Anda di halaman 1dari 6

PEMBARUAN ISLAM

Pembaruan dalam Islam yang timbul pada periode sejarah Islam mempunyai tujuan, yakni
membawa umat Islam pada kemajuan, baik dalam ilmu pengetahuan maupun kebudayaan.
Perkembangan Islam dalam sejarahnya mengalami kemajuan dan juga kemunduran. Bab ini akan
menguraikan perkembangan Islam pada masa pembaruan. Pada masa itu, Islam mampu menjadi
pemimpin peradaban. Mungkinkah Islam mampu kembali menjadi pemimpin peradaban? Dalam
bahasa Indonesia, untuk merujuk suatu kemajuan selalu dipakai kata modern, modernisasi, atau
modernisme. Masyarakat barat menggunakan istilah modernisme tersebut untuk sesuatu yang
mengandung arti pikiran, aliran atau paradigma baru. Istilah ini disesuaikan untuk suasana baru yang
ditimbulkan oleh kemajuan, baik oleh ilmu pengetahuan maupun tekhnologi.

- PEMBAHASAN

Kemunduran Umat Islam Sebenarnya pembaruan dan perkembangan ilmu pengetahuan telah
dimulai sjak periode pertengahan, terutama pada masa kerajaan usmani. Pada abad ke-17, mulai
terjadi kemunduran khusunya ditandai oleh kekalahan-kekalahan yang dialami melalui peperangan
melawan negara-negara Eropa. Peristiwa tersebut diawali dengan terpukul mundurnya tentara usmani
ketika dikirm untuk menguasai wina pada tahun kerajaan usmani menyerahkan Hungaria kepada
Austria, daerah Podolia kepada Polandia, dan Azov kepada Rusia dengan perjanjian Carlowiz yang
ditandatangani tahun Selain itu, Kekuatan Islam mengalami kemunduran secara dratis dari runtuhnya
Dinasti Abasiyah di Bahgdad, akibat serangan Negara Mongol. Beberapa negara Negara Islam yang
dijajah Negara Negara Barat yaitu : Kerajaan Islam Malaka, Mesir,Oman,Qatar,Uzbekistan,Tunesia,
libya, Kuwait, Irak, Libanon dan juga termasuk Indonesia Penjajahan Dunia Batar Atas Bangsa Islam
Ketika berada dibawah kerajaan Islam Mughal, India merupakan negeri yang cukup kaya hasil
pertaniannya. 

Kekayaan inilah yang menyebabkan para pedagang Eropa datang. Kedatangan mereka bukan hanya
untuk berdagang, tetapi juga untuk memonopoli perdagangan dan menguasai negeri. Pada awal abad
ke-17 M, Inggris dan Belanda mulaimemasuki wilayah India. Ada tahun 1611 M, Inggris mendapat
ijin menanamkan modal, dan pada tahun 1617 M, Belanda mendapatkan ijin yang sama. Pada tahun
1761 M para penguasa di wilayah tersebut berusaha melakukan penawanan untuk mempertahankan
wilayah kekuasaanya. Tapi mereka tidak mampu mengalahkan kekuatan pasukan Inggris.

Ahkirnya daerah Quth Bengal dan Orissa jatuh ketangan Inggris. Kemudian pada tahun 1803 M, pusat
kerajaan Islam Mughal, Delhi, bereda dibawah bayang-bayang Inggris. Inggris menggunakan
kekuatan Sikh Hindu untuk melawan kekuatan Mughal Dengan bantuan kekuasaan tersebut, ahkirnya
Inggris dengan leluasa mengembangkan sayap kekuasaanya di anak benua India dan sekitarnya.
Pesaing terbesar pedagang Islam adalah Inggris. Sejak datang kewilayah Asia Tenggara, hususnya di
semenanjung Malasyia, Inggris mulai mendominasi perdagangan dan politik. Persaingan itu terlihat
dari usaha masing-masing yang ingin merebut hasil rempah-rempah.

