Anda di halaman 1dari 39

METODE NEWTON REPHSON DAN METODE SECANT

Makalah ini Diajukan untuk Memenuhi

Tugas Mata Kuliah Metode Numerik

Dosen Pengampu: Nendra Mursetya Somasih Dwipa, M. Sc

Disusun oleh:

Kelompok 2/ 7- A3

Annisa Nur Afifah 16144100087

Azhumna Hafidzatulistya 16144100088

Rizki Azizah 17144100008

Andi Winarto 17144100018

Sudrajat 17144100028

Afida Vona 17144100035

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PGRI YOGYAKARTA

2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan
karuniaNya sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah Metode Newton
Raphson dan Metode Secant dengan harapan dapat bermanfaat dalam menambah
ilmu dan wawasan.

Makalah ini dibuat dalam rangka untuk memenuhi tugas Mata Kuliah
Metode Numerik. Dalam membuat makalah ini, dengan keterbatasan ilmu
pengetahuan yang kami miliki, kami berusaha mencari sumber data dari berbagai
sumber informasi, terutama dari buku dan media internet. Kami juga ingin
mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah ikut serta membantu
dalam pembuatan makalah ini dan beberapa sumber yang kami pakai sebagai data
dan acuan.

Dalam penulisan Makalah ini kami merasa masih banyak kekurangan -


kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan
keterbatasan kemampuan yang kami miliki. Tidak semua bahasan dapat
dideskripsikan dengan sempurna dalam makalah ini. Untuk itu kritik dan saran
dari semua pihak sangat kami harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah
ini.

Akhirnya kami selaku penyusun berharap semoga makalah ini dapat


memberikan manfaat bagi seluruh pembaca.

Yogyakarta, 03 November 2019

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ ii

DAFTAR ISI .......................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1

A. Latar Belakang ............................................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 2

C. Tujuan .......................................................................................................... 2

BAB II KAJIAN PUSTAKA .................................................................................. 4

A. Metode Numerik .......................................................................................... 4

B. Angka Bena .................................................................................................. 5

C. Deret Taylor Dan Maclaurin ...................................................................... 10

D. Galat (Error) ............................................................................................... 14

E. Persamaan Non Linier ................................................................................ 17

F. Metode Tertutup ......................................................................................... 17

BAB III PEMBAHASAN ..................................................................................... 20

A. Metode Newton Rapshon ........................................................................... 20

B. Metode Secant ............................................................................................ 23

BAB IV STUDI KASUS ...................................................................................... 29

A. Metode Newton Raphson ........................................................................... 29

B. Metode Secant ............................................................................................ 31

BAB V KESIMPULAN ........................................................................................ 33

iii
KUIS ..................................................................................................................... 34

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 35

iv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Metode numerik adalah teknik untuk menyelesaikan permasalahan-
permasalahan yang diformulasikan secara matematis dengan menggunakan
operasi hitungan (arithmatic) yaitu operasi tambah, kurang, kali, dan bagi.
Terdapat banyak jenis metode numerik, namun pada dasarnya, masing
masing metode tersebut memiliki karakteristik umum, yaitu selalu
mencakup sejumlah kalkulasi aritmetika. Solusi dari metode numerik selalu
berbentuk angka dan menghasilkan solusi hampiran. Hampiran, pendekatan,
atau aproksimasi (approximation) didefinisikan sebagai nilai yang
mendekati solusi sebenarnya atau sejati (exact solution). Sedangkan galat
atau kesalahan (error) didefinisikan sebagai selisih nilai sejati dengan nilai
hampiran.
Metode numerik yang digunakan yaitu model matematika yang sering
muncul adakalanya tidak dapat diselesaikan dengan metode analitik.
Persamaan yang bentuknya sederhana seperti persamaan linier dan
persamaan kuadrat dapat dengan mudah diselesaikan secara analitik.
Sehingga jika suatu persoalan sudah sangat sulit atau tidak dapat
menggunakan metode analitik, dapat digunakan metode numerik. Metode
numerik ini disajikan dalam bentuk algoritma-algoritma yang dapat dihitung
secara cepat dan mudah. Pendekatan yang digunakan dalam metode numerik
merupakan pendekatan analisis matematis, dengan tambahan grafis dan
teknik perhitungan yang mudah.
Metode numerik yang dibahas di makalah ini memfokuskan 2
pendekatan yang dapat digunakan pada penyelesaian persamaan non linier
yaitu dengan metode tertutup dan metode terbuka. Metode tertutup
(Bracketing Method) adalah metode yang hanya membutuhkan 2 tebakan
awal untuk mengira-ngira akar dari sebuah persamaan. Sebuah fungsi sesuai
jenisnya akan berubah disekitar harga suatu akar. Akar sebenarnya dari

1
persamaan tersebut nantinya akan berada di antara 2 angka yang telah ditebak
tersebut. Sementara itu metode terbuka adalah metode yang tidak
memerlukan batas bawah dan batas atas pada perkiraan nilai awal. Karena hal
itu, bila tebakan awal tepat, maka hasilnya akan mendekati akar yang
sesungguhnya dengan kecepatan lebih cepat dari metode biseksi. Metode
yang akan dibahas pada makalah ini adalah metode terbuka yaitu metode
Newton Raphson dan metode Secant.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan diatas, dapat
didefinisikan beberapa rumusan masalah, yaitu:
1. Apa yang dimaksud dengan metode numerik?
2. Apa yang dimaksud dengan metode Newton Raphson?
3. Bagaimana algoritma dan penyelesaian metode Newton Raphson?
4. Apa yang dimaksud dengan metode Secant?
5. Bagaiaman algoritma dan penyelesaian metode Secant?
6. Bagaimana contoh soal dan penyelesaian dengan menggunakan metode
metode Newton Raphson?
7. Bagaimana contoh soal dan penyelesaian dengan menggunakan metode
Secant?
8. Bagaimana aplikasi metode Newton Raphson dalam kehidupan sehari-
hari?
9. Bagaimana aplikasi metode Secant dalam kehidupan sehari-hari?
C. Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai dalam pembuatan makalah ini adalah:
1. Dapat memahami apa yang dimaksud dengan metode numerik
2. Dapat memahami apa yang dimaksud dengan metode Newton
Raphson
3. Dapat mengetahui dan memahami algoritma dan penyelesaian metode
Newton Raphson.
4. Dapat mengetahui pengertian metode Secant.

