KELOMPOK : 1
ﺑِﺴْﻢِ ا ﱠ ِ ا ﻟ ﱢﺮ ﺣْ َﻤ ِﻦ ا ﻟ ﱠﺮ ِﺣ ْﯿ ِﻢ
Penulis
ii
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI.............................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
2.1. Kondisi Bangsa Arab Sebelum Datangnya Islam Dalam Aspek Sosial
Budaya ................................................................................................................2
2.2. Kondisi Bangsa Arab Sebelum Datangnya Islam Dalam Aspek Agama............5
2.3. Kondisi Bangsa Arab Sebelum Datangnya Islam Dalam Aspek Ekonomi.........7
2.4. Keadaan Bangsa Arab Sebelum Datangnya Islam Dalam Aspek Politik ...........9
3.2. Saran....................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Kondisi Bangsa Arab Sebelum Datangnya Islam Dalam Aspek Sosial
Budaya
Sebagian besar daerah Arab adalah daerah gersang dan tandus, kecuali daerah
Yaman yang terkenal subur. Sebagai imbasnya, mereka yang hidup di daerah itu
menjalani hidup dengan cara pindah dari suatu tempat ke tempat lain. Mereka tidak
betah tinggal menetap di suatu tempat. Mereka tidak mengenal hidup cara lain selain
pengembaraan itu. Seperti juga di tempat-tempat lain, di sini pun ( Tihama, Hijaz,
Najd, dan sepanjang dataran luas yang meliputi negeri-negeri Arab ) dasar hidup
pengembaraan itu ialah kabilah. Kabilah-kabilah yang selalu pindah dan pengembara
itu tidak mengenal suatu peraturan atau tata-cara seperti yang kita kenal. Mereka
hanya mengenal kebebasan pribadi, kebebasan keluarga, dan kebebasan kabilah yang
penuh.
2
Fakta di atas menunjukkan bahwa pengertian Jahiliah yang tersebar luas di
antara kita perlu diluruskan agar tidak terulang kembali salah pengertian. Pengertian
yang tepat untuk masa Jahiliah bukanlah masa kebodohan dan kemunduran, tetapi
masa yang tidak mengenal agama tauhid yang menyebabkan minimnya moralitas.
3
Imam Bukhari meriwayatkan dari 'Aisyah radhiallahu 'anha (RA), bahwa
pernikahan pada masa Jahiliyah terdiri dari empat macam:
4
menentukan nasab si anak tersebut kepada siapa yang mereka cocokkan ada
kemiripannya dengan si anak itu. Dalam hal ini, laki-laki yang ditunjuk tidak
boleh menyangkal. Maka ketika Allah Ta'ala mengutus Nabi Muhammad
SAW, beliau menghapuskan semua pernikahan kaum Jahiliyah itu kecuali
pernikahan yang ada saat ini.
2.2. Kondisi Bangsa Arab Sebelum Datangnya Islam Dalam Aspek Agama
Paganisme, Yahudi, dan Kristen adalah agama orang Arab pra-Islam. Pagan
adalah agama mayoritas mereka. Ratusan berhala dengan bermacam-macam bentuk
ada di sekitar Ka’bah. Agama pagan sudah ada sejak masa sebelum Ibrahim.
Setidaknya ada empat sebutan bagi berhala-hala itu: ṣanam, wathan, nuṣub, dan
ḥubal. Orang-orang dari semua penjuru jazirah datang berziarah ke tempat itu.
Beberapa kabilah melakukan cara-cara ibadahnya sendiri-sendiri. Ini membuktikan
bahwa paganisme sudah berumur ribuan tahun.
Yahudi dan Kristen dianut oleh para imigran yang bermukim di Yathrib dan
Yaman. Tidak banyak data sejarah tentang pemeluk dan kejadian penting agama ini
di Jazirah Arab, kecuali di Yaman.
5
Salah satu corak beragama yang ada sebelum Islam datang selain tiga agama
di atas adalah Ḥanīfīyah, yaitu sekelompok orang yang mencari agama Ibrahim yang
murni yang tidak terkontaminasi oleh nafsu penyembahan berhala-berhalam, juga
tidak menganut agama Yahudi ataupun Kristen, tetapi mengakui keesaan Allah.
Mereka berpandangan bahwa agama yang benar di sisi Allah adalah Ḥanīfīyah.
6
2.3. Kondisi Bangsa Arab Sebelum Datangnya Islam Dalam Aspek Ekonomi
Sebelum cahaya Islam menerangi jazirah Arab, warga Arab terbagi menjadi
dua wilayah, yaitu Arab Badui (kampung) dan Arab Hadhari (perkotaan). Untuk
bertahan hidup, warga Arab Badui menggantungkan sumber kehidupannya dengan
beternak. Mereka hidup secara nomaden atau berpindah-pindah sambil menggiring
ternak mereka menuju daerah dengan curah hujan tinggi atau ke padang rumput.
Mereka mengonsumsi daging dan susu hasil ternak, membuat pakaian, kemah,
dan perabot dari wol (bulu domba)serta menjualnya jika keperluan pribadi dan
keluarganya sudah terpenuhi. Untuk mengukur taraf kekayaan seorang warga Arab
Badui maka hitunglah jumlah hewan ternak yang mereka miliki. Karena semakin
banyak hewan ternak maka semakin tinggi pula derajat sosial mereka.
Adapun warga Arab perkotaan memiliki dua bagian, yaitu penduduk yang
tinggal di wilayah subur, seperti Yaman, Thaif, Madinah, Najd, Khaibar, dan
Makkah. Warga di wilayah tersebut ter- biasa menggantungkan sumber kehidupannya
melalui pertanian. Meski begitu, ada pula warga yang bekerja di bidang perniagaan,
terutama mereka yang tinggal di Makkah. Kala itu, Makkah merupakan pusat
perniagaan.
Selain memiliki profesi yang berbeda, warga Makkah juga dipandang lebih
istimewa oleh orang-orang Arab lain karena kedudukan mereka sebagai warga Kota
Suci (Makkah). Keistimewaan ini ternyata tertulis dalam firman Allah SWT.
7
Aktivitas perdagangan ini juga dilakukan oleh kalangan bangsawan, seperti
Hasyim, Abu Thalib, Abu Lahab, Abbas, Abu Sufyan bin Harb, Abu Bakar, Zubair
bin Awwam, bahkan Rasulullah SAW.Allah SWT juga mengabadikan perjalanan
dagang yang dilakukan orang- orang Quraisy sebagai perjalanan dagang yang sangat
terkenal, yaitu perjalanan musim dingin menuju Yaman dan sebaliknya, perjalanan
dagang musim panas ke Syam.
Perniagaan yang telah mendarah daging bagi warga Arab membuat makin
menjamurnya pusat-pusat perdagangan di berbagai wilayah di Arab, terutama
Makkah dan sekitarnya. Pusat perda gangan ini bukan hanya sebagai tempat transaksi
perdagangan, tetapi juga pusat pertemuan para pakar sastra, penyair, dan orator. Pusat
perbelanjaan pun menjelma menjadi pusat peradaban, kekayaan bahasa, dan
transaksi-transaksi global.
8
2.4. Keadaan Bangsa Arab Sebelum Datangnya Islam Dalam Aspek Politik
Secara internal, pada dasarnya kondisi politik di wilayah Arab pra Islam
mengalami perpecahan atau dikenal dengan istilah otonomi daerah. Hal ini
dikarenakan mereka tidak mengenal sistem kepemimpinan sentral yang mengatur
segala urusan kepemerintahan secara general.
Dalam tulisan ini akan dijelaskan satu contoh tentang gambaran politik Arab
pra Islam, yaitu suku Quraisy. Mereka adalah suku yang paling terpandang di Mekah.
Hal ini bisa dilihat dari para pembesar suku Quraisy yang banyak berperan dalam
urusan kewilayahan Mekah, seperti otoritas untuk memelihara Ka’bah, yang saat itu
menjadi monumen berharga oleh masyarakat Mekah. Oleh karena itu, berbagai
jabatan yang berkaitan dengan Ka’bah seperti pemakaian hijabah, rifadah, siyaqah,
liwa’ dan qiyadah merupakan sebuah jabatan yang terpandang. Tentunya merupakan
suatu kehormatan jika suatu suku dapat mendelegasikan orang-orangnya untuk
berkontribusi dalam merawat Ka’bah.
9
Kondisi politik di wilayah pra-Islam erat kaitannya dengan pembahasan
nasab. Karena pada dasarnya terdapat tiga garis keturunan besar yang menjadi cikal
bakal orang Arab. Yiatu: Ba’idah, ‘Aribah dan Musta’ribah. Pertama adalah Arab
bai’dah, secara kronologis, Arab Ba’idah adalah kaum Arab kuno yang telah punah
beserta data detail dari bagaimana kondisi sosialnya dan sistem politiknya. Arab
Ba’idah memiliki beberapa kaum, di antanya kaum ‘Ad, Tsamud, Thasm, Judais,
Imlaq.
Kemudian garis keturunan yang kedua adalah Arab ‘Aribah, mereka adalah
kaum yang berasal dari jalur keturunan Ya’rib bin Yasyjub bin al-Qahthan yang
dalam term sejarah dikenal dengan suku Qahthaniyyah. Secara geografis, Arab
Aribah tumbuh di wilayah Yaman yang kemudian berkembang menjadi beberapa
kabilah dan marga. Terdapat dua kabilah besar Arab Aribah/Qahthan yang populer
dalam berbagai literatur sejarah. Dua kabilah tersebut adalah Kahlan dan Himyar.
10
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
1) Sebelum datangnya islam bangsa arab memiliki kehidupan yang sangat buruk
yang mencerminkan suatu kebodohan sehingga disebut dengan zaman
jahiliyyah, yang mana saat itu kehidupan masyarakat arab tidak jauh dari
perbuatan keji, perzinahan, pertumpahan darah, dan masih banyak yang lain.
Kondisi sosial bangsa arab pada zaman dahulu dinilai berdasarkan kedudukan
mereka, jika mereka berasal dari bangsawan maka mereka memiliki
kedudukan yang tinggi dan terhormat, namun sebaliknya, jika mereka berasal
dari keluarga yang kurang mampu maka mereka juga akan dianggap remeh
dan mereka memiliki kedudukan yang rendah.
3.2. Saran
Kami sebagai penulis, menyadari bahwa makalah ini banyak sekali kesalahan
dan sangat jauh dari kesempurnaan. Tentunya, penulis akan terus memperbaiki
makalah dengan mengacu pada sumber yang dapat dipertanggungjawabkan nantinya.
Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran tentang pembahasan
makalah diatas.
11
DAFTAR PUSTAKA
Abloilmu. (2015). Makalah Kehidupan Bangsa Arab Sebelum Datang Islam. Diakses
pada 02 September 2021, dari
http://abloilmu.blogspot.com/2015/03/makalah-kehidupan-bangsa-arab-
sebelum.html?m=1
Elli, A. (2021). Kondisi Arab Sebelum Islam Datang. Diankses pada 02 September,
dari
https://www.google.com/amp/s/www.kompasiana.com/amp/elliastutik1847/5ffc5865d
541df48345a92e2/kondisi-arab-sebelum-islam-datang
Dea, A. S. & Agung S. (2018). Perekonomian Arab Sebelum Islam. Diakses pada 02
September 2021, dari
https://www.google.com/amp/s/m.republika.co.id/amp/pglgfw313
https://islami.co/sistem-politik-arab-pra-islam-fanatik-kesukuan-dan-tidak-ada-
pemerintahan-sentral/
12