Disusun Oleh:
1. KOSIM
2. NURLAILI IHDANISA
3. DEDI MARYANTO
PASCASARJANA
144I H / 2019 M
i
KATA PENGANTAR
Puji serta syukur kita panjatkan kepada Allah SWT. yang telah memberikan
kita nikmat sehingga kita dapat bernafas dan menjalani kehidupan sampai
sekarang ini. Dan atas rahmat dan pertolongannyalah sehingga saya dapat
menyelesaikan makalah Sejarah Peradaban Islam ini yang berjudul “Sejarah Arab
Pra Islam dan Munculnya Peradaban Islam Pada Periode Nabi Muhammad SAW”
Sholawat beserta salam semoga tetap tercurahlimpahkan kepada Nabi Muhammad
SAW yang menjadikan kita suri tauladan yang baik.
Ucapan terima kepada dosen mata kuliah Sejarah Peradaban Islam yang telah
memberikan kepercayaan, bimbingan, dorongan, dan juga ilmu yang bermanfaat
bagi kita. Lalu kepada rekan-rekan yang telah memberi saya motivasi dan
dorongan sehingga makalah ini dapat terselesaikan. Atas segala perhatian dan
bantuan semua pihak saya mengucapkan terima kasih.
ii
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ...................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................. 1
1.3 Tujuan Pembahasan .............................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Keadaan Geografis Bangsa Arab Sebelum Islam ................................ 3
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
Moh. Nurhakim, 2012, Jatuhnya Sebuah Tamadun, Jakarta, Kementrian agama RI, hal 4
1
1.3 Tujuan Pembahasan
1. Mengetahui politik pada masa pra-islam di Arab.
2. Mengetahui kepercayaan pada masa pra-islam di Arab.
3. Mengetahui kebudayaan pada masa pra-islam di Arab.
4. Mengetahui kemasyarakatan pada masa pra-islam di Arab.
5. Mengetaui Arab Pra Islam Periode Nabi Muhammad.
2
BAB II
PEMBAHASAN
Secara geografis, daratan jazirah Arab didominasi padang pasir yang luas,
serta memiliki iklim yang panas dan kering. Hampir lima per enam daerahnya
terdiri dari padang pasir dan gunung batu.4 Luas padang pasir ini diklasifikasikan
Ahmad Amin sebagai berikut:
1. Sahara Langit, yakni yang memanjang 140 mil dari utara ke selatan dan 180
mil dari timur ke barat. Sahara ini disebut juga sahara Nufud. Di daerah ini, jarang
sekali ditemukan lembah dan mata air. Angin disertai debu telah menjadi ciri khas
suasana di tempat ini. Hal itulah yang menyebabkan daerah ini sulit dilalui.
2
Philip K. Hitti, History of The Arabs, terj. R. Cecep Lukman Yasin dan Dedi Slamet Riadi,
(Jakarta: Serambi Ilmu Semesta, 2010), 16.
3
Fadil SJ, Pasang Surut Peradaban Islam dalam Lintas Sejarah (Malang: UIN Malang
Press, 2008), 43.
4
Ibid., 43-44.
3
3. Sahara Harrat, yakni suatu daerah yang terdiri dari tanah liat berbatu hitam.
Gugusan batu-batu hitam itu menyebar di seluruh sahara ini. 5
Secara garis besar, jazirah Arab dibedakan menjadi dua, yakni daerah
pedalaman dan pesisir. Daerah pedalaman jarang sekali mendapatkan hujan,
namun sesekali hujan turun dengan lebatnya. Kesempatan demikian biasa
dimanfaatkan penduduk nomadik dengan mencari genangan air dan padang
rumput demi keberlangsungan hidup mereka. Sedangkan daerah pesisir, hujan
turun dengan teratur, sehingga para penduduk daerah tersebut relatif padat dan
sudah bertempat tinggal tetap. Oleh karena itu, di daerah pesisir ini, jauh sebelum
Islam lahir, sudah berkembang kota-kota dan kerajaan-kerajaan penting, seperti
kerajaan Himyar, Saba’, Hirah dan Ghassan. 6
Sebelum Islam lahir, bangsa Arab yang dibawa oleh Nabi Muhammad
SAW dikenal sebagai bangsa yang sudah memiliki kemajuan ekonomi. Letak
geografis yang yang cukup strategis membuat Islam yang diturunkan di makkah
menjadi cepat disebarluaskan ke berbagai wilayah disamping juga didorong oleh
faktor cepatnya laju perluasan wilayah yang dilakukan umat Islam,7 dan bahkan
bangsa Arab telah dapat mendirikan kerajaan diantaranya Saba’, Ma’in dan
Qutban serta Himyar yang semuanya berasa di wilayah Yaman.8
5
Ahmad Amin, Fajr al-Islam (Kairo: Maktabah Najdah al-Mishriyyah, 1975), 1-2.
