Anda di halaman 1dari 13

Agama Islam

“Pembaru Islam dan Toleransi Sebagai Alat Pemersatu Bangsa”

Disusun Oleh :
Nama : Nadia Rahmadani Zavitri
Kelas : XI IPA 2

SMA NEGRI 4 PALU


2022
PEMBARU ISLAM

A. Munculnya Pembaruan Islam (1800 dan Seterusnya)


Harun Nasution (1985) membagi periodisasi sejarah Kebudayaan Islam
menjadi tiga garis besar. Tiga periode besar tersebut adalah:
1. Periode abad klasik (650-1250 M)
2. Periode abad pertengahan (1250-1800 M)
3. Periode abad Modern 91800-sekarang)
Menurut Muhaimin (2011), Islam mencapai kemajuan di abad klasik,
disebabkan oleh beberapa hal yaitu:
1. Umat islam melaksanakan ajaran ajaran al-Quran yang memerintakan supaya
manusia banyak menggunaakan akal
2. Umat islam melaksanankan ajaran rasullullah saw. Yang mendorong agar
kamu kaum muslimin
3. Umat Islam mengembangkan “ilmu agama” dengan berijtihad dan
mengembangkan sains. Pada masa ini dunia Islam bukan hanya muncul ahli
ilmu hadis, fiqih, dan tafsir. Akan tetapi juga ahli kedokteran, matematika,
optika, kimia, fisika, astronomi, dan sebagainya.
4. Ulama yang berdiri sendiri. Para ulama pada periode ini menolak tawaran
penguasa untuk menjadi pegawainya.
Pada periode abad modern (abad ke-19) mulailah muncul kesadaran umat
Islam. Kesadaran tersebut muncul ketika orang-orang Eropa berhasil menguasai
dunia Islam. Pada awalnya, bangsa Eropalah yang mengalami kemunduran.
Bangsa Eropa juga pernah dikalahkan oleh umat Islam pada zaman abad klasik
(650-1250).
B. Tokoh-Tokoh Pembaru Islam pada Masa Modern
1. Pembaru dari India
a. Syah Waliyullah (1703-1762 M.)
Syah Waliyullah dilahirkan di Delhi pada 21 Februari 1703. Ia
memperoleh pendidikan dari orang tuanya yang dikenal “sufi” dan
pengelola madrasah, yaitu Syah Abd. Rahim.
Pemikiran lain dari Syah Waliyullah adalah perlunya penerjemahan
al-Qur’an ke dalam bahasa asing. Tujuan penerjemahan ini agar
masyarakat yang tidak mengerti bahasa Arab dapat memahami maksud
dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Pemikiran ini termasuk
baru, sebab penerjemahan al-Qur’an pada saat itu masih dilarang oleh para
ulama. Bahasa yang dipilih untuk terjemahan al-Qur’an adalah bahasa
Persia, karena banyak digunakan di kalangan pelajar Islam India saat itu.
Penerjemahan al-Qur’an ke dalam bahasa Persia disempurnakan Syah
Waliyullah di tahun 1758.
b. Sayyid Ahmad Khan (1817-1898 M.)
Setelah Kerajaan Mughal dihancurkan oleh kekuatan Inggris pada
tahun 1857, maka tampillah ulama baru di India, yaitu Sayyid Ahmad
Khan. Ia lahir di Delhi pada tahun 1817. Sayyid Ahmad Khan memperoleh
pendidikan tradisional dalam pengetahuan agama.
Pada tahun 1857, terjadi pemberontakan terhadap kekuasaan Inggris
oleh rakyat India. Pada saat kejadian tersebut, Sayyid Ahmad Khan banyak
berusaha untuk mencegah terjadinya kekerasan. Dalam kesempatan yang
sama, ia pun banyak menolong orang Inggris dari pembunuhan.
Sayyid Ahmad Khan berpendapat bahwa kedudukan umat Islam di
India dapat meningkat apabila mereka bersedia bekerja sama dengan
Inggris. Sayyid Ahmad Khan berpendapat demikian karena Inggris
merupakan penguasa terkuat di India melebihi penguasa-penguasa lainnya
di sana. Oleh karena itu, apabila umat Islam di India menentang kekuasaan
Inggris maka hal tersebut tidak akan membawa kebaikan bagi mereka.
Sikap antipati terhadap Inggris justru akan menjadikan umat Islam di India
