Disusun Oleh :
Nama : Nadia Rahmadani Zavitri
Kelas : XI IPA 2
Artinya : “Oleh karena itu Kami tetapkan (suatu hukum) bagi Bani Israil, bahwa
ba-rangsiapa membunuh seseorang, bukan karena orang itu membunuh
orang lain (qisas), atau bukan karena berbuat kerusakan di bumi, maka
seakan-akan dia telah membunuh semua manusia. Barangsiapa
memelihara kehidupan seorang manusia, maka seakan-akan dia telah
memelihara kehidupan semua manusia. Sesungguhnya rasul-rasul kami
telah datang kepada mereka dengan (membawa) keterangan-keterangan
yang jelas. Tetapi kemudian banyak di antara mereka setelah itu
melampaui batas di bumi.” (Q.S. al-Maidah/5: 32)
Dalam Q.S. al-Maidah/5: 32 terdapat tiga pelajaran yang dapat dipetik.
1. Nasib kehidupan manusia sepanjang sejarah memiliki kaitan dengan orang lain.
Sejarah kemanusiaan merupakan mata rantai yang saling berhubungan. Oleh
karena itu, terputusnya sebuah mata rantai akan mengakibatkan musnahnya
sejumlah besar umat manusia.
2. Nilai suatu pekerjaan berkaitan dengan tujuan mereka. Pembunuhan seorang
manusia dengan maksud jahat merupakan pemusnahan sebuah masyarakat,
tetapi keputusan pengadilan untuk melakukan eksekusi terhadap seorang
pembunuh dalam rangka qisas merupakan sumber kehidupan masyarakat.
3. Mereka yang memiliki pekerjaan yang berhubungan dengan penyelamatan jiwa
manusia, seperti dokter, perawat, atau polisi harus mengerti nilai pekerjaan
mereka. Menyembuhkan atau menyelamatkan orang yang sakit dari kematian
bagaikan menyelamatkan sebuah masyarakat dari kehancuran
Berikut perilaku-perilaku toleransi yang harus dibina sesuai dengan ajaran
Islam.
1. Saling menghargai adanya perbedaan keyakinan. Kita tidak boleh memaksakan
kehendak kepada orang lain agar mereka mengikuti keyakinan kita. Orang
yang berkeyakinan lain pun tidak boleh memaksakan keyakinan kepada kita.
Dengan memperlihatkan perilaku berakhlak mulia, insya Allah orang lain akan
tertarik. Rasulullah saw. selalu memperlihatkan akhlak mulia kepada siapa pun
termasuk musuh-musuhnya, banyak orang kafir yang tertarik kepada akhlak
Rasulullah saw. lalu masuk Islam karena kemuliaannya.
2. Saling menghargai adanya perbedaan pendapat. Manusia diciptakan dengan
membawa perbedaan. Kita harus menghargai perbedaan tersebut.
3. Belajar empati, yaitu merasakan apa yang dirasakan oleh orang lain. Bantulah
orang yang membutuhkan. Sering terjadi tindak kekerasan disebabkan
hilangnya rasa empati. Ketika ingin mengganggu orang lain, harus sadar bahwa
mengganggu itu akan menyakitkan, bagaimana kalau itu terjadi pada diri kita.
Masih banyak lagi contoh perilaku toleransi yang harus kita miliki. Dengan
toleransi, yaitu sikap saling menghargai dan saling menghormati, akan terbina
kehidupan yang rukun, tertib, dan damai
Di Indonesia ada hukum yang mengatur pelarangan melakukan tindak
kekerasan, termasuk kekerasan kepada anak dan anggota keluarga, misalnya UU
No. 23 Tahun 2002 dan UU No. 23 Tahun 2004.
DAFTAR PUSTAKA
Mustahdi dan Mustakim. 2017. Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti/Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan. Edisi Revisi Jakarta: Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan,