Anda di halaman 1dari 21

TUJUAN DAN FUNGSI BAHASA

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata


Kuliah “Bahasa Indonesia”

Dosen Pembimbing : Enni Suhenni, M.Pd

Disusun Oleh :
Kelompok 2

1) Bella Sabila
2) Muhammad Habibillah
3) Muhammad Rifa‟i
4) Wantri Padang

Semester : I – Pendidikan Agama Islam

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM


JAM’IYAH MAHMUDIYAH
TANJUNG PURA
LANGKAT
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan segala rahmat
dan rizkinya kepada kita semua dan tak lupa selawat berangkaikan salam kepada
junjungan kita Nabi besar Muhammad SAW yang telah banyak mengajarkan kita
kepada akhlakul karimah serta ilmu pengetahuan.
Kami sangat bersyukur kehadirat Allah karena atas izinnyalah kami dapat
menyelesaikan Tugas Makalah Bahasa Indonesia yang berjudul “Tujuan dan
Fungsi Bahasa”, tak lupa kami ucapkan banyak terima kasih kepada Ibu Enni
Suhenni, M.Pd selaku Dosen Pembimbing yang sudah memberikan arahan dan
bimbingan demi terselesaikannya tugas makalah ini.
Demikianlah tugas ini kami buat, kami mohon maaf sebesar-besarnya bila
terdapat kekurangan dan kesalahan disana sini.

Tanjung Pura, 28 Oktober 2022


Penyusun

Kelompok 2

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................... i
DAFTAR ISI................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN............................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .......................................................................... 1
C. Tujuan Penulisan ............................................................................ 2

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................ 3


A. Tujuan Mempelajari Bahasa........................................................... 3
B. Fungsi Bahasa Indonesia ................................................................ 5
C. Fungsi Bahasa dalam Kebudayaan................................................. 6
D. Fungsi Bahasa Indonesia berdasarkan Kedudukannya Sebagai
Bahasa Nasional ............................................................................. 7
E. Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Resmi Negara........................... 9
F. Penggunaan Bahasa Indonesia ....................................................... 11

BAB III PENUTUP ........................................................................................ 17


A. Kesimpulan..................................................................................... 17
B. Saran............................................................................................... 17

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 18

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, bahasa memang sangat
penting digunakan. Karena bahasa merupakan simbol yang dihasilkan menjadi
alat ucap yang biasa digunakan oleh sesama masyarakat. Dalam kehidupan sehari-
hari hampir semua aktifitas kita menggunakan bahasa. Baik menggunakan bahasa
secara lisan maupun secara tulisan dan bahasa tubuh. Bahkan saat tidur pun tanpa
sadar kita menggunakan bahasa. Berdiri sebagai lambang kebanggaan dan sebagai
lambang identitas dari bangsa.
Bahasa juga dapat diartikan sebuah simbol atau lambang bunyi yang
berfungsi sebagai alat komunikasi antara individu. Oleh karena itu pentingnya
peranan bahasa dalam kehidupan bermasyarakat. Seiring perkembangannya
bahasa terus berkembang dan beradaptasi dengan lingkungan dibawaah arus
prerkembangan pemakasian bahasa di era globalisasi. Di lingkup kecil dan
keluarga masyarakat kita menggunakan bahasa daerah untuk berkomunikasi dan
pada lingkup yang luas dan bersifat resmi digunakan Bahasa Indonesia sebagai
bahasa persatuan.
Bahasa Indonesia ialah bahasa resmi Republik Indonesia sebagaimana
disebutkan dalam Undang-Undang Dasar RI 1945,Pasal 36. Ia juga merupakan
bahasa persatuan bangsa Indonesia sebagaimana disebut dalam Sumpah Pemuda
28 Oktober 1928.Bahasa Indonesia berdiri sebagai lambang kebanggaan dan
sebagai lambang identitas diri dari bangsa kita.

B. Rumusan Masalah
1. Apa tujuan mempelajari bahasa?
2. Apa fungsi bahasa secara umum?
3. Apa fungsi bahasa dalam kebudayaan?
4. Bagaimana fungsi bahasa Indonesia sebagai bahasa Nasional?
5. Bagaimana fungsi bahasa Indonesia sebagai bahasa Resmi?
6. Bagaimana penggunaan bahasa yang baik dan benar?

1
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui tujuan mempelajari bahasa.
2. Untuk mengetahui fungsi bahasa secara umum.
3. Untuk mengetahui fungsi bahasa dalam kebudayaan.
4. Untuk mengetahui fungsi bahasa Indonesia sebagai bahasa Nasional.
5. Untuk mengetahui fungsi bahasa Indonesia sebagai bahasa Resmi.
6. Untuk mengetahui penggunaan bahasa yang baik dan benar.