tetap mundur dan akhirnya tertinggal
Pemikiran Sayyid Ahmad Khan tentang pembaruan Islam adalah
sebagai berikut:
1) Kemunduran umat Islam disebabkan oleh umat Islam sendiri yang
tidak mengikuti perkembangan sains dan teknologi produk Barat.
2) Ilmu dan teknologi modern adalah hasil pemikiran manusia. Oleh
karena itu, akal dalam batas kekuatannya harus dihargai tinggi oleh
umat Islam.
3) Islam adalah agama yang memiliki paham hukum alam buatan Tuhan.
Antara hukum alam sebagai ciptaan Allah Swt. dan al-Qur’an sebagai
firman Allah Swt. Pasti tidak terdapat pertentangan, akan tetapi
keduanya sejalan
c. Muhammad Iqbal (1876-1938 M.)
Muhammad Iqbal (1876-1938) berasal dari keluarga golongan
menengah di Punjab, India. Ia belajar di Lahore hingga memperoleh gelar
kesarjanaan tingkat magister (M.A.). Di kota itulah ia berkenalan dengan
seorang orientalis bernama Thomas Arnold. Orientalis inilah yang
mendorong Iqbal untuk melanjutkan studi ke Inggris. Iqbal kemudian
masuk ke Universitas Cambridge pada tahun 1905 untuk mempelajari
filsafat.
Berbeda dengan pembaru-pembaru lain, Muhammad Iqbal adalah
penyair dan filosof. Pemikiran Iqbal mengenai kemunduran dan kemajuan
umat Islam mempunyai pengaruh pada gerakan pembaruan dalam Islam.
Pemikiran- pemikirannya antara lain sebagai berikut :
1) Ijtihad mempunyai kedudukan penting dalam pembaruan Islam. Oleh
karena itu, pintu ijtihad tetap terbuka.
2) Umat Islam perlu mengembangkan sikap dinamis. Dalam syairnya, ia
mendorong umat Islam untuk bergerak dan jangan tinggal diam.
3) Kemunduran umat Islam disebabkan oleh kebekuan dan kebuntuan
(kejumudan) dalam berpikir.
2. Pembaru dari Mesir
a. Muhammad Ali Pasya (1765-1849 M.)
Muhammad Ali Pasya lahir di Kawala, Yunani, tahun 1765 dan
meninggal di Mesir pada tahun 1849. Ia adalah seorang keturunan Turki.
Sebagai seorang raja, Muhammad Ali memprioritaskan bidang militer. Ia
berpandangan bahwa kekuasaannya hanya dapat dipertahankan dan
diperbesar dengan kekuatan militer. Untuk menopang kekuatan militer,
maka ia membangun kekuatan ekonomi. Ia berpendapat bahwa di balik
kekuatan militer pasti ada kekuatan ekonomi sebagai penyedia biayanya.
Untuk membangun kekuatan militer dan kekuatan ekonomi, ilmu-ilmu
modern diperlukan sebagaimana telah dikenal orang di Eropa.
Muhammad Ali Pasya melihat bahwa lembaga-lembaga pendidikan
tradisional yang sudah ada tentu sulit menerima kurikulum modern ke
dalam lembaganya. Oleh karena itu, ia tidak mengubah lembaga
pendidikan tradisional yang sudah ada, tetapi menempuh jalan alternatif
mendirikan sekolah modern sendiri. Ide dan tindakan yang ditempuh
Muhammad Ali Pasya ini menunjukkan adanya kemajuan di zamannya. Ia
berani berbeda dengan merealisasikan pikiran strategisnya untuk
kemajuan umat Islam.
b. Rifa’ah Baidawi Rafi’ Al-Tahtawi (1801-1873 M.)
Tokoh ini sering dikenal dengan sebutan Al- Tahtawi. Ia lahir pada
tahun 1801 di Tahta, suatu kota yang terletak di Mesir bagian selatan dan
meninggal di Kairo pada tahun 1873. Al-Tahtawi mulai belajar di
Universitas Al-Azhar Kairo ketika usianya 16 tahun. Ia menyelesaikan
studi di Al-Azhar pada tahun 1822 dalam waktu lima tahun. Beberapa
pemikiran tentang pembaruan Islam yang diusungnya adalah sebagai
berikut:
1) Ajaran Islam bukan hanya mementingkan kesejahteraan hidup di
akhirat belaka, tetapi juga hidup di dunia.
