Anda di halaman 1dari 20

Nama : Muh.

Rajab Afdal
Kelas :Pai C
Nim :1901010109
Study :Fiqih Ibadah

UTS

1.Resume kelompok I : Taharrah,Najis,Hadas

a.)Taharrah

Taharrah dalam bahasa indonesia adalah bersuci. Taharrah merupakan pembahasan penting dalam
bab fiqih islam. Hukum melakukan taharah adalah wajib, karena taharah menjadi syarat sah sebagian
amal ibadah seorang muslim

thaharah / bersuci secara bahasa berarti membersihkan atau membebaskan diri dari najis dan kotoran
Taharar secara istilah adalah membersihkan badan dari segala najis dan hadast.Allah sangat menyukai
orang yang bersih Taharah dapat dilakukan dengan berwudhuk (untukmembersihkan najis dan hadat
kecil) dan manjdi wajib (untuk membersihkan najis dan hadat besar).

taharah dapat dilakukan dengan menggunakan air mutlak ( air suci dan menyucikan) atau menggunakan
debu apabila tidak air, Yang disebut dengan tayamum.Jadi , thaharah adalah bersuci untuk
menghilangkan segala kotoran baik dibadan, pakaian ataupun tempat ibadah agar sholat serta ibadah
seorang muslim menjadi sah.

b.)Najis

Najis adalah kotor yang menjadi sebab terhalangnya seseorang untuk beribadah kepada Allah

•Najis mukhaffafah yaitu najis dengan kategori ringan

•Najis mutawassitah yaitu najis dengan kategori sedang

•Najis mughallazah yaitu najis yang termasuk dalam kategori berat

c.)Hadas

hadast adalah keadaan tidak suci pada diri seorang muslim dimana kita tidak dapat beribadah kepada
Allah.hadas di bagi menjadi dua bagian yaitu hadas besar dan hadas kecil contoh dari hadas besar yakni
haid bagi perempuan , contoh hadas kecil yakni buang air kecil jadi ketika kita terkena hadas kecil cara
mensucikan diri hanya dgn berwudhu bila kita terkena hadas besar maka kita harus mandi wajib
2.Resume kelompok II :Sholat wajib

shalat fardhu/sholat wajib adalah sholat 5 waktu yang disyariatkan kepada umat islam yang wajib
dikerjakan apabila seseorang telah baligh dan berakal sehat. Sesuai namanya maka hukum sholat fardhu 5
waktu adalah fardhu ain, yaitu sebuah kewajiban yang tidak bisa diwakilkan dan bila tidak dikerjakan
akan mendapat dosa.

sholat adalah ibadah utama dalam islam sholat ini merupakan tiang agama, orang yang tidak sholat
berarti sedang menjatuhkan agama,sholat ini kuncinya surga. Barangsiapa yang sholatnya terjaga maka ia
ada dalam jaminan Allah, dan mereka yang tidak terjaga sholatnya maka terlepas dari jaminan Allah

Sholat fardhu adalah :

1. Sholat subuh 2 rakaat

2. Sholat dzuhur 4 rakaat

3. Sholat ashar 4 rakaat

4. Sholat maghrib 3 rakaat

5. Sholat isya 4 rakaat

6. Sholat jumat 2 rakaat + mendengarkan khotbah

Sholat fardhu adalah sholat 5 waktu yang disyariatkan kepada umat islam yang wajib dikerjakan apabila
seseorang telah baligh dan berakal sehat. Hukum shoalt 5 waktu adalah fardhu ain , yaitu Yaitu kewajiban
perorangan yang wajib dilakukan oleh seorang muslim dan tidak dapat diwakilkan. Kewajiban ini
diberikan kepada seorang muslim apabila telah memenhui syarat yang telah ditentukan, seperti berakal
dan baligh. Hukum fardhu ain merupakan kewajiban individu yang tidak bisa diwakilkan kepada kepada
orang lain bila tidak dilaksanakan.
3.Resume kelompok III :Sholat sunnah

Shalat sunnah atau Shalat Nawafi (jamak : nafilah) adalah shalat yang dianjurkan untuk dilaksanakan
namun tidak diwajibkan sehingga tidak berdosa bila ditinggalkan dengan kata lain apabila dilakukan
dengan baik dan benar serta penuh keikhlasan akan tampak hikmah dan rahmat dari Allah SWT

macam -macam sholat sunnah

•Shalat dhuha adalah Shalat sunah yang dilakukan pada waktu dhuha

•Shalat istikharah adalah Shalat sunah yang dilakukan pada saat memohon petunjuk kepada Allah untuk
diberikan kejelasan dalam memilih

•Shalat tarawih  adalah Shalat sunah yang dilakukan pada malam hari bulan ramadhan setelah
mengerjakan shalat isya

•Shalat witir adalah Shalat sunah yang dilakukan pada malam hari sebagai penutup shalat malam yang
jumlah raka'atnya adalah ganjil

•Shalat tahyatul masjid adalah Shalat sunah yang dilakukan pada saat baru masuk ke dalam mesjid

•Shalat rawatib qabliyyah adalah Shalat sunah yang dilakukan sebelum mengerjakan shalat wajib 5 waktu

•Shalat rawatib ba'diyyah adalah Shalat sunah yang dilakukan setelah mengerjakan shalat wajib 5 waktu

•Shalat idul fitri  adalah Shalat sunah yang dilakukan pada saat pagi hari raya idul fitri

•Shalat idul adha adalah Shalat sunah yang dilakukan pada saat pagi hari raya idul adha

•Shalat khusuf adalah Shalat sunah yang dilakukan pada saat gerhana bulan

•Shalat kusuf  adalah Shalat sunah yang dilakukan pada saat gerhana matahari
4.Resume kelompok IV :ZAKAT

 Zakat adalah sejumlah harta yang wajib dikeluarkan oleh pemeluk agama Islam untuk diberikan
kepada golongan yang berhak menerima, seperti fakir miskin dan semacamnya, sesuai dengan yang
ditetapkan oleh syariah.

Zakat dalam segi istilah adalah harta tertentu yang wajib dikeluarkan oleh orang yang beragama
Islam dan diberikan kepada golongan yang berhak menerimanyaZakat dari segi bahasa berarti 'bersih',
'suci', 'subur', 'berkat' dan 'berkembang' menurut ketentuan yang telah ditetapkan oleh syariat Islam

manfaat dari zakat:

-membantu meringankan dari kesulitan hidup dari fakir miskin

-membantu memcahkan permasalahan yang dihadapi oleh mustahik

-menghilangkan sifat bakhil,rakus dan sifat tercela lainnya

hikmah:

-membayar zakat berarti mensyukuri nikmat allah

-harta membuat si kaya dan si miskin menjadi harmonis

-zakat mendidik agar menjadi orang yang dermawan

macam-macam zakat :

-zakat fitrah merpakan zakat yang wajib dikeluarkan oleh setiap muslim menjelang hari raya idul
fitri.ukuran zakat yang dikeluarkan adalah 2,5 kg berupa makanan pokok

-zakat mal merupakan zakat harta yang dikeluarkan oleh umat muslim.berupa hasil
pertambangan,pertenakan
5.Resume kelompok V :PUASA

Pengertian puasa dalam bahasa (syiam atau shaum) adalah menahan atau berpantang dari sesuatu.

Pengertian puasa dalan istilah adalah menahan diri dari segala hal yang dapat membatalkan puasa
dari terbitnya fajar hingga tenggelam matahari disertai niat dan syarat tertentu.

Rukun-rukun puasa adalah

1. Menahan diri dari segala hal yang dapat membatalkan puasa dari terbitnya fajar hingga tenggelamnya
matahari. Rukun ini terdapat pada Surat Al-Baqarah : 187

“Maka sekarang campurilah mereka dan carilah apa yang telah ditetapkan Allah untukmu, dan makan
minumlah hingga terang bagimu benang putih dari benang hitam, yaitu fajar. Kemudian sempurnakanlah
puasa itu sampai (datang) malam.”

2. Niat puasa.

Niat puasa termasuk dalam rukun puasa yang tidak boleh ditinggalkan karena niat membedakan antara
ibadah yang satu dengan ibadah lainnya.

Ada 3 macam puasa:

1. Puasa wajib, yang terdiri dari

- Puasa Ramadan

- Puasa qada (puasa untuk mengganti)

- Puasa nazar (puasa karena berjanji)

- Puasa kifarat (puasa sebagai denda)

2. Puasa sunnah, yang terdiri dari

- Puasa Senin-Kamis

- Puasa setiap tanggal 10 Muharram

- Puasa setiap tanggal 9 Dzulhijjah

- Puasa 6 hari setiap bulan Syawal


3. Puasa haram, yang terdiri dari

- Puasa secara terus-menerus tanpa berhenti

- Puasa pada tanggal 1 Syawal dan 10 Dzulhijjah (hari tasyrik)

Syarat wajib puasa adalah

1. Islam

2. Baligh

3. Berakal

4. Mampu untuk berpuasa

Syarat sah puasa adalah

1, Bersih dari haid dan nifas

2. Pada waktu yang diperbolehkan puasa


6.Resume kelompok VI :HAJI

A. Pengertian Haji
haji menurut lughah atau arti bahasa (etimologi) adalah “al-qashdu” atau “menyengaja”.
Sedangkan arti haji dilihat dari segi istilah (terminology) berarti bersengaja mendatangi Baitullah
(ka’bah) untuk melakukan beberapa amal ibadah dengan tata cara yang tertentu dan dilaksanakan pada
waktu tertentu pula

-Dasar hukum haji

Dalam ibadah haji, fardhu adalah sesuatu yang apabila tidak dikerjakan sesuai ketentuannya,
maka ibadah haji tidak sah ; seperti tidak melakukan wukuf di ‘Arafah.
Wajib dalam ibadah haji atau umrah adalah sesuatu yang jika diabaikan secara keseluruhan, atau
tidak memenuhi syaratnya maka haji atau umrah tetap sah, tetapi orang yang bersangkutan harus
melaksanakan sanksi yang telah ditetapkan

Syarat wajib haji

a) Islam
b) Baligh (dewasa)
c) Aqil (berakal sehat
d) Merdeka
e) Mampu (Istitha’ah)
Rukun ibadah haji

a) Ihram
b) Wukuf di arafah
c) Thawaf
d) Sa’i
e) Bercukur
f) Tertib
Wajib haji

a.) Ihram dari miqat


b.) Melempar Jumrah
c.) Mabit di Mudzalifah
d.) Mabid di Mina
e.) Thawaf Wada’
7.Resume kelompok VII :NIKAH DAN PEBENTUKANNYA

Kata nikah berasal dari bahasa arab yang berarti bergaul, bercampur, menghimpun, atau
mengumpulkan. Dalam arti fiqih Nikah (kawin) adalah akad yang menghalalkan hubungan antara laki-
laki dan perempuan dalam ikatan suami-istri.tujuan perkawinan dalam islam adalah membentuk keluarga
yang rukun,damai, serta penuh kasih sayang untuk mendapat keturunan yang sah. Menikah bukan asal
mempersatukan dua insan.Namun ada syarat agar nikah itu menjadi sah di mata agama. 

Tujuan Pernikahan
1) Untuk membentuk keluarga sakinah, mawadah dan rahmah
2) Untuk mendapat keturunan yang sah
3) Untuk menghindari perzinahan

Rukun dan syarat nikah


- Rukun nikah
o Mempelai laki-laki
o Mempelai prempuan
o Wali nikah
o Saksi nikah
o Ijab dan kabul
o Syarat nikah
o Beragama islam
o Bukan Laki-laki Mahrom bagi Calon Istri
o Wali Akad Nikah
o Tidak Sedang melaksanakan haji
o Bukan Paksaan

hukum nikah, yaitu:


o Wajib
o Sunnah
o Makruh
o Mubah
o Haram

Nikah siri
Dari sisi bahasa, siri memiliki makna rahasia.Yang mana nikah siri berarti nikah rahasia.Secara istilah,
nikah siri adalah nikah secara sembunyi-bunyi, tidak dicatat di Kantor Urusan Agama dan terkadang tidak
disertai wali sahnya. Perlu diketahui bahwa nikah siri bukanlah adat umat islam.

-Nikah siri tanpa ke KUA = Sah


Nikah siri yang dilakukan tanpa pencatatan di Kantor Urusan Agama (KUA) dianggap sah menurut
beberapa ulama. Dengan catatan, pernikahan tersebut harus memenuhi rukun nikah dalam islam
dan syarat Pernikahan dalam Islam.

-Nikah Siri Tanpa Wali = Tidak Sah


Di jaman sekarang ini banyak orang yang melakukan nikah siri tanpa adanya wali nasab dari pihak
perempuan.Hal ini bisa terjadi sebab pernikahan tidak disetujui, sehingga mempelai memutuskan
menikah secara diam-diam atau bisa dikatakan kawin lari.
8.Resume kelompok VIII : Talaq (cerai)

a.)-Pengertian talaq
Talaq atau perceraian adalah terlepasnya ikatan perkawinan antara suami-istri, baik karna ungkapan
talaq sang suami, ungkapan tak di sadarinya, maupun karena gugatan sang istri melalui meja pengadilan

b.)ketentuan talaq dari Al-Qur’an dan Sunnah yaitu :


1. Mempertimbangkan maslahat dalam menjatuhkannya, setelah memikirkannya dengan penuh kesadaran
dan mengambil pandangan dua penengah dari kedua belah pihak.
2. Mengeluarkan vonis talaq saat takut tidak dapat menegakkan aturan-aturan Allah Azza wa Jalla
3. Tidak mentalaq 3 kali sekaligus
4. Talaq tidak dilakukan dalam keadaan gelap mata
5. Penjatuhan talaq dalam waktu yang diperbolehkan syari’at, sehingga tidak diharamkan dan menjadi
talaq bid’i, akan tetapi dalam masa yang diperintahkan syari’at dengan mengetahui waktu talaq yang
ditentukan.
6. Talaq dilakukan dengan Ihsan (baik-baik) tidak dengan menyakiti

c.)Hukum Talaq

Dalam ajaran islam Talaq diperbolehkan (mubah) sebagai jalan terakhir ketika kehidupan rumah tangga
mengalami jalan buntu.
Apabila dilihat dari latar belakang terjadinya talaq, maka hukum talaq bisa berubah kepada:
1. Wajib

Talaq menjadi wajib hukumnya apabila hakim tidak menemukan jalan lain, kecuali talaq, yang
bisa ditempuh untuk meredakan pertikaian yang terjadi diantara suami dan istri.

2. Haram
seorang laki-laki diharamkan menjatuhkan talaq kepada sang istri bila tidak memiliki tujuan yang
jelas. Sebab, yang demikian itu akan berdampak buruk bagi pihak perempuan. Talaq juga diharamkan
ketika istri dalam keadaan haid atau dalam keadaan suci yang sudah digauli.

3. Mubah

Hukum talaq bisa menjadi mubah jika seorang istri memiliki akhlaq yang buruk, jelek tabi’atnya
dalam bermuamalah, melalaikan hak suami dan lain sebagainya. Sehinggatujuan pernikahan yang
diinginkan tidak tercapai sama sekali.

4. Sunnah

Hukum talaq akan menjadi sunnah apabila keadaan rumah tangga sudah sulit dipertahankan akan
lebih banyak bahayanya, misal seorang istri tidak mau atau lalai dalam menjalankan hak-hak Allah swt,
seperti sholat, puasa, dan lain sebagainya.
-Jenis talaq

Dilihat dari kondisi istri yang ditalaq, maka talaq terbagi menjadi 2 macam, yaitu:
1. Talaq Sunni
Yaitu talaq yang dijatuhkan oleh suami pada istrinya dalam keadaan suci dan tidak disetubuhi
dalam masa suci itu.
2. Talaq Bid’ah
Yaitu talaq yang dijatuhkan oleh suami kepada istrinya dalam keadaan menstruasi atau dalam
keadaan suci tetapi telah disetubuhi saat dijatuhkan talaq.

