Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH SEJARAH PERADABAN ISLAM

Kelompok 1 (satu) PAI 1-A

Dosen : Pak Maryadi, S.HI, M.S.I

Disusun Oleh :
Anita Safitri Ayu Ningsih
Jurandi Arota
Riska Gustari

PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI)
SULTHAN SYARIF HASYIM (SUSHA)
SIAK SRI INDRAPURA RIAU
TAHUN 1445 H./2023 M.

KATA PENGANTAR
Assalammuaaikum wr. wb
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya,
penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Sejarah Peradaban Islam”
dengan tepat waktu. Makalah disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Sejarah
Peradaban Islam. Selain itu, makalah ini bertujuan menambah wawasan bagi penulis
dan juga bagi pembaca.

Shalawat beriring salam kita sanjungkan kepada Nabi besar Muhammad Saw.
yang telah membawa umatnya dari alam jahilliyah menuju alam islamiah dan dari
alam kebodohan ke alam yang berilmu pengetahuan.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Maryadi, M.Pd.I selaku


dosen Mata Kuliah Sejarah Peradaban Islam. Ucapan terima kasih juga disampaikan
kepada semua pihak yang telah membantu diselesaikannya makalah ini, penulis
menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran dan kritik
yang diharapkan demi kesempurnaan makalah ini

Wassalammualaikum wr. Wb

Siak, 12 September 2023

Penulis

BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Penulisan makalah ini dilatarbelakangi oleh asumsi kebanyakan orang tentang


tertinggalnya peradaban Islam. Mereka menganggap bahwa ajaran Islam sangatlah
kuno, dipandang sebelah mata, dan tidak sesuai dengan era zaman sekarang. Berbeda
jauh dengan peradaban Barat yang sudah sangat maju, terutama dalam bidang
teknologi dan sains.

Bahkan sebagian kalangan menyatakan bahwa Islam adalah agama yang


disebarluaskan dengan pedang dan melegalkan kekerasan untuk mencapai tujuan. Hal
ini terjadi, karena minimnya pengetahuan tentang sejarah peradaban Islam, disertai
munculnya musuh-musuh Islam yang memutarbalikkan fakta dan menyembunyikan
kebenaran yang ada.

Tercatat dalam sejarah, kontribusi Islam sangatlah besar dalam reformasi


peradaban dunia. Islam lahir ditengah-tengah merosotnya akhlak, hilangnya keadilan,
dan rusaknya peradaban di dunia. Islam hadir rahmatan lil ‘alamin, bukan hanya
untuk sebuah kaum, sebuah negara, melainkan untuk seluruh dunia dan alam semesta.
Maka dari itu, penting untuk mengetahui kebenaran dan mempelajari sejarah
peradaban Islam, khususnya kontribusi peradaban Islam dalam reformasi peradaban
dunia.

Ketika peradaban Islam menjadi sangat kuat dan dominan pada abad
pertengahan, masyarakat eropa cenderung meniru atau belajar "berkiblat ke Islam".
Namun, setelah penaklukan Baghdad oleh bangsa Mongol, Islam kehilangan
jatidirinya. Sejak era renaissance dan lemahnya kekuasaan politik Islam, para
ilmuwan Muslim belajar berbagai disiplin ilmu (termasuk Islam) ke Barat. Hingga
akhirnya muncul pemahaman-pemahaman liberal, radikal, dan lain sebagainya. Oleh
karena itu, perlu ada pelurusan kebenaran sejarah peradaban Islam dengan kajian
ilmiah.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengertian sejarah peradaban Islam ?
2. Bagaimana urgensi mempelajari sejarah peradaban Islam ?
3. Bagaimana periode perkembangan sejarah peradaban Islam dan ciri-ciri nya ?

C. Tujuan Masalah
1. Memahami pengertian sejarah peradaban Islam
2. Memahami urgensi mempelajari sejarah peradaban Islam
3. Memahami periode perkembangan sejarah peradaban islam dan ciri-cirinya.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Sejarah Peradaban Islam

