Disusun Oleh :
Anita Safitri Ayu Ningsih
Jurandi Arota
Riska Gustari
KATA PENGANTAR
Assalammuaaikum wr. wb
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya,
penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Sejarah Peradaban Islam”
dengan tepat waktu. Makalah disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Sejarah
Peradaban Islam. Selain itu, makalah ini bertujuan menambah wawasan bagi penulis
dan juga bagi pembaca.
Shalawat beriring salam kita sanjungkan kepada Nabi besar Muhammad Saw.
yang telah membawa umatnya dari alam jahilliyah menuju alam islamiah dan dari
alam kebodohan ke alam yang berilmu pengetahuan.
Wassalammualaikum wr. Wb
Penulis
BAB 1
PENDAHULUAN
Ketika peradaban Islam menjadi sangat kuat dan dominan pada abad
pertengahan, masyarakat eropa cenderung meniru atau belajar "berkiblat ke Islam".
Namun, setelah penaklukan Baghdad oleh bangsa Mongol, Islam kehilangan
jatidirinya. Sejak era renaissance dan lemahnya kekuasaan politik Islam, para
ilmuwan Muslim belajar berbagai disiplin ilmu (termasuk Islam) ke Barat. Hingga
akhirnya muncul pemahaman-pemahaman liberal, radikal, dan lain sebagainya. Oleh
karena itu, perlu ada pelurusan kebenaran sejarah peradaban Islam dengan kajian
ilmiah.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengertian sejarah peradaban Islam ?
2. Bagaimana urgensi mempelajari sejarah peradaban Islam ?
3. Bagaimana periode perkembangan sejarah peradaban Islam dan ciri-ciri nya ?
C. Tujuan Masalah
1. Memahami pengertian sejarah peradaban Islam
2. Memahami urgensi mempelajari sejarah peradaban Islam
3. Memahami periode perkembangan sejarah peradaban islam dan ciri-cirinya.
BAB II
PEMBAHASAN
Kata “Sejarah” berasal dari bahasa Arab “Syajaratun”, artinya pohon. Apabila
digambarkan secara sistematik, sejarah hampir sama dengan pohon, memiliki cabang
dan ranting, bermula dari sebuah bibit, kemduian tumbuh dan berkembang, lalu layu
dan tumbang. Seirama dengan kata sejarah adalah silsilah, kisah, hikayat yang berasal
dari bahasa Arab.
Sejarah dalam dunia Barat disebut historire (Perancis), histoire (Belanda), dan
history (Inggris), berasal dari bahasa Yunani, istoria yang berarti ilmu.
Menurut definisi yang umum, kata history berarti “masa lampau umat
manusia”. Dalam bahasa Jerman disebut geschichte, berasal dari kata geschehen yang
berarti terjadi. Sedangkan dalam bahasa Arab disebut tarikh, berasal dari kata ta’rikh
dan taurikh yang berarti pemberitahuan tentang waktu dan kadang kala kata tarikhu
syai’I menunjukkan arti pada tujuan dan masa berakhirnya suatu peristiwa.
Namun demikian, kajian sejarah masih terlalu luas lingkupnya sehingga
menuntut suatu pembatasan. Oleh karena itu, sejarah haruslah diartikan sebagai
tindakan manusia dalam jangka waktu tertentu pada masa lampau yang dilakukan
ditempat tertentu. Dengan demikian, muncullah kajian sejarah suku bangsa tertentu,
ditempat tertentu, atau pada jaman tertentu, seperti sejarah bangsa Eropa, sejarah
Yunani, sejarah Islam, sejarah Islam abad pertengahn, sejarah Islam di Spanyol.
Sejarah mencakup perjalan hidup, manusia dalam mengisi perkembangan
dunia dari masa ke masa. Setiap sejarah mempunyai arti dan bernilai, sehingga
manusia dapat membuat sejarah, sendiri dan sejarah membentuk manusia.
Menggunakan sejarah sebagai bahan hidup akan menimbulkan berbagi macam analisis
dalam suasana budaya tersebut.
Kata peradaban adalah terjemahan dari kata Arab alHadharah. Juga
diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dengan Kebudayaan. Padahal istilah
peradaban dipakai untuk bagian-bagian dan unsur-unsur dari kebudayaan yang halus
dan indah. Peradaban sering juga dipakai untuk menyebut suatu kebudayaan yang
mempunyai sistem teknologi, seni bangunan, seni rupa, sistem kenegaraan dan ilmu
pengetahuan yang maju dan kompleks.
Islam memang berbeda dengan agama lain. Islam bukan kebudayaan, akan
tetapi menimbulkan kebudayaan. Kebudayaan yang ditimbulkannya dinamakan
kebudayaan atau peradaban Islam. Landasan “peradaban Islam” adalah “kebudayaan
Islam” terutama wujud idealnya, sementara landasan “kebudayaan Islam”adalah
agama Islam. Jadi agama Islam melahirkan kebudayaan. Kalau kebudayaan hasil
cipta, rasa dan karsa manusia, maka agama Islam adalah wahyu dari Tuhan.
