Anda di halaman 1dari 12

PENDIDIKAN PRA ISLAM DAN MASA RASLULLAH

Makalah Ini Disusun Guna Utuk Memenuhi Tugas Mata Kulah Sejarah Pendidikan Islam

Dosen Pengampu: M Rizkal Fajri M. Pd. I

Disusun Oleh:

Alif Rizki Baihaqi (22862080010)

Bayu Seto (22862080023)

Pendidikan Agama Islam

Fakultas Agama Islam

Universitas Muhammadiyah Lampung

2023
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini
dengan judul “PENDIDIKAN PRA ISLAM DAN MAA RASULULLAH”. Shalawat dan
salam semoga tetap tercurahkan kepada suri tauladan kita, Rasulullah SAW sosok yang telah
mengukir sejarah dengan tinta emas, yang menjadikan Islam dan kaum muslimin mencapai
kegemilangan pada masanya dan masa-masa setelahnya.

Sejarah bukanlah sekedar rangkaian peristiwa-peristiwa, melainkan tafsiran peristiwa-


peristiwa itu, dan pengertian mengenai hubungan-hubungan nyata dan tidak nyata yang
menjalin seluruh bagian serta memberinya dinamisme dalam waktu dan tempat Penulis
menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih memiliki banyak kekurangan. Oleh karena
itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna perbaikan penelitian
selanjutnya.

Bandar Lampung,10 Februari 2023.

Kelompok 1

2
Daftar Isi

Kata Pengantar.. ................................................................................................................ 2

Daftar isi…. ...................................................................................................................... 3

Bab I

1. Latar belakang…………………………………………………………………4
2. Rumusan masalah……………………………………………………………..4

Bab II

1. Pendidikan masa pra islam……………………………………………………5


(1) Seni budaya……………………………………………………………….5
(2) Ekonomi….. ……………………………………………………………...6
(3) Politik …………………………………………………………………….7
(4) Keberagamaan…………………………………………………………….7
2. Pendidikan islam masa rasulullah…………………………………………….8
(1) Pendidikan islam di makkah……………………………………………...8
(2) Pendidikan islam di madinah……………………………………………..9
(3) Sistem pendidikan islam masa rasulullah…………………………………9
(4) Lembaga pendidikan islam masa rasulullah………………………………10

Bab III

1. kesimpulan………………………………………………………………………11

3
BAB I

1. Latar Belakang

Masa pra-islam merupakan sebuah masa dimana islam yangdisebarkan oleh Rasulullah
SAW melalui mukjizat yang Allah SWT berikan berupa al-Qur’an belum didakwahkan kepada
seluruh masyarakat duniakhususnya di kawasan jazirah Arab.Masa sebelum lahirnya agama
islam ditanah arab disebut sebagai masaJahiliyyah. Sebutan itu terlahir sebagai garis batas yang
menjadi pemisahantara zaman lama dengan zaman baru, maksudnya antara zaman
sebelumislam dan zaman sesudah datangnya agama islam.Disebut Arab Jahiliyyah bukan
hanya karena masyarakatnya butaaksara akan tetapi lebih dari itu adalah bangsa yang tidak
mempunyai peradaban dan tidak mengenal aturan (norma).

Perilaku masyarakat ArabJahiliyyah yang miskin pengetahuan dan memiliki moral


yang terbelakangserta tidak memiliki rasa kemanusiaan membuat terjadinya
pembunuhanterhadap anak perempuan yang baru dilahirkan sering terjadi, bermabuk-
mabukan, perjudian, peperangan dengan dalih harga diri terjadi hingga Islamhadir ditengah-
tengah mereka.

