net/publication/343547085
BUKU METNUM
CITATIONS READS
0 304
1 author:
SEE PROFILE
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
All content following this page was uploaded by Tanti Jumaisyaroh Siregar on 10 August 2020.
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
penulisan buku ”METODE NUMERIK” ini. Shalawat dan salam penulis sanjungkan
Buku ini ditulis dimaksudkan sebagai bahan bacaan dan buku penuntun bagi
(FITK) dalam mempelajari mata kuliah meode numerik. Isi buku ini terdiri dari Bab 1
mengenai pengantar metode numerik, Bab 2 teori galat, Bab 3 mengenaiakar suatu
serta Bab 6 mengenai integrasi numerik. Materi dalam buku ini disampaikan dengan
cara yang sederhana sehingga isinya mudah dipahami. Buku ini juga dilengkapi dengan
contoh soal dan soal-soal latihan yang berkaitan dengan materi setiap bab. Hal ini
secara optimal.
Penulis menyadari bahwa buku ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu,
penulis menerima segala bentuk kritikan dan saran dari pembaca untuk penyempurnaan
buku ini selanjutnya. Akhir kata, semoga buku ini dapat memberikan sumbangan
Penulis
ii
DAFTAR ISI
BAB IV Interpolasi……………………………..................................... 46
Daftar Pustaka…………………………………................................... 81
iii
BAB I
PENGANTAR METODE NUMERIK
1
yang kita inginkan. Solusi hampiran jelas tidak tepat sama dengan solusi sejati,
sehingga ada selisih antara keduanya. Selisih inilah yang dinamakan dengan galat
(eror).
2
dari penyederhanaan menjadi lebih sederhana sehingga solusinya akan lebih mudah
dipeoleh.
3. Formulasi Numerik
Setelah model matematika yang sederhana diperoleh, tahap selanjutnya adalah
memformulasikan secara numerik, antara lain :
a. Menentukan metode numerik yang akan dipakai bersama-sama dengan analisis
galat awal yaitu taksiran galat, penentuan ukuran langkah dan sebagainya.
b. Menyusun algoritma dari metode numerik yang dipilih.
4. Pemrograman
Tahap selanjutnya adalah menerjemahkan algoritma ke dalam program komputer
dengan menggunakan salah satu bahasa pemrograman yang dikuasai.
5. Operasional
Pada tahap ini, program komputer dijalankan dengan data diuji coba dengan data
yang sesungguhnya.
6. Evaluasi
Bila program sudah selesai dijalankan dengan data sesungguhnya, maka hasil yang
diperoleh diinterpretasi. Interpretasi meliputi analisis hasil run dan
membandingkannya dengan prinsip dasar dan haisl-hasil empiric yang menaksir
kualitas solusi numeric, dan keputusanuntuk menjalankan kembali program untuk
memperoleh hasil yang lebih baik.
3
7. Analisis Galat
Analisis galat dalam suatu hasil numerik merupakan dasar semua perhitungan
yang baik. Data input jarang tepat, karena kebanyakan berdasarkan percobaan atau
taksiran.
Proses numerik membawakan beberapa macam galat, misalnya galat pembulatan atau
galat pemotongan suku-suku deret tak berhingga.
Contoh :
Tetapi,
Terlihat bahwa meskipun beda -0,00015 dan -0,0002 kecil tetapi kesalahan relatif dari -
1
0,0002 cukup besar, yaitu .
3
4
8. Keuntungan Menggunakan Metode Numerik
1. Dalam hal jawaban masalah : diperoleh metode terbaik untuk memberikan jawaban
masalah yang berguna dari problem matematika.
2. Dalam hal penghayatan masalah : diperoleh informasi yang berguna dari berbagai
jawaban anda.
5
BAB II
TEORI GALAT
1. Pendahuluan
Di dalam pemakaian praktis, penyelesaian akhir yang diperlukan berbentuk
numerik. Misalnya set dari tabulasi data yang diberikan dan kesimpulan-kesimpulan
yang dimiliki gambar dari data tersebut, atau suatu sistem persamaan linear yang
diberikan dan suatu penyelesiaan dari sistem tersebut. Untuk menyelesaikan masalah
biasanya dimulai dengan sebarang data awal kemudian dihitung, kemudian dengan
langkah-langkah pengolahan tertentu dan akhirnya diperoleh suatu penyelesaian. Data
numerik adalah suatu aproksimasi (pendekatan) yang benar sampai dua, tiga, atau lebih
bilangan. Kadang metode yang digunakan merupakan suatu aproksimasi.
Oleh karena itu, pada metode numerik, selalu dihadapkan pada kekeliruan (eror)
dalam hasil perhitungan yang mungkin disebabkan oleh kekeliruan data, kekeliruan
metode atau kedua-duanya. Kekeliruan/galat/eror yaitu seberapa besar kesalahan yang
terjadi dan bagaimana terjadinya proses kesalahan tersebut. Kekeliruan/galat/eror terjadi
terutama pada penyelesaian numerik untuk soal matematika seperti : penyederhanaan
hasil numerik, data-data yang diperoleh dari hasil pengukuran yang kurang akurat atau
karena pembulatan, nilai pendekatan pada metode numerik dan sebagainya. Sebagai
contoh penerbangan dari kota A ke kota B dikatakan jaraknya 100 km yang akan
ditempuh dalam 1 jam, tetapi dalam kenyataannya jarak tempunya adalah 1 + e jam
dimana e adalah kekeliruan/galat/eror karena jarak 1 km dan 1 jam adalah nilai
pendekatan.
MenganalisiS galat sangat penting di dalam perhitungan yang menggunakan
metode numerik. Galat berasosiasi dengan seberapa dekat solusi hampiran terhadap
solusi sejatinya. Semakin kecil galatnya maka semakin teliti solusi numeric yang
didapatkan.
Ilustrasi
Sebelum memulai dengan topik tentang eror kekeliruan/galat, lihat contoh berikut ini :
(a) Untuk mencari salah satu akar dari persamaan
x 2 0,4002x 0,00008 0
6
Dengan menggunakan four-digits floating point arithmetic.
Dari rumus abc :
b b 2 4ac
x
2a
didapatkan jawaban -0,00015. Dengan floating point diperoleh akar -0,0002.
(b) Lihat sistem persamaan :
5x – 331 y = 3.5
6x – 397 y = 5.2
Persamaan akan memberikan nilai eksak masing-masing sebesar x = 331, 7 dan y =
5.000, tetapi bila ruas kanan untuk persamaan kedua diubah menjadi 5.1, maka x akan
menjadi 298.6 dan y = 4.5. Kedua garis tersebut hampir sejajar.
2. Teori Galat
Definisi 2.1
Misalkan p adalah pendekatan untuk nilai p,
Galat absolut dari p : e abs (p) = p - p
p p
Galat relatif dari p : e rel (p) =
,p0
p
Selanjutnya, jika tanda galat tidak dipertimbangkan maka galat mutlak
didefenisikan sebagai : e p p
Contoh :
1) x = 3,141592, x = 3,14
e abs (x) = 3,141592 -3,14 = 0,001592
0,001592
e rel (x) = ≈ 0,000507
3,14
2) y = 1000000, y =999996
4
e rel (y) = ≈ 0,000004
999996
3) z = 0,000012, z = 0,000009
7
e abs (x) = 0,000012 -0,000009 = 0,000003
0,000003
e rel (x) = ≈ 0,333333
0,000009
Pada contoh 1, e abs (x) dan e rel (x) sangat kecil dan tidak terlalu banyak berbeda
dan dapat dipakai untuk menentukan ketepatan dari x . Pada contoh 2, e abs (y) relative
besar jika dibandingkan dengan e rel (y) yang sangat kecil dan y masih dapat dikatakan
sebagai pendekatan yang baik untuk y. Selanjutnya pada contoh 3, e abs (z) adalah yang
terkecil dibanding e abs (x) dan e abs (y). Tetapi e rel (z) adalah yang terbesar jika
dibandingkan e rel (x) dan e rel (y) dan z adalah pendekatan yang jelek untuk z.
Definisi 2.2.
Bilangan p disebut mendekati p pada d digit yang signifikan bila d adalah bilangan
bulat positif yang terbesar atau nol yang memenuhi :
p p
10 d
e rel ( p)
,p0
2
p
Contoh :
Pada contoh sebelumnya :
10 2
1. erel ( x) 0,000507 0,005000 dengan adalah yang terbesar. Jadi, x
2
mendekati x pada 2 digit yang signifikan.
10 5
2. erel ( y ) 0,000004 0,000005 dengan 5 adalah yang terbesar. Jadi, y
2
mendekati y pada 5 digit yang signifikan.
10 ( 0)
3) erel ( z ) 0,5.10 2 0,005000 . Jadi, z mendekati z pada 0 digit yang
2
signifikan.
Perambatan Galat
1. Operasi Penjumlahan
Misalkan p p eabs ( p) dan q q eabs (q)
8
maka p q ( p q) ( eabs ( p) eabs (q)).