Penjajah bangsa-bangsa Barat ini baru berakhir pada abad ke-20 M setelah masing-masing wilayah
melakukan pemberontakan dan memerdekakan diri. (Murodi, 2008: Penjajahan Barat Ketimur Tengah
Penetrasi bangsa Barat atas dunia Islam di Timur Tengah, pertama kali dilakukan oleh Inggris dan
Perancis, dua Negara Eropa Barat yang tengah bersing. Inggris pertama kali menguasai India karena
pesaing itu Perancis berusaha memutus komunikasi antara Iggris dibarat dan India Timur. Oleh
karena itu pintu gerbang ke India, yaitu Mesir harus berada di wilayah kekuasaanya. Untuk maksud
tersebut, Mesir ditaklukan Perancis pada 1798 M. jatuhnya wilayah Islam ketangan Bangsa Barat
menandai kemunduran umat Islam. Sejak saat itu, masarakat muslim melakukan perlawanan dan
pemberontakan terhadap penjajahan yang dilakukan bangsa Barat. (Badri Yatim, 2004 ) Selain itu,
Negara-negara yang ikut menjajah wilayah Timur Tengah adalah Spanyol dan Portugis. Adapun
Beberapa faktor yang dilakukan oleh bangsa Barat dalam menjajah Timur Tengah adalah :

I. Penyebaran agama Kristen


II. Bangsa ini memiliki agenda untuk menyebarkan misi Kristen di Negara jajahanya Kedua
Negara ini masih menyisakan pengalaman sejarah pahit selama beberapa abad ketika berada
dibawah kekuasaan Islam. Misalnya Portugis yang membawa tiga misi Gold Glory dan
Gospel (kekayaan, kejayaan dan penyebaran). Ketiga misi inilah yang diteriakan dalam
menaklukan Negara-negara itu. (Murodi, 2008 : )

- Tokoh tokoh pemimpin perkembangan Islam pada masa modern dan pemikirannya :

1. Jamaludin Al afgani (Iran, 1838-turki, 1897)

Salah satu sumbangan terpenting di dunia Islam diberikan oleh Sayyid Jamalidin Al Afgani.
Gagasanya mengilhami kaum muslim di Turki, Iran, Mesir dan India. Meskipun sangat anti
imperialisme Eropa, ia mengagungkan pencapaian ilmu pengetahuan Barat. Ia tidak melihat adanya
kontradiksi antara Islam dan ilmu pengetahuan. Namun, gagasan untuk mendirikan sebuah
Universitas yang husus mengajarkan ilmu pengetahuan yang modern di Turki mengahdapai
tantangan yang kuat dari para ulama. Pada ahkirnya ia diusir dari Negara tersebut . 

2. Muhamada Abduh (Mesir ) dan Muhamad Rasyid Rida (Suriah )

Guru dan murid tresebut mengunjungi beberapa negara Eropa dan amat terkesan dengan
pengalaman mereka disana. Rasyid Rida mendapat pendidikan Islam tradisisonal dan menguasai
bahasa asing ( prancis dan turki) yang menjadi jalan masuknya untuk mempelajari ilmu pengetahuan
secara umum. Oleh karena itu, tidak sulit bagi Rida untuk bergabung dengan gerakan pembaruan Al
Afgani dan Muhamad Abduh dan diantaranya melalui penerbitan jurnal Al Urwah Al Wustha yang
diterbitkan diparis dan disebarkan dimesir. Muhamd Abduh sebagaimana Muhamad Abdul Wahab
dan Jamaluddin Al Afgani, berpendapat bahwa masuknya bermacam bid ah kedalam ajran Islam
membuat umat Islam lupa akan ajran-ajaran Islam yang sebenarnya. Bid ah itulah yang menjauhkan
masarakat Islam dari jalan yang sebenarnya.

3. Toha Husain (Mesir selatan )

Adalah seorang sejarawan dan filusuf yang sangat mendukung gagasan Muhamad Ali Pasya.
Ia merupakan pendukungg modernism yang gigih. Pengadopsian terhadap ilmu pengetahuan modern
tidak hanya penting dari sudut nilai praktis (kegunaan) nya saja, tetapi juga sebagai perwujudan suatu
kebudayaan yang amat tinggi. Pendanganya dianggap sekularis karena mengunggulkan ilmu
pengetahuan.