2
5. Dapat mengetahui dan memahami algoritma dan penyelesaian metode
Secant.
6. Dapat mengetahui contoh soal dan penyelesaian dengan menggunakan
metode metode Newton Raphson.
7. Dapat mengetahui contoh soal dan penyelesaian dengan menggunakan
metode metode Secant.
8. Dapat mengetahui aplikasi metode Newton Raphson dalam kehidupan
sehari-hari.
9. Dapat mengetahui aplikasi metode Secant dalam kehidupan sehari-
hari.

3
BAB II

KAJIAN PUSTAKA
A. Metode Numerik
Metode numerik adalah teknik untuk menyelesaikan permasalahan-
permasalahan yang diformulasikan secara matematis dengan menggunakan
operasi hitungan (arithmatic) yaitu operasi tambah, kurang, kali, dan bagi.
Terdapat banyak jenis metode numerik, namun pada dasarnya, masing masing
metode tersebut memiliki karakteristik umum, yaitu selalu mencakup
sejumlah kalkulasi aritmetika. Solusi dari metode numerik selalu berbentuk
angka dan menghasilkan solusi hampiran. Hampiran, pendekatan, atau
aproksimasi (approximation) didefinisikan sebagai nilai yang mendekati
solusi sebenarnya atau sejati (exact solution). Sedangkan galat atau kesalahan
(error) didefinisikan sebagai selisih nilai sejati dengan nilai hampiran.

Metode numerik dapat menyelesaikan permasalahan matematis yang


sering nonlinier yang sulit diselesaikan dengan metode analitik. Metode
analitik disebut juga metode sejati karena memberi solusi sejati (exact
solution) atau solusi yang sesungguhnya, yaitu solusi yang memiliki galat
(error) sama dengan nol. Jika terdapat penyelesaian secara analitik, mungkin
proses penyelesaiannya sangat rumit, sehingga tidak effisien. Contohnya:
menentukan akar-akar polynomial. Jadi, jika suatu persoalan sudah sangat
sulit atau tidak mungkin digunakan dengan metode analitik maka kita dapat
menggunakan metode numerik sebagai alternatif penyelesaian persoalan
tersebut.

Metode numerik ini disajikan dalam bentuk algoritma-algoritma yang


dapat dihitung secara cepat dan mudah. Pendekatan yang digunakan dalam
metode numerik merupakan pendekatan analisis matematis, dengan tambahan
grafis dan teknik perhitungan yang mudah. Algoritma pada metode numerik
adalah algoritma pendekatan maka dalam algoritma tersebut akan muncul
istilah iterasi yaitu pengulangan proses perhitungan. Dengan metode

4
pendekatan, tentunya setiap nilai hasil perhitungan akan mempunyai nilai
error (nilai kesalahan).

Penggunaan metode numerik biasanya digunakan untuk menyelesaikan


persoalan matematis yang penyelesaiannya sulit didapatkan dengan
menggunakan metode analitik, yaitu:

1. Menyelesaikan persamaan non linear


2. Menyelesaikan persamaan simultan
3. Menyelesaikan differensial dan integral
4. Menyelesaikan persamaan differensial
5. Interpolasi dan Regresi
6. Masalah multivariabel untuk menentukan nilai optimal yang tak
bersyarat

Keuntungan penggunaan Metode Numerik:


1. Solusi persoalan selalu dapat diperoleh
2. Dengan bantuan komputer, perhitungan menjadi cepat dan
hasilnya dapat dibuat sedekat mungkin dengan nilai
sesungguhnya

Kekurangan penggunaan Metode Numerik:


1. Nilai yang diperoleh adalah hampiran(pendekatan)
2. Tanpa bantuan alat hitung (komputer), perhitungan umumnya
lama dan berulang-ulang.
B. Angka Bena
1. Pengertian Angka Bena
Dalam kehidupan sehari-hari angka signifikan (bena) dapat dijumpai
pada bidang teknik, bisnis, sains, komunikasi, ekonomi dan lainnya.
Dalam bidang teknik informatika biasanya untuk coding sistem, atau
membuat program, pada bidang ini biasanya menggunakan mathlab untuk
mempermudah perhitungan. Dalam bidang sains biasanya terdapat pada

5
matematika untuk diperlajari oleh siswa atau mahasiswa, pada fisika
biasanya untuk satuan ukur saat percobaan atau penelitian dan pada kimia
atau farmasi untuk menimbang/meracik dosis obat.

Konsep angka bena (significant figure) atau angka bermakna telah


dikembangkan secara formal untuk menandakan keandalan suatu nilai
numerik. Angka bena adalah angka bermakna, angka penting, atau angka
yang dapat digunakan dengan pasti. Angka bena terdiri dari angka pasti
dan angka taksiran. Angka taksiran terletak pada akhir angka signifikan.

Ketika melakukan pengukuran atau perhitungan, kita harus


menghindar dari keinginan untuk menulis lebih banyak digit pada jawaban
terakhir dari jumlah digit yang diperbolehkan. Suatu indikasi bagi
ketepatan pengukuran yang diperoleh dari banyaknya angka-angka
penting. Angka-angka penting tersebut memberikan informasi yang aktual
(nyata) mengenai ketelitian pengukuran. Makin banyak angka-angka
penting, ketepatan pengukuran menjadi lebih besar.

Sebagai contoh, jari-jari bumi adalah 695000000 m. Jari-jari ini


sebenarnya tidak tepat, karena telah dibulatkan ke jutaan meter terdekat.
Maka jari-jari tersebut hanya memiliki 3 angka bena, angka nol di akhir
bukan merupakan angka penting. Angka nol bisa menjadi angka bena, jika
memenuhi aturan-aturan tentang angka bena.