2. Rumusan Masalah

1. Bagaimana Pendidikan Pra Islam


2. Bagaimana Pendidikan Islam Masa Rasulullah
3. Bagaimana Sistem Pendidikan Islam Masa Rasulullah
4. Lembaga Apa Saja Dalam Pendidikan Islam Masa Rasulullah

4
BAB II

A. Pendidikan Masa Pra Islam

Sebuah gambaran umum tentang pendidikan di Arabia menggambarkan bagaimana


tradisi keilmuan di kawasan itu pada masa Nabi berlangsung, setidaknya pada masa Nabi
Muhammad Saw. berlangsung, setidaknya pada masa awal kedatangan Islam. Dalam hal
ini Bayard Dodge mengungkapkan seperti berikut; In the time of the Porphet Muhammad,
no organizad system of education existed in Arabia.
The Bedoin boys learned from their father how to tend the camel, to care for the
tents and enggage in reading, while the boys of oasis mastered the art of date culture. As
the girls married in the early teens, whatever they learned was from their mother. Although
some of Christian and Jews, as well as scribes and few of the more proressive people of the
town, knew how to read and write, most of the Arabs were illiterate, (Bayard Dodge, 1962).
(Pada masa Nabi Muhammad di Arabia tidak terdapat sistem pendidikan yang
terorganisir. Anak laki-laki Badui belajar dari ayah mereka bagaimana mengembala onta,
membuat tenda-tenda dan belajar membaca, di samping itu mereka juga menguasa
ilmuilmu penagnggalan (kalender). Anak-anak perempuan mereka menikah pada usia dini
(umur sepuluh tahun). Mereka belajar segala sesuatu dari ibu mereka. Walaupun sebagian
dari orang-orang Kristen dan Yahudi dan beberapa suku-suku dan penduduk kota yang
sedikit lebih maju memiliki pengetahuan membaca dan menulis, namun yang jelas sebagian
besar penduduk Arabia adalah butahuruf).

1. Seni Budaya

Kondisi sosial kemasyarakatan dikalangan bangsa Arab pra Islam, terdapat beberapa
kelas masyarakat, berbeda diantara satu dan lainnya. Bangsa Arab sangat mendewakan tuan
dan menghina budak. Kondisi sosial kemasyarakatan dikalangan bangsa Arab pra Islam,
terdapat beberapa kelas masyarakat, berbeda diantara satu dan lainnya. Bangsa Arab sangat
mendewakan tuan dan menghina budak.
Pada zaman ini masyarakat Arab juga identik dengan kondisi sosial yang sangat
buruk, banyak pertumpahan darah, perbuatan yang keji seperti jika seorang perempuan
memiliki anak perempuan maka akan dikubur hidup-hidup karena malu. Mereka
menganggap anak perempuan itu membawa kemiskinan dan kesengsaraan, jika seandainya
anak perempuan itu lolos dan tidak dibunuh, maka anak perempuan itu akan hidup dalam
kehinaan.

5
Aksi dan reaksi antara penduduk kota dengan masyarakat gurun
dimotiCasioleh desakan kuat untuk memenuhi kebutuhan pribadi. rang-
orang nomad bersikeras mendapatkan sumber-sumber tertentu pada orang-
orang kota terhadapapa yang tidak mereka miliki dari lingkungan mereka tinggal. 6al itu
dilakukan baik melalui kekerasan penyerbuan kilat atau jalan damai barter. rang-
orang badui nomaden dikenal sebagai perampok darat dan makelar. gurun pasir, yangmer
upakan daerah operasi mereka sebagai perampok, memiliki kesamaankarakteristik dengan
laut Jadi kondisi sosial budaya masyarakat Arab sebelum Islam (masyarakat jahiliyyah)
yaitu suatu masyarakat yang dikenal dengan “masa kebodohan”, “ketidaktahuan” atau
“kebiadaban”.

