Anda di halaman 1dari 4

1.

Analisis mengenai hukum dan kebijakan public merupakan gabungan antara ilmu hukum,
legal scrence dan hukum kebijakan public

Dari setiap pengertian hukum, legal scrence, dan kebijakan publik dapat dilihat hubungan
antara ketiganya adalah sebagai berikut: Masalah sosial memerlukan kebijakan publik sebagai
wujud nyata intervensi pemerintah dalam memecahkan masalah sosial, baik berupa tindakan
pemerintah maupun kelambanan, tetapi untuk campur tangan pemerintah membutuhkan undang-
undang sebagai sarana untuk melindungi hasil kesepakatan politik yang disepakati bersama dan
diputuskan, yang juga merupakan cerminan perlindungan kepentingan rakyat terhadap berbagai
persoalan, perundang-undangan sosial, di mana hukum dapat diterapkan dalam pelaksanaannya
disamping fakta bahwa hukum juga berperan sebagai legitimasi bagi pemerintah dalam
pelaksanaannya.1 Kebijakannya digunakan untuk memecahkan masalah sosial yang muncul.
Karena undang-undang ini mengatur kehidupan bermasyarakat, maka keikutsertaan berbagai
pihak dalam pembentukannya merupakan hal yang mutlak.

Menurut pengertian tersebut, undang-undang dan kebijakan publik harus dibangun atas dasar
komunikasi antara pemerintah dan masyarakat agar dapat menghasilkan produk hukum yang
tidak melanggar hukum, karena produk hukum yang disetujui oleh pemerintah sering kali diuji
oleh peradilan dan tinjauan sistem di Mahkamah Konstitusi (MK) oleh berbagai pihak, serta
beberapa contoh hukum2, antara lain sebagai berikut:

1. Mahkamah Konstitusi mencatat bahwa UU No. Pasal 20 Tahun 2002 tidak berlaku
karena Undang-Undang ini dianggap bertentangan dengan isi Pasal 33 UUD 1945,
karena listrik merupakan industri yang penting dan menguasai hajat hidup orang
banyak, sehingga dikuasai oleh negara dan harus dipergunakan. sebanyak mungkin.
mungkin mungkin untuk kesejahteraan manusia;
2. Mahkamah Konstitusi membatalkan Pasal 13 UU 18 Tahun 2003, karena dalam
prakteknya dapat menimbulkan ketidakpastian hukum dan ketidakadilan dalam
masyarakat;
3. Mahkamah Konstitusi membatalkan Pasal 158 dan 159 UU No. 13 Tahun 2003 dan
menghapus beberapa bagian Pasal 160 (1), Pasal 170, Pasal 171 dan Pasal 186.
1
Syafiie. (2018). KEBIJAKAN PUBLIK DAN GOOD GOVERNANCY. Hal 24
2
J Riskiyono. (2015). PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PEMBENTUKAN PERUNDANG-UNDANGAN UNTUK
MEWUJUDKAN KESEJAHTERAAN. Hal 13
Mahkamah Konstitusi menemukan bahwa Pasal 158 dan 159 diskriminatif dan t.
tidak memiliki kekuatan hukum yang mengikat.
2. Analisis implementasi kebijakan publik oleh birokrasi atau ASN dengan menggunakan
instrumen hukum administrasi berdasarkan kewenangan bebas yang disebut diskresi untuk
mencapai tujuan kebijakan publik tersebut disertai UU No.30 Th 2014 tentang
administrasi pemerintah (kondisi pemerintahan + kondisi negara).

Dalam implementasi kebijakan publik oleh pemerintah maupun ASN (Aparatur Sipil Negara)
dalam hukum administrasi ada beberapa hal yang dilakukan, antara lain sebagai berikut:

1. Menyempurnakan tata kelola dan meningkatkan kinerja aparatur pengawasan intern


pemerintah sebagai bagian dari pemantauan perkembangan proyek strategi negara,
cara ini di implementasikan untuk meningkatkan Aparatur Sipil Negara (ASN) dalam
melaksanakan tugas dan kewajiban mereka di pemerintahan agar memberikan kinerja
kerja yang baik dan terus meningkat, dan digunakan dalam pengawasan proyek
strategi negara, dalam pengawasan ini biasanya ada beberapa orang juga yang
mengawasi agar tidak terjadi penyelewengan wewenang sehingga timbul beberapa
masalah, seperti membengkaknya dana, dan waktu pengerjaan, dan korupsi yang
dilakukan oleh orang – orang yang terlibat dalam proyek tersebut.3
2. Mengutamakan proses penyidikan lembaga negara atas laporan penyalahgunaan
kekuasaan dan pengendalian dalam pelaksanaan proyek strategi negara. Ini di
implementasikan dalam lembaga – lembaga negara di pemerintahan, biasanya
dilakukan di bagian keuangan dan persetujuan pengerjaan proyek strategi negara,
karena biasanya banyak dana yang dikorupsi dan diselewengkan sehingga dana yang
digunakan sangat membengkak dan pengerjaan yang cukup lama yang dapat
merugikan negara, dan menggunakan bahan – bahan yang kurang baik sehingga
proyek strategi negara tersebut menggunakan bahan yang kualitasnya sangat buruk.4
3. Kementerian Kehakiman Republik Indonesia mengutamakan proses administrasi
publik sesuai dengan ketentuan UU Administrasi Publik No. 30 Tahun 2014 sebelum
mengusut laporan masyarakat tentang penyalahgunaan wewenang dalam pelaksanaan

3
Budiman, Syarif. (2017). ANALISIS HUBUNGAN ANTARA HUKUM DAN KEBIJAKAN PUBLIK: STUDI PEMBENTUKAN
UU NO. 30 TAHUN 2014. Hal 6
4
proyek strategis nasional. Dalam implementasi ini biasanya digunakan oleh MA
(Mahkamah Konstitusi) untuk menyelesaikan kasus, memproses kasus, dan
menangani kasus yang berasal dari laporan masyarakat terkait penyelewengan
wewenang dan korupsi dana dalam melaksanakan proyek strategis negara, sehingga
negara mendapat banyak kerugian.5

5
UU No. 30 Tahun 2014
DAFTAR PUSTAKA

Budiman, Syarif. (2017). ANALISIS HUBUNGAN ANTARA HUKUM DAN KEBIJAKAN


PUBLIK: STUDI PEMBENTUKAN UU NO. 30 TAHUN 2014.
UU NO. 30 TAHUN 2014
Wija Atmaja, Marhaendra. (2013). PEMAHAMAN DASAR HUKUM DAN KEBIJAKAN
PUBLIK.
ANDI ENDANG, IKBAR. (2018). DISKRESI DAN TANGGUNG JAWAB PEJABAT
PEMERINTAHAN MENURUT UNDANG-UNDANG ADMINISTRASI PEMERINTAHAN.
Gede, I Nyoman. (2017). Hukum Administrasi Negara.
Yudi, Mohammad. (2015). PERANAN DISKRESI DALAM PENYELENGGARAAN
PEMERINTAHAN.

Anda mungkin juga menyukai