2. Aturan-aturan tentang Angka Bena


a. Setiap angka yang bukan nol pada suatu bilangan adalah angka bena.
Contoh:

14569 memiliki 5 angka bena.

2546 memiliki 4 angka bena.

b. Setiap angka nol yang terletak diantara angka-angka bukan nol adalah
angka bena.
Contoh:

6
406 memiliki 3 angka bena.

5000, 1003 memiliki 9 angka bena.

280, 0050 memiliki 7 angka bena.

c. Angka nol yang terletak di belakang angka bukan nol yang terakhir dan
di belakang tanda desimal adalah angka bena.
Contoh:

23, 50000 memiliki 7 angka bena

278, 900 memiliki 6 angka bena

d. Angka nol yang terletak di belakang angka bukan nol yang terakhir dan
tanpa tanda desimal bukan merupakan angka bena.
Contoh:

38000000 memiliki 2 angka bena.

e. Angka nol yang terletak di depan angka bukan nol yang pertama
bukan merupakan angka bena. Contoh:
0, 0090 memiliki 2 angka bena

0, 0000000000000012 memiliki 2 angka bena

f. Semua angka nol yang terletak di belakang angka bukan nol yang
terakhir, dan terletak di depan tanda desimal merupakan angka bena.
Contoh:

800, 0 memiliki 4 angka bena.

Komputer hanya menyimpan sejumlah tertentu angka bena. Bilangan


riil yang jumlah angka benanya melebihi jumlah angka bena komputer
akan disimpan dalam sejumlah angka bena komputer itu. Pengabaian
angka bena sisanya itulah yang menimbulkan galat pembulatan.

3. Penulisan angka bena dalam notasi ilmiah

7
Jika beberapa angka 0 dipakai di bagian ekor suatu bilangan, tidak
jelas berapa banyaknya 0 itu yang signifikan. Misal: 45,300 dapat
memiliki 3, 4, atau 5 buah digit signifikan tergantung apakah harga 0 itu
telah diketahui dengan pasti. Ketidakpastian itu dapat diselesaikan dengan
memakai notasi ilmiah. Misalnya tetapan dalam kimia dan fisika atau
ukuran jarak dalam astronomi.

Contoh:

a. 4,3123 × 10 memiliki 5 angka signifikan


b. 1,2 × 10-6 memiliki 2 angka signifikan

4. Aturan Pembulatan

Pembulatan suatu bilangan berarti menyimpan angka bena dan


membuang yang bukan merupakan angka bena dengan mengikuti
aturanaturan berikut:

a. Tandai bilangan yang termasuk angka signifikan dan angka tidak


signifikan.
Contoh:

Empat angka bena dari bilangan 16,7321 adalah 16,73 (angka bena)
dan 21 (bukan angka bena).

b. Jika digit pertama dari bukan angka bena lebih besar dari 5, maka digit
terakhir dari angka bena ditambah 1. Selanjutnya buang bukan angka
bena.
Contoh:

Jika bilangan 23,472 dibulatkan menjadi tiga angka signifikan, maka


ditulis menjadi 23,5.

c. Jika digit pertama dari bukan angka bena lebih kecil dari 5, maka
buang bukan angka bena.
Contoh:

8
Jika bilangan 23,674 dibulatkan menjadi empat angka signifikan, maka
ditulis menjadi 23,67

d. Jika digit pertama dari bilangan bukan angka bena sama dengan 5,
maka:
- Jika digit terakhir dari angka signifikan ganjil, maka digit terakhir
angka signifikan ditambah 1. Selanjutnya buang angka tidak
signifikan.
Contoh:

Jika bilangan 37,759 dibulatkan menjadi tiga angka bena, maka


ditulis menjadi 37,8

- Jika digit terakhir dari angka bena merupakan bilangan genap genap,
maka buang bukan angka bena.
Contoh:

Jika bilangan 79,859 dibulatkan menjadi tiga angka bena, maka


ditulis menjadi 79,8.

5. Operasi Angka Penting


Dalam operasi perhitungan dengan menggunakan angka penting ada
suatu aturan umum yang harus diikuti. a. Penjumlahan dan Pengurangan

Hasil dari penjumlahan atau pengurangan bilangan hanya boleh


mempunyai angka dibelakang koma sebanyak angka di belakang koma
yang paling sedikit pada bilangan-bilangan yang dilakukan operasi
penjumlahan atau penguranga.

Contoh:

2,34 + 0,345 = 2,685 (dibulatkan menjadi 2,68)

34,31 + 2,165 = 36,475 (dibulatkan menjadi 36,48)

b. Perkalian dan Pembagian

9
Hasil perkalian atau pembagian hanya boleh mempunyai angka
bena sebanyak bilangan dengan angka bena paling sedikit.

Contoh:

(32,1 × 1,234) ÷ 1,2 = 33,0095

Bilangan yang mempunyai angka signifikan paling sedikit adalah 1,2


(2 angka signifikan).

Jadi hasil perkalian dan pembagian di atas dibulatkan menjadi 33 (2


angka signifikan).

c. Kombinasi perkalian dan atau pembagian dengan penjumlahan dan


atau pengurangan.
Jika terdapat kombinasi operasi angka penting, maka hasil operasi di
dalam kurung harus dibulatkan terlebih dahulu sebelum melakukan operasi
selanjutnya.

Penerapan angka penting dalam kehidupan sehari-hari salah satunya


ketika seseorang melakukan pengukuran seperti mengukur tinggi badan,
mengukur celana, spedometer, dan lain-lain. Dalam pengukuran tersebut
tidak pasti tepat sehingga angka penting berperan dalam pengukuran agar
ketepatan pengukuran menjadi lebih besar.