Kata “Sejarah” berasal dari bahasa Arab “Syajaratun”, artinya pohon. Apabila
digambarkan secara sistematik, sejarah hampir sama dengan pohon, memiliki cabang
dan ranting, bermula dari sebuah bibit, kemduian tumbuh dan berkembang, lalu layu
dan tumbang. Seirama dengan kata sejarah adalah silsilah, kisah, hikayat yang berasal
dari bahasa Arab.
Sejarah dalam dunia Barat disebut historire (Perancis), histoire (Belanda), dan
history (Inggris), berasal dari bahasa Yunani, istoria yang berarti ilmu.
Menurut definisi yang umum, kata history berarti “masa lampau umat
manusia”. Dalam bahasa Jerman disebut geschichte, berasal dari kata geschehen yang
berarti terjadi. Sedangkan dalam bahasa Arab disebut tarikh, berasal dari kata ta’rikh
dan taurikh yang berarti pemberitahuan tentang waktu dan kadang kala kata tarikhu
syai’I menunjukkan arti pada tujuan dan masa berakhirnya suatu peristiwa.
Namun demikian, kajian sejarah masih terlalu luas lingkupnya sehingga
menuntut suatu pembatasan. Oleh karena itu, sejarah haruslah diartikan sebagai
tindakan manusia dalam jangka waktu tertentu pada masa lampau yang dilakukan
ditempat tertentu. Dengan demikian, muncullah kajian sejarah suku bangsa tertentu,
ditempat tertentu, atau pada jaman tertentu, seperti sejarah bangsa Eropa, sejarah
Yunani, sejarah Islam, sejarah Islam abad pertengahn, sejarah Islam di Spanyol.
Sejarah mencakup perjalan hidup, manusia dalam mengisi perkembangan
dunia dari masa ke masa. Setiap sejarah mempunyai arti dan bernilai, sehingga
manusia dapat membuat sejarah, sendiri dan sejarah membentuk manusia.
Menggunakan sejarah sebagai bahan hidup akan menimbulkan berbagi macam analisis
dalam suasana budaya tersebut.
Kata peradaban adalah terjemahan dari kata Arab alHadharah. Juga
diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dengan Kebudayaan. Padahal istilah
peradaban dipakai untuk bagian-bagian dan unsur-unsur dari kebudayaan yang halus
dan indah. Peradaban sering juga dipakai untuk menyebut suatu kebudayaan yang
mempunyai sistem teknologi, seni bangunan, seni rupa, sistem kenegaraan dan ilmu
pengetahuan yang maju dan kompleks.

Jadi kebudayaan mencakup juga peradaban, tetapi tidak sebaliknya, sebab


peradaban dipakai untuk menyebut kebudayaan yang maju dalam bentuk ilmu
pengetahuan, teknologi dan seni. Dalam pengertian kebudayaan direfleksikan kepada
masyarakat yang terkebelakang, bodoh, sedangkan peradaban terefleksikan kepada
masyarakat yang sudah maju.
Islam yang diturunkan di Jazirah Arab telah membawa bangsa Arab yang
semula terkebelakang, bodoh, tidak dikenal dan diabaikan oleh bangsa-bangsa lain,
menjadi bangsa yang maju dan berperadaban. Ia sangat cepat bergerak
mengembangkan dunia membina suatu kebudayaan dan peradaban yang sangat
penting artinya dalam sejarah manusia hingga sekarang. Bahkan kemajuan bangsa
Barat pada mulanya bersumber dari peradaban Islam yang masuk ke Eropa melalui
Spanyol.

Islam memang berbeda dengan agama lain. Islam bukan kebudayaan, akan
tetapi menimbulkan kebudayaan. Kebudayaan yang ditimbulkannya dinamakan
kebudayaan atau peradaban Islam. Landasan “peradaban Islam” adalah “kebudayaan
Islam” terutama wujud idealnya, sementara landasan “kebudayaan Islam”adalah
agama Islam. Jadi agama Islam melahirkan kebudayaan. Kalau kebudayaan hasil
cipta, rasa dan karsa manusia, maka agama Islam adalah wahyu dari Tuhan.

Penulis Barat banyak yang mengidentikkan “kebudayaan” dan “peradaban”


Islam dengan “kebudayaan” dan “peradaban” Arab. Untuk masa periode klasik,
pendapat itu mungkin dapat dibenarkan. Karena, pada masa itu pusat pemerintahan
hanya satu dan untuk beberapa abad sangat kuat. Peranan bangsa Arab di dalamnya
sangat dominan. Semua wilayah kekuasaan Islam mengunakan bahasa Arab sebagai
bahasa administrasi.