9
Sehingga diperoleh :
erel ( pq) erel ( p) erel (q)
4. Operasi Pembagian
eabs ( p) p eabs (q)
eabs ( p / q)
q q2
dan didapat :
eabs ( p / q) eabs (q) peabs (q) eabs ( p) eabs (q)
2
p/ q q ( p / q) q ( p/ q) p q
Jadi:
erel ( p / q) erel ( p) erel (q)
Contoh :
Diberikan data x = 2,718282, x 2,7182 , y = 3,141593 dan y 3,1416 . Carilah :
10
3. Nilai Pendekatan
3.1. Bilangan
Ada dua macam bilangan yaitu bilangan eksak dan bilangan aproksimasi
(pendekatan). Contoh-contoh bilangan eksak adalah 1,2,3,…1/2, 3/2, e,…dan
seterusnya. Bilangan-bilangan aproksimasi dinyatakan dengan bilangan yang
mempunyai derajat ketelitian. Jadi, nilai aproksimasi dari adalah 3,1416 atau
pendekatan yang lebih baik dari adalah 3,14159265. Tetapi kita tidak dapat menulis
secara eksak nilai dari π.
Selain itu, suatu bilangan dapat dinyatakan dalam bentuk decimal (bilangan dasar
10), binary (bilangan dasar 2) atau bentuk hexadecimal (bilangan dasar 16). Pada
perhitungan numerik biasanya suatu bilangan tidak dapat dinyatakan dengan angka yang
berhingga misalnya untuk pembagian 2/3 bila dinyatakan dalam bentuk desimal atau
bilangan 0.1 dalam bentuk hexadecimal tak berhingga. Bilangan irasional tidak dapat
dinyatakan dengan bilangan berhingga dalam bentuk desimal. Bilangan seperti ini dapat
dinyatakan dalam bentuk nilai pendekatan yaitu dengan menggunakan presisi tunggal
atau ganda.
3.2. Floating Point
1. Bilangan Fixed- Point dinyatakan sebagai bilangan tertentu (fixed number) dalam
bentuk desimal misalnya : 65.356, 0.023, 2.000 yang dinyatakan benar untuk 3
desimal.
2. Bilangan Floating-Point mempunyai bentuk seperti : 6,235 x 103, 1.302 x 10-2, 1.000
x 100 yang semuanya terdiri dari 4 angka. Bilangan yang sangat besar floating point
(misalnya kecepatan cahaya 2.99792 x 108 m/s, atau muatan 1,6022 x 10-19 Coloumb.
3. Angka Signifikan
Angka-angka yang menyatakan suatu bilangan disebut angka-angka signifikan.
Angka signifikan adalah angka bermakna, angka penting atau angka yang digunakan
dengan pasti.
Contoh :
1. Bilangan 3,1416; 0,66667 dan 4,0857 masing-masing memuat lima angka
signifikan.
2. Bilangan 0,0023 hanya mempunyai dua angka signifikan yaitu 2 dan 3,
karena nol hanya menentukan tempat dari titik desimal.
11
3. Selanjutnya, pada contoh berikut adalah bilangan yang semuanya terdiri dari 4
angka signifikan.
1360, 1.360, 0.001360
4. Pembulatan (Rounding)
Seringkali kita menginginkan menyingkat penulisan bilangan-bilangan yang besar
dan hal tersebut dapat dilakukan dengan memotong sampai seberapa angka bilangan
itu yang kita inginkan. Proses pemotongan bilangan itu disebut pembulatan. Untuk
membulatkan bilangan sampai ke n angka signifikan hilangkan setiap bilangan yang
ada disebelah kanan angka ke n dan bilangan yang dihilangkan tersebut:
a) Kurang dari 5 (setengah satuan) maka angka ke-n tidak berubah atau tetap.
b) Lebih besar dari 5 (setengah satuan) amak angka ke-n bertambah satu (satu satuan).
c) Tepat 5 (setengah bagian) maka angka ke-n bertambah satu (satu satuan) bila angka
ke n ganjil yang lainnya tetap.
Bilangan yang dibulatkan tersebut disebut teliti sampai n angka signifikan.
Contoh :
1) Pembulatan 1.25432 sampai 3,2 dan 1 desimal.
1.254 (3 desimal)
1.25 (2 desimal)
1.2 (1 desimal)
2) Bilangan-bilangan berikut dibulatkan sampai empat angka signifikan:
1,6583 ke 1, 658
30,0567 ke 30,06
0,859378 ke 0,8594
3,14159 ke 3,142
Contoh :
Jumlah dan Pengurangan
1.12 x 101 + 4,26 x 101 = 7.38 x 101
2.77 x 102 + 7.55 x 102 = 10.32 x 102→ 1.03 x 103
3.65 x 10-1 – 2,78 x 10-1 = 0.87 x 10-1→8.70 x 10-2
Pembagian
(5.43 x 101) / (4.55 x 102) = 1.19340... x 10-1→1.19 x 10-1
(-2.75 x 102) / (9.87 x 10-2) = -0.278622…x 104 → -2.79 x 103.
12
Perkalian
Diberikan a = 6.842 x 10-1, b = 5.685 x 101, c = 5.641 x 101.
Hitung a (b-c) !
a (b-c) = 6.842 x 10-1 (5.685 x 101- .641 x 101)
= 6.842 x 10-1 x 4.400 x 10-1 = 30.1048 x 10-2
= 3.01048 x 10-1.
13
4. Galat Pembulatan
Perhitungan dengan menggunakan metode numerik selalu menggunakan bilangan riil.
Masalah yang timbul bila komputasi numerik dikerjakan oleh mesin karena semua
bilangan riil tidak dapat disajikan secara tepat di dalam komputer. Keterbatasan
computer dalam menyajikan bilangan riil menghasilkan galat yang disebut dengan
galat pembulatan. Sebagai contoh 1/6 = 0.166666666… tidak dapat dinyatakan
secara tepat oleh computer karena digit 6 panjangnya tidak terbatas. Komputer hanya
mampu mempersentasekan sejumlah digit saja. Bilangan riil yang panjangnya
melebihi jumlah digit yang dapat dipersentasekan oleh computer dibulatkan ke
bilangan terdekat. Misalnya bilangan 2/3 dinyatakan 0.66667 (5 desimal) dan
3,1416 ( 5 desimal).
5. Blunder (mistakes) Blunder bukanlah suatu error. Misalnya bilangan 6238 dibaca
6328); bilangan 62238 dibaca 62338);
14
SOAL LATIHAN
1. Carilah galat absolute dan relative dari data dibawah ini. Tentukan juga banyaknya
digit yang signifikan dalam pendekatan masing-masing.
a) x = 3,56745676, x =3,5674
b) y = 87524, y = 87500
c) z = 0,0000075, y = 0,000007
2. Bulatkan bilangan-bilangan berikut kedua tempat desimal :
a. 48,21416 b. 2,3742 c.52,275
d. 2,375 e. 2,385 f. 81,225
3. Bulatkan bilangan berikut ke- 4 angka signifikan :
a. 38, 46235 b. 0,70029 c.0,0022218
d. 19,255101 e. 2,36425 f. 0,0314052
4. Diberikan a = 9.812 x 101, b = 4.631 x 10-1, c = 8.340 x 10-1. Hitung (a + b) + c dan
(a - b) + c.
5. Hitung f (x) = tan x – sin x untuk x = 0,1 (untuk 4 desimal). Bila f (x) dinyatakan
dalam bentuk 2 tan x sin2 (x/2). Hitung nilai f(x) !Mana yang lebih akurat dari
kedua ekspresi tersebut !
6. Untuk soal berikut, ambil tiga desimal dan gunakan pembulatan :
a) (-7.50 x 10-1) x (-4.44 x 101).
b) (-2.86 x 10-2) / (3.29 x 103).
7. Untuk soal berikut dengan 4 desimal dan hitung kesalahannya :
Diberikan a = 6.842 x 10-1 , b = 5.685 x 101, hitung a(b-c) dan ab-ac !
8. Diberikan beberapa bilangan floating point sebagai berikut :
a = 4.523123 x 10-4, b = 2.365401 x 10-1 , c = 5.520156x 10-5 d = 1,2,34567 x 10-3.
Hitunglah nilai :
a. a + b + c + d
b. a-c
c. ab-c
9. Hitunglah dengan lima angka signifikan nilai f (13.400) bila:
f ( x) x 1000 x 0.1 x
15
10. Diketahui:
x 5,146872, x 5,1469
y 1,414123, y 1,4141
Berdasarkan data di atas, hitunglah :
a. eabs (x-y) dan erel (x-y) c. eabs(x/y) dan erel (x/y)
b. eabs (x+y) dan erel (xy)
16
BAB III
AKAR PERSAMAAN
1. Pendahuluan
Persoalan yang sering muncul dalam bidang matematika adalah mencari akar dari
suatu fungsi yang berbentuk f(x) = 0. Akar dari suatu fungsi yang berbentuk f(x) = 0
adalah titik potong dengan sumbu X, sehingga secara kasar dapat diperkirakan melalui
gambar (grafik fungsi).
2. Definisi
Diberikan suatu fungsi f dari R ke R yang kontiniu. Suatu bilangan x 0 R yang
memenuhi f (x0) = 0 disebut akar persamaan f (x) = 0 atau nilai nol dari fungsi f.
Contoh:
1. F (X) = 2x2 + 5x -3 dari R ke R adalah fungsi kontiniu. Karena 2x2 + 5x -3 = (2x-
1
1) (x+3) maka jelas bahwa x1 dan x2 = -3 adalah akar-akar dari persamaan F
2
(x) = 0 atau nilai-nilai nol dari fungsi F.
2. G (x) = x4- 9x3 - 2x2 + 120 x-130 dari R ke R adalah juga fungsi yang kontiniu.
Untuk mencari akar-akar persamaan G (x) = 0 adalah sulit sekali bila dilakukan
dengan cara analitik. Pada praktiknya kita cukup mencari pendekatan dari akar-akar
yang eksak.