4. Sayyid Qutub (Mesir ) dan Yusuf Al qardawi Al Qardawi

Menekankan perbedaan modernisasi dan pembaratan. Jika modernisasi yag dimaksud bukan
berarti upaya pembaratan dan memiliki batasan pada pemanfaatan ilmu pengetahuan modern serta
penerapan teknologiny, Islam tidak menolaknya bahkan mendukungnya. Pandangan al Qardawi ini
cukup mewakili pandangan mayoritas kaum muslmin. Secara umum dunia Islam relative terbuka
untuk menerima ilmu pengetahuan dan teknologi sejauh memperhitungkan manfaat praktisnya.
Pandangan ini kelak terbukti dan tetap bertahan hingga kini dikalangan muslim. Akan tetapi,
dikalangan pemikir yang,mempelajari sejarah dan filsafat ilmu pengetahuan, gagasan seperti ini tidak
cukup memuaskan mereka.

5. Sirsayid Ahmad Khan (India )

Adalah pemikir yang menyerukan saintifikasi masyarakat muslim. Seperti Al afgani, ia


menyerukan kaum muslim untuk meraih ilmu pengetahuan modern. Akan tetapi, berbeda dengna al
Afgani ia melihat adanya kekuatan yang membebaskan dalam ilmu pengetahuan dan teknologi
modern. Kekuatan pembebas itu antara lain, penjelasan mengenai suatu peeristiwa dengan sebab-
sebab yang bersifat fisik materiil. Di barat nilainilai ini telah membebaskan orang dari tahayul dan
cengkraman kekuasaan gereja. Kini dengan semangat yang sama Ahmad Khan merasa wajib
membeabaskan kaum muslim dengan melenyapkan unsur yang tidak ilmiah dari pemahaman terhadap
Al qur an. Ia amat serius dengan upaya ini, antara lain: menciptakan sendiri metode baru penafsiran
Al qur an. Hasilnya adalah teologi yang memilki karakter atau sifat ilmiah dalam tafsir Al qur-an.

6. Sir Muhamad Iqbal (Punjab)

Generasi awal ke-20 adalah Sir Muhamdad Iqbal marupakan seorang muslim pertama di anak
benua India yang sempat mendalami pemikiran barat modern dan memilki latar belakang yang
bercorak tradisisonal islam. Kedua hal ini muncul dari karya utama di tahun 1930 yang berjudul the
reconstruction of religious thought in islam (pembangunan kembali pemikiran keagamaan dalam
Islam)

7. Muhammad Abdul Wahab

Merupakan pemimpin yang aktif berusaha mewujudkan pemikirannya. Ia mendapat dukungan


dari Muhammad Ibn Suud dan putranya Abdul Aziz di Nejed. Paham-paham Muhammad Abdul
Wahab tersebar luas dan pengikutnya bertambah banyak sehingga di tahun 1773 M mereka dapat
menjadi mayoritas di Ryadh. Di tahun 1787, beliau meninggal dunia tetapi ajaran-ajarannya tetap
hidup dan mengambil bentuk aliran yang dikenal dengan nama Wahabiyah Adapun pokok-pokok
pemikiranya adalah:

1) Yang harus disembah hanyalah Allah dan orang-orang yang menyembah selain Allah dinyatakan
Musyrik.

2) Kebanyakan orang islam bukan lagi penganut paham Tauhid yang sebenarnya karena mereka
meminta pertolongan kepada selain Allah, melainkan kepada Syeh, Wali atau kekuatan gaib. Orang
Islam yang berprilaku demikian juga dikatakan musyrik.

3) Menyebut nama Nabi, Syeh atau malaikat sebagai pengantar dalam doa juga dikatakan syirik

4) Meminta syafaat selain kepada Allah juga syirik.

5) Bernazar kepada selain Allah juga syirik.

6) pengetahuan selain dari Al-qur an, Hadis dan Qiyas merupakan kekufuran.

7) Tidak mempercayai kepada Qada dan Qadar juga mmerupakan kekufuran.

8) Menafsirkan Al-qur an dengan Ta wil atau interpretasi bebas juga termasuk kekufuran.
# Ada beberapa perlaku yang dapat dijadikan cerminan terhadap penghayatan akan sejarah
perkembangan Islam pada masa pembaruan ini. Hal-hal tersebut adalah sebagai berikut :
1. Menyikapi kejadian masa lalu dengan sikap sabar dan menanamkan jihad yang sesuai dengan
ajaran Al Qur an dan hadis

2. Sejarah dapat dijadikan sumber inspirasi untuk membuat langkah-langakah inovatif agar kehidupan
menusia dapat damai dan sejahtera baik di dunia maupun di akhirat.

3. Memotivasi diri terhadap masa depan agar memperoleh kemajuan serta mengupayakan agar
sejarah yang mengandung nilai negatif atau kurang baik tidak akan terualng kembali.