C. Deret Taylor Dan Maclaurin


1. Deret Taylor
Pada bidang teknik elektro lebih tepatnya teknik kendali (salah satu
spesialisasi di teknik elektro) biasanya menggunakan deret taylor untuk
mengendalikan gerak pesawat dengan menggunakan perhitungan
persamaan matematis. Persamaan matematis ini biasanya berupa
persamaan nonlinear, karena unutk mengolah persamaan nonlinear itu
sangat sulit, jadi persamaan tersebut dilinearisasikan dengan
menggunakan deret taylor.

10
Dalam matematika, Deret Taylor adalah representasi fungsi
matematika sebagai jumlah tak hingga dari suku-suku yang nilainya
dihitung dari turunan fungsi tesebut di satu titik. Deret ini dapat dianggap
sebagai limit polimial Taylor. Deret Taylor merupakan dasar untuk
menyelesaikan masalah dalam metode numerik, terutama penyelesaian
persamaan diferensial. Deret Taylor secara umum berarti deret pangkat
(x-a), dengan a adalah konstanta.
Suatu fungsi yang terdifferensial sampai orde n di x = a, jika
diberikan fungsi f . Fungsi f tersebut dapat dinyatakan oleh suatu deret
pangkat dalam x-a.
Rumus Taylor

Misalkan f fungsi yang turunan ke ada untuk


masing-masing dalam interval terbuka I yang mengandung . Maka
untuk masing-masing dalam I

bentuk yang dikenal diatas dikenal dengan bentuk polinomial taylor.

Fungsi yang dapat diperderetkan dalam bentuk polinomial taylor,


dinamakan deret Taylor.

Contoh:

Tentukan ekspansi Taylor orde

Jawab:

11
Subtitusi

Bentuk pengaplikasian Deret Taylor adalah untuk penghitungan


metode numerik, digunakan untuk sistem kendali, membuat persamaan
matematis suatu sistem/ proses, perhitungan analisis matematika, terdapat
dalam kombinatorika dengan nama fungsi pembangkit.

12
2. Deret Maclaurin
Dalam kasus , polinom Taylor dapat
disederhanakan yang disebut dengan polinom Maclaurin .
Dengan demikian polinom Maclaurin diberikan oleh rumus,

Beberapa deret Maclaurin yang penting adalah sebagai berikut:

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

Contoh:
Dengan menggunakan rumus Maclaurin, tentukanlah polinom orde 5 dari

Jawab:

13
=

Maka deret Macluarinnya adalah

D. Galat (Error)
1. Analisis Galat
Menganalisis galat sangat penting di dalam perhitungan yang
menggunakan metode numerik. Galat berasosiasi dengan seberapa dekat
solusi hampiran terhadap solusi sejatinya. Semakin kecil galatnya,
semakin teliti solusi numerik yang didapatkan. Kita harus memahami dua
hal:
a) Bagaimana menghitung galat.
b) Bagaimana galat timbul.

Misalkan adalah nilai hampiran trhadap nilai sejati , maka selisih

14
disebut galat. Sebagai contoh, jika â = 10,5 adalah nilai hampiran dari a =
10,45 , maka galatnya adalah ɛ = -0,01. Jika tanda galat (positif atau
negatif) tidak dipertimbangkan, maka galat mutlak dapat didefinisikan
sebagai:

Ukuran galat ɛ kurang bermakna sebab tidak menceritakan


seberapa besar galat itu dibandingkan dengan nilai sejatinya.
Contoh:
Seorang anak melaporkan panjang sebatang kawat 99 cm, padahal
panjang sebenarnya 100 cm. Galatnya adalah 100 – 99 = 1 cm. Anak yang
lain melaporkan panjang sebatang pensil 9 cm, padahal panjang
sebenarnya 10 cm, sehingga galatnya juga 1 cm. Kedua galat sama-sama
bernilai 1cm, namun galat 1 cm pada pengukuran panjang pensil lebih
berarti daripada galat 1 cm pada pengukuran panjang kawat. Jika tidak ada
informasi mengenai panjang sesungguhnya, kita mungkin menganggap
kedua galat tersebut sama saja. Untuk mengatasi interpretasi nilai galat ini,
maka galat harus dinormalkan terhadap nilai sejatinya. Gagasan ini
melahirkan apa yang dinamakan galat relatif.
Galat relatif didefinisikan sebagai

atau dalam persentase

Karena galat dinormalkan terhadap nilai sejati, maka galat relatif


tersebut dinamakan juga galat relatif sejati. Dengan demikian, pengukuran
panjang kawat mempunyai galat relatif sejati = 1/100 = 0.01, sedangkan
pengukuran panjang pensil mempunyai galat relatif sejati = 1/10 = 0.1.

15
2. Jenis-jenis Galat
Faktor-faktor yang menyebabkan kesalahan pada metode numerik
antara lain:
a) Kesalahan karena bawaan data (Inherent error)
Kesalahan bawaan data merupakan kesalahan dari nilai data. Misal
kekeliruan dalam menyalin data, salah membaca skala atau kesalahan
karena kurangnya pengertian mengenai hukum-hukum fisik dari data
yang diukur.
b) Kesalahan karena pembulatan (round-off error)
Kesalahan karena pembulatan round-off error terjadi karena tidak
kita memperhitungkan beberapa angka terakhir dari suatu bilangan;
artinya solusi hampiran digunakan untuk menggantikan solusi sejati
eksak.
Contoh:
Tulis bilangan berikut menjadi tiga angka bena.
8632574 dapat dibulatkan menjadi 8630000
3,1415926 dapat dibulatkan menjadi 3,14
c) Kesalahan karena pemotongan (truncation error)
Kesalahan pemotongan terjadi karena adanya proses komputasi tak
berhingga diganti dengan proses berhingga. Misal pada deret Taylor atau
MaClaurin.
Contoh:
Terdapat tugas untuk mengukur panjang sebuah jembatan dan sbeuah
aku keliling. Didapat hatga 9.999 dan 9 cm. Jika harga sebenarnya adalah
10.000 dan 10 cm, maka hitunglah:
a) error,
b) error relatif persen untuk setiap kasus!
Jawab:

a) Untuk jembatan

Untuk paku keliling

16
b) Untuk Jembatan

Untuk paku keliling

Jadi,walaupun sama-sama error 1 cm, tapi pengukuran dikatakan lebih


baik untuk jembatan.

