Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH AQSAM FIL QUR'AN

Mata Pelajara: Ulumul Qur’an


Dosen pengampu : Dr.syarif, S.Ag., MA/Nurhasana, M.Pd

Disusun oleh:

Divia taqwarifa.A.(12110034)
Imam hazizi(12110053)
Widiyastuti(12110041)

PROGRAM PENDIDIDKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH (PGMI)


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) PONTIANAK
TAHUN AJARAN 2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat tuhan yang maha esa. Atas rahmat dan hidayah-
nya,penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul’’Aqsam fil-
qur’an’’dengan tepat waktu. serta tak lupa kita sholawat dan salam kepada
junjungan Nabi besar Muhammad swt atas petunjuk dan risalah nya yang telah
membawa zaman kegelapan ke zaman terang benderang .

Makalah di susun untuk memenuhi tugas mata kuliah Ulumul qur’an.


Selain itu makalah ini bertujuan menambah wawasan dan pengetahuan bagi
pembaca dan juga penulis.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr.Syarif, S.Ag., MA/


Ibu Nurhasana, M.Pd selaku dosen pengampu mata kuliah Ulumul qur’an.Ucapan
terima kasih juga disampaikan kepada semua pihak yang telah menyelesaikan
makalah ini.

Penulis menyadari makalah ini jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu,
saran dan kritik yang membangun di harapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Pontianak, 19 Oktober 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................... 1
A. Latar Belakang ...................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................ 2
C. Tujuan Masalah…………………………………………….. 2
BAB II PEMBAHASAN ....................................................................... 3
A. Pengertian Aqsamul Qur’an…………......………………... 3
B. Unsur-unsur Aqsam dan Ungkapannya…………………….. 4
C. Macam-Macam Aqsam…….……………………………….. 6
D. Faedah Qasam dalam al-Qur’an.……………………………. 7
E. Hikmah Sumpah Dalam Al-Qur’an.………………………... 7

BAB III PENUTUP .............................................................................. 10


A. KESIMPULAN …………………………………………... 10
B. DAFTAR PUSTAKA……………………………………… 11

iii
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Keindahan bahasa al-Qur’an merupakan salah satu tanda kemukjizatan al-
Qur’an. Ketika Rasulullah Saw menyampaikan ayat-ayat al-Qur’an, sebagian
kafir Quraisy ingin menandinginya dengan cara membuat ungkapan-ungkapan
(syair) yang sengaja mereka buat untuk merendahkan keberadaan Nabi Saw
dalam menghadapi tantangan luar biasa dari masyarakat kafir Quraisy saat itu.
Namun, sebagian dari kalangan kafir Quraisy menerima kebenaran yang
dibawa oleh Nabi. Sehingga bisa dipahami bahwa, jika jiwa manusia itu bersih
dari sifat tercela, dia akan mudah menerima kebenaran dari siapapun terutama
yang datangnya dari Allah. Sehingga tidak diperlukan argument atau alasan
agar kebenaran itu bisa diterima. Tapi bagi manusia yang hatinya selalu
dipenuhi sifat tercela dan dengki, maka kebenaran itu akan sulit diterima.
Sehingga diperlukan berbagai cara dan argumentasi agar mereka dapat
menerimanya.Salah satu cara yang digunakan untuk memperkuat argumentasi
itu dengan qasam atau sumpah. Uslub qasam banyak terdapat dalam al-Qur'an.
Adanya kalimat qasam dalam al-Qur`an bukanlah sebagai bentuk ikut-ikutan
terhadap tradisi bangsa Arab ketika itu, tapi untuk menguatkan informasi
wahyu yang diturunkan Allah melalui Nabi Muhammad dengan kondisi jiwa
bangsa Arab yang berbeda-beda sebagai penerima wahyu. Ada yang memiliki
kesiapan jiwa yang jernih serta hati yang suci sehingga dengan mudah mau
menerima kebenaran hanya dalam waktu yang singkat. Namun ada pula yang
memiliki jiwa yang tertutup oleh kejahilan dan kegelapan sehingga susah
menerima petunjuk dan kebenaran tersebut. Maka orang seperti ini perlu
diberikan peringatan dengan kalimat yang keras, sehingga diharapkan dapat
berubah dan menerima kebenaran. Maka “sumpah” ini dilakukan sebagai
langkah untuk memberikan kesadaran kepada mereka, kesadaran untuk
menerima kebenaran yang datangnya dari Allah. Berdasarkan paparan di atas
muncul pertanyaan: Apakah yang dimaksud dengan aqsām al-Qur`an? Apa saja
yang menjadi unsur-unsur sebuah qasam dalam al-Qur`an? Jenis-jenis qasam
apa saja yang terdapat dalam alQur`an? Mengapa qasam itu mesti ada dalam
al- Qur'an? Hal-hal inilah yang akan dikaji dalam makalah ini. Tulisan ini
menggunakan pendekatan kualitatif dengan bertumpu pada library research
(studi kepustakaan). Dimana penelitian ini berusaha mengkaji buku-buku yang
mempunyai kaitannya dengan permasalahan yang akan diteliti secara
mendalam sehingga dapat diperoleh gambaran yang lengkap.