4. Membangun masa depan berdasarkan pijakan-pijakan yang telah ada di masa lalu sehingga dapat
membangun negara senantiasa menjadi baldatun tayyibatun wa rabbun gafur atau negara yang baik
dan mendapat ampunan dari Allah SWT

5. Ilmu pengetahuan dan tekhnologi di masa pembaruan cukup canggih dan menakjubkan sehingga
melalui proses belajar akan dapat diperoleh kemajuan yang lebih baik bagi gemerasi-generasi muslim
di masa depan. Hikmah Mempelajari Sejarah Perkembangan Islam Pada Abad Modern Hikmah
mempelajari sejarah perkembangan Islam pada abad modern dapat disikapi dengan sejarah tersebut
dapat memberikan ide dan kreatifitas tinggi untuk mengadakan perubahan-perubahan supaya lebih
maju dengan cara yang efektif dan efisien, Problemaproblema masa lalu dapat menjadi pelajaran
dalam bidang yang sama pada masa yang selanjutnya, Pembaharuan dapat dilakukan dalam
berbagai bidang baik ekonomi, pendidikan,politik dan lain sebagainya.

NILAI POSITIF GERAKAN MODERNISASI ISLAM

1. NILAI PERSATUAN, mempunyai nilai dasar untuk menjalinpersatuan dan kesatuan umat Islam
yang selama ini terpecah karenaperbedaan paham dan aliran.

2. NILAI SOLIDARITAS, mengandung nilai ukhuwah Islamiyah yaitupersaudaraan berdasarkan rasa


senasib seperjuangan untuk membelaislam dalam suka dan duka.

3. NILAI PEMBARUAN, nilai-nilai tajdid yang meliputi aspek agamayang bebas dari takhayul, bidah,
khurafat, aspek ekonomi, dan aspek politik.

4. NILAI JIHAD, mengandung nilai perjuangan kerena ingin menemukankembali ajaran Islam yg
penuh dgn dinamika perjuangan.

5. NILAI KEMERDEKAAN, mengandung nilai kemerdekaan terutamakemerdekaan berpikir.


P E N G A R U H G E R A K A N M O D E R N I S A S I I S L A M TERHADAP
PERKEMBANGAN ISLAM DI INDONESIA

Pembaruan di negara-negara timur tengah tidak hanya tersebar di lingkungan mereka sendiri,
namun juga meluas hingga ke Indonesia. Pengaruh-pengaruh dari pembaruan tersebut antara lain
sebagai berikut :

1. Gema pembaruan yang dilakukan oleh Jamaludin Al Afgani an syekh Muhammadn Abdul
Wahhab sampai juga ke Indonesia, terutama terhadap tokoh-tokoh seperti Haji Muhammad
Miskin (Kabupaten Agam, Sumatera Barat), Haji Abdur Rahman (Kabupaten Lima Puluh Kota,
Sumatera Barat), dan Haji Salman Faris (Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat). Mereka
dikenal dengan nama Haji Miskin, Haji Pioabang dan Haji sumaniik. Sepulang dari tanah suci,
mereka terilhami oleh paham syekh Muhammad Abdul Wahhab. Mereka pulang dari tanah suci
pada tahun 1803 M dan sebagai pengaruh pemikiran para pembaru timur tengah tersebut adalah
timbulnya gerakan paderi. Gerakan tersebut ingin membersihkan ajaran Islam yang telah
bercampur-baur dengan perbuatan-perbuatan yang bukan Islam. Hal ini menimbulkan
pertentangan antara golongan adat dan golongan Paderi.
2. Pada tahun 1903 M murid-murid dari Syekh Ahmad Khatib Al Minangkabawy, seorang ulama
besar bangsa Indonesia di makkah yang mendapat kedudukan mulia di kalangan masyarakat dan
pemerintahan Arab, kembali dari tanah suci. Murid-murid dari syekh ahmad inilah yang menjadi
pelopor gerakan pembaruan di minangkabau dan akhirnya berkembang ke seluruh Indonesia.
Mereka antara lain sebagai berikut : Syekh Haji Abdul Malik Karim Amrullah (Buya Hamka),
Syekh Daud Rasyidi, Syekh Jamil Jambik dan Kyai Haji Ahmad Dahlan (pendiri
Muhammadiyah)
3. Munculnya berbagai organisasi dan kelembagaan Islam modern di Indonesia pada awal abad ke-
20, baik yang bersifat keagamaan, politik maupun ekonomi. Organisasi tersebut ialah sebagai
berikut.