6
Ahmad Mujahidin, “Arab Pra Islam; Hubungan Ekonomi dan Politik dengan Negara-
Negara Sekitarnya”, Jurnal Akademika, Volume 12, Nomor 2 (Maret, 2003), 4.
7
Jaih Mubarok, Sejarah Peradaban Islam , (Bandung : Pustaka Bani Quraisy, 2004), 13.
8
Ali Mufrodi, Islam di Kawasan Kebudayaan Arab, (Jakarta : Logos, 1997), 6.
4
adalah bagaimana keadaan Arab sebelum adanya Islam, Muhammad, dan sejarah
Islam terdahulu.
Menjelang kelahiran islam, Jazirah arab di apit oleh dua kerajaan besar
yaitu Romawi timur di sebelah barat sampai ke laut Adriatik dan Persia di sebelah
timur sampai ke sungai Dijlah. Kedua kerajaan besar itu disebut hegemoni di
wilayah sekitar timur tengah. Sebenarnya jazirah arab bebas dari pengaruh kedua
kerajaan tersebut, kecuali daerah-daerah subur seperti: Yaman dan daerah-daerah
sekitar teluk Persia. Wilayah jazirah arab di teluk Persia termaksud daerah
kekuasaan kerajaan Persia. Dengan demikian daerah hijau bebas dari pengaruh-
pengaruh politik dan budaya dari luar. Islam yang dasar-dasarnya diletakkan oleh
nabi di Mekkah dan di Madinah adalah: agama yang murni, tidak dipengaruhi
baik oleh perkembangan agama-agama yang ada di sekitarnya maupun kekuasaan
politik yang meliputinya. 9
Bangsa Arab adalah bangsa tertua yang hidup setelah banjir ( Nabi Nuh
AS). Mereka berasal dari keturunan Yaqzhan atau Qathan. Bangsa Arab adalah
bangsa yang memiliki kelebihan fisik dan keberanian yang handal. Para ahli
sejarah membagi bangsa Arab menjadi tiga bagian, yaitu : Arab Ba’idah (yang
punah) Arab ‘Aribah ( leluhur asli bangsa Arab) dan Arab Musta’ribah
(Campuran).
1. Arab Ba’idah
Arab Ba’idah adalah nenek moyang bangsa Arab yang jejak sejarahnya
secara rinci telah hilang tertekan zaman, karena sudah jauh masanya, sementara
tidak ada alat-alat ilmu pengetahuan yang bisa digunakan untuk menyelidiki
9
A. Syalabi, Sejarah dan Kebudayaan Islam, terj. Muchtar Yahya, (Jakarta: Djaya Murni,
jilid 1,1970), 22.
5
bekas-bekas peninggalan mereka. Mereka antara lain adalah kaum ‘Ad, Tsamud,
Thusam, dan Jurhum pertama.
2. Arab ‘aribah
Arab ‘aribah, mereka adalah keturunan Saba’. Nama aslinya ‘Abdu Syams
bin Yasjub bin Ya’rib bin Qathan. Dinamai Saba’ karena dia gemar berperang dan
menawan musuh. Menawan bahasa Arabnya Saba’. Anaknya banyak, antara lain :
Himyar, kahlan, ‘ Umar, Asy’ar, dan Amilah. Seluruh kaum Tubba’ di Yaman
berikut raja-rajanya adalah keturunan Saba’. Mereka semua berasal dari keturunan
Hamyar bin Saba’, kecuali ‘Imran dan Mauzriqia. Keduanya adalah anak-anak
Amir bin Hartsah binUmru’ Al-Qais bin Tsa’lab bin Mazin bin Al-Uzd dan Al-
Uzd adalah anak Kahlan bin Saba’. Mereka di sebut ‘Aribah, karena tinggal di
pedalaman, bekas tempat tinggal Arab Ba’idah, dan mewarisi tradisi-tradisnya.
3. Arab Mustaribah
10
Ali Mufrodi, Islam di kawasan, 5 -8.
6
loyal ke kabilahnya. Oleh karena itu, mereka tidak akan tunduk ke sebuah
kekuatan politik di luar kabilahnya yang menjadikan mereka tidak mengenal
konsep negara.11
Pada masyarakat Arab pra Islam sudah banyak ditemukan tata cara
pengaturan dalam aktivitas kehidupan sosial yang dapat dibagi pada beberapa
sistem-sistem yang ada di masyarakat, salah satunya adalah system politiknya.
Pada garis besarnya penduduk jazirah dapat di bagi berdasarkan territorial kepada
dua bagian yaitu:
11
‘Abd al-‘Azīz al-Dawrī, Muqaddimah fī Tarīkh hadr al-Islam (Beirut: Markaz Dirāsah al-
Wahdah al-‘Arabīyah, 2007), 41.
12
R.A Nicholson, A Literary History of The Arabs (Cambridge: Cambridge University Press,
1997), 83.
13
Bernard Lewis, Bangsa Arab dalam Lintasan Sejarah dari Segi Geografi, Sosial, Budaya
dan Peranan Islam, terj. Said Jamhuri (Jakarta: Ilmu Jaya, 1994), 10.
7
perniagaan Utara dan selatan, para pedagang dengan khalifah-khalifah yang
berani membeli barang dagangan dari India dan cina di yaman dan menjualnya ke
Syiria di Utara.
Nabi Muhammad SAW lahir pada tanggal 12 Rabiul Awwal atau 20 April
571 M. Ketika itu Raja Yaman Abrahah dengan gajahnya menyerbu Mekah untuk
menghancurkan Ka’bah. Sehingga tahun itu dinamakan Tahun Gajah. Beliau telah
menjadi yatim piatu ketika berumur delapan tahun, dan beliau diasuh oleh kakek
dan pamannya, Abdul Muthalib dan Abu Thalib. Pada umur 12 tahun Nabi
Muhammad sudah mengenal perdagangan, sebeb pada saat itu beliau telah diajak
berdagang oleh paman beliau, Abu Thalib ke Negeri Syam. Dari pengalamannya
berdagang, maka setelah beranjak dewasa, beliau ingin berusaha berdagang
dengan membawa barang dagangan Khadijah, seorang saudagar wanita yang pada
akhirnya menjadi istri beliau.
14
Ibid, 11.
8
Arab yang menyembah berhala. Di tempat inilah beliau menerima wahyu yang
pertama, yang berupa surat Al-‘Alaq 1-5. Dengan wahyu yang pertama ini, maka
beliau telah diangkat menjadi Nabi, utusan Allah. Pada saat itu, Nabi Muhammad
belum diperintahkan untuk menyeru kepada umatnya, namun setelah turun wahyu
kedua, yaitu surat Al-Mudatsir ayat 1-7, Nabi Muhammad saw diangkat menjadi
Rasul yang harus berdakwah. Dalam hal ini dakwah Nabi Muhammad dibagi
menjadi dua periode, yaitu :
Pada periode ini, tiga tahun pertama dakwah islam dilakukan secara
sembunyi-sembunyi. Nabi Muhammad mulai melaksanakan dakwah islam di
lingkungan keluarga, mula-mula istri beliau sendiri, yaitu Khadijah, yang
menerima dakwah beliau, kemudian Ali bin Abi Thalib, Abu Bakar sahabat
beliau, lalu Zaid bekas budak beliau. Di samping itu, juga banyak orang yang
masuk islam dengan perantaraan Abu Bakar yang terkenal dengan julukan
Assabiqunal Awwalun(orang-orang yang lebih dahulu masuk islam), mereka
adalah Utsman bin Affan, Zubair bin Awwan, Sa’ad bin Abi Waqqash, Abdur
Rahmanbin ‘Auf, Thalhah bin ‘Ubaidillah, Abu Ubaidah bin Jarhah, dan Al-
Arqam bin Abil Arqam, yang rumahnya dijadikan markas untuk
berdakwah(rumah Arqam). Kemudian setelah turun ayat 94 Surah Al-Hijr, nabi
Muhammad saw memulai dakwah secara-terang-terangan. 15
b. Semi Rahasia. Beliau menyebarkan Agama Islam dalam ryang lingkup yang
lebih luas, termasuk Bani Muthalib dan Bani Hasyim.
15
Ali Mufrrodi, Islam di Kawasan.., 5.
9
c. Terang-Terangan(Demonstratif). Nabi dalam berdakwah secara terang-terangan
ke segenap lapisan masyarakat, baik kaum bangsawan maupun hamba sahaya.
Dakwah yang dilakukan oleh Nabi Muhammad saw tidak mudah karena mendapat
tantangan dari kaum kafir Quraisy. Hal tersebut timbul karena beberapa faktor,
yaitu sebagai berikut :
3. Agama dan Keyakinan. Para pemimpin Quraisy tidak mau percaya ataupun
mengakui serta tidak menerima ajaran tentang kebangkitan kembali dan
pembalasan di akhirat
4. Budaya. Taklid kepada nenek moyang adalah kebiasaan yang berurat akar pada
bangsa Arab, sehingga sangat berat bagi mereka untuk meninggalkan agama
nenek moyang dan mengikuti agama islam
10
5. Ekonomi. Pemahat dan penjual patung memandang Islam sebagai penghalang
rezeki. 16
a. Mendirikan Masjid
16
Philip K. Hitti, History of The Arabs, 28.