E. Persamaan Non Linier


Penyelesaian persamaan linier dimana m dan c adalah

konstanta, dapat dihitung dengan . Penyelesaian

persamaan kuadrat . Dapat dihitung dengan menggunakan

rumus

Beberapa persamaan polynomial dapat diselesaikan dengan


menggunakan teorema sisa. Sehingga tidak memerlukan metode numerik
dalam menyelesaikannya, karena metode analitik dapat dilakukan. Tetapi
bagaimana cara menyelesaikan persamaan yang mengandung unsur
bilangan natural untuk menyelesaikan persamaan non linear merupakan
metode pencarian akar secara berulang-ulang. Penyelesaian persamaan non
linear adalah dengan metode tertutup dan terbuka.

F. Metode Tertutup
Metode tertutup (Bracketing Method) adalah metode yang hanya
membutuhkan 2 tebakan awal untuk mengira-ngira akar dari sebuah
persamaan. Sebuah fungsi sesuai jenisnya akan berubah disekitar harga
suatu akar. Akar sebenarnya dari persamaan tersebut nantinya akan berada
di antara 2 angka yang telah ditebak tersebut.
1. Metode Biseksi
Metode bagi dua (Bisection) disebut juga pemotongan biner
(binary chopping), metode pembagian dua (interval halving). Prinsip

17
metode bagi dua adalah mengurung akar fungsi pada interval [a,b].
Selanjutnya interval tersebut terus menerus dibagi dua hingga sekecil
mungkin, sehingga nilai hampiran yang dicari dapat ditentukan dengan
tingkat akurasi tertentu. Menentuka selang [a,b] sehingga f (a) . f (b) <
0.
Algoritma Metode Biseksi:

a. fungsi yang akan dicari akarnya

b. Taksir batas bawah dan batas atas dengan syarat

c. Tentukan toleransi

d. Iterasi maksimum

e. Hitung dan

f. Jika maka proses dihentikan karena tidak ada akar,

bila tidak dilanjutkan.

g. Hitung nilai hampiran akar dengan rumus,

h. Hitung

i. Jika , maka . Lanjutkan ke langkah 4

j. Jika , maka . Lanjutkan ke langkah 4

k. Jika . Stop

l. Lebar selang . Jika maka proses dihentikan dan

didapatkan akar dan bila tidak ulangi lankah 7

2. Metode Regula Falsi


Metode Regula Falsi disebut juga metode Interpolasi Linier atau
metode Posisi Salah adalah metode yang digunakan untuk mencari

18
akar-akar persamaan non linier melalui proses iterasi. Metode regula
falsi merupakan metode pencarian akar persamaan dengan
memanfaatkan kemiringan dan selisih tinggi dari dua titik batas range.

Algoritma metode regulasi falsi:

a. Definisikan fungsi

b. Tentukan batas bawah dan batas atas

c. Tentukan toleransi error ) dan iterasi maksimum

d. Tentukan nilai fungsi dan

e. Untuk iterasi I =1 s/d n

Hitunf nilai

Hitung

Jika maka jika tidak

Jika , tentukan Iterasi

f. Akar persamaan adalah

3. Metode Terbuka
Metode terbuka adalah metode yang menggnakan satu, atau dua
tebakan awal yang tidak perlu menggunakan akar, metode ini tidak
memerlukan batas atas dan batas bawah pada perkiraan nila awal.
Metode terbuka terdiri dari beberapa jenis, yaitu metode Iterasi Titip
Tetap, metode Newton-Rapson. dan metode Secant.

19
BAB III

PEMBAHASAN

A. Metode Newton Rapshon


1. Pengertian Metode Newton Raphson
Metode Newton Raphson merupakan metode pendekatan yang
menggunakan satu titik awal dan mendekatinya dengan memperhatikannya
gradien pada titik tersebut. Metode ini dimulai dengan mencari garis singgung
kurva pada titik  x i , f(x i )  . Perpotongan garis singgung dengan sumbu x

yaitu Xi+1 , akan menjadi, nilai x yang baru, dengan cara dilakukan berulang-
ulang (iterasi).

Gambar 3.1 Grafik Metode Newton Rapshon

Telah diketahui bahwa gradien garis singgung kurva adalah turunan


pertama dari kurva tersebut, yaitu f(x i ) . Sehingga persamaan garis
singgungnya:

20
Garis ini melalui titik ( , maka didapat:

= =

digunakan untuk menaksir nilai akar f(x) dan pendekatan yang


lebih baik untuk akar dari f(x). Metode ini banyak digunakan untuk akar dari
suatu persamaan.

2. Alogaritma Metode Newton Rapshon


Alogaritma Metode Newton Rapshon adalah sebagai berikut:
a. Definisikan fungsi f(x)yang akan dicari akaranya.
b. Tentukan harga awal/titik awal .

c. Tentukan toleransi kesalahan .

d. Cari turunan fungsi f(x).


Jika f’(x) = 0, maka metode newton rapshon tidak dapat dilanjutkan.
e. Hitung nilai fungsi f(x) dan f’(x) dengan menggunakan titik awal.
f. Hitung nilai menggunakan rumus:

g. Hitung kesalahan xi1  x1 dan bandingkan dengan toleransi kesalahan


.

h. Jika xi1  x1   , maka dipilih akar persamaan

Jika xi1  x1   , maka iterasi dilanjutkan.


i. Aakar persamaannya adalah yang terakhir diperoleh.