2
BAB II
PEMBAHASA
N

A. Tujuan Mempelajari Bahasa


Banyak orang yang belajar bahasa dengan berbagai tujuan yang berbeda.
Ada yang belajar hanya untuk mengerti, ada yang belajar untuk memahami isi
bacaan, ada yang belajar untuk dapat bercakap-cakap dengan lancar, ada pula
yang belajar untuk gengsi-gengsian, dan ada pula yang belajar dengan berbagai
tujuan khusus.
Menurut Taufiqurrahman Tujuan bahasa secara umum dikelompokkan
menjadi empat, yaitu :1
1. Tujuan praktis, bahasa digunakan untuk komunikasi sehari-hari
2. Tujuan artistic, bahasa yang dirangkai dengan sedemikian rupa sehingga
menjadi bahasa yang indah dan dapat digunakan untuk pemuas rasa estetis.
3. Tujuan teoritis, bahasa sebagai media untuk mempelajari berbagai ilmu
pengetahuan baik dalam lingkup bahasa itu sendri atau di luar bahasa
4. Tujuan filologis, bahasa digunakan untuk mempelajari naskah-naskah tua guna
menyelidiki latar belakang sejarah mansia, kebudayaan, dan adat istiadat serta
perkembangan bahasa
Devianty R. mengemukakan 4 tujuan bahasa, sebagai berikut :2
1. Tujuan praktis, dalam tujuan ini bahasa bertujuan untuk mengadakan sebuah
interaksi (antarhubungan) dalam pergaulan sehari-hari
2. Tujuan Artistik, bahasa yang digunakan bertujuan untuk prmuasan rasa estetis
ketika seseorang mengolah dan mengungkapkan bahasa itu dengan seindah-
indahnya.
3. Bahasa bertujuan untuk menjadi kunci dalam mempelajari pengetahuan-
pengetahuan lain.
4. Tujuan filologis, bahasa bertujuan untuk mempelajari naskah-naskah tua yang
dapat digunakan dalam analisis latar belakang sejarah manusia, kebudayaan,

1
Taufiqurrahman & Suyadi. Analisis Aspek Perkembangan Bahasa Anak Usia Dasar
Dalam Proses Pembelajaran. (In Pionir: Jurnal Pendidikan, Vol. 8, Issue 2, 2020), h. 2
2
Rina Devianty, Bahasa Sebagai Cermin Kebudayan. Jurnal Tarbiyah, Vol. 24, No.2,
2017), h. 4

3
adat istiadat, serta perkembangan bahasa itu sendiri.
Tujuan pembelajaran bahasa, menurut Basiran adalah keterampilan
komunikasi dalam berbagai konteks komunikasi. Kemampuan yang
dikembangkan adalah daya tangkap makna, peran, daya tafsir, menilai, dan
mengekspresikan diri dengan berbahasa. Kesemuanya itu dikelompokkan menjadi
kebahasaan, pemahaman, dan penggunaan.3
Sementara itu, dalam kurikulum 2004 untuk SMA dan MA, disebutkan bahwa
tujuan pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia secara umum meliputi:
1. Siswa menghargai dan membanggakan Bahasa Indonesia sebagai bahasa
persatuan (nasional) dan bahasa negara.
2. Siswa memahami Bahasa Indonesia dari segi bentuk, makna, dan fungsi,serta
menggunakannya dengan tepat dan kreatif untuk bermacam-macam tujuan,
keperluan, dan keadaan.
3. Siswa memiliki kemampuan menggunakan Bahasa Indonesia untuk
meningkatkan kemampuan intelektual, kematangan emosional,dan
kematangan sosial.
4. Siswa memiliki disiplin dalam berpikir dan berbahasa (berbicara dan menulis).
5. Siswa mampu menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk
mengembangkan kepribadian, memperluas wawasan kehidupan, serta
meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa.
6. Siswa menghargai dan membanggakan sastra Indonesia sebagai khazanah
budaya dan intelektual manusia Indonesia.
Untuk sampai pada tujuan tersebut, diperlukan strategi penyampaian
pembelajaran berupa metode untuk menyampaikan pembelajaran kepada pebelajar
untuk menerima serta merespon masukan yang berasal dari pelajar. Adapun
strategi pengelolaan pembelajaran adalah metode untuk menata interaksi antara
pelajar dengan variabel pengorganisasian dan penyampaian isi pembelajaran.4
Dari berbagai pendapat tersebut data disimpulkan tujuan bahasa sebagai
berikut:

3
Mokh Basiran, Apakah yang Dituntut GBPP Bahasa Indonesia Kurikulum. 1994?.
(Yogyakarta: Depdikbud, 1999), h. 56
4
R. Kunjana Rahardi. Imperatif dalam Bahasa Indonesia. (Yogyakarta: Duta Wacana
University Press. 2000), h. 107

4
1. Tujuan praktis, bahasa digunakan untuk berinteraksi antar satu sama lain.
2. Tujuan artistic, bahasa dirangkai menjadi indah sebagai pemuas rasa estetis
manusia.
3. Tujuan teoritis, bahasa digunakan untuk mempelajari pengetahuan-
pengetahuan lain.
4. Tujuan filologi, bahasa digunakan untuk mempelajari naskah tua sebagai
sumber dari berbagai sejarah dan peradaban.

