Anda di halaman 1dari 9

UJIAN AKHRI SEMESTER

Mata Kuliah :
Prespektif Global dan Problematikan Pendidikan

Dosen Pengampu
Prof. Dr. Sulistyarini, M.Si
Dr. Erlina, S.Pd., M.Pd., Ph.D

Oleh
MARHASIB
NIM: F2211231020

PROGRAM STUDI MAGISTER PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


JURUSAN PENDIDIKAN DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK 2023/2024
1. Menurut pendapat saya, perbedaan kualitas pendidikan antara sekolah swasta
dan negeri dapat disebabkan oleh beberapa faktor. Salah satunya adalah
perbedaan dalam sumber daya yang dimiliki oleh kedua jenis sekolah. Sekolah
swasta mungkin memiliki akses ke sumber daya yang lebih baik, seperti
fasilitas, teknologi, dan tenaga pengajar yang lebih berkualitas. Selain itu,
perbedaan dalam kurikulum dan pendekatan pengajaran juga dapat
memengaruhi kualitas pendidikan. Sekolah swasta mungkin memiliki
kebebasan lebih besar dalam menentukan kurikulum dan metode pengajaran
yang sesuai dengan kebutuhan siswa.
Untuk mengatasi kesenjangan kualitas tersebut, perlu adanya perbaikan
dalam sumber daya pendidikan di sekolah negeri. Hal ini dapat meliputi
peningkatan fasilitas, pelatihan bagi para pendidik, dan pengembangan
kurikulum yang relevan. Selain itu, manajemen sekolah juga perlu
diperhatikan untuk memastikan efisiensi dan efektivitas dalam
penyelenggaraan pendidikan. Dengan demikian, upaya untuk meningkatkan
kualitas pendidikan di sekolah negeri dapat dilakukan melalui perbaikan
sumber daya, peningkatan kurikulum, dan manajemen yang lebih baik.
Di sekolah negeri, pemerintah mengucurkan dana yang dinamakan dana
BOS yang sudah ditentukan jumlahnya. Dana tersebut digunakan untuk biaya
operasional bagi pengelolaan sekolah. Tentu hal ini menjadi perbedaan dan
alasan mengapa sekolah negeri tergolong lebih murah dibandingkan sekolah
swasta. Pendanaan yang dikeluarkan dari peserta didik biasanya sudah melalui
kesepakatan antara pihak sekolah dan orangtua. Biaya tersebut digunakan
untuk program-program yang tidak masuk ke dalam pendanaan BOS. Seperti
seragam sekolah, buku tambahan, dan biaya untuk ekstrakulikuler
Perbedaan lain antara sekolah negeri dan swasta adalah tenaga pengajar
yang mereka gunakan. Menurut sebuah studi yang dilakukan oleh Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, sekolah negeri cenderung
menggunakan guru yang lebih berpengalaman dan berkualitas dibandingkan
dengan sekolah swasta.
Hal ini mungkin disebabkan oleh standar penerimaan guru di sekolah
negeri yang lebih ketat daripada di sekolah swasta. Sementara itu, sekolah
swasta lebih fleksibel dalam merekrut guru, sehingga kadang-kadang mereka
harus menghadapi masalah dalam mencari guru yang berkualitas.
Hal ini disebabkan oleh anggaran yang lebih besar yang diberikan
kepada sekolah negeri oleh pemerintah, sehingga mereka dapat membeli
fasilitas yang lebih lengkap dan modern. Di sisi lain, sekolah swasta harus
mengandalkan dana dari biaya sekolah dan sumbangan orang tua murid,
sehingga sarana dan prasarana yang mereka miliki kadang-kadang tidak
selengkap milik sekolah negeri.
Menurut Hadi Sutrisno,Terdapat beberapa pendapat dari para ahli
mengenai perbedaan kualitas pendidikan antara sekolah swasta dan negeri
perbedaan tersebut disebabkan oleh faktor sumber daya, kurikulum, dan
manajemen sekolah.
menurut Prof. Dr. Anies Baswedan, perbedaan kualitas pendidikan
dapat diatasi melalui peningkatan sumber daya manusia, peningkatan kualitas
guru, dan peningkatan manajemen sekolah .