2. Ekonomi

Sebelum cahaya Islam menerangi jazirah Arab, warga Arab terbagi menjadi dua
wilayah, yaitu Arab Badui (kampung) dan Arab Hadhari (perkotaan). Untuk bertahan
hidup, warga Arab Badui menggantungkan sumber kehidupannya dengan beternak.
Mereka hidup secara nomaden atau berpindah-pindah sambil menggiring ternak mereka
menuju daerah dengan curah hujan tinggi atau ke padang rumput. Penduduk kota (al-
hadharah) yang tinggal di kota perniagaan jazirah Arabia, seperti Mekkah, Madinah. Kota
Mekkah merupakan kota penghubung perniagaan Utara dan selatan, para pedagang dengan
khalifah-khalifah yang berani membeli barang dagangan dari India dan Cina di Yaman dan
menjualnya ke Syiria di Utara.
perekonomian masyarakat Arab pra Islam Mereka telah lama mengenal
perdagangan bukan saja dengan orang Arab tetapi juga dengan non-
Arab perdagangan bangsa Arab praIslam dimungkinkan antara lain karena pertanian yan
g telah masuk pemaluan ini ditandai dengan adanya kegiatan ekspor-impor yang mereka
lakukan Para pedagang Arab selatan dan & aman pada 244 tahun
menjelang Islam lahir telah mengadakan
transaksi dengan india+ Afrika+ dan Persia komoditas ekspor Arab selatan dan &aman
adalah dupa+ kemenyan+ kayu
gaharu+minyak wangi+ kulit binatang+ buah kismis+ dan anggur. sedangkan yang mereka
impor dari Afrika adalah kayu+ l!gam+budak dari 6india adalah gading+ sutra+ pakaian
dan pedang dari Persia adalah intan

6
3. Politik

Bangsa Arab sebelum Islam, belum mengenal sistem pemerintahan yang lengkap
seperti pada masa sekarang, kalaupun ada belumlah sempurna organisasinya. Sistem
pemerintahan sebelum Islam yaitu:
a. Mereka tidak memiliki peradilan tempat memperoleh kepastian hukum tentang sesuatu
kasus.
b. Mereka tidak memiliki polisi sebagai penjaga keamanan.
c. Mereka tidak dibebani keharusan membayar pajak karena tidak terbentuknya pemerintah
yang berfungsi sebagai badan eksekutif.
Mereka juga tidak berhak menangkap terpidana untuk divonis sesuai dengan kadar dan
tindakan pelanggaran yang dilakakukan.

Sebelum datangnya Islam, ada tiga kekuatan politik besar yang mempenga- ruhi
politik Arab; yaitu kekaisaran Nasrani Byzantium, kekaisaran Persia yang memeluk agama
Zoroaster, serta Dinasti Himyar yang berkuasa di Arab bagian selatan. persaingan antara
yahudi, agama Nasrani dan Zoroaster. Bangsa Arab terdiri beberapa suku. Mereka memiliki
rasa cinta berlebihan terhadap sukunya. Tidak jarang, Peperangan terjadi antar suku.
Seperti perang Fujjar, perang saudara yang terkenal karena terjadi beberapa kali. Pertama
perang antara suku Kinanah dan Hawazan, kemudian Quraisy dan Hawazan serta Kinanah
dan Hawazan lagi.

Model organisasi politik bangsa Arab lebih didominasi kesukuan modelkabilah.


Kepala sukunya disebut Shaikh, yakni seorang pemimpin yang dipilihantara sesama
anggota. Shaikh dipilih dari suku yang lebih tua, biasanya darianggota yang masih memiliki
hubungan amili ?ungsi pemerintahan Shaikh inilebih banyak bersifat penengah !arbitrasi
daripada memberi komando. Shaikh tidak berwenang memaksa, serta tidak dapat
membebankan tugas-tugas ataumengenakan hukuman-hukuman

4. Keberagamaan

Keberagamaan mayoritas bangsa Arab Jahiliyah sudah jauh dari keyakinan yang
dibawa oleh Nabi Ibrahim yaitu meyakini adanya Allah SWT sebagai Rabb al- Alamin.
Mereka menganut agama watsani (penyembah berhala). Setiap kabilah atau suku
mempunyai patung (berhala) sendiri sebagi pusat penyembahan. Sebutan untuk
sesembahan zaman Jahiliyah ini berbeda-beda diantaranya: Shanam, Wathan, dan Nushud.