B. Fungsi Bahasa Indonesia


Berkaitan dengan fungsi bahasa, Keraf (2004: 3) mengatakan bahwa
bahasa mempunyai empat fungsi yaitu : (1) sebagai alat untuk menyatakan
ekspresi diri, (2) alat komunikasi, (3) alat mengadakan integrasi dan adaptasi
sosial, dan (4) alat mengadakan kontrol sosial. Secara rinci keempat fungsi bahasa
dijelaskan sebagai berikut.5
a. Alat untuk Menyatakan Ekspresi Diri
Ekspresi diri berarti menggungkapkan segala hal yang dirasakan oleh
pikiran dan perasaan manusia. Bahasa menyatakan segala sesuatu yang
digunakan oleh manusia sebagai media untuk membebaskan diri dari
persoalan-persoalan dan tekanan hidup yang dialaminya. Bahasa dapat
mendorong manusia mengekspresikan dirinya agar menarik perhatian orang
lain. Dalam hal ini bahasa digunakan sebagai alat untuk mencari perhatian
orang lain terhadap hal-hal yang dirasakan penutur.
b. Alat Komunikasi
Bahasa sebagai alat komunikasi merupakan fungsi bahasa yang
bersifat intrapersonal karena bahasa digunakan sebagai alat untuk saling
bertukar pikiran dan perasaan antar manusia. Dalam kehidupan sehari-hari,
tentunya manusia tidak akan lepas dari kegiatan komunikasi dengan media
bahasa. Dengan begitu manusia dapat menciptakan kerjasama dengan
sesama warga.

c. Alat Mengadakan Integrasi dan Adaptasi Sosial


5
Gorys Keraf, Komposisi: Sebuah Pengantar Kemahiran Bahasa. (Flores: Nusa Indah,
2004), h. 3

5
Dalam kehidupan manusia selalu membutuhkan eksistensi untuk
diterima dan diakui oleh masyarakatnya. Dalam pembentukan eksistensi
itulah, manusia akan melakukan intregrasi dan adapatasi dengan
menggunakan bahasa sebagai perantaranya. Dalam proses ini, dengan
bahasa seorang anggota masyarakat akan mengenal dan mempelajari segala
adat istiadat, tingkah laku dan tata krama masyarakatnya. Oleh karena itu,
secara sosial kolektif bahasa mempunyai peran penting sebagai media untuk
membentuk keharmonisan kehidupan masayarakat dalam proses integrasi
dan adaptasi sosial.
d. Alat Mengadakan Kontrol Sosial
Bahasa akan dimobilisasi oleh seseorang sebagai usaha untuk
mempengaruhi pikiran dan tindakan orang. Hampir setiap hari kegiatan
kontrol sosial akan terjadi dalam masyarakat. Misalnya orang tua yang
menasehati anak-anaknya, kepala desa yang memberikan penerangan dan
penyuluhan pada warganya. Untuk itu, diperlukan kemampuan penggunaan
bahasa yang baik dan kominikatif. Dengan menggunakan bahasa yang baik
dan komunikatif, maka seseorang bisa mempengaruhi pikiran dan tindakan
orang lain sesuai dengan yang diharapkannya.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa bahasa berfungsi
sebagai alat komunikasi yang digunakan oleh segenap masyarakat untuk
mengekspresikan diri, mengadakan integrasi (adaptasi sosial), dan untuk
mengadakan kontrol sosial.

C. Fungsi Bahasa dalam Kebudayaan


Bahasa merupakan bagian dari kebudayaan, bahkan bahasa sering juga
disebutkan sebagai faktor dominan dari kebudayaan. Kebudayaan dari sudut
pandang ilmu bahasa adalah (1) pengatur dan pengikat masyarakat penutur bahasa
itu, (2) butir- butir dan satuan-satuan yang diperoleh manusia pemakai bahasa
melalui jalur belajar atau pendidikan, (3) pola kebiasaan dan perilaku manusia,
dan (4) suatu sistem komunikasi dalam masyarakat yang berperan dalam
membentuk dan memelihara kesatuan, kerja sama, dan kehidupan.
Dengan dasar-dasar di atas, maka dalam kebudayaan bahasa berfungsi

6
sebagai:6
1. Sarana pengembangan kebudayaan
2. Sarana pembinaan kebudayaan
3. Jalur pemeliharaan dan penerus kebudayaan
4. Jalur dan sarana inventarisasi kebudayaan.
Jadi, bahasa tidak dapat dipisahkan dari kehidupan budaya manusia karena
antara bahasa dan budaya ada semacam hubungan timbal-balik atau kausalitas.
Bahasa merupakan salah satu hasil budaya, sedangkan budaya manusia banyak
pula dipengaruhi oleh bahasa.
Fungsi bahasa dalam masyarakat adalah sebagai alat interaksi sosial,
walaupun bukan satu-satunya alat interaksi sosial. Selain bahasa, masih banyak
alat lain yang dapat digunakan sebagai alat interaksi sosial tersebut, tetapi apabila
dibandingkan dengan media lainnya, bahasa merupakan alat yang paling penting
dan lengkap, serta paling sempurna dalam melaksanakan interaksi.

