Anda di halaman 1dari 16

ULUMUL QUR’AN

“AQSAMUL QUR’AN”
Di susun untuk memenuhi tugas kelompok pada,
Mata kuliah : Ulumul Qur’an
Dosen : Sa’ad Husein, S.Pd
Jurusan : Pendidikan Agama
Islam Semester : I (satu)
Kelompok : XI (sebelas)

Di susun oleh:

 Aulia Rahman
 Muhammad Rifa’i
 Sarina
 Muhammmad Efrizal

PROGRAM STUDY S1
FAKULTAS
TARBIYAH
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM JAMAIYAH
MAHMUDIYAH TANJUNG PURA
2022
KATA PENGANTAR

Bismillahirahmanirahim

Syukur Alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan sebuah makalah yang berjudul “Aqsamul
Quran” dengan baik. Shalawat dan salam selalu tercurah keharibaan junjungan kita, Nabi
Besar Muhammad SAW, beserta sahabat dan pengikutnya hingga akhir zaman.

Dalam kesempatan ini, penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar- besarnya kepada
semua pihak yang telah banyak membantu dalam proses pembuatan makalah ini, baik moril
maupun materiil.

Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, karena tak ada gading yang
tak retak. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran demi kesempurnaan
makalah ini.

Semoga makalah ini berguna dan bermanfaat bagi kita semua. Amin.

Tanjung Pura, 23 Desember 2022


Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................................i

DAFTAR ISI.......................................................................................................................ii

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah..........................................................................................1
B. Rumusan Masalah....................................................................................................2
C. Tujuan Masalah.......................................................................................................2

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Aqsamul Qur’an....................................................................................3
B. Macam-Macan Aqsamul Quran...............................................................................4
C. Sighat-Sighat Aqsamul Quran.................................................................................6
D. Tujuan dan Faedah Aqsamul Quran........................................................................7
E. Syarat-syarat bersumpah..........................................................................................8

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan..............................................................................................................9
B. Saran........................................................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................10

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Keindahan bahasa al-Qur’an merupakan salah satu tanda kemukjizatan al-Qur’an. Ketika
Rasulullah Saw menyampaikan ayat-ayat al-Qur’an, sebagian kafir Quraisy ingin
menandinginya dengan cara membuat ungkapan-ungkapan (syair) yang sengaja mereka buat
untuk merendahkan keberadaan Nabi Saw dalam menghadapi tantangan luar biasa dari
masyarakat kafir Quraisy saat itu. Namun, sebagian dari kalangan kafir Quraisy menerima
kebenaran yang dibawa oleh Nabi SAW. Sehingga bisa dipahami bahwa, jika jiwa manusia
itu bersih dari sifat tercela, dia akan mudah menerima kebenaran dari siapapun terutama yang
datangnya dari Allah SWT.

Sehingga tidak diperlukan argument atau alasan agar kebenaran itu bisa diterima. Tapi bagi
manusia yang hatinya selalu dipenuhi sifat tercela dan dengki, maka kebenaran itu akan sulit
diterima. Sehingga diperlukan berbagai cara dan argumentasi agar mereka dapat
menerimanya.

Salah satu cara yang digunakan untuk memperkuat argumentasi itu dengan qasam atau
sumpah. Uslub qasam banyak terdapat dalam al Qur'an. Adanya kalimat qasam dalam al-
Qur`an bukanlah sebagai bentuk ikut-ikutan terhadap tradisi bangsa Arab ketika itu, tapi
untuk menguatkan informasi wahyu yang diturunkan Allah melalui Nabi Muhammad SAW
dengan kondisi jiwa bangsa Arab yang berbeda-beda sebagai penerima wahyu. Ada yang
memiliki kesiapan jiwa yang jernih serta hati yang suci sehingga dengan mudah mau
menerima kebenaran hanya dalam waktu yang singkat.

Namun ada pula yang memiliki jiwa yang tertutup oleh kejahilan dan kegelapan sehingga
susah menerima petunjuk dan kebenaran tersebut. Maka orang seperti ini perlu diberikan
peringatan dengan kalimat yang keras, sehingga diharapkan dapat berubah dan menerima
kebenaran. Maka “sumpah” ini dilakukan sebagai langkah untuk memberikan kesadaran
kepada mereka, kesadaran untuk menerima kebenaran yang datangnya dari Allah.