17
4. Persamaan Aljabar
Bentuk umum persamaan kuadrat dinyatakan dengan :
ax2 + bx + c = 0
dimana akar-akarnya dapat dicari dengan rumus abc tetapi untuk polynomial
dengan derajat yang lebih tinggi dapat dilakukan dengan memfaktorkan. Fungsi
derajat tinggi biasanya belum tentu dapat difaktorkan, sebab itu secara praktis untuk
mencari akar-akarnya dapat dilakukan dengan metode numerik.
2. Akar Suatu Fungsi
Untuk mencari akar suatu fungsi dapat dilakukan dengan bebrapa metode antara lain:
1. Metode Iterasi
2. Metode Iterasi Fixed Point
3. Metode Bisection
4. Metode Regula Falsi
5. Metode Newton
6. Metode Secant
7. Metode Muller
Metode ini sederhana dan mudah dimengerti namun memerlukan waktu yang
panjang misalnya mencari akar persamaan x3 + 2x – 2= 0
18
Iterasi X f(x) Iterasi X f(x)
1 0 -2 1 0.7 -0.257
2 0.1 -1.799 2 0.71 -0.22209
3 0.2 -1.592 3 0.72 -1.18675
4 0.3 -1.373 4 0.73 -0.15098
5 0.4 -1.136 5 0.74 -0.11478
6 0.5 -0.875 6 0.75 -0.07813
7 0.6 -0.584 7 0.76 -0.04102
8 0.7 -0.257 8 0.77 -0.00347
9 0.8 0.112 9 0.78 0.00345
10 0.9 0.529 10 0.79 0.073039
19
Iterasi X f(x) Iterasi x f(x)
1 0.77 -0.00347 1 0.77 -0.00347
2 0.771 0.000314 2 0.7701 -0.00309
3 0.772 0.0041 3 0.7702 -0.00271
4 0.773 0.00789 4 0.7703 -0.00233
5 0.774 0.011685 5 0.7704 -0.00196
6 0.775 0.015484 6 0.7705 -0.00158
7 0.776 0.019289 7 0.7706 -0.0012
8 0.777 0.023097 8 0.7707 -0.00082
9 0.778 0.026911 9 0.7708 -0.00044
10 0.779 0.030729 10 0.7709 -6.4E-0.5
11 0.771 0.000314
Akar diantara 0,77 dan 0,771
Akar diantara 0,77 dan 0,771
Jadi, akarnya adalah 0.7709
20
maka :
Pn konvergen pada suatu titik bila g’ (x) < 1 untuk semua x ∊ (a,b).
Pn tidak konvergen pada suatu titik bila g’ (x) > 1 untuk semua x ∊ (a,b).
Contoh 1:
Cari akar positif dari persamaan x2+ 2x -1 = 0
Jawab :
1 2x 2
Persamaan diubah dulu menjadi : x
2
Ambil perkiraan akar 0.2
n Pn n Pn
0 P0 = 0.2 1 2(0.348) 2
3 P3 = 0.42596
1 2(0.2) 2 2
1 P1 = 0.48 2
2 1 2( 0.4142128)
15 P15= 0.414213
1 2(0.48) 2 2
2 P2 = 0.348
2
1 2x 2
f ( x) p0 = 0.2
2
21
P1 = 0.48
P2 = 0.3848
P2 = 0.3848
P3 = 0.42596
Fixed point : 0.414213
Contoh 2 :
Selesaikan persamaan x - e-x = 0 dengan menggunakan Fixed Point dengan 10 iterasi
atau sampai tiga angka dibelakang koma tidak berubah.
Jawab :
f(x) = x - e-x
Ubah terlebih dahulu ke dalam bentuk x = g(x), sehingga diperoleh x = -e-x.
misal kita ambil titik awalnya x1 = 0.5, maka iterasinya adalah xn+1 = - e-xn akan
diperoleh
x1 = 0.5 (penentuan titik awal)
f(x1) = 0.5 – e-0.5 = -0.1065
x2 = g(x1) = e-0.5 = 0.6065 (iterasi pertama)
f(x2) = 0.6065 – e-0.6065 = 0.0612
x3 = g(x2) = e-0.6065 = 0.5452 (iterasi ke-2)
f(x3) = 0.5452 – e-0.5452 = -0.0345
x4 = g(x3) = e-0.5452 = 0.5797 (iterasi ke-3)
f(x4) = 0.5797 – e-0.5797 = 0.0196
dan seterusnya hingga,
x9 = g(x8) = e-0.5664 = 0.5675 (iterasi ke-9)
f(x9) = 0.5 – e-0.5 = -0.1065
x10 = g(x9) e-0.5675 = 0.5669 (iterasi ke-10)
f(x10) = 0.5 – e-0.5 = -0.1065
sehingga apabila ditulis dalam bentuk tabel akan diperoleh:
N xn g(xn-1) f(xn)
1 0.5 0.6065 -0.1065
2 0.6065 0.5452 -0.0612
3 0.5452 0.5797 -0.0345
22
4 0.5797 0.5600 0.0196
5 0.5600 0.5712 -0.0112
6 0.5712 0.5648 0.0006
7 0.5648 0.5684 -0.0003
8 0.5684 0.5664 0.00019
9 0.5664 0.5675 -0.00011
10 0.5675 0.566 0.00005
Jadi, hampiran akar yang diperoleh menggunakan metode iterasi fixed point adalah
0.5675.
Contoh 3 :
Carilah akar persamaan berikut dengan menggunakan metode iterasi.
f ( x) x 3 x 2 1
Jawab:
f ( x) x 3 x 2 1
x3 x 2 1 0
x 2 ( x 1) 1
1
x2
( x 1)
1
x
x 1
1
g(x)=
xn 1
Ambil sembarang x0 = 0.5
1
x1 0.81649
0.5 1
1
x2 0.74196
0.81649 1
1
x3 0.75767
0.74196 1
1
x4 0.75427
0.75767 1
23
1
x5 0.75500
0.75427 1
1
x6 0.75485
0.75500 1
1
x7 0.75488
0.75485 1
Jadi, hampiran akar yang diperoleh menggunakan metode iterasi fixed point adalah
0.7488.
a b a b
2. f < 0 berarti akar terletak diantara dan b.
2 2
a b a b
3. f > 0 berarti berarti akar terletak diantara a dan .
2 2
Algoritma untuk metode bisection : Misalkan f(x) kontinu diantara a dan b dimana a < b
dan f(a) * f(b) < 0.
Pada interval [a,b] cari titik tengah yaitu x1.
Bila f (x1) = 0 maka x1 merupakan akar dan sebaliknya bila f(x1) * f(b) < 0 maka a = x1
atau bila f(a) * f(x1) > 0 maka b = x1.
Ulangi langkah 2 dan 3 hingga didapat f(x i) = 0 atau f ( xi ) (suatu bilangan positif
yang cukup kecil sebagai toleransi).
24
Untuk iterasi ke i dimana I = 1,2,3,….n lebar interval
xi 0.5 xi 1 (0.5) i (b a ) dan titik tengah yang baru adalah : xi ai 1 xi .
Contoh 1:
F (x) = x2-5
a = 2, b = 3
ab
x 2.5
2
f (x) = 2.52-5 = 1.25
25
a = 2, b = 2.5
ab
x 2.25
2
f (x) = 2.252-5 = 0.0625
a = 2, b = 2.25
ab
x 2.125
2
f (x) = 2.1252-5 = -0.484375
a = 2.125, b = 2.25
ab
x 2.1875
2
f (x) = 2.18752-5 = -0.2148437
a = 2.1875, b = 2.25
ab
x 2.1875
2
f (x) = 2.218752-5 = -0.07714838
a = 2.21875, b = 2.25
ab
x 2.23473
2
f (x) = 2.234732-5 = -0.007568359
Contoh 2:
Hitung = 2 – x2.
Misalkan f (x) = 2 – x2.
Maka : f(1) = 1 dan f(2) = -2
Jadi akar terletak antara x1 dan x2= 2
Titik tengah xn = 1.5 dan f (xn) = -0.25
f(a) = 1 dan f(2) = -2
N an bn xn= (an +bn)/2 f (xn)
1 1 2 1.5 0.25
2 1 1.5 1.25 0.4375
3 1.25 1.5 1.375 0.109375
4 1.375 1.4375 1.4375 -0.06641
26
5 1.375 1.4375 1.40625 0.0224661
6 1.40625 1.421875 1.42875 -0.02173
7 1.40625 1.421875 1.4140625 0.000427
8 1.414063 1.421875 1.41796875 -0.01064
9 1.414063 1.417969 1.416015875 -0.0051
10 1.414063 1.416016 1.415039438 -0.00234
Contoh 3 :
Cari akar dari f (x) = x3+ 3x -5 yang ada dalam interval {a=1, b = 2] dengan 0,001.
I A X B f(a) f(x) f(c)
1 1 1.5 2 -1 2.875 9
2 1 1.25 1.5 -1 0.703125 2.875
3 1 1.125 1.25 -1 -0.201170 0.703125
4 1.125 1.1875 1.25 -0,201171875 0.237060 0.703125
27
2. Bila f(x1) = 0 maka x1 merupakan akar sebaliknya bila f(x1) * f(b) < 0 maka ambil a
= x1 dan bila f(a) * f(x1) < 0 maka ambil b = x1.