D. Fungsi Bahasa Indonesia berdasarkan Kedudukannya Sebagai Bahasa


Nasional
“Hasil Perumusan Seminar Politik Bahasa Indonesia” yang di
selenggarakan di Jakarta pada tanggal 25-28 Februari 1975 antara lain
menegaskan bahwa dalam kedudukannya berfungsi sebagai:7
1. Lambang Kebanggaan Nasional
Sebagai lambang kebanggan nasional, bahasa Indonesia memancarkan
nilai-nilai sosial budaya luhur bangsa Indonesia. Dengan keluhuran nilai yang
dicerminkan bangsa Indonesia, kita harus bangga dengannya, menjunjung
tinggi dan mempertahankan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. Sebagai
realisasi kebanggaan kita terhadap bahasa Indonesia, kita harus memakainya
tanpa ada rasa rendah diri melainkan kita harus berbangga hati menggunakan
dan memelihara bahasa Indonesia.

6
J.S. Badudu. Inilah Bahasa Indonesia yang Benar. (Jakarta:Gramedia Pustaka Utama.
1994), h. 72.
7
Sugihastuti.Bahasa Indonesia Dari Awam Mahasiswa sampai Wartawan.
(Yogyakarta:Gama Media, 2003), h. 137.

7
2. Lambang Identitas Nasional
Sebagai lambang identitas nasional, bahasa Indonesia merupakan
lambang bangsa Indonesia. Ini berarti, dengan bahasa Indonesia akan dapat
diketahui siapa kita, yaitu sifat, peringai, dan watak kita sebagai bangsa
Indonesia. Karena fungsinya yang demikian itu, maka kita harus menjaganya
jangan sampai ciri kepribadian kita tidak tercemin di dalamnya. Jangan
sampai Bahasa Indonesia tidak menunjukan gambaran bangsa Indonesia yang
sebenarnya.
3. Alat Pemersatu Berbagai Masyarakat yang Berbeda Latar Belakang Sosial,
Budaya dan Bahasanya
Dengan adanya fungsi ini maka seluruh masyarakat Indonesia dari
berbagai suku bisa bersatu padu. Dengan bahasa Indonesia akan merasa serasi
dan aman hidupnya karena mereka tidak merasa dijajah oleh suku bangsa lain.
Ditambah lagi adanya fakta bahwa identitas dan nilai-nilai budaya dari suku
lain masih tercemin pada bahasa daerah masing-masing, bahkan diharapkan
dapat memperkaya khazanah bahasa Indonesia.
4. Alat Penghubung Antarbudaya Antardaerah
Dengan bahasa Indonesia seseorang dapat saling berhubungan untuk
segala aspek kehidupan. Warga Indonesia terkenal dengan keragaman
penduduknya yang berasal dari berbagai suku bangsa yang memiliki adat
berbeda. Dengan adanya fungsi ini maka seluruh masyarakat Indonesia dapat
bersatu walupun berasal dari suku bangsa yang berbeda. Kita dapat
mempelajari ataupun mengetahui kebudayaan dari daerah lain karena sudah
ada media komunikasi formal yang menjebatani kita sehingga kita bisa
berkomunikasi dengan baik. Bagi pemerintah, segala kebijakan dan strategi
yang berhubungan dengan ideologi, politik, ekonomi, sosial, budaya,
pertahanan, dan kemanan mudah diinformasikan kepada warga. Apabila arus
informasi antarmanusia meningkat berarti akan mempercepat peningkatan
pengetahuan seseorang. Apabila pengetahuan seseorang meningkat berarti
tujuan pembangunan akan cepat tercapai.

E. Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Resmi Negara

8
Selain berkedudukan sebagai bahasa nasional, bahasa Indonesia juga
berkedudukan sebagai bahasa negara. Hal ini sesuai dengan ketentuan yang tertera
di dalam Undang-Undang Dasar 1945, Bab XV, Pasal 36, yang berbunyi “Bahasa
Negara ialah Bahasa Indonesia”. Dengan demikian, kedudukan bahasa Indonesia
mempunyai landasan yuridis yang kuat dalam tata kehidupan berbangsa dan
bernegara kita. Di dalam kedudukannya sebagai bahasa negara, bahasa Indonesia
berfungsi sebagai:
a. Bahasa resmi kenegaraan,
b. Bahasa pengantar di dalam dunia pendidikan,
c. Alat perhubungan pada tingkat nasional untuk kepentingan perencanaan dan
pelaksanaan pembangunan nasional serta kepentingan pemerintah, dan
d. Alat pengembangan kebudayaan, ilmu pengetahuan, dan teknologi.
Sebagai bahasa resmi kenegaraan, bahasa Indonesia dipakai di dalam
segala upacara, peristiwa, dan kegiatan kenegaraan baik secara lisan maupun
dalam bentuk tulisan. Dokumen-dokumen dan keputusan-keputusan serta surat-
menyurat yang dikeluarkan oleh pemerintah dan badan-badan kenegaraan lainnya
seperti Dewan Perwakilan Rakyat dan Majlis Permusyawaratan Rakyat ditulis di
dalam bahasa Indonesia. Pidato-pidato terutama pidato kenegaraan, ditulis dan
diucapkan di dalam bahasa Indonesia. Demikian pula halnya dengan pemakaian
bahasa Indonesia oleh warga masyarakat kita di dalam hubungan dengan upacara,
peristiwa, dan kegiatan kenegaraan. Dengan kata lain, komunikasi timbal balik
antara pemerintah dan masyarakat berlangsung dengan mempergunakan bahasa
Indonesia.
Di dalam kedudukannya sebagai bahasa negara, bahasa Indonesia
berfungsi pula sebagai bahasa pengantar di lembaga-lembaga pendidikan mulai
dari taman kanak-kanak sampai dengan perguruan tinggi di seluruh Indonesia
kecuali di daerah-daerah bahasa seperti Aceh, Batak, Sunda, Jawa, Madura, Bali,
Makasar, Papua, dan sebagainya. Di daerah-daerah bahasa ini masih terdapat
bahasa daerah yang bersangkutan dipakai sebagai bahasa pengantar sampai
dengan tahun ketiga pendidikan dasar.
Fungsi bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar di dalam dunia
pendidikan berhubungan erat dengan fungsinya sebagai alat perhubungan pada