2) Kekuasaan raja yang cenderung absolut harus dibatasi dengan syariat.
Oleh karena itu, raja harus bermusyawarah dengan ulama dan kaum
intelektual. 3. Syariat harus diartikan sesuai dengan perkembangan
modern
c. Jamaludin Al-Afghani (1839-1897 M.)
Jamaludin lahir di Afghanistan pada tahun 1839 dan meninggal
dunia di Istanbul tahun 1897. Pada usia 22 tahun, ia telah menjadi
pembantu bagi Pangeran Dost Muhammad Khan di Afghanistan. Di tahun
1864 ia menjadi penasehat Sir Ali Khan. Beberapa tahun kemudian ia
diangkat oleh Muhammad A’zam Khan menjadi Perdana Menteri
Beberapa pemikiran Jamaludin Al-Afghani tentang pembaruan
Islam adalah sebagai berikut:
1) Kemunduran umat Islam tidak disebabkan karena Islamnya.
Kemunduran itu disebabkan oleh berbagai faktor yang terdapat dalam
diri umat Islam sendiri.
2) Untuk mengembalikan kejayaan Islam di masa lalu dan sekaligus
menghadapi dunia modern, maka umat Islam harus kembali kepada
ajaran Islam yang murni. Islam juga harus dipahami dengan akal serta
kebebasan berpikir.
d. Muhammad Abduh (1849-1905 M.)
Muhammad Abduh dilahirkan di daerah Mesir hilir pada tahun 1849.
dan wafat tanggal 11 Juli 1905. Ketika kecil, Muhammad Abduh belajar
di rumah. Ia melanjutkan belajar al-Qur’an hingga hafal dalam waktu dua
tahun. Ia kemudian meneruskan studinya ke Universitas Al-Azhar.
Mukaddimah karya Ibn Khaldun dan Sejarah Kebudayaan Eropa
karangan Guizot. Ketiga buku terebut diterjemahkan Al-Tahtawi ke dalam
bahasa Arab di tahun 1857. Adapun ide-ide pembaruan Muhammad
Abduh yang membawa dampak positif bagi pengembangan pemikiran
Islam sebagai berikut.
1) Pintu ijtihad masih terbuka lebar bagi umat Islam. Ijtihad merupakan
dasar penting dalam menafsirkan kembali ajaran Islam.
2) Islam adalah ajaran rasional yang sejalan dengan akal. Dengan akal,
maka ilmu pengetahuan menjadi maju
e. Muhammad Rasyid Rida (1865-1935 M.)
Muhammad Rasyid Rida adalah murid Muhammad Abduh yang
paling dekat. Ia lahir pada tahun 1865 di Al-Qalamun, suatu desa di
Lebanon yang letaknya tidak jauh dari kota Tripoli (Syria). Semasa kecil,
ia dimasukkan ke madrasah tradisional di Al-Qalamun untuk belajar
menulis, berhitung, dan membaca al-Qur’an. Pada tahun 1882, ia
meneruskan pelajaran di Madrasah Al-Wataniah Al-Islamiyah (Sekolah
Nasional Islam) di Tripoli.
Muhammad Rasyid Rida mulai menjalankan ide-ide pembaruan
ketika masih berada di Syria. Usaha-usaha itu mendapat tantangan dari
pihak Kerajaan Usmani. Ketika masih berada di Syria, ia merasa terikat
dan tidak bebas. Akhirnya, ia berketetapan hati untuk pindah ke Mesir agar
dapat dekat dengan Muhammad Abduh. Muhammad Rasyid Rida tiba di
Mesir pada bulan Januari 1898.
Beberapa pemikiran Rasyid Rida tentang pembaruan Islam adalah
sebagai berikut:
1) Di tengah kehidupan umat Islam harus ditumbuhkan sikap aktif dan
dinamis.
2) Umat Islam harus meninggalkan sikap dan pemikiran kaum fatalis,
Jabariyah (yaitu kaum yang hanya pasrah pada keadaan).
3) Akal dapat dipergunakan untuk menafsirkan ayat dan hadis tanpa
meninggalkan prinsip umumnya.
3. Pembaru dari Turki
a. Sultan Mahmud II (1785-1839 M.)
Pelopor pembaruan di Kerajaan Turki Utsmani abad ke-19 sama
dengan di Mesir, yaitu Raja. Pembaru Islam di Mesir dipelopori oleh
Muhammad Ali Pasya, sedangkan pembaruan di Turki Usmani dipelopori