a. Jamiatul Khair (1905 M) yang merupakan wadah lembaga pendidikan dan pengkaderan
generasi muda penerus perjuangan Islam dan berlokasi di Jakarta

b. Muhammadiyah (18 November 1912) yang didirikan oleh K.H Ahmad Dahlan. Ia
memiliki pemikiran yang tidak menghendaki berkembangnya bid’ah, tahayul kurafat dan
mengembalikan ajaran Islam yang sesuai dengan Al Qur’andan hadis di Yogyakarta

c. Al Irsyad (1914 M) dibawah pimpinan Ahmad Sukarti dan bertempat di Jakarta.

d. Persatuan Islam (persis)dibawah pimpinan Ahmad Hasan yang didirikan tahun 1923 di
Bandung. Al Irsyad dan Persis memiliki bentuk gerakan yang hampir sama dengan
Muhammadiyah.

e. Serikat Dagang Islam (1911) di bawah pimpinan Haji Samanhudi di Solo. Pada awalnya
gerakan tersebut bersifat ekonomi dan keagamaan. Akan tetapi kemudian berubah
menjadi kegiatan yang bersifat politik. Terjadi perubahan kembali menjadi Partai Serikat
Islam dan pada tahun 1929 kembali berubah menjadi PSII (partai Serikat Islam
Indonesia).

f. Jamiyatul Nahdatul Ulama (NU) yang lahir 13 Januari 1926 di surabaya di bawah
pimpinan KH Hasym Asyari. Nahdatul Ulama merupakan wadah para ulama di dalam
tugas memimpin masyarakat muslim menuju cita-cita kejayaan Islam. Gerkannya
kemudian juga berubah ke arah politik

g. Matla’ul Anwar (1905) di Menes, Banten yang didirikan oleh KH M. Yasin. Organisasi
ini bersifat sosial keagamaan dan pendidikan.

h. Pergerakan Tarbiyah (Perti) di Sumatera Barat yang didirikan oleh Syekh Sulaiman Ar
Rasuli pada tahun 1928. organisasi ini bergerak di bidang pendidikan, membasmi bid’ah,
khurafat dan tahayul serta taklid di kalangan umat Islam

i. Persatuan Muslim Indonesia (Permi) yang didirikan pada tanggal 22 mei 1930 di bukit
tinggi. Organisasi ini pada mulanya bersifat keagamaan, tetapi kemudian menjadi partai
politik yang menuntut kemerdekaan Indonesia. Pemimpinnya adalah Muchtar Lutfi

j. Majlis Islam ‘Ala Indonesia yang didirikan atas prakarsa KH Ahmad Dahlan dan KH Mas
Mansur pada tahun 1937. pada mulanya organisasi ini tidak terlibat pada kegiatan politik,
tapi pada akhirnya terlibat pula dalam politik praktis yaitu dengan melakukan perlawanan
terhadap penjajah Belanda

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa gerakan pembaruan yang menyebabkan lahirnya
organisasi keagamaan pada mulanya bersifat keagamaan, tetapi seiring dengan kondisi masyarakat
pada saat itu kemudian menjelma menjadi kegiatan politik yang menuntut kemerdekaan Indonesia dan
hal tersebut dirasakan mendapat pengaruh yang signifikan dari pemikir-pemikir para pembaru Islam,
baik di tingkat nasional maupun internasional.

1. Bidang Akidah : gerakan ini berusaha melakuakan pembaruan karenabanyak paham yg tidak sesuai
dgn ajaran Islam, anatara lain pahamfatalisme, masuknya budaya syirik, takhayul, bidah, dan khurafat
kedalam ajaran Islam.

2. Bidang Politik : melakukan pembaruan dgn tujuan membebaskanwilayah INA dari cengkraman
penjajahan Belanda.

3. Bidang Pendidikan : melakukan pembaruan dgn cara melakukanperubahan kurikulum pendidikan


dan memadukan pendidikan modern

.4. Bidang Ekonomi : melakukan pembaruan dengan tujuan untuk menyaingi perdagangan orang-
orang nonpribumi yang menguasaiekonomi INA pada masa 

Anda mungkin juga menyukai