9
tingkat nasional untuk kepentingan perencanaan dan pelaksanaan pembangunan
nasional serta untuk kepentingan pelaksanaan pemerintahan. Di dalam hubungan
dengan fungsi ini, bahasa Indonesia dipakai bukan saja sebagai alat komunikasi
timbal balik antara pemerintah dan masyarakat luas, dan bukan saja sebagai alat
perhubungan antardaerah dan antarsuku, tetapi juga sebagai alat perhubungan di
dalam masyarakat yang sama latar belakang sosial budaya dan bahasanya. Jadi,
apabila pokok persoalan yang diperkatakan itu adalah masalah yang menyangkut
tingkat nasional, bukan tingkat daerah, maka terdapatlah kecenderungan untuk
mempergunakan bahasa nasional, bukan bahasa daerah, apalagi apabila di antara
orang-orang yang bersangkutan terdapat jarak sosial yang cukup besar.
Akhirnya, di dalam kedudukannya sebagai bahasa negara, bahasa
Indonesia berfungsi sebagai alat pengembangan kebudayaan nasional, ilmu
pengetahuan, dan teknologi. Di dalam hubungan ini, bahasa Indonesia adalah
satu-satunya alat yang memungkinkan kita membina serta mengembangkan
kebudayaan nasional sedemikian rupa sehingga ia memiliki ciri-ciri dan
identitasnya sendiri, yang membedakan dari kebudayaan daerah. Pada waktu yang
sama, bahasa Indonesia kita pergunakan sebagai alat untuk menyatakan nilai-nilai
sosial budaya nasional kita.
Di samping itu, bahasa Indonesia berfungsi sebagai bahasa pendukung
ilmu pengetahuan dan teknologi modern untuk kepentingan nasional kita.
Penyebarluasan ilmu pengetahuan dan teknologi modern serta manfaat yang dapat
diberikannya kepada perencanaan dan pelaksanaan kita, baik melalui penulisan
dan penerjemahan buku-buku teks serta penyajian pelajaran di lembaga-lembaga
pendidikan maupun melalui penulisan buku-buku untuk masyarakat umum dan
melalui sarana-sarana lain di luar lembaga-lembaga pendidikan, dilaksanakan
dengan mempergunakan bahasa Indonesia. Dengan demikian, masyarakat bangsa
kita tidak tergantung sepenuhnya kepada bahasa-bahasa asing di dalam usahanya
untuk mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi modern serta
untuk ikut serta di dalam usaha pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
modern itu sendiri.
F. Penggunaan Bahasa Indonesia

1
Sering kita dengar ungkapan “gunakanlah bahasa Indonesia yang baik dan
benar.” Terhadap ungkapan itu timbul banyak reaksi. Pertama, orang mengira
bahwa kata baik dan benar dalam ungkapan itu mengandung arti atau makna yang
sama atau identik. Sebenarnya tidak! Justru ungkapan itu memberikan kesempatan
dan hak kepada pemakai bahasa untuk menggunakan bahasa secara bebas sesuai
dengan keinginannya dan kemampuannya dalam berbahasa.mari kita tinjau arti
kedua kata itu.
Berbahasa yang baik ialah berbahasa sesuai dengan “lingkungan” bahasa
itu digunakan. Dalam hal ini beberapa faktor menjadi penentu. Pertama, orang
yang berbicara; kedua orang yang diajak berbicara; ketiga, situasi pembicaraan
apakah situasi itu formal atau nonforml; keempat, masalah atau topik
pembicaraan.
Sedangkan bahasa yang benar ialah bahasa yang sesuai dengan kaidahnya,
aturannya, bentuk, strukturnya. Kalau berbahasa Indonesia baku harus seperti
bahasa yang kaidahya tertulis dalam buku-buku tata bahasa. Sebaliknya, jika
menggunakan salah satu dialek. Dialek Jakarta misalnya, harus betul-betul bahasa
Jakarta seperti yang digunakan oleh penduduk asli Jakarta. Itulah yang dimaksud
dengan kata benar.
1. Bahasa Indonesia baku
Bahasa Indonesia yang baku ialah bahasa Indonesia yang digunakan
orang-orang terdidik dan yang dipakai sebagai tolak bandingan penggunaan
bahasa yang dianggap benar. Ragam bahasa Indonesia yang baku ini biasanya
ditandai oleh adanya sifat kemantapan dinamis dan ciri kecendekiaan.Yang
dimaksud dengan kemantapan dinamis ini ialah bahwa bahasa tersebut selalu
mengikuti kaidah atau aturan yang tetap dan mantap namun terbuka untuk
menerima perubahan yang bersistem. Ciri kecendekiaan bahasa baku dapat
dilihat dari kemampuannya dalam mengungkapkan proses pemikiran yang
rumit di berbagai bidang kehidupan dan ilmu pengetahuan. Bahasa Indonesia
baku dipakai dalam:
a. Komunikasi resmi, seperti dalam surat-menyurat resmi, peraturan
pengumuman instansi resmi atau undang-undang;
b. Tulisan ilmiah, seperti laporan penelitian, makalah, skripsi, disertasi dan