7
Penduduk Arab menganut agama yang bermacam-macam. Paganisme,& yahudi, dan
Kristen merupakan ragam agama orang Arab pra Islam. Pagan adalahagama mayoritas
mereka. 4atusan berhala dengan bermacam-macam bentuk adadi sekitar Ka'bah.
Setidaknya ada empat sebutan bagi berhala-hala itu sanam,athan, nusub, dan hubal.

B. Pendidikan Islam Masa Rasulullah

Dalam sejarah, pendidikan Islam sebagai suatu sub sistem dari sistem pendidikan pada
umumnya baru dikenal sesudah diutusnya Muhammad saw sebagai rasul. Sistem
pendidikan Islam mengacu kepada nilai-nilai Islam. Karena itu, sistem pendidikan Islam
menciptakan perbedaan yang mendasar dengan sistem pendidikan pada umumnya
(modern) baik dari Timur maupun dari Barat.

Perbedaan yang menonjol antara keduanya terletak pada sikap atau pandangan
terhadap hidup itu sendiri, dimana Islam menganggap hidup bukan suatu akhir dari
segalanya tetapi alasan untuk mencapai tujuan-tujuan spritual setelah hidup. Sedangkan
dalam pandangan Barat, kenikmatan menjadi tujuan akhir hidup yang didukung oleh materi
yang berkecukupan. Pada zaman Rasulullah saw., pendidikan Islam dilaksanakan pada dua
periode, yaitu periode Makkah dan periode Madinah. Periode Makkah sebagai fase awal
pembinaan pendidikan Islam dan berpusat di Makkah, sedangkan periode Madinah sebagai
fase lanjutan pembinaan pendidikan Islam sekaligus sebagai pusat kegiatannya.

1. Pelaksanaan Pendidikan Islam di Makkah

Sebelum Muhammad saw. memulai tugasnya sebagai rasul, yaitu melaksanakan


pendidikan Islam terhadap umatnya, Allah telah mendidik dan mempersiapkannya untuk
melaksanakan tugas tersebut secara sempurna, melalui pengalaman, pengenalan serta
perannya dalam kehidupan masyarakat dan lingkungannya.

1. Tahap I. Pendidikan perorangan yang dilakukan secara rahasia. Setelah turun ayat-ayat
yang kedua yaitu Q.S. al-Muddatstsir/74:1-7, Rasulullah memulai tugasnya untuk
menyampaikan risalahnya dengan sembunyi-sembunyi dan ditujukan kepada keluarganya
dan sahabat terdekatnya.
2. Tahap II. Menyeru dan mengajak Bani Abdul Muttalib ke dalam Islam. Tahap kedua ini
adalah merupakan tahap permulaan seruan dan ajakan secara terang-terangan kepada ajaran
agama baru ini. Seruan ini ditujukan kepada keluarga bani Abdul Muttalib, sebahagian

8
diantaranya menyambutnya dengan baik dan sebahagian yang lain menolaknya, antara lain,
seperti Abu Lahab paman Nabi saw. sendiri beserta isterinya.
3. Tahap III. Seruan dan ajakan umum Dalam Q.S. al-Hijr/15: 94, disebutkan: Terjemahnya:
Maka sampaikanlah olehmu secara terang-terangan segala apa yang diperintahkan
(kepadamu) dan berpalinglah dari orang-orang yang musyrik.12 Setelah perintah Allah ini
sampai kepada Rasulullah maka beliau mulai menyeru dan mengajak seluruh lapisan
masyarakat untuk masuk Islam, baik ia bangsawan, hamba sahaya, orang kaya, orang
miskin, maupun pedagang, baik orang makkah ataupun orang dari luar makkah.

