1. Sebagai warisan yang perlu dipelihara, dijaga dan dilestarikan. Khususnya dalam
hal-hal yang terbukti kebaikannya.
2. Sebagai hal yang dapat membangkitkan rasa kesadaran sejarah dan makna
eksistensi kita. Karena kehidupan kita yang ada sekarang ini adalah bagian yang
tidak terpisahkan dari sejarah masa lalu.
3. Sebagai pelajaran, agar kita bisa mengambil hikmah dari perjalanan orang-
orang yang telah mendahului kita, agar jangan sampai kita terperosok ke
dalam lobang yang sama atau melakukan kesalahan yang sama.
KEDUDUKAN SEJARAH
• AL-QUR’AN
Dalam Surat Yunus : 57, Al-Qur’an sebagai mau’idzoh (peringatan).
َيَاأَُّيهَا النَّاسُقَ ْد جَاءتْكُمَّموْعِ َظةٌمِّن رَّبِّكُمْ َوشِفَاءِّلمَافِي الصُّدُورِ وَهُدًى وَرَ ْحَمٌةِّلْلُم ْؤمِنِني
﴾٥٧﴿
Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan
penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk serta
rahmat bagi orang-orang yang beriman. (QS. Yunus : 57)
• Berfungsi sebagai pengingatan ummat yang hidup hari ini agar berkaca pada masa
lampau.
KEDUDUKAN SEJARAH
• Islam memerintahkan pemeluknya untuk berkaca dan belajar pada sejarah melalui tadabbur
dan tafakkur atas ayat-ayat yang termaktub dalam Al-Qur’an.
• Dalam Al-Qur’an, Allah SWT berfirman :
Periode Klasik (Zaman • Fase Ekspansi, integrasi dan puncak kemajuan (650 – 1000 M)
Kemajuan) 650 – 1250 M • Fase Disintegrasi (1000 – 1250)
3. Kerajaan Bizantium dan Persia, pada zaman itu telah memasuki fase kelemahannya.
4. Adanya usaha-usaha kerajaan Bizantium untuk memaksakan aliran yang dianutnya
kepada rakyat yang diperintah. Rakyat kehilangan kemerdekaan dalam beragama.
5. Sebaliknya, ajaran Islam yang tersebar ke daerah-daerah justru mengedapankan
kebebasan dan tidak boleh ada pemaksaan dalam beragama. Hal ini semakin
menarik masyarakat untuk mengubah agamanya untuk memeluk Islam.
A. PERIODE KLASIK (650 – 1250)
• Pada masa ini berkembang dan memuncak ilmu pengetahuan, baik dalam bidang agama
maupun dalam bidan non agama dan kebudayaan Islam.
• Di zaman ini lahirlah ulama-ulama besar, sepert
• Dalam bidan Hukum : Imam Malik, Imam Abu Hanifah, Imam Syafi’i dan Imam Ahmad bin
Hambal.
• Dalam bidang Teologi : Imam Al-Asy’ari, Imam Al-Maturidi, Al-Nazam dan Al-Juba’i.
• Dalam bidang Filsafat muncul Zunun Al-Mishri, Abu Yazid Al-Bustami dan Al-Hallaj.
• Dalam Ilmu Pengetahuan, muncul pula seperti Ibnu Al-Hasyim, Ibnu Hayyan, Al-
Khawarizmi, Al-Mas’udy dan Ar-Razi.
A. PERIODE KLASIK (650 – 1250)
• Periode ini merupakan zaman kebangkitan Umat Islam. Di zaman inilah mulai
muncul ide-ide pembaharuan dalam Islam (versi orientalis).
• Karena pada periode ini umat Islam mulai melihat ke Barat yang maju yang memiliki
peradaban baru dan merupakan ancaman bagi dunia Islam.
• Pembaharuan atau modernisasi adalah suatu gerakan untuk mengubah faham-faham,
adat istiadat, institusi lama dan sebagainya agar dapat disesuaikan dengan keadaan-
keadaan baru yang ditimbulkan ilmu pengetahuan modern. Inilah munculnya ide-ide
pembaharuan dalam Islam.
C. PERIODE MODERN (1800 – SEKARANG)
• Gerakan modernisasi dalam sejarahnya terjadi pada masyarakat barat, yang pada akhirnya
mengantarkan mereka pada paham sekularisme di Barat.
• Sedangkan pembaharuan di dunia Islam, dapat dilakukan dengan interpretasi atau
penafsiran dalam aspek-aspek teologi, hukum, politik dan sebagainya.
