METODE NUMERIK
D
I
S
U
S
U
N
OLEH :
NIM : 4223240029
KELAS : PSF 22 B
1
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kita panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat dan
limpahan rahmat-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan tugas Critical Journal Review mata
kuliah Metode Numerik ini dengan baik dan tepat waktu.
Saya juga mengucapkan terimakasih kepada dosen pengampu mata kuliah Metode
Numerik atas bimbingan dan pengajaran yang diberikan sehingga saya dapat mengerjakan tugas
Critical Journal Review ini dengan baik. Serta kepada teman-teman yang telah membantu dan
memberikan semangat dalam proses pengerjaannya.
Dalam Critical Journal Review ini saya menyadari masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu
saya mengharapkan saran dan kritik untuk perbaikan dan kesempurnaan makalah Critical Book
Review ini kemudian. Semoga Critical Journal Review ini dapat bermanfaat khususnya bagi
penyusun dan para pembaca pada umumnya.
Akhir kata, penulis mengucapkan semoga Critical Journal Review ini dapat bermanfaat
bagi kita semua. Terima Kasih.
Penulis
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................2
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………3
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................4
1.1 LATAR BELAKANG.............................................................................................4
1.2 TUJUAN CJR…………..........................................................................................4
1.3 MANFAAT CJR………..........................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN……………………………………………..………………5
2.1 IDENTITAS JURNAL ……….…………………………………………………...5
2.2 RINGKASAN MATERI ……………………………………………………….....6
BAB III ISI……………………………………………………………………………7
3.1 RINGKASAN JURNAL ...………………………………………………………...7
3.2 RINGKASAN JURNAL 2…………………………………………………………9
BAB IV PENUTUP……………..…………………………………………………....12
4.1 KESIMPULAN………………………………………………………………….......12
4.2 SARAN……………………………………………………………………………....12
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………13
3
BAB 1
PENDAHULUAN
4
BAB II
PEMBAHASAN
A. Jurnal Internasional
B. Jurnal Nasional
5
2.2 RINGKASAN MATERI
Metode Numerik ini disajikan dalam bentuk algoritma-algoritma yang dapat dihitung
secara cepat dan mudah. Pendekatan yang digunakan dalam metode numerik merupakan
penedekatan analisis matematis, dengan tambahan grafis dan teknik perhitungan yang mudah.
Algoritma pada metode numerik adalah algoritma pendekatan maka dalam algoritma tersebut
akan muncul istilah iterasi yaitu pengulangan proses perhitungan. Dengan metode pendekatan,
tentunya setiap nilai hasil perhitungan akan mempunyai nilai error.
6
BAB III
ISI
Pendahuluan
Sebagai sebuah system, matlab terdiri dari 4 bagian yaitu:
1. Development Environment.
Development Environment adalah kumpulan perangkat yang dapat membantu untuk
menggunakan fungsi-fungsi pada matlab. Perangkat ini merupakan sebuah graphical user
interfaces (GUI) yang terdiri dari desktop, command window, command history,sebuah editor
dan debugger, dan browser untuk melihat help, workspace, files, dan search path.
3. MATLAB Language
Matlab language terdiri dari high-level language dengan control flow statements, functions,
data structures, input/output, dan fitur-fitur object-oriented programming.
4. Graphics
Matlab memiliki fasilitas untuk menampilkan vektor dan matriks sebagai suatu grafik.
Terdapat high-level functions (fungsi-fungsi level tinggi) yang dapat menvisualisasi dalam
bentuk dua dimensi, tiga dimensi, proses pembuatan latar suatu gambar, animasi, selain itu
terdapat juga fungsi level rendah.
Metode
Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian pengembangan (developmental
research). Menurut Borg dan Gall (1983), pendekatan Research and Development (R & D)
dalam pendidikan meliputi beberapa langkah- langkah, yaitu:
1. Melakukan analisis masalah dan kebutuhan untuk mengumpulkan informasi berupa kajian
pustaka metode numerik, menentukan SAP dan menentukan tujuan pembelajaran tersebut.
2. Melakukan perencanaan produk/bahan ajar metode numerik dan pembuatan instrumen berupa
angket tentang kualitas bahan ajar dilihat dari komponen materi,penyajian dan bahasa.