3. Ulangi langkah 2 di atas sampai didapat f(x 1) = 0 atau f ( xi ) (suatu bilangan
Secara grafis bila akar dalam interval [a, xi] maka garis interpolasi berikutnya adalah
yang menghubungkan (a, f(a)) dan (xi, f(xi)) atau bila akar dalam interval [xi,b] maka
garis interpolasi berikutnya adalah yang menghubungkan (x i, f(xi)) dan (b, f(b)).
Pada kurva y = f (x) (bukan garis lurus) dibuat garis lurus yang menghubungkan (a,
f(a)) dan (b, f(b)) yaitu :
y f (a ) xa
f (b) f (a ) b a
Garis ini memotong sumbu X di (x,0) didapat :
f (a ) xa
f (b) f (a ) b a
atau
af (b) bf (a )
x
f (b) f (a )
Andaikan f(a) bertanda negatif dan f (b) bertanda positif maka ada tiga kemungkinan
yaitu :
1. f (x) = 0 maka x merupaka akar,
28
2. f(x) < 0 akar diantara x dan b,
3. f(x) > 0 akar diantara x dan a.
Pada kasus 1, proses berakhir yaitu akar sudah diperoleh sedang pada kasus 2 atau
3 proses diulangi sampai didapat akar yang diinginkan.
Contoh 1:
Carilah akar persamaan f(x) = x 3 2 x 5 dengan menggunakan Regula Falsi dimana
akar diantara x0 = 2 dan x1 = 3.
Jawab:
a = 2 dan b = 3
f(x) = x 3 2 x 5
f(2) = 23 2(2) 5 1
f(3)= 33 2(3) 5 16
af (b) bf (a )
x
f (b) f (a )
2 f (3) 3 f (2)
x1
f (3) f (2)
2(16) 3(1)
x1
16 (1)
35
x1
17
x1 2,058
f (2,058) = (2,058)3 – 2(2,0583) -5 = -0,4 < 0
a = 2,058 dan b = 3
2,058 f (3) 3 f (2,058)
x2
f (3) f (2,058)
2,058(16) 3(0,4)
x2
16 (0,4)
32,928 1,2
x2
16,04
x2 2,081
f (2,081) = (2,081)3 – 2(2,081) -5 = -0,15< 0
29
a = 2,081 dan b = 3
2,081 f (3) 3 f (2,081)
x3
f (3) f (2,081)
2,081(16) 3(0,15)
x3
16 (0,15)
323,96 0,45
x3
16,15
x3 2,093
f (2,093) = (2,093)3 – 2(2,093) -5 = -0,017 < 0
Akar persamaan tersebut adalah 2,093.
Contoh 2:
Cari akar dari persamaan x3 + x2 – 1= 0 yang ada di dalam interval [f(0.7)-f(0.8)] ambil
a = 0.7 dan b = 0.8
af (b) bf (a )
x
f (b) f (a )
30
A b f(a) f(b) x
Contoh 3 :
Cari akar dari 2x – log x – 7 = 0 yang ada diantara 3.5 dan 4 dengan menggunakan
metode Regula Falsi .
2x – log x – 7 = 0 (catatan log x = 0.43429 ln x)
af (b) bf (a )
x
f (b) f (a )
a = 3.5 , b = 4
31
f(4) = 0.39794
f(3.5) = -0.54407
3.5(0.39794) 4( 0.54407)
x1 3.78878
0.39794 ( 0.54407)
a = 3.78878, b = 4
f (3.78878) = 7.57756-0.57850 -7 = -0.00104
3.78878 f (4) 4 f (3.78878)
x2
f (4) f (3.78878)
3.78878x0.39794 4( 0.00104)
3.78934
0.39794 ( 0.00104)
Jadi, akarnya adalah 3.78934 . (f(x2)) = 0.000116 cukup kecil.
32
Dengan mengabaikan sisa dan f (α) – 0
f ( x0 ) hf ' ( x0 ) 0
Atau
f ( x0 )
h
f ' ( x0 )
Sehingga diperoleh :
f ( x0 )
x1 x0
f ' ( x0 )
Yaitu suatu nilai yang lebih baik dari akar perkiraan semula. Proses diulangi sehingga
didapat bentuk umum:
f ( xn )
xn 1 xn
f ' ( xn )
Secara geometris diperlihatkan bahwa garis singgung dari titik awal (x 0, f(x0))
memotong sumbu X di titik (x1, 0) kemudian dari titik (x0, f(x0)) dibuat garis singgung
lagi. Proses ini diulangi sampai diperoleh nilai xn yang diinginkan. Dalam bentuk
persamaan dapat ditulis sebagai berikut :
y - f(xn) = f’(xn) (x-xn)
karena memotong sumbu X di (xn+1, 0) maka :
f(xn) = f’ (xn) (xn+1-xn)
sehingga
33
f ( xn )
xn 1 xn
f ' ( xn )
Konvergensi
Bentuk umum di atas dapat ditulis dalam bentuk :
xn1 xn
Pada metode iterasi, ini akan konvergen bila ' xn 1 karena itu untuk metode
Newton Raphson
xn 1
f ' ( x)2 f ( x) f ' ' ( x) f ( x) f ' ' ( x)
f ' ( x)2 f ' ( x)2
Sehingga untuk konvergensi untuk Newton Raphson adalah : f ( x ) f ' ' ( x ) f ' ( x )
2
xn 2
2
f ' ( xn ) 2 xn
xn xn 1
x 2 x 2
2 2
xn xn 1 n xn 1 xn n
2x 2 xn
1 2
xn xn
2 xn
34
Akar dari 2 ada diantara 1 dan 2, untuk itu dimisalkan (x n = 2)
x1 2
1 2 3
x2 (2 ) 1.5
2 2 1
1 3 4 17
x3 ( ) 1.416666667
2 2 3 12
1 17 24 577
x4 ( ) 1.41421568
2 12 17 408
Sehingga akar persamaan tersebut 1.41421568
Contoh 1:
Untuk soal berikut cari akar dengan menggunakan Metode Newton’ Rapshon.
1. Cari akar f (x) = x3-19
Jawab :
f ( x ) x 3 19, fi( x ) 3x 2
f ( xn )
xn 1 xn
f ' ( xn )
x1 3
33 19
x2 3 2.7037
3(3) 2
2703.7 3 19
x3 2.7037 2.66886
3(2.7037) 2
2.668863 19
x4 2.66886 2.6684
3(2.66886) 2
2.66843 19
x5 2.6684 2.6684
3(2.6684) 2
Jadi akarnya adalah 2.6684
Contoh 2:
Cari akar dari : f (x) = tg x – (3x + 1), x
2 2
Jawab :
f ( x ) tgx (3x 1), fi( x ) sec 2 x 3
f ( xn )
xn 1 xn
f ' ( xn )
35
x1 0.5
tg( 0.5) (3( 0.5) 1)33
x2 0.5 0.52665
sec 2 ( 0.5) 3
tg( 0.52665) (3( 0.52665) 1)33
x3 0.52665 0.5275
sec 2 ( 0.52665) 3
tg( 0.5275) (3( 0.5275) 1)33
x4 0.5275 0.5275
sec 2 ( 0.5275) 3
Jadi akarnya adalah -0.5275
Contoh 3:
Cari akar dari f(x) = e2x + 5x
Jawab :
36
f(x) = e2x + 5x
f’(x) = 2e2x + 5
x0 = -0.5
f ( xn )
xn 1 xn
f ' ( xn )
x1 0.5
e 2( 0.5) 5( 0.5)
x2 0.5 0.12828
2(e 0.5 ) 5
e 2( 0.12828) 5( 0.12828)
x3 0.12828 0.14849
2(e 0.12828) 5
e 2( 0.14849) 5( 0.14849)
x4 0.14849 0.14858
2(e 0.14849) 5
e 2( 0.14858) 5( 0.14858)
x5 0.14858 0.14858
2(e 0.14858) 5
Jadi akarnya adalah -0.14858
37
Contoh 1:
Cari akar yang ada diantara 2.8 dan 3 dari persamaan :
f(x) = 4x3-16x2+17x-4
xn xn 1
xn 1 xn f ( xn )
f ( xn ) f ( xn 1 )
38
Jadi akarnya adalah 2.40680 (benar sampai 5 desimal)
Contoh 2:
Carilah akar yang ada diantara 1 dan 2 dari persamaan :
f(x) = cos (2x-1)
Jawab:
xn xn 1
xn 1 xn f ( xn )
f ( xn ) f ( xn 1 )
x0 = 1,1 dan x1=1
(1,1 1)
x2 1.1 (cos(2(1,1) 1)
(cos(2(1,1) (cos(2(1) 1)
1.3036352
Dalam bentuk tabel disajikan sebagai berikut :
xn-1 xn xn+1 xn- xn-1 f(xn) f(xn-1)
1.3036352 1 1.1 0.1 0.3623577 0.5403023
39
Iterasi xi f(xi) f’(xi)
1 2 3 13
2 1,769231 0,360492 9,928994
3 1,732924 0,008267 9,474922
4 1,732051 4,72 E-06 9,464108
5 1,732051 1,54E-12 9,464102
f 2 ( x) a( x x2 ) 2 b( x x2 ) c (1)
40
Prosedur Muller dimulai dengan menuliskan sebuah persamaan kuadrat yang
melewati 3 buah titik tersebut, dalam bentuk berikut:
a ( x 0 x 2 ) 2 b( x 0 x 2 ) c f 2 ( x 0 ) f ( x 0 ) (2)
a( x1 x2 ) 2 b( x1 x2 ) c f 2 ( x1 ) f ( x1 ) (3)
a( x2 x2 ) 2 b( x2 x2 ) c f 2 ( x2 ) f ( x2 ) atau
(4)
c f ( x2 )
Dari persamaan (4) diperoleh c f ( x2 ) lalu kita subsitusikan ke persamaan (2) dan
(3) sehingga diperoleh :
a( x0 x2 ) 2 b( x0 x2 ) f ( x0 ) f ( x2 ) f 0 f 2 (5)
a( x1 x2 ) 2 b( x1 x2 ) f ( x1 ) f ( x2 ) f1 f 2 (6)
ah1 bh1 d1
2
41
Temukan sebuah akar antara 0 dan 1 dari fungsi transeden berikut :
f (x) = 3x + sinx - ex
Jawab :
Ambil :
x0 = 0, f0 = -1 h1 = -1 d0 = -2.12319
x1 = 0.5, f1= 0.330704 h2 = -0.5 d1 = -0.78615
x2 = 1.0, f2 = 1.12319
Sehingga :
d 0 h1 d1h0 0.275445
a 1.1078
h0 h1 (h0 h1 ) 0.25
d1h0 d 0 h1 0.25535
b 1.02141
h0 h1 (h0 h1 ) 0.25
c = 1.12319
sehingga :
2 x 1.1239
x3 1.0
1.02141 5.99311
0.35254
Untuk iterasi selanjutnya :
x0 = 0.5 f0 = 0.330704 h1 = 0.14746 d0 = 0.35048
x1 = 1.0 f1= 1.12319 h2 = 0.64746 d1 = 1.14296
x2 = 0.35254 , f2 = -0.019774
d 0 h1 d1h0 0.0584
a 1.22336
h0 h1 (h0 h1 ) 0.04774
d1h0 d 0 h1 0.12207
b 2.55697
h0 h1 (h0 h1 ) 0.04774
c = -0.019774
sehingga :
2 x 0.019774
x3 0.35254
2.55697 6.44133
0.36030
Untuk iterasi selanjutnya:
x0 = 1.0 f0 = 1.12319 h1 = 0.6397 d0 = 1.12349
x1 = 0.35254 f1= -0.019774 h2 = -0.0078 d1 = -0.01947
42
x2 =0.36030 f2 = -0.00030
d 0 h1 d1h0 0.0037
a 1.14295
h0 h1 (h0 h1 ) 0.00323
d1h0 d 0 h1 0.008036
b 2.48786
h0 h1 (h0 h1 ) 0.00323
c = -0.0003
sehingga :
2 x 0.0003
x3 0.3603
2.48786 6.18808
0.3604
Jadi, akar persamaan tersebut adalah 0.3604.