-Rujuk

Pengertian rujuk

Rujuk adalah kembalinya suami kepada hubungan nikah dengan istri yang telah dicerai raj’i
bukan cerai ba’in, dan dilaksanakan selama istri dalam masa Iddah. Dalam hukum perkawinan islam
rujuk merupakan tindakan hukum yang terpuji.

a.rukun rujuk
Yang termasuk dalam rukun Rujuk ialah keadaan istri sudah di campuri oleh suaminya, suami
melakukan rujuk atas kehendaknya sendiri, rujuk dilakukan dengan sighat bukan melalui
perbuatan/campur ( terjadi perbedaan pendapat dalam hal ini akan tetapi menurut kebanyakan para ulama
rujuk dengan perbuatan itu sah/boleh), dan hadirnya saksi( sebagian ulama mengatakan wajib dan
sebagian lagi mengatakan sunnah).

b.Syarat rujuk

a. Laki-laki yang merujuk, adapun syarat bagi laki-laki yang merujuk itu adalah sebagai berikut : suami
bagi perempuan yang dirujuk yang dia menikahi istrinya itu dengan nikah yang sah, dan laki-laki yang
merujuk itu mestilah seseorang yang mampu melaksanakan pernikahan dengan sendirinya, yaitu telah
dewasa dan sehat akalnya dan bertindak dengan kesadarannya sendiri.

b. Perempuan yang dirujuk, adapun syarat sahnya rujuk bagi perempuan yang dirujuk adalah :
perempuan itu adalah istri yang sah dari laki-laki yang merujuk, istri itu telah diceraikan dalam bentuk
talaq raj’i.
9,Resume kelompok IX :Pengurusan Jenazah

Kewajiban Mengurus Jenazah


Jenazah berasal dari bahasa arab, jenazah dan jinazah yang berarti mayat
dandapat pula berarti usungan beserta mayatnya. Seorang muslim yang telahmeninggal dunia harus
segera diselesaikan pengurusannya, tidak boleh ditunda-tunda kecuali terdapat hal-hal yang memaksa,
seperti menunggu visum dokter, menunggu keluarga dekatnya dan sebagainya.

1. Tata Cara Memandikan Jenazah


Memandikan jenazah merupakan kewajibab pertama yang harus dilakukan terhadap jenazah.
Dalam  hukum Islam, memandikan jenazah termasuk kategori macam-macam mandi wajib, sehingga
memandikan jenazah bukan hanya untuk membersihkan jenazah dari kotoran, tetapi merupakan tuntutan
agama
Ada beberapa hal yang harus dipersiapkan sebelum memandikan jenazah, yaitu sebagai berikut.
a) Siapkan tempat yang layak. Ruang tempat memandikan hendaknya terjaga dari penglihatan orang
yang lalu lalang dan merupakan tempat yang memberikan kehormatan bagi jenazah.
b)  Siapkan peralatan atau perlengkapannya antara tempat atau alas memandikan jenazah, wadah
dan air secukupnya, sabun atau pembersih, kapur barus, air mawar atau daun bidara agar wangi
dan tidak bau.
c) Orang yang berhak memandikan adalah muhrim dari si mayit seperti orang tua, suami atau isteri,
anak, kerabat dekat, atau orang lain yang sejenis.
Dalam memandikan jenazah hendaknya mendahulukan anggota-anggota wudhu dan anggota badan yang
sebelah kanan pada waktu mulai menyiramkan air. Memandikan jenazah disunahkan tiga kali atau
lebih.Ketentuan aurat tetap berlaku pada pemandian jenazah

2. Mengkafani Jenazah
1) Siapkan perlengkapan untuk mengafani yaitu sebagai berikut :
a) Kain kafan 3 helai untuk laki-laki dan sesuai dengan ukuran panjang badannya. Kain
kafan 5 helai untuk perempuan dan sesuai ukuran panjang badannya
b) Kapas secukupnya
c) Bubuk cendana
d) Minyak wangi
2) Cara mengafani
a) Kain kafan untuk mengafani jenazah paling sedikit satu lembar yang dapat dipergunakan untuk
menutupi seluruh tubuh jenazah, baik laki-laki ataupun wanita. Akan tetapi, jika mampu
disunahkan bagi jenazah laki-laki dikafani dengan tiga lapis atau helai kain tanpa baju dan
sorban.Masing-masing lapis menutupi seluruh tubh jenazah laki-laki. Sebagian ulama
berpendapat bahwa tiga lapis itu terdiri dari izar (kain untuk alas mandi) dan dua lapis yang
menutupi seluruh tubuhnya