2. Pelaksanaan Pendidikan Islam di Madinah

Periode pendidikan Rasulullah di Madinah selama 10 tahun adalah kelanjutan dari


pendidikan yang telah diterima pada periode Makkah. Jika pada periode Makkah
pendidikan Rasulullah memfokuskan diri pada penanaman aqidah dan yang berkaitan
dengannya, pada periode Madinah lebih merupakan penyempurnaan proses pendidikan
terdahulu, yaitu pembinaan pendidikan difokuskan pada pendidikan sosial dan politik
(dalam arti yang luas).
Dalam hal ini, tujuan pendidikan Rasulullah pada periode Madinah adalah pendidikan
pribadi kader Islam yang diarahkan untuk membina aspek-aspek kemanusiaan dalam
mengelola dan menjaga kesejahteraan alam semesta.16 Dengan kata lainnya, periode
Madinah adalah periode spesialisasi pendidikan Rasulullah dalam beberapa bidang yang
diperlukan untuk membangun peradaban baru dunia yang berdasarkan pada wahyu.

3. Sistem Pendidikan Masa Rasulullah Saw

Berbicara tentang sistem pendidikan pada masa Nabi saw., tidak terlepas dari misi
kerasulan Nabi di muka bumi ini. Hal ini dijelaskan dalam firmanNya: Q.S. al-Baqarah/2
:151Terjemahnya: Sebagaimana (Kami telah menyempurnakan nikmat Kami kepadamu)
Kami telah mengutus kepadamu Rasul diantara kamu yang membacakan ayat-ayat Kami
kepada kamu dan mensucikan kamu dan mengajarkan kepadamu al-Kitab dan al-Hikmah
(al-Sunnah), serta mengajarkan kepada kamu apa yang belum kamu ketahui.

A. Materi pendidikan di Makkah

1. Pendidikan Tauhid, dalam teori dan praktik.

9
2. Pengajaran al-Qur‟an Tugas Nabi Muhammad saw., di samping mengajarkan tauhid
juga mengajarkan al-Qur‟an. Materi ini dirinci kepada materi baca tulis al- Qur‟an,
materi menghafal ayat-ayat al-Qur‟an, dan materi pemahaman al-Qur‟an.
B. Materi Pendidikan Islam di Madinah

Materi Pendidikan Islam pada fase ini tidak lagi terbatas pada masalahmasalah
aqidah, ibadah dan akhlak tetapi materinya lebih kompleks dan cakupannya lebih luas
dibanding dengan materi pendidikan Islam pada fase Makkah.

1. Mahmud Yunus mengemukakan bahwa, intisari pendidikan dan pengajaran Islam yang
diberikan Nabi saw., masa Madinah adalah selain pendidikan keagamaan, pendidikan
akhlak, dan pendidikan kesehatan juga diperluas dengan materi pendidikan syariat yang
berhubungan dengan masyarakat, misalnya:
1) Hal-hal yang berhubungan dengan pergaulan antar sesama manusia, seperti: hukum
perdata.
2) Hal-hal yang berhubungan dengan qisas, seperti: hukum pidana
3) Hal-hal yang berhubungan dengan ekonomi dan pemerintahan.
Pelaksanaan atau praktik pendidikan sosial politik dan kewarganegaraan secara
ringkas meliputi:
(1). Pendidikan ukhuwah (persaudaraan) antar kaum muslimin
(2). Pendidikan kesejahteraan sosial, yakni bagaimana memenuhi kebutuhan pokok
sehari-hari.
(3). Pendidikan kesejahteraan keluarga kaum kerabat suami, isteri dan anakanak), karena
inilah yang menjadi inti terbentuknya masyarakat umat manusia yang lebih luas

2. Pendidikan Anak Banyak ayat-ayat al-Qur‟an dan hadis Nabi yang memperingatkan
bagaimana seharusnya orang tua memperlakukan anak, antara lain QS. alTahrim/66: 6,
Q.S. al-Nisaa‟/4: 9