43
SOAL LATIHAN
2. Cari akar persamaan sin x 1 x 3 diantara (-2,-1) dengan menggunakan fixed point
3. Gunakan iterasi fixed point untuk mencari akar f ( x) x 4 x 0.12 0 dengan
mengambil x0 = 1.
4. Bila f(x) = f ( x) x 3 2 x 2 3x 4 0
Nyatakan x = g (x) untuk (x3-f)3.
5. Carilah akar persamaan dari f(x) = x4-9x4-2x2 + 120x -130 dengan menggunakan
metode bisection yang terletak pada interval [1,2].
6. Diberikan G (X) = x sin x -1. Bilangan x0 adalah akar dari G yang terletak dalam
interval [0,2]. Carilah akar pendekatan x0 dengan metode belah dua, sedemikian
sehingga x0 x0 0,02 . Gunakan perhitungan 4 angka desimal di belakang koma.
7. Carilah akar persamaan berikut ini :
a. sin x = 0 (petunjuk sin (1) > 0 dan sin (4) < 0)
b. f (x) = (x-3) (x+4) = 0, (f(1) < 0 dan f (4) > 0)
c. f (x) = x5+5x+1 =0, (f (-1) < 0 dan f(1) > 0)
8. Hitung akar dari persamaan berikut dengan menggunakan metode regula falsi :
a. f(x) = 2 sin x + x-2 iterasi berhenti setelah
[f(x)] < 5 *10-5.
b. 3 sin x = x + 1
c. f (x) = cos x + x = 0 iterasi berhenti setelah
[f(x)] < 4 *10-6.
d. x. ex = 3
9. Carilah akar pendekatan dari persamaan f (x) = x3-93 = 0 dengan nilai awal x0 = 3
sedemikian sehingga f ( xk ) 0,00001 dengan menggunakan metode Regula Falsi.
44
10. Carilah akar persamaan f (x) = x3+ 2x2 + 10x -20 dimana a = 1 dan b = 2 dengan
menggunakan metode regula falsi.
11. Cari akar dari persamaan berikut dengan menggunakan metode Raphson
Newton.
a. f(x) = x3+ x-1
b. 100(1-e-0.2x)
12. Gunakan metode secant untuk mencari akar terkecil dari:
a. f(x) = 2 sin x + x - 2= 0 iterasi berhenti setelah [f(x)] < 05 *10-5
b. 3 sin x = x + 1/x
13. Gunakan metode muller untuk mencari akar dari persamaan:
a. f(x) = x3 + 2x2 + 10x -20.
b. f(x) = x5 – 5x + 2.
45
BAB IV
INTERPOLASI
1. Pendahuluan
Kalimat y = f(x), x0 ≤ x ≤ xn adalah kalimat yang mengkorespodensikan setiap
nilai x di dalam x0 ≤ x ≤ xn dengan satu atau lebih nilai-nilai dari y. Anggaplah bahwa
f(x) bernilai tunggal, kontinu dan diketahui dalam bentuk eksplisit maka nilai-nilai f(x)
berkorespodensi dengantepat dari nilai-nilai x yang diberikan sebutlah x0, x1, x2, …xn
yang didapat dihitung dan ditabulasi dengan mudah.
Pusat permasalahan dari analisis numerik adalah pernyataan konversi berikut :
diketahui set dari daftar nilai-nilai (x0, y0), (x1, y1), (x2, y2), …(xn, yn) yang memenuhi
relasi y = f(x) dengan bentuk eksplisit f(x) tak diketahui dari kondisi seperti itu akan
dicari fungsi yang sederhana, sebutlah (x) , sedemikian hingga f(x) dan (x)
bersesuaian pada set dari daftar titik-titik tersebut. Proses seperti ini disebut interpolasi.
Bila (x) suatu polinom maka proses demikian disebut interpolasi polinom. Interpolasi
berarti mengestimasi nilai fungsi yang tidak diketahui dengan menggunakan nilai-nilai
fungsi dititik-titik sekitarnya. Akan dibicarakan bermacam-macam interpolasi yaitu
interpolasi linear, interpolasi kuadrat dan interpolasi Newton Lagrange.
2. Interpolasi Linear
Interpolasi linear menggunakan suatu penggal garis lurus yang melalui 2 titik.
Gradien/ kemiringan garis lurus yang melalui titik (x0, y0), (x1, y1) adalah :
y1 y0
m
x1 x0
Bila dua titik (x0, y0), (x1, y1) dihubungkan dengan sebuah garis lurus maka untuk setiap
x yang ada diantara x0 dan x1 dapat dinyatakan dengan :
x xi ( xi 1 xi ) h , 0 1
46
Dari persamaan di atas dapat diubah menjadi :
x x0 y y0
x1 x0 y1 y0
( y y0 )( x1 x0 ) ( x x0 )( y1 y0 )
( x x0 )( y1 y0 )
( y y0 )
( x1 x0 )
( x x0 )( y1 y0 )
y y0
( x1 x0 )
Secara analitis f(x) dapat didekati dengan :
x x0
P( x ) y 0 ( y1 y0 )
x1 x0
Suatu fungsi linear dalam x memenuhi :
P( x) y0 f ( x0 ), P( x1 ) y1 f ( x1 )
Contoh 1 :
Bila diketahui bahwa nilai fungsi di x 0 = 2 adalah y0 = 7 di x1 = 10 adalah y1 = 15,
Carilah nilai fungsi di x2 = 6 dan di x3 = 8. Gunakan interpolasi linear.
Jawab :
y1 y0 15 7 8
m 1
x1 x0 10 2 8
Persamaan garis lurusnya : y = P (x) = y0 + (x-x0) =
7 + (x-2).
47
Jadi : y2 = 7 + (x2-2) = 7 + (6-2) = 7 + 4 = 11
y3 = 7 + (x3 – 2) = 7 + (8-2) = 7 + 6 =13
Contoh 2 :
Perkiraan jumlah penduduk Amerika Serikat pada tahun 1968 berdasarkan tabulasi
berikut.
Tahun 1960 1970
Jawab :
x x0
P( x) y0 ( y1 y0 )
x1 x0
203,2 179,3
P(1968) 179,3 (1968 1960)
1970 1960
P(1968) 198,4 juta
Contoh 3:
Berdasarkan data diperoleh ln (9.0) = 2,1972, ln (9.5) = 2,2513. Tentukan ln (9,2)
dengan interpolasi linear. Bandingkan dengan nilai eksak ln (9,2) = 2,2192.
Jawab:
x x0
P( x ) y 0 ( y1 y0 )
x1 x0
2,1513 2,1972
P(9,2) 2,1972 (9,2 9,0)
9,5 9,0
P(9,2) 2,2192
Galat = 2,2192-2,2188 = 0,0004.