Akan tetapi pada masa periode pertengahan dan periode modern sudah
terdapat “kebudayaan-kebudayaan” dan “peradaban-peradaban” Islam non-Arab,
seperti peradaban Persia, Turki, Urdu di India. Peran Arab pada masa ini sudah jauh
menurun. Bahkan tiga kerajaan besar Islam pada periode pertengahan tidak satupun
yang dikuasai oleh bangsa Arab. Namun meskipun sejak periode pertengahan sudah
terdapat “kebudayaan-kebudayaan” dan “peradabanperadaban” Islam non-Arab,
semuanya masih dipersatukan oleh Islam yang menjadi landasannya. Oleh karena itu,
dinamai “kebudayaan” dan “peradaban” Islam, bukan “kebudayaan” Arab dan
“peradaban” Arab.
Sejarah berjalan dari masa lalu, ke masa kini, dan melanjutkan perjalanannya
ke masa depan. Di samping itu, mempelajari sejarah yang sudah berjalan cukup
panjang akan mengalami kesulitan-kesulitan jika tidak dibagi ke dalam beberapa
babakan di mana setiap babakan merupakan satu komponen yang mempunyai ciri-ciri
khusus dan merupakan satu kebetulan untuk satu jangka waktu. Rangkaian dari
babakan sejarang yang termuat dalam satu kerangka inilah yang dinamakan periodisasi
sejarah.
Periode klasik ini dibagi ke dalam dua masa yaitu masa Kemajuan Islam I (650 –
1000 M) dan masa Disintegrasi (1000 – 1250 M). Masa Kemajuan Islam I
merupakan masa ekspansi, integrasi dan keemasan Islam. Masa ini meliputi zaman
pemerintahan Khulafa Al-Rasyidin (632 – 661 M), zaman Dinasti Bani Umayyah
(661 – 750 M), dan separuh dari zaman Dinasti Bani Abbas (750 – 1000 M).
Adapun masa Disintegrasi dalam bidang politik--, sebenarnya telah mulai terjadi
pada akhir zaman Bani Umayyah, namun memuncak di zaman Bani Abbas yaitu
ketika Khalifah-khalifah menjadi boneka dalam tangan tentara pengawal.
Perkembangan islam periode klasik yang terbentang dari tahun 650- 1250 M
merupakan masa perluasan, integrasi dan keemasan Islam. Perode ini sejak
kelahiran Nabi Muhammad SAW sampai dihanguskannya Baghdad oleh Hulagu
Khan. Adapun yang menjadi ciri pada periode ini, dengan mengabaikan adanya
dinasti-dinasti yang tumbuh dan tenggelam di masa Dinasti Abbasiyah, kepala
negara (khalifah) tetap dijabat oleh seorang dan dianggap sebagai pimpinan tertinggi
negara walaupun hanya sekedar simbol. Dinasti Umayyah barat walaupun tidak
mengakui kedaulatan pemerintahan Abbasiyah, namun mereka tidak pernah
mengklaim diri sebagai khalifah.
Periode pertengahan ini dibagi ke dalam dua masa yaitu masa Kemunduran I
(1250 - 1500 M) dan masa Tiga Kerajaan Besar (1500 - 1800 M). Masa
Kemunduran I ditandai dengan penyerangan-penyerangan yang dilakukan oleh
Jengis Khan dan keturunannya dari Mongolia, sehingga dunia Islam menjadi
hancur. Benteng kota Baghdad dapat ditembus dan dihancurkan oleh Hulagu Khan
(cucu Jengis Khan) beserta pasukannya pada tanggal 10 Pebruari 1258 M. Hulagu
kemudian meneruskan serangannya ke Suriah. Ketika ingin memasuki Mesir tahun
1260 M di daerah Ain Jalut (Goliath), ia dikalahkan oleh Jenderal Baybars dan
Jenderal Qutuz dari dinasti Mamluk yang berkuasa di Mesir saat itu. Hulagu
selanjutnya membentuk Dinasti Ilkhan di Baghdad dan daerahdaerah taklukkannya
yang dapat bertahan hampir 100 tahun.
Pada fase kemajuan sebagai Masa Kemajuan Islam II, Tiga Kerajaan Besar
yang terdapat di dunia Islam yaitu Kerajaan Usmani di Turki, Kerajaan Safawi di
Persia, dan Kerajaan Mughal di India mengalami kejayaan terutama dalam bentuk
literatur dan arsitek. Pada fase kemunduran sebagai Masa Kemunduran Islam II, ke
Tiga Kerajaan Besar tersebut mengalami kemunduran dan kehancuran setelah
mengalami kekalahan-kekalahan dalam menghadapi pemberon-takan-
pemberontakan di dalam negeri dan peperangan dengan negara tetangga. Kerajaan
Turki Usmani akhirnya lenyap setelah kalah dalam Perang Dunia I dan menjadi
Republik Turki pada tahun 1924 M. Kerajaan Safawi di Persia pada tahun 1750 M
dirampas oleh Dinasti Zand lalu tahun 1794 M oleh Dinasti Qajar sampai tahun
1925 M. Kerajaan Mughal di India pada tahun 1857 M dijajah Inggris hingga
mencapai kemerdekaan tahun 1947 M.
Ciri-Ciri Periode Pertengahan
2. Feodalisme
4. Perang agama
Dengan pengaruh ini Gereja Katolik dapat melancarkan perang agama, yaitu
perang Salib. Perang salib pertama diluncurkan pada tahun 1090an ke Palestina dan
Syria yang saat itu dikuasai beberapa dinasti Turki. Perang ini berhasil mendirikan
Kerajaan yerusalem di Palestina, namun kemudian kerajaan ini ditaklukan oleh
Salahudin Al Ayubi. Perang Salib juga di luncurkan di Eropa Utara melawan suku-
suku Baltik dan Slavik yang masih belum memeluk agama Kristen. Perang di Eropa
utara ini mengakibatkan tersebarnya ajaran katolik ke Eropa Utara di sekitar laut
Baltik. Di Spanyol dan Portugal, perang agama juga diluncurkan sebagai
Reconquista untuk merebut kembali wilayah dari orang Moor (Muslim).
5. Perang dinasti
6. Sistem Manorial
Periode modern ini merupakan Zaman Kebangkitan Islam. Periode ini ditandai
dengan pendudukan Napoleon Bonaparte atas Mesir pada tahun 1798-1801 M yang
menginsafkan dunia Islam akan kelemahan-nya dan menyadarkan umat Islam
bahwa di Barat telah timbul peradaban yang tinggi dari peradaban Islam. Raja dan
pemuka-pemuka Islam mulai berfikir dan mencari jalan untuk mengembalikan
balance of power yang telah pincang dan membahayakan Islam sendiri. Oleh karena
itu, maka timbullah pemikiran dan aliran pembaharuan atau modernisasi dalam
Islam. Para pemuka Islam mengeluarkan pemikiran-pemikiran bagaimana caranya
membuat umat Islam maju kembali sebagaimana pada Periode Klasik.
Di antara para pemuka Islam itu adalah Muhammad Abduh, Muhammad Rasyid
Rida, Muhammad Iqbal, Jamaluddin al-Afghani, al- Tahtawi, dll. Meskipun usaha-
usaha ke arah kejayaan Islam kembali dijalankan terus oleh kalangan umat Islam,
namun Barat juga semakin maju. Hassan Ibrahim Hassan membagi periodisasi
sejarah Islam ke dalam sepuluh bagian, yaitu:
a. Periode Muhammad dan Kebangkitan Islam (571-632 M).
i. Timur Tengah pada Abad ke-19 dan ke-20 Sampai Perang Dunia I (1798-1914
M).
Dunia Islam Sejak Perang Dunia I (1914-1968 M) Di samping itu, Ira M. Lapidus
membagi periodisasi sejarah Islam ke dalam tiga bagian, yaitu:
1. Periode Awal Peradaban Islam di Timur Tengah (Abad VII-XIII M),
3. Periode Perkembangan Modern Umat Islam (Abad XIX-XX M), yang dibagi ke
dalam tiga fase, yaitu:
a. Periode antara akhir abad XVIII sampai awal abad XX, yang ditandai
dengan hancurnya sistem kenegaraan muslim dan dominasi territorial
serta komersial Eropa. Elit politik, agama, dan kesukuan masyarakat
muslim berusaha menetapkan pendekatan keagamaan dan ideologi baru
bagi perkembangan internal masyarakat mereka.
b. Pembentukan negara nasional setelah Perang Dunia I sampai
pertengahan abad XX. Kalangan elite negeri-negeri muslim berusaha
membawakan identitas politik modern terhadap masyarakat mereka dan
berusaha memprakarsai pengembangan ekonomi serta perubahan sosial.
c. Konsolidasi negara-negara nasional di seluruh kawasan muslim. Fase
pasca Perang Dunia II ini ditandai dengan pertentangan antara
kecenderungan terhadap perkembangan yang tengah berlangsung dan
peran utama Islam.2
Ciri khas peradaban Islam pada masa Islam modern ditandai dengan
kebangkitan awal Islam pada awal abad ke-19 hingga tahun 1960-an di mana
adanya pembaharuan dalam Islam dari segi politik, militer, sosial, dan budaya.
Namun, sekaligus kemunduran pada peradaban Islam karena teknologi dan
pengetahuan modern yang datang dari bangsa Barat.
Masa kejayaan Islam bukanlah pada masa modern. Di masa modern, Islam
banyak mengalami kemunduran. Salah satunya adalah karena kemajuan
peradaban Barat yang lebih maju dan tinggi. Hal itu dimulai sejak jatuhnya
Mesir ke tangan Barat. Kekalahan Arab oleh Israel pada tahun 1960-an juga
menjadi salah satu alasan kemunduran peradaban Islam. Pada periode modern
umat Islam heran melihat kebudayaan dan kemajuan Barat.
Badri Yatim. 1998. Sejarah Peradaban Islam. Cetakan 7. Jakarta: Raja Grafindo
Persada