3. Penyusunan bahan ajar metode numerik dengan pendekatan metakognitif berbantuan matlab.
4. Melakukan validasi ahli dengan menggunakan angket validasi. Melakukan revisi terhadap
produk utama, berdasarkan masukan dan saran-saran-saran dari hasil validasi ahli.
7
5. Melakukan revisi terhadap produk dari penilaian validasi ahli.
6. Uji coba bahan ajar (produk) terhadap kelompok perorangan , kecil dan lapangan mahasiswa
Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara yang memiliki karakteristik siswa
kemampuan rendah, sedang melalui angket (kuesioner) yang diberikan.
7. Hasil akhir, merupakan produk bahan ajar metode numerik yang sudah selesai direvisi dan
siap diterapkan pada pembelajaran.
Tahap Kemandirian
Kerjakan soal dibawah ini dengan sendiri tanpa bertanya kepada temanmu. Kalau mengalami
kesulitan silakan ditanyakan langsung kepada dosen. Hitunglah galat, galat mulak dan galat
relatif
1. Nilai 𝑥= 2,71828182 dan 𝑥̅ = 2,7182
2. Nilai 𝑥= 98750 dan 𝑥̅ = 99000
3. Nilai 𝑥= √2 dan 𝑥̅ = 1,414
Untuk menjawab soal di atas. Apa yang harus kamu lakukan? Pemahaman apa yang harus kamu
ketahui sebelum menyelesaikan soal tersebut? Bagaimana kamu menyelesaikan soal tersebut?
Periksa kembali jawabanmu, kemudian persentasikan di depan kelas.
Sebelum menjawab pertanyaan diatas mohon dipelajari materi yang diberikan
dibawah ini. Jika ada yang kurang paham mohon ditanyakan langsung kepada dosen.
Dalam menganalisis suatu permasalahan yang didekati dengan menggunakan metode numerik
selalu melibatkan angka dan melewati proses perhitungan matematika yang cukup rumit.
Perhitungan secara manual membutuhkan waktu lama . Namun dengan adanya software
matematika saat ini dapat membantu permasalahan penyelesaian dengan mudahdan cepat. Salah
satu contoh software yang dapat membantu permasalahan numerik adalah MATLAB.
Metode numerik sudah baku dan telah luas pemakaiannya. Metode numerik yang baru pada
hakekatnya bertujuan menemukan cara perhitungan yang dapat membuat galat (error) sekecil
mungkin dan memberikan metode-metode yang efisien untuk memperoleh jawaban numerik dari
bermacam-macam permasalahan.
8
Terdapat dua cara dalam menyelesaikan permasalahan, yaitu:
b. Secara numeris, yaitu suatu cara penyelesaian permasalahan matematika dengan menggunakan
metode numerik untuk memperoleh nilai solusi hampiran dari solusi eksak. Cara ini biasanya
dilakukan jika nilai eksak sukar dicari dengan cara analisis.
Metode false positionmenggunakan dua nilai interval (dalam Gambar 1 yaitu 𝑎dan 𝑏) di
antara nilai solusi akar persamaan yang memiliki tanda berlainan (𝑓(𝑥)>0dan 𝑓(𝑥)<0). Jadi
dengan interval awal [a,b] dimana f(x) adalah kontinu padanya, demikian pula
intervaltersebut harus terletak ‘mengapit’ (secara intuitif) nilai akar 𝛼, sedemikian rupa
sehingga,
𝑓(𝑎)×𝑓(𝑏)≤0
Iterasi pada metode false position dengan pencarian nilai diantara interval pertama, yang
dicari dengan menarik garis lurus antara (𝑎,𝑓(𝑎))dan (𝑏,𝑓(𝑏)), serta mengambil nilai 𝑐(nilai di
antara 𝑎dan 𝑏) dari perpotongan garis 𝑃𝑄 dengan sumbu 𝑥.
Ada dua konsep yang bisa digunakan untuk mendasari proses iterasi dalam metode false
position, yaitu konsep kesebangunan dan konsep persamaan garis.
