) dan Syah
Waliyullah (1702-1762). Mereka melihat bahwa akidah umat Islam India telah dirusak oleh
sinkretisme. Oleh sebab itu, mereka mengeluarkan seruan untuk kembali kepada Alquran dan
sunah dalam segala lapangan kehidupan.

Selanjutnya, Syah Waliyullah berpendapat, untuk memperbaiki masyarakat Muslim di India,


mesti diadakan perombakan terhadap kekuasaan Moghul. Sumbangannya yang terutama bagi
pemikiran modernis, yaitu kritiknya terhadap taklid (meniru) dan dibukanya kembali pintu
ijtihad.

Gerakan-gerakan pramodern telah mewariskan bagi Islam modern suatu interpretasi ideologis
terhadap Islam dan metode-metode gerakan serta organisasi. Kalau gerakan pramodern,
terutama dimotivasi oleh faktor internal, gerakan modern dimotivasi oleh faktor internal dan
eksternal, baik oleh kelemahan internal maupun oleh ancaman politis dan religiokultural
kolonialisme
Tanggapan para tokoh pembaruan pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20 terhadap
dampak Barat bagi masyarakat Muslim terwujud dalam usaha sungguh-sungguh untuk
menginterpretasi Islam dalam menghadapi perubahan kehidupan. Mereka menekankan sikap
dinamis, luwes, dan dapat menyesuaikan diri yang menjadi ciri kemajuan Islam pada Zaman
Klasik (650-1250), terutama kemajuan di bidang hukum, pendidikan, dan sains.

Mereka juga menekankan pembaruan internal melalui proses reinterpretasi (ijtihad) dan
adaptasi secara selektif (Islamisasi) terhadap ide-ide dan teknologi Barat. Sebab, pembaruan
dalam Islam merupakan suatu proses kritik diri ke dalam dan perjuangan untuk menetapkan
Islam kembali guna menunjukkan relevansinya dengan situasi-situasi baru yang dihadapi oleh
masyarakat Islam.

Beberapa belahan bumi telah melahirkan gerakan-gerakan pembaruan Islam yang tema dan
aktivitasnya diilustrasikan di dalam beberapa figur utama, seperti di Timur Tengah
Jamaluddin al-Afgani (1838-1897) dengan gerakan Pan-Islamisme serta para pengikutnya,
seperti  Muhammad Abduh (1849-1905) dengan gerakan Salafiyah dan Muhammad Rasjid
Rida (1865-1935).

Selain itu, di Asia Selatan muncul seorang mujaddid, Sayyid Ahmad Khan (1817-1898) dan
Muhammad Iqbal. Meskipun mereka tidak berhasil melahirkan reinterpretasi terhadap Islam
secara sistematis, pandangan mereka telah menerobos ke dalam masyarakat Islam.

Di antara tokoh pembaruan generasi berikutnya, yaitu Hasan al-Banna (1906-1949) dari Mesir
dengan gerakan Ikhwanul Muslimin dan Maulana Abu A’la al-Maududi (1903-1979) dari
India dengan gerakan Jamiat al-Islam. Di Indonesia, gerakan pembaruan melahirkan
organisasi pembaru, seperti Muhammadiyah, Nahdlatul Ulama, Persatuan Islam (PERSIS),
dan lain-lain. n ed: hafidz muftisany
 Tentang Perkembangan Islam di Amerika,Eropa, Australia, Afrika dan Asia.
A.Amerika

Islam masuk ke Amerika melalui para pedagang sutera yang tidak jelas kenegaraan mereka.
Diantara para pedagang tersebut ada yang bernama Wallace Ford Muhammad(Wali
Ford) yang sangat giat dalam mengembangkan agama Islam. Sejak tahun 1930 beliau
menyebarkan agama Islam di kalangan masyarakat Negro Amerika. Ketika itu di amerika,
khususnya bangsa Negro sistem perbudakan masih dirasakan oleh masyarakat. Oleh karena
itu, Ford Muhammad berusaha membebaskan mereka berdasarkan hukum Al-Quran.
Usaha-usaha yang dilakukan oleh Ford Muhammad adalah sebagai berikut :
Mendirikan sekolah rendah, sekolah wanita, dan Universitas Islam di Detroit tahun 1932.
Membentuk organisasi Islam dengan nama Nation of Islam.

Mendidik kader-kader Islam yang tangguh.

B.Eropa

Di antara negara-negara di Eropa yang perkembangan Islamnya cukup menonjol adalah


Austira, Belgia, Spanyol, Belanda, Inggris, Perancis, dan Roma.
°Austria

Pada awal masa kebangkitan Islam diadakan peresmian Islamic Centre di ibu kota Austria,
Wina. Di tempat itu dibangun pula Masjid Jam', Perpustakaan, dan madrasah sebagai tempat
mempelajari Al-Quran. Nama perpustakaan itu adalah Moslem Social Service.