oleh Sultan Mahmud II. Sultan Mahmud II lahir pada tahun 1785 dan wafat
tahun 1839.
Ia mempunyai latar belakang pendidikan tradisional dalam bidang
pengetahuan agama, pengetahuan pemerintahan, sejarah dan sastra Arab,
astra Turki, dan sastra Persia.
Di antara pemikiran-pemikiran pembaruan Sultan Mahmud II
sebagai berikut.
1) Menerapkan sistem demokrasi dalam pemerintahannya.
2) Menghapus pengultusan sultan yang dianggap suci oleh rakyatnya.
3) Memasukan bidang “keilmuan umum” ke dalam kurikulum
lembagalembaga pendidikan madrasa
b. Namik Kemal (1840-1888)
Namik Kemal dikenal sebagai pemikir terkemuka dari golongan
intelegensia Kerajaan Turki Usmani yang banyak menentang kekuasaan
absolut sultan. Golongan intelegensia ini disebut dalam sejarah dengan
nama Utsmani Muda (Yeni Usmanlitar-Young Ottoman).
Utsmani Muda pada mulanya adalah perkumpulan rahasia yang
didirikan pada tahun 1865. Perkumpulan ini bertujuan untuk mengubah
pemerintahan absolut Kerajaan Usmani menjadi pemerintahan
konstitusional.
Namik Kemal berasal dari keluarga yang berkecukupan, sehingga
orang tuanya sanggup menyediakan pendidikan khusus baginya di rumah.
Selain mempelajari bahasa Arab dan Persia, ia juga menekuni bahasa
Perancis. Ketika berusia belasan tahun, ia diangkat menjadi pegawai di
kantor penerjemahan, kemudian dipindah menjadi pegawai di istana
sultan.
Namik Kemal menyampaikan analisisnya tentang sebab
kemunduran Kerajaan Utsmani dan alternatif solusinya, di antaranya
adalah:
1) Kondisi ekonomi dan politik Kerajaan Turki Utsmani tidak beres.
Solusi yang ditawarkan adalah perubahan sistem pemerintahan
absolut menjadi pemerintahan konstitusional.
2) Rakyat sebagai warga negara memiliki hak-hak politik yang harus
dihormati dan dilindungi negara.
3) Pemerintahan demokratis tidak bertentangan dengan ajaran Islam,
sebab negara yang dibentuk dan dipimpin oleh empat khalifah
sepeninggal Rasulullah saw. sebenarnya memiliki corak demokrasi.
Sistem baiat yang yang terdapat dalam pemerintahan para khalifah
pada hakikatnya merupakan kedaulatan rakyat.
C. Pengaruh Gerakan Pembaruan terhadap Perkembangan Islam di Indonesia
Gerakan pembaruan Islam yang muncul di Mesir, India, dan Turki pada abad
modern, secara langsung atau tidak langsung, berpengaruh pada gerakan Islam di
Asia Tenggara. Para tokoh Islam di Asia Tenggara, termasuk Indonesia, menyerap
secara selektif ide-ide pembaruan dari tokoh-tokoh Islam luar negeri yang telah
disebutkan sebelumnya
Dari buku H.A. Mukti Ali dapat diketahui adanya lima faktor yang
mendorong munculnya gerakan pembaruan Islam di Indonesia, yaitu:
1) Adanya kenyataan ajaran Islam yang bercampur dengan kebiasaan yang bukan
Islam.
2) Adanya lembaga-lembaga pendidikan Islam yang kurang efisien.
3) Adanya kekuatan misi dari luar Islam yang mempengaruhi gerak dakwah
Islam.
4) Adanya gejala dari golongan intelegensia tertentu yang merendahkan Islam.
5) Adanya kondisi politik, ekonomi, dan sosial Indonesia yang buruk akibat
penjajahan.
K.H. Ahmad Dahlan adalah teman seperguruan dengan tokoh Islam pendiri
Jam’iyyah Nahdhatul Ulama (NU), yaitu K.H. Hasyim Asy’ari. NU didirikan pada
tanggal 31 Januari 1926. K.H. Ahmad Dahlan dan K.H. Hasyim Asy’ari berguru
pada guru yang sama ketika belajar di Mekkah, yaitu Syekh Ahmad Khatib Al-
Minangkabawi dan Syeikh Nawawi Al-Bantani.
Toleransi sebagai Alat Pemersatu Bangsa