1
buku-buku ilmu pengetahuan
c. Pembicaraan di muka umum, seperti dalam khotbah, ceramah, kuliah
pidato; dan
d. Pembicaraan dengan orang yang dihormati atau yang belum dikenal.
2. Bahasa Indonesia dalam Konteks Ilmiah
Bahasa Indonesia mempunyai kedudukan yang sangat penting, antara
lain, bersumber pada ikrar ketiga Sumpah Pemuda 1928 yang berbunyi: Kami
putra dan putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia. Ini
berarti bahwa bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional, kedudukannya
berada di atas bahasa-bahasa daerah. Selain itu, di dalam Undang-Undang
Dasar 1945 tercantum pasal khusus (Bab XV, Pasal 36) mengenai kedudukan
bahasa Indonesia yang menyatakan bahwa bahasa negara ialah bahasa
Indonesia. Dengan demikian ada dua macam kedudukan bahasa Indonesia.
Pertama, bahasa Indonesia berkedudukan sebagai bahasa nasional, sesuai
dengan Sumpah Pemuda 1928, dan kedua bahasa Indonesia berkedudukan
sebagai bahasa negara, sesuai dengan Undang-Undang Dasar 1945.
Dalam tulisan ilmiah, bahasa sering diartikan sebagai tulisan yang
mengungkapkan buah pikiran sebagai hasil dari pengamatan, tinjauan,
penelitian yang seksama dalam bidang ilmu pengetahuan tertentu, menurut
metode tertentu, dengan sistematika penulisan tertentu, serta isi, fakta, dan
kebenarannya dapat dibuktikan dan dapat dipertanggungjawabkan. Bentuk-
bentuk karangan ilmiah identik dengan jenis karangan ilmiah, yaitu makalah,
laporan praktik kerja, kertas kerja, skripsi, tesis, dan disertasi.
Dalam penulisan ilmiah, bahasa merupakan hal yang terpenting. Untuk
itu kita harus sebaik mungkin menggunakannya. Antara lain :
a. Dalam hal penggunaan ejaan. Ejaan ialah penggambaran bunyi bahasa
dalam kaidah tulis menulis yang distandarisasikan yang meliputi
pemakaian huruf, penulisan huruf, penulisan kata, penulisan unsur
serapan, dan pemakaian tanda baca.
b. Dalam hal penulisan kata. Baik kata dasar, kata turunan, bentuk ulang,
kata ganti, kata depan, kata sandang, maupun gabungan kata.
c. Dalam penggunaan partikel lah, kah, tah, pun. Partikel lah, kah, tah ditulis

1
serangkai dengan kata yang mendahuluinya. Contoh: Pergilah sekarang!
Sedangkan partikel pun ditulis terpisah dari kata yang mendahuluinya.
Contoh: Jika engkau pergi, aku pun akan pergi. Kata-kata yang sudah
dianggap padu ditulis serangkai, seperti andaipun, ataupun, bagaimanapun,
kalaupun, walaupun, meskipun, sekalipun.
d. Dalam hal pemakaian Ragam Bahasa. Berdasarkan pemakaiannya, bahasa
memiliki bermacam-macam ragam sesuai dengan fungsi, kedudukan, serta
lingkungannya. Ragam bahasa pada pokoknya terdiri atas ragam lisan dan
ragam tulis. Ragam lisan terdiri atas ragam lisan baku dan ragam lisan tak
baku. Ragam tulis terdiri atas ragam tulis baku dan ragam tulis tak baku.
e. Dalam penulisan Singkatan dan Akronim. Singkatan nama orang, nama
gelar, sapaan jabatan atau pangkat diikuti tanda titik. Contoh: Muh.
Yamin, S.H. (Sarjana Hukum ). Singkatan yang terdiri atas tiga huruf atau
lebih diikuti satu tanda titik. Contoh: dll. hlm. sda. Yth. Singkatan nama
resmi lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, badan atau organisasi, serta
dokumen resmi yang terdiri atas huruf awal setiap kata ditulis dengan
huruf kapital dan tidak diikuti tanda titik. Contoh: DPR GBHN KTP PT.
Akronim nama diri yang berupa gabungan huruf awal dari deret kata
ditulis seluruhnya dengan huruf kapital. Contoh: ABRI LAN IKIP SIM.
Akronim nama diri yang berupa gabungan suku kata atau gabungan huruf
dan suku kata dari deret kata ditulis dengan huruf awal huruf kapital.
Contoh: Akabri Bappenas Iwapi Kowani.
f. Dalam penulisan Angka dan Lambang Bilangan. Penulisan kata bilangan
tingkat dapat dilakukan dengan cara berikut. Contoh: Abad XX dikenal
sebagai abad teknologi. Lambang bilangan yang dapat dinyatakan dengan
satu atau dua kata ditulis dengan huruf, kecuali jika beberapa lambang
dipakai berturut-turut. Contoh: Ada sekitar lima puluh calon mahasiswa
yang tidak diterima di perguruan tinggi itu.
g. Dalam pemakaian tanda baca. Pemakaian tanda titik (.), tanda koma (,),
tanda titik dua (:), tanda titik koma (,), tanda hubung, (-) tanda pisah (_),
tanda petik (“), tanda garis miring, (/) dan tanda penyingkat atau aprostop
(„).