Upacara peresmian tersebut dihadiri oleh Presiden Austria, Rudolf dan Perdana Menteri
Brimo Kreitschy, serta Menteri Pendidikan dan Pengajaran Arab Saudi, Syaikh Abdul Aziz
Abdullah Al Khuwitir. Presiden menyatakan akan melindungi gedung Islamic Centre yang
merupakan lambang hubungan baik antara Austria dengan dunia Islam pada umumnya.
Diakui pula bahwa jumlah pemeluk agama Islam adalah nomor dua di Austria setelah agama
Islam.

C.Australia

Agama Islam masuk ke negeri Kanguru ini melalui orang-orang afganistan yang bekerja
sebagai pengendara unta melintasi padang pasir dan habnya berbekal tikar untuk shalat.
Kemudian mereka mendirikan masjid dengan bahan kayu di Brken Hill dan New South
Wales. Pada tahun 1924 agama Islam lebih berkembang lagi melalui orang-orang Albania.
Setelah perang dunia II (1945) Islam meningkatkan kegiatannya dibidang dakwah. Partisipasi
dalam kegiatan dakwah banyak dilakukan oleh Imam Ahmad Shaka. Pendidikan Islam untuk
melestarikan pertumbuhan kehidupan agama Islam. Quesland Islamic Centre yang didirikan
di Brisbane bertujuan untuk menyadarkan anak-anak muslim agar melakukan shalat. Ada juga
Goldburn College of Advenced Education(pendidikan guru) dengan tokohnya antara lain
Dr.El-Erian seorang pelarian dari Mesir akibat kekejaman rezim abdul Nasser yang berkuasa
pada tahun 1967 . Diantara organisasi-organisasi yang di bentuk untuk memajukan Islam
adalah sebagai berikut :1. Australia Federation of Islamic Counuls (Federasi Dewan-Dewan
Islam Australia) berpusat di sidney.2.Federation of Islamic Societies (Federasi Masyarakat
Muslim) yang bertaraf Nasional meliputi 35 buah ormas Muslim local dan 9 Dewan Islam
Negara bagian.3.Muslim Student Association (Himpunan Mahasiswan Musli). Organisasi ini
menerbitkan majalah Al-Manar (berbahasa Arab) dan Australia Minaret (berbahasa
Inggris).4.Moslem Women’s Centre (Pusat Wanita-Wanita Islam), bertujuan memberikan
pelajaran keIslaman dan bagi kaum yang datang dari luar negeri diberi pelajaran bahasa
Inggris. Organisasi ini berdiri pada tahun 1979.

D.Afrika

Benua Afrika dihuni oleh penduduk yang sebagian besar berkulit hitam. Karene itu, Afrika
lebih dikenal dengan Benua Hitam. Kebudayaan mereka yang dulu sangat tinggi melebihi
kebudayaan bangsa Eropa ini musnah oleh bangsa-bangsa barat. Mereka harus mengadakan
revolusi untuk merebut kembali kemerdekaannya. Perjuangan mereka semakin gigih setelah
diadakan konferensi Asia-Afrika di Jakarta. Sepertiga penduduk Afrika adalah beragama
Islam. 
 Membuat contoh peristiwa perkembangan islam di bidang ilmu pengetahuan pada masa
modern.
1. adanya al-qur'an eletronik yang membantu lebih mudah mempelajari al-qur'an ataupun
mendengarkan al-qur'an
2. Pola pembaharuan pendidikan Islam yang berorientasi pada pendidikan modern di
Barat.
3. Golongan yang berorientasi pada sumber Islam yang murni.
Mereka berpendapat bahwa sesungguhnya Islam itu sendiri merupakan sumber dari
kemajuan dan perkembangan peradaban Ilmu Pengetahuan modern. Dalam hal ini Islam
telah membuktikannya. Sebab-sebab kelemahan umat Islam meurut mereka adalah karena
tidak lagi melaksanakan ajaran Agama Islam sebagaimana mestinya. Ajaran Islam yang
sudah tidak murni lagi digunakan untuk sumber kemajuan dan kekuatan. Pola ini
dilakukan oleh Muhammad bin Abdul Wahab, Jamaluddin Al-Afghani, dan Muhammad
Abduh.
4. Usaha yang berorientasi kepada Nasionalisme.
Golongan ini melihat di Barat rasa Nasionalisme ini timbul bersamaan dengan
berkembangnya pola kehidupan modern sehingga mengalami kemajuan yang
menimbulkan kekuatan politik yang berdiri sendiri. Keadaan ini pada umumnya
mendorong Bangsa timur dan bangsa terjajah lainnya untuk mengembangkan
nasionalisme mereka masing-masing.

Anda mungkin juga menyukai