b) Cara memakaikan kain kafan untuk jenazah tersebut ialah kain kafan itu dihamparkan sehelai-sehelai
dan ditaburkan harum-haruman seperti kapur barus dan sebagainya diatas tiap-tiap lapis itu. Jenazah
kemudian diletakkan diatas hamparan kain tersebut.Kedua tangannya diletakkan diatas dadanya dan
tangan kanan berada diatas tangan kiri. Hadis nabi Muhammad SAW yang artinya : “Dari Aisyah r.a
bahwa rasulullah SAW dikafani dengan tiga kain putih bersih yang terbuat dari kapas dan tidak ada
didalamnya baju maupun sorban.” (HR Bukhari dan Muslim)

b) Adapun untuk jenazah wanita disunahkan untukdikafani dengan lima lembar kain kafan, yakni
kain basahan (kain alas), baju, tutup kepala, cadar dan kain yang menutupi seluruh tubuhnya. Di
antara beberapa helai atau lapisan kain diberi harum-haruman.Cara memakaikannya yaitu mula-
mula dihamparkan kain untuk membungkus jenazah.Setelah itu, jenazah diletakkan diatasnya
setelah kain tersebut diberi harum-haruman.Kemudian, jenazah dipakaikan kain basahan (kain
alas), baju, tutup kepala, dan cadar yang masing-masing diberi harum-haruman.Selanjutnya
jenazah dibungkus seluruh tubuhnya dengan kain pembungkus.

3. Menyalatkan Jenazah
Salat jenazah ialah salat yang dikerjakan sebanyak empat kali takbir dalam rangka mendoakan orang
muslim yang sudah meninggal. Jenazah yang disalatkan ini ialah yang telah dimandikan dan dikafani

Adapun mengenai tata cara menyalatkan jenazah adalah sebagai berikut.


1) Posisi kepala jenazah berada di sebelah kanan, imam menghadap ke arah kepala jenazah bila
jenazah tersebut laki-laki dan menghadap ke arah perut bagi jenazah perempuan. Makmum akan
lebih baik bila dapat diusahakan lebih dari satu saf. Saf bagi makmum perempuan berada di
belakang saf laki-laki.
2) Syarat orang yang dapat melaksanakan salat jenazah adalah menutup aurat, suci dari n hadas
kecil, bersih badan pakaian dan tempat dari najis, serta mneghadap kiblat
1) Jenazah telah dimandikan dan dikafani
2) Letak jenazah berada di depan orang yang menyalatkan, kecuali pada salat gaib
Rukun salat jenazah adalah sebagai berikut:
a) Niat
b) Berdiri bagi yang mampu
c) Takbir empat kali
d) Membaca surah Al Fatihah
e) Membaca salawat nabi
f) Mendoakan jenazah
g) Memberi salam
4.Menguburkan Jenazah
Setelah selesai menyalatkan, hal terakhir yang harus dilakukan adalah menguburkan atau memakamkan
jenazah
a.)Tanah yang telah ditentukan sebagai kuburan digali dan dibuatkan liang lahat sepanjang badan jenazah.
Dalamnya tanah dibuat kira-kira setinggi orang ditambah setengah lengan dan lebarnya kira kira satu
meter, didasar lubangya dibuat miring lebih dalam kearah kiblat.
b.) Setelah sampai di tempat pemakaman, jenazah dimasukkan kedalam liang lahat dengan posisi miring
dan menghadap kiblat. Pada saat meletakkan jenazah, hendaknya dibacakan lafaz-lafaz
c.) Tali-tali pengikat kain kafan dilepas, pipikanan dan ujung kakiditempelkan pada tanah. Setelah itu
jenazah ditutup dengan papan kayu atau bambu. Diatasnya ditimbun dengan tanah sampai galian liang
kubur itu rata. Tinggikan kubur itu dari tanah biasa sekitar satu jengkal dan diatas kepala diberi tanda batu
nisan.
d.) Setelah selesai menguburkan, dianjurkan berdoa, mendoakan dan memohonkan ampunan untuk
jenazah. Hadis nabi Muhammad SAW berbunyi yang artinya : “Dari Usman menceritakan bahwa nabi
Muhammad SAW apabila telah selesai menguburkan jenazah, beliau berdiri diatasnya dan bersabda
mohonkanlah ampun untuk saudaramu dan mintakanlah untuknya supaya diberi ketabahan karena
sesungguhnya sekarang ia sedang ditanya.” (HR Abu Daud dan Hakim).

Hukum Takziyah, Tahlilan/Yasinan (Mahtahlele)


1. Hukum Takziyah
Kata “ta`ziyah”, secara etimologis merupakan bentuk mashdar (kata benda turunan) dari kata kerja ‘aza.
Maknanya sama dengan al aza’u. Yaitu sabar menghadapi musibah kehilangan.
Dalam terminologi ilmu fikih, “ta’ziyah” didefinisikan dengan beragam redaksi, yang substansinya tidak
begitu berbeda dari makna kamusnya.
Hukum Fikih Ta’ziyah
Berdasarkan kesepakatan para ulama, seperti yang disebutkan oleh Ibnu Qudamah, hukumnya adalah
sunnah

Hukum Takziyah, Tahlilan/Yasinan (Mahtahlele)


1.Hukum Takziyah
Kata “ta`ziyah”, secara etimologis merupakan bentuk mashdar (kata benda turunan) dari kata
kerja ‘aza. Maknanya sama dengan al aza’u. Yaitu sabar menghadapi musibah kehilangan.
Dalam terminologi ilmu fikih, “ta’ziyah” didefinisikan dengan beragam redaksi, yang substansinya tidak
begitu berbeda dari makna kamusnya.