1
h. Dalam pemakaian imbuhan, awalan, dan akhiran.
Dalam penulisan ilmiah, selain harus memperhatikan faktor
kebahasaan, kita pun harus mempertimbangkan berbagai faktor di luar
kebahasaan.Faktor tersebut sangat berpengaruh pada penggunaan kata karena
kata merupakan tempat menampung ide. Dalam kaitan ini, kita harus
memperhatikan ketepatan kata yang mengandung gagasan atau ide yang kita
sampaikan, kemudian kesesuaian kata dengan situasi bicara dan kondisi
pendengar atau pembaca.
3. Penggunaan Bahasa Indonesia Di Kalangan Remaja
Dahulu Bahasa Indonesia digunakan dengan baik dan benar sesuai
kaidah berbahasa yang tepat. Namun kini, seiring dengan perkembangan
teknologi dan pengaruh budaya luar, Bahasa Indonesia rusak justru di tangan
para pemudanya sendiri. Penggunaan Bahasa Indonesia oleh remaja masa kini,
terutama di kota-kota besar, sangat tidak sesuai dengan kaidah berbahasa yang
baik dan benar. Remaja mencampur-adukkan Bahasa Indonesia dengan
bahasa-bahasa daerah dan asing kemudian menyebutnya sebagai „bahasa
gaul‟. Kosa kata baru banyak muncul untuk mengganti kata-kata dalam
Bahasa Indonesia. Misalnya „gue‟ yang berasal dari Bahasa Betawi,
digunakan untuk mengganti kata „saya‟; „loe‟ untuk mengganti kata „kamu‟;
„nyokap- bokap‟ untuk mengganti kata „ayah-ibu‟ dan muncul kosa kata
yang tidak jelas artinya seperti „jijay‟, ‟lebay‟, „kamseupay‟ dan muncul
partikel-partikel seperti „-sih‟ dan „dong‟.
Ironisnya, penggunaan „bahasa gaul‟ ini tidak hanya di lingkungan
pergaulan, namun telah mendarah daging dan tak jarang digunakan remaja di
sekolah, bahkan ketika tes atau pelajaran Bahasa Indonesia sekalipun. Di
sekolah, remaja spontan berbicara atau menulis dengan „bahasa gaul‟ dengan
teman dan guru karena telah terbiasa menggunakannya dalam percakapan
sehari-hari dan menulis sms.
Didalam masyarakat saat ini telah berkembang dan banyak yang
menyatakan pendapat bahwa para remaja kita dengan bahasa prokemnya telah
merusak bahasa Indonesia yang baik dan benar. Perkembangan bahasa prokem
atau bahasa yang hanya dipakai para pemuda. Remaja yang menggunakan

1
seenaknya dan tidak dapat dipahami masyarakat umum, atau dapat disebut
juga bahasa gaul.
Mulai dari remaja di tinggakat sekolah menengah pertama, sekolah
menengah atas sampai para mahasiswa atau mahasiswi. Sebagian besar dari
mereka saat berkomunikasi telah jauh dari susunan keindonesiaan yang baik
dan benar, walaupun seperti yang kita ketahui mereka semua berada dalam
kalangan akademik yang masih mendapatkan pendidikan. Tetapi pada
kenyataannya bahasa Indonesia yang telah disusun rapi dengan EYD telah
jauh dilupakan.
Itu disebabkan karena pengaruh globalisasi, media masa dan pengaruh
semakin banyaknya orang asing yang berada di Indonesia secara langsung
atau tidak langsung telah mempengaruhi bagaimana remaja berkomunikasi.
Pengaruh globalisasi membawa dampak negatif bagi remaja dalam hal
kebahasaan yaitu tercermin pada perilaku masyarakat yang mulai
meninggalkan bahasa Indonesia dan terbiasa menggunakan bahasa gaul atau
bahasa prokem. Sedangkan dari media masa dan dari pengaruh semakin
banyaknya orang asing yang berada di Indonesia membawa dampak
berkembangnya bahasa asing dikalangan remaja yang tidak jelas
penggunaanya dan sulit dipahami masyarakat.
Dari pengaruh tersebut didapatkan tiga bahasa yang digunakan remaja
saat ini, yaitu yang pertama bahasa prokem atau bahasa gaul merupakan
bahasa yang digunakan dikalangan pemuda ataupun remaja yang dalam
penggunaan bahasa seenaknya sendiri sehingga masyarakat tidak dapat
memehaminya dalam proses komunikasi. Bahasa gaul merupakan bahasa yang
digunakan dikalangan remaja karena pengaruh arus globalisasi. Bahasa gaul
juga merupakan ragam bahasa Indonesia nonstandar yang lazim digunakan
diJakarta pada tahun 1970-an yang kemudian digantikan oleh ragam yang
disebut sebagaibahasa gaul, bahasa karena pengaruh waktu. Dan yang
kedua yaitu bahasa asing, bahasa asing merupakan bahasa yang tidak
digunakan oleh orang yang tinggal di sebuah tempat yang tertentu
misalnya, bahasa Indonesia dianggap sebagai sebuah bahasa yang asing
di Australia. bahasa asing juga merupakan sebuah bahasa yang tidak
digunakan di tanah air atau negara asal seseorang. Sangat disayangkan bahwa