Berdasarkan paparan di atas muncul pertanyaan: Apakah yang dimaksud dengan aqsām al-
Qur`an? Apa saja yang menjadi unsur-unsur sebuah qasam dalam al-Qur`an? Jenis-jenis
qasam apa saja yang terdapat dalam al-Qur`an? Mengapa qasam itu mesti ada dalam al-
Qur'an? Hal-halinilah yang akan dikaji dalam makalah ini.

1
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang di maksud dengan Aqsamul Qur’an?
2. Dari segi fiilnya ada berapakah Aqsamul Qur’an?
3. Dari segi muqsamnya ada berapakah Aqsamul Qur’an?
4. Ada berapakah shigat-sighat Aqsamul Qur’an?
5. Setelah banyak kita membaca, lantas apa tujuan dan faedah Aqsamul Qur’an itu?
6. Lalu, apa saja syarat-syarat yang harus di penuhi dalam melalukan sumpah?

C. Tujuan Makalah

Agar para Mahasiswa mwngwtahui pengertian dari Aqsamul Qur’an dan apa saja yang
mendukung Aqsamul Qur’an serta tata cara untuk melakukan sumpah.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Aqsamul Qur’an

Secara bahasa ‫أقسام‬ merupakan bentuk plural dari kata ‫قسم‬ (qasam) yang berarti
sumpah. Namun pada dasarnya, kata qasam berasal dari akar kata dengan huruf-huruf ، ‫ق‬
‫م‬، ‫س‬ yang memiliki dua makna dasar, yaitu indah dan baik, serta bermakna membagi
sesuatu dapat dipahami bahwa kata qasam memiliki makna yang lebih luas dan lebih lengkap
bahkan lebih mendalam dibandingkan dengan makna al-hilf. Karena, kata al-hilf lebih
dibatasi pada makna yang meragukan sedangkan kata qasam bermakna sumpah dalam arti
yang lebih umum.1

Secara etimologi aqsam merupakan bentuk jamak dari kata qasam. Kata qasam memiliki
makna yang sama dengan dua kata lain yaitu : halaf dan yamin yang berarti sumpah. Sumpah
dinamakan juga dengan yamin karena kebiasaan orang Arab ketika bersumpah saling
memegang tangan kanannya masing-masing.

Secara terminologi qasam didefinisikan sebagai : “Mengikatkan jiwa (hati) untuk tidak
melakukan sesuatu perbuatan atau untuk melakukannya, yang diperkuat dengan sesuatu yang
diagungkan bagi orang yang bersumpah, baik secara nyata ataupun keyakinan saja.”2

Selain itu, pengertian qasam adalah menguatkan sesuatu dengan menyebut nama Allah
SWT atau salah satu sifatnya dengan menggunakan huruf sumpah yaitu (al-qasam), yaitu
waw, ba, dan ta, seperti wallahi, (demi Allah), billahi (demi Allah), tallahi (demi Allah).

Dalam pelaksanaannya, sumpah harus memenuhi 4 rukun, yaitu: muqsim (pelaku


sumpah),adat qasam (alat untuk sumpah), dan muqsam alaih (jawab sumpah).

dapat dipahami bahwa yang dimaksud dengan aqsām al-Qur`ān yaitu sesuatu yang
disampaikan untuk menguatkan sebuah berita yang terdapat di dalam al- Qur'an disertai
dengan unsur-unsur qasam untuk menghilangkan keraguan dan meyakinkannya tentang
kebenaran akan isi kandungan al- Qur'an.

1 Abu Anwar, Ulumul Qur’an Sebuah Pengantar, (Bandung:Amzah, 2005). hlm. 55


2 Djalal, Abdul, Ulumul Quran, (Surabaya:Dunia Ilmu, 1998). hlm 364

3
B. Macam-Macan Aqsamul Quran

1. Dilihat dari segi fi’ilnya, qasam Al Quran itu ada dua macam, sebagai berikut:

a. Qasam Dhahir (nampak/ jelas), Qasam Dhahir adalah sumpah yang di dalamnya
disebutkan fi’il qasam dan muqsam bihnya. Dan diantaranya ada yang dihilangkan
fi’il qasamnya, sebagaimana pada umumnya karena dicukupkan dengan huruf jarr
berupa wawu, ba’ dan ta’. Contohnya seperti dalam surat Al Qiyamah ayat 1-
2 berikut.