2.Hukum Fikih Ta’ziyah


Berdasarkan kesepakatan para ulama, seperti yang disebutkan oleh Ibnu Qudamah, hukumnya adalah
sunnah
10.Resume kelompok X : Qurban dan Aqiqah

1.Pengertian Qurban
Secara bahasa Qurban berasal dari bahasa arab qoraba, yaqrabu, yang berarti mendekatkan diri.
Sedangkan secara istilah yaitu mendekatkan diri pada Allah Swt. Dengan jalan menyembeli hewa qurban
yang dilaksanakan pada bulan Dhulhijah pada tanggal 10,11,12,13 Ibadah qurban merupakan ibadah yang
pensyariatannya pertama kali dilaksanakan oleh nabiyullah Ibrahim as yang ditandai oleh perintah Allah
kepada nabi Ibrahim untuk melakukan penyembelihan terhadap anaknya nabi Ismail As.

-Dasar hukum Qurban


Dasar hukumnya ada pada : Q.S. Al-Kautsar :1-3dan Q. S. Al-Hajj 36. Hukum dari pelaksanaan ibadah
qurban adalah sunnah Muakkad bagi yang mampu.

Syarat-syarat Qurban
-Binatang yang diqurbankan harus sehat
-Hewan qurban harus berumur 1 tahun keatas
-Tidak boleh berqurban dengan hewan yang cacat seperti buta atau pincang

Macam macam hewan yang di Qurbankan


-Unta
-Sapi
-Kerbau
-Domba
-kambing

2.Aqiqah
Dalam bahasa Arab kata aqiqah berarti memotong namun aqiqah juga seringkali diartikan sebagai
hewan sembelihan. Selain itu beberapa kalangan ulama juga mengartikan aqiqah sebagai proses
mencukur rambut yang baru lahir saat hari ke tujuh, ke empat belas atau hari ke duapuluh satu setelah
lahir. Intinya, berdasarkan istilah, aqiqah adalah penyembelihan hewan yang biasanya dilakukan setelah
bayi baru lahir atau saat ia mencukur rambut untuk pertama kalinya di hari ke tujuh, empat belas atau
keduapuluh satu. Hewan yang disembelih saat aqiqah adalah kambing, jika bayi laki-laki maka harus
diganti dengan dua ekor kambing sementara untuk aqiqah bayi perempuan hanya satu kambing saja.
Dasar Hukum Aqiqah Sebagai sunnah atau anjuran Rasulullah SAW umat muslim hendaknya
melaksanakan aqiqah, meskipun aqiqah hanya untuk mereka yang mampu menyembelih hewan aqiqah
yakni kambing.).

Ketentuan ketentuan Aqiqah


Dilaksanakan pada hari ke 7, 14 atau 21
Jumlah hewan Aqiqah
Jenis hewan Aqiqah
Di sunnahkan mencukur rambut
Hewan Aqiqah di bagikan setelah di masak

Batasan waktu Aqiqah

Batas waktu untuk melaksanakan aqiqah yaitu hingga anak memasuki usia baligh. Pada rentang waktu
tersebut aqiqah menjadi tanggung jawab yang dibebankan kepada penanggung nafkah, dalam hal ini ayah
adalah penanggung nafkah dalam keluarga. Tidak jadi masalah apabila pelaksanaan aqiqah tidak bisa
dilaksanakan pada hari ketujuh, jumhur ulama bersepakat bahwa hukum aqiqah adalah sunnah
muakkad (ditekankan)
11.Resume kelompok XI : QUNUT DAN JAHR BASMALAH

1.Definisi Qunut
Secara etimologi kata Kunut (bahasa Arab: , qunut) berasal dari bahasa Arab
yang meimiliki beberapa makna, di antaranya berdiri lama, diam, selalu taat, tunduk, doa
dan khusyuk. Sedangkan secara istilah kunut adalah doa yang dibaca seorang muslim
dalam salat

macam-macam qunut
Terdapat dua macam kunut ditinjau dari bacaannya yaitu:
a. Qunut Subuh adalah qunut yang dibaca dalam salat subuh pada i'tidal rakaat akhir.
b. Qunut Nazilah adalah qunut yang dibaca selain pada salat subuh namun bisa juga
dibaca pada salat subuh, makna dari doa kunut nazilah lebih kepada meminta
perlindungan dari mara bahaya.

2.Definisi Jahr Basmalah


Jahar adalah mengeraskan bacaan sehingga didengar oleh orang-orang. Jahr dalam
KBBI adalah keras suara (dalamberzikir, membaca ayat).

a.Hukum membaca basmllah menurut empat madzhab


Madzhab Syafi‟iyah
Menurut pendapat beliau Basmallah termasuk surat Fatihah. Oleh sebab
itu, hukum membacanya ialah fardlu dan bukan sunnah. Hukumnya sama
dengan membaca Fatihah, baik dalam sir atau shalat jahar. Ia harus dibaca jahar
dalam shalat jahar, sebagaimana fatihah dijaharkan. Siapa yang tidak membaca
basmallah, maka shalatnya batal.