3. Interpolasi Kuadrat
Banyak kasus dimana penggunaan interpolasi linear kurang memuaskan, karena
fungsi yang diinterpolasi nilai-nilainya terlalu besar dengan nilai-nilai fungsi linear.
Untuk itu digunakan polinom derajat dua atau lebih. Disini dibahas interpolasi kuadrat
yang menggunakan polinom derajat dua. Jika pada interpolasi linear menunjukkan
bahwa data-data-datanya mengarah pada garis lurus yaitu tidak terlalu banyak variasi
(adanya data ekstrem). Interpolasi kuadrat akan lebih akurat untuk fungsi dengan variasi
yang lebih besar.
48
Cara I (Sistem Persamaan Linear)
Misalkan diberikan data yang dinyatakan dengan titik-titik (xk-1, yk-1), (xk, yk) dan (xk+1,
yk+1). Akan dicari polinom derajat dua (fungsi kuadrat) P (x) = A2x2 + A1X + A0 yang
kurvanya (parabola) melalui 3 titik tersebut. Jadi akan dicari A2, A1,& A0, A2 ≠ 0 dari
sistem persamaan linear.
yk 1 A2 x 2 k 1 A1 xk 1 A0
yk A2 x k A1 xk A0
2
y A x2 A x A
k 1 2 k 1 1 k 1 0
Setelah A2, A1,dan A0 diperoleh dari sistem persamaan linear tersebut, nilai-nilai ini
disubsitusikan ke P (x) = A2 x 2 A1 x A0 .
Contoh :
Carilah interpolasi kuadrat menggunakan titik=titik (0,1), (2,5) dan (4,17).
Jawab:
Dalam hal ini akan dicari persamaan parabola y = P (x) = A2 x 2 A1 x A0 yang melalui
49
Jadi 4 A2 2 A1 4 dan 16A2 4 A1 16 atau 2 A2 A1 2 dan 4 A2 A1 4 . Dengan
mengurangkan dua persamaan terakhir didapat 2A2 = 2 sehingga A2 = 1, A1 = 0.
Jadi persamaan parabolanya y = P (x) = x2 + 1.
Cara II:
Untuk mencari polinom derajat dua (fungsi kuadrat) P (x) yang kurvanya parabola
melalui titik-titik xk-1, yk-1), (xk, yk) dan (xk+1, yk+1) dilakukan langkah-langkah berikut :
Contoh :
Carilah interpolasi kuadrat menggunakan titik-titik (0,1), (2,5) dan (4,17)
Jawab :
1. Bentuk fungsi-fungsi kuadrat :
k 1 ( x 2)( x 4)
k x( x 4)
k 1 x( x 2)
2. Bentuk koefisien –koefisien :
50
1 1
Bk 1
(0 2)( 0 4) 8
5 5
Bk
2(2 4) 4
17 17
Bk 1
4(4 2) 8
1 5 17
3. P( x ) ( x 2)( x 4) x( x 4) x( x 2)
8 4 8
1 5 17
( x 2 6 x 8) ( x 2 4 x ) ( x 2 2 x )
8 4 8
x 1
2
4. Interpolasi Lagrange
Disini akan dibahas interpolasi polinom berderajat N-1 yang menggunakan n titik-
titik (x1, y1), (x2, y2) …(xn, yn). Jadi bila N = 2 terjadi interpolasi linear dan bila N = 3
terjadi interpolasi kuadrat. Akan dicari polynomial berderajat N-1.
y1 P( x) AN 1 x1 N 1 AN 2 x1 N 2 .... A1 x1 A0
N 1 N 2
y2 P( x ) AN 1 x2 AN 2 x2 .... A1 x2 A0
..........
y P( x) A x N 1 A x N 2 .... A x A
N N 1 N N 2 N 1 N 0
Setelah AN-1, AN-2, …A1, A0 diperoleh dari sistem persamaan linear tersebut, nilai-nilai
N 1 N 2
ini disubsitusikan ke persamaan: y N P( x) AN 1 xN AN 2 xN .... A1 xN A0
51
Contoh :
Carilah interpolasi polinom berderajat tiga menggunakan titik-titik (1,1), (2,2) dan (4,5).
Jawab:
1 A0
1 A A A A
3 2 1 0
2 8 A3 4 A2 2 A1 A0
5 64 A3 16 A2 4 A1 A0
A3 A2 A1 0 (1)
8 A3 4 A2 2 A1 1 (2)
64 A 16 A 4 A 4
3 2 1 (3)
(3)-4(1) = 60 A3 + 12 A2 = 4 (:4)
52
= 15 A3 + 3 A2 = 1………. II
1 3 2
A3 , A2 . Dari (1) diperoleh A1
12 4 3
1 3 3 2 2
Jadi y = P (x) = x x x 1
12 4 3
Untuk mencari polinom P(x) berderajat N-1 yang kurvanya melalui N titik (x1, y1),
(x2,y2),… (xn, yn) dilakukan langkah –langkah berikut :
N
I ( x ) ( x x J ), i 1,2,3,... N
j 1
j 1
2. Bentuk N koefisien
yi
Bi , i 1,2....N
i ( xi )
3. Diambil
N
P( x ) Bi i ( x )
i 1
N
P( xk ) Bi i ( xk ) y k
i 1
Jadi yk = P (xk), k = 1,2,3,… N, sehingga kurva y = P (x) melalui N titik-titik (x1, y1),
(x2,y2),… (xn, yn).
53
Contoh:
Carilah interpolasi polinom berderajat tiga menggunakan titik-titik (1,1), (2,2) dan (4,5).
Jawab :
1 ( x ) ( x 1)( x 2)( x 4)
2 ( x ) x( x 2)( x 4)
3 ( x ) x( x 1)( x 4)
4 ( x ) x( x 1)( x 2)
Bentuk 4 koefisien :
1 1 1
B1
1 (0) (0 1)(0 2)(0 4) 8
1 1 1
B2
2 (1) (1)(1 2)(1 4) 3
1 1 1
B3
3 (2) 2(2 1)( 2 4) 2
1 1 5
B4
4 (4) 4(4 1)( 4 2) 24
Ambil
4
1 1
P( x ) Bi i ( x ) ( x 1)( x 2)( x 4) x( x 2)( x 4)
i 1 8 3
1 5
x( x 1)( x 4) x( x 1)( x 2)
2 24
5. Interpolasi Newton
Disini akan dicari interpolais polinom berderajat n yang menggunakan titik-titik
(x0, y0), (x1,y1),… (xn, yn) yang banyaknya n+1. Bentuk polinom interpolasi newton : y =
y (x) = P(x).
54
P( x ) P( x0 ) ( x x0 ) Px1 , x0 ( x x0 )( x x1 ) Px2 , x1 , x0
( x x0 )( x x1 )( x x2 ) Px3 , x2 , x1 , x0 ... ( x x0 ) dimana
( x x1 )...( x xn1 ) Pxn , xn1 ,..., x1 , x0
P( x1 ) P( x2 )
Px1 , x0 disebut beda terbagi hingga pertama,
x1 x0
P( x2 , x1 ) P( x1 , x0 )
Px2 , x1 , x0 disebut beda terbagi hingga kedua,
x 2 x0
P( x3 , x2 , x1 ) P( x2 , x1 , x0 )
Px3 , x2 , x1 , x0
x3 x0
Seterusnya…
P( xn , xn 1 ,..., x1 ) P( xn 1 , xn 2 ,...x0 )
Pxn , xn 1 ..., x0
xn x0
P( x0 ) y0 , P( x1 ) y1 ,..., P( xn ) yn
55
Contoh :
Carilah interpolasi polinom derajat tiga menggunakan titik-titik: (0,1), (1,1), (2,2), dan
(4,5), berturut-turut sebagai (x0, y0), (x1,y1), (x2, y2), (x3,y3).
Jawab :
P( x1 ) P( x2 ) 1 1
Px1 , x0 0
x1 x0 1 0
P( x2 ) P( x1 ) 2 1
Px2 , x1 1
x2 x1 2 1
P( x 3 ) P( x 3 ) 5 1 3
Px3 , x2
x3 x 2 4 1 2
3
1
P( x3 , x2 ) P( x2 , x1 ) 2
Px3 , x2 , x1
1
x3 x1 4 1 6
1 1
P( x3 , x2 , x1 ) P( x2 , x1 , x0 ) 6 2
Px3 , x2 , x1 , x0
1
x3 x0 40 12
P( x ) P( x0 ) ( x x0 ) Px1 , x0 ( x x0 )( x x1 ) Px2 , x1 , x0
( x x0 )( x x1 )( x x2 ) Px3 , x2 , x1 , x0
1 1
1 ( x 0)0 ( x 0)( x 1) ( x 0)( x 1)( x 2)
2 2
1 1
1 x( x 1) x( x 1)( x 2)
2 2
56
SOAL LATIHAN
57
BAB V
DIFERENSIASI NUMERIK
Diberikan suatu fungsi y = f(x) yang kontiniu. Nilai derrivatif (turunan) dari
fungsi y = f(x) di x = x0 didefinisikan sebagai.
f ( x0 x) f ( x0 )
f ' ( x0 ) lim
0 x
atau
f ( x 0 h) f ( x 0 )
f ' ( x0 ) lim
h0 h
Secara geometri, f’(x0) adalah nilai gradient atau koefisien arah dari garis singgung
dititik (x0, f(x0)) terhadap kurva y = f(x)
y y = f (x)
(x0,f(x0))
y
f ' ( x0 ) lim tg
x 0 x
y f ( x0 x) f ( x0 )
Contoh :
58
Maka :
f ( x 0 x ) f ( x 0 ) f ( x 0 x ) 2 f ( x 0 ) 2
f ' ( x 0 ) lim lim
0 x 0 x
2x. x 0 x 2
lim lim (2 x 0 x )
0 x 0
2 x0
Bila x0 = 3 maka gradient atau koefisien arah garis singgung di titik (3, f(3)) atau titik
(3,10) adalah fi(3) = 2(3) = 6. Persamaan garis singgung tersebut Y-10 = f’(3) (x-3) = 6
(x-3) atau y = 6x -8.