2. Menurut saya menjadi salah satu penyebab masalah tersebut. Peran kurikulum
dalam pendidikan sangat penting karena kurikulum menentukan apa yang
diajarkan, bagaimana itu diajarkan, dan bagaimana kemajuan siswa diukur.
Kurikulum juga berhubungan langsung dengan kualitas pembelajaran di
sekolah, karena kurikulum yang baik akan membantu menciptakan
lingkungan pembelajaran yang efektif dan relevan. Selain itu, kurikulum
yang baik juga dapat memastikan bahwa siswa mendapatkan pengetahuan
dan keterampilan yang sesuai dengan tuntutan zaman.
Peran kurikulum dalam pendidikan formal di sekolah atau lembaga
pendidikan lainnya memiliki peranan yang sangat strategis dan menentukan
pencapaian tujuan pendidikan itu sendiri, terutama dalam mencapai tujuan
pendidikan nasional. Terdapat tiga peran kurikulum yang dinilai sangat
penting, yaitu:
a. Peran Konservatif
Peran konservatif kurikulum adalah melestarikan berbagai nilai
budaya yang merupakan warisan masa lalu, kepada generasi muda. Hal ini
dikaitkan dengan era globalisasi akibat kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi yang memungkinkan mudahnya pengaruh budaya asing untuk
menggerogoti budaya lokal. Oleh sebab itu, maka peran konservatif dalam
kurikulum memiliki arti yang sangat penting.
Melalui sekolah sebagai suatu lembaga pendidikan, kurikulum
memiliki peran untuk mewariskan nilai-nilai dan budaya masyarakat
kepada generasi muda, yakni siswa. Para siswa perlu diajarkan untuk
memahami dan menyadari norma-norma dan pandangan hidup
masyarakatnya, sehingga ketika mereka kembali ke masyarakat, mereka
dapat menjunjung tinggi dan berperilaku sesuai dengan norma-norma
tersebut. Pengajaran tersebut pun menjadi salah satu tugas dan tanggung
jawab sekolah.
Dengan adanya peran konservatif, kurikulum dapat berperan dalam
menangkal berbagai pengaruh yang dapat merusak nilai-nilai luhur,
sehingga keajegan sosial dan identitas masyarakat akan tetap terpelihara
dengan baik. Peranan ini pun menekankan bahwa kurikulum dapat
menjadi sarana untuk mentransmisikan nilai-nilai warisan budaya yang
dianggap masih relevan dengan masa kini kepada generasi muda.
b. Peran Kreatif
Dalam peran kreatif kurikulum, sekolah memiliki tanggung jawab
dalam mengembangkan hal-hal baru sesuai dengan tuntutan zaman.
Karena kenyataannya masyarakat tidak bersifat statis, melainkan dinamis
yang terus mengalami perubahan.
Dalam rangka tersebut, kurikulum memiliki peran kreatif.
Kurikulum harus mampu menjawab setiap tantangan yang ada, sesuai
dengan perkembangan dan kebutuhan masyarakat yang terus-menerus
berubah. Kurikulum harus mengandung hal-hal baru yang kreatif,
sehingga dapat membantu siswa untuk mengembangkan setiap potensi
yang dimilikinya, agar dapat berperan aktif dalam kehidupan sosial yang
senantiasa bergerak maju secara dinamis.
Mengapa kurikulum harus berperan kreatif? Sebab, apabila
kurikulum tidak mengandung unsur-unsur baru yang kreatif, maka
pendidikan selamanya akan tertinggal, dan menjadikan apa yang diberikan
di sekolah akhirnya kurang bermakna karena tidak lagi relevan dengan
kebutuhan dan tuntutan sosial masyarakat masa kini.
c. Peran Kritis dan Evaluatif
Namun, menindaklanjuti peran konservatif kurikulum, tidak setiap
nilai dan budaya lama harus tetap dipertahankan. Sebab, terkadang nilai
dan budaya lama yang ada sudah tidak sesuai dengan tuntutan
perkembangan masyarakat, demikian juga dengan nilai dan budaya baru
pun belum tentu sesuai dengan nilai-nilai lama yang masih relevan dengan
keadaan dan tuntutan zaman masa kini.
Oleh karena itu, kurikulum juga harus berperan sebagai penyeleksi
nilai dan budaya mana yang perlu dipertahankan, dan nilai atau budaya
baru mana yang harus dimiliki para peserta didik. Dalam rangka itulah,
peran kritis dan evaluatif kurikulum diperlukan. Kurikulum harus turut
berperan dalam menyeleksi dan mengevaluasi segala sesuatu yang
dianggap bermanfaat untuk kehidupan para peserta didik.
Dalam proses pengembangan kurikulum, ketiga peran di atas wajib
berjalan secara seimbang. Kurikulum yang terlalu memprioritaskan peran
konservatifnya cenderung akan membuat pendidikan ketinggalan dengan
kemajuan zaman. Sebaliknya, kurikulum yang terlalu mengutamakan
peran kreatifnya dapat membuat hilangnya nilai-nilai budaya masyarakat
Untuk mengatasi masalah implementasi kurikulum, solusi yang dapat
diberikan adalah menyediakan panduan yang jelas dan dukungan yang
memadai bagi sekolah. Panduan yang jelas akan membantu sekolah dalam
memahami dan menerapkan kurikulum dengan benar, sementara dukungan
yang memadai akan membantu sekolah dalam mengatasi tantangan yang
muncul selama proses implementasi. Selain itu, pelatihan dan pendampingan
bagi para pendidik juga dapat membantu dalam memastikan bahwa
kurikulum dapat diimplementasikan dengan baik di berbagai sekolah,
meskipun terdapat perbedaan signifikan antara mereka.