Akan tetapi pada masa periode pertengahan dan periode modern sudah
terdapat “kebudayaan-kebudayaan” dan “peradaban-peradaban” Islam non-Arab,
seperti peradaban Persia, Turki, Urdu di India. Peran Arab pada masa ini sudah jauh
menurun. Bahkan tiga kerajaan besar Islam pada periode pertengahan tidak satupun
yang dikuasai oleh bangsa Arab. Namun meskipun sejak periode pertengahan sudah
terdapat “kebudayaan-kebudayaan” dan “peradabanperadaban” Islam non-Arab,
semuanya masih dipersatukan oleh Islam yang menjadi landasannya. Oleh karena itu,
dinamai “kebudayaan” dan “peradaban” Islam, bukan “kebudayaan” Arab dan
“peradaban” Arab.

Dengan demikian, pengertian sejarah peradaban Islam adalah keterangan


mengenai pertumbuhan dan perkembangan peradaban Islam dari waktu ke waktu lain,
sejak zaman lahirnya Islam sampai sekarang.

B. Urgensi Mempelajari Sejarah Peradaban Islam

Sejarah mencatat kondisi kebesaran Islam berkat kemajuan ilmu pengetahuan


dan teknologi, dimana pada waktu itu dunia Islam menjadi kiblat perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi dunia. Namun, sangat memilukan bahwa masyarakat
Indonesia yang religious dewasa ini terpuruk dalam himpitan krisi dan terbelakang
dalam berbagai aspek kehidupan. Laporan pengamat asing satu decade yang lalu
tentang Indonesia yang memiliki etos kerja yang buruk dan korupsi yang sangat serius
(the lousy work ethics and serious corruption) ternyata kini tidka dapat diganggu
gugat lagi. Baghkan sekarang terbalik, Negara Barat menjadi model bagi Negara-
negara yang berkembang termasuk Indonesia.

Dengan mengkaji sejarah, dapat diperoleh informasi tentang aktivitas


peradaban Islam dari zaman Rasulullah sampai sekarang, mulai dari pertumbuhan,
perkembangan, kemajuan, kemunduran, dan kebangkitan kembali peradaban islam.

Dengan demikian, mempelajarai sejarah peradaban Islam, dapat memberikan


semangat untuk membuka lembaran dan mengukir kejayaan atau kemajuan peradaban
Islam yang baru dan lebih baik. Sejarah peradaban Islam sebagai studi tentanag
masalah-masalah yang berhubungan dengan sejarah peradaban sudah tentu akan
sangat bermanfaat terutama dalam rangka memberikan sumbangan bagi pertumbuhan
atau perkembangan peradaban.

Dengan mempelajari sejarah peradaban Islam diharapkan seseorang dapat


mengetahui dan memahami pertumbuhan dan perkembangan peradaban Islam, sejak
zaman lahirnya sampai masa sekarang. Sejarah peradaban Islam tidak hanya memiliki
manfaat yang snagat besar dalam pembangunan dan pengembangan peradaban Islam,
namu dapat pula menyelesaikan problematika peradaban Islam pada masa kini.
Disamping itu, dapat memunculkan sifat positif terhadap berbagai perubahan system
peradaban Islam.

C. Periodi Perkembangan Sejarah Peradaban Islam Dan Ciri-Ciri Nya

Sejarah berjalan dari masa lalu, ke masa kini, dan melanjutkan perjalanannya
ke masa depan. Di samping itu, mempelajari sejarah yang sudah berjalan cukup
panjang akan mengalami kesulitan-kesulitan jika tidak dibagi ke dalam beberapa
babakan di mana setiap babakan merupakan satu komponen yang mempunyai ciri-ciri
khusus dan merupakan satu kebetulan untuk satu jangka waktu. Rangkaian dari
babakan sejarang yang termuat dalam satu kerangka inilah yang dinamakan periodisasi
sejarah.

Para ahli sejarah berbeda-beda dalam memandang periodisasi perkembangan


peradaban Islam. Hal ini terbukti dengan hasil pemikiran yang terdapat dalam karya-
karya mereka. Harun Nasution membagi periodisasi sejarah Islam ke dalam tiga
bagian yakni periode klasik, periode pertengahan dan periode modern.

1. Periode Klasik: 650 – 1250 M.

Periode klasik ini dibagi ke dalam dua masa yaitu masa Kemajuan Islam I (650 –
1000 M) dan masa Disintegrasi (1000 – 1250 M). Masa Kemajuan Islam I
merupakan masa ekspansi, integrasi dan keemasan Islam. Masa ini meliputi zaman
pemerintahan Khulafa Al-Rasyidin (632 – 661 M), zaman Dinasti Bani Umayyah
(661 – 750 M), dan separuh dari zaman Dinasti Bani Abbas (750 – 1000 M).
Adapun masa Disintegrasi dalam bidang politik--, sebenarnya telah mulai terjadi
pada akhir zaman Bani Umayyah, namun memuncak di zaman Bani Abbas yaitu
ketika Khalifah-khalifah menjadi boneka dalam tangan tentara pengawal.