Konsep kesebangunan diperoleh dari 2 segitiga, yaitu ∆𝑃𝑐𝑏 dan ∆𝑃𝑄𝑅
9
𝑃𝑏𝑏𝑐=𝑃𝑅𝑅𝑄
Berdasarkan nilai grafik 𝑓(𝑥)-nya,
𝑓(𝑏)−0𝑏−𝑐=𝑓(𝑏)−𝑓(𝑎)𝑏−𝑎
Titik 𝑐diperoleh saat 𝑦=0, atau dituliskan dalam pasangan koorinat menjadi (𝑐,0). Kemudian
disubtitusikan ke dalam persamaan garis menjadi,
𝑐−𝑎𝑏−𝑎=0−𝑓(𝑎)𝑓(𝑏)−𝑓(𝑎)
Pada saat prosesdiskusi, subjek (MN1) memberikan argumen bahwa bentuk persamaan (𝑖𝑖𝑖)
salah. Bentuk persamaan
𝑐=𝑏−𝑓(𝑏)𝑎−𝑏𝑓(𝑎)−𝑓(𝑏)
tidak tepat digunakan dalam formula iterasi metode false position.Bentuk yang benar adalah
persamaan(𝑖𝑖),
𝑐=𝑎−𝑓(𝑎)𝑏−𝑎𝑓(𝑏)−𝑓(𝑎)
Karena asal mulanya diperoleh dari persamaan garis yang terbentuk dari
𝑥−𝑥1𝑥2−𝑥1=𝑦−𝑦1𝑦2−𝑦1
Hasil analisis dari proses pembelajaran yang diikuti oleh MN1, mengindikasikan
MN1 memahami simbol baru sebatas prosedural dalam proses perhitungan saja. MN1 juga
terindikasi mengidentikan penamaan simbol selalu didasarkan pada urutan abjad atau
urutan angka. Hal ini mengacu pada pengalaman pertama MN1 dalam menerima konsep
persamaan garis.Dengankatalain,persamaan:
𝑥−𝑥1𝑥2−𝑥1=𝑦−𝑦1𝑦2−𝑦1
oleh subjek diidentikan bahwa harus𝑥1merupakan absis untuk 𝑎, 𝑥2merupakan absis untuk𝑏.
Begitu pula untuk ordinatnya, 𝑦1merupakan ordinat untuk 𝑓(𝑎)dan 𝑦2merupakan ordinat untuk
𝑓(𝑏). MN1 memberikan pemahaman urutannya tidak boleh terbalik.
10
Dari proses pembelajaran inilah, MN1 terindikasi memahami simbol baru sebatas
tingkat prosedur saja, representasi simbol yang dipahami oleh MN1 baru sebatas tingkat
prosedural.
Hal ini menimbulkan permasalahan jika instrumen tes yang diberikan berbentuk pilihan
ganda. Pada soal no.1, kebetulan iterasi 4 proses perhitungan berhenti, tetapi alasan
berhentinya karena galat relatif, yaitu
|0,3580−0,35740,3580|=0,001676lebih kecil dari nilai ɛ=0,01.
Walaupun dengan kesimpulan yang benar, tetapi ada proses yang salah. Hal ini bisa
menjadi kesalahan yang tidak terdeteksi, MN1 merasa benar, karena memang kesimpulan
akhirnya juga benar. Indikasi ini menunjukkan MN1 hanya memahami simbol hanya sebatas
prosedur saja. Prosedur yang dimaknai oleh MN1 sebagai perulangan perlakuan yang sama
11
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Metode Newton-Raphson adalah salah satu pendekatan numerik dengan metode terbuka.
Disebut metode terbuka karena akarnya tidak dibatasi oleh batas bawah ataupun batas atas
seperti pada metode biseksi. Langkah awal menemukan metode ini adalah dengan
mendefenisikan persamaan fungsi dan turunan fungsi tersebut terlebih dahulu. Setelah itu,
tentukan nilai awal x yang diperkirakan merupakan akar persamaan, lalu lanjutkan iterasinya
hingga ditemukan akar dari fungsi non linier tersebut. Kelebihan metode ini adalah bila perkiraan
akar ataupun nilai awal sudah tepat , maka waktu yang dibutuhkan untuk mendapatkan akar
persamaan pun lebih cepat daripada waktu yang dibutuhkan ada metode biseksi.
4.2 Saran
Saran yang dapat saya berikan disini, saya cuman mau mengritik untuk contoh-contoh
soal yang terlalu banyak dimuatkan di dalam buku ini, saran saya agar contoh di persedikit saja
dan lebih banyak dibuat tentang penjelasan teorinya agar pembaca mudah memahaminya, karena
saya lihat pembaca lebih mudah memahami di teorinya dari ada memberikan contoh yang
menurut saya bisa dibilng sulit.
12
DAFTAR PUSTAKA
13