3. Kasus perundungan atau bullying seringkali menjadi berita di Indonesia. Faktor


penyebabnya bisa bermacam-macam, seperti ketidak mampuan mengelola
emosi, kurangnya pemahaman akan dampak negatif perundungan, serta
kurangnya pengawasan dan penegakan aturan di lingkungan sekolah. Peran
sekolah, guru, dan orang tua sangat penting dalam mengatasi masalah ini.
Sekolah dan guru perlu menciptakan lingkungan yang aman dan mendukung,
serta memberikan pemahaman kepada siswa tentang pentingnya menghormati
satu sama lain. Orang tua juga perlu terlibat aktif dalam mendukung anak-anak
mereka, memberikan pemahaman tentang perilaku yang baik, serta
memberikan dukungan emosional kepada anak-anak mereka.
Baik guru Orang tua, dan masyarakat haruslah berkerja sama untuk
bersinergi secara aktif kolaboratif Berperan dalam mengawasi, memberikan
teladan dan memberia pemahaman yang baik terhadap peserta didik. Demikian
cara yang paling efektif yang saya fahami dari berbagai sumber yang relevan
begitu cara mengatasi permaslaahan yang telah terjadi.
Salah satu metode yang dianggap efektif dalam mengatasi masalah
perundungan adalah pendekatan preventif yang melibatkan seluruh komunitas
sekolah. Hal ini meliputi pembentukan kebijakan anti-perundungan, pelatihan
bagi guru dan staf sekolah, serta pembentukan kelompok dukungan bagi
korban perundungan. Teori penelitian menunjukkan bahwa pendekatan ini
dapat mengurangi tingkat perundungan di sekolah dan menciptakan lingkungan
yang lebih aman bagi siswa. Oleh karena itu, penting untuk mendukung metode
ini dengan teori dan hasil penelitian yang relevan.