Daerah-daerah yang jauh letaknya dari pusat pemerintahan di Damaskus dan


kemudian di Baghdad, melepaskan diri dari kekuasaan Khalifah di pusat dan
bermunculanlah dinasti-dinasti kecil. Dinasti-dinasti kecil itu antara lain; Dinasti
Idrisi yang beribukota Fas (Fez) di Maroko (788 - 974 M), Dinasti Aghlabi di Tunis
(800 - 969 M), Dinasti Ibn Tulun di Mesir (686 - 905 M), Dinasti Ikhsyid di Mesir
(935 - 969 M), Dinasti Mamalik di Mesir (1250 - 1517 M ), Khalifah Fathimiah di
Mesir (909 - 1171 M), Dinasti Ayyubiyah di Mesir (1171 - 1250 M), Dinasti
Hamdani di Suria (944 - 1003 M), Dinasti Tahiri di Khurasan (820 - 872 M), Dinasti
Saffari di Khurasan (872 - 908 M), Dinasti Samani di Transoxania (874 - 999 M),
dll.

Ciri-Ciri Periode Klasik

Perkembangan islam periode klasik yang terbentang dari tahun 650- 1250 M
merupakan masa perluasan, integrasi dan keemasan Islam. Perode ini sejak
kelahiran Nabi Muhammad SAW sampai dihanguskannya Baghdad oleh Hulagu
Khan. Adapun yang menjadi ciri pada periode ini, dengan mengabaikan adanya
dinasti-dinasti yang tumbuh dan tenggelam di masa Dinasti Abbasiyah, kepala
negara (khalifah) tetap dijabat oleh seorang dan dianggap sebagai pimpinan tertinggi
negara walaupun hanya sekedar simbol. Dinasti Umayyah barat walaupun tidak
mengakui kedaulatan pemerintahan Abbasiyah, namun mereka tidak pernah
mengklaim diri sebagai khalifah.

2. Periode Pertengahan: 1250 – 1800 M.

Periode pertengahan ini dibagi ke dalam dua masa yaitu masa Kemunduran I
(1250 - 1500 M) dan masa Tiga Kerajaan Besar (1500 - 1800 M). Masa
Kemunduran I ditandai dengan penyerangan-penyerangan yang dilakukan oleh
Jengis Khan dan keturunannya dari Mongolia, sehingga dunia Islam menjadi
hancur. Benteng kota Baghdad dapat ditembus dan dihancurkan oleh Hulagu Khan
(cucu Jengis Khan) beserta pasukannya pada tanggal 10 Pebruari 1258 M. Hulagu
kemudian meneruskan serangannya ke Suriah. Ketika ingin memasuki Mesir tahun
1260 M di daerah Ain Jalut (Goliath), ia dikalahkan oleh Jenderal Baybars dan
Jenderal Qutuz dari dinasti Mamluk yang berkuasa di Mesir saat itu. Hulagu
selanjutnya membentuk Dinasti Ilkhan di Baghdad dan daerahdaerah taklukkannya
yang dapat bertahan hampir 100 tahun.

Dinasti tersebut akhirnya pecah menjadi beberapa kerajaan kecil yaitu:


Kerajaan Jaylar (1336 - 1411 M) yang beribu kota di Baghdad, Kerajaan Salghari
(1148 - 1282 M) di Faris, dan Kerajaan Muzaffari (1313 - 1393 M) di Faris juga.
Pada tahun 1369 M, Timur Lenk (keturunan Jengis Khan) dapat menguasai
Samarkand. Dari sana, ia melakukan serangan- serangan ke sebelah Barat dan dapat
menguasai daerah-daerah yang terletak antara Delhi dan Laut Marmara. Dinasti
Timur Lenk ini berkuasa sampai pertengahan kedua abad XV.