4. Lembaga Pendidikan Islam di zaman Rasulullah

1. Di Rumah
Mahmud Yunus mengatakan bahwa tempat pendidikan Islam yang pertama
dalam sejarah pendidikan Islam adalah rumah Al-Arqam bin Abil Arqam. Di
sinilah Nabi saw., mengajarkan dasar-dasar/pokok-pokok agama Islam, kepada
sahabat-sahabatnya. Di sini pula Nabi saw., membacakan ayat– ayat al-Qur‟an
kepada pengikut-pengikutnya, menerima tamu dan orang-orang yang hendak

10
memeluk agama Islam dan menanyakan hal-hal yang bersangkut paut dengan
agama Islam.31 Selain di rumah Al-Arqam juga pendidikan Islam dilaksanakan
di rumah Nabi saw., sendiri di mana kaum Muslimin berkumpul untuk belajar
dan membersihkan aqidah mereka.
2. Di Masjid
Pendidikan dalam Islam erat sekali hubungannya dengan masjid. Kaum
muslimin telah memanfaatkan masjid untuk tempat beribadah dan sebagai
lembaga pendidikan keagamaan dimana dipelajari kaidah–kaidah Islam, hukum-
hukum agama dan sebagainya. Masjid pertama yang didirikan Rasulullah saw.,
adalah masjid Quba‟ di luar kota Madinah. Di masjid inilah Nabi saw.
memberikan pelajaran kepada sahabat-sahabatnya mengenai masalah
keagamaan dan keduniaan.
3. Kuttab
Kuttab (tempat sekolah anak-anak) sudah ada di negeri Arab sebelum
datangnya Islam, namun belum dikenal secara luas. Kuttab ini awalnya sebagai
tempat belajar menulis dan membaca. Setelah Islam datang, Kuttab dijadikan
sebagai tempat mengajarkan al-Qur‟an dan agama di samping sebagai tempat
menulis dan membaca.

11
BAB III

1. kesimpulan

1. Pendidikan Islam berawal setelah Muhammad saw., diutus menjadi rasul dan diperintahkan
menyampaikan ajaran-ajaran agama Islam kepada umatnya dan beliaulah menjadi pendidik
pertama bagi umat Islam.

2. Pendidikan Islam yang dijalankan oleh Rasulullah saw. melalui dua periode, yaitu periode
Makkah dan periode Madinah. Di Makkah pendidikan Islam diawali dengan cara sembunyi-
sembunyi di lingkungan keluarga dan sahabat-sahabat dekat beliau. Nanti setelah pengikut
Nabi bertambah banyak barulah dilaksanakan secara terang-terangan. Sedangkan di Madinah
pendidikan Islam lebih berkembang lagi.

3. Pendidikan Islam di Makkah berlangsung selama 13 tahun. Pada Masa ini merupakan upaya
pembebasan manusia dari belenggu aqidah sesat yang di anut oleh kelompok Quraisy, dengan
tujuan untuk membina pribadi muslim agar menjadi kader yang berjiwa kuat dan dipersiapkan
menjadi masyarakat Islam, mubaliq dan pendidik yang baik yaitu dengan menanamkan
nilainilai keimanan berdasarkan tauhid.

4. Proses pendidikan Nabi di Madinah selama 10 tahun. Tujuan dan materi pendidikan
Islamnya semakin luas dibandingkan pendidikan Islam di Makkah. Seiring berkembangnya
masyarakat dan semakin luasnya petunjuk–petunjuk Allah, semakin luas pula tujuan dan materi
pendidikan yang dilaksanakan oleh Rasulullah. Pendidikan Islam tidak hanya diarahkan untuk
membentuk pribadi kader Islam, tetapi juga membina aspek-aspek kemanusiaan sebagai hamba
Allah untuk mengelola dan menjaga kesejahteraan alam semesta. Untuk itu umat Islam dibekali
dengan pendidikan tauhid, akhlak, syariah, kehidupan sosial kemasyarakatan, ekonomi dan
bahkan kehidupan bernegara.

5. Materi Pendidikan Islam bersumber dari wahyu yang diturunkan Allah swt kepada
Rasulullah saw.

12

Anda mungkin juga menyukai