• Gerakan pembaharuan dalam Islam sebenarnya sudah terjadi sejak sebelum periode
modern, sebagaimana terjadi pada masa sebelumnya, yaitu :
C. PERIODE MODERN (1800 – SEKARANG)
• Kerajaan Usmani
• Usaha pembaharuan dilakukan oleh Ibrahim Mutafarrika, diantaranya pembukaan suatu percetakan
di Istambul pada tahun 1727 M.
• Hal tersebut memperperoleh persetujuan (fatwa) dari Syekh Al-Islam kerajaan Usmani;
membolehkan percetakan buku-buku selain Al-Qur’an dan Hadits.
• Maka ia mencetak buku-buku mengenai ilmu kedokteran, astronomi, ilmu pasti, sejarah dan
sebagainya.
• India
• Syah Waliyullah (1703-1762 M) dalam gagasan pembaharuan dan pemurnian ajaran Islam,
diantaranya melakukan usaha penterjemahan Al-Qur’an ke dalam bahasa Pesia, Urdu dsb. Dimana
pada masa tersebut penterjemahan Al-Qur’an ke dalam bahasa asing terlarang.
C. PERIODE MODERN (1800 – SEKARANG)
• Arabia
• Muncul Muhammad bin Abdul Wahab (1703-1787 M), adalah salah seorang tokoh yang
melakukan usaha pemurnia ajaran Islam, dimana waktu itu kehidupan keagamaan diwarnai
dengan khurafat, tahayul dan lainnya.
• Diantara pemikiran beliau yang berpengaruh pada masa itu adalah :
1. Hanya Al-Qur’an dan Hadits yang merupakan suber asli dari ajaran Islam. Pendapat
ulama bukan merupakan sumber hukum Islam.
2. Taklid kepada ulama tidak diperbolehkan.
3. Pintu ijtihad terbuka dan tidak tertutup.
C. PERIODE MODERN (1800 – SEKARANG)
• Turki
• Sultan Mahmud II (1787 – 1839 M)
• Musthafa Rasyid Pasya
• Namik Kemal atau Usmani Muda (1840 – 1888 M)
• Musthafa Kamal (1881 – 1938) ?
• India Pakistan
• Sayid Ahmad Khan (1817 – 1898)
• Sayid Amir Ali (1849 – 1928)
• Muhammad Iqbal (1873 – 1938 M)
• Muhammad AliJinnah (1876 – 1948)
C. PERIODE MODERN (1800 – SEKARANG)
• Indonesia
• DI Sumatera muncul gerakan Padri yang melawan adat istiadat
Minangkabau yang bertentangan dengan syariat Islam
• Di Jawa, lahir Jamiat Khair pada tahun 1901, Muhammadiyah (1912)
yang didirkan oleh KH. Ahmad Dahlan.
• Dsb.
C. PERIODE MODERN (1800 – SEKARANG)
Diantara gagasan pembaharuan dalam Islam, agar umat Islam maju, pada umumnya tokoh-tokoh
pembaharuan berpendapat bahwa :
1. Umat Islam harus kembali kepada ajaran Islam yang sebenarnya, sebagiamana diamalkan oleh
umat Islam Klasik.
2. Sikap taqlid kepada pendapat dan penafsiran lama harus ditinggalkan dan pintu ijtihad harus
terbuka.
3. Dinamika umat Islam harus dihidupkan kembali dan harus didukung oleh teologi yang bukan
jabariyah.
4. Orientasi keakhiratan umat Islam harus diimbangi dengan orientasi duniawi juga (tawazun).
5. Pendidikan tradisional harus diubah dengan memasukkan pelajaran ilmu pengetahuan modern.
6. Dalam bidan Politik dan pemerintahan, absolut harus diubah dengan kembali kepada
pemerintahan yang demokrasi.