A. Pentingnya Perilaku Toleransi


Toleransi sangat penting dalam kehidupan manusia, baik dalam berkata-
kata maupun dalam bertingkah laku. Dalam hal ini, toleransi berarti menghormati
dan belajar dari orang lain, menghargai perbedaan, menjembatani kesenjangan di
antara kita sehingga tercapai kesamaan sikap. Toleransi merupakan awal dari sikap
menerima bahwa perbedaan bukanlah suatu hal yang salah, justru perbedaan harus
dihargai dan dimengerti sebagai kekayaan. Misalnya, perbedaan ras, suku, agama,
adat istiadat, cara pandang, perilaku, pendapat. Dengan perbedaan tersebut,
diharapkan manusia dapat mempunyai sikap toleransi terhadap segala perbedaan
yang ada, dan berusaha hidup rukun, baik individu dan individu, individu dan
kelompok masyarakat, serta kelompok masyarakat dan kelompok masyarakat yang
lainnya
Umat manusia yang hidup setelah diutusnya Nabi Muhammad saw. terbagi
menjadi 2 golongan yaitu :
1. Golongan ada umat yang beriman terhadap kebenaran kerasulan dan kitab suci
yang disampaikan Nabi Muhammad saw.
2. Golongan umat yang mendustakan kerasulan Nabi Muhammad saw. dan tidak
beriman kepada al-Qur’an.
Allah Swt. Maha Mengetahui sikap dan perilaku orang-orang beriman yang
selama hidup di dunia senantiasa bertaqwa kepada-Nya, begitu juga orang kafir
yang tidak beriman kepada-Nya. Orang beriman harus tegas dan berpendirian
teguh atas keyakinannya. Ia tegar meskipun hidup di tengah-tengah orang yang
berbeda keyakinan dengan dirinya
B. Menghindari Diri dari Perilaku Tindak Kekerasan
Manusia dianugerahi oleh Allah Swt. berupa nafsu. Dengan nafsu tersebut,
manusia dapat merasakan benci dan cinta. Dengannya pula manusia bisa melakukan
persahabatan dan permusuhan. Dengannya pula manusia bisa mencapai
kebahagiaan ataupun kesengsaraan. Hanya nafsu yang telah berhasil dijinakkan
oleh akal saja yang akan mampu menghantarkan manusia kepada kemuliaan.
Namun sebaliknya, jika nafsu di luar kendali akal, niscaya akan menjerumuskan
manusia ke dalam jurang kesengsaraan dan kehinaan.
Islam melarang perilaku kekerasan terhadap siapa pun. Allah Swt.
Berfirman :

