Di tengah-tengah kritik dan kega- (22%), dan sarana fisik (19%) (Data
lauan tentang kondisi pendidikan di Dirjen Dikdasmen pada acara Dies
tanah air, buku ini dapat menjadi Natalis XVI Universitas Terbuka,
semacam oase yang menyegarkan 2008).
bagi praktisi pendidikan. Kurikulum Bagaimanapun guru adalah
memang penting tetapi ini hanyalah sumber inspirasi dan motivator yang
sebagian kecil dari isu-isu pendidikan paling berjasa dalam membangun
yang jauh lebih luas dalam mengelola generasi terpelajar untuk kemajuan
pendidikan yang berpusat lembaga suatu bangsa. Julukan “pahlawan
pendidikan (sekolah) dan para aktor tanpa jasa” terhadap guru mungkin
utamanya: guru, sekali lagi guru. terkesan hipokrit. Sementara dedi-
Rasanya kita tak perlu malu, kalau kasinya dipuja-puja sebagai figur
mau belajar menimba pengalaman sentral yang berjasa mengabdikan
dari keberhasilan Vietnam dalam hidupnya demi kecerdasan anak didik,
membangun sumber daya manusia- aktor terbaik dengan segara
nya, di mana prioritas utama dalam keikhlasannya yang mengagumkan,
pembangunan pendidikan diarahkan nasib guru tidak lebih baik dari
pada pemberdayaan aktor sekolah, pegawai kelas bawah. Analis politik
yakni guru sebagai kunci utama pendidikan cenderung meletakkan
keberhasilan peningkatan sumber mismanajemen sekolah zaman Orde
daya manusia. Berdasarkan hasil studi Baru yang yang otoriter dan sen-
di negara-negara berkembang terbukti tralistik sebagai vocal point terhadap
membuktikan bahwa guru profesi guru yang termarjinalkan dari
memberikan kontribusi tertinggi keseluruhan sistem pembangunan.
dalam pencapaian prestasi belajar Akibatnya, dalam pengelolaan dan
para siswa (36%), kemudian disusul pengembangan proses pembelajaran
manajemen (23%), waktu belajar guru seringkali menjadi miskin
90
TINGKAP Vol. X No. 1 Th. 2014
dikan di antaranya: (i) masalah kesen- dalam menyediakan layanan pendi-
jangan antar sekolah kaya dan miskin; dikan yang bermutu bagi semua
atau sekolah yang beruntung dan warganya.
sekolah yang kalah; sekolah yang Dalam bab dua penulis selan-
belajar, dan sekolah yang memimpin, jutnya memaparkan tentang program-
meminjam skema konseptual analisis program dan pengalaman yang
empat kuadran Douglas Reeves; (ii) mereka lakukan bersama Tanoto
masalah kesenjangan antara kekua- Foundation dalam mengelola mana-
saan dan kewajiban konstitusional jemen sekolah dan pelatihan guru.
negara, antara politik pendidikan dan Penyusunan dan pemaparan program
tanggung jawab pemerintah; (iii). diformat secara cermat, mulai dari
masalah kesenjangan yang ditim- angkatan, durasi program, tempat
bulkan oleh kebijakan Otonomi Dae- pelatihan, tema, area kerja kepala
rah, khususnya berkenaan dengan sekolah dan guru, serta jumlah
tarik menarik kepentingan dalam peserta. Dalam bab dua ini penulis
pembagian tanggung jawab pusat dan juga menunjukkan keunikan dari
daerah dalam bidang pendidikan. program yang mereka jalankan, serta
Bertolak dari temuan masalah manfaat baik bagi para guru dan
ini maka para penulis inilah akhirnya kepala sekolah. Boleh jadi peng-
coba merangkum isu dan paradigma laman penulis ini bisa menjadi acuan
pendidikan yang harus diubah. yang baik bagi para pendidik yang
Keterbatasan fasilitas pendidikan di ingin mencoba mengaplikasikan
daerah juga menuntut kepedulian dan metode tersebut.
keterlibatan masyarakat dalam mema- Bab-bab berikutnya (Bab 3
jukan pendidikan di daerah. Begitu sampai dengan Bab 13) lebih
pula para pengelola pendidikan juga menukik ke realitas empirik di mana
harus mengubah paradigma penge- penulis mengajukan perspektif mikro
lolaan sekolah sebagai suatu layanan pendidikan yang terangkum dalam
pendidikan, bahwa pendidikan pada bagian “Menjadi Sekolah yang Bela-
gilirannya merupakan salah satu jar.” Bab tiga dan empat berupaya
kewajiban pemerintahan terkait memetakan kondisi dan posisi
dengan Pelayanan Dasar yakni sekolah, keunikan dan kearifan lokal.