B. Rumusan masalah
1. Apa pengertian dari Aqsam Qur’an?
2. Apa saja jenis-jenis dari Aqsam fil-Qur’an?
3. Sebutkan contoh dari Aqsam fil-qur’an?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui lebih jelas pengertian dari Aqsam fil Qur-an
2. Mengetahui jenis-jenis dari Aqsam fil Qur-an
3. Mengetahui apa yang termasuk ke dalam contoh Aqsam fil Qur-an

BAB II

2
PEMBAHASAN

A. Pengertian Aqsamul Qur’an.


Menurut bahasa Aqsam adalah bentuk jamak dari Qasam yang artinya
sumpah. Adapun kata yang memiliki arti sama dengan kata aqsam
adalah yamin dan al-half . tentang yamin, Ibrahim mengatakan
bahwa qasam sama dengan yamin bermakna sumpah. Qasam didefinisikan
sebagai “mengikat hati jiwa (hati) agar tidak melakukan atau melakukan
sesuatu, dengan suatu makna yang dipandang besar, agung, baik secara hakiki
maupun secara i’tiqadi, oleh orang yang bersumpah itu. Bersumpah juga
dinamakan yamin (tangan kanan) karena orang arab ketika bersumpah
memegang tangan kanan sahabatnya. Selain qasam sama dengan
yamin, qasam sama dengan half. Didalam al-qur’an ungkapan untuk
memaparkan sumpah ada kalanya menggunakan aqsama yang disebutkan
sebanyak 22 kali, adakalanya juga menggunakan halafa sebanyak 13 kali,
adapun menurut terminologi yang dimaksud dengan aqsamul qur’an ialah yang
membicarakan tentang sumpah-sumpah yang terdapat dalam ayat-ayat al-
qur’an.
Aqsam ialah mengucapkan kalimat sumpah. Bersumpah merupakan salah
satu upaya yang dilakukan oleh manusia dalam rangka meyakinkan orang lain
bahwa dia berada diatas kebenaran. Artinya dia bersungguh-sungguh sedang
serius, tidak berbohong atau bergurau atau sebagainya. Dengan ucapan kalimat
oleh seseorang maka orang lain yang awalnya ragu atau tidak percaya tentang
informasi yang disampaikannya, menjadi percaya dan meyakini berita yang
dibawanya. Jika demikian halnya, maka sumpah boleh disebut suatu
mekanisme yang teramat penting dalam berkomunikasi  antar sesama manusia
sebab kepercayaan orang lain sangat diperlukan. Manusia dengan segala
kekurangan keterbatasannya sulit sekali membebaskan dirinya secara penuh
dari kesalahan. Inilah cikal bakal lahirnya perbuatan dosa darinya. Dalam
upaya  membela dirinya dari kesalahan dan kealpaan itu, maka salah satu 
mekanisme yang harus ditempuhnya ialah bersumpah atas nama Allah.