Secara numerik, untuk menghitung f’(x0), ambil barisan {hk} dengan hk → 0 dan dicari
limit dari barisan hasil bagi beda Dk.
f ( x0 hk ) f ( x0 )
Dk untuk k = 1,2,3, ….n,…
hk
Contoh :
Solusi :
y = f(x) = ex, x = 1
f ( x 0 hk ) f ( x 0 ) f (1 hk ) f (1) f (1 10 k ) f (1)
Dk
hk 10 k 10 k
k
e110 e
, k 1,2,3...10, e 2,718281828
10 k
nilai-nilai e110k , e110k -e, dan Dk untuk k = 1,2,3, …10 diberikan dalam tabel berikut.
59
hk = 10-k f(1+hk)= f(1 + hk) –e f (1 hk ) e
Dk=
k hk
e110
h1=10-1 3,004166024 0,285884196 2,858841960
h1=10-2 2,745601015 0,027319187 2,731918700
h1=10-3 2,721001470 0,002719642 2,719642000
h1=10-4 2,718553670 0,000271842 2,718420000
h1=10-5 2,718309011 0,000027183 2,718300000
h1=10-6 2,718284547 0,000002719 2,719000000
h1=10-7 2,718282100 0,000000271 2,710000000
h1=10-8 2,718281856 0,000000028 2,800000000
h1=10-9 2,718281831 0,000000003 3,000000000
-10
h1=10 2,718281828 0,00000000 0,000000000
Diberikan fungsi y = f(x) dimana f, f’ , f’’, f’’’, f’’’’ kontiniu pada interval [a,b] dan x 0-
h, x0, x0 + h ∊ [a,b].
f ( x0 h) f ( x0 h)
f ' ( x0 ) lim
h0 2h
dan
f ( x 0 h) 2 f ( x 0 ) f ( x 0 h)
f ' ' ( x0 ) lim
h 0 h2
60
Contoh :
Diberikan fungsi y = cos x. Gunakan formula diatas dengan h = 0,01 untuk menghitung
nilai pendekatan f’(0,8). Bandingkan hasilnya dengan nilai eksak f’ (0,8) = - sin (0,8).
Jawab:
Contoh :
Jawab:
61
f (0,81) 2 f (0,8) f (0,79)
f ' (0,8)
0,0001
0,689498433 2(0,696706709) 0,703845316
0,0001
0,69669
cos(0,8) 0,696706709 (nilai eksak)
eabs ( 0,696706709) 0,69670670 0,69669
0,000016709.
e rel ( 0,696706709) 0,000016709 / 0,89669
0,000023983
Bila titik x0 terletak pada ujung suatu interval maka Formula Beda Tengah pada
teorema di muka tidak dapat digunakan. Sebagai gantinya, digunakan Formula-Formula
Beda Maju/ Mundur.
3 f ( x 0 ) 4 f ( x 0 h ) f ( x 0 2h )
f ' ( x 0 ) lim
h 0 2h
dan
2 f ( x 0 ) 5 f ( x 0 h) 4 f ( x 0 2h) f ( x 0 3h)
f ' ' ( x 0 ) lim
h 0 h2
Contoh :
1. Diberikan data :
62
X 1,00 1,05 1,10 1,15 1,20 1,25 1,30
f ( x) x 1,00 1,02 1,04 1,07 1,09 1,11 1,14
00 470 881 238 544 803 017
Jawab :
a) x0 = 1, h = 0,05 memberikan
3 f ( x 0 ) 4 f ( x 0 h) f ( x 0 2h)
f ' ( x 0 ) lim
h 0 2h
3 4(1,02470) 1,04881
f ' ( x0 )
2(0,05)
( 3 4,0988 1,04881) / 10
0,4999
1
Nilai eksaknya adalah f ’(1) = x 1 0,5000
2 x
3 f ( x 0 ) 4 f ( x 0 h) f ( x 0 2h)
f ' ( x 0 ) lim
h 0 2h
3(1,14017) 4(1,11803) 1,09544
f ' ( x0 )
2(0,05)
3,42051 4,47271 1,09544
0,10
0,4383
1
Nilai eksaknya adalah f ’(1) = x 1,70 0,4385
2 x
63
2 f ( x 0 ) 5 f ( x 0 h) 4 f ( x 0 2h) f ( x 0 3h)
c) f ' ' ( x 0 ) lim
h 0 h2
2 f (1) 5 f (1,05) 4 f (1,10) f (1,15)
f ' ' (1)
0,0025
2(1) 5(1,02470) 4(1,04881) 1,07238
0,0025
(2 5,1235 4,19524 1,07238)( 400) 0,256.
1 1
Nilai eksaknya adalah f ' ' (1) x 1 0,250
4 23
x
2 f ( x 0 ) 5 f ( x 0 h) 4 f ( x 0 2h) f ( x 0 3h)
d ) f ' ' ( x 0 ) lim
h 0 h2
2 f (1,30) 5 f (1,25) 4 f (1,200) f (1,15)
f ' ' (1,30)
(0,5) 2
2(1,14017) 5(1,11803) 4 f (1,09544) 1,07238
0,0025
(2,28034 5,959015 4,38176 1,07238)( 400)
0,172
1 1
Nilai eksaknya adalah f ' ' (1) x 1, 30 0,169
4 23
x
64
SOAL LATIHAN
dimana t dalam detik dan y(t) dalam meter. Hitunglah nilai-nilai pendekatan dari y’(0),
y’(0,10), y’(0,30), y’(0,40), y’(0,50) dan y’ (0,60) yaitu nilai-nilai pendekatan dari
kecepatan roket pada waktu-waktu tersebut.
8. Menggunakan tabel untuk nilai-nilai t dan y(t) pada soal no.2 di atas, hitunglah nilai-
nilai pendekatan dari percepatan roket pada waktu-waktu tersebut.
9. Diberikan tabel yang berisi titik-titik di bawah ini :
65
x f(x)
1.000 0.54030
1.100 0.45360
1.198 0.36422
1.199 0.36329
1.200 0.36236
1.201 0.31643
1.202 0.36049
1.300 0.26750
1.400 0.16977
Tentukan nilai f’(1,2) dan f’’(1,2) untuk h =0,1 dan h = 0.01 dengan rumus formula
beda tengah.
10. Hitung f’(1,15) dan f’’(1.15) dengan menggunakan forward diference dan
backward diference untuk tabel di bawah ini.
x 1 1.05 1.1 1.15 1.2 1.25 1.3
f(x) 1 1.0247 1.04881 1.07238 1.09545 1.11803 1.14018
66
BAB VI
INTEGRASI NUMERIK
1. Integral Tertentu
Perhitungan integral adalah perhitungan dasar yang digunakan dalam kalkulus, dalam
banyak keperluan.
dF ( x )
Bila f ( x ) maka
dx
b a
f ( x)dx F ( x)
a
F (b) F (a ) disebut integral tertentu dari fungsi f(x) dengan batas
b
Contoh :
3
1. Carilah nilai (eksak) dari (2 x 5) dx
1
Jawab :
d ( x 2 5x )
Karena 2 x 5 maka
dx
3 3
(2 x 5) dx ( x 5x )
2
1 1
(9 15) (1 5) 24 6
2
2. Carilah nilai (eksak) dari sin x dx
01
Jawab :
d ( cos x )
Karena sin x maka
dx
67
2
(sin x) dx ( cos x) 02 cos
0
2
( cos 0)
cos cos 0
2
0 1 1
2. Luas Daerah
Integral secara definitif digunakan untuk menghitung luas daerah yang dibatasi
oleh fungsi y = f(x) dan sumbu x. Diberikan fungsi y = f(x) ≥ 0 dan kontiniu pada
interval [a,b].
Perhatikan gambar berikut :
b
L f ( x )d ( x )
a
Contoh :
1. Hitunglah luas daerah pada bidang xOy (nilai eksak) yang dibatasi oleh parabola y =
x2, sumbu x, garis x = -1 dan garis x = 2.
Jawab :
68
b 2 2
1 3
L f ( x )d ( x ) x 2 dx x
a 1
3 1
1
(8 ( 1)) 3
3
2. Hitunglah luas daerah pada bidang xOy yang dibatasi oleh kurva y = e x, sumbu X,
garis x = 0 dan garis x =1.
Jawab :
b 1
L f ( x)d ( x) e x dx e x
1
0
a 0
e1 e 0 e 1
Yang dalam hal ini a dan b bats-batas integrasi, f adalah fungsi yang dapat diberikan
secara eksplisit dalam bentuk persamaan ataupun secara empiric dalam bentuk table
nilai.
Terdapat tiga pendekatan dalam menurunkan rumus integrasi numerik.