pelayanan publik untuk memenuhi Ini merupakan pemahaman dasar dan
kebutuhan dasar warga negara, di sekaligus sebagai titik tolak dalam
samping memita partisiapsi masya- persiapan awal bagi para pelaku
rakat. Meskipun lembaga pendidikan pendidikan untuk menjadi sekolah
(sekolah) merupakan suatu lembaga terbaik. Pada bab ini penulis juga
nirlaba, tidak berarti sekolah dikelola membahas konsep analisis Reeves
secara asal jadi atau tidak profesional. (2006), dalam kerangka melihat
Kontribusi masyarakat masih tetap persoalan empirik sehingga dapat
dibutuhkan baik berupa sumber- membantu para pendidik untuk
sumber daya dana, jejaring, keter- menyusun prioritas program dan
kaitan budaya, maupun sumber- langkah awal kegiatan dalam
sumber kekuatan berbasis kearifan membangun sekolah terbaik bagi
lokal, mengingat keterbatasan negara peserta didik.
masih dalam memenuhi kewajiban
92
TINGKAP Vol. X No. 1 Th. 2014
sebagai materi ajar yang inovatif dan berupa gambar, tabel, kutipan
menarik minat murid. Di sini, pem- beberapa para pendidik, dan juga
berdayaan guru juga berarti mem- quote yang menginspirasi di setiap
berikan kesempatan seluas lausnya bab-nya. Akhirnya buku ini juga bisa
kepada guru untuk mendapatkan mengiinspirasi untuk diadaptasi untuk
informasi, keterampilan, dan penge- rekan-rekan yang mengelola komu-
tahuan agar mereka dapat menja- nitas berbasis pendidikan agar konsep
lankan profesinya dengan baik. dasar serta tujuannya lebih terarah
Pemberdayaan guru juga memberi dan tepat sasaran. Bagi pembaca yang
ruang dalam upaya meningkatkan kreatif, buku ini juga memudahkan
rasa percaya diri para guru dalam para praktisi untuk melakukan
menjalankan profesinya. Dengan kata pengembangan secara mandiri, baik
lain, guru juga harus terlibat dalam itu dalam kerangka pengembang para
proses pengambilan keputusan untuk pendidik, sistem belajar dan
mewujudkan rasa tanggung jawab mengajar, hingga peserta didik dan
yang lebih tinggi – serta harus orangtua/wali.
diberikan kesempatan beraktivitas dan Sebagai penutup, “sekolah
otonomi yang lebih besar dalam terbaik” ― sebagaimana dikatakan
hampir segala hal yang mampu oleh Prof. Rhenal Kasali dalam acara
mereka perbuat demi pencapaian bedah buku ini di Universitas Negeri
tujuan kurikulum. Jakarta, Rawamangun, Jakarta Pusat,
Kamis (12/6/2014) ― “ialah sekolah
*** yang mampu beradaptasi yang terus
Buku Menjadi Sekolah Terbaik; menerus melakukan perubahan tanpa
Praktik-Praktik Strategis dalam meninggalkan prinsip pendiidkan”.
Pendidikan kiranya dapat direko- Setiap jaman sekolah terbaik itu akan
mendasi untuk dibaca dan diadaptasi hadir dengan keunggulan yang
bagi para pelaku pendidikan, baik itu berbeda-beda. Maka tidak heran, jika
para guru ataupun kepala sekolah. banyak sekolah yang dulu bagus
Terlebih lagi karenba buku ini tidak sekarang sudah merosot. Singkatnya
hanya mengulas teori dari sudut pembenahan sistem sekolah dan aktor
pandang bedah literatur saja, sekolah harus dilakukan secara
melainkan hasil pengalaman para bersama-sama.
penulisnya dengan melakukan praktek
langsung ke lapangan dalam kerangka ***
melakukan uji program selama
beberapa tahun dan mampu menyim-
pulkan teknik dan praktik-praktik Mestika Zed
strategis pendidikan tersebut dalam Alumnus Vrije Universiteit,
satu buku yang dikemas sederhana Amsterdam,
dan dalam bahasa yang mudah Direktur Pusat Kajian Sosial-Budaya
dicerna. Buku ini menjadi menarik & Ekonomi (PKSBE)
karena dilengkapi dengan data-data FIS, Univ. Negeri Padang.