‫ِق م ِة‬
ْ ‫اُ ْقسم َٓل‬
‫و ِم ٰي ا‬
‫اي ْل‬
‫َولٓ اُ ْقسم الن س اللَّ َّوامة‬
‫ّ ْف‬
Artinya: (1) aku bersumpah demi hari kiamat, (2) dan aku bersumpah dengan jiwa yang
amat menyesali (dirinya sendiri).

b. Qasam Mudhmar (tersimpan/samar), Qasam Mudhmar adalah sumpah yang di


dalamnya tidak dijelaskan fi’il qasam dan tidak pula muqsam bih, tetapi ia
ditunjukkan oleh “lam taukid” yang menunjukkan sebagai jawaban
qasam.3 Contohnya seperti dalam surat Ali Imran ayat 186:
‫وااسك ْْۗ م ول من الَّ ِذ ْي ا ْلك ٰت ن ا من قا ْب ْم‬ ‫اا ْم اوا‬ ‫ْبل ا‬
‫ِل ب ومن‬ ‫ْ ُوتوا‬ ‫سمعن‬
ُ ‫اتا‬ ‫ْنف‬ ‫ِلك ْم ي‬ ُ‫ُون ل ات‬
‫ك‬
‫ِم ا م ْور‬ ‫ْْۗ و ن ص وتاَّتُق ْوا فا ِان ذ ك‬ ‫ْوا ااًذى‬
ٓ ‫ال‬
‫من َْلُ عز‬ ‫ر ْوا‬ ‫ي را ا تا‬ ‫شرك‬ ‫ّ ِذ ْين اا‬
‫ِل‬ ‫ِب‬
‫ك‬
‫ِث‬
Artinya: “ kamu sungguh-sungguh akan diuji terhadap hartamu dan dirimu. dan
(juga) kamu sungguh-sungguh akan mendengar dari orang-orang yang diberi kitab
sebelum kamu dan dari orang-orang yang mempersekutukan Allah, gangguan yang
banyak yang menyakitkan hati. jika kamu bersabar dan bertakwa, Maka
Sesungguhnya yang demikian itu Termasuk urusan yang patut diutamakan”

2. Dilihat dari segi muqsam bihnya, maka qasam ada tujuh macam:
4
a. Qasam dengan Dzat Allah SWT atau sifat-sifat-Nya yang terdapat pada 7 ayat,
diantaranya seperti dalam surat Al Hijr ayat 92.

‫سـ م جمع ْي ان‬


ْ َ ِ ‫فا‬
‫لانا ل ان اا‬ ‫او‬
‫ه‬ ‫ب ك‬

‫ر‬
Artinya: Maka demi Tuhanmu, Kami pasti akan menanyai mereka semua,

3 Rosihon Anwar, Ulumul Quran, ( Bandung:Pustaka Setia, 2008). hlm 67.

5
b. Qasam dengan perbuatan-perbuatan Allah SWT. Seperti dalam surat As Syams ayat
5.

‫وال سم وم ٰ ه ا‬
Artinya: demi langit serta pembinaannya (yang
‫ۤاء ا نى‬
menakjubkan),

c. Qasam dengan yang dikerjakan Allah SWT, seperti dalam surat Ath Thur ayat 1.
‫وٱل طور‬
Artinya: Demi bukit,

d. Qasam dengan malaikat-malaikat Allah SWT, seperti dalam surat An Nazia’at ayat 1-
3.

‫وال ٰن زع غ ۡرقًا‬
Artinya: Demi (malaikat) yang mencabut (nyawa) dengan
‫ت‬
keras.

‫وال ٰنّشط ت شطا‬

‫نا‬
Artinya: Demi (malaikat) yang mencabut (nyawa) dengan lemah lembut.

‫وال ِبح س ۡب حا‬


Artinya: Demi (malaikat) yang turun dari langit dengan cepat, ‫ت‬
‫س‬

e. Qasam dengan Nabi Allah SWT, seperti dalam surat Al Hijr ayat 72.

‫لا مرك اِن ِف ِت ْ عمه ْون‬


‫ْ ي سك م‬
‫ر‬ ‫م‬
‫ه‬
‫ه‬
Artinya: Demi umurmu (Muhammad), sungguh, mereka terombang-ambing dalam
6
kemabukan (kesesatan).

f. Qasam dengan makhluk Allah SWT, seperti dalam surat At Tin ayat 1-2.

‫وال ِت و ز ْي ُ ْتو‬
Artinya: Demi (buah) Tin dan (buah) Zaitun, ‫ْين ال ِن‬

‫وط ْور س ْي ِن ْي ان‬

7
Artinya: demi gunung Sinai,

g. Qasam dengan waktu, seperti dalam surat Ad Dhuha ayat 1-2.