Madzhab Hanabilah
Hukum membacanya adalah sunnah. Orang membacanya tiap rakaat
dengan sir. Ia bukanlah termasuk ayat surat fatihah. Ia dibaca sebelum ta‟awudz,
maka gugurlah hukum membaca ta‟awudz dan tidak usah diulang kembali.
Begitu pula bila meninggalkan membaca basmallah dan terus saja membaca
fatihah, maka hukumnya gugur dan tidak usah diulang kembali. Sama halnya
dengan hanafiyah
Madzhab Hanafiyah
Basmallah bukanlah termasuk ayat dari surat Fatihah, dan juga bukan
termasuk dari ayat dalam surah manapun, kecuali dalam surah An-Naml di
bagian tengah, ini diketahui dari hadits Anas bin Malik, ia berkata, “Aku pernah
shalat bersama Rasulullah saw., Abu Bakar,Umar, dan Utsman. Namun, tidak
pernah aku mendengar mereka membaca basmalah.
Akan tetapi, bagi seseorang yang shalat sendirian diwajibkan untuk
membaca basmallah pada tiap rakaat dengan suara pelan, sebagaimana ia juga
membaca amin dengan pelan. Adpaun untuk seorang imam maka tidak membaca
basmallah, dan tidak juga membacanya dengan pelan. Tujuannya agar tidak
terdapat bacaan pelan di antara dua bacaan keras Ibnu Mas‟ud berkata, “Empat hal
yang disembunyikan oleh seorang imam, yaitu bacaan ta‟awudz, basmallah, aamiin
dan tahmid.

b.Membaca basmallah di awal surah


Ketika kita membaca Al-Qur‟an diawal surah, baik dalam shalat atau bukan
(selain surah Al-Baqarah/At-Taubah), maka kita harus membaca basmallah/
bismillahirrahmanirrahim, dan tentu saja bacaan basmallah ini
sunntanya dibaca jahar dalam shalat jahriyah
c.Membaca basmallah dipertengahan surah
Imam Syafi‟i Rahimahullah telah berkata : Jika seseorang membaca Al-
Qur‟an dipertengahan surah diluar shalat, maka hukumnya sunnta membaca
Basmallah
d. Menjaharkan basmallah dalam fatihah
Hukum menjaharkan basmallah dalam fatihah adalah sunnat. Ini sudah
merupakan pendapat kebanyakan para sahabat, para Tabi‟in dan fuqaha/sarjana-
sarjana Hukum Islam. Seorang ulama terkemuka dalam madzhab syafi‟i yaitu
Imam Nawawi. Bahkan menurut Imam Ja‟far bun Muhammad bahwa hal ini
sudah metupakan Ijma‟ (kebetulan pendapat) sahabat-sahabat Rasulullah SAW.
12.Ressume kelompok XII : maulid

1. Pengertian Maulid Nabi


Maulid Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wasallam terkadang Maulid Nabi atau Maulud saja
(bahasa Arab: ‫ مولد النبي‬،‫)مولد‬, adalah peringatan hari lahir Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wasallam,
yang dalam tahun Hijriyah jatuh pada tanggal 12 Rabiul Awal. Kata maulid atau milad adalah dalam
bahasa Arab berarti hari lahir. Perayaan Maulid Nabi merupakan tradisi yang berkembang di masyarakat
Islam jauh setelah Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wasallam wafat. Secara subtansi, peringatan ini
adalah ekspresi kegembiraan dan penghormatan kepada Rasulullah Muhammad Shallallahu alaihi
wasallam.
2. Pengertian Isra Mi’raj
Isra Miraj adalah dua bagian dari perjalanan yang dilakukan oleh Nabi Muhammad
dalam waktu satu malam saja. Kejadian ini merupakan salah satu peristiwa penting bagi umat
Islam , karena pada peristiwa ini Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam mendapat
perintah untuk menunaikan shalat lima waktu dalam sehari semalam.
a.Pandangan Ulama tentang Maulid
Bulan Rabiul Awal ini merupakan bulan yang istimewa. Bagaimana tidak istimewa?, pada bulan
tersebut manusia terbaik, hamba Allah dan utusan Allah termulia dilahirkan di dunia. Pada 1400 abad
yang lalu, tepatnya pada hari Senin 12 Rabiul Awal 576 M, baginda Nabi Muhammad Saw dilahirkan
dari pasangan Sayyid Abdullah dan Sayyidah Aminah Radliya Allahu ‘anhuma. Setiap tahun hari
kelahirannya dirayakan oleh umat Muslim di seluruh penjuru dunia. Berbagai acara mulai di tingkat desa
hingga istana negara menyelenggaraan perayaan maulid. Lantas bagaimana pendapat para ulama’ 4
madzhab mengenai tradisi perayaan maulid tersebut? Berikut ini kami rangkum beberapa statemen
ulama’ mengenai tradisi tahunan tersebut.
b.Pandangan ulama yang tidak membolehkan maulid

Keterangan Tajuddin al-Fakihani (ulama Malikiyah w. 734 H),‫ن‬


Saya tidak mengetahui adanya satupun dalil dari al-Quran dan sunah tentang maulid. Dan tidak ada
nukilan dari seorangpun ulama umat ini, yang mereka adalah panutan dalam agama, berpegang dengan
prinsip pendahulunya. Bahkan peringatan ini adalah perbuatan bid’ah yang dibuat ahli bathil. (Risalah al-
Maurid fi Hukmi al-Maulid)

[2] Keterangan as-Syathibi (w. 790 H)