17
Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam (Jakarta: Rajawali Press, 2010), 11.
11
Rasulullah saw mempersatukan keluarga-keluarga islam yang terdiri dari
Muhajirin dan Anshar. Dengan cara mempersaudarakan kedua golongan ini,
Rasulullah saw telah menciptakan suatu pertalian yang berdasarkan agama
pengganti persaudaraan yang berdasar kesukuan seperti sebelumnya.
12
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Bangsa Arab sebelum datangnya islam mempunyai kebudayaan yang baik
dan buruk yang telah ada ketika bangsa arab mengalami masa kegelapan.
Kebudayaan yang buruk terutama dalam segi Akhlak dan agama, mereke
menyembah berhala, sering melakukan hal-hal yang dilarang oleh Allah
diantaranya minum-minuman keras, berjudi, membunuh anak perempuan yang
baru lahir, merendahkan harkat martabat wanita. Membunuh anak-anak, jika
kemiskinan dan kelaparan mendera mereka, atau bahkan sekedar prasangka
bahwa kemiskinan akan mereka alami. Ber-tabarruj (bersolek). Para wanita
terbiasa bersolek dan keluar rumah sambil menampakkan kecantikannya, lalu
berjalan di tengah kaum lelaki dengan berlengak-lenggok, agar orang-orang
memujinya. Lelaki yang mengambil wanita sebagai gundik, atau sebaliknya, lalu
melakukan hubungan seksual secara terselubung. Prostitusi. Memasang tanda atau
bendera merah di pintu rumah seorang wanita menandakan bahwa wanita itu
adalah pelacur. Fanatisme kabilah atau kaum dan masih banyak lagi.
Tapi dari semua keburukan tersebut masih ada hal yang baik dari bangsa
Arab pada saat itu diantaranya: juga berkembangasa ilmu pengetahuan dalam
bidang astronomi atau perbintangan, dalam bidang dagang, dan adanya kebiasaan
masyarakat yang melekat yaitu rasa solidaritas diantara sesame klan atau suku,
dermawan, pantang mundur jika menhadapi sesuatu dan lai-lain.
3.2 Saran
Penulis banyak berharap para pembaca dapat memberikan kritik dan saran
yang membangun kepada penulis demi sempurnanya makalah ini dan untuk
penulisan makalah di kesempatan-kesempatan berikutnya.
13
DAFTAR PUSTAKA
Philip K. Hitti, History of The Arabs, terj. R. Cecep Lukman Yasin dan Dedi
Slamet Riadi, (Jakarta: Serambi Ilmu Semesta, 2010), 16.
Fadil SJ, Pasang Surut Peradaban Islam dalam Lintas Sejarah (Malang: UIN
Malang Press, 2008), 43.
Ibid., 43-44.
Ahmad Amin, Fajr al-Islam (Kairo: Maktabah Najdah al-Mishriyyah, 1975), 1-2.
Ahmad Mujahidin, “Arab Pra Islam; Hubungan Ekonomi dan Politik dengan
Negara-Negara Sekitarnya”, Jurnal Akademika, Volume 12, Nomor 2 (Maret,
2003), 4.
Jaih Mubarok, Sejarah Peradaban Islam , (Bandung : Pustaka Bani Quraisy,
2004), 13.
Ali Mufrodi, Islam di Kawasan Kebudayaan Arab, (Jakarta : Logos, 1997), 6.
A. Syalabi, Sejarah dan Kebudayaan Islam, terj. Muchtar Yahya, (Jakarta: Djaya
Murni, jilid 1,1970), 22.
Ali Mufrodi, Islam di kawasan, 5 -8.
‘Abd al-‘Azīz al-Dawrī, Muqaddimah fī Tarīkh hadr al-Islam (Beirut: Markaz
Dirāsah al-Wahdah al-‘Arabīyah, 2007), 41.
R.A Nicholson, A Literary History of The Arabs (Cambridge: Cambridge
University Press, 1997), 83.
Bernard Lewis, Bangsa Arab dalam Lintasan Sejarah dari Segi Geografi, Sosial,
Budaya dan Peranan Islam, terj. Said Jamhuri (Jakarta: Ilmu Jaya, 1994), 10.
Ibid, 11.
Ali Mufrrodi, Islam di Kawasan.., 5.
Philip K. Hitti, History of The Arabs, 28.
Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam (Jakarta: Rajawali Press, 2010), 11.
A. Shalabi, Sejarah dan Kebudayaan Islam, buku I, terj. M. Sanusi Latief
(Jakarta: Pustaka Al-Husna, 1983), 29.
14