1
bahasa asing terutama bahasa Inggris telah memperkaya kosakata bahasa
Indonesia dan yang tidak dapat dipungkiri lagi banyak diantara mereka yang
menuliskan kosakata asing padahal kosakata itu telah diindonesiakan. Dan
yang ketiga yaitu bahasa daerah yang merupakan warisan budaya dari
daerahnya masing-masing di wilayah Indonesia. Bahasa daerah merupakan
identitas dari daerahnya masing-masing. Indonesia kaya akan bahasa daerah,
tetapi seperti yang kita ketahui penggunaannya terkadang tidak sesuai pada
waktunya. Remaja yang derada dalam suasana formal dan lingkungan
akedemik seharusnya menggunakan bahasa Indonesia dngan baik dan benar
tetapi pada kenyataannya mereka masih membawa bahsanya asalnya atau
bahasa daerah.8

BAB III
8
Salliyanti. 2003. Bahasa Prokem Di Kalangan Remaja. Dalam Salliyanti.blogspot.com.
diakses pada tanggal 18 Oktober 2022

1
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dengan demikian perlu dapat ditarik kesimpulan bahwa Bahasa adalah
sistem simbol bunyi yang bermakna dan berartikulasi (dihasilkan oleh alat ucap)
yang bersifat arbitrer dan konvensional, yang dipakai sebagai alat berkomunikasi
oleh sekelompok manusia untuk melahirkan perasaan dan pikiran. Sedangkan dari
makna Bahasa itu terdapat macam dan ragam bahasa yang telah dijelaskan di atas.
Peran bahasa Indonesia sangat penting. Peranan bahasa Indonesia mencakup
bebagai aspek kehidupan, baik untuk disi sendiri maupun lingkungan masyarakat.
Bahasa selain sebagai bahasa negara, bahasa juga memiliki sebuah tujuan
dari pembelajaran bahasa. Banyak orang yang belajar bahasa dengan berbagai
tujuan yang berbeda. Ada yang belajar hanya untuk mengerti, ada yang belajar
untuk memahami isi bacaan, ada yang belajar untuk dapat bercakap-cakap dengan
lancar, ada pula yang belajar untuk gengsi-gengsian, dan ada pula yang belajar
dengan berbagai tujuan khusus.

B. Saran
Demikianlah makalah ini ditulis dengan segala keterbatasan yang ada.
Penulis sadar bahwa makalah ini masih banyak kekurangannya, untuk itu kritik
dan saran dari manapun datangnya selalu penulis terima dengan senang hati demi
perbaikan kedepan. Akhirnya semoga pemikiran yang ada pada tulisan ini bisa
menjadi kontribusi pemikiran bagi pengembangan pendidikan di Indonesia.

DAFTAR PUSTAKA

1
Badudu, J.S.1994. Inilah Bahasa Indonesia yang Benar. Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama.

Basiran, Mokh, 1999. Apakah yang Dituntut GBPP Bahasa Indonesia Kurikulum.
1994?. Yogyakarta: Depdikbud.

Chaer, Abdul. 1993.Pembakuan Bahasa Indonesia. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Charlie, Lie. 1999. Bahasa Indonesia yang Baik dan Gimana Gitu. Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama.

Devianty, Rina, 2017. Bahasa Sebagai Cermin Kebudayan. Jurnal Tarbiyah, Vol.
24, No.2.

Keraf, Gorys, 2004. Komposisi: Sebuah Pengantar Kemahiran Bahasa. Flores:


Nusa Indah.

Rahardi, R. Kunjana. 2000. Imperatif dalam Bahasa Indonesia.Yogyakarta:Duta


Wacana University Press.

Rahmatarifin, 2011. Dampak positif dan negatif penggunaan bahasa gaul dan
asing. dalam Rahmatarifin.wordpress.com. diakses pada tanggal 18
Oktober 2022

Salliyanti. 2003. Bahasa Prokem Di Kalangan Remaja. Dalam


Salliyanti.blogspot.com. diakses pada tanggal 18 Oktober 2022

Samsuri. 1985. Tata Kalimat Bahasa Indonesia. Jakarta: PT Sastra Hudaya.

Sugihastuti. 2003. Bahasa Indonesia Dari Awam Mahasiswa sampai Wartawan.


Yogyakarta: Gama Media.

Taufiqurrahman & Suyadi. 2020. Analisis Aspek Perkembangan Bahasa Anak


Usia Dasar Dalam Proses Pembelajaran. In Pionir: Jurnal Pendidikan,
Vol. 8, Issue 2.

Anda mungkin juga menyukai