Pendekatan pertama adalah berdasarkan tafsiran geometri integral tentu. Daerah
integrasi dibagi atas sejumlah pias (strip) yang berbentuk segiempat. Integrasi yang
diturunkan dengan pendekatan ini digolongkan ke dalam metode Rieman/metode Pias.
Pendekatan kedua adalah berdasarkan polinom interpolasi. Dalam hal ini fungsi
integran f(x) dihampiri dengan polinom interpolasi pn(x). Selanjutnya, integrasi
dilakukan terhadap pn(x) karena polinom lebih mudah diintegralkan ketimbang
mengintegralkan f(x). Rumus integrasi numerik yang diturunkan dengan pendekatan ini
digolongkan ke dalam metode Newton Cotes yaitu metode yang umum untuk
menurunkan rumus integrasi numerik.
Metode integral Reimann ini merupakan metode integral yang digunakan dalam
kalkulus, dan didefinisikan dengan :
69
b n
f ( x)dx lim
x 0
f ( x )x
i 0
i
a
Pada metode ini, luasan yang dibatasi oleh y = f(x) dan sumbu x dibagi menjadi
N bagian pada range x = [a,b] yang akan dihitung. Kemudian dihitung tinggi dari setiap
bagian yaitu f(xi).Li adalah luas setiap persegi panjang dimana Li=f(xi).Δxi. Luas
keseluruhan adalah jumlah Li dan dituliskan :
L L0 L1 L2 ... Ln
f ( x0 )x0 f ( x1 )x1 f ( x 2 )x 2 ... f ( x n )x n
n
f ( xi )xi
i 0
Bila diambil Δx0 = Δx1 = Δx2 = ... = Δxn = L maka didapat metode integral reiman
sebagai berikut :
b n
f ( x)dx h f ( xi )
a i 0
70
(4) Hitung h=(b-a)/N
b n
(5) Hitung L f ( x)dx h f ( xi )
a i 0
Contoh:
Hitung luas yang dibatasi y = x2 dan sumbu x untuk range x = [0,1].
Jawab :
1
L x 2 dx
0
10
L h f ( xi )
i 0
0,1 (10 0,01 0,04 0,09 0,16 0,25 0,36 0,49 0,64
0,81 1,00)
(0,1)(3,85) 0,385
Secara kalkulus :
10 1
1
L x dx x 3 0,3333...
2
i 0
3 0
71
= 0,052
4. Aturan Trapesium dan Trapesium Multiple
Diberikan fungsi y = f(x) dan misalkan x j x 0 h j dan f j f ( x j ) , j = 0,1,2,…n.
atau
1
Li ( f i f i 1 )x i
2
Maka,
xn
h
L
x0
f ( x )d ( x ) 2 ( f 0 2 f 1 ... 2 f n 1 f n )
Bila n = 1 maka aturannya disebut aturan trapesium dan bila n > 1 disebut aturan
trapesium multiple.
Algoritma metode integrasi trapesium adalah :
1. Definisikan y = f(x)
72
2. Tentukan batas bawah (a) dan batas atas integrasi (b).
3. Tentukan jumlah pembagi n
ba
4. Hitung h
n
xn
h
5. Hitung L f ( x )d ( x ) 2 ( f
x0
0 2 f 1 ... 2 f n 1 f n )
Contoh :
1. Diberikan fungsi f(x) = 1+ e-x sin (4x) dan x0 = 0, x1 = 0,5, x2 = 1, x3 = 1,5, x4 = 2,
x5 = 2,5. Carilah nilai- nilai pendekatan dari
5 2
a.
0
f ( x )d ( x ) d. f ( x )d ( x )
0
1 2,5
b. f ( x )d ( x )
0
e. f ( x )d ( x )
0
1,5
c. f ( x )d ( x )
0
Jawab:
Disini h = 0,5 dan f0 = 1, f1 = 1,55152, f2 = 0,72159, f3 = 0,93765, f4 = 1,13390, f5 =
0,95535, mengingat fj = f (x0 + hj) = f (0,5, j), j = 1,2,3,4,5.
5
h 0,5
a. f ( x)d ( x) ( f 0 f1 ) (1 1,55152)
0
2 2
0,63788
1
h 0,5
b. f ( x )d ( x ) ( f 0 2 f1 f 2 ) (1 2(2,55252) 0,72159
0
2 2
0,5
(1 3,10304 0,72159) 1,20616
2
1.5
h
c. f ( x )d ( x ) 2 ( f
0
0 2 f1 2 f 2 f 3 )
0,5
(1 2(2,55252) 2(0,72159) 0,93765)
2
0,5
(1 3,10304 1,44318 0,93765) 1,62097
2
73
2
h
d . f ( x )d ( x ) ( f 0 2 f1 2 f 2 2 f 3 f 4 )
0
2
0,5
(1 2(2,55252) 2(0,72159) 2(0,93765) 1,13390)
2
0,5
(1 3,10304 1,44318 1,8753 1,13390) 12,13886
2
2
h
e. f ( x )d ( x ) ( f 0 2 f1 2 f 2 2 f 3 2 f 4 f5 )
0
2
0,5
(1 2(2,55252) 2(0,72159) 2(0,93765) 2(1,13390) 0,95535)
2
0,5
(1 3,10304 1,44318 1,8753 2,2678 0,95535) 2,66117
2
simpson dimana bobot fi sebagai titik tengah dikalikan dua untuk menghitung luas
bangun di atas dapat dituliskan dengan:
xn
h h h
L f ( x )d ( x ) 3 ( f
x0
i 1 fi )
3
( fi fi 1 ) ( fi 1 4 fi fi 1 )
3
74
Dengan menggunakan aturan Simpson, luas daerah yang dibatasi fungsi y = f(x) dan
sumbu X dapat dihitung sebagai berikut :
xn
h h h
L f ( x )d ( x ) 3 ( f
x0
0 2 f 1 ) ( f 2 2 f 3 ) ( f 3 f 4 ) ...
3 3
h
2 f n 1 f n
3
Atau dapat dituliskan :
xn
h
L f ( x )d ( x ) 3 ( f
x0
0 4 f 1 2 f 2 4 f 3 .. 4 f n 3 2 f n 2 f n )
Dimana n = 2,4, 6,..
Bila n = 2 maka aturannya disebut aturan Simpson dan bila n= 4,6,8,… disebut aturan
simpson multiple.
Contoh :
1. Diberikan fungsi f(x) = 1+ e-x sin (4x) dan x0 = 0, x1 = 0,5, x2 = 1, x3 = 1,5, x4 = 2,
x5 = 2,5. Carilah nilai-nilai pendekatan dari :
75
1
a. f ( x )d ( x )
0
2
b. f ( x )d ( x )
0
Jawab:
Disini h = 0,5 dan f0 = f(0) = 1, f1 = f(0,5) = 1,55152, f2 = f(1) =
0,72159, f3 = f(1,5) = 0,93765, f4 = f(2) =1,13390.
1
h 0,5
a. f ( x )d ( x ) ( f 0 f1 ) (1 (1,55152) 0,72159)
0
3 3
0,5
(1 6,20608 0,72169) 1,3212
3
2
h
b. f ( x)d ( x) ( f 0 4 f1 2 f 2 4 f 3 f 4 )
0
3
0,5
(1 4(1,55152) 2(0,72159) 4(0,93765) 1,13390)
3
0,5
(1 6,20608 1,44318 3,7506 1,13390) 2,2556
3
Jawab :
X 0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.9 1
Dengan
f(x) 0 0.02 0.016 0.054 0.128 0.25 0.432 0.686 1,458 2
menggunakan
tabel di atas diperoleh :
76
xn
h
L f ( x )d ( x ) 2 ( f
x0
0 2 f 1 ... 2 f n 1 f n )
0 2 0
3.4
Jawab :
b a 3,4 1,8
Jumlah pias adalah n 8
h 0,2
R xr f(xr) r xr f(xr)
0 1,8 6,050 5 2,8 16,445
1 2,0 7,389 6 3,0 20,086
2 2,2 9,025 7 3,2 24,533
3 2,4 11,023 8 3,4 29,964
4 2,6 13,464
77
3, 4
h
e dx 2 ( f 2 f1 2 f 2 .... 2 f 6 2 f 7 f 8 )
x
0
1,8
0,2
(6,050 2(7,389) 2(9,025) ... 2(20,086) 2(24,533)
2
29,964)
23,994
78
SOAL LATIHAN
5
1
1. Hitung integral x dx
1
(x 2 x 3 5x 2 x 6)dx
4
(x 2 x 3 5x 2 x 6)dx
4
2
Hitunglah nilai pendekatan f ( x)dx dengan aturan trapesium Multiple.
1
1,8
6. Dengan data dari soal no.3, hitunglah nilai pendekatan f ( x)dx dengan
1
aturan
Simpson Multipel.
7. Gunakan metode simpson dan trapesium untuk :
2
a. ln x dx
1
0.1 1
b. x dx 3
79
2.5
8. Diketahui f(x) = x2 cos (x2), 1,5 x 2,5 dan h = 0.1. Hitunglah f ( x)dx
1.5
cos 2 x dx
1
10. Hitunglah:
1.30
x
1
x dx
dengan h =0.05 dengan menggunakan Metode Simpson dan bandingkan dengan nilai
eksaknya.
1
b. 1 x 2 dx
0
80
DAFTAR PUSTAKA
Srivastava, A.C. dan Srivastava, P.K. 2011. Engineering Mathematics. New Delhi: PHI
Learning Privaet Limited M-97.
81