SEJARAH PERADABAN UMAT ISLAM DALAM
PERSPEKTIF SUNNAH
اَّللُ َعلَْي ِه َو َسله َم تَ ُكو ُن النُّبُ َّوةُ فِي ُك ْم َما َشاءَ َّ
اَّللُ أَ ْن تَ ُكو َن ُُثَّ اَّلل َ ه
ى ه
ل ص ِول هال َر ُس ُ ُح َذيْ َفةُ قَ َ
اج النُّبُ َّوةِ فَ تَ ُكو ُن َما َشاءَ َّ
اَّللُ أَ ْن يَ ْرفَ عُ َها إِذَا َشاءَ أَ ْن يَ ْرفَ َع َها ُُثَّ تَ ُكو ُن ِخالَفَةٌ َعلَى ِم ْن َه ِ
اضا فَ يَ ُكو ُن َما َشاءَ َّ
اَّللُ أَ ْن تَ ُكو َن ُُثَّ يَ ْرفَ عُ َها إِ َذا َشاءَ َّ
اَّللُ أَ ْن يَ ْرفَ َع َها ُُثَّ تَ ُكو ُن ُم ْل ًكا َع ًّ
يَ ُكو َن ُُثَّ يَ ْرفَ عُ َها إِ َذا َشاءَ أَ ْن يَ ْرفَ َع َها ُُثَّ تَ ُكو ُن ُم ْل ًكا َج ِْْبيَّةً فَ تَ ُكو ُن َما َشاءَ َّ
اَّللُ أَ ْن تَ ُكو َن ُُثَّ
ت (رواه الرتمذي) ك
َ
َ َ س ُث
َُّ ِ
ة وَّ ُّبالن اج
ِ ه ن
ْ ِ
م ى ل
َ ع ة
ً ف
َ ال
َ خِ نُ و كُ َت ُث
َُّ اه ع ف
َ ر ي ن
ْ َ
أ اء شَ اذ
َ ِ
يَ ْرفَ عُ َها إ
ُ َ َ َ َ َْ َ
SEJARAH PERADABAN UMAT ISLAM DALAM
PERSPEKTIF SUNNAH
Dari Hudzaifah ra berkata, bahwa Rasulullah SAW bersabda, ‘Akan berlangsung masa kenabian pada
kalian sebagaiaman Allah SWT kehendaki untuk berlangsung. Kemudian Allah SWT akan angkat masa
tersebut jika Allah berkehendak untuk mengangkatnya. Kemudian akan ada masa kekhilafahan dengan
menggunakan manhaj kenabian. Maka berlangsunglah masa tersebut sebagaimana yang Allah SWT
kehendaki, lalu Allah SWT mengangkat masa tersebut jika Allah berkehendak untuk mengangkatnya.
Kemudian akan ada masa kerajaan yang menggigit. Masa tersebut akan berlangsung sebagaimana Allah
kehendaki untuk berlangsung, lalu Allah SWT mengangkat masa tersebut jika Allah SWT berkehendak
untuk mengangkatnya. Setelah itu akan ada masa kekuasaan yang diktator. Masa tersebut akan
berlangsung sebagaimana Allah kehendaki untuk berlangsung, kemudian Allah SWT mengangkat masa
tersebut jika Allah SWT berkehendak untuk mengangkatnya. Kemudian setelah itu akan ada masa
kekhilafahan menggunakan manhaj kenabian. Kemudian beliau diam. (HR. Turmudzi dan Ahmad)
Masa Khilafah Masa Khilafah
Dengan Manhaj Masa Kerajaan Masa Kerajaan Dengan Manhaj
Masa Kenabian Kenabian Kenabian
Yang Menggigit Yang Diktator
النبوة فيكم خالفة على ملكا عاضا ملكا جبرية خالقة على
منهاج النبوة منهاج النبوة
JANJI ALLAH SWT
ْ ِخلَفَالَّ ِذينَمِنقَْبِله
م ْ كمَا اسَْتَ َِنهُمفِي الْأَرْض َّخلِف
ْ وَعَدَ اَّللُهالَّ ِذيَن آمَنُوامِنكُمْ وََعِملُوا الصَّاِلحَاتِلَيَسَْت
ركُونَبِي شَيْئاً َومَن ِ َْنهُممِّنَبعْدِ َخ ْوِفهِمَْأمْناًَيعْبُدُونَنِيلَايُش ََّدل
ِّ مالَّذِي ارْتَضَىَلهُمْ ولَيُب
ُ ُم دِيَنه
ْ ُولَُيمَكِّنَنََّله
﴾٥٥﴿ سقُوَن ِ م اْلفَاُ ُرَبعْدَ َذِلكَفَأُ ْولَِئكَ ه َ َكف
َ
Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang
saleh bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di bumi, sebagaimana Dia telah
menjadikan orang-orang yang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka
agama yang telah diridhai-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah
mereka berada dalam ketakutan menjadi aman sentausa. Mereka tetap menyembah-Ku dengan tiada
mempersekutukan sesuatu apapun dengan Aku. Dan barangsiapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, maka
mereka itulah orang-orang yang fasik. (QS. An-Nur : 55)
واهلل تعاىل أعلى وأعلم بالصواب
واحلمد هلل رب العاملني