3
B. Unsur-unsur Aqsam dan Ungkapannya
1. Fi’il (kata kerja) transitif dengan diawali huruf Ba’ sighat qasam baik
bentuk “‫ ”اقسم‬atau ” ‫ ”حلف‬tidak berfungsi  tanpa dita’diahkan dengan huruf
ba.
2. Muqsam bih adalah lafazh yang terletak sesudah qasam yang dijadikan
sebagai sandaran sumpah yang disebut juga sebagai syarat. Tampak ada
dua hal yang dijadikan Allah untuk bersumpah, yaitu diri-Nya sendiri dan
makhluk-Nya. Apabila Allah bersumpah dengan diri-Nya, maka itu adalah
untuk menunjukkan keagungan dan kekuasaan-Nya sementara jika Allah
bersumpah dengan sebagian makhluk-Nya, menurut Ibnu Qayyim, iu
menunjukan bahwa makhluk tersebut merupakan salah satu diantara ayat-
ayat kebesaran-Nya.
Didalam al-qur’an, Allah bersumpah dengan diri-Nya sendiri pada 
tujuh tempat, yaitu:
a. Surat As-sabba 3
ُ‫ب اَل يَ ْع ُزب‬ ِ ‫َوقَا َل الَّ ِذينَ َكفَرُوا اَل تَأْتِينَا السَّا َعةُ قُلْ بَلَى َو َربِّي لَتَأْتِيَنَّ ُك ْ_م عَالِ ِم ْال َغ ْي‬
‫ض َواَل أَصْ َغ ُر ِمن َذلِكَ َواَل أَ ْكبَ ُر إِاَّل فِي‬ ِ ْ‫ت َواَل فِي اأْل َر‬ ِ ‫َع ْنهُ ِم ْثقَا ُل َذ َّر ٍة فِي ال َّس َما َوا‬
٣- ‫ب ُّمبِي ٍن‬
ٍ ‫ ِكتَا‬ 
Dan orang-orang kafir berkata hari berbangkit itu tidak datang
kepada kami. Katakanlah, datang, demi tuhan kuyang mengetahui
yang gaib, sesungguhnya kiamat itu pasti datang kepadamu (QS As-
Sabba:3)

b.      Surah Yunus 53

٥٣- َ‫ق َو َما أَنتُ ْم بِ ُم ْع ِج ِزين‬ ٌّ ‫ َويَ ْستَنبِئُونَكَ أَ َح‬-


ٌّ ‫ق هُ َو قُلْ إِي َو َربِّي إِنَّهُ لَ َح‬
“Dan mereka akan menanyakan kepadamu, benarka (azab yan
dijanjikan) itu? Katakanlah: “Ya, demi tuhanku, sesungguhnya azab
itu pasti benr dan kamu sekali kali tidak dapat menghindar”. (QS:
Yunus: 53)

c.       Surah Ath-Thagabun 7

4
‫زَ َع َم الَّ ِذينَ َكفَرُوا أَن لَّن يُ ْب َعثُوا قُلْ بَلَى َو َربِّي لَتُ ْب َعثُ َّن ثُ َّم لَتُنَبَّ ُؤ َّن بِ َما‬
-٧- ‫َع ِم ْلتُ ْم َو َذلِكَ َعلَى هَّللا ِ يَ ِسي ٌر‬
“Orang-orang kafir mengira, bahwa nereka itu tidak akan
dibangkitkan. Katakanlah (Muhammad), “tidak demikian, demi
tuhanku, kamu pasti dibangkitkan, kemudian diberitakan semua yang
telah kamu kerjakan” demikian itu mudah bagi Allah” (QS: At-
Tagabun: 7)

d.      Surah Maryam 68

ِ ْ‫اطينَ ثُ َّم لَنُح‬


‫ض َرنَّهُ ْم َحوْ َل َجهَنَّ َم ِجثِيّا‬ ِ َ‫ك لَنَحْ ُش َرنَّهُ ْم َوال َّشي‬
َ ِّ‫فَ َو َرب‬
“Maka Demi Tuhanmu, sungguh pasti akan Kami kumpulkan
mereka bersama setan, kemudian pasti kami datangkan mereka
keseliling jahannam yang berlutut”. (QS: Maryam: 68)

e.       Surah al-Hijr 92

َ‫ك لَنَسْأَلَنَّهُ ْم أَجْ َم ِع ْين‬


َ ِّ‫فَ َو َرب‬
“Demi tuhanmu Kami pasti akan menanyai mereka semua”.
(QS: al-Hijr: 92)
f.       Surah an-Nisa 65