Artinya : “Oleh karena itu Kami tetapkan (suatu hukum) bagi Bani Israil, bahwa
ba-rangsiapa membunuh seseorang, bukan karena orang itu membunuh
orang lain (qisas), atau bukan karena berbuat kerusakan di bumi, maka
seakan-akan dia telah membunuh semua manusia. Barangsiapa
memelihara kehidupan seorang manusia, maka seakan-akan dia telah
memelihara kehidupan semua manusia. Sesungguhnya rasul-rasul kami
telah datang kepada mereka dengan (membawa) keterangan-keterangan
yang jelas. Tetapi kemudian banyak di antara mereka setelah itu
melampaui batas di bumi.” (Q.S. al-Maidah/5: 32)
Dalam Q.S. al-Maidah/5: 32 terdapat tiga pelajaran yang dapat dipetik.
1. Nasib kehidupan manusia sepanjang sejarah memiliki kaitan dengan orang lain.
Sejarah kemanusiaan merupakan mata rantai yang saling berhubungan. Oleh
karena itu, terputusnya sebuah mata rantai akan mengakibatkan musnahnya
sejumlah besar umat manusia.
2. Nilai suatu pekerjaan berkaitan dengan tujuan mereka. Pembunuhan seorang
manusia dengan maksud jahat merupakan pemusnahan sebuah masyarakat,
tetapi keputusan pengadilan untuk melakukan eksekusi terhadap seorang
pembunuh dalam rangka qisas merupakan sumber kehidupan masyarakat.
3. Mereka yang memiliki pekerjaan yang berhubungan dengan penyelamatan jiwa
manusia, seperti dokter, perawat, atau polisi harus mengerti nilai pekerjaan
mereka. Menyembuhkan atau menyelamatkan orang yang sakit dari kematian
bagaikan menyelamatkan sebuah masyarakat dari kehancuran
Berikut perilaku-perilaku toleransi yang harus dibina sesuai dengan ajaran
Islam.
1. Saling menghargai adanya perbedaan keyakinan. Kita tidak boleh memaksakan
kehendak kepada orang lain agar mereka mengikuti keyakinan kita. Orang
yang berkeyakinan lain pun tidak boleh memaksakan keyakinan kepada kita.
Dengan memperlihatkan perilaku berakhlak mulia, insya Allah orang lain akan
tertarik. Rasulullah saw. selalu memperlihatkan akhlak mulia kepada siapa pun
termasuk musuh-musuhnya, banyak orang kafir yang tertarik kepada akhlak
Rasulullah saw. lalu masuk Islam karena kemuliaannya.
2. Saling menghargai adanya perbedaan pendapat. Manusia diciptakan dengan
membawa perbedaan. Kita harus menghargai perbedaan tersebut.
3. Belajar empati, yaitu merasakan apa yang dirasakan oleh orang lain. Bantulah
orang yang membutuhkan. Sering terjadi tindak kekerasan disebabkan
hilangnya rasa empati. Ketika ingin mengganggu orang lain, harus sadar bahwa
mengganggu itu akan menyakitkan, bagaimana kalau itu terjadi pada diri kita.
Masih banyak lagi contoh perilaku toleransi yang harus kita miliki. Dengan
toleransi, yaitu sikap saling menghargai dan saling menghormati, akan terbina
kehidupan yang rukun, tertib, dan damai
Di Indonesia ada hukum yang mengatur pelarangan melakukan tindak
kekerasan, termasuk kekerasan kepada anak dan anggota keluarga, misalnya UU
No. 23 Tahun 2002 dan UU No. 23 Tahun 2004.
DAFTAR PUSTAKA

Mustahdi dan Mustakim. 2017. Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti/Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan. Edisi Revisi Jakarta: Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan,

Anda mungkin juga menyukai