Pada tahun 1174 M, Khalifah Fathimiah yang beraliran Syi’ah di Mesir


digantikan oleh Dinasti Salah al-Din al-Ayubi yang beraliran Sunni dan pahlawan
Islam dalam Perang Salib. Tahun 1250 M, kekuasaan Dinasti Ayubiah beralih ke
Dinasti Mamluk sampai tahun 1517 M. Dinasti Ghaznawi di India dapat bertahan
sampai tahun 1175 M dan diganti oleh pengikut Ghaur Khan (berasal dari salah satu
suku bangsa Turki) sampai tahun 1206 M. Selanjutnya, Qutbuddin Aybak sebagai
pendiri Dinasti Mamluk India berkuasa tahun 1206-1290 M. Tahun 1296 - 1316
oleh Dinasti Khalji kemudian Dinasti Tughluq (1320 - 1413 M) dan Dinasti- dinasti
lain sampai Babur membentuk Kerajaan Mughal India pada permulaan abad XVI.
Di Spanyol, Dinasti-dinasti Islam dapat diadu- domba oleh Raja-raja Kristen yang
sudah bersatu sehingga Cordova jatuh tahun 1238 M, Seville tahun 1248 M,
Granada tahun 1491 M, dan pada tahun 1609 M sudah tidak ada satu pun orang
Islam di Spanyol karena mereka disuruh memilih masuk Kristen atau keluar dari
Spanyol oleh Ratu Isabela dan Raja Ferdinand. Masa Tiga Kerajaan Besar (1500 -
1800 M) dibagi ke dalam dua fase yaitu Fase Kemajuan (1500 – 1700 M) dan Fase
Kemunduran (1700 – 1800 M).

Pada fase kemajuan sebagai Masa Kemajuan Islam II, Tiga Kerajaan Besar
yang terdapat di dunia Islam yaitu Kerajaan Usmani di Turki, Kerajaan Safawi di
Persia, dan Kerajaan Mughal di India mengalami kejayaan terutama dalam bentuk
literatur dan arsitek. Pada fase kemunduran sebagai Masa Kemunduran Islam II, ke
Tiga Kerajaan Besar tersebut mengalami kemunduran dan kehancuran setelah
mengalami kekalahan-kekalahan dalam menghadapi pemberon-takan-
pemberontakan di dalam negeri dan peperangan dengan negara tetangga. Kerajaan
Turki Usmani akhirnya lenyap setelah kalah dalam Perang Dunia I dan menjadi
Republik Turki pada tahun 1924 M. Kerajaan Safawi di Persia pada tahun 1750 M
dirampas oleh Dinasti Zand lalu tahun 1794 M oleh Dinasti Qajar sampai tahun
1925 M. Kerajaan Mughal di India pada tahun 1857 M dijajah Inggris hingga
mencapai kemerdekaan tahun 1947 M.
Ciri-Ciri Periode Pertengahan

Periode ini memiliki ciri:

1. Banyaknya negara kecil

Masa ini di Eropa ditandai dengan terbaginya Eropa menjadi kerajaan-kerajaan


kecil, akibat invasi suku-suku Jermanik yang mendirikan kerajaan-kerajaan seperti
Visigoth, Ostrogoth, Burgundy, Lombardy dan sebagainya. Inggris sendiri terbagi
menjadi tujuh kerajaan kecil yang didirikan suku Anglo-Saxon. Kerajaan kecil ini
tumbuh di reruntuhan kekaisaran Romawi Barat. Seiring dengan waktu, kerajaan
kecil ini saling menaklukkan dan akhirnya muncul kerajaan besar pada akhir abad
pertengahan.

2. Feodalisme

Kerajaan-kerajaan ini menganut sistem feodalisme, dimana raja berkuasa


menyerahkan sebagian tanah kepada bangsawan bawahnya. Sebagai gantinya
bangsawan akan menyediakan upeti dan tentara saat perang. Akibat feodalisme,
kekuasaan kerajaan menjadi lemah, karena kekuasaan terletak pada para bangsawan
yang menjadi tuan tanah ini. Rakyat kecil hidup sebagai petani yang menggarap
tanah milik bangsawan. Rakyat tidak memiliki hak atas tanah ini dah harus
membayar sewa berupa hasil bumi kepada pata bangsawan.

3. Pengaruh Gereja Katolik yang besar

Lemahnya kekuasaan kerajaan dan hancurnya sistem pemerintahan yang


sebelumnya di bangun kekaisaran Romawi membuat kekuasaan para pendeta di
Gereja Katolik meningkat. Para pendeta memberikan pelayanan keagamaan namun
juga menjadi penasehat pemerintahan, karena mereka termasuk sedikit orang pada
Abad Pertengahan yang bisa baca tulis dan berpendidikan. Secara ekonomi Gereja
Katolik juga sangat kuat karena biara dan kadetral banyak menguasai tanah secara
feudal. Gereja juga mendapatkan uang derma dari para bangsawan.