4 Kualitas sekolah yang berbeda dapat disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk tingkat
pendanaan, kualitas pengelolaan sekolah, ketersediaan sumber daya, dan kualitas
pengajaran. Untuk mengatasi kesenjangan kualitas tersebut, langkah-langkah yang
dapat diambil antara lain adalah:

a. Meningkatkan pendanaan untuk sekolah-sekolah yang berada di daerah


dengan kondisi demografis yang lebih sulit, sehingga mereka dapat
memiliki akses yang setara terhadap sumber daya pendukung
pembelajaran.
b. Memberikan pelatihan dan dukungan manajemen sekolah yang lebih
intensif untuk sekolah-sekolah dengan kualitas yang lebih rendah,
sehingga mereka dapat meningkatkan kualitas pengelolaan sekolah.
c. Mendorong kolaborasi antar sekolah dan pertukaran praktik terbaik untuk
meningkatkan kualitas pengajaran dan pembelajaran.
Dengan langkah-langkah tersebut, diharapkan kesenjangan kualitas antar
sekolah dapat dikurangi dan kualitas pendidikan secara keseluruhan dapat
ditingkatkan.
Guru di tuntut untuk melek teknologi agar proses pembelajaran dapat
berlangsung sesuai dengan perkembangan zaman yang tidak terlepas dari
kecanggihan teknologi, sebagai guru harus menerapkan metode² pembelajaran
yang menarik Sumber daya pendukung pembelajaran. Memberikan pelatihan
dan dukungan manajemen sekolah yang lebih intensif untuk sekolah-sekolah
dengan kualitas yang lebih rendah, sehingga mereka dapat meningkatkan
kualitas pengelolaan sekolah. Mendorong kolaborasi antar sekolah dan
pertukaran praktik terbaik untuk meningkatkan kualitas pengajaran dan
pembelajaran. Dengan langkah-langkah tersebut, diharapkan kesenjangan
kualitas antar sekolah dapat dikurangi dan kualitas pendidikan secara
keseluruhan dapat ditingkatkan menggunakan teknologi dapat disebabkan oleh
kurangnya akses terhadap teknologi dan pelatihan yang konsisten, terutama di
daerah dengan kondisi demografis yang berbeda
Menurut Zhao, et al. (2002), faktor-faktor seperti kurangnya sumber daya,
dukungan, dan pelatihan dapat menjadi hambatan utama dalam
mengintegrasikan teknologi dalam pendidikan. Selain itu, menurut Ertmer
(1999), kurangnya kesempatan untuk berlatih dan mendapatkan umpan balik
yang konstruktif juga dapat mempengaruhi kemampuan guru dalam
menggunakan teknologi.
Untuk mengatasi kesenjangan ini, para ahli merekomendasikan penyediaan akses
yang merata terhadap teknologi dan sumber daya pendukungnya di berbagai sekolah,
serta pelatihan teknologi yang berkelanjutan dan terstruktur bagi para guru (Zhao, et
al., 2002). Selain itu, kolaborasi antar guru dan pembelajaran berbasis teknologi juga
dianggap penting untuk meningkatkan kreativitas dan penerapan teknologi dalam
pembelajaran (Ertmer, 1999).