– ‫بَ ْينَهُ ْم‬ َ ‫فَالَ َو َربِّكَ الَ ي ُْؤ ِمنُونَ َحتَّ َى ي َُح ِّك ُمو‬
‫ك فِي َما َش َج َر‬
“Maka Demi Tuhanku, maka (pada hakikatnya) tidak beriman
hingga mereka menjadikan Kami hakim terhadap perkara yang
mereka perselisihkan”. (QS: An-Nisa:65)
g.      Surah al-Ma’arij 40
ُ
َ‫ب إِنَّا لَقَا ِدرُون‬ ِ ‫ق َو ْال َمغ‬
ِ ‫َار‬ ِ ‫فَاَل أ ْق ِس ُم بِ َربِّ ْال َم َش‬
ِ ‫ار‬
Maka Aku bersumpah dengan Tuhan yang memiliki timur
dan barat, sungguh kami pasti mampu.(QS: al-Ma’arij: 40)

Seluruh sumpah yang terdapat dalam al-qur’an, Allah bersumpah dengan


makhluk-makhluknya.
Adapun menjadi muqsam alaih biasanya dipakai hal-hal yang patut untuk
itu seperti masalah yang gaib atau hal-hal yang abstrak. Adapun  benda-benda
seperti matahari, langit, masa dan sebagainya digunakan muqsam
bih tidak muqsam alaih sesuatu yang dilakukan sumpah atau kata lain

5
terhadapnya, sesuatu yang diperkuat dengan sumpah. Untuk itu, tidak tepat
difungsikan.
Sumpah didalam al-qur’an maka dijumpai muqsam alaih (jawab qasam)
terdiri atas beberapa macam, yaitu:
a. Ketauhidan (ash-Shaffat 1-4)
b. Kebenaran al-qur’an (al-Waqi’ah 75-77)
c. Kebenaran Rasulullah (Yasin 1-3)
d. Kebenaran adanya pembalasan, janji, ancaman (al-Mursalat 1-7)
e. Keadaan manusia (at-Tin 1-4)
3. Adat aqsam (alat untuk bersumpah), yaitu ba, ta,dan wa  yaitu sighat yang
digunakan untuk menunjukkan qasam, baik dalam bentuk huruf maupun
kata, seperti aqsama dan halafa dengan idom ba.
C. Macam-Macam Aqsam
1. Qasam dzahir, yaitu qasam yang fiil qasam dan muqsam bihnya lebih jelas
terlihat dan disebutkan, atau qasam yang fiil qasamnya tidak disebutkan,
tetapi diganti dengan huruf qasam yaitu, ba, ta, dan  wawu. Didalam
beberapa tempat, terdapat fiil qasam yang didahului dengan  la nafiyah  (‫)ال‬ .

ِ ‫ َواَل أُ ْق ِس ُم بِالنَّ ْف‬ (١) ‫اَل أُ ْق ِس ُم بِيَوْ ِم ْالقِيَا َم ِة‬


(٢) ‫س اللَّ َّوا َم ِة‬
“Aku bersumpah dengan hari kiamat. Dan aku bersumpah dengan
jiwa yang menyesali (dirinya sendiri)”. (QS: Al-Qiyamah: 1-2)
2. Qasam Mudmar, yaitu qasam  yang  fiil qasam dan muqsam bihnya tidak
jelas dan tidak disebutkan, tetapi keberadaanya ditunjukkan oleh lam
muakkidah (lam yang berfungsi untuk isi pembicaraan) yang teletak pada
jawab qasam. Al-Imran

ِ ُ‫َوأَنف‬
(١٨٦ )‫س ُك ْم‬ ‫لَتُ ْبلَ ُو َّن فِي أَ ْم َوالِ ُك ْم‬
“Kamu sungguh-sunguhakan diuji terhadap hartamu dan dirimu”.
(QS: Al-Imran : 86)