21
3. Kelebihan dan Kekurangan Metode Newton Rapshon
a. Kelebihan
Jika pemilihan titik awal tepat, maka proses iterasinya cepat.
b. Kekurangan
1) Jika fungsi f ( x) mempunyai bebrapa akar (titik) penyelesaiannya,
akar-akar penyelesaian tersebut tidak dapat dicari secara langsung
atau secara bersamaan.
2) Tidak dapat mencari akar kompleks (imajiner).
3) Tidak dapat mencari akar persamaan jika titik terkaan awalnya tidak
tepat, meskipun ada akar penyelesainnya.
4) Untuk persamaan non linear yang cukup kompleks, pencarian turunan
pertama dan kedua dari f(x) akan menjadi cukup sulit.

4. Contoh Soal
Tentukan akar dari f ( x)  x 6  x  1 . Pada titik awal x0  1,5 dan   0, 0001 .
Penyelesaian:
1. f ( x)  x 6  x  1

2. Pada titik awal x0  1,5

3. Toleransi kesalahan   0, 0001

4. Turunan fungsi f ( x) adalah f '( x)  6 x5  1 . Karena f '( x)  0 maka


metode newton rapshon dapat dilanjutkan.
5. Nilai fungsi f ( x) dan f '( x) adalah:

f (1,5)  (1,5)6  1,5  1  8,890

f '(1,5)  6(1,5)5  1  44,562

6. Nilai xi 1 adalah:

22
f ( xi )
xi 1  xi 
f '( xi )
f ( x0 )
x01  x0 
f '( x0 )
8,890
xi  1,5   1,3005
44,562

7. Kesalahan xi 1  xi  1,3005  1,5  0,1995

Iterasinya selanjutnya dilakukan dengan mencari


f ( xi ), f '( xi ), xi 1 seterusnya sampai xi 1  xx   , sehingga didapatkan

data pada tabel berikut:


Tabel 3.1 Tabel kerja metode newton rapshon
N xi f ( xi ) f '( xi ) xi 1 xi1  xi
0 1,5 8,890625 44,5625 1,300490884 0,199509116
1 1,3000491 2,537266625 21,31968214 1,181480472 0,119010528
2 1,18148 0,538453249 12,81284448 1,13945551 0,04202449
3 1,139456 0,049239563 10,52494996 1,134777634 0,004678366
4 1,134778 0,00055418 10,29030796 1,134724145 5,38546E-05

Sampai iterasi ke-4, didapat xi 1  xx   yaitu 0,000053546 ≤ 0,0001, maka

iterasi dihentikan dan didapat nilai akar x yaitu xi 1 =1,134724145.

B. Metode Secant
1. Pengertian Metode Secant
Metode secant merupakan salah satu metode terbuka untuk
menentukan solusi akar dari persamaan non linear. Metode secant
melakukan pendekatan terhadap kurva f(x) dengan garis secant yang
ditentukan oleh dua titik. Metode Secant merupakan modifikasi dari
metode Newton-Raphson, yaitu dengan mengganti fungsi turunan yang
digunakan pada metode Newton-Raphson menjadi bentuk lain yang

23
ekuivalen. Metode ini dimulai dengan hampiran awal dan untuk

solusi Perhatikan grafik berikut!

Gambar 1. Iterasi Metode Secant Secara Grafik

Diketahui titik C(xi,f(xi)) dan B(xi-1,f(xi-1)) sehingga diperoleh garis

secant yang memotong kurva dan memotong sumbu x di xi+1 . Titik potong

garis secant dengan sumbu x dinamakan nilai akar selanjutnya. Untuk

mencari nilai akar tersebut, menggunakan perbandingan segitiga yaitu

segitiga BAE dan segitiga CDE atau dapat ditulis sebagai berikut:

BA CD

AE DE

Diketahui bahwa koordinat dari masing-masing titik tersebut yaitu:

Titik Koordinat

A ( xi-1 ,0 )

B ( xi-1 , f(xi-1) )

24
C ( xi , f(xi) )

D ( xi , 0 )

E ( xi+1, 0 )

Kemudian dari persamaan diatas diperoleh:

f ( xi 1 )  0 f ( xi )  0

xi 1  xi 1 xi  xi 1

f ( xi 1 ).( xi  xi 1 )  f ( xi ).( xi 1  xi 1 )

f ( xi 1 ).( xi )  f ( xi 1 ).( xi 1 )  f ( xi ).( xi 1 )  f ( xi ).( xi 1 )

f ( xi ).( xi 1 )  f ( xi 1 ).( xi 1 )  f ( xi ).( xi 1 )  f ( xi 1 ).( xi )

( xi 1 ).( f ( xi )  f ( xi 1 ))  f ( xi ).( xi 1 )  f ( xi 1 ).( xi )

f ( xi ).( xi 1 )  f ( xi 1 ).( xi )
( xi 1 ) 
f ( xi )  f ( xi 1 )

f ( xi ).( xi 1 )  f ( xi 1 ).( xi )  ( xi ). f ( xi )  ( xi ). f ( xi )
( xi 1 ) 
f ( xi )  f ( xi 1 )

( xi ). f ( xi )  f ( xi 1 ).( xi )  ( xi ). f ( xi )  f ( xi ).( xi 1 )
( xi 1 ) 
f ( xi )  f ( xi 1 )

( xi ){ f ( xi )  f ( xi 1 )}  f ( xi ){( xi )  ( xi 1 )}
( xi 1 ) 
f ( xi )  f ( xi 1 )

( xi ).{ f ( xi )  f ( xi 1 )} f ( xi ).{( xi )  ( xi 1 )}
( xi 1 )  
f ( xi )  f ( xi 1 ) f ( xi )  f ( xi 1 )

25
Sehingga diperoleh rumus umum metode secant yaitu:

f ( xi )( xi  xi 1 )
xi 1  xi 
f ( x i )  f ( xi 1 )

2. Algoritma Metode Secant


Algortima pada metode Secant yaitu:
a. Definisikan fungsi f(x)
b. Definisikan toleransi eror (εs)
c. Taksir batas atas xi dan batas bawah xi-1.
d. Tentukan f(xi) dan f(xi-1). Jika f(xi) = f(xi-1) maka iterasi tidak
dilanjutkan, tetapi jika f(xi) = f(xi-1) maka iterasi dilanjutkan.
e. Lakukan iterasi dengan menghitung nilai taksiran akar selanjutnya
dengan:
f ( xi )( xi  xi 1 )
xi 1  xi 
f ( x i )  f ( xi 1 )
f. Iterasi berhenti jika εrh ≤ εs, dengan:

xi 1  xi
 rh 
xi 1

Jika nilai lebih besar dari toleransi , maka iterasi dilanjutkan.