Dengan demikian, langkah-langkah untuk mengatasi masalah ini sejalan


dengan rekomendasi para ahli, yang menekankan pentingnya akses, pelatihan,
dan kolaborasi dalam meningkatkan kemampuan guru dalam menggunakan
teknologi dalam pendidikan.
5. kesenjangan jumlah guru dan fasilitas antara sekolah negeri dan swasta
merupakan masalah yang kompleks dan memerlukan analisis kritis. Faktor-
faktor seperti alokasi anggaran yang tidak merata, perbedaan infrastruktur, dan
kebijakan pendidikan yang tidak selalu mendukung kesetaraan dalam
pendidikan menjadi penyebab utama kesenjangan tersebut. Alokasi anggaran
yang tidak merata dapat menyebabkan sekolah negeri mengalami kekurangan
sumber daya, termasuk guru dan fasilitas, sementara sekolah swasta mungkin
lebih mampu untuk memperoleh sumber daya tersebut. Perbedaan
infrastruktur juga dapat memengaruhi ketersediaan fasilitas pendidikan di
sekolah negeri dan swasta.
Rekomendasi untuk mengatasi masalah ini termasuk peningkatan alokasi
anggaran untuk sekolah negeri, peningkatan infrastruktur, dan perbaikan
kebijakan pendidikan merupakan langkah-langkah yang tepat. Namun,
implementasi dari rekomendasi ini memerlukan komitmen yang kuat dari
pemerintah dan pemangku kepentingan terkait. Selain itu, perlu juga adanya
evaluasi yang cermat terhadap kebijakan pendidikan yang ada untuk
memastikan bahwa kebijakan tersebut mendukung kesetaraan dalam
pendidikan. untuk memastikan kesetaraan dalam pendidikan. Solusi yang
diperlukan meliputi peningkatan investasi dalam pendidikan negeri, perbaikan
infrastruktur sekolah, dan reformasi kebijakan pendidikan untuk memastikan
akses yang setara dan kualitas pendidikan yang merata di seluruh wilayah.
penyebab kesenjangan dan rekomendasi yang diberikan merupakan
langkah awal yang penting dalam upaya mengatasi masalah kesenjangan
jumlah guru dan fasilitas antara sekolah negeri dan swasta. Namun,
implementasi rekomendasi tersebut memerlukan kerja sama yang kuat dari
berbagai pihak serta evaluasi yang berkelanjutan untuk memastikan
keberhasilannya.

6. Orang tua berusaha untuk mengembangkan anak dengan potensi kapasitas


afektif maupun potensi kognitif dan psikomotorik. Pengasuhan yang seimbang
antara ibu dan ayah sangat penting dan berdampak pada tumbuh kembang
anak. Apalagi jaman sekarang Teknologi saat ini semakin canggih dan dekat
dengan kehidupan, maka orang tua lah harus bisa membimbing anaknya kalau
kalau ada dirumah tidak mungkin seorang guru harus 24 jam untuk mengontrol
peserta didik maka harus bekerja sama orang tua dan guru supaya tidak
terjerumus kedunia lain dari situlah peran orang tua dan guru saling menjaga
biar tidak ikut kepergaulan terlalu luas kalau ada dirumah maka orang tua lah
kewajiban untuk mengontrol anaknya ia kalau di sekolah itu sudah kewajiban
guru untuk mendidik peserta didik nya dan menasehati apa yang di buat oleh
peserta didiknya supaya tidak ikut pergaulan yang tidak di sukai oleh semua
manusia tetapi orang tua tetap sebagai panutan terpenting bagi anak-anaknya.
Peningkatan peran ibu dan keluarga dalam pendidikan anak maupun
pengasuhan merupakan faktor utama dalam pendidikan anak. Namun, bukan
berarti mendidik dan membesarkan anak hanya tugas seorang ibu saja. Oleh
karena itu, pembagian peran yang seimbang antara ayah dan ibu sangat penting
untuk pengasuhan kalau sudah ada dirumah dan sudah kewajiban seorang
orang tua untuk mendidik anaknya terkadang jaman sekarang orang tua tidak
ambil pusing untuk mengurus anak nya dan di limpahkan kepadas seorang guru
untuk mendidiknya
Salah satu program sekolah yang dapat mengatasi permasalahan tersebut adalah
"Program Keterlibatan Orang Tua Aktif" (PKOA). Program ini bertujuan untuk
melibatkan orang tua secara aktif dalam pendidikan anak di sekolah. PKOA akan
melibatkan orang tua dalam berbagai kegiatan, seperti menghadiri pertemuan orang
tua guru, mengikuti pelatihan pendidikan orang tua, serta terlibat dalam kegiatan
ekstrakurikuler bersama anak-anak.