‫وال ضح‬
Artinya: Demi waktu dhuha (ketika matahari naik sepenggalah), ‫ى‬
‫وال اِذاا سجى‬
Artinya: Demi malam apabila telah sunyi,
‫ّ ْي ل‬

C. Sighat-Sighat Aqsamul Quran

1. Sighat pertama,
Sebagaimana sudah disebutkan, bahwa sighat (bentuk) yang asli dalam sumpah itu
ialah bentuk yang terdiri dari tiga unsur, yaitu fi’il sumpah ynag dimuta’addikan
dengan “ba’” muqsam bih dan muqsam alaih. Kemudian fi’il yang dijadikan sumpah
itu bisa lafal aqsamu, ahlifu atau asyhidu yang semuanya berarti “ bersumpah”.
2. Sighat kedua: ditambah huruf la Kebiasaan orang yang bersumpah itu memakai
berbagai macam bentuk, yang berarti merupakan sighat-sighat yang tidak asli
lagi.Begitu pula di dalam Al Quran, banyak terdapat juga sighat-sighat sumpah lain,
disamping yang asli. Mislanya sighat yang ditambah huruf “la” di depan fi’il
qasamnya. Contohnya seperti dalam surat Al Insyiqaq ayat 16:

‫الشفا ِق‬
‫فا َۤل اُ ۡقسم‬
Artinya: “Maka Sesungguhnya aku bersumpah dengan cahaya merah di waktu senja”,

3. Sighat ketiga: ditambah kata Qul Bala (‫ )بلي قل‬, Sighat ini adalah untuk membantah
atau menyanggah keterangan yang tidak benar. Tambahan “Qul Bala” itu adalah
untuk melengkapi ungkapan kalimat yang sebelumnya, yang berisi keterangan yang
tidak betul, yaitu kalimat:
4. Sighat keempat: ditambah kata-kata Qul Iiy (‫ )اِي قل‬Kadang-kadang sumpah dalam
Al Quran itu ditambah dengan kata-kat “ Qul Iiy” yang berarti benar.4 Seperti dalam
surat Yunus ayat 53:

‫معجز ْين‬
‫حق اا ْنت‬ ‫و ا ي ْو ا ن ك او ل ِ ا ِ ن‬
ٓ‫او ْم ما‬ ‫ْن ِبُٔـ ااحق قُ ه اِي ب ّ ه‬
‫ور ي‬ ۢ‫ستا‬

8
4 Saifullah dan Kamaluddin Sa’diyatulharamain, Sumpah Dalam Alquran, (Cet. I; Jakarta: Pustaka Azzam,
2000). hlm. 87.

9
Artinya: “dan mereka menanyakan kepadamu: "Benarkah (azab yang dijanjikan) itu?
Katakanlah: "Ya, demi Tuhanku, Sesungguhnya azab itu adalah benar dan kamu sekali-kali
tidak bisa luput (daripadanya)".

D. Tujuan dan Faedah Aqsamul Quran

a. Tujuan qasam

Dalam substansinya sumpah dilakukan untuk memperkuat pembicaraan agar dapat diterima
atau dipercaya oleh pendengarnya. Sedang sikap pendengar sesudah mendengar qasam akan
bersikap salah satu dari beberapa kemungkinan di bawah ini:

1) Apabila berita itu sampai pada pendengar dan dia tidak menolak, tentunya berita
tersebut dapat diterima dan dipercaya. Karena telah diperkuat dengan sumpah apalagi
dengan menggunakan kata Allah swt.
2) Bahwa pembawa berita akan merasa lega, karena telah menyampaikan berita dengan
diperkuat sumpah atau dengan beberapa taukid (penguat). Hal ini sangat berbeda
apabila membawa berita dengan tidak menggunakan qasam.

Dengan bersumpah memakai nama Allah atau sifat-sifat-Nya, maka hal ini sama dengan
mengagungkan Allah swt karena telah menjadikan namanya selaku dzat yang diagungkan
sebagai penguat sumpah.5

b. Faedah Qasam

Sumpah (qasam) dalam ucapan sehari-hari merupakan salah satu cara untuk menguatkan
pembicaraan yang diselingi dengan pembuktian untuk mendorong lawan bicara agar bisa
menerima/mempercayainya.Qasam merupakan salah satu penguat perkataan yang masyhur
untuk memantapkan dan memperkuat kebenaran sesuatu di dalam jiwa.Quran al Karim
diturunkan untuk seluruh manusia dan manusia mempunyai sikap yang bermacam-macam
terhadapnya. Maka dengan adanya qasam tersebut sedikitya diperoleh faedah-faedah sebagai
berikut:

1) Berita itu sudah sampai pendengar dan kalau dia bukan orang yang apriori menolak,
tentunya berita tersebut sudah diterima dan dipercaya karena sudah diperkuat dengan
sumpah, apalagi memakai nama Allah SWT.
2) Pemberi berita sudah merasa lega, karena telah menaklukkan pendengar dengan cara
memperkuat berita-beritanya dengan sumpah atau dengan beberapa taukid (penguat).
Hal ini berbeda sebelum dia bersumpah, jiwanya masih merasa kecewa, karena
beritanya belum diterima pendengar.
3) Dengan bersumpah memakai nama Allah atau sifat-sifat-Nya, menurut Dr. Bakri
Syekh Amin berarti memuliakan atu mengagungkan Allah SWT. karena telah
menjadikan nama-Nya selakuDzat yang diagungkan sebagai penguat sumpahnya.

5 Kamaluddin Marzuki, Ulumul Quran, (Bandung : Remaja Rosda Karya, 1994), hlm. 80

1
0
Tidak memakai nama atau benda-benda lain, sesuai dengan peraturan dan definisi
sumpah itu sendiri.6

E. Syarat-syarat bersumpah

1. Seseorang yang bersumpah harus berusia dewasa (baligh) dan berakal (aqil).
2. Pekerjaan yang menjadi objek sumpah yang ingin dilakukan bukan merupakan
pekerjaan haram dan makruh.
3. Bersumpah dengan salah satu nama Tuhan semesta alam yang tidak disebut sebagai
nama non-Zat-Nya seperti Tuhan dan Allah
4. Ia harus menyatakan sumpah dengan lisannya
5. Memungkinkan baginya untuk melaksanakan sumpah dan apabila suatu waktu
memungkinkan baginya untuk menyatakan sumpah dan setelah itu dan hungga akhir
ia tidak mampu melaksanakan sumpah yang telah ia nyatakan atau ia kesusahan
melaksanakannya maka sumpah tersebut harus ia batalkan tatkala ia memang tidak
mampu melaksanakannya.

6 Ibid, hlm 82.

8
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Sumpah ialah mengikatkan jiwa untuk tidak melakukan sesuatu perbuatan atau untuk
mengerjakannya, yang diperkuat dengan sesuatu yang diagungkan bagi orang yang
bersumpah, baik secara nyata ataupun secara keyakinan saja.

Bentuk-bentuk aqsam Al Quran ada yang menggunakan bentuk asli, ditambah dengan huruf
La, ditambah kata Qul Bala (‫)بلي قل‬, ditambah kata-kata Qul Iiy (‫)ِاي قل‬. Aqsam Al
Quran ini berfungsi sebagai penguat (ta’kid) ucapan agar pendengar mudah diterima dan
dipercaya.

Dalam qasam juga terdapat faedah-faedah diantaranya adalah berita yang sudah sampai
pendengar, dan dia bukan orang yang apriori, berita itu sudah diterima dan dipercaya karena
sudah diperkuat dengan sumpah. Pemberita berita itu sudah merasa lega, karena telah
menaklukkan pendengar dengan cara memperkuat berita dengan sumpah. Dan dengan
bersumpah menggunakan nama Allah atau sifat-sifat-Nya berarti memuliakan atau
mengagungkan Allah SWT. karena telah menggunakan nama-Nya selaku Dzat yang
diagungkan sebagai penguat sumpah.

B. Saran

Dengan selesainya makalah ini, kami mengucapkan banyak terimah kasih kepada
semua pihak yang ikut andil dalam penulisan ini. Tak lupa kami menyadari bahwa dalam
penulisan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu saran dan kritik selalu kami
tunggu dan kami perhatikan.

9
DAFTAR PUSTAKA

Abu Anwar, Ulumul Qur’an Sebuah Pengantar, Bandung:Amzah, 2005.

Djalal, Abdul, Ulumul Quran, Surabaya:Dunia Ilmu, 1998.

Rosihon Anwar, Ulumul Quran, Bandung:Pustaka Setia, 2008.

Saifullah dan Kamaluddin Sa’diyatulharamain, Sumpah Dalam Alquran, Cet. I;


Jakarta: Pustaka Azzam, 2000.

Kamaluddin Marzuki, Ulumul Quran, Bandung : Remaja Rosda Karya, 1994.

10

Anda mungkin juga menyukai