4. Perang agama

Dengan pengaruh ini Gereja Katolik dapat melancarkan perang agama, yaitu
perang Salib. Perang salib pertama diluncurkan pada tahun 1090an ke Palestina dan
Syria yang saat itu dikuasai beberapa dinasti Turki. Perang ini berhasil mendirikan
Kerajaan yerusalem di Palestina, namun kemudian kerajaan ini ditaklukan oleh
Salahudin Al Ayubi. Perang Salib juga di luncurkan di Eropa Utara melawan suku-
suku Baltik dan Slavik yang masih belum memeluk agama Kristen. Perang di Eropa
utara ini mengakibatkan tersebarnya ajaran katolik ke Eropa Utara di sekitar laut
Baltik. Di Spanyol dan Portugal, perang agama juga diluncurkan sebagai
Reconquista untuk merebut kembali wilayah dari orang Moor (Muslim).

5. Perang dinasti

Sistem feodalisme menyebabkan banyak peperangan antara dinasti. Peperangan


ini misalnya perang Seratus Tahun antara Inggris dan Perancis merebutkan tahta
Perancis. Karena babyaknya perang ini para bangsawan mendirikan kastil sebagai
benteng pertahanan.

6. Sistem Manorial

Runtuhnya kekaisaran Romawi Barat mengakibatkan sistem perdagangan


antarwilayah terputus. Akibatnya sistem ekonomi yabg berkembang saat itu adalah
sistem manorial. Pada sistem ini wilayah di bawah manor atau tempat kedudukan
bangsawan menghasilkan semua kebutuhanya sendiri, karena perdagangan antar
wilayah tidak bisa dilakukan. Perdagangan antar wilayah baru muncul kembali
seiring dengan berkembangnya republik-republik kota di Italia, seperti Genoa,
Venezia dan Florence. Negara kota ini menjadi perantara perdagangan dan
perbankan di Eropa, dan menghubungkan Eropa dengan Asia melalui jalur sutera
dan perdagangan rempah-rempah. Negera kota ini menjadi kaya raya dan
berkembang pesat menjadi pusat ekonomi maupun budaya. Dari negara kota inilah
muncul perkembangan berikutnya di Eropa yang mengakhiri Abad Pertengahan,
yaitu masa Renaisans.

3. Periode Modern: 1800 M – Sekarang.

Periode modern ini merupakan Zaman Kebangkitan Islam. Periode ini ditandai
dengan pendudukan Napoleon Bonaparte atas Mesir pada tahun 1798-1801 M yang
menginsafkan dunia Islam akan kelemahan-nya dan menyadarkan umat Islam
bahwa di Barat telah timbul peradaban yang tinggi dari peradaban Islam. Raja dan
pemuka-pemuka Islam mulai berfikir dan mencari jalan untuk mengembalikan
balance of power yang telah pincang dan membahayakan Islam sendiri. Oleh karena
itu, maka timbullah pemikiran dan aliran pembaharuan atau modernisasi dalam
Islam. Para pemuka Islam mengeluarkan pemikiran-pemikiran bagaimana caranya
membuat umat Islam maju kembali sebagaimana pada Periode Klasik.

Di antara para pemuka Islam itu adalah Muhammad Abduh, Muhammad Rasyid
Rida, Muhammad Iqbal, Jamaluddin al-Afghani, al- Tahtawi, dll. Meskipun usaha-
usaha ke arah kejayaan Islam kembali dijalankan terus oleh kalangan umat Islam,
namun Barat juga semakin maju. Hassan Ibrahim Hassan membagi periodisasi
sejarah Islam ke dalam sepuluh bagian, yaitu:
a. Periode Muhammad dan Kebangkitan Islam (571-632 M).

b. Kekhalifahan Ortodok (632-661 M).

c. Zaman Bani Umayyah (661-749 M).

d. Zaman Abbasiyah I (750-847 M).

e. Zaman Abbasiyah II (847-1055 M).

f. Zaman Abbasiyah Terakhir (1055-1258 M).

g. Timur Tengah Setelah Bagdad Jatuh (1258-1520 M).

h. Timur Tengah Sampai Abad ke -18 (1520-1800 M).

i. Timur Tengah pada Abad ke-19 dan ke-20 Sampai Perang Dunia I (1798-1914
M).