6
D. Faedah Qasam dalam al-Qur’an.
Bahasa Arab mempunyai keistimewaan tersendiri berupa kelembutan
ungkapan ]dan beraneka ragam uslubnya sesuai dengan berbagai tujuan. Orang
yang dihadapi pembicaraan ada beberapa keadaan, yang dalam ilmu ma’ani
dikatakan adlrubul khabar,  yaitu: ibtidai, thalabi dan ingkari.
Mukahatab terkadang  seorang berhati kosong (kholiyuz zihni), sama
sekali tidak mempunya persepsi akan pernyataan yang diterangkan kepadanya,
maka perkataan yang disampaikan kepadanya tidak pwerlu memakai penguat
(ta’kid), penggunaan perkataan yang demikian dinamakan ibtidai.
Terkadang ia ragu-ragu tentang kebenaran yamg disampaikan
kepadanya. Maka perkataan untuk orang ini sebaiknya diperkuat dengan suatu
penguat guna menghilangkan keraguannya. Perkataan demikian
dinamakan thalabi.
Dan terkadang ia ingkar atau menolak isi pernyataan. Maka
pembicaraan untuknya harus disertai penguat sesuai kadar keingkarannya, kuat
atau lemah. Pembicaraan demikian dikatakan inkari.
Qasam merupakan salah satu penguat yang masyhur untuk
memantapkan atau memperkuat kebenaran sesuatu didalam jiwa. Al-Qur’an al-
karim diturunkan untuk seluruh manusia, dan manusia mempunyai sikap yang
bemacam-macam terhadapnya. Diantaranya ada yang meragukan, mengingkari
dan ada pula yang memusuhi. Karena itu dipakailah aqsam dalam Kalamulllah,
guna menghilangkan keraguan, melenyapkan kesalahpahaman, menegakkan
hujjah, menguatan khabar dan menetapkan hukum denga cara yang paling
sempurna.
E. Hikmah Sumpah Dalam Al-Qur’an.
Sebelum menguraikan hikmah sumpah dalam al-qur’an perlu 
diketahui, bahwa Allah dalam bersumpah tak pernah memakai
lafal ‫حلف‬ melainkan senantiasa melafalkan atau kata kerja ‫أقسم‬ atau cukup
dengan huruf (adat) qasam tanpa menyebut lafal tersebut. Lafal ‫حلف‬ berbeda
konotasinya dari ‫أقسم‬ sebab lafal ‫حلف‬ tidak menjamin bahwa si pelaku sumpah

7
(muqsim) berada diatas kebenaran, boleh jadi ia berbohong seperti diiyaratkan
Allah dalam ayat 56 at-Taubah:

َ ‫يَ ْف‬
(٥٦)  َ‫رقُون‬ ‫َويَحْ لِفُونَ بِاهّلل ِ إِنَّهُ ْم لَ ِمن ُك ْم َو َما هُم ِّمن ُك ْم َولَـ ِكنَّهُ ْم قَوْ ٌم‬
“Dan mereka (orang-orang munafik) bersumah dengan nama Allah
bahwa sesungguhnya mereka termasuk golonganmu, padahal mereka buan
golonganmu, akan tetapi mereka adalah orang-orang yang sangat takut
kepadamu”. (QS: At-Taubah, 56)

Dan juga surah al-Maidah 89:

‫ارةُ أَ ْي َمانِ ُك ْم إِ َذا َحلَ ْفتُ ْم‬


َ َّ‫َذلِكَ َكف‬
“Itulah kafarat (tebusan) sumpahmu apabila kamu bersumpah (kemudian
kamu langgar)” (QS: Al-Maidah, 89)
       Tampak jelas dengan dua ayat tersebut  lafal ‫حلف‬ dipaka untuk
mengambarkan suatu yang boleh jadi si pelakunya (muqsam) berbohong
seperti ayat pertama atau sumpah tersebut dilanggarnya seperti pada ayat
kedua.
      Dengan demikian dapat dikatakan bahwa bersumpah dengan ‫حلف‬ belum
tentu pelakunya (muqsim) berada diatas kebenaran, tidak mustahil dia berpura-
pura agar orang lain percaya maka dia bersumpah. Disinilah terletak antara lain
perbedaan konotasi dua lafal sumpah itu, tidak salah bila dikatakan bahwa
tidak dapat digunakannya lafal ‫حلف‬ itu untuk sumpah oleh Allah dalam al-
qur’an menjadi salah satu indikasi bahwa semua sumpah yang terdapat dalam
al-qur’an  adalah benar, tidak pura-pura apalagi berbohong.
Penetapan ketentuan sumpah dari Allah sebenarnya untuk menghapus
tradisi sumpah. Dengan adanya sumpah dalam al-Qur’an, berarti ketentuan
sumpah mengikat terutama orang-orang Islam. Al-Bukhari, dalam
bukuya  Mahasin Al-Islam wa Syara’i Al-Islam, telah menuturkan rahasia-
rahasia dibalik penyebutan nama Allah dalam bersumpah, yaitu
1. Melalui sumpah seseorang mengekspresikan pemuliaan hatinya terhadap
Allah dengan menyebut nama-Nya.
2. Menghiasai pembicaraan dengan menyebut nama Allah, salah satunya bagi
lisan adalah memuji Allah.

8
3. Huruf yang diperkenankan untuk dipakai ketika bersumpah adalah ba,
ta, dan wawu.
4. Terkadang Allah bersumpah dengan cara menggunakan huruf nafi (‫ )ال‬al-
Qiyamah:

‫اَل أُ ْق ِس ُم بِيَوْ ِم ْالقِيَا َم ِة‬


“Aku bersumpah dengan hari kiamat. (QS: Al-Qiyamah,1)
5. Seandainya seseorang bersumpah untuk tidak mengerjakan shalat dan puasa
ramadhan, maka batallah sumpahnya.

BAB III

9
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Sumpah atau qasam adalah suatu mekanisme yang teramat penting
dalam berkomunikasi  antar sesama manusia sebab kepercayaan orang lain
sangat diperlukan. Aqsamul qur’an ialah yang membicarakan tentang
sumpah-sumpah yang terdapat dalam ayat-ayat al-qur’an.
Qasam merupakan salah satu penguat yang masyhur untuk
memantapkan atau memperkuat kebenaran sesuatu didalam jiwa. Al-
Qur’an al-karim diturunkan untuk seluruh manusia dan manusia
mempunyai sikap yang bemacam-macam terhadapnya. Dengan adanya
sumpah dalam al-Qur’an, berarti ketentuan sumpah mengikat terutama
orang-orang Islam.

DAFTAR PUSTAKA

10
Ahmad Ustuhri dkk, Qawaid Tafsir. (Yogyakarta: Aswaja Pressindo, 2014), 201.
Ahmad Syadali, ahmad rofi’i, Ulumul Qur’an 2.  (Bandung: Pustaka Setia, 1997), 45.
Ahmad Ustuhri, dkk. Qawaid Tafsir,   (]Yogyakarta: Aswaja Pressindo, 2014),  201
Nasruddin Baidan, Wawasan Baru Ilmu Tafsir. (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2005),  219-
221.
Nasruddin Baidan Wawasan Baru Ilmu Tafsir. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2005), 210.
Halimuddin. Pembahasan Ilmu Al-Qur’an 2, ( Jakarta: Renika Citra,1995),  121.
Nasruddin Baidan, Wawasan Baru Ilmu Tafsir, (Yogyakarta: pustaka pelajar, 2005),  219.
Nasruddin Baidan, Wawasan Baru Ilmu Tafsir, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2005),
212-213.
M. Hasbi ash-Shidieqie. Ilmu-Ilmu al-Qur’an,  ( Jakarta: Bulan Bintang, 1967), 169-170
Terjemah Mudzakkir. Studi IlmuIilmu al-qur’an, ( Jakarta: Pustaka Litera Antarnusa), 417.
Rosihan Anwar. Ilmu Tafsir,   (Bandung: Pustaka Setia, 2005).  132-134.
Rosihan Anwar, ilmu Tafsir,   (Bandung: Pustaka Setia, 2005),  137-139

11

Anda mungkin juga menyukai