Melalui PKOA, orang tua akan lebih memahami peran mereka dalam
pendidikan anak dan dapat memahami lebih baik tentang kebutuhan dan
perkembangan anak di sekolah. Dengan demikian, orang tua akan lebih terlibat
dalam mendukung pendidikan anak di rumah dan di sekolah, sehingga dapat
mengurangi kesenjangan antara lingkungan di rumah dan di sekolah
akan membantu sekolah untuk mengevaluasi peran orang tua dalam pendidikan
anak, mengidentifikasi hambatan-hambatan yang menghalangi keterlibatan orang tua,
dan merancang program yang sesuai dengan kebutuhan orang tua dan anak. sekolah
dapat melakukan analisis mendalam terhadap faktor-faktor yang memengaruhi
keterlibatan orang tua dalam pendidikan anak, seperti faktor ekonomi, sosial, dan
budaya. Selain itu, pemikiran kritis juga akan membantu sekolah untuk
mengidentifikasi strategi yang efektif dalam melibatkan orang tua, seperti
menyediakan pelatihan pendidikan orang tua, mengadakan pertemuan rutin antara
orang tua dan guru, serta menciptakan lingkungan yang mendukung keterlibatan orang
tua di sekolah untuk merumuskan program yang tidak hanya efektif dalam mengatasi
permasalahan keterlibatan orang tua dalam pendidikan anak, tetapi juga sesuai dengan
konteks dan kebutuhan masyarakat di sekitar sekolah
Menurut Dr. H. M. Syaodih Sukmadinata, M.Pd., peran orang tua dalam
pendidikan anak sangat penting. Banyak orang tua belum menyadari betapa
pentingnya peran mereka dalam pendidikan anak. Banyak yang menganggap bahwa
sekolah bertanggung jawab penuh terhadap pendidikan anak, sehingga menyebabkan
orang tua kurang mengenal anaknya dan tidak terlibat secara aktif dalam pendidikan
anak di sekolah.
Menurut Sukmadinata, H. M. S. (2009). Dalam hal ini, program "Keterlibatan
Orang Tua Aktif" (PKOA) dapat menjadi solusi yang efektif. Melalui program ini,
orang tua akan lebih terlibat dalam pendidikan anak di sekolah, sehingga dapat
mengurangi kesenjangan antara lingkungan di rumah dan di sekolah. Dengan
demikian, program ini dapat membantu mengatasi permasalahan keterlibatan orang tua
dalam pendidikan anak

7. Sebagai guru yang seharusnya punya peran penting dalam bermasyarakat, dan
peran penting dalam mendidik. Jadi kalau ada kekerasan orang tua kepada
anaknya, sebagai guru harus tau dulu bagaimana kehidupan atau lingkungan
didalam keluarga tersebut. Bagaimana status anak dalam keluarga tersebut dan
indikator-indikator yang menyebabkan kekerasan itu terjadi. Ketika Guru
mengidentifikasi melalu bertanya kepada keluarga melalui pendekatan
saintifikasi terhadap keluarga Tersebut, setelah mengetahui problem yang
dialami baru kita mencari solusi yang tepat untuk mengatasinya harus
memberikan nasihat kepada orang tua bicra baik-baik dan cari solusi yang tepat
untuk mengatsai permasalahan tersebut supaya orang tua tidak mealkukan
kekerasan lagi kepada anaknya begitu lah menjadi sorang guru atau tokoh di
masyarakat yang baik.
saya sangat prihatin terhadap tindakan kekerasan yang dilakukan oleh
orang tua terhadap anaknya. Saya akan berusaha untuk memberikan pendidikan
dan pemahaman kepada orang tua tentang pentingnya mendidik anak dengan
kasih sayang dan tanpa kekerasan. Sebagai tokoh masyarakat, saya akan
bekerja sama dengan lembaga perlindungan anak dan pihak berwenang untuk
memberikan perlindungan dan bantuan kepada anak yang menjadi korban
kekerasan. Menurut saya, tindakan yang paling tepat untuk mengatasi masalah
ini adalah dengan memberikan pendidikan, memberikan perlindungan kepada
korban, dan memberikan sanksi kepada pelaku kekerasan

Anda mungkin juga menyukai