3. Kelebihan dan Kekurangan Metode Secant


a. Kelebihan
a) Menjadi alternative yang tepat jika sulit memperoleh turunan
fungsi melalui metode newton raphson
b. Kekurangan
1) Jika penetapan harga awal berada diantara dua titik akar yang
berdekatan maka pendekatan dengan metode secant hanya akan

26
memberikan sedikit kemungkinan harga akar persamaan pada
interval yang ditentukan
2) Pada saat tertentuextrapolasi dari 2 titik pendekatan awal untuk
harga akar persamaan yang sudah sangat dekat dengan harga
sebenarnya yang dicari justru akan menghasilkan titik baru yang
semakin menjauhi akar persamaan yang sebenarnya.
c. Contoh Soal
1. Tentukan solusi akar dari fungsi f ( x)  x 3  6 x 2  11x  5,9

menggunakan metode secant. Gunakan tebakan awal xi  2,5 dan

xi 1  3,5 serta  s  0,0005 .

Penyelesaian:

a. xi  2,5 dan xi 1  3,5


b. f ( xi )  f (2,5)  0,275

f ( xi 1 )  f (3,5)  1,975

Karena f ( x i )  f ( x i 1 ) maka iterasi dilanjutkan.


c. Mencari nilai x baru
f ( x i )( x i  x i 1 )
x i 1  x i 
f ( x i )  f ( x i 1 )

f ( x1 )( x1  x0 )
x 2  x1 
f ( x1 )  f ( x0 )
(0,275)( 1)
 2,5 
 0,275  1,975
0,275
 2,5 
 2,25
 2,5  0,122222222
 2,622222222
d. Menghitung  rh

27
xi 1  xi
 rh 
xi 1
2,622222222  2.5

2,622222222
 0,04661
Karena  s   rh maka iterasi dilanjutkan.

i Ket

0 2.5 3.5 -1 -0.275 1.975 0.275 -2.25 - 2.622222222


0.122222222
1 2.622222222 2.5 0.122222 16.00593 14.25 1.956279831 1.755925923 1.114101572 1.50812065 0.04661 Iterasi
Lanjut
2 1.50812065 2.622222222 -1.1141 3.315163 16.00593 - - 0.291032807 1.217087843 0.738735 Iterasi
3.693428349 12.69076289 Lanjut
3 1.217087843 1.50812065 -0.29103 1.226821 3.315163 - - 0.170970547 1.046117296 0.239122 Iterasi
0.357045046 2.088342425 Lanjut
4 1.046117296 1.217087843 -0.17097 0.236967 1.226821 -0.04051436 - 0.040929643 1.005187653 0.163433 Iterasi
0.989853715 Lanjut
5 1.005187653 1.046117296 -0.04093 0.026019 0.236967 - - 0.005048395 1.000139258 0.040718 Iterasi
0.001064948 0.210947895 Lanjut
6 1.000139258 1.005187653 -0.00505 0.000696 0.026019 -3.51544E- - 0.000138826 1.000000432 0.005048 Iterasi
06 0.025322652 Lanjut
7 1.000000432 1.000139258 -0.00014 2.16E-06 0.000696 -2.99864E- - 4.31964E-07 1 0.000139 Iterasi
10 0.000694188 Berhent

Tabel hasil iterasi sebagai berikut:

Karena pada iterasi ke 8 nilai  rh memenuhi syarat  rh ≤  s maka iterasi berhenti.

Jadi akar dari f ( x)  x 3  6 x 2  11x  5,9 adalah 1.000000432

28
BAB IV

STUDI KASUS

A. Metode Newton Raphson


Studi kasus numerik Metode Newton Raphson dalam bidang
manajemen keuangan untuk mencari nilai Internal Rate of Return (IRR).

1. Kasus Umur Project N=3 Tahun (Net Cash Flow dengan Jumlah
yang Sama)
Misalkan kita mendapat tawaran sebuah proposal investasi.
Dalam proposal tersebut, kita harus menginvertasikan dana sebesar Rp
10 juta. Sebagai imbalan dari proyek yang berjangka waktu 3 tahun.
Dalam waktu 3 tahun kita akan menerima pembayaran Rp 2 juta pada
setiap akhir tahun selama 2 tahun dan Rp 12 juta pada akhir tahun ketiga.
Apabila kita menggunakan formulasi IRR dalam bentuk rumus deret
geometri.

Penyelesain:

2 2 10 2 2 10
NPV  10    ,10   
(1  r %) (1  r %) (1  r %)
1 2 3
(1  r %) (1  r %) (1  r %)3
1 2

f ( x)  10 x3  28 x 2  24 x  6  0 atau 5 x3  14 x 2  12 x  3  0.