Semua paham bahwa mengadakan maulid seperti yang ada di masyarakat di masa ini adalah bid’ah,
sesuatu yang baru dalam agama. Dan semua bid’ah adalah sesat. (Fatawa as-Syatiby, hlm. 203).
[3] Keterangan Muhammad Rasyid Ridh, 
Peringatan maulid ini statusnya bid’ah tanpa ada perbedaan diantara ulama. Sementara orang pertama
yang membuat bid’ah kumpul-kumpul untuk menceritakan kisah Maulid adalah salah satu raja
Circassians di Mesir. (al-Manar, 17/111)
Lalu bagaimana pandangan para ulama imam madzhab, seperti Imam Abu Hanifah, Imam Malik, Imam
as-Syafi’i, dan Imam Ahmad terkait peringatan maulid?
Jawabannya:
Bagaimana mungkin kita bisa mendapatkan keterangan dari mereka tentang maulid, sementara peringatan
maulid belum pernah ada di zaman mereka..Allahu a’lam

2.pandangan ulama tentang isra mi’raj

Perbedaan pendapat adalah hal yang wajar dan tak dipersoalkan dalam Islam, selama untuk
mencari kebenaran dan tidak berujung kegaduhan. Sama seperti perbedaan pendapat seputar Isra Mi’raj di
kalangan ulama. Sampai hari ini, belum ada ulama yang benar-benar pendapatnya dijadikan rujukan pasti
seluruh umat Islam jika berbicara tentang Isra Mi’raj. Semoga shalawat dan salam tercurahkan untuk
beliau, namun beliau tidak pernah merayakan malam Isra dan mi’raj tersebut. Beliau juga tidak
mengkhususkan malam tersebut dengan shalat tertentu atau mengkhususkan siangnya dengan puasa
tertentu. Sementara dalam perkara ini (juga seluruh seluk beluk kehidupan) umat ini dituntut untuk
meneladani Nabi shallallahu’alaihi wasallam. Demikian pula tidak ada keterangan dari para sahabat
-semoga Allah meridhoi mereka-, bahwa mereka merayakan peristiwa Isra dan mi’raj .

Ulama Sepakat Peringatan Isra’ Mi’raj adalah Bid’ah


Para ulama sepakat bahwa peringatan Isra’ Mi’raj adalah acara bid’ah. Ibnul Qayim menukil keterangan
Syaikhul Islam Ibn Taimiyah, yang mengatakan, “Tidak diketahui dari seorang-pun kaum muslimin, yang
menjadikan malam Isra’ Mi’raj lebih utama dibandingkan malam yang lainnya. Lebih-lebih menganggap
bahwa malam Isra’ lebih mullia dibandingkan lailatul qadar. Tidak seorangpun sahabat, maupun tabi’in
yang mengkhususkan malam Isra’ dengan kegiatan tertentu, dan mereka juga tidak memperingati malam
ini. Karena itu, tidak diketahui secara pasti, kapan tanggal kejadian Isra’ Mi’raj.”
Ibnu Nuhas mengatakan, “Memperingati malam Isra’ Mi’raj adalah bid’ah yang besar dalam urusan
agama. Termasuk perkara baru yang dibuat-buat teman-teman setan.” (Tanbihul Ghafilin, hal. 379 – 380.
Dinukil dari Al Bida’ Al Hauliyah, hal. 138)
Allahu a’lam.

Merayakan Isra mi’raj Menurut Para Ulama

 Dalam setiap tahun, setiap umat muslim merayakan dengan bahagia sebuah peristwa Isra mi’raj
karena menganggap hal itu adalah peristiwa yang berharga, dimana awalnya manusia tidak tahu dan tidak
mengerti mengenai kewajiban menjadi memiliki aturan yang jelas, yakni kewajiban shalat 5 waktu.
seluruh umat muslim pada jaman terdahulu hingga sekarang merasa bahagia karena telah ada aturan dan
sumber syariat islam yang pasti. Seorang ulama di kota Madinah An-Nabawiyyah yang bernama Syaikh
Sulaiman ar Ruhaili hafizhahullah pernah membahas hukum merayakan Isra mi’raj karena waktu itu
beliau oleh salah satu jamaah yakni sebagai berikut, Apakah benar peristiwa Isra dan Mi’raj itu terjadi
bulan rajab? bolehkah umat muslim merayakan peristiwa tersebut? Dan menjadikan hari terjadinya
sebagai ‘id (perayaan yang dirayakan secara berkala dan terus menerus) di setiap tahunnya? apakah
termasuk bahaya bid’ah dalam islam?
Beliau pun menjawab demikian, memang tidak ada keterangan riwayat baik dari Al Qur’an maupun
hadist yang menerangkan secara pasti atau menceritakan dengan lengkap bulan terjadinya peristiwa Isra
Mi’raj. Begitu pula pada zamannya yakni ketika Rasulullah masih hidup dan berdakwah untuk islam serta
menyampaikan peristiwa Isra mi’raj yang dialaminya. Memang tidak ada yang mengetahui peristiwa Isra
m’raj tersebut terjadi pada bulan apa atau pada tanggal berapa tepatnya, tidak ada riwayat shahih yang
bisa dijadikan pegangan dalam hal ini sebagai keutamaan iman

Anda mungkin juga menyukai