Dunia Islam Sejak Perang Dunia I (1914-1968 M) Di samping itu, Ira M. Lapidus
membagi periodisasi sejarah Islam ke dalam tiga bagian, yaitu:
1. Periode Awal Peradaban Islam di Timur Tengah (Abad VII-XIII M),

yang terbagi ke dalam tiga fase:

a. Penciptaan komunitas baru yang bercorak Islam di Arabia sebagai hasil


dari transformasi wilayah pinggiran dengan sebuah kemasyarakatan
kekerabatan sebelumnya menjadi sebuah tipe monoteistik Timur Tengah
dan secara politik sebagai masyarakat sentralisasi.

b. Dimulainya penaklukan Timur Tengah oleh masyarakat Arab muslim.


Islam dalam fase ini merupakan agama dari sebuah negara kerajaan dan
kalangan elite perkotaan.

c. Berperannya nilai-nilai Islam dan kelompok elite Islam yang mengubah


mayoritas masyarakat Timur Tengah.

2. Periode Penyebaran Peradaban Islam Timur Tengah ke Wilayah Lain atau


Disebut Juga Era “Penyebaran Global Masyarakat Islam (Abad XIII-XIX)”.
Proses penyebaran Islam ditandai dengan interaksi nilai- nilai Islam dengan
nilai-nilai kemasyarakatan setempat. Islam pada periode ini bukan hanya
menjadi agama masyarakat Arab Timur Tengah saja, namun telah menjadi
agama masyarakat Asia Tengah dan Cina, India, Asia Tenggara, Afrika, dan
masyarakat Balkan. Pada periode ini berlangsungnya konsolidasi sejumlah
rezim Islam terutama Usmani, Syafawi, dan Mughal. Aspek-aspek peradaban
Islam Timur Tengah pun ditransformasikan ke dalam sejumlah masyarakat
muslim di wilayah-wilayah yang berbeda.

3. Periode Perkembangan Modern Umat Islam (Abad XIX-XX M), yang dibagi ke
dalam tiga fase, yaitu:
a. Periode antara akhir abad XVIII sampai awal abad XX, yang ditandai
dengan hancurnya sistem kenegaraan muslim dan dominasi territorial
serta komersial Eropa. Elit politik, agama, dan kesukuan masyarakat
muslim berusaha menetapkan pendekatan keagamaan dan ideologi baru
bagi perkembangan internal masyarakat mereka.
b. Pembentukan negara nasional setelah Perang Dunia I sampai
pertengahan abad XX. Kalangan elite negeri-negeri muslim berusaha
membawakan identitas politik modern terhadap masyarakat mereka dan
berusaha memprakarsai pengembangan ekonomi serta perubahan sosial.
c. Konsolidasi negara-negara nasional di seluruh kawasan muslim. Fase
pasca Perang Dunia II ini ditandai dengan pertentangan antara
kecenderungan terhadap perkembangan yang tengah berlangsung dan
peran utama Islam.2

Ciri-ciri Periode Modern

Ciri khas peradaban Islam pada masa Islam modern ditandai dengan
kebangkitan awal Islam pada awal abad ke-19 hingga tahun 1960-an di mana
adanya pembaharuan dalam Islam dari segi politik, militer, sosial, dan budaya.
Namun, sekaligus kemunduran pada peradaban Islam karena teknologi dan
pengetahuan modern yang datang dari bangsa Barat.
Masa kejayaan Islam bukanlah pada masa modern. Di masa modern, Islam
banyak mengalami kemunduran. Salah satunya adalah karena kemajuan
peradaban Barat yang lebih maju dan tinggi. Hal itu dimulai sejak jatuhnya
Mesir ke tangan Barat. Kekalahan Arab oleh Israel pada tahun 1960-an juga
menjadi salah satu alasan kemunduran peradaban Islam. Pada periode modern
umat Islam heran melihat kebudayaan dan kemajuan Barat.

Di periode ini muncullah pemikiran-pemikiran mengapa umat Islam


melemah dan makin mundur dari peradaban besarnya. Alat-alat ilmiah seperti
teleskop, mikroskop, alat-alat untuk percobaan kimiawi, dan dua set alat
percetakan dengan huruf Latin, Arab dan Yunani dibawa serta oleh Napoleon,
membuat Islam semakin merasa tidak bisa menyainginya dan terpaksa mundur.
Menurut Nourouzzaman Shiddiqie, periodisasi sejarah Islam dapat disusun
sebagai berikut :

1. Periode klasik (±600-1258)


Periode ini sejak kelahiran Nabi Muhammad SAW sampai didudukinya
Baghdad oleh Hulagu Khan. Adapun yang menjadi ciri bagi peridoe ini, dengan
mengabaikan adanya dinasti-dinasti yang tumbuh dan tenggelam dimasa dinasti
Abbasiyah, kepala Negara (khalifah) tetap dijabat oleh seorang dan dianggap
sebagai pimpinan tertinggi Negara walaupun hanya sekedar symbol. Dinasti
Umayyah barat walaupun tidak mengakui kedaulatan pemerintahan Abbasuyah,
anmun mereka tidak pernah mengklaim diri sebagai khalifah.
2. Periode pertengahan (dari jatuhnya Baghdad sampai ke penghujung abad ke 17)
Ciri peridoe ini ialah bahwa tanpa menghilangkan kenyataan adanya dinasti
umayyah di Andalusia, wilayah Islam lainnya telha terpecah berada dibawah tiga
kekuasaan yang saling bermusuhan. Satu kekuasaan berada di Andalussia yang
dipegang dinasti Usmaniah, satu lagi berada di Mesir yang dipegang oleh dinasti
Manluk, dan yang ketiga kekuasaan yang dipegang oleh dinasti Iikhan dari
Mongol yang berkuasa di Persia. Jika dihitung, kekuasaan yang ada di Andalussia
dan dinasti-dinasti kecil lainnya dapatlah dikatakan bahwa ciri periode ini ialah
terpecah belahnya wilayah-wilayah yang dulu berada dibawah satu kekuasaan.
3. Periode modern (mulai abad ke 18)
Ciri periode ini ialah seluruh wilayah kekuasaan Islam, baik langsung atau
tidak langsung telah berada di bawah cengkeraman penjajahan barat, sampai
kemudian setelah perang dunia kedua kembali memperoleh kemerdekaannya.
Dalam periode ini umat Islam berkenalan langsung dengan kebudayaan barat.
Perkenalan dengan kebudayaan barat ini khususnya dalam bidang kebudayaan dan
teknologi telah menggugah semangat untuk menggelorakan kembali api Islam
yang seakan-akan telah padam.
Disamping itu, dalam periode ini pula bangkitnya semangat pada bangsa-
bangsa terjajah. Patut ducatat bahwa wilayah Islam tidaklah dijajah oleh satu
bangsa barat. Hampir semua bangsa barat saling berupaya menjajah timur, yang
paling besar ialah Inggris dan Prancis, disamping yang kurang beruntung dalam
memenuhi keinginanya menjajah Jerman dan Itali, dengan tidak melupakan
Belanda yang telah menjajah Indonesia.
Dengan demukian, wilayah Islam terpecah-pecah dibawah kekuasaan
beberapa bangsa barat yang juga saling bermusuhan. Oleh karena itu, dapatlah
dipahami mengapa wilayah yang berpendudukan orang-orang arab dapat
terpecah-pecah dalam beberapa nasionalis, yang berakhir dengan lahirnya
kebangsaan Arab Saudi, Yaman, Oman, Emirad Arab, Kuait, Irak, Yordania,
Lebanon, Siria, Turki, Mesir, Sudan, Libia, Aljazair, Maroko, dll.
BAB III
PENUTUP

Para ahli sejarah berbeda-beda dalam memandang periodisasi perkembangan


peradaban Islam. Hal ini terbukti dengan hasil pemikiran yang terdapat dalam karya-
karya mereka. Nourouzzam Shiddiqie membagi periodisasi sejarah Islam ke dalam
tiga bagian yakni periode klasik, periode pertengahan dan periode modern.
Makalah yang telah kami selesaikan ini merupakan sebuah pengantar bagi kita
agar bisa lebih memahami pembahasan tentang sejarah peradaban Islam. Setelah
mempelajari pembahasan tersebut kita jadi lebih mengetahui tentang arti dari sebuah
perbedaan dengan berpegang pada dasar pengertian yang relevan.

Semoga dengan memperdalam pembahasan ini kita mendapatkan khazanah


keilmuan yang bermanfaat sebagai modal untuk mengarungi kehidupan di masa yang
mendatang.
DAFTAR PUSTAKA

Badri Yatim. 1998. Sejarah Peradaban Islam. Cetakan 7. Jakarta: Raja Grafindo
Persada

Fuad Moh. Fakhruddin. 1985. Perkembangan Kebudayaan Islam. Jakarta: Bulan


Bintang

Munir Amin, Samsul. 2021. Sejarah Peradaban Islam. Jakarta: Amzah

Anda mungkin juga menyukai