Dengan memandang f ( x)  10 x3  28 x 2  24 x  6  0 , maka


f ( x)  30 x 2  56 x  24  0

Untuk nilai awal di test x=0 dan x=1

Untuk x=0 f(0)=-6

Untuk x=1 f(1)= 10+28+24+6=56

29
Berhubung nilai f(0) dan f(1) berbeda tanda, maka diambil dugaan
bahwa akar persamaan, yaitu x* diantara x=1 dan x=0. Sehubungan
dengan ini kita lakukan langkah interelasi (perhitungan) yang pertama
sebagai berikut:

f ( xi )
xi 1  xi 
f '( xi )
f (0)
 0
f '(0)
6
 0
24
1

4

1
f 
Kita lakukan test untuk  4  ini yaitu:

3 2
1 1 1 1
f    10    28    24    6
4 4 4 4
 0,15625  1, 75  6  6
 1,9(iterasi 1)

2
1 1 1
f '    30    56    24
4 4 4
 1,875  14  24
 39,874

f ( xi )
xi 1  xi 
f '( xi )
 1  1,9
 
 4  39,9
 0.202381

f (0.202381)  10(0.202381)3  28(0.202381)2  24(0.202381)  6


 0, 082891  1,146981  4,857144  6
 0, 087016(iterasi 2)

30
f '(0.202381)  30(0.202381) 2  56(0.202381)  48
 1, 228742  11,333336  48
 60,56207

f ( xi )
xi 1  xi 
f '( xi )
0, 087016
 (0, 202381) 
60,56207
 0, 2

f (0, 2)  5(0, 2)3  14(0, 2)2  12(0, 2)  6


 4  5,6  2, 4  6
 0(iterasi)

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa x=20% merupakan akar


persamaan polinomial dengan Internal Rate Return adalah pada tingkat
r=20%. Dengan menggunakan Softwere Evcell yaitu fasilitas fungsi IRR
(Range cell, guess) akan diperoleh nilai IRR=20%. Begitu pula apabila
dihitung dengan menggunakan paket program Matlab bernilai sama, yaitu
20%. Hasil dengan Metode Newton Raphson ini IRR=20% sama persis
seperti hasil yang diperoleh pada softwere aplikasi Excell.

B. Metode Secant

Studi kasus metode Secant dapat diaplikasikan dalam berbagai


bidang kehidupan nyata salah satunya di bidang fisika. Metode ini
dimanfaatkan dalam bidang fisika untuk megukur batas kecepatan dari
suatu benda yang diberi pelakuan.

Misalkan sebuah batu bermassa 2 gram dilemparkan vertikal ke


udara dan bergerak turun setelah mencapai batas kecepatan tertentu.
Rumus Ftarik  mg digunakan untuk menghitung batas kecepatan suatu

benda, dengan g adalah pecepatan gravitasi sebesar 9, 81 Ftarik  m / s 2 .

31
Ftarik  mg
2
  9,81  1,4  10 5 v 1,5  1,15  10 5 v 2
1000

1,4  10 5 v1,5 adalah gesekan tarik sedangkan 1,15  10 5 v 2 adalah


tekanan tarik dengan v merupakan kecepatan batas (m./s). Bila nilai v i =
37,7 dan vi-1 = 39 dengan galat 0.000001 maka kita dapat menentukan
batas kecepatan batu menggunakan metode secant.

Sebelumnya sudah diketahui bahwa


2
f (v)   9,81  1,4  10 5 v1,5  1,15  10 5 v 2
1000

i Ket

0 37.7 39 -1.3 0.02 548 -0.05 -548 9.2E-07 37.69999908


1942 34.1 047 34.1
1 37.699 37.7 - 422 422 -0.00 -0.00 18.75741 18.94258409 2.44E-08 Iterasi
99908 9.2E- 4.17 4.17 389 021 Berhenti
07

Jadi batas kecepatan batu adalah v = 37.69999908 m/s atau v = 37.7 m/s.

32
BAB V

KESIMPULAN

Dari pembahasan diatas, kita dapatkan beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Metode Newton Raphson merupakan metode pendekatan yang


menggunakan satu titik awal dan mendekatinya dengan memperhatikannya
gradien pada titik tersebut. Metode ini dimulai dengan mencari garis
singgung kurva pada titik  x i , f(x i )  . Perpotongan garis singgung dengan

sumbu x yaitu Xi+1 , akan menjadi, nilai x yang baru, dengan cara
dilakukan berulang-ulang (iterasi).
2. Metode secant merupakan salah satu metode terbuka untuk menentukan
solusi akar dari persamaan non linear. Metode secant melakukan
pendekatan terhadap kurva f(x) dengan garis secant yang ditentukan oleh
dua titik. Metode Secant merupakan modifikasi dari metode Newton-
Raphson, yaitu dengan mengganti fungsi turunan yang digunakan pada
metode Newton-Raphson menjadi bentuk lain yang ekuivalen. Metode ini
dimulai dengan hampiran awal dan untuk solusi

33
KUIS

Kerjakan soal dibawah ini dengan teliti!

1. Tentukan akar dari f ( x)  x 2  11x  7 menggunakan metode Newton


Raphson! Gunakan tebakan awal xo  0 dan   0,08 .

2. Tentukan solusi akar dari fungsi f ( x)  x 2  7 x  7 menggunakan metode

Secant! Gunakan tebakan awal xi  2 dan xi 1  1 serta  s  2 .

34
DAFTAR PUSTAKA

Bambang Triatmojo. 2008. Metode Numerik.Yogyakarta: Beta Offset.


BDA dan RYN. 2013. Deret Taylor. www.riniftpub.lecture.ub.ac.id
Imam Fachruddin. Metode Numerik. Departemen Fisika Universitas Indonesia.
http://staff.fisika.ui.ac.id/imamf/
Lina Aryanti. 2012. Pengantar Analisis Numerik. Yogyakarta: UGM
Luknanto Djoko. 2001. Metoda Numerik. Yogyakarta: UGM
Moh. Toifur. 1998. Fisika Matematika. Yogyakarta: Universitas Ahmad Dahlan
Purwanto. Metode Secant Solusi Persamaan Non Linear. www.kuliah-
fkip.umm.ac.id
Serway, Raymond A & Jewett, John. 2014. Fisika Untuk Sains dan Tehnik. Edisi
ke-6. Diterjemahkan oleh: Chriswan Sungkono. Jakarta: Salemba
Teknika
Sudiadi, dkk. 2015. Metode Numerik. Palembang: STMIK
Wikaria G, Soedadyatmodjo. 2007. KALKULUS. Yogyakarta: Graha Ilmu